Anda di halaman 1dari 2

URGENSI PENDIDIKAN BAGI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Perbedaan gender sebenarnya tidak menjadi masalah, sepanjang tidak melahirkan


ketidak setaraan dan ketidak adilan gender, tetapi realitas historis memperklihatkan bahwa
perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan gender, terlebih lagi bagi
perempuan. Dari realitas historis semacam ini ketidakadlian gender terbentuk, tersosialisasi,
terkokohkan, terbekukan dan terkonstruksi secara sosial dan kultural melalui ajaran
keagamaan, kebudayaan, serta adat istiadat masyarakat.

Banyak aliran-aliran femisme yang menganalisis kesetaraan atau ketidak adilan


gender ini, diantaranya adalah aliran feminism liberal. Aliran feminis ini berpendapat bahwa
perempuan diciptakan dengan hak-hak sama dengan laki-laki, dan mempunyai peluang serta
kesempatan sama untuk mengembangkan dan memajukan diri.

Pandang aliran feminis liberal ini sama dengan apa yang terkandung dalam ayat al-
Qur’an dimana tersirat bahwa perempuan itu disebelah laki. Zamakhshari, Razi dan
Baydhawi, sebagaimana diungkapkan Muhammad Asad dalam The Message of the
Quran, menjelaskan manusia diciptakan Allah dari seorang ayah dan ibu. Artinya, kesamaan
asal mula biologis ini mengindikasikan adanya persamaan antara sesama manusia, laki-laki
maupun perempuan. 

Kehiduppan ini milik laki-laki dan perempuan, karena itu manfaatnya harus dirasakan
keduanya. Islam juga turun untuk kebaikan keduanya, karena itu teks-teksnya harus dibaca
untuk memastikan keduanya memperoleh kebaikan tersebut. Sementara ini banyak sekali sisi
kehidupan hanya diperuntukan bagi laki-laki, begitupun teks-teks islam dibaca,lebih banyak,
dengan melihat laki-laki sebagai subyek dari teks tersebut dan perempuan menjadi objeknya.

Dari berbagai pandangan dan sumber terkait kesetaran. Diruang public, adalah suatu
keniscayaan akan adanya kesteraan perempuan dan laki-laki sebagai warega Negara dimata
hukum, sehingga keduanya memiliki hak dan kewajiban yang sama, agar bisa Sali9ng
mengisi, memperkuat, dan membangun kehidupan sosial yang baik bagi segenap masyarakat.
Sebagaimana laki-laki perempuan juga harus diberi kesempatan yang luas untuk
berkontribusi diruang publik dan mengambil manfaat darinya.

Perempuan harus hadir dalam ruang-ruang publik agar para perempuan dapat
merasakan manfaat darinya. Seperti hadir dalam ranah kontruksi fasilitas publik. Perempuan
harus mengerti tentang arsitektur dan lain sebagainya agar kemudian ia juga bisa membuat
atau mengatur sebuah kontruksi yang ramah bagi perempuan. Atau seperti yang telah
dijelaskan Umi Afwah Mumtazah dalam pertemuan kemarin, bahwa perempuan harus hadir
atau menjadi pembibing ibadah haji agar bisa mengatasi masalah yang hanya dimengerti atau
dialami oleh para perempuan.

Dari poin-poin diatas kita dapat melihat betapa pentingnya peran seorang perempuan
dalam ruang-ruang publik. Dan itu bisa terjadi jika para perempuan menyadari akan
keseteraan dalam dunia pendidikan, bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai hak dalam
memperoleh pengetahuan sama.

Anda mungkin juga menyukai