Ekt 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

M Mustain Haris

1802010113
EKT 2
HUKUM PERKAWINAN & WARIS ISLAM

1. Apa yang di sebut dengan Ashabul Furud ?


Jawab :
Ashabul Furudh adalah orang - orang yang mendapat bagian warisan
yang sudah di tentukan dalam Al Qur`andan Al hadist. Kelompok ashabul
furudh ini harus didahulukan daripada kelompok lain, ahli waris ashabul
furudh ini adalah ahli waris yang sudah di tetapkan bagiannya, yaitu : 1⁄2, 2/3,
1/3, 1⁄4, 1/6 dan 1/8.
2. Apa yang di sebut ‘Ashabah ?
Jawab :
Ashabah adalah golongan ahli waris yang berhak mendapatkan warisan
namun besarnya tidak di tetapkan di dalam Al-Qur`an, ia mendapatkan sisa
bagian setelah harta warisan di bagikan kepada semua Ashabul furudh.
3. Jelaskan perbedaan antara : `ashabah bin nafsi, `ashabah bil ghair, dan `ashabah
ma`alghair ?
Jawab :
▪ Ashabah binnafsi, ialah ahli waris yang menjadi menjadi ashabah karena dirinya
sendiri.
▪ Ashabah bil gair, adalah ahli waris yang menjadi ashabah karena di tarik oleh ahli
waris yang telah menjadi ashabah. Apabila tidak ada ashabah maka iatetap menjadi
bagian sebagai ashabul furudh.
▪ Ashabah maal gair, adalah ahli waris yang menjadi ashabah karena bersama -
sama dengan ahli waris lain yang bukan ashabah. Apabila ahli waris yang lain itu
tidak ada, maka ia tetap mendapatkan bagian sebagai ashabul furudh. 
4. Apa itu Dzawil Arham? 
Jawab :
Dzawil Arham adalah ahli waris yang mempunyai tali kekerabatan
dengan pewaris, namun mereka tidak mewarisinya secara ashabul furudh dan
tidak pula seacara ashabah. Misalnya bibi (saudara permpuan ibu atau
ayah) ,paman (saudara laki - laki ibu atau ayah) , keponakan laki - laki dari
saudara perempuan, cucu laki - laki dari anak perempuan.
5. Apa itu ahli waris pengganti siapa saja menurut. Kompolasi Hukum Islam (K.I.H
pasal 185 ?
Jawab:
Ahli waris pengganti dengan mengacu pasal 185 KHI yang menyatakan
bahwa “ahli waris pengganti yang meninggal terlebih dahulu dari pada si
pewaris maka kedudukannya dapat di gantikan oleh anaknya, kecuali mereka
yang tersebut dalam pasal 173 yang di karenakan pembunuhan (2) bagian ahli
waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang sederajat
dengan yang di gantikan.
Penjelasan konteks dari pasal 185 ayat (1) menunjukan bahwa ahli waris
pengganti ialah cucu dari si pewaris, maka pewarisnya adalah si kakek.
6. Apa itu Kalalah?
Jawab :
Kalalah dalam istilah kajian Hukum Waris Islam yang berarti orang yang
tidak mempunyai anak dan ayah. Istilah ini di gunakan untuk pewaris dan ahli
waris.
7. Sebutkan dan jelaskan 3 ahli waris (Mahjub, Man’u, dan Takharrul) yang tidak
Mendapatkan Harta Waris ?
Jawab :
1. Mahjub
Mahjub adalah terhalang untuk mendapatkan warisan. Karena ada
ahli waris yang berbuhungan kekeluargaan lebih dekat dengan pewaris,
Adapun halangannya yang membuat ahli waris tidak bisa mendapatkan
warisan di sebut hijab. Hijab ada 2 (dua) macam yaitu :
a) Hijab nuqshan yaitu halangan yang membuat jatah warisan berkurang karena
keberadaan ahli waris lain, dasarnya Q.S An Nisa : 12 yang artinya “Dan bagimu
(suami istri) 1/2 dari harta yang di tinggalkan oleh istri - istrimu, jika mereka tidak
mempunyai anak, jika istrimu mempunyai anak - anak, maka anda memperoleh ¼”
Contohnya : Seorang ibu yang mempunyai anak, yang karena
sebab tertentu, jika pewaris tidak memiliki anak maka ibu
memperoleh 1/3 bagian, tetapi jika pewaris mempunyi anak dan
saudara, maka ibu hanya mendapatkan 1/6 bagian. Sebab
keberadaan anak dan saudara menghalangi ibu untuk
mendapatkan 1/3 bagian, inilah yang di sebut dengan hijab
nuqshan.
b) Hijab hirman yaitu halangan untuk memperoleh warisan. Contohnya : cucu tidak
mendapatkan harta waris karena masih ada anak laki- laki si pewaris.
Contohnya : Saudara, baik laki - laki maupun wanita, tidak dapat
mendapatkan warisan, jika pewaris mempunyai anak laki - laki
atau ayah, hal ini di karenakan anak laki - laki dan ayah
menghalangi saudara untuk memperoleh harta waris,
terhalangnya saudara ini di sebut dengan hijab hirman. Saudara
dapat mendapatkan harta waris apabila pewaris tidak mempunyai
Ayah dan anak laki – laki.
2. Man`u
Man`u hamper sama dengan hijab, man`u juga berarti terhalang
untuk mendapatkan harta waris, hanya saja terhalangnya bukan
di sebabkan oleh keberadaan ahli waris yang lain, namun karena
perbuatan si ahli waris itu sendiri yaitu : Murtad (keluar dari Islam)
3. Takharruj
Takharruj artinya keluar dari pembagian harta warisan, sedangkan
mukharrij adalah sebutan untuk ahli waris yang keluar atau menolak dari
pembagian harta waris Dalam hukum waris Islam (waraidh) harta waris
di bagi setelah di kurang hutang (kewajiban - kewajiban), jadi harta neto
(bersih bukan bruto (kotor).
8.  Apa itu Ashlul Mas’alah ?
    Jawab :
Ashlul Masa`alah adalah dalam ilmu matematika kita kenal
KPK ( Kelipatan Persekutuan Terkecil ) untuk memecahkan soal - soal
pertambahan, pengurangan, dan pembagian. Ashlul mas`alah dalam ilmu
Faraidh sama dengan istilah KPK tersebut untuk mempermudah pembagian waris.
Contoh : seorang wafat meninggalkan : isteri, ibu, 2 orang saudara
perempuan sekandung dan paman.
Harta yang di tinggalkan Rp 24.000.000,00;
Ibu 1/3 = 4/12 = 4/15
Isteri ¼ = 3/12 ( terjadi `aul ) = 3/15
2 saudara perempuan 2/3 = 8/12 = 8/15
------------------------------------------------
        = 15/12 = 15/15
Ibu 4/15 x Rp 24.000.000,00; = Rp 6.400.000,00;
Istri 3/15 x Rp 24.000.000,00; = Rp 4.800.000,00;
2 saudara perempuan 8/15 x Rp 24.000.000,00; = Rp 12.800.000,00;
------------------------ +
= Rp 24.000.000,00;
9. Apa itu Gharawain ?
   Jawab :
Gharawain adalah suatu keadaan ketika Ayah dan Ibu menjadi ahli waris bersama
suami atau istri pewaris, sebagaimana kita ketahui bagian masing - masing yaitu  :
Suami : 1/2
Ibu : 1.3
AIbu mendapat 1/3 dari harta waris setelah dikurangi bagian untuk suami,
Sebab jika mendapatkan 1/3 dari seluruh bagian harta waris, maka bagian Ayah
akan menapatkan lebih kecil daripada Ibu, padahal dalam Q.S An Nisa : 11 “……
bagian seorang anak wanita…….” Dan”……, jika yang meninggal tidak memiliki
anak dan ia mewarisi Ibu Bapaknya saja, maka ibunya mendapat 1/3 bagian”
Misalnya seorang wanita wafat dan menunggalkan : suami, ayah, dan ibu, harta
warisnya sebesar Rp 1.200,000,000;
Suami ½ = 3/6 x Rp 1.200.000.000; = Rp 600.000.000;
Ibu 1/3 = 2/6 x Rp 1. 200,000,000; = Rp 400.000.000;
Ayah : ashabah yaiyu Rp 1.200.000.000; - Rp 1.000.000.000 = Rp 200.000.000
Pembagian secara gharawain
Suami : ½ - x Rp 1.200.000.000 = Rp 600.000.000;
Ibu : 1/3 x Rp 600.000.000; = pp 200.000.000;
Ayah : ashabah yaitu R1.200.000.000; - Rp 800.000.00 – Rp 400.000.000; 
10. Apa itu Muqasamah ?
      Jawab :
Muqasamah adalah suatu keadaan di mana seorang kakek (datuk) mewarisi
bersama dengan saudara kandung (seayah) laki- laki atau wanita.
11. Apa itu `Aul ?
      Jawab: 
Aul adalah Bila terjadi harta waris tidak cukup untuk dibagikan ke semua
ahli waris
12. Apa itu Raad ?
Jawab :
Raad adalah merupakan kebalikan dari `aul, jadi `aul terjadi karena kekurangan
harta warisan, sedangkan raad justru terjadi kelebihan harta warisan.
13. Siapa saja yang mendapatkan ashabul furudh ½ ?
Jawab : 
▪ Anak wanita tunggal
Dalilnya : jika anak wanita itu seorang saja maka  ia memperoleh
separuh bagian(Q.S An Nia : 11)
▪ Suami jika istri tidak memiliki anak
Dalilnya : “Dan bagimu (suami istri) seperdua dari harta yang di tinggalkan
oleh istri - istrimu, jia mereka tidak memiliki anak” (Q.S An Nisa : 12)
▪ Seorang saudara kandung wanita atau seayah
Dalilnya : jika seseorang meninggal dunia tetapi tidak mempunyai anak
dan mempunyai saudara wanita, maka ia mendapatkan seperdua dari
harta yang di tinggalkan” Q.S An Nisa : 176)
▪ Anak  kandung wanita tunggal
Dalilnya : Tidak ada anak lain baik laki - laki maupun wanita
▪ Cucu wanita tunggal dari anak laki - laki
Dalilnya : Tidak ada cucu lain baik cucu lai-laki maupun cucu wanita.
 
14. Siapa saja yang mendapatkan ashabul furudh 2/3 ?
Jawab :
▪ Dua anak  wanita atau lebih, baik anak kandung maupun cucu dari anak laki - laki
Dalil : dan jika anak itu semuanya wnita lebih dari dua, maka bagi mereka 
dua pertiga dari harta yang di tinggalkan” (Q.S An Nisa : 11)
▪ Dua saudara wanita atau lebih, baik kandung maupun seayah
Dalil : tetapi bagi saudara wanita itu dua orang maka bagi keduanya
dua pertiga dari harta yang ditinggalkan”  (Q.S An Nisa : 176)
 
15. Siapa saja yang mendapatkan ashabul furudh 1/3 ?
Jawab :
▪ Seorang ibu, jika pewaris tidak memiliki anak dan tidakmemiliki sejumlah saudara
laki - laki atau saudara wanita
Dalil : dari orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia di warisi 
oleh ibu bapaknya saja, maka ibunya mendapatkan sepertiga” (Q.S An Nisa
: 11)”.
▪ Dua orang atau lebih saudara laki - laki atau sadara wanita seibu
Dalil : Jika saudara laki - laki seibu itu lebih dari seorang, maka mereka 
bersekutu dalam sepertiga itu” (Q.S An Nisa : 12)”.
16. Siapa saja yang mendapatkan ashabul furudh ¼
Jawab : 
Ashabul Furdh yang mendapatkan ¼ bagian harta waris antara lain :
1. Seorang suami, jika pewaris memiliki anak “....., jika istri itu mempunyai anak,
maka anda mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkan .....” (Q.S An Anisa :
11) 
2. Seorang istri, jika pewaris tidak memiliki anak “....., para istri memperoleh
seperempat harta yang anda tinggalkan, jika anda tidak mempunyai anak .....” (Q.S
An Nisa : 12)
17. Siapa saja yang mendapatkan ashabul furudh 1/6 
Jawab :
Ashabul Furudh yang mendapatkan 1/6 bagian harta waris antara lain :
1. Ayah dan Ibu, jika si pewaris memiliki anak “....., dan untuk kedua orang tua bapak
ibu, bagi masing - masing seperenam dari harta yang di tinggalkan, jika yang
meninggal itu mempunyai …..” (Q.S An Nisa : 11) 
2. Ibu, jika si pewaris memiliki beberapa orang saudara laki - laki dan wanita “.....,
jika yang meninggal itu mempunyai beberapa sudara, maka ibunya
mendapat seperenam .....” (Q.S An Nisa : 11)
3. Saudara laki - laki seibu dan saudara wanita seibu yaitu salah seorang anak dari ibu
“……, tetapi mempunyai seorang saudara laki - laki (seibu saja), maka bagi
masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam.” (Q.S An Nisa : 176)
18. Siapa saja yang mendapatkan ashabul furudh 1/8 ?
     Jawab :
Ashabul Furudh yang mendapatkan 1/8 bagian harta waris antara lain :
1. Istri atau para istri jika pewaris mempunyai anak“....., jika kalian jika memiliki
anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kalian tinggalkan
……” (Q.S An Nisa : 12)
19. Dalam TABEL PEMBAGIAN HARTA WARIS
a. Siapa saja yang bisa tehalang ( mahjub ) karena kena apa ?
Jawab :
▪ Hijab nuqshan yaitu halangan yang membuat jatah warisan berkurang karena
keberadaan ahli waris lain. Misalnya pewaris mempunyi anak dan saudara, maka
ibu hanya mendapatkan 1/6 bagian. Sebab keberadaan anak dan saudara
menghalangi ibu untuk mendapatkan 1/3 bagian.
▪ Hijab hirman yaitu halangan untuk memperoleh warisan. Misalnya cucu tidak
mendapatkan harta waris karena masih ada anak laki - laki si pewaris.
b. Satu anak perempuan mendapat 1⁄2 dengan syarat apa ?
Jawab :
Syaratnya tidak ada anak lain baik laki - laki maupun wanita dari pewaris
c. Anak perempuan lebih dari satu orang mendapat medapat 2/3 dengan syarat apa ?
Jawab :
Dengan syarat pewaris tidak mempunyai anak laki - laki
d. Satu orang cucu perempuan dari anak laki - laki mendapat 1⁄2 dengan syarat apa ?
Jawab :
Jika pewaris meninggal dunia tetapi tidak mempunyai anak dan mempunyi saudara
wanita.
e. Dua atau lebih cucu perempuan dari anak laki - laki mendapat 2/3 dengan
syarat apa ?
Jawab :
Dengan syarat pewaris tidak mempunyai anak perempuan
20. Dalam TABEL PEMBAGIAN HARTA WARIS
a. Satu orang cucu perempuan atau lebih dengan syarat apa ?
Jawab:
Dengan syarat cucu perempuan dari jalur anak laki - laki
b. Ayah Mendapatkan 1/6 dengan syarat apa ?
Jawab :
Dengan syarat mempunyai anak
c. Ibu mendapatkan 1/3 dengan syarat apa ?
Jawab :
Dengan syarat tidak mempunyai anak
d. Ibu mendapatkan 1/6 dengan syarat apa?
Jawab :
Dengan syarat tidak mempunyai anak
e. Kakek Mendapatkan 1/6 dengan syarat apa ?
Jawab :
Seorang Kakek akan mendapatkan bagian seperenam (1/6) bila pewaris 
mempunyai anak laki - laki atau perempuan atau cucu laki - laki dari keturunan
anak dengan syarat ayah pewaris tidak ada. Jadi, dalam keadaan demikian salah
seorang kakek akan menduduki kedudukan seorang ayah. 
f. Nenek Mendapatkan 1/6 dengan syarat apa ?
Jawab :
Seorang nenek ( baik dari pihak ibu maupun ayah ) mendapatkan 1/6 jika selama 
tidak ada ibu. 
21. Dalam TABEL PEMBAGIAN HARTA WARIS
a. Suami mendapatkan ½ dengan syarat apa ?
Jawab :
Suami mendapatkan ½ dari harta pewaris yaitu suami jika istri tidak memiliki
anak. Sebagaiana dalil “ danbagimu ( suami istri ) seperdua dari harta yang
ditinggalkan oleh istri - istrimu, jika mereka tidak memiliki anak “ (Q.S An
Nisa : 12)
b. Suami mendapatkan ¼ dengan syarat apa ?
Jawab :
Suami Mendapatkan ¼ dari harta pewaris yaitu suami jika istri atau pewaris 
memiliki anak. Sebagaimana dalil ‘ Jika istri mempunyai anak, maka anda
mendapat seperempat dari harta yang di tinggalkan “ ( Q.S An Nisa : 11 ) 
c. Istri mendapat 1/4 dengan syarat apa ?
Jawab :
Seorang istri yang di tinggalkan dengan syarat apabila suami tidak
mempunyai anak/cucu, baik anak tersebut lahir dari rahimnya ataupun dari
rahim istri lainnya. 
d. Istri mendapat 1/8 dengan syarat apa ?
Jawab :
Yaitu istri yang di tinggalkan oleh suaminya yang memiliki anak atau cucu,
baik anak tersebut berasal dari rahimnya atau bukan.
e. Satu anak laki - laki atau lebih `Assabah binnafsi dengan syarat apa ?
Jawab :
Menerima warisan secara ashabah manakala tidak ada bersamanya anak
perempuan dan keturunannya ke bawah baik laki - laki maupun
perempuan. anak laki - laki, anaknya anak laki - laki dan seterusnya hingga
kebawah yang semuanya laki - laki. (Ahli waris yang mendapatkan sisa harta waris
tanpa adanya `Ashabah bil ghair/ bagian sisa untuk anak wanita)
f. Anak perempuan `ashabah bilghair dengan syarat apa ?
Jawab :
Anak perempuan, akan menjadi 'ashabah bila bersamaan dengan saudara
laki - lakinya (yakni : anak laki- laki)
g. Satu cucu perempuan atau lebih Ashabah bilghair dengan syarat apa ?
Jawab :
Cucu perempuan akan menjadi 'ashabah bila berbarengan dengan saudara
laki - lakinya, atau anak laki - laki pamannya (yakni : cucu laki - laki
keturunan anak laki- laki), baik sederajat dengannya atau bahkan lebih di
bawahnya.
 
22. Dalam TABEL PEMBAGIAN HARTA WARIS
a. Kakek `Ashabah binafsi dengan syarat  apa ?
    Jawab : 
Arah bapak, mencakup ayah, kakek dan seterusnya, yang pasti hanya dari 
pihak laki - laki, misalnya ayah dari bapak, ayah dari kakak dan seterusnya.
b. Kakek terhalang (mahjub) dengan syarat apa ?
    Jawab :
Kakek (bapak dari ayah) akan terhalang oleh adanya ayah, dan juga oleh 
kakek yang lebih dekat dengan pewaris. Atau terhalang untuk mendapatkan 
warisan karena ada ahli waris yang berbuhungan kekeluargaan lebih dekat
dengan pewaris, Adapun halangannya yang membuat ahli waris tidak bisa
mendapatkan warisan di sebut hijab.
c. Nenek mendapat 1/6 dengan syarat apa ?
    Jawab : 
a) Tidak adanya ibunya si mayit. Bila nenek menjadi ahli waris berbarengan dengan
adanya ibunya si mayit maka ia terhalang (mahjûb) untuk mendapatkan warisan.
Ini di karenakan seorang nenek menempati posisinya ibu. Bila sang ibu ada maka
nenek terhalangi oleh ibu.
b) Tidak adanya orang yang menghalanginya untuk mendapatkan warisan.Misalnya
bapak bisa menghalangi ibunya bapak, kakek bisa menghalangi ibunya kakek,
nenek yang lebih dekat ke mayit (jaddah qurbâ, misalnya buyut) bisa menghalangi
nenek yang lebih jauh ke mayit (jaddah bu’dâ, misalnya canggah).
             d. Nenek terhalang ( mahjub ) dengan syarat apa ?
                 Jawab : 
                             Nenek (baik ibu dari ibu ataupun dari bapak)
akan terhalangi dengan                 adanya sang ibu.
             e. Satu orang saudara kandung perempuan ‘Ashabah bil gair dengan
syarat apa?
      Jawab :
Anak perempuan, baik seorang ataupun lebih, akan menjadi ashabah bila
bersamaan dengan anak laki - laki (saudara laki - lakinya). Dan Ashabah bil
ghair tidak akan terwujud kecuali dengan beberapa persyarattan 
Wanita - wanita tersebut harus yang tergolong ashhabul furudh. Bila wanita 
tersebut bukan dari ashhabul furudh, maka tidak akan menjadi ashabah bil
ghair. Sebagai contoh, anak perempuan dari saudara laki - laki tidak dapat
menjadi ashabah bil ghair dengan adanya saudara laki - laki sekandung dalam
deretan ahli waris. Sebab dalam keadaan demikian, anak perempuan dari
saudara laki - laki bukanlah termasuk ashhabul furudh.
f. Satu orang saudara kandung perempuan `Ashabah ma`al ghair dengan
syarat    apa ?
  Jawab :
Ashabah ini adalah ahli waris perempuan yang bersamanya ada ahli waris 
perempuan yang tidak segaris/setingkat, yaitu :
1. Saudara perempuan kandung, jika bersamanya ada ahli waris :
- Anak perempuan (satu orang atau lebih), atau;
Jadi ahli warisnya perempuan yang ga segaris dengan saudara
perempuan jika di dalamnya ada anak perempuan
     g. Satu orang saudara perepuan seayah `Ashabah bil ghair dengan syarat apa ?
    Jawab :
Ahli waris yang menerima sisa harta karenabersama dengan ahli waris laki
- laki yang setingkat dengannya. Jadi ahli waris perempuan setingkat dengan 
saudara perempuan se bapak dengan syarat kalo aada bersama anak laki laki se 
bapak.
Termasuk 'ashabah ini adalah ahli waris perempuan yang bersamanya ahli 
waris laki - laki
     h. Satu orang saudara peremuan seayah `Ashabah ma`al ghair dengan syarat apa
?
    Jawab : 
Syaratnya Saudara perempuan sebapak, jika bersamanya ada ahli waris :
- anak perempuan (satu orang atau lebih), atau ;
- anak perempuan (satu orang atau lebih)
i. Dua orang atau lebih saudara perempuan sekandung atau seayah mendapat
2/3    dengan syarat apa ?
    Jawab :
Jika saudara wanita 2 orang, maka bagi keduanya 2/3 dari harta waris 
yang di tinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris terdiri dari) saudara - saudara 
laki – laki
23. Masih ada 8 saudara laki - laki dalam TABEL PEMBAGIAN HARTA WARIS
yang berhak mendapatkan `Ashabah binnafsi sebutkan !
      Jawab :
a) anak laki - laki
b) cucu laki - laki dari anak laki - laki ke bawah
c) bapak
d) Kakek (dari pihak bapak) ke atas
e) Saudara laki - laki kandung
f) saudara laki - laki sebapak
g) anak laki - laki dari saudara laki - laki kandung
h) anak laki - laki dari saudara laki - laki sebapak
i) saudara laki - laki Bapak kandung
j) Saudara laki - laki Bapak sebapak
k) anak laki - laki saudara laki - laki Bapak (paman/ua) kandung
l) anak laki - laki saudara laki - laki Bapak (Paman/ua) sebapak
m) anak laki - laki yang memerdekakan budak
 
 
 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai