Jawab : Ashabul Furudh adalah orang - orang yang mendapat bagian warisan yang sudah di tentukan dalam Al Qur`andan Al hadist. Kelompok ashabul furudh ini harus didahulukan daripada kelompok lain, ahli waris ashabul furudh ini adalah ahli waris yang sudah di tetapkan bagiannya, yaitu : 1⁄2, 2/3, 1/3, 1⁄4, 1/6 dan 1/8. 2. Apa yang di sebut ‘Ashabah ? Jawab : Ashabah adalah golongan ahli waris yang berhak mendapatkan warisan namun besarnya tidak di tetapkan di dalam Al-Qur`an, ia mendapatkan sisa bagian setelah harta warisan di bagikan kepada semua Ashabul furudh. 3. Jelaskan perbedaan antara : `ashabah bin nafsi, `ashabah bil ghair, dan `ashabah ma`alghair ? Jawab : ▪ Ashabah binnafsi, ialah ahli waris yang menjadi menjadi ashabah karena dirinya sendiri. ▪ Ashabah bil gair, adalah ahli waris yang menjadi ashabah karena di tarik oleh ahli waris yang telah menjadi ashabah. Apabila tidak ada ashabah maka iatetap menjadi bagian sebagai ashabul furudh. ▪ Ashabah maal gair, adalah ahli waris yang menjadi ashabah karena bersama - sama dengan ahli waris lain yang bukan ashabah. Apabila ahli waris yang lain itu tidak ada, maka ia tetap mendapatkan bagian sebagai ashabul furudh. 4. Apa itu Dzawil Arham? Jawab : Dzawil Arham adalah ahli waris yang mempunyai tali kekerabatan dengan pewaris, namun mereka tidak mewarisinya secara ashabul furudh dan tidak pula seacara ashabah. Misalnya bibi (saudara permpuan ibu atau ayah) ,paman (saudara laki - laki ibu atau ayah) , keponakan laki - laki dari saudara perempuan, cucu laki - laki dari anak perempuan. 5. Apa itu ahli waris pengganti siapa saja menurut. Kompolasi Hukum Islam (K.I.H pasal 185 ? Jawab: Ahli waris pengganti dengan mengacu pasal 185 KHI yang menyatakan bahwa “ahli waris pengganti yang meninggal terlebih dahulu dari pada si pewaris maka kedudukannya dapat di gantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang tersebut dalam pasal 173 yang di karenakan pembunuhan (2) bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang sederajat dengan yang di gantikan. Penjelasan konteks dari pasal 185 ayat (1) menunjukan bahwa ahli waris pengganti ialah cucu dari si pewaris, maka pewarisnya adalah si kakek. 6. Apa itu Kalalah? Jawab : Kalalah dalam istilah kajian Hukum Waris Islam yang berarti orang yang tidak mempunyai anak dan ayah. Istilah ini di gunakan untuk pewaris dan ahli waris. 7. Sebutkan dan jelaskan 3 ahli waris (Mahjub, Man’u, dan Takharrul) yang tidak Mendapatkan Harta Waris ? Jawab : 1. Mahjub Mahjub adalah terhalang untuk mendapatkan warisan. Karena ada ahli waris yang berbuhungan kekeluargaan lebih dekat dengan pewaris, Adapun halangannya yang membuat ahli waris tidak bisa mendapatkan warisan di sebut hijab. Hijab ada 2 (dua) macam yaitu : a) Hijab nuqshan yaitu halangan yang membuat jatah warisan berkurang karena keberadaan ahli waris lain, dasarnya Q.S An Nisa : 12 yang artinya “Dan bagimu (suami istri) 1/2 dari harta yang di tinggalkan oleh istri - istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak, jika istrimu mempunyai anak - anak, maka anda memperoleh ¼” Contohnya : Seorang ibu yang mempunyai anak, yang karena sebab tertentu, jika pewaris tidak memiliki anak maka ibu memperoleh 1/3 bagian, tetapi jika pewaris mempunyi anak dan saudara, maka ibu hanya mendapatkan 1/6 bagian. Sebab keberadaan anak dan saudara menghalangi ibu untuk mendapatkan 1/3 bagian, inilah yang di sebut dengan hijab nuqshan. b) Hijab hirman yaitu halangan untuk memperoleh warisan. Contohnya : cucu tidak mendapatkan harta waris karena masih ada anak laki- laki si pewaris. Contohnya : Saudara, baik laki - laki maupun wanita, tidak dapat mendapatkan warisan, jika pewaris mempunyai anak laki - laki atau ayah, hal ini di karenakan anak laki - laki dan ayah menghalangi saudara untuk memperoleh harta waris, terhalangnya saudara ini di sebut dengan hijab hirman. Saudara dapat mendapatkan harta waris apabila pewaris tidak mempunyai Ayah dan anak laki – laki. 2. Man`u Man`u hamper sama dengan hijab, man`u juga berarti terhalang untuk mendapatkan harta waris, hanya saja terhalangnya bukan di sebabkan oleh keberadaan ahli waris yang lain, namun karena perbuatan si ahli waris itu sendiri yaitu : Murtad (keluar dari Islam) 3. Takharruj Takharruj artinya keluar dari pembagian harta warisan, sedangkan mukharrij adalah sebutan untuk ahli waris yang keluar atau menolak dari pembagian harta waris Dalam hukum waris Islam (waraidh) harta waris di bagi setelah di kurang hutang (kewajiban - kewajiban), jadi harta neto (bersih bukan bruto (kotor). 8. Apa itu Ashlul Mas’alah ? Jawab : Ashlul Masa`alah adalah dalam ilmu matematika kita kenal KPK ( Kelipatan Persekutuan Terkecil ) untuk memecahkan soal - soal pertambahan, pengurangan, dan pembagian. Ashlul mas`alah dalam ilmu Faraidh sama dengan istilah KPK tersebut untuk mempermudah pembagian waris. Contoh : seorang wafat meninggalkan : isteri, ibu, 2 orang saudara perempuan sekandung dan paman. Harta yang di tinggalkan Rp 24.000.000,00; Ibu 1/3 = 4/12 = 4/15 Isteri ¼ = 3/12 ( terjadi `aul ) = 3/15 2 saudara perempuan 2/3 = 8/12 = 8/15 ------------------------------------------------ = 15/12 = 15/15 Ibu 4/15 x Rp 24.000.000,00; = Rp 6.400.000,00; Istri 3/15 x Rp 24.000.000,00; = Rp 4.800.000,00; 2 saudara perempuan 8/15 x Rp 24.000.000,00; = Rp 12.800.000,00; ------------------------ + = Rp 24.000.000,00; 9. Apa itu Gharawain ? Jawab : Gharawain adalah suatu keadaan ketika Ayah dan Ibu menjadi ahli waris bersama suami atau istri pewaris, sebagaimana kita ketahui bagian masing - masing yaitu : Suami : 1/2 Ibu : 1.3 AIbu mendapat 1/3 dari harta waris setelah dikurangi bagian untuk suami, Sebab jika mendapatkan 1/3 dari seluruh bagian harta waris, maka bagian Ayah akan menapatkan lebih kecil daripada Ibu, padahal dalam Q.S An Nisa : 11 “…… bagian seorang anak wanita…….” Dan”……, jika yang meninggal tidak memiliki anak dan ia mewarisi Ibu Bapaknya saja, maka ibunya mendapat 1/3 bagian” Misalnya seorang wanita wafat dan menunggalkan : suami, ayah, dan ibu, harta warisnya sebesar Rp 1.200,000,000; Suami ½ = 3/6 x Rp 1.200.000.000; = Rp 600.000.000; Ibu 1/3 = 2/6 x Rp 1. 200,000,000; = Rp 400.000.000; Ayah : ashabah yaiyu Rp 1.200.000.000; - Rp 1.000.000.000 = Rp 200.000.000 Pembagian secara gharawain Suami : ½ - x Rp 1.200.000.000 = Rp 600.000.000; Ibu : 1/3 x Rp 600.000.000; = pp 200.000.000; Ayah : ashabah yaitu R1.200.000.000; - Rp 800.000.00 – Rp 400.000.000; 10. Apa itu Muqasamah ? Jawab : Muqasamah adalah suatu keadaan di mana seorang kakek (datuk) mewarisi bersama dengan saudara kandung (seayah) laki- laki atau wanita. 11. Apa itu `Aul ? Jawab: Aul adalah Bila terjadi harta waris tidak cukup untuk dibagikan ke semua ahli waris 12. Apa itu Raad ? Jawab : Raad adalah merupakan kebalikan dari `aul, jadi `aul terjadi karena kekurangan harta warisan, sedangkan raad justru terjadi kelebihan harta warisan. 13. Siapa saja yang mendapatkan ashabul furudh ½ ? Jawab : ▪ Anak wanita tunggal Dalilnya : jika anak wanita itu seorang saja maka ia memperoleh separuh bagian(Q.S An Nia : 11) ▪ Suami jika istri tidak memiliki anak Dalilnya : “Dan bagimu (suami istri) seperdua dari harta yang di tinggalkan oleh istri - istrimu, jia mereka tidak memiliki anak” (Q.S An Nisa : 12) ▪ Seorang saudara kandung wanita atau seayah Dalilnya : jika seseorang meninggal dunia tetapi tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara wanita, maka ia mendapatkan seperdua dari harta yang di tinggalkan” Q.S An Nisa : 176) ▪ Anak kandung wanita tunggal Dalilnya : Tidak ada anak lain baik laki - laki maupun wanita ▪ Cucu wanita tunggal dari anak laki - laki Dalilnya : Tidak ada cucu lain baik cucu lai-laki maupun cucu wanita.
14. Siapa saja yang mendapatkan ashabul furudh 2/3 ? Jawab : ▪ Dua anak wanita atau lebih, baik anak kandung maupun cucu dari anak laki - laki Dalil : dan jika anak itu semuanya wnita lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang di tinggalkan” (Q.S An Nisa : 11) ▪ Dua saudara wanita atau lebih, baik kandung maupun seayah Dalil : tetapi bagi saudara wanita itu dua orang maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan” (Q.S An Nisa : 176)
15. Siapa saja yang mendapatkan ashabul furudh 1/3 ? Jawab : ▪ Seorang ibu, jika pewaris tidak memiliki anak dan tidakmemiliki sejumlah saudara laki - laki atau saudara wanita Dalil : dari orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia di warisi oleh ibu bapaknya saja, maka ibunya mendapatkan sepertiga” (Q.S An Nisa : 11)”. ▪ Dua orang atau lebih saudara laki - laki atau sadara wanita seibu Dalil : Jika saudara laki - laki seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam sepertiga itu” (Q.S An Nisa : 12)”. 16. Siapa saja yang mendapatkan ashabul furudh ¼ Jawab : Ashabul Furdh yang mendapatkan ¼ bagian harta waris antara lain : 1. Seorang suami, jika pewaris memiliki anak “....., jika istri itu mempunyai anak, maka anda mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkan .....” (Q.S An Anisa : 11) 2. Seorang istri, jika pewaris tidak memiliki anak “....., para istri memperoleh seperempat harta yang anda tinggalkan, jika anda tidak mempunyai anak .....” (Q.S An Nisa : 12) 17. Siapa saja yang mendapatkan ashabul furudh 1/6 Jawab : Ashabul Furudh yang mendapatkan 1/6 bagian harta waris antara lain : 1. Ayah dan Ibu, jika si pewaris memiliki anak “....., dan untuk kedua orang tua bapak ibu, bagi masing - masing seperenam dari harta yang di tinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai …..” (Q.S An Nisa : 11) 2. Ibu, jika si pewaris memiliki beberapa orang saudara laki - laki dan wanita “....., jika yang meninggal itu mempunyai beberapa sudara, maka ibunya mendapat seperenam .....” (Q.S An Nisa : 11) 3. Saudara laki - laki seibu dan saudara wanita seibu yaitu salah seorang anak dari ibu “……, tetapi mempunyai seorang saudara laki - laki (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam.” (Q.S An Nisa : 176) 18. Siapa saja yang mendapatkan ashabul furudh 1/8 ? Jawab : Ashabul Furudh yang mendapatkan 1/8 bagian harta waris antara lain : 1. Istri atau para istri jika pewaris mempunyai anak“....., jika kalian jika memiliki anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kalian tinggalkan ……” (Q.S An Nisa : 12) 19. Dalam TABEL PEMBAGIAN HARTA WARIS a. Siapa saja yang bisa tehalang ( mahjub ) karena kena apa ? Jawab : ▪ Hijab nuqshan yaitu halangan yang membuat jatah warisan berkurang karena keberadaan ahli waris lain. Misalnya pewaris mempunyi anak dan saudara, maka ibu hanya mendapatkan 1/6 bagian. Sebab keberadaan anak dan saudara menghalangi ibu untuk mendapatkan 1/3 bagian. ▪ Hijab hirman yaitu halangan untuk memperoleh warisan. Misalnya cucu tidak mendapatkan harta waris karena masih ada anak laki - laki si pewaris. b. Satu anak perempuan mendapat 1⁄2 dengan syarat apa ? Jawab : Syaratnya tidak ada anak lain baik laki - laki maupun wanita dari pewaris c. Anak perempuan lebih dari satu orang mendapat medapat 2/3 dengan syarat apa ? Jawab : Dengan syarat pewaris tidak mempunyai anak laki - laki d. Satu orang cucu perempuan dari anak laki - laki mendapat 1⁄2 dengan syarat apa ? Jawab : Jika pewaris meninggal dunia tetapi tidak mempunyai anak dan mempunyi saudara wanita. e. Dua atau lebih cucu perempuan dari anak laki - laki mendapat 2/3 dengan syarat apa ? Jawab : Dengan syarat pewaris tidak mempunyai anak perempuan 20. Dalam TABEL PEMBAGIAN HARTA WARIS a. Satu orang cucu perempuan atau lebih dengan syarat apa ? Jawab: Dengan syarat cucu perempuan dari jalur anak laki - laki b. Ayah Mendapatkan 1/6 dengan syarat apa ? Jawab : Dengan syarat mempunyai anak c. Ibu mendapatkan 1/3 dengan syarat apa ? Jawab : Dengan syarat tidak mempunyai anak d. Ibu mendapatkan 1/6 dengan syarat apa? Jawab : Dengan syarat tidak mempunyai anak e. Kakek Mendapatkan 1/6 dengan syarat apa ? Jawab : Seorang Kakek akan mendapatkan bagian seperenam (1/6) bila pewaris mempunyai anak laki - laki atau perempuan atau cucu laki - laki dari keturunan anak dengan syarat ayah pewaris tidak ada. Jadi, dalam keadaan demikian salah seorang kakek akan menduduki kedudukan seorang ayah. f. Nenek Mendapatkan 1/6 dengan syarat apa ? Jawab : Seorang nenek ( baik dari pihak ibu maupun ayah ) mendapatkan 1/6 jika selama tidak ada ibu. 21. Dalam TABEL PEMBAGIAN HARTA WARIS a. Suami mendapatkan ½ dengan syarat apa ? Jawab : Suami mendapatkan ½ dari harta pewaris yaitu suami jika istri tidak memiliki anak. Sebagaiana dalil “ danbagimu ( suami istri ) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri - istrimu, jika mereka tidak memiliki anak “ (Q.S An Nisa : 12) b. Suami mendapatkan ¼ dengan syarat apa ? Jawab : Suami Mendapatkan ¼ dari harta pewaris yaitu suami jika istri atau pewaris memiliki anak. Sebagaimana dalil ‘ Jika istri mempunyai anak, maka anda mendapat seperempat dari harta yang di tinggalkan “ ( Q.S An Nisa : 11 ) c. Istri mendapat 1/4 dengan syarat apa ? Jawab : Seorang istri yang di tinggalkan dengan syarat apabila suami tidak mempunyai anak/cucu, baik anak tersebut lahir dari rahimnya ataupun dari rahim istri lainnya. d. Istri mendapat 1/8 dengan syarat apa ? Jawab : Yaitu istri yang di tinggalkan oleh suaminya yang memiliki anak atau cucu, baik anak tersebut berasal dari rahimnya atau bukan. e. Satu anak laki - laki atau lebih `Assabah binnafsi dengan syarat apa ? Jawab : Menerima warisan secara ashabah manakala tidak ada bersamanya anak perempuan dan keturunannya ke bawah baik laki - laki maupun perempuan. anak laki - laki, anaknya anak laki - laki dan seterusnya hingga kebawah yang semuanya laki - laki. (Ahli waris yang mendapatkan sisa harta waris tanpa adanya `Ashabah bil ghair/ bagian sisa untuk anak wanita) f. Anak perempuan `ashabah bilghair dengan syarat apa ? Jawab : Anak perempuan, akan menjadi 'ashabah bila bersamaan dengan saudara laki - lakinya (yakni : anak laki- laki) g. Satu cucu perempuan atau lebih Ashabah bilghair dengan syarat apa ? Jawab : Cucu perempuan akan menjadi 'ashabah bila berbarengan dengan saudara laki - lakinya, atau anak laki - laki pamannya (yakni : cucu laki - laki keturunan anak laki- laki), baik sederajat dengannya atau bahkan lebih di bawahnya.
22. Dalam TABEL PEMBAGIAN HARTA WARIS a. Kakek `Ashabah binafsi dengan syarat apa ? Jawab : Arah bapak, mencakup ayah, kakek dan seterusnya, yang pasti hanya dari pihak laki - laki, misalnya ayah dari bapak, ayah dari kakak dan seterusnya. b. Kakek terhalang (mahjub) dengan syarat apa ? Jawab : Kakek (bapak dari ayah) akan terhalang oleh adanya ayah, dan juga oleh kakek yang lebih dekat dengan pewaris. Atau terhalang untuk mendapatkan warisan karena ada ahli waris yang berbuhungan kekeluargaan lebih dekat dengan pewaris, Adapun halangannya yang membuat ahli waris tidak bisa mendapatkan warisan di sebut hijab. c. Nenek mendapat 1/6 dengan syarat apa ? Jawab : a) Tidak adanya ibunya si mayit. Bila nenek menjadi ahli waris berbarengan dengan adanya ibunya si mayit maka ia terhalang (mahjûb) untuk mendapatkan warisan. Ini di karenakan seorang nenek menempati posisinya ibu. Bila sang ibu ada maka nenek terhalangi oleh ibu. b) Tidak adanya orang yang menghalanginya untuk mendapatkan warisan.Misalnya bapak bisa menghalangi ibunya bapak, kakek bisa menghalangi ibunya kakek, nenek yang lebih dekat ke mayit (jaddah qurbâ, misalnya buyut) bisa menghalangi nenek yang lebih jauh ke mayit (jaddah bu’dâ, misalnya canggah). d. Nenek terhalang ( mahjub ) dengan syarat apa ? Jawab : Nenek (baik ibu dari ibu ataupun dari bapak) akan terhalangi dengan adanya sang ibu. e. Satu orang saudara kandung perempuan ‘Ashabah bil gair dengan syarat apa? Jawab : Anak perempuan, baik seorang ataupun lebih, akan menjadi ashabah bila bersamaan dengan anak laki - laki (saudara laki - lakinya). Dan Ashabah bil ghair tidak akan terwujud kecuali dengan beberapa persyarattan Wanita - wanita tersebut harus yang tergolong ashhabul furudh. Bila wanita tersebut bukan dari ashhabul furudh, maka tidak akan menjadi ashabah bil ghair. Sebagai contoh, anak perempuan dari saudara laki - laki tidak dapat menjadi ashabah bil ghair dengan adanya saudara laki - laki sekandung dalam deretan ahli waris. Sebab dalam keadaan demikian, anak perempuan dari saudara laki - laki bukanlah termasuk ashhabul furudh. f. Satu orang saudara kandung perempuan `Ashabah ma`al ghair dengan syarat apa ? Jawab : Ashabah ini adalah ahli waris perempuan yang bersamanya ada ahli waris perempuan yang tidak segaris/setingkat, yaitu : 1. Saudara perempuan kandung, jika bersamanya ada ahli waris : - Anak perempuan (satu orang atau lebih), atau; Jadi ahli warisnya perempuan yang ga segaris dengan saudara perempuan jika di dalamnya ada anak perempuan g. Satu orang saudara perepuan seayah `Ashabah bil ghair dengan syarat apa ? Jawab : Ahli waris yang menerima sisa harta karenabersama dengan ahli waris laki - laki yang setingkat dengannya. Jadi ahli waris perempuan setingkat dengan saudara perempuan se bapak dengan syarat kalo aada bersama anak laki laki se bapak. Termasuk 'ashabah ini adalah ahli waris perempuan yang bersamanya ahli waris laki - laki h. Satu orang saudara peremuan seayah `Ashabah ma`al ghair dengan syarat apa ? Jawab : Syaratnya Saudara perempuan sebapak, jika bersamanya ada ahli waris : - anak perempuan (satu orang atau lebih), atau ; - anak perempuan (satu orang atau lebih) i. Dua orang atau lebih saudara perempuan sekandung atau seayah mendapat 2/3 dengan syarat apa ? Jawab : Jika saudara wanita 2 orang, maka bagi keduanya 2/3 dari harta waris yang di tinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris terdiri dari) saudara - saudara laki – laki 23. Masih ada 8 saudara laki - laki dalam TABEL PEMBAGIAN HARTA WARIS yang berhak mendapatkan `Ashabah binnafsi sebutkan ! Jawab : a) anak laki - laki b) cucu laki - laki dari anak laki - laki ke bawah c) bapak d) Kakek (dari pihak bapak) ke atas e) Saudara laki - laki kandung f) saudara laki - laki sebapak g) anak laki - laki dari saudara laki - laki kandung h) anak laki - laki dari saudara laki - laki sebapak i) saudara laki - laki Bapak kandung j) Saudara laki - laki Bapak sebapak k) anak laki - laki saudara laki - laki Bapak (paman/ua) kandung l) anak laki - laki saudara laki - laki Bapak (Paman/ua) sebapak m) anak laki - laki yang memerdekakan budak