Anda di halaman 1dari 134

SKRIPSI

PENGARUH LITERASI DAN PERSEPSI TERHADAP


PEMBELIAN SAHAM SYARIAH DIKALANGAN INVESTOR
SUMATERA UTARA

OLEH

HIDAYAH FADLI
170501038

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
ABSTRAK
Pengaruh Literasi dan Persepsi Terhadap Pembelian Saham Syariah
Dikalangan Investor Sumatera Utara
Pasar modal dengan instrumen investasi syariah adalah kegiatan di pasar
modal yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal dan
merupakan bagian dari industri pasar modal Indonesia. prinsip syariah di pasar
modal berdasarkan ketetapan Al-Quran dan Hadits yang mengatur ibadah dan
aktivitas manusia dalam urusan muamalah yang kemudian diatur dalam fiqih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi dan persepsi
terhadap pembelian saham syariah dikalangan investor Sumatera Utara. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode analisis data pada penelitian
ini menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS versi
25. Populasi dari penelitian ini adalah investor saham syariah Sumatera Utara
dengan sampel sebanyak 100 responden. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner dengan menggunakan teknik non probability sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Berdasarkan hasil
analisis deskriptif tentang variabel literasi (X1), variabel literasi memiliki nilai
signifikan 0,024 < 0,05 dan nilai thitung 2,597 > ttabel 1,989, dan variabel persepsi
(X2), variabel persepsi memiliki nilai signifikan 0,002 < 0,05 dan nilai thitung
6,232 > ttabel 1,989. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel persepsi secara parsial berpengaruh positif terhadap
minat pembelian saham syariah di Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian
hipotesis pertama (Ha1) menyatakan bahwa “ literasi dan persepsi berpengaruh
positif signifikan terhadap minat pembelian saham syariah di Provinsi Sumatera
Utara” terbukti. Selanjutnya, Berdasarkan Hasil Uji Determinasi (R2) diketahui
bahwa Adjusted R Square adalah 0,654. Dengan demikian variabel Literasi
(X1), dan Persepsi (X2) memiliki kontribusi positif secara bersama-sama sebesar
65 % terhadap variabel Minat pembelian saham syariah di Provinsi Sumatera
Utara (Y). Sedangkan sisanya sebesar 35 % dipengaruhi oleh faktor-faktor
lainnya yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Saham Syariah, Literasi, Persepsi, Minat

i
ABSTRACT
The Effect of Literacy and Perception on the Purchase of Sharia Shares
Among North Sumatran Investors
The capital market with sharia investment instruments is an activity in
the capital market that does not conflict with sharia principles in the capital
market and is part of the Indonesian capital market industry. Sharia principles
in the capital market are based on the provisions of the Qur'an and Hadith
which regulate worship and human activities in muamalah affairs which are
then regulated in fiqh.
This study aims to determine the effect of literacy and perception on the
purchase of sharia shares among investors in North Sumatra. This type of
research is descriptive research. The data analysis method in this study used
multiple linear regression with the help of SPSS version 25 program. The
population of this study was North Sumatra Islamic stock investors with a
sample of 100 respondents. Data collection using a questionnaire using non-
probability sampling technique.
The results of this study indicate that partially based on the results of
descriptive analysis of the literacy variable (X1), the literacy variable has a
significant value of 0,024 <0,05 and the tcount 2,597 > ttable 1,989, and the
perception variable (X2), the perception variable has a significant value of
0,002. < 0,05 and tcount 6,232 > ttable 1,989. This shows that H0 is rejected so
that it can be concluded that the perception variable partially has a positive
effect on the interest in buying sharia shares in North Sumatra Province. Thus
the first hypothesis (Ha1) states that "literacy and perception have a significant
positive effect on interest in buying sharia shares in North Sumatra Province"
proven. Furthermore, based on the results of the determination test (R2), it is
known that the Adjusted R Square is 0,654. Thus, the Literacy (X1) and
Perception (X2) variables have a positive contribution of 65% to the variable
Interest in buying sharia shares in North Sumatra Province (Y). While the
remaining 35% is influenced by other factors that are not included in this study.
Keywords: Sharia Stock, Literacy, Perception, Interest

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah Tuhan semesta alam,
yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis telah mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan pada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawa umat manusia dari kegelapan menuju cahaya, serta yang akan
memberi syafa’at pada akhirat kelak.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Literasi dan Persepsi Terhadap Pembelian


Saham Syariah Dikalangan Investor Sumatera Utara”. Penulis telah banyak
menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama proses
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Orang tua tercinta, Ayahanda Tukiman dan Ibunda Muriani, Kakak dan
Abang Kandung serta ponakan tersayang, terima kasih telah menjadi
penyemangat dan memfasilitasi penulis selama kuliah.
2. Bapak Dr. Fadli, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Raina Linda Sari, SE., M.Siselaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Inggrita Gusti Sari, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi
Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak H. Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D, sebagai Dosen pembimbing
penulis yang telah banyak memberikan motivasi, masukan, serta saran
yang berguna dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Syarief Fauzie, SE., M.Ak., Ak., CA selaku Dosen Penguji I dan
Ibu Weni Hawariyuni, SE., M.Ec., Ph.D. selaku Dosen Penguji II yang
telah memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. Seluruh Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan yang telah


iii
memberikan pengajaran dan ilmu kepada penulis, beserta staff
administrasi Program Studi Ekonomi Pembangunan.
8. Kepada grup Keluarga KB Said, Hafi, Dimas, Raisa, Sarmilah, Zahra A
yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan semangat dan data-
data responden, dan juga Grup Ciwi serta Lagu-lagu AgnezMo dan
Lyodra yang selalu menjadi penghibur disaat jenuh dalam proses
kepenulisan skripsi ini.
9. Kepada sahabat terbaik penulis Anggun Lestari, Dwiki Rahmadani,
Luthfiyah, Khofifah Mtd, Laras Ayunda, Maysarah, Sakila, Synthia
Dinda, Ramadani, Reza Nst, Wulan TB, Asra, Barep, Kak Wiwu, Kak
Lina, Abang Dani, Abangda Riza, Grup Mil17an dan lainnya yang selalu
memberikan semangat dan saran, serta membantu proses penyusunan
skripsi ini.
10. Keluarga Besar UKM Ekonomi Syariah KSEI FoSEI USU, BP2M FEB
USU, HMD-EP FEB USU, FoSSEI SUMBAGUT, serta EP Grup A
2017. Terima kasih telah menjadi keluarga tempat penulis berkarya
selama dikampus.

Akhir kata, penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat


dan membantu semua pihak yang membutuhkannya.

Medan, 04 Agustus 2021


Penulis

Hidayah Fadli
170501038

iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………………….……………………………………………. i
ABSTRACT ………………….…………………………………………… ii
KATA PENGANTAR ………………….……………………………….. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... x
DAFTAR SINGKATAN …………………………………………………. xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 11


2.1 Teori Investasi ................................................................................... 11
2.1.1 Pengertian Investasi .............................................................. 11
2.1.2 Jenis-Jenis Investasi .............................................................. 12
2.2 Instrumen Pasar Modal Berbasis Syariah ......................................... 14
2.3 Sejarah Pasar Modal Syariah ............................................................ 14
2.4 Pengenalan Produk Syariah di Pasar Modal ..................................... 17
2.4.1 Saham Syariah ....................................................................... 17
2.4.2 Sukuk .................................................................................... 20
2.4.2.1 Karakteristik Sukuk................................................... 20
2.4.2.2 Jenis Sukuk ............................................................... 20
2.4.3 Reksa Dana Syariah .............................................................. 20
2.5 Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Syariah .................................. 24
2.6 Pengertian Saham .............................................................................. 27
2.6.1 Jenis-Jenis Saham ................................................................. 28
2.6.2 Pengertian Minat Saham ....................................................... 33
2.6.2.1 Pengertian Minat ............................................................ 34
2.7 Teori Prospek .................................................................................... 35
2.8 Pengertian Literasi .......................................................................... 37
2.9 Pengertian Persepsi ......................................................................... 42
2.10 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 44
2.11 Kerangka Berpikir ........................................................................... 45
2.12 Hipotesis.......................................................................................... 47
2.12.1 Literasi Dengan Minat Pembelian Saham Syariah................ 48
2.12.2 Persepsi Dengan Minat Pembelian Saham Syariah .............. 49
2.12.3 Literasi Dan Persepsi Terhadap Minat Pembelian
Saham Syariah ....................................................................... 49

v
BAB III METODE PENELITIA……………………………………….. 50
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………...…...………. 50
3.2 Populasi dan Sampel…………………………………………..….. 50
3.2.1 Populasi ………………………………………………….. 50
3.2.2 Sampel…….……………………………………………… 50
3.3 Jenis dan Sumber Data..………………………………………….. 52
3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional………...…………. 52
3.4.1 Variabel Penelitian .............................................................. 53
3.4.2 Defenisi Operasional ........................................................... 53
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 55
3.5.1 Skala Pengukuran Variabel ................................................. 55
3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................... 56
3.6.1 Statistik Deskriptif .............................................................. 56
3.6.2 Uji Kualitas Data ................................................................. 56
3.6.2.1 Uji Reliabilitas .............................................................. 56
3.6.2.2 Uji Validitas ................................................................. 57
3.6.3 Uji Hipotesis ...................................................................... 58
3.6.3.1 Uji Asumsi Klasik ......................................................... 58
3.6.3.1.1 Uji Normalitas .................................................. 58
3.6.3.1.2 Uji Multikolinearitas ......................................... 58
3.6.3.1.3 Uji Heteroskedastsitas ....................................... 58
3.6.4 Analisis Regresi Berganda ................................................. 59
3.6.5 Uji Koefisien Determinasi ................................................. 60
3.6.6 Uji Statistik T ...................................................................... 60
3.6.7 Uji Statistik F ...................................................................... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................... 63


4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 63
4.1.1 .. Data Penelitian..................................................................... 63
4.1.2 Gambaran Umum Responden.............................................. 63
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................. 63
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin ................................................................ …… 64
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ...... 65
4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Pekerjaan dan Detail Pekerjaan (Crosstabulation) ...... 67
4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ...... 68
4.1.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Jenis Kelamin(Crosstabulation) ................................... 70
4.1.3 Penyajian Data Kuesioner ...................................................... 74
4.1.3.1 Variabel Literasi ........................................................... 74
4.1.3.2 Variabel Persepsi ............................................................ 76
4.1.3.3 Variabel Minat ............................................................... 78
4.1.4 Hasil Uji Kualitas Data ............................................................ 81
4.1.4.1 Uji Validitas ................................................................... 81
4.1.4.2 Uji Reliabelitas .............................................................. 82

vi
4.1.4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................ 83
4.1.5 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................ 90
4.1.6 Hasil Uji Hipotesis ................................................................... 91
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 96


5.1 Kesimpulan ................................................................................... 96
5.2 Saran ............................................................................................ 97

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….…... 98
LAMPIRAN……………………………………………………………... 101

vii
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


1.1 Jumlah Single Investor Identification (SID) Saham
Syariah di Provinsi Sumatera Utara ................................... 2
1.2 Jumlah Saham Syariah pada Pasar Modal .......................... 3
2.1 Penelitian Terdahulu ………………………………….… 44
3.1 Definisi Operasional ………………………………….… 55
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................... 64
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 65
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .......... 66
4.4 Karakteristik Responden Menggunakan Tabel Silang
(Crosstabulation) ............................................................ 68
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan .......... 68
4.6 Karakteristik Responden Menggunakan Tabel Silang
(Crosstabulation) .............................................................. 71
4.7 Penyajian Data Kuesioner pada Variabel Literasi ........... 74
4.8 Penyajian Data Kuesioner pada Variabel Persepsi .......... 76
4.9 Penyajian Data Kuesioner pada Variabel Persepsi .......... 79
4.10 Hasil Uji Validitas ............................................................ 81
4.11 Hasil Uji Reliabelitas ........................................................ 82
4.12 Hasil Uji One Sampel Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ......................... 84
4.13 Hasil Uji Linieritas Variabel Literasi (X1) ...................... 86
4.14 Hasil Uji Linieritas Variabel Persepsi (X2) ...................... 87
4.15 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................... 88
4.16 Hasil Uji Glejser .............................................................. 89
4.17 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................... 90
4.18 Hasil Uji Parsial (Uji t) .................................................... 92
4.19 Hasil Uji Simultan (Uji F) ................................................ 93
4.20 Hasil Uji R2 (Koefisien Determinasi) ............................. 94

viii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
1.1 Grafik Pertumbuhan Investasi Saham Syariah di
Indonesia tahun 2011-2021 ……………………………. 3
2.1 Kerangka berpikir ......................................................... 47
4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 65
4.3 Data Responden Berdasarkan Pendidikan .................... 66
4.4 Data Responden Berdasarkan Pendapatan .................... 69
4.5 Hasil Uji Normalitas Data ............................................. 85
4.6 Hasil Uji Normalitas Data ............................................. 85
4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas .......................................... 89

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul
1 Kuesioner Penelitian
2 Data Mentah Variabel
3 Hasil Output SPSS

x
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Nama Pemakaian pertama
kali pada halaman
SID Single Investor Identification i
SNLK Survei Nasional Literasi Keuangan 1
BEI Bursa Efek Indonesia 2
BAPEPAM Badan Pengawas Pasar Modal dan 6
-LK Lembaga Keuangan
DSN-MUI Dewan Syariah Nasional – Majelis 6
Ulama Indonesia
RDN Rekening Dana Nasabah 52

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar Modal (Bursa Efek) adalah tempat dimana berbagai pihak

khususnya perusahaan menjual saham dan obligasi dengan tujuan dari hasil

penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dan atau

memperkuat modal perusahaan (Fahmi, 2013:55). Investasi sebagai penanaman

modal atau sering disebut juga dengan pembentukan modal, merupakan suatu

komponen yang menentukan tingkat pengeluaran agregat suatu negara sehingga

penting dalam pembangunan ekonomi. Semakin tinggi investasi, pendapatan

nasional akan mengalami peningkatan karena peningkatan terhadap barang dan

jasa bertambah (Faniyah, 2017:65). Investasi merupakan salah satu instrumen

pembangunan negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk

Indonesia (Tandio dan Widanaputra, 2016:2). Orientasi finansial masyarakat

Indonesia adalah masih dalam kategori saving society (menabung) yang berjangka

pendek. Berbeda dengan negara maju yang orientasi keuangannya investing

society (investasi) yang berjangka panjang, mereka bisa mengelola keuangan dari

pendapatannya sebanyak 30% sebagai investasi (Cahya dan Kusuma, 2019:193).

Tingkat literasi keuangan di Indonesia menunjukkan kemajuan yang cukup

baik, dapat dilihat pada Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLK) menunjukkan

hasil indeks literasi keuangan mencapai 38,08%, dan indeks inklusi keuangan

76,19% meningkat pada tahun 2019, dibanding hasil survey tahun 2016 yakni

1
2

29,7% literasi keuangan dan indeks inklusi keuangan sebesar 67,8% (ojk.go.id),

begitu juga dengan jumlah single investor identification (SID) mengalami

kenaikan setiap tahunnya yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1
Jumlah Single Investor Identification (SID) Saham Syariah di Provinsi
Sumatera Utara
Tahun SID Pertumbuhan
2018 16.604 -
2019 23.125 39,27 %
2020 33.213 43,62 %
Sumber: Direktorat Pasar Modal Syariah-Otoritas Jasa Keuangan

Tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah investor saham syariah di

Sumatera Utara berdasarkan single investor identification (SID) mengalami

kenaikan setiap tahunnya, hanya saja pada tahun 2021 jumlah single investor

identification (SID) terlihat tumbuh lebih kecil dari tahun sebelumnya

dikarenakan data yang tersedia belum terhitung satu tahun penuh. Namun, tren

pertumbuhan single investor identification (SID) setiap tahunnya tumbuh secara

konsisten, sebab pertumbuhan SID pada tahun 2019 mencapai 39,27 %, yang

kemudian mengalami kenaikkan pada tahun 2020 sebesar 43,62 %. Namun

pertumbuhan investor saham syariah saat ini dapat dikatakan rendah jika dilihat

dari jumlah penduduk Sumatera Utara yang berjumlah 14,80 juta jiwa (BPS,

Sensus Penduduk 2020), peningkatan jumlah investor saham syariah ternyata

berpengaruh terhadap pertumbuhan saham syariah yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) yang dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:
3

Tabel 1.2
Jumlah Saham Syariah pada Pasar Modal
Tahun Periode 1 Periode 2
2011 234 253
2012 304 321
2013 310 336
2014 322 334
2015 331 331
2016 321 347
2017 368 382
2018 407 414
2019 408 435
2020 457 445
Sumber: Direktorat Pasar Modal Syariah-Otoritas Jasa Keuangan

500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Periode 1 Periode 2

Gambar 1.1
Grafik Pertumbuhan Saham Syariah di Indonesia tahun 2011-2020

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat dilihat jika jumlah saham

syariah setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat pada
4

tahun 2011 periode 1 sebanyak 234 saham syariah dan pada periode 2 sebanyak

253, yang kemudian meningkat pada tahun 2020 pada periode 1 sebanyak 457 dan

pada periode 2 sebanyak 445 saham syariah, hal ini sejalan dengan tren

pertumbuhan jumlah single investor identification (SID) saham syariah yang terus

tumbuh setiap tahunnya di Provinsi Sumatera Utara. Melakukan investasi bagi

sebagian orang tentunya bukan perihal yang mudah, dikarenakan investasi

memiliki resiko yang cukup besar, dilansir melalui kompas.com bahwasannya

baru-baru ini orang enggan berinvestasi karena maraknya investasi bodong yang

beredar di masyarakat. Namun hal demikian tidak akan terjadi apabila investasi

dilakukan dengan cara yang baik dan benar, yakni melalui lembaga yang kredibel

dan telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Karena investasi bodong memiliki

tehnik pemasaran yang menggiurkan, sehingga calon investor yang kurang faham

karena literasi mengenai investasi yang kurang akan terlena dengan hadiah dan

hasil uang yang ditawarkan.

Persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu

proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraannya. dilihat dari

proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi

tentang lingkungannya,baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,

perasaan, dan penciuman. Namun, meskipun demikian menurut penelitian Susanti

(2018) seseorang yang berminat melakukan investasi tentunya akan selalu aktif

dalam mencari informasi dan akan mempelajari tentang hal-hal yang berkaitan

dengan investasi yang diinginkan agar terhindar dari risiko yang mungkin ada.

Mereka yang memiliki minat untuk berinvestasi akan berusaha meluangkan waktu
5

untuk mempelajari lebih jauh tentang investasi atau mereka akan langsung

mencoba untuk berinvestasi bahkan menambah porsi investasinya, dalam hal ini,

Junianto dkk (2020) menyatakan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor

masyarakat termotivasi berinvestasi di pasar modal yang dapat berasal dari, teman

sejawat dan keluarga. Hal ini membuktikan bahwa literasi yang baik mengenai

investasi saham syariah mampu mendorong minat masyarakat dalam melakukan

investasi walau dengan modal yang minim. Investasi saham saat ini dapat dimulai

dengan modal yang minim. Namun, dikarenakan tingkat literasi masyarakat yang

rendah sehingga menimbulkan persepsi dimasyarakat bahwa jika ingin

berinvestasi dalam jual beli saham harus dengan modal yang besar. Padahal

berdasarkan peraturan di Bursa Efek Indonesia (BEI), minimal jumlah pembelian

saham emiten go public (perusahaan yang menjual sahamnya ke publik) yakni 1

lot = 100 lembar, kemudian minimal harga saham yang diperdagangkan oleh BEI

adalah Rp 50,- per lembar (Subhan dan Suryansyah, 2019), kemudian beberapa

pertimbangan dilakukan dengan melihat kemungkinan risiko kerugian yang

diterima. Penelitian yang dilakukan oleh Nandar (2018) menyatakan bahwa

persepsi risiko tidak berpengaruh terhadap minat investasi di pasar modal.

Meskipun awalnya masyarakat berminat investasi, namun bisa saja mereka

ditengah jalan berhenti karena terdapat kendala-kendala yang dihadapi begitu juga

hasil yang sama pada penelitian yang dilakukan Tandio & Widanaputra (2016)

dan Wardani (2020). Namun, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Malik, (2017) mengemukakan bahwa persepsi risiko berhubungan positif

signifikan, hal ini dikarenakan semakin tinggi risiko semakin banyak peminat
6

investasi, dengan harapan semakin tinggi risiko yang diambil semakin besar

peluang hasil yang didapatkan.

Perkembangan perdagangan di pasar modal syariah yang semakin pesat

dapat memberikan alternatif bagi umat Islam yang mempunyai kelebihan dana

untuk memilih jenis investasi yang halal, sebab ditengarai dewasa ini telah

muncul jenis investasi yang mengatasnamakan investasi saham tapi sebenarnya

hanya merupakan money game dengan sistem piramida. Pasar modal syariah yang

tumbuh semakin cepat disamping didorong oleh kesadaran komunal investor

maupun perusahaan akan potensi bisnis dengan prinsip syariah juga didorong oleh

dukungan pemerintah, dalam hal ini BAPEPAM-LK bekerja sama dengan DSN

MUI, melalui kebijakan-kebijakan dan fatwa-fatwa yang mendukung bagi

terciptanya beragam jenis investasi keuangan syariah.

Berinvestasi di pasar modal syariah memiliki banyak keuntungan karena

berbeda dengan saham konvensional, yakni investasi saham syariah berorientasi

pada objek yang halal, bebas dari unsur riba, maisir, dan gharar, dengan

kekhususan syariahnya yakni mencerminkan keadilan dan pemerataan distribusi

keuntungan (Soemitra, 2014:78). Edukasi mengenai saham syariah juga telah

dijalankan melalui kampanye “Yuk Nabung Saham Syariah”. Kampanye tersebut

bertujuan untuk mengembangkan industri pasar modal syariah sekaligus

menambah investor baru yang menjadikan generasi muda sebagai sasaran utama,

seperti pelajar, mahasiswa, dan karyawan usia muda dengan memberikan edukasi

serta motivasi untuk berinvestasi (Wulandari, dkk, 2020). Wawasan dan

pengetahuan mengenai invetasi sangat diperlukan oleh setiap individu dalam


7

melakukan investasi. Investor juga memerlukan pemahaman dalam pengambilan

keputusan investasi (Haidir, 2019: 5). Tentunya memiliki pemahaman terhadap

investasi sangat diperlukan dalam berinvestasi di pasar modal syariah.

Berdasarkan theory of plananed behavior oleh Ajzen pada tahun 1991

mengemukakan bahwa dalam melakukan sebuah keputusan perilaku keuangan

dipengaruhi oleh niat. Pada teori tersebut niat dipengaruhi oleh sikap, norma

subjektif, dan kontrol perilaku (Mahyarni, 2013). Mempertimbangkan keuntungan

dan kerugian yang akan didapat setelah perilaku yang diperbuat merupakan acuan

dari sikap. Sedangkan kepercayaan seseorang terhadap kesan dari orang lain atas

perilaku yang sudah dilakukannya dijadikan sebagai acuan norma subjektif

(Wulandari dkk, 2020). Hal tersebut yang kemudian menjadikan penulis

menggunakan literasi sebagai norma subjektif atas investasi di pasar modal

syariah, serta persepsi yang merupakan suatu bentuk perilaku yang perlu

dipertimbangkan pada sikap dalam minat investasi, kemudian pemahaman sebagai

perilaku kontrol minat investasi menunjukkan kemampuan seseorang dalam

mewujudkan tujuan berinvestasi yang dipengaruhi oleh literasi, dan persepsi

terhadap pembelian saham syariah. Berdasarkan latar belakang yang telah

dijelaskan di atas, maka peneliti ingin mengetahui minat investasi saham syariah

pada investor di Provinsi Sumatera Utara dengan judul “Pengaruh Literasi dan

Persepsi Terhadap Pembelian Saham Syariah Dikalangan Investor Sumatera

Utara”
8

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan permasalahan

penelitian ini adalah:

1. Apakah literasi berpengaruh terhadap pembelian saham syariah

dikalangan investor Sumatera Utara?

2. Apakah persepsi berpengaruh terhadap pembelian saham syariah

dikalangan investor Sumatera Utara?

3. Apakah literasi dan persepsi berpengaruh terhadap pembelian saham

syariah dikalangan investor Sumatera Utara?

4. Apakah terdapat peningkatan signifikan terhadap pembelian saham

syariah pada investor Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menjawab

permasalahan yang ada pada rumusan masalah di atas yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh literasi terhadap pembelian saham syariah

dikalangan investor Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi terhadap pembelian saham

syariah dikalangan investor Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui pengaruh literasi dan persepsi terhadap pembelian

saham syariah dikalangan investor Sumatera Utara


9

4. Untuk mengetahui peningkatan signifikan terhadap pembelian saham

syariah dikalangan investor Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumbangsih

informasi mengenai preferensi masyakat dalam berinvestasi saham

syariah.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur ilmiah dalam bidang

ekonomi islam, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan penunjang

penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa atau akademisi, penelitian ini diharapkan dapat

berguna sebagai bahan referensi kepustakaan untuk referensi

perbandingan objek penelitian yang sama khususnya tentang pengaruh

literasi dan persepsi pada investor terhadap pembelian saham syariah.

b. Bagi penulis atau peneliti, penelitian ini sebagai pelaksanaan tugas

akademik yaitu untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh

gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Investasi

2.1.1 Pengertian Investasi

Inventasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah

penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan

memperoleh keuntungan, sedangkan orang/pihak yang melakukan kegiatannya

disebut investor. Menurut Sunariyah (2003:4) investasi adalah penanaman modal

untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama

dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Jenis-

jenis investasi terdiri dari (1) Invetasi langsung, Investasi langsung adalah

pembelian langsung aktiva-aktiva keuangan perusahaan (2) Investasi tidak

langsung yakni pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai

portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Sedangkan

Menurut Van Horne (1986:68), investasi adalah kegiatan yang dilangsungkan

dengan memanfaatkan kas pada masa sekarang ini, dengan tujuan untuk

menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Investasi juga merupakan

pengorbanan yang dilakukan pada masa sekarang untuk mengharapkan

keuntungan di masa yang akan datang (Halim, 2005:4). dari penjelasan di atas

dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan pengorbanan dana untuk saat ini

dimana pada masa mendatang untuk mendapatakan keuntungan kembali atas dana

yang sudah dikorbakan tersebut dengan jagnka waktu yang diinginkan. Salah satu

11
12

hambatan utama bagi negara-negara yang sedang berkembang sebuah dalam

pelaksanaan pembangunan ekonomi adalah ketersediaan modal yang terbatas

(Widiyanti dan Sari, 2019). Dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian

diharapkan meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi

perusahaan, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar

dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran

masyarakat luas. Secara statistik, investasi atau pengeluaran untuk membeli

barang-barang modal danperalatan produksi, dibedakan menjadi 4 komponen,

yaitu:

1. Investasi perusahaan-perusahaan swasta,

2. Pengeluaran untuk mendirikan tempat tinggal,

3. Perubahan dalam inventaris (inventory) perusahaan dan,

4. Investasi yang dilakukan oleh pemerintah.

Tujuan pengusaha untuk mewujudkan alat-alat produksi tersebut adalah

untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan produksi yang dilakukannya di masa

depan. Hal ini berarti investasi yang dilakukan di masa kini sangat erat

hubungannya dengan prospek memperoleh untung di masa depan. Semakin cerah

prospek untuk memperoleh keuntungan yang lumayan di masa depan, semakin

tinggi investasi yang dilakukannya pada masa kini. Dari segi nilai dan proporsinya

terhadap pendapatan nasional, investasi perusahaan tidaklah sebesar pengeluaran

konsumsi rumah tangga. Namun, demikian investasi perusahaan peranannya

sangatlah penting dibanding konsumsi rumah tangga, di berbagai negara terutama

di negara-negara industri yang perekonomiannya sudah sangat berkembang,


13

investasi perusahaan adalah sangat “volatile” yaitu selalu mengalami kenaikan

dan penurunan yang sangat besar, dan sebagai sumber penting dari berlakunya

fluktuasi dalam kegiatan perekonomian. Disamping itu kegiatan investasi

memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi

dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf

kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting kegiatan

investasi dalam perekonomian:

1. Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran

agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan

permintaan agregat dan pendapatan nasional.

2. Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan

menambahakan kapasitas memproduksi di masa depan dan

perkembangan ini akan menstimulir pertambahan produksi

nasional serta kesempatan kerja.

3. Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi,

perkembangan ini akan memberi sumbangan penting terhadap

peningkatan produktivitas dan pendapatan per kapita masyarakat.

2.1.2 Jenis –Jenis Investasi

Pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada aset-

aset berwujud (real assets/real investments) dan investasi pada aset-aset finansial

(financial assets/ financial investments). Investasi pada aset-aset berwujud dapat

berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,

perkebunan, dan lainnya. Investasi pada aset-aset finansial dapat dilakukan di


14

pasar uang berupa kontrak tertulis, misalnya berupa deposito, sertifikat deposito,

commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi juga dapat

dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-

lain. Bentuk instrumen di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang

berupa saham, obligasi, bukti right, bukti waran dan produk turunan atau biasa

disebut derivatif serta reksadana (Kusmawati, 2011:56).

2.2 Instrumen Pasar Modal Berbasis Syariah

Pasar modal dengan instrumen investasi syariah adalah kegiatan di pasar

modal yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal dan

merupakan bagian dari industri pasar modal Indonesia. prinsip syariah di pasar

modal berdasarkan ketetapan Al-Quran dan Hadits yang mengatur ibadah dan

aktivitas manusia dalam urusan muamalah yang kemudian diatur dalam fiqih.

Kegiatan muamalah itulah yang kemudian menjadi prinsip syariah di pasar modal.

Aziz Budi Setiawan dalam Yafiz (2008) menjelaskan bahwa bentuk ideal dari

pasar modal syariah dapat dicapai dengan islamisasi empat pilar pasar modal,

yaitu; (a) emiten (perusahaan) dan efek yang diterbitkannya didorong untuk

memenuhi kaidah syariah,keadilan, kehati-hatian dan transparansi; (b) pelaku

pasar (investor) harus memiliki pemahaman yang baik tentang ketentuan

ketentuan muamalah, manfaat dan resiko transaksi di pasar modal; (c)

infrastruktur informasi bursa efek yang jujur, transparan dan tepat waktu yang

merata di publik yang ditunjang oleh mekanisme pasar yang wajar; (d)

pengawasan dan penegakan hukum oleh otoritas pasar modal dapat

diselenggarakan secara adil, efisien, efektif dan ekonomis, di dalam pasar modal
15

terdapat berbagai instrumen (efek) syariah yang telah memenuhi kriteria dalam

prinsip-prinsip pasar modal syariah baik itu saham syariah, sukuk, dan reksa dana

syariah. pihak-pihak yang berhak menerbitkan diantaranya yaitu:

1. Otoritas Jasa Keuangan,

2. Pihak yang mendapat persetujuan dari OJK untuk menerbitkan

DES,

3. Manajer Investasi Syariah, dan

4. Manajer Investasi yang memiliki Unit Pengelolaan Investasi

Syariah.

Pasar modal terdapat daftar efek syariah yang bertujuan memberikan

panduan investasi bagi pengguna, seperti manajemen investasi (MI) pengelola

reksa dana syariah, asuransi syariah, dan investor syariah lain, serta sebagai acuan

bagi BEI dan pihak lain yang menerbitkan indeks saham syariah. Periodik pada

efek syariah di antaranya:

1. 5 hari sebelum berakhirnya bulan Mei – efektif 1 Juni,

2. 5 hari sebelum berakhirnya bulan November – efektif 1 Desember,

3. Insidentil, dan

4. Setiap ada aksi korporasi yang dilakukan oleh Emiten/ Perusahaan

Publik, seperti saat Emiten IPO Saham.

2.3 Sejarah Pasar Modal Syariah

Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya

Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli

1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama
16

dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic

Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang

ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut,

maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana

berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.

Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional

Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan

langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang

Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya,

instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran

Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini

merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad

mudharabah.

Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari perkembangan

institusional yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut.

Perkembangan tersebut dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada

tanggal 14 Maret 2003. MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam

dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia.

Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar Modal Syariah ditandai

dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun 2003.

Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal Syariah masuk dalam

struktur organisasi Bapepam dan LK, dan dilaksanakan oleh unit setingkat eselon

IV yang secara khusus mempunyai tugas dan fungsi mengembangkan pasar modal
17

syariah. Sejalan dengan perkembangan industri yang ada, pada tahun 2006 unit

eselon IV yang ada sebelumnya ditingkatkan menjadi unit setingkat eselon III.

Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket

Peraturan Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut

yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah

dan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek

Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-LK

menerbitkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan

Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek

Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007.

Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru

dengan disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah

Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai

landasan hukum untuk penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk

negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah

Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.

Pada tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan penyempurnaan

terhadap Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah

dan II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

2.4 Pengenalan Produk Syariah di Pasar Modal

Produk syariah di pasar modal antara lain berupa surat berharga atau efek.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal


18

(UUPM), Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga

komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi

kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.

Sejalan dengan definisi tersebut, maka produk syariah yang berupa efek

harus tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu efek tersebut

dikatakan sebagai Efek Syariah. Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor

IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah disebutkan bahwa Efek Syariah adalah

Efek sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang

akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan pelaksanaannya tidak

bertentangan dengan prinsip - prinsip syariah di Pasar Modal. Sampai dengan saat

ini, Efek Syariah yang telah diterbitkan di pasar modal Indonesia meliputi Saham

Syariah, Sukuk dan Unit Penyertaan dari Reksa Dana Syariah.

2.4.1 Saham Syariah

Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal

kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak

untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep

penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini

sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka

secara konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan

Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat

dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh:


19

a. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam

anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan

Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.

b. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran

dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak

bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria

sebagai berikut:

1. Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah

sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak

melakukan kegiatan usaha:

▪ perjudian dan permainan yang tergolong judi;

▪ perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan

barang/jasa;

▪ perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;

▪ bank berbasis bunga;

▪ perusahaan pembiayaan berbasis bunga;

▪ jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian(gharar)

dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;

▪ memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau

menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi),

barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi)

yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa

yang merusak moral dan bersifat mudarat;


20

▪ melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);

2. rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak

lebih dari 82%, dan

3. rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal

lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan

lainnya tidak lebih dari 10%.

2.4.2 Sukuk

Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti dari

istilah obligasi syariah (islamic bonds). Sukuk secara terminologi merupakan

bentuk jamak dari kata "sakk" dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti

kepemilikan. Sementara itu, Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13

memberikan definisi Sukuk sebagai berikut : "Efek Syariah berupa sertifikat atau

bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu

(tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu'/undivided share) atas:

a. aset berwujud tertentu (ayyan maujudat);

b. nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul ayyan) tertentu baik yang

sudah ada maupun yang akan ada;

c. jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada

d. aset proyek tertentu (maujudat masyru' muayyan); dan atau

e. kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah)"

2.4.2.1 Karakteristik Sukuk


21

Sebagai salah satu Efek Syariah sukuk memiliki karakteristik yang

berbeda dengan obligasi. Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti

kepemilikan bersama atas suatu aset/proyek. Setiap sukuk yang diterbitkan harus

mempunyai aset yang dijadikan dasar penerbitan (underlying asset ). Klaim

kepemilikan pada sukuk didasarkan pada aset/proyek yang spesifik. Penggunaan

dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi

pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin, sesuai dengan

jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.

2.4.2.2 Jenis Sukuk

Jenis sukuk berdasarkan Standar Syariah AAOIFI No.17 tentang

Investment Sukuk, terdiri dari :

1. Sertifikat kepemilikan dalam aset yang disewakan.

2. Sertifikat kepemilikan atas manfaat, yang terbagi menjadi 4 (empat)

tipe : Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset yang telah ada,

Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset di masa depan, sertifikat

kepemilikan atas jasa pihak tertentu dan Sertifikat kepemilikan atas

jasa di masa depan.

3. Sertifikat salam.

4. Sertifikat istishna.

5. Sertifikat murabahah.

6. Sertifikat musyarakah.

7. Sertifikat muzara'a.
22

8. Sertifikat musaqa.

9. Sertifikat mugharasa.

2.4.3 Reksa Dana Syariah

Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 Reksa Dana syariah

didefinisikan sebagai reksa dana sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan

peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan

Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa

dana pada umumnya merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat

pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak

waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana

dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki

modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki

waktu dan pengetahuan yang terbatas.

Reksa Dana Syariah dikenal pertama kali di Indonesia pada tahun 1997

ditandai dengan penerbitan Reksa Dana Syariah Danareksa Saham pada bulan Juli

1997. Sebagai salah satu instrumen investasi, Reksa Dana Syariah memiliki

kriteria yang berbeda dengan reksa dana konvensional pada umumnya. Perbedaan

ini terletak pada pemilihan instrumen investasi dan mekanisme investasi yang

tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Perbedaan lainnya adalah

keseluruhan proses manajemen portofolio, screeninng (penyaringan), dan

cleansing (pembersihan).
23

Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan berbagai

peluang keuntungan, Reksa Dana pun mengandung berbagai peluang risiko,

antara lain:

• Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh

turunnya harga dari Efek (saham, sukuk, dan surat berharga syariah

lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut. Ini berkaitan

dengan kemampuan manajer investasi reksadana dalam mengelola

dananya.

• Risiko Likuiditas Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh

Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan

kembali (redemption) atas sebagian besar unit penyertaan yang

dipegangnya kepada Manajer Investasi secara bersamaan. dapat

menyulitkan manajemen perusahaan dalam menyediakan dana tunai.

Risiko ini hanya terjadi pada perusahaan reksadana yang sifatnya terbuka

(open-end funds). Risiko ini dikenal juga sebagai redemption effect.

• Risiko Wanprestasi Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana pada

umumnya kekayaan reksa dana diasuransikan kepada perusahaan asuransi.

Risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan

kekayaan Reksa Dana tersebut tidak segera membayar ganti rugi atau

membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang

tidak diinginkan. Selain itu, wanprestasi dimungkinkan akibat dari pihak-

pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen
24

pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan

NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.

• Risiko politik dan ekonomi Risiko yang berasal dari perubahan kebijakan

ekonomi dan politik yang berpengaruh pada kinerja bursa dan perusahaan

sekaligus, sehingga akhirnya membawa efek pada portofolio yang dimiliki

suatu reksadana.

2.5 Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam

Investasi berasal dari kata invest yang artinya menanam atau

menginvestasikan uang atau modal. Jika konsep menanam ini kita terapkan dalam

bidang pertanian, seperti seorang petani yang menanam tumbuh- tumbuhan, dia

berharap agar bibit tanamannya akan tumbuh dan berbuah dengan bagus.

Sehingga dapat memperoleh keuntungan dari tanaman tersebut.Begitu juga dalam

masalah investasi. Jika seorang investor menanamkan sejumlah dananya kepada

usaha tertentu, tentu saja investor mengharapkan dananya akan tumbuh

berkembang dan berbuah menjadi keuntungan.

Investasi di negara-negara penganut ekonomi Islam menurut Metwally,

dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:

1. Ada sanksi terhadap pemegang asset yang kurang atau tidak produktif

(hoarding idle asset)

2. Dilarang melakukan berbagai bentuk spekulasi dan segala macam judi, dan

3. Tingkat bunga untuk berbagai pinjaman sama dengan nol.

Sehingga, seorang muslim boleh memilih tiga alternatif atas dananya, yaitu:
25

1. Seseorang diperbolehkan memegang kekayaannya dalam bentuk uang kas

(idle cash)

2. Seseorang diperbolehkan memegang tabungannya dalam bentuk asset tanpa

berproduksi, misalnya deposito, realestate, perhiasan (permata) dan lain

sebagainya, atau

3. Menginvestasikan tabungannya seperti memiliki proyek-proyek yang

menambah persediaan kapital nasional.

Adapun alasan yang melatarbelakangi mengapa seseorang melakukan

investasi :

1. Mendapatkan laba yang sebesar-besarnya Pada dasarnya seseorang

melakukan investasi mengharapkan keuntungan sebesar-besarnya dari uang

yang ditanamkan dalam suatu usaha sesuai dengan ekspektasi. Walaupun apa

yang diharapkan tidak selamanya jadi kenyataan atau kenyataan tidak sesuai

dengan apa yang diharapkan (masalah). Sehingga konsep time value of

money dalam Islam tidak berlaku karena yang namanya investasi/ usaha

adakalanya bisa untung bisa rugi suatu periode usaha. Sebelum melakukan

investasi hendaknya terlebih dahulu mengenali akan kebutuhan dan alasan

berinvestasi agar tidak terjerumus dengan yang dinamakan investasi bodong.

2. Jaminan kondisi masa depan Kemampuan tiap orang dalam memenuhi

kebutuhan pokok tidaklah sama. Namun, kebutuhan akan mengkomsumsi

seseorang cenderung sering mengabaikan penghasilannya yang

mengakibatkan keterpurukan ekenomi dalam kehidupan keluarganya. Maka

hendaklah merencanakan konsep kehidupan dengan tidak boros (hidup


26

hemat), rajin menabung, mencari penghasilan tambahan, guna menjamin

keberlangsungan hidup keluarga dimasa yang akan dating dengan

berinvestasi.

3. Lindung nilai (hedging) Perlindungan nilai diartikan suatu investasi yang

dilakukan untuk mengurangi resiko atas investasi lain. Diperlukan untuk

mengantisipasi bila terjadi fluktuatif nilai terhadap investasi, untuk dapat

memback up dengan investasi lain yang memiliki nilai relative stabil.

4. Passive income diartikan kondisi dimana seseorang melakukan investasi dan

mendapatkan hasilnya secara bertahap (berkala) dan continue (terus

menerus). Apabila seseorang ingin memanfaatkan sisa umurnya dengan

melakukan kegiatan apapun yang ia suka dan kehendaki tanpa merasa cemas

dan khawatir akan pendapatan untuk kehidupan sehari-hari saat usianya

masih produktif maupun tidak produktif lagi hendaklah orang tersebut

berinvestasi.

5. Perencanaan mewujudkan keinginan Untuk mewujudkan keinginan,

membutuhkan biaya yang sangat besar yang kemungkinan tidak bisa dibeli

atau diwujudkan dengan kondisi penghasilan atau pendapatan saat ini. Untuk

itu,orang tersebut memulai melakukan investasi. Karena salah satu cara

melakukan investasi adalah menahan komsumsi saat ini untuk mendapatkan

hal-hal yang diinginkan tersebut di kemudian hari.

6. Tujuan akhirat yang memicu keuntungan usaha di dunia. Dalam islam

berbisnis tidak selalu berorentasi kepada profit oriented melainkan dikenal

juga yang namanya orientasi sosial dengan tujuan untuk saling tolong
27

menolong dengan semata-mata memperoleh ridho Allah SWT. Oleh karena

itu dalam Islam dikenal konsep alturisme dan hakikat kehidupan dunia ini

adalah mencari bekal untuk akhirat. Konsep Islam menunjukan semua harta

benda dan seluruh alat produksi pada hakekatnya adalah mutlak milik

Allah,manusia hanya sebatas mendapatkan amanah untuk mengelolanya agar

bermanfaat untuk kehidupannya. Ada beberapa hal yang menimbulkan

masalah dalam investasi:

a. Ketidakstabilan sosial dan masalah keamanan pusat dan daerah

b. Kondisi inftastruktur yang tidak memadai

c. Ketidakstabilan nilai mata uang atau nilai tukar rupiah.

2.6 Pengertian Saham

Keberadaan Pasar Modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI)

memberikan alternatif kepada masyarakat untuk berinvestasi, investasi sendiri

sebenarnya dapat dibagi menjadi investasi pada sektor riil dengan membeli asset

berwujud berupa tanah, gedung dan kendaraan dan investasi pada sektor keuangan

melalui aktifitas jual beli saham, obligasi dan surat berharga lainnya.

Masingmasing jenis investasi yang mengharapkan return tentu memiliki resiko

yang berbeda-beda, pada investasi sektor riil resiko yang dihadapi bisa berupa

tingginya biaya pemeliharaan sedangkan resiko investasi pada sektor keuangan

adalah instabilitas perekonomian dan ketidakpastian peraturan dan

perundangundangan. Pada investasi sektor keuangan khususnya yang terjadi pada

aktifitas di bursa efek, resiko dapat diminmalisir dengan cara melakukan

pembelian saham secara portofolio. Hal ini memungkinkan karena bursa efek
28

memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada investor untuk melakukan

pembelian beberapa jenis saham dengan menyajikan informasi-informasi

keuangan yang akurat tentang saham tersebut. Menurut Tjiptono Darmaji dan

Hendy M. Fakhrudin (2006:178), Saham dapat didefinisikan sebagai tanda atau

pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Saham berwujud selembar kertas yang menjelaskan bahwa pemilik dari kertas

tersebut adalah bagian dari pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga

tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang

ditanamkan di perusahaan tersebut.

2.6.1 Jenis-Jenis Saham

Berikut ini adalah jenis-jenis saham yang beredar di pasar modal:

1. Saham Biasa Saham biasa adalah saham yang memberikan hak kepada

pemegangnya, yang berupa hak kontrol dan hak menerima pembagian

keuntungan. Hak kontrol adalah hak pemegang saham biasa untuk memilih

pimpinan perusahaan (Jogiyanto, 2010:111). Sedangkan hak menerima

pembagian keuntungan adalah hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan

bagian dari kuntungan perusahaan (Jogiyanto, 2010:111).

2. Saham Preferen Saham preferen adalah saham yang memiliki sifat gabungan

antara obligasi dan saham biasa, yaitu membayarkan bunga atas pinjaman dan

memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Klaim pemegang saham

preferen saat terjadi likuidasi berada di bawah pemegang klaim obligasi

(Jogiyanto, 2010:112).
29

Secara resmi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) meluncurkan prinsip pasar

modal syariah pada tanggal 14 dan 15 Maret 2003 dengan ditandatanganinya nota

kesepahaman antara Bapepam dengan Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI), maka dalam perjalanannya perkembangan dan

pertumbuhan transaksi efek syariah di pasar modal Indonesia terus meningkat.

Harus dipahami bahwa ditengah maraknya pertumbuhan kegiatan ekonomi

syariah secara umum di Indonesia, perkembangan kegiatan investasi syariah di

pasar modal Indonesia masih dianggap belum mengalami kemajuan yang cukup

signifikan, meskipun kegiatan investasi syariah tersebut telah dimulai dan

diperkenalkan sejak pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksa dana syariah

serta sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di

pasar modal Indonesia. Saham syari’ah adalah saham-saham perusahaan publik

yang operasionalnya memenuhi perinsip-prinsip syari’ah sedangkan pasar modal

syari’ah adalah institusi yang menyelenggarakan transaksi perdagangan efek

syari’ah. Lebih lanjut dalam fatwa DSN MUI No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang

Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syari’ah di Pasar Modal,

menjelaskan kriteria perusahaan publik atau emiten yang berhak

memperdagangkan sahamnya di pasar modal syari’ah yaitu :

1. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara

pengelolaan perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan

Efek Syariah tidak boleh bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah.

2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah antara

lain : - perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
30

dilarang. - lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan

asuransi konvensional. - produsen, distributor, serta pedagang makanan dan

minuman yang haram; dan - produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-

barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. - melakukan

investasi pada Emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah)

hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari

modalnya

3. Emiten atau Perusahaan Publik yang bermaksud menerbitkan Efek Syariah

wajib untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai

dengan syariah atas Efek Syariah yang dikeluarkan.

4. Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah wajib

menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah dan

memiliki Shariah Compliance Officer.

5. Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah

sewaktu-waktu tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka Efek yang

diterbitkan dengan sendirinya sudah bukan sebagai Efek Syariah.

Sedangkan yang dimaksud dengan efek syari’ah dalam fatwa yang sama

adalah :

1. Efek Syariah mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksa Dana

Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) Syariah,

dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah.


31

2. Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang

memenuhi kriteria prinsip syari’ah, dan tidak termasuk saham yang memiliki

hak-hak istimewa.

3. Obligasi Syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan Prinsip

Syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang

mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi

Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi

pada saat jatuh tempo.

Adapun transaksi-transaksi yang dilarang dalam pasar modal syari’ah

adalah transaksi-transaksi spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya

mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman

antara lain :

1. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu

2. Ba’i al- ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syari’ah) yang

belum dimiliki (short selling)

3. Insider Trading, yaitu memiliki informasi orang dalam untuk memperoleh

keuntungan atas transaksi yang dilarang.

4. Menimbulkan informasi yang menyesatkan.

5. Margin Trading, yaitu melakukan transaksi efek syari’ah dengan fasilitas

pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian efek

syari’ah tersebut.

6. Ikhtikar (penimbunan), yaitu pembelian dan atau pengumpulan suatu efek

syari’ah dengan tujuan mempengaruhi orang lain.


32

Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian

suatu negara karena dapat menjadi sumber pengumpulan dana alternatif selain

melalui bank. Menurut fatwa DSN-MUI NO:40/DSN-MUI/X.2003 aset keuangan

syariah adalah efek atau surat berharga yang sesuai dengan syariah, seperti saham

syariah, obligasi syariah, reksa dana syariah, kontrak investasi kolektif efek

beragun aset (KIK EBA), dan surat berharga lainnya diantaranya:

1. Deposito Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharb, yang berarti

berjalan atau memukul. Pengertian tersebut lebih tepatnya adalah proses

seseorang yang berjalan dengan memukulkan kakinya dalam usaha. Dalam

kamus fiqih, mudharabah adalah bentuk kerja sama seseorang pemodal

dengan orang lain sebagai pekerja atau yang menjalankan usaha (Arif, 2012).

Keuntungan hasil usaha dibagi diantara mereka sesuai dengan kesepakatan.

Apabila terjadi kerugian finansial, maka kerugian tersebut hanya ditanggung

oleh pemilik dana.

2. Saham Syariah, Saham syariah adalah saham yang memenuhi kriteria syariah

sehingga halal untuk digunakan oleh umat muslim. Saham secara konteks

adalah surat berharga bukti penyertaan usaha pada suatu perusahaan (Arif,

2012). Hal tersebut tidaklah bertentang dengan syariah karena hal tersebut

termasuk kegiatan syirkah atau kerja sama dengan penyertaan berupa modal.

3. Sukuk, Sukuk berasal dari bahasa arab “sakk” yang artinya dokumen atau

sertifikat. Menurut Arif (2012) sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat

atau bukti kepemilikan yang bernilai sama atau mewakili bagian yang tidak
33

terpisashkan atau tidak terbagi. Sehingga secara prinsip sukuk adalah obligasi

syariah, tetapi sukuk sebelum dikeluarkan membutuhkan underlying asset.

4. Reksa Dana, Syariah Reksa dana syariah adalah reksa dana yang isi portofolio

efeknya tidak bertentangan dengan prinsip syariah seperti saham syariah,

deposito syariah, sukuk dan lain-lain. Reksa dana syariah memerlukan

perlakuan khusus dari manajer invesatasi. Karena terkadang ada efek yang

tidak lagi memenuhi ketentuan syariah sehingga perlu diganti dengan efek lain

yang memenuhi ketentuan syariah.

2.6.2 Pengertian Minat Saham

Dari pengertian tentang minat, investasi dan saham di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa minat berinvestasi tidak dibawa sejak lahir, tetapi ditumbuhkan

melalui pendidikan dan pengalaman. Minat berinvestasi saham merupakan suatu

perasaan tertarik akan kegiatan investasi di pasar modal dan merasa senang untuk

melakukannya secara kontinyu. Perasaan tertarik tersebut bukan karena suatu

paksaan tapi karena keinginan dan rasa ketertarikan yang tinggi untuk mencapai

tujuannya, dalam hal ini adalah untuk mendatkan return di Pasar Modal. Minat

investasi saham merupakan pemusatan perhatian pada kegiatan investasi saham

karena adanya rasa senang dan disertai keinginan untuk mempelajari, mengetahui

dan membuktikan lebih lanjut terhadap investasi saham. Minat investasi saham

muncul karena adanya pengetahuan dan informasi mengenai saham dan pasar

modal yang kemudian dilanjutkan untuk berpartisipasi secara langsung dalam

rangka mencari pengalaman dan akhirnya timbul keinginan untuk memperhatikan

pengalaman yang telah didapatkan tersebut. Serta mempunyai perasaan senang


34

dan mempunyai keinginan untuk terlibat dalam kegiatan pengambilan risiko,

untuk menjalankan kegiatan investasi dengan memanfaatkan peluang-peluang

yang ada.

2.6.2.1 Pengertian Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal

atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya merupakan

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri

semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat (Slameto, 2010:

180). Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan

mengingat dan kembali melakukan beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat

terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan

rasa senang (Djamarah, 2008). Sedangkan menurut Bimo Walgito (2004: 51)

minat merupakan suatu keadaan dimana individu menaruh perhatian pada sesuatu

dan disertai dengan keinginannya untuk mengetahui dan mempelajari objek serta

melakukan lebih lanjut mengenai situasi tersebut.

Faktor penting dalam pengambilan keputusan investasi adalah Financial

literacy atau literasi keuangan. Faktor tersebut memberikan dampak pada

pengambilan keputusan investasi pada setiap investor, tidak hanya informasi yang

relevan sebagai pertimbangan untuk investasi melainkan literasi keuangan penting

agar terhindar dari masalah keuangan. Penelitian Riyan, et al (2015)

mendefinisikan bahwa literasi keuangan adalah kemampuan untuk memahami,

menganalisis dan mengelola keuangan untuk membuat suatu keputusan keuangan

yang tepat agar terhindar dari masalah. Literasi keuangan akan membantu investor
35

dalam mengatur perencanaan keuangan pribadi dan juga kemampuan untuk

menerapkan sehingga dapat mecapai kesejahteraan hidup. Keputusan investasi

juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu persepsi risiko. Setiap orang pasti berbeda-

beda dalam menilai dan memandang risiko suatu investasi. Menurut Siti dan

Wiwik (2013), pengertian risk perception adalah penilaian investor pada situasi

berisiko, dimana penilaian tersebut sangat tergantung pada pada karakteristik

psikologis dan keadaan orang tersebut. Menurut Eduardus Tandelilin (2010:9),

yaitu menyatakan ada beberapa hal yang mendasari seseorang dalam mengambil

keputusan investasi. Pertama adalah return yang merupakan alasan utama yang

membuat seseorang berinvestasi. Kedua risk atau risiko, semakin besar return

yang diharapkan dari sebuah jenis investasi maka akan semakin tinggi pula

risikonya. Ketiga adalah hubungan antara return dan risiko. Hubungan tingkat

risiko dan tingkat return diharapkan linier atau searah. Ryan Filbert (2014 : 3)

menyatakan bahwa tidak sedikit masyarakat Indonesia lebih memilih investasi

dalam bentuk real asset karena return yang diperoleh lebih besar daripada

investasi dalam bentuk financial asset karena risiko yang dihadapi juga tinggi.

2.7 Teori Prospek

Teori prospek, yang dikembangkan oleh Kahneman dan Tversky (1979:),

adalah salah satu yang paling sering dikutip dan dokumentasi fenomena terbaik

dalam psikologi ekonomi. Teori itu menyatakan bahwa kita memiliki

kecenderungan yang tidak rasional kurang mau bertaruh dengan keuntungan

daripada dengan kerugian. ”Tvede (1999:166) dalam Luu Thi Bich Ngoc ( 2014)

teori prospek menunjukkan perilaku manusia ketika mereka menghadapi risiko


36

dan ketidakpastian, manusia tidak secara konsisten menghindari risiko; bukan

mereka menghindari risiko dalam keuntungan tetapi pengambil risiko dalam

kerugian (Kishore, 2004 dalam Luu Thi Bich Ngoc, 2014). Dengan kata lain,

pedagang paling cenderung mengambil risiko selanjutnya jika mereka sudah

mengalami kerugian. Sebaliknya, trader yang telah engalami untung, biasanya

paparan mereka terhadap risiko berikutnya. Oleh karena itu, orang-orang

merespons secara berbeda, tergantung pada apakah pilihan dibingkai dalam hal

perolehan atau dalam hal kerugian. Contoh efek framing yang paling terkenal

diilustrasikan oleh Tversky dan Kahneman (1981). Titik awalnya adalah pada

analisis perilaku seseorang dalam mengambil keputusan (ekonomi) di dalam dua

pilihan. Teori prospek dimulai dengan penelitian Kahneman dan Tversky terhadap

perilaku manusia yang dianggap aneh dan kontradiktif dalam mengambil suatu

keputusan. Subyek penelitian yang sama diberikan pilihan yang sama namun

diformulasikan secara berbeda, dan mereka menunjukkan dua perilaku yang

berbeda. Prospect theory menjelaskan ketika individu membuat keputusan yang

berisiko maka persepsi terhadap potensi untung dan rugi akan berhubungan

dengan standar ekonomi (Kahneman dan Tversky, 1979). Prospect theory

memprediksi bahwa suatu keputusan tergantung pada bagaimana suatu masalah

disusun. Jika suatu nilai referensi di definisikan sebagai suatu pengeluaran yang

terlihat sebagai sebuah keuntungan, maka hasil fungsi akan menjadi cekung dan

pembuat keputusan akan menolak mengambil resiko. Di sisi lain, jika nilai

referensi didefinisikan sebagai pengeluaran yang terlihat sebagai kerugian, maka

nilai fungsi menjadi cembung dan pembuat keputusan akan mengambil keputusan
37

untuk mengambil resiko. Prospect theory difokuskan pada pengambilan

keputusan mental yang dipengaruhi oleh sistem nilai investor (Filbeck et al.,

2005). Prospect theory dijelaskan beberapa kondisi mental yang efektif pada

proses pengambilan keputusan seperti loss aversion, regret aversion, dan mental

accounting (Waweru et al., 2008).

2.8 Pengertian Literasi

Perkembangan pada zaman ini, setiap individu dituntut untuk memiliki

pengetahuan tentang mengelola keuangan agar dapat efektif demi kesejahteraan

finansial. Pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan merupakan dasar bagi

setiap individu untuk membantu membuat sebuah keputusan keuangannya,

khususnya keputusan untuk berinvestasi di pasar modal. Literasi keuangan adalah

sebuah pendidikan yang dibutuhkan untuk membantu orang-orang yang rentan

dalam mengelola keuangan sehingga dapat mengurangi kemiskinan (Jacob,

Hudson, & Bush, 2000). (Nidar & Bestari, 2012) menjelaskan bahwa jika

masyarakat memahami pengelolaan keuangan dengan baik maka perekonomian

nasional akan stabil dan tidak akan terjadi krisis keuangan global. Kurangnya

pengetahuan tentang keuangan akan menyebabkan seseorang sulit untuk

melakukan investasi di pasar modal. Definisi lengkap menurut Vitt, et al, 2002:

“Personal financial literacy is the ability to read, analyze, manage, and

communicate about the personal financial conditions that affect material

well-being. It includes the ability to discern financial choices, discuss

money and financial issues without (or despite) discomfort, plan for the
38

future, and respond competently to life events that affect everyday financial

decisions, including events in the general economy.”

Literasi keuangan adalah kebutuhan yang penting untuk terhindar dari

masalah keuangan yang terjadi. Literasi keuangan dalam beberapa tahun terakhir

memperoleh perhatian dari pemerintah, bank, pengusaha, pasar keuangan dan

lainnya. Faktor financial literacy merupakan hal penting dalam pengambilan

keputusan investasi. Menurut Atkinson dan Messy (2010), menyatakan bahwa

literasi keuangan didefinisikan sebagai kombinasi dari kesadaran, pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan perilaku yang diperlukan untuk membuat keputusan

keuangan yang sehat yang pada akhirnya mencapai kesejahteraan keuangan

individu. Literasi keuangan adalah tentang kemampuan memahami uang dan

keuangan serta mampu percaya diri menerapkan pengetahuan itu untuk membuat

keputusan keuangan yang efektif karena membuat keputusan keuangan yang sehat

adalah keterampilan inti yang diperlukan saat ini (Coskuner, 2016). Literasi

keuangan menurut Otoritas Jasa Keuangan (2014) adalah pengetahuan,

keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolahan keuangan dalam

rangka mencapai kesejahteraan. Financial literacy memiliki sejumlah elemen

yaitu (1) Keterampilan berhitung dasar, seperti kemampuan untuk menghitung

tingkat pengembalian investasi, tingkat suku bunga utang, dan kemampuan

aritmatika dasar (2) Pemahaman tentang manfaat dan risiko yang terkait dengan

keputusan keuangan tertentu, termasuk pengeluaran, pinjaman, leverage dan


39

investasi (3) Kemampuan untuk memahami konsep keuangan dasar, termasuk

trade off antara risiko dan return, atribut utama dari berbagai jenis investasi dan

produk keuangan lainnya, manfaat diversifikasi, dan nilai waktu dari uang (3)

Kapasitas untuk mengetahui kapan harus mencari saran professional dan apa yang

harus ditanyakan, dan kemampuan untuk memahami saran yang diberikan oleh

penasihat profesional. Menurut Shefrin (2000) behavior finance adalah studi yang

mempelajari bagaimana fenomena psikologi mempengaruhi tingkah laku

keuangan para pemain saham, Nofsinger (2001) mendefinisikan perilaku

keuangan yaitu mempelajari bagaimana manusia secara actual berperilaku dalam

sebuah penentuan keuangan ( a financial setting). Konsep perilaku keuang terbagi

atas beberapa (1) Psikologi, Menurut Irham (2016), psikolgi merupakan ilmu

pengetahuan yang membahas tentang tingka laku manusia sebagai individu dan

kelompok serta hubungan keduanya dengan lingkungan secar terbuka maupun

tertutup (2) sosiologi, Menurut Gunawan (2000), sosiologi adalah ilmu tentang

cara berteman, berkawan, bersahabat, bergaul yang baik dalam masyarakat.

Sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusum dari hasil –

hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum

(3) keuangan, Menurut ensiklopedia ekonomi, keuangan (finance)mempelajari

bagaiman individu, bisnis, dan organisasi meningkatkan, mengalokasi, dan

menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu, dan juga menghitung

risiko dalm menjalan proyek mereka.

Dari defenisi di atas yang sudah dijelaskan bahwa dapat disimpulkan

literasi keuangan merupakan pengetahuan ataupun pengalaman tentang konsep-


40

konsep keuangan pribadi sehingga dapat membuat keputusan tentang pembelian

saham, ada lima jenis kategori literasi keuangan :

1. Pengetahuan tentang konsep keuangan

2. Pengetahuan mengkomunikasikan

3. Kecerdasan

4. Keahlian

5. Kepercayaan

Karena dengan adanya literasi yang baik maka seseorang akan lebih

mudah dan lebih baik untuk mengorbankan dana dimana untuk mendapatkan

keuantungan dimasa mendatang dalam melakukan perencanaan, semakin tinggi

tingkat literasi maka akan semakin tinggi tikat minat masyarakat dalam membeli

saham. Faktor sosial yang berpengaruh terhadap minat seseorang ialah masalah

tanggung jawab terhadap keluarga. Seringkali terlihat bahwa terdapat pengaruh

dari orang tua yang memiliki lingkungan keluarga pebisnis, pekerja, maupun

pendidikan tinggi cenderung anak lebih tertarik dalam bidang tersebut.

Menurut Shefrin (2000) behavior finance adalah studi yang mempelajari

bagaimana fenomena psikologi mempengaruhi tingkah laku keuangan para

pemain saham, Nofsinger (2001) mendefinisikan perilaku keuangan yaitu

mempelajari bagaimana manusia secara actual berperilaku dalam sebuah

penentuan keuangan ( a financial setting). Konsep perilaku keuang terbagi atas

beberapa (1) Psikologi, Menurut Irham (2016), psikologi merupakan ilmu

pengetahuan yang membahas tentang tingkah laku manusia sebagai individu dan

kelompok serta hubungan keduanya dengan lingkungan secar terbuka maupun


41

tertutup (2) sosiologi, Menurut Gunawan (2000), sosiologi adalah ilmu tentang

cara berteman,berkawan,bersahabat,bergaul yang baik dalam masyarakat.

Sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusum dari hasil –

hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum

(3) keuangan, Menurut ensiklopedia ekonomi, keuangan (finance) mempelajari

bagaiman individu, bisnis, dan organisasi meningkatkan, mengalokasi, dan

menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu, dan juga menghitung

risiko dalm menjalan proyek mereka. seorang dalam mengelola keuangan dan

keputusan investasi yang dibuat (Al-Tamimi dan Kalli 2005). Semakin baik

tingkat literasi keuangan seseorang maka semakin bijak orang tersebut dalam

membuat keputusan keuangan (Lusardi dan Mitchel 2009; Hilgert, Hogarth, dan

Beverly 2003). Literasi keuangan terkait bunga majemuk mempengaruhi

kemampuan seseorang dalam melakukan perencanaan pensiun (Lusardi dan

Mitchel 2009). Investor yang memiliki literasi keuangan rendah kemungkinan

kecil untuk memiliki saham yang merupakan instrumen keuangan yang cukup

kompleks dan berisiko tinggi (van Rooij, Lusardi, Alessie 2011).

Literasi keuangan adalah kemampuan membaca, menganalisis, mengelola,

dan mengkomunikasikan tentang kondisi keuangan yang memengaruhi

kesejahteraan seseorang. Hal itu mencakup kemampuan seseorang untuk

membuat pilihan keputusan pada pengelolaan keuangan, mendiskusikan keuangan

dan merencanakan masa depan dan merespon secara kompeten aktivitas

kehidupan yang mempengaruhi keputusan keuangan sehari-hari.

2.9 Pengertian Persepsi


42

Persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu

proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraannya. Dengan

demikian, yang dimaksud dengan persepsi adalah proses dari seseorang dalam

memahami lingkungan yang mengakibatkan pengorganisasian dan penafsiran

sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologi. Persepsi dapat pula dilihat

dari proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi

tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,

perasaan, dan penciuman.Selanjutnya, dikatakan bahwa kunci untuk memahami

persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi merupakan penafsiran

yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap

situasi.

Menurut Rosyidah (2013:192), pengertian persepsi risiko atau risk

perception adalah penilaian seseorang pada situasi berisiko dimana penilaian

tersebut sangat tergantung pada karakteristik psikologis dan keadaan orang

tersebut. Investor cenderung mendefinisikan situasi berisiko apabila investor

mengalami kerugian akibat salah atau jeleknya suatu keputusan yang diambil,

khususnya jika kerugian tersebut berdampak pada situasi keuangannya. Oleh

karena itu timbul perbedaan antar investor dalam mengartikan suatu kondisi

tertentu. Sebab persepsi risiko merupakan penilaian investor pada situasi yang

berisiko, sehingga penilaian investor sangat tergantung pada karakterisitik

psikologis serta keadaan investor tersebut. Dengan begitu jika investor melakukan

suatu investasi maka investor harus siap untuk menerima segala risiko ataupun

kegagalan dalam melakukan investasi tersebut. Menurut Sarlito (1983:89)


43

persepsi adalah kemampuan seseorang dalam mengorganisir suatu pengamatan,

yang meliputi kemampuan untuk membedakan, kemampuan untuk

mengelompokkan, dan kemampuan untuk memfokuskan. Oleh karena, itu

seseorang bisa saja memiliki persepsi yang berbeda walaupun objeknya sama. Hal

ini dimungkinkan karena adanya perbedaan dalam hal sistem nilai dan ciri

kepribadian individu yang bersangkutan. Menurut Leavit dalam Sobur

(2003:445), persepsi memiliki pengertian dalam arti sempit dan arti luas. Dalam

arti sempit persepsi adalah penglihatan yaitu bagaimana seseorang melihat

sesuatu. Dalam arti luas persepsi yaitu pandangan atau pengertian, bagaimana

seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Dalam proses persepsi, terdapat

tiga komponen utama berikut (Sobur, 2003:447): 1) Seleksi adalah proses

penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya

dapat banyak atau sedikit. 2) Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan

informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh

berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi

kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan

seseorang untuk mengadakan pengategorian informasi yang diterimanya, yaitu

proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. 3) Seleksi dan

interpretasi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.

Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan

terhadap informasi yang sampai. Persepsi merupakan suatu proses yang

melibatkan pengetahuan-pengtahuan sebelumnya delam memperoleh dan

meninterpretasikan stimulus yang ditunjukkan oleh panca indra (Ikhsan, 2013).


44

Definisi persepsi yang formal adalah proses dengan mana seseorang memilih,

berusaha, dan menginterpretasikan rangsangan ke dalam suatu gambaran yang

terpadu dan penuh arti (Ikhsan dan Ishak, 2005:57 dalam Yuli Permatasari, 2014).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi

merupakan kemampuan seseorang untuk dapat membedakan, mengelompokkan,

memfokuskan terhadap sebuah objek yang dinilai.

2.10 Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1

berikut:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Dan Judul Variabe Hasil Penelitian
Tahun Penelitian Penelitian
Penelitian
1 Khairunnizam Pengaruh Variable Hasil penelitian ini
(2019) Financial Independen: menunjukkan Bahwa
Literacy dan Financial Variabel financial
Behavioral Literacy dan risk literacy dan risk
Finance perception perception tidak
Factors Variabel berpengaruh terhadap
Terhadap Dependen: keputusan investasi
Keputusan Keputusan pada investor saham
Investasi (Studi Investasi Saham syariah di Galeri
Kasus Syariah Investasi Syariah UIN
Terhadap Sunan Ampel
Investor Saham Surabaya.
Syariah di
45

Galeri Investasi
Syariah UIN
Sunan Ampel
Surabaya.
2 Maskus Analisis Variabel Hasil penelitian
Hutahaean Faktor-Faktor Independen: menunjukkan bahwa
(2018) yang inflasi, PDRB variabel inflasi,
Mempengaruhi dan tenaga kerja PDRB dan tenaga
Investasi di Variabel kerja memiliki
Sumatera Utara Dependen: pengaruh yang positif
Realisasi terhadap investasi
Investasi PMDN PMDN di Provinsi
di Provinsi Sumatera Utara
Sumatera Utara
3 Adila Fakrian Pengaruh Variabel Hasil penelitian
Audini, Abd. Literasi Independen : literasi keuangan
Mansyur Keuangan Literasi memiliki pengaruh
Mus, Herman Terhadap Keuangan terhadapa Keputusan
Sjahruddin Keputusan Invetsasi dan Perilaku
(2020) Investasi Variabel Keuangan
Dengan Dependen : memoderasi pengaruh
Perilaku Keputusan Literasi Keuangan
Kuangan Investasi terhadapa Keputusan
Sebagai Invetsasi
Varaibel Variable
Moderasi. Moderasi :
Perilaku
Keuangan
4 Andi Myopic Loss Variabel a literasi keuangan
Fauziah, Aversion Dan Independen: Loss dan durasi investasi
46

Budi Literasi Aversion Dan berpengaruh


Purwanto, Keuangan Pada Literasi signifikan positif
Wita Juwita Pengambilan Keuangan terhadap return
Ermawati Keputusan investor, penggunaan
(2020) Investor Variabel analisis teknikal
Pemula Dependen: berpengaruh
Indonesia Pengambilan signifikan negatif
Keputusan terhadap return
Investor Pemula investor, sedangkan
Indonesia belum cukup bukti
untuk menunjukkan
bahwa frekuensi
evaluasi, maxhold,
dan penggunaan
analisis fundamental
berpengaruh terhadap
return investor pada
tingkat kepercayaan
90 persen.
5 Desi Astuti Analisis Variabel Hasil penelitian
(2018) Faktor-fakto Independen: menunjukkan inflasi
yang Inflasi, Suku berpengaruh positif
Mempengaruhi Bunga, Nilai terhadap JII, suku
Harga Saham Tukar Rupiah, bunga berpengaruh
Gabungan pada PDB negatiF terhadap JII,
Jakarta Islamic nilai tukar rupiah
Variabel
Index (JII) berpengaruh negatif
Dependen:
terhadap JII, dan PDB
Indeks Harga
berpengaruh positif
Saham Gabungan
terhadap JII
pada Jakarta
47

Islamic Index

Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2021

2.11 Kerangka Berpikir

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan

seperti di bawah ini:

Literasi (X1)
Minat Pembelian
Saham Syariah (Y)
Persepsi (X2)

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

2.12 Hipotesis

2.12.1 Literasi dengan Minat Pembelian Saham Syariah

Menurut Atkinson dan Messy (2010), menyatakan bahwa literasi keuangan

didefinisikan sebagai kombinasi dari kesadaran, pengetahuan, keterampilan,

sikap, dan perilku yang diperlukan untuk membuat keputusan keuangan yang

sehat yang pada akhirnya mencapai kesejahteraan keuangan individu. Literasi

keuangan menurut Otoritas Jasa Keuangan (2014) adalah pengetahuan,

keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolahan keuangan dalam

rangka mencapai kesejahteraan.


48

Adilla Fakrian Audini, dkk. memperoleh bukti empiris pengaruh Literasi

Keuangan terhadapa keputusan invetsasi dengan perilaku keuangan sebagai

variabel moderasi, pada investor Stiem Bongaya Makassar angkatan 2016.

Literasi keuangan syariah dapat menjadikan minat investasi pada aset keuangan

syariah semakin tinggi. Karena keputusan seseorang untuk melakukan sesuatu

dipengaruhi oleh luasnya wawasan orang itu sendiri. Orang yang mempunyai

wawasan luas tentang keuangan syariah akan lebih tertarik berinvestasi pada aset

keuangan syariah karena mereka paham bahwa utilitas yang diterima bukan

terbatas pada return materi tetapi juga non-materi seperti kemaslahatan bagi

lingkungan, pahala, dan falah.

M. Syahbudi, dkk (2019). Literasi Keuangan secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap minat investasi masyarakat Kota Medan. Penelitian pengaruh

literasi keuangan terhadap minat investasi dilakukan oleh Pangestika dan Rusliati

(2019) mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bhaskara (2017)

Sivaramakrishnan, et.al (2017), (Kadoya, et.al (2017), yang menjelaskan bahwa

literasi keuangan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat

investasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Taufiqoh, et.al (2019)

menemukan bahwa variabel literasi keuangan berpengaruh secara negatif terhadap

minat investasi. itian yang dilakukan oleh Dihin dan Arrozi (2013) menunjukkan

bahwa persepsi risiko memiliki korelasi yang negatif terhadap niat investasi.

Berdasarkan hal tersebut, maka keterkaitan antara literasi dengan minat

pembelian saham syariah dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:

H1 : Literasi Berpengaruh Terhadap Minat Pembelian Saham Syariah


49

2.12.2 Persepsi dengan Minat Pembelian Saham Syariah

Persepsi terhadap Risiko Investasi Saham didefinisikan sebagai sudut

pandang seorang Investor saham syariah dalam memahami dan

menginterpretasikan tentang potensi-potensi risiko yang bisa terjadi dalam

investasi saham di pasar modal. Indikator yang digunakan untuk mengukur

Persepsi Risiko diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Pavlou (2003).

Persepsi terhadap risiko dapat diukur dengan 3 indikator sebagai berikut: (1) ada

risiko tertentu, (2) mengalami kerugian, dan (3) pemikiran bahwa berisiko.

Berdasarkan hal tersebut, maka keterkaitan antara persepsi dengan minat

pembelian saham syariah dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:

H2 : Persepsi Berpengaruh Terhadap Minat Pembelian Saham Syariah

2.12.3 Literasi dan Persepsi Terhadap Minat Pembelian Saham Syariah

M. Syahbudi, dkk (2019). Literasi Keuangan secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap minat investasi masyarakat Kota Medan. Penelitian pengaruh

literasi keuangan terhadap minat investasi dilakukan oleh Pangestika dan Rusliati

(2019) mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bhaskara (2017)

Sivaramakrishnan, et.al (2017), (Kadoya, et.al (2017), yang menjelaskan bahwa

literasi keuangan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat

investasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Taufiqoh, et.al (2019)

menemukan bahwa variabel literasi keuangan berpengaruh secara negatif terhadap

minat investasi. Peneitian yang dilakukan oleh Dihin dan Arrozi (2013)

menunjukkan bahwa persepsi risiko memiliki korelasi yang negatif terhadap

minat investasi. Persepsi terhadap Resiko Investasi Saham didefinisikan sebagai


50

sudut pandang seorang Investor dalam memahami dan menginterpretasikan

tentang potensi-potensi risiko yang bisa terjadi dalam investasi saham di pasar

modal. Indikator yang digunakan untuk mengukur Persepsi Risiko diadaptasi dari

penelitian yang dilakukan oleh Pavlou (2003). Persepsi terhadap risiko dapat

diukur dengan 3 indikator sebagai berikut: (1) ada risiko tertentu, (2) mengalami

kerugian, dan (3) pemikiran bahwa berisiko.

H3 : Literasi dan Persepsi Berpengaruh Terhadap Minat Pembelian Saham

Syariah
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan menganalisis pengaruh tingkat literasi dan persepsi

pada investor terhadap pembelian saham syariah, dengan menggunakan uji regresi

linier berganda. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara yang

memiliki 8 Kota diantaranya Kota Medan, Kota Binjai, Kota Tebing Tinggi, Kota

Pematang Siantar, Kota Sibolga, Kota Tanjung Balai, Kota Gunung Sitoli dan

Kota Padang Sidempuan, dan waktu penelitian ini akan dimulai dari bulan Juni

2021 hingga bulan Juli 2021.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi

Populasi adalah subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi

syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah atau objek penelitian (Supardi,

2012: 25). Populasi adalah keseluruhan objek/subjek penelitian yang ditetapkan

oleh peneliti (Machali, 2017: 52). Populasi dalam penelitian ini adalah investor

saham syariah di Sumatera Utara. Investor dipilih karena dianggap sudah

mengetahui apa yang dimaksud dengan pembelian saham karena sudah terlibat

dalam transaksi jual/beli saham. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah

sebanyak 35.244 Investor saham syariah Sumatera Utara (Direktorat Pasar Modal

Syariah-Otoritas Jasa Keuangan 2021)

3.2.2 Sampel

Sampel adalah objek/subjek yang diambil sebagian dari keseluruhan objek

51
52

yang diteiliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Machali, 2017: 52).

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri ciri atau keadaan

tertentu yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian kuantitatif merupakan subjek

penelitian yang dianggap mewakili populasi, dan biasanya disebut responden

penelitian (Supardi, 2012: 25). Penentuan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik non probability sampling yakni teknik pengambilan sampel

yang memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel (Machali, 2017: 56). Adapun kriteria

sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sampel sudah memiliki Rekening Dana Nasabah (RDN) untuk

bertransaksi di pasar modal.

2. Sampel sudah pernah membeli dan menjual saham syariah.

3. Sampel sudah terlibat transaksi jual/beli saham syariah lebih dari 3 bulan.

Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin. Teknik

pengambilan sampel menurut (Ridwan, 2005: 65) dalam (Machali, 2017: 61)

dapat menggunakan rumus Slovin yaitu:

n= N
1 + N (e)2

n= 35.244
1 + 35.244 x (0,10)2

n= 35.244
53

1 + (35.244 x 0,01)

n= 35.244
1 + 352,44

n= 35.244
353,44

n= 99,71
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh hasilnya 99,71 untuk

memudahkan penulis maka sampel dibulatkan menjadi 100, sehingga sampel yang

harus diperoleh penulis berjumlah 100 responden investor saham syariah di

Provinsi Sumatera Utara, dengan rincian 1-10 responden/ Kabupaten atau Kota

yang pernah melakukan jual/beli saham syariah.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif

berupa data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber

pertama baik individu maupun kelompok, yaitu melalui kuesioner dengan

memberikan daftar pertanyaan kepada responden terpilih, yang merupakan

Investor Saham Syariah yang telah terdaftar di sekuritas saham di Provinsi

Sumatera Utara dengan jumlah penyebaran kuesioner sama rata di setiap

Kabupaten/Kota, dengan mempertimbangkan juga kondisi/jumlah sampel di

lapangan. Data sekunder atau informasi yang diperoleh dari buku, jurnal dan situs

internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Kemudian untuk memperoleh


54

data tersebut, peneliti mengambil data dari beberapa buku, website dan contoh

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Minat Pembelian Saham Syariah (Y)

2. Literasi (X1)

3. Persepsi (X2)

3.4.2 Defenisi Operasional

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan

satu variabel terikat. Dimana variabel-variabelnya yaitu literasi (X1) dan persepsi

(X2) sebagai variabel bebas dan minat pembelian saham syariah (Y) sebagai

variabel terikat. Pada operasional variabel penelitian ini akan dijelaskan mengenai

indicator dari setiap variabel yang diajukan, baik itu variabel bebas maupun

variabel terikat. Setiap indikator nantinya ditampilkan dalam kuesioner untuk

dijawab oleh responden. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

likert dengan rentang pertanyaan sangat setuju hingga sangat tidak setuju.
55

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Skala
Literasi (X) Variabel bebas o Memiliki Likert
Variabel merupakan variabel yang keterampilan
Bebas mempengaruhi variabel berhitung dasar
terikat. Variabel bebas investasi.
pertama dalam penelitian o Memiliki
ini adalah literasi yang pemahaman manfaat
didefinisikan sebagai dan resiko investasi.
kemampuan individu o Memiliki
dalam mencari dan pemahaman konsep
mengelolah informasi trade off antara
saham syariah resiko dan return.
dikalangan investor (Otoritas Jasa
Sumatera Utara. Keuangan :2014)
Persepsi (X) Variabel bebas kedua o Kemampuan Likert
Variabel dalam penelitian ini membedakan
Bebas adalah persepsi yang o Kemampuan
didefinisikan sebagai mengelompokkan
tanggapan atas penilaian o Kemampuan
informasi saham syariah memfokuskan
dikalangan investor (Sarlito, 1983:89)
Sumatera Utara.
Minat Variabel terikat adalah o Perhatian individu Likert
Pembelian variabel yang o Keinginan
Saham dipengaruhi oleh variabel mengetahui
Syariah (Y) bebas. Variabel terikat
Variabel dalam penelitian ini
Terikat adalah minat investor.
Minat merupakan tingkat
56

ketertarikkan yang
mendorong investor
dalam pembelian saham
syariah.
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2021

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan keadaan dan kondisi objek

yang diteliti, dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

kuesioner. Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang efisien bila penelitian tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan

tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok

digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat

diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet

(Sugiyono, 2014). Teknik ataupun metode pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti

tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan

(Sugiyono, 2014).
57

3.5.1 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

untuk panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur (Sugiyono, 2001:84).

Skala pengukuran yang digunakan dalam pengukuran ini adalah skala likert. Skala

likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian

seperti sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang.

Ada 5 (lima) alternatif yang digunakan dalam pemberian skor dengan nilai :

Sangat Setuju (SS) =5 Tidak Setuju (TS) =2

Setuju (S) =4 Sangat Tidak Setuju (STS) =1

Kurang Setuju (KS) =3

3.6 Teknik Analisis Data

Metode analisis daya menggunakan Statistik Deskriptif, Uji Kualitas Data,

Uji Asumsi Klasik, Dan Uji Hipotesis.

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu daya yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis dan kemencengan distribusi. Namun tidak semua nilai

deskripsi diperlukan dalam suatu pengujian. Sebaiknya dipilih sesuai dengan

kebutuhan analisis (Anggriyani, 2014).

3.6.2 Uji Kualitas Data

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, maka sebelum dilakukan

uji statistik terlebih dahulu dilakukan uji reliabilitas dan uji validitas agar hasil

penelitian menjadi realibel dan valid.


58

3.6.2.1 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsisten reponden

dalam menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan yang merupakan dimensi

suatu variabel dan disusun dalam satu bentuk kuesionera (Anggriyani, 2014).

Teknik yang digunakan dalam menghitung reliabilitas penelitian ini

adalah dengan mengukur koefisien Cronbach Alfa (a). Suatu variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Jika nilai Alpha < 0,60

hal ini mengindikasikan ada beberapa responden yang menjawab tidak konsisten

dan harus kita lihat satu persatu jawaban responden yang tidak konsisten harus

dibuang dari anlisis dan alpha akan meningkat.

3.6.2.2 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

satu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Dalam daftar ini pada

umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu (Anggriyani, 2014).

Pengujian validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara skor tiap

butir pertanyaan dengan jumlah skor seluruh pertanyaan.

Angka korelasinya tersebut kemudian dibandingkan dengan angka kritis

atau r kritis untuk seluruh responden denan tingkat signifikan sebesar 0,05% pada

tabel Product Moment yang digunakan sebagai rumus korelasi. Suatu instrumen

dikatakan valid apabila angka korelasinta yang diperoleh dari perhitungan yaitu r

hitung lebih besar atau sama dengan dari r tabel (r kritis) atau dengan melihat nilai

probabilitas jika nilai probabilitas lebih kecil dari nilai signifikan 0,05 maka

dikatakan valid, sebaliknya jika lebih besar dari nilai signifikan 0,05 maka tidak
59

valid.

3.6.3 Uji Hipotesis

3.6.3.1 Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti

melakukan, uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

3.6.3.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data ini sebaiknya dilakukan sebelum diolah berdasarkan

model-model penelitian. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi

data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian dan data yang

digunakan dalam penelitian adalah data yang terdistribusi normal (Anggriyani,

2014). Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan kolmogorov

Smirnov, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi data. Jika nilai

signifikan lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi dengan normal, dan jika

kurang dari 0,05 maka data tidak terdistribusi dengan normal.

3.6.3.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji ini diperlukan karena untuk mengetahui ada tidaknya variabel

independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu

model. Kemiripan antar variabel independen dalam satu model akan

menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel

indenpenden dengan independen yang lainnya (Anggriyani, 2014). Jika Nilai

Variance Inflation (VIF) tidak lebih dari 10 atau dibawah 10 dan VIF tidak

kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas VIF

=1/Tolerance, jika VIF = 10, maka Tolerance =1/10 =0,1. Semakin tinggi VIF
60

maka semakin rendah Tolerance.

3.6.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residuak

suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran

berhubungan antara nilai diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai

tersebut. Model regresi yang baik adalah model yang meiliki persamaan variance

residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain, atau

adanya hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual

nilai tersebut sehingga dapat dikatakan model tersebut homoskedastisitas

(Anggriyani, 2014).

3.6.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Peneliti menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda karena ingin

mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui dua variabel

independent, yang kemudian digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh antara dua variabel bebas (X1, X2) dengan variabel terikat (Y).

Persamaan dalam regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + e

Keterangan:

Y : Minat Pembelian Saham Syariah α: Nilai konstanta

X1 : Literasi β : koefisien regresi

X2 : Persepsi β : koefisien regresi

e : Error (tingkat kesalahan)


61

3.6.5 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output

SPSS, koefisien determinasi terletak pada model summary dan tertulis R square.

Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar

antara 0 sampai 1 (Anggriyani, 2014).

3.6.6 Uji Statistik T

Uji statistik T bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual (pasrial) terhadap variabel

dependen, digunakan tingkat signifikas 5% (α) = 0,05. Jika probability T lebih

besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen, sedangkan jika nilai probability T lebih kecil dari 0,05 maka terdapat

pengaruh variabel dependen (Anggriyani, 2014).

3.6.7 Uji Statistik F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel

independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Maka digunakan

tingkat signifikan sebesar 0,05. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F

dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: jika Fhitung lebih besar dari

Ftabel dan tingkat signifikan lebih kecil dari pada alpha 0,05 maka H0 ditolak atau

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika Fhitung

lebih kecil dari Ftabel dan tingkat signifikan lebih besar dari pada alpha 0,05 maka

variabel independen tidmdpemuak mepunyai pengaruh secara bersama-sama


62

terhadap varaibel dependen (Anggriyani, 2014).


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini, penulis menyajikan data-data yang diperoleh dari penelitian

pada investor saham syariah di provinsi Sumatera Utara. Penyajian data tertera

sebagai berikut:

4.1.1 Data Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang

diberikan oleh peneliti, yang kemudian diteruskan kepada responden melalui

google form. Kuesioner yang telah diisi oleh responden kemudian dikumpulkan

kembali kedalam Microsoft Office Excel 2016, kemudian diolah dengan

menggunakan aplikasi SPSS versi 25. Data tersebut diolah sesuai dengan metode

analisis data yang telah ditentukan.

4.1.2 Gambaran Umum Responden

Pada penelitian ini responden yang mengisi kuesioner merupakan investor

saham syariah di provinsi Sumatera Utara. Kuesioner yang disebarkan yaitu

kepada 100 responden . Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data seputar

pribadi responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, asal kota, pendidikan

terakhir, pekerjaan, pendapatan perbulan,sekuritas/platform trading syariah yang

digunakan, serta informasi lainnya yang terkait dengan pengaruh literasi dan

persepsi terhadap pembelian saham syariah dikalangan investor Sumatera Utara.

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

63
64

Terdapat variasi usia responden pada penelitian ini . Table 4.1 berikut adalah data

karakteristik responden yang diklasifikasikan berdasarkan pada tingkat usia.

Investor saham syariah dengan umur termuda adalah 20 tahun dan yang tertua

adalah 60 tahun

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
20-30 30 30 %
31-40 36 36 %
41-50 26 26 %
51-60 8 8%
Jumlah 100 100 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2021

20-30 Tahun 31-40 Tahun 41-50 Tahun 51-60 Tahun

51-60 Tahun
8%
20-30 Tahun
30%
41-50 Tahun
26%

31-40 Tahun
36%

Gambar 4.1
Data Responden Berdasarkan Usia
(Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer 2021)

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa investor saham

syariah didominasi rentang umur 31-40 tahun.

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil tabulasi kuesioner menunjukkan bahwa jumlah responden yang


65

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 63 investor dengan persentase 63 %, dan

responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 investor dengan

persentase 37 %. Hal ini menggambarkan bahwa investor saham syariah di

Provinsi Sumatera Utara dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki. Untuk

lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 63 63 %
2 Perempuan 37 37 %
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil Pengelolaan Data Primer 2021

Laki-laki Perempuan

Perempuan
37%

Laki-laki
63%

Gambar 4.2
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
(Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer 2021)
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat disimpulkan bahwa investor saham

syariah didominasi laki-laki sebanyak 63 investor saham syariah, dan lebih besar

dibandingkan perempuan yang hanya sebanyak perempuan 37 investor saham

syariah

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Dari hasil tabulasi kuesioner berdasarkan pendidikan menunjukkan bahwa


66

tingkat pendidikan investor yang mendominasi adalah tamatan Sarjana sebanyak

36 investor dengan persentase 36 %, diikuti oleh tamatan SMA/Sederajat

sebanyak 23 investor dengan persentase 23 %. Selanjutnya, untuk tamatan jenjang

D3/Sederajat sebanyak 9 investor dengan persentase 9 %, serta jenjang

pascasarjana sebanyak 15 investor dengan persentase 15 %. Sementara jenjang

pendidikan paling sedikit adalah SMP/Sederajat dengan hanya berjumlah 7

investor atau persentase 1 %., untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3

berikut:

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase
1 SD 10 10 %
2 SMP/Sederajat 7 7%
3 SMA/Sederajat 23 23 %
4 D3/Sederajat 9 9%
5 Sarjana 36 36 %
6 Pascasarjana 15 15 %
Jumlah 100 100 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2021

SD SMP/Sederajat SMA/Sederajat
D3/Sederajat Sarjana Pascasarjana

Pascasarjana SD
15% 10%
SMP/Sederajat
7%

SMA/Sederajat
Sarjana 23%
36%
D3/Sederajat
9%

Gambar 4.3
Data Responden Berdasarkan Pendidikan
(Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer)
67

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang

tinggi dapat membuat masyarakat lebih melek investasi saham syariah.

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan dan Detail

Pekerjaan (Crosstabulation)

Data 4.4 berikut adalah data karakteristik responden yang diklasifikasikan

berdasarkan jenis pekerjaan atau profesi dan detail pekerjaan responden.

Berdasarkan Tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan dan

detail pekerjaan (crosstabulation) menunjukkan bahwa mayoritas investor saham

syariah di Provinsi Sumatera Utara memiliki pekerjaan tetap dengan jumlah 54

investor atau sebesar 54 % dari total responden dengan detail pekerjaan paling

dominan adalah karyawan sebanyak 16 investor (16 %), kemudian diikuti petani

sebanyak 16 investor (16 %), tenaga pendidik (guru, dosen dan tentor) sebanyak

11 investor (11 %), lalu diikuti pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 7 investor (7

%), kemudian tenaga kesehatan (dokter, bidan) sebanyak 3 investor (3 %).

Sedangkan 46 investor atau 46 % dari responden memiliki pekerjaan tidak tetap

dengan detail pekerjaan paling dominan adalah wiraswasta (pedagang, pengusaha

kue, pengacara, dna montir) sebanyak 34 investor (34 %). Kemudian diikuti

mahasiswa sebanyak 13 investor (13 %).


68

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Menggunakan Tabel Silang (Crosstabulation)
Jenis Pekerjaam*Detail Pekerjaan Crosstabulation

Jenis Pekerjaan * Detail Pekerjaan Crosstabulation


Detail Pekerjaan Total
Wiras
Karyawan Mahasiswa Nakes Petani PNS Tendik wasta
Jenis Pekerjaa N 16 0 3 16 7 11 0 54
Peke n Tetap % Jenis 29.6% 0.0% 5.6% 31.5% 13.0% 20.4% 0.0% 100.0
rjaan Pekerjaan %
% Detail 100.0% 0.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 0.0% 54%
Pekerjaan
% Total 15.8% 0.0% 3.0% 16.8% 6.9% 10.9% 0.0% 53.5%
Pekerjaa N 0 13 0 0 0 0 34 46
n Tidak % Jenis 0.0% 27.7% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 72.3% 100.0
Tetap Pekerjaan %
% Detail 0.0% 100.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 100.0 46%
Pekerjaan %
% Total 0.0% 12.9% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 33.7% 46%
Total N 16 13 3 16 7 11 34 100
% Jenis 15.8% 12.9% 3.0% 16.8% 6.9% 10.9% 33.7% 100.0
Pekerjaan %
% Detail 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0 100.0
Pekerjaan % %
% Total 15.8% 12.9% 3.0% 16.8% 6.9% 10.9% 33.7% 100.0
%
Sumber : SPSS Versi 25

Berdasarkan Tabel Silang (Crosstabulation) di atas, dapat simpulkan bahwa

jenis pekerjaan seseorang tidak membatasi orang untuk berinvestasi di Bursa Efek

Syariah.

4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Tabel 4.5 berikut adalah data karakteristik responden yang

diklasifikasikan berdasarkan jumlah pendapatan investor

Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Rentang Pendapatan Jumlah Persentase
<5 Juta - 8 Juta 39 39,6 %
8,1 Juta - 14 Juta 18 17,8 %
14,1 Juta - 18 Juta 12 11,9 %
18,1 Juta - 25 Juta 8 7,9 %
>25 Juta 23 22,8 %
Jumlah 100 100 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2021
69

<5 Juta - 8 Juta 8,1 Juta - 14 Juta 14,1 Juta - 18 Juta


18,1 Juta - 25 Juta > 25 Juta

> 25 Juta
23%
<5 Juta - 8 Juta
18,1 Juta - 25 39%
Juta
14,18%Juta - 18
Juta
12%
8,1 Juta - 14 Juta
18%

Gambar 4.4
Data Responden Berdasarkan Pendapatan
(Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2021)

Berdasarkan tabel 4.5 karakteristik responden berdasarkan jumlah

pendapatan, dapat disimpulkan bahwa investor saham syariah di Provinsi

Sumatera Utara memiliki variasi pendapatan. Mayoritas investor saham syariah

yang menjadi responden berpendapatan dengan rentang <5 Juta - 8 Juta

berjumlah 39 investor dengan persentase 39,6 %, diikuti dengan rentang

pendapatan >25 Juta berjumlah 23 investor dengan persentase 22,8 %, lalu

dilanjutkan dengan rentang pendapatan 8,1 Juta – 14 Juta berjumlah 18 investor

dengan persentase 17,8 %, kemudian dengan rentang pendapatan 14,1 Juta – 18

Juta berjumlah 12 investor dengan presentase 7,9 %, dan yang terakhir dengan

rentang pendapatan 18,1 Juta – 25 Juta berjumlah 8 investor dengan persentase

7,9 %.
70

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan juga bahwa rentang

pendapatan yang rendah tidak pula membatasi masyarakat untuk berinvestasi

saham syariah.

4.1.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan, Pendapatan dan

Jenis Kelamin (Crosstabulation)

Tabel 4.6 berikut adalah data karakteristik responden yang diklasifikasikan

berdasarkan pekerjaan, pendapatan dan jenis kelamin responden.


71

Tabel 4.6
Karakteristik Responden Menggunakan Tabel Silang (Crosstabulation)
Jenis Kelamin * Pendapatan * Pekerjaan Crosstabulation
Pendapatan Total
<5jt - >25jt 14,1jt 18,1jt - 8,1jt -
8jt - 18jt 25jt 14jt
Karyawan Jenis Laki-lakiN 7 1 0 1 1 10
Kela % 63.6% 100.0% 0.0% 100.0% 33.3% 62.5%
min Pendapatan
PerempuanN 4 0 0 0 2 6
% 36.4% 0.0% 0.0% 0.0% 66.7% 37.5%
Pendapatan
Total N 11 1 0 1 3 16
% 100.0% 100.0% 100.0 100.0% 100.0% 100.0%
%
Pendapatan
Mahasiswa Jenis Laki-laki N 9 0 0 0 0 9
Kela % 75.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 69.2%
min Pendapatan
Perempuan N 3 1 0 0 0 4
% 25.0% 100.0% 0.0% 0.0% 0.0% 30.8%
Pendapatan
Total N 12 1 0 0 0 13
% 100.0% 100.0% 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Pendapatan
Nakes Jenis Laki-laki N 0 0 0 0 0 0
Kela % 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
min Perempuan Pendapatan
N 1 1 0 1 3
0
% 100.0% 0.0% 100.0 0.0% 100.0% 100.0%
%
Pendapatan
Total N 1 0 1 0 1 3
% 100.0% 0.0% 100.0 0.0% 100.0% 100.0%
%
Pendapatan
Petani Jenis Laki-laki N 0 7 2 4 2 15
Kela % 0.0% 100.0% 66.7% 100.0% 100.0% 93.8%
min Pendapatan
Perempuan N 0 0 1 0 0 1
% 0.0% 0.0% 33.3% 0.0% 0.0% 6.3%
Pendapatan
Total N 0 7 3 4 2 16
% 0.0% 100.0% 100.0 100.0% 100.0% 100.0%
%
Pendapatan
72

PNS Jenis Laki-laki N 4 1 0 0 0 5


Kela % 80.0% 100.0% 0.0% 0.0% 0.0% 71.4%
min Pendapatan
Perempuan N 1 0 0 0 1 2
% 20.0% 0.0% 0.0% 0.0% 100.0% 28.6%
Pendapatan
Total N 5 1 0 0 1 7
% 100.0% 100.0% 0.0% 0.0% 100.0% 100.0%
Pendapatan
Tendik Jenis Laki-laki N 1 0 0 1 2 4
Kela % 20.0% 0.0% 0.0% 100.0% 40.0% 36.4%
min Pendapatan
Perempuan N 4 0 0 0 3 7
% 80.0% 0.0% 0.0% 0.0% 60.0% 63.6%
Pendapatan
Total N 5 0 0 1 5 11
% 100.0% 0.0% 0.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Pendapatan
Wiraswasta Jenis Laki-laki N 2 7 6 2 3 20
Kela % 50.0% 50.0% 75.0% 100.0% 50.0% 58.8%
min Pendapatan
Perempuan N 2 7 2 0 3 14
% 50.0% 50.0% 25.0% 0.0% 50.0% 41.2%
Pendapatan
Total N 4 14 8 2 6 34
% 100.0% 100.0% 100.0 100.0% 100.0% 100.0%
%
Pendapatan
Total Jenis Laki-laki N 23 16 8 8 8 63
Kela % 60.5% 66.7% 66.7% 100.0% 44.4% 63.0%
min Pendapatan
Perempuan N 15 8 4 0 10 37
% 39.5% 33.3% 33.3% 0.0% 55.6% 37.0%
Pendapatan
Total N 38 24 12 8 18 100
% 100.0% 100.0% 100.0 100.0% 100.0% 100.0%
%
Pendapatan

Sumber : SPSS versi 25

Berdasarkan Tabel. 4.6 Crosstabulation Pekerjaan, Pendapatan, dan Jensi

Kelamin menunjukkan bahwa mayoritas investor adalah Laki-laki dengan total 63

investor (63%), sementara investor perempuan berjumlah 37 investor (37%).

Pekerjaan investor paling dominan adalah wiraswasta dengan total 34 investor,

dimana 20 investor diantaranya adalah laki-laki dan 14 investor lainnya adalah


73

perempuan, dengan rentang pendapatan paling banyak >25 juta yang berjumlah

14 investor.

Pekerjaan investor paling banyak kedua adalah petani dengan total 16

investor, dimana 15 diantaranya adalah laki-laki dan 1 investor lainnya adalah

perempuan, dengan rentang pendapatan paling banyak >25 juta yang berjumlah 7

investor.

Pekerjaan investor paling banyak ketiga adalah karyawan dengan total 16

investor, dimana 10 diantaranya adalah laki-laki dan 6 investor lainnya adalah

perempuan, dengan rentang pendapatan paling banyak > 25 juta yang berjumlah 1

investor.

Pekerjaan investor paling banyak keempat adalah mahasiswa dengan total

13 investor, dimana 9 diantaranya adalah laki-laki dan 4 investor lainnya adalah

perempuan, dengan rentang pendapatan paling banyak > 25 juta yang berjumlah 1

investor.

Pekerjaan investor paling banyak kelima adalah tendik dengan total 11

investor, dimana 4 diantaranya adalah laki-laki dan 7 investor lainnya adalah

perempuan, dengan rentang pendapatan paling banyak 18,1 juta - 25 juta yang

berjumlah 1 investor.

Pekerjaan investor paling banyak keenam adalah PNS dengan total 7

investor, dimana 5 diantaranya adalah laki-laki dan 2 investor lainnya adalah

perempuan, dengan rentang pendapatan paling banyak > 25 juta yang berjumlah 1

investor.
74

Pekerjaan investor paling sedikit adalah Nakes dengan total 3 investor,

dimana 0 diantaranya adalah laki-laki dan 3 investor lainnya adalah perempuan,

dengan rentang pendapatan paling banyak 14,1 juta -18 juta yang berjumlah 1

investor.

4.1.3 Penyajian Data Kuesioner

4.1.3.1 Variabel Literasi

Analisis deskriptif jawaban responden tentang variabel literasi didasarkan

pada jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat dalam

kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi jawaban responden untuk

variabel literasi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7
Penyajian Data Kuesioner pada Variabel Literasi
SS S KS TS STS
Pertanyaan Total
F % F % F % F % F %
P1 63 63 30 30 5 5 1 1 1 1 100 100
P2 66 66 28 28 5 5 1 1 0 0 100 100
P3 46 46 44 44 9 9 1 1 0 0 100 100
P4 71 71 27 27 2 2 0 0 0 0 100 100
P5 64 64 33 33 3 3 0 0 0 0 100 100
P6 70 70 25 25 4 4 0 0 1 1 100 100
P7 52 52 33 33 13 13 2 2 0 0 100 100
Sumber : Kuesioner Penelitian 2021

Dari table 4.7 di atas dapat dijelaskan:

• Untuk pernyataan 1, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 63 responden, sedangkan setuju sebanyak 30 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 5 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 1 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 1 responden.


75

• Untuk pernyataan 2, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 66 responden, sedangkan setuju sebanyak 28 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 5 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 1 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 0 responden.

• Untuk pernyataan 3, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 46 responden, sedangkan setuju sebanyak 44 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 9 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 1 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 0 responden.

• Untuk pernyataan 4, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 71 responden, sedangkan setuju sebanyak 27 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 2 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 0 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 0 responden.

• Untuk pernyataan 5, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 64 responden, sedangkan setuju sebanyak 33 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 3 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 0 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 0 responden.

• Untuk pernyataan 6, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 70 responden, sedangkan setuju sebanyak 25 responden, lalu


76

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 4 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 0 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 1 responden.

• Untuk pernyataan 7, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 52 responden, sedangkan setuju sebanyak 33 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 13 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 2 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 0 responden.

4.1.3.2 Variabel Persepsi

Analisis deskriptif jawaban responden tentang variabel persepsi

didasarkan pada jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang

terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi jawaban

responden untuk variabel persepsi dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8
Penyajian Data Kuesioner pada Variabel Persepsi
SS S KS TS STS
Pertanyaan Total
F % F % F % F % F %
P1 67 67 24 24 5 5 2 2 2 2 100 100
P2 55 55 41 41 2 2 2 2 0 0 100 100
P3 64 64 29 29 7 7 0 0 0 0 100 100
P4 52 52 32 32 11 11 5 5 0 0 100 100
P5 64 64 24 24 11 11 0 0 1 1 100 100
P6 50 50 27 27 15 15 5 5 3 3 100 100
P7 80 80 13 13 4 4 2 2 1 1 100 100
Sumber : Kuesioner Penelitian 2021

Dari table 4.8 di atas dapat dijelaskan:


77

• Untuk pernyataan 1, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 67 responden, sedangkan setuju sebanyak 24 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 5 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 2 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 2 responden.

• Untuk pernyataan 2, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 55 responden, sedangkan setuju sebanyak 41 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 2 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 2 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 0 responden.

• Untuk pernyataan 3, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 64 responden, sedangkan setuju sebanyak 29 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 7 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 0 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 0 responden.

• Untuk pernyataan 4, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 52 responden, sedangkan setuju sebanyak 32 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 11 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 5 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 0 responden.

• Untuk pernyataan 5, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 64 responden, sedangkan setuju sebanyak 24 responden, lalu


78

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 11 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 0 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 1 responden.

• Untuk pernyataan 6, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 70 responden, sedangkan setuju sebanyak 25 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 4 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 0 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 1 responden.

• Untuk pernyataan 7, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 80 responden, sedangkan setuju sebanyak 13 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 4 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 2 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 1 responden.

4.1.3.3 Variabel Minat

Analisis deskriptif jawaban responden tentang variabel persepsi

didasarkan pada jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang

terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi jawaban

responden untuk variabel minat dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
79

Tabel 4.9
Penyajian Data Kuesioner pada Variabel Persepsi
SS S KS TS STS
Pertanyaan Total
F % F % F % F % F %
P1 67 67 27 27 5 5 0 0 1 1 100 100
P2 63 63 33 33 3 3 1 1 0 0 100 100
P3 60 60 32 32 7 7 1 1 0 0 100 100
P4 65 65 30 30 5 5 0 0 0 0 100 100
P5 55 55 41 41 3 3 0 0 1 1 100 100
P6 62 62 28 28 7 7 3 3 0 0 100 100
P7 68 68 24 24 8 8 0 0 0 0 100 100
Sumber : Kuesioner Penelitian 2021

Dari table 4.9 di atas dapat dijelaskan:

• Untuk pernyataan 1, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 67 responden, sedangkan setuju sebanyak 27 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 5 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 0 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 1 responden.

• Untuk pernyataan 2, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 63 responden, sedangkan setuju sebanyak 33 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 3 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 1 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 0 responden.

• Untuk pernyataan 3, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 60 responden, sedangkan setuju sebanyak 32 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 7 responden, kemudian tidak


80

setuju sebanyak 1 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 0 responden.

• Untuk pernyataan 4, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 65 responden, sedangkan setuju sebanyak 30 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 5 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 0 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 0 responden.

• Untuk pernyataan 5, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 55 responden, sedangkan setuju sebanyak 41 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 3 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 0 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 1 responden.

• Untuk pernyataan 6, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 62 responden, sedangkan setuju sebanyak 28 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 7 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 3 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 0 responden.

• Untuk pernyataan 7, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

sebanyak 68 responden, sedangkan setuju sebanyak 24 responden, lalu

untuk pernyataan kurang setuju sebanyak 8 responden, kemudian tidak

setuju sebanyak 0 responden, begitu juga dengan pernyataan sangat tidak

setuju sebanyak 0 responden.


81

4.1.4 Hasil Uji Kualitas Data

Suatu jenis data primer memiliki kualitas dan dapat dianalisis lebih lanjut

apabila instrument-intrumen pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

variabel-variabel yang diteliti dinyatakan valid dan reliabel. Maka, sebelum

dilakukan analisis lebih lanjut, dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih

dahulu.

4.1.4.1 Uji Validitas

Tabel 4.10 berikut adalah hasil uji validitas data pada instrument

pertanyaan kuesioner yang disebar untuk 30 orang responden sebagai bahan uji.

Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas
Item Koefisien
Variabel Pertanyaan Korelasi r tabel Keterangan
Pertanyaan 1 0,865 0,361 Valid
Pertanyaan 2 0,766 0,361 Valid
Pertanyaan 3 0,681 0,361 Valid
Literasi Pertanyaan 4 0,763 0,361 Valid
Pertanyaan 5 0,772 0,361 Valid
Pertanyaan 6 0,622 0,361 Valid
Pertanyaan 7 0,854 0,361 Valid
Pertanyaan 1 0,768 0,361 Valid
Pertanyaan 2 0,837 0,361 Valid
Pertanyaan 3 0,642 0,361 Valid
Persepsi Pertanyaan 4 0,714 0,361 Valid
Pertanyaan 5 0,671 0,361 Valid
Pertanyaan 6 0,898 0,361 Valid
Pertanyaan 7 0,628 0,361 Valid
Pertanyaan 1 0,686 0,361 Valid
Pertanyaan 2 0,768 0,361 Valid
Pertanyaan 3 0,716 0,361 Valid
Minat Pertanyaan 4 0,386 0,361 Valid
Pertanyaan 5 0,836 0,361 Valid
Pertanyaan 6 0,647 0,361 Valid
Pertanyaan 7 0,702 0,361 Valid
Sumber : SPSS versi 25
82

Uji validitas ini dilakukan secara statistic dengan menggunakan uji

Pearson Product-Moment Coefficient of Correlation. Uji signifikan dilakukan

dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n-

2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jumlah sampel (n) pada uji kualitas

instrument dan data ini sebanyak 30. Selanjutnya, besarnya df dapat dihitung 30-2

= dan signifikan 0,05 dengan uji dua sisi pada rtabel, maka rtabel didapat sebesar

0,361.

Selanjutnya, membandingkan nilai rhitung dengan rtabel . Jika nilai rhitung lebih

besar dari rtabel , maka item pertanyaan dikatakan valid. Tabel 4.10 menunjukkan

hasil uji validitas bahwa seluruh item pertanyaan memenuhi syarat rhitung > 0,361,

dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan valid dan dapat digunakan

untuk analisis selanjutnya.

4.1.4.2 Uji Reliabelitas

Tabel 4.11 berikut adalah hasil uji reliabelitas data pada instrument

pertanyaan kuesioner yang disebar untuk 30 orang responden d=sebagai bahan uji.

Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabelitas
Variabel Cronbach’s Jumlah Keterangan
Alpha Pertanyaan
Literasi 0,737 7 Butir Reliabel
Persepsi 0,827 7 Butir Reliabel
Minat 0,815 7 Butir Reliabel
Sumber : SPSS versi 25
83

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 4.11 di atas dapat disimpulkan

bahwa keseluruhan instrument pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dinyatakan reliabel. Hal ini

dapat dilihat nilai Cronbach’s Alpha masing-masing variabel penelitian lebih

besar dari 0,60.

4.1.4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa dalam penelitian ini

terdapat linearitas dan tidak terdapat heteroskedastisitas, serta data yang

dihasilkan memiliki distribusi normal. Apabila tidak dijumpai adanya

heteroskedastisitas, dan hubungan antar variabel adalah linear maka asumsi klasik

telah dipenuhi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji

One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Penulis memilih One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test karena hasil dari uji ini lebih relevan daripada

melakukan uji grafik. Dalam uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test , suatu

data dikatakan memiliki distribusi normal jika nilai signifikan atau nilai

Asymp.Sig.(2-tailed) lebih besar dari 0,05.


84

Tabel 4.12
Hasil Uji One Sampel Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Mean ,0000000
a,b
Parameters Std. Deviation 2,20434771
Most Absolute ,075
Extreme Positive ,068
Differences Negative -,075
Kolmogorov-Smirnov Z .775
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : SPSS versi 25

Berdasarkan pendekatan Kolmogorov-Smirnov yang ditunjukkan pada

tabel di atas. Didaparkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,775 dan

Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 > 0,05 dengan demikian variabel residual

terdistribusi dengan normal.


85

Histogram
Dependen Variabel Minat Pembelian Saham Syariah (Y)

Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas Data
(Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2021)

Gambar 4.5 menggambarkan bahwa pada grafik histogram, distribusi data

mengikuti kurva berbentuk lonceng dan tidak melenceng (skewness) kea rah kiri

atau kanan, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variabel: Minat Pembelian Saham Syariah (Y)

Gambar 4.6
Hasil Uji Normalitas Data
(Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2021)
86

Gambar 4.6 memperlihatkan grafik normal probability plot yang

menunjukkan bahwa data (titik-titik) menyebar di sekitar garis dan mengikuti arah

garis diagonal. Hal tersebut berarti data terdistribusi normal.

Hasil pengujian dengan grafik histogram dan normal probability plot

sejalan dengan hasil pengujian menggunakan Kolmogorov-Smirnov, yaitu yang

berkesimpulan bahwa data telah terdistribusi normal, karena secara keseluruhan

data telah terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian asumsi

klasik lainnya.

b. Uji Linieritas

Tabel 4.13
Hasil Uji Linieritas Variabel Literasi (X1)
ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
minat Between (Combined) 323,667 11 29,424 4,736 ,002
(Y) * Groups Linearity 282,117 1 282,117 45,408 ,000
literasi Deviation from 41,550 10 4,155 ,669 ,739
(X1) Linearity
Within Groups 111,833 18 6,213
Total 435,500 29
Sumber : SPSS versi 25

Berdasarkan tabel 4.13 di atas diperoleh hasil Deviation from Linearity

sebesar 0,739. Maka, dapat diperoleh perbandingan bahwa nilai sig, lebih besar

dari 0,05 (0,739 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

linear antara minat pembelian saham syariah dengan literasi saham syariah

masyarakat (X1). di Provinsi Sumatera Utara.


87

Tabel 4.14
Hasil Uji Linieritas Variabel Persepsi (X2)
ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
minat Between Groups (Combined) 724,165 11 65,833 20,451 ,000
(Y) * Linearity 700,384 1 700,384 217,576 ,000
persepsi Deviation 23,781 10 2,378 ,739 ,686
(X2) from Linearity
Within Groups 283,275 88 3,219
Total 1007,440 99

Sumber : SPSS versi 25

Berdasarkan tabel 4.14 di atas diperoleh hasil Deviation from Linearity

sebesar 0,686. Maka dapat diperoleh perbandingan bahwa nilai sig, lebih besar

dari 0,005 (0,686 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

linear antara minat pembelian saham syariah dengan persepsi saham syariah

masyarakat di Provinsi Sumatera Utara (X2).

c. Uji Multikolinieritas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Penenlitian ini menggunakan

nilai Varianec Inflaction Factor (VIF) dan nilai Tolerance untuk mendeteksi ada

atau tidaknya multikolinearitas atau korelasi antar variabel dalam penelitian. Jika

nilai VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance lebih dari 0,1, maka antarvariabel

independent tidak terjadi multikolinearitas.


88

Tabel 4.15
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 2,353 2,032 1,158 ,250
Literasi ,082 ,137 ,074 2,597 .024 ,206 4,855
(X1)
Persepsi ,837 ,134 ,768 6,232 ,002 ,218 4,862
(X2)
a. Dependent Variable: minat (Y)
Sumber : SPSS versi 25

Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa nilai Tolerance seluruh

variabel independent lebih dari 0,1 (literasi = 0,206 > 0,01 ; persepsi = 217 >

0,01). Sedangkan jika dilihat nilai VIF, kedua nilai variabel independent kurang

dari 10 (literasi = 4,855 < 10 ; persepsi = 4,862 <10).

d. Uji Heterokedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mengetahui

adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik Scatterplot dan melakukan uji glejser jika peneliti ingin mengetahui hasil

yang lebih akurat dengan syarat nilai signifikansi > 0,05


89

Gambar 4.7
Hasil Uji Heterokedastisitas
(Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2021)

Dari output uji heteroskedastisitas tersebut dapat dilihat bahwa tidak ada

pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas atau

dengan kata lain bersifat homokedastisitas

Tabel 4.16
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2,353 2,032 1,158 ,250
1 Literasi (X1) ,082 ,137 ,074 ,597 ,552
Persepsi (X2) ,837 ,134 ,768 6,232 ,000
a. Dependent Variable: minat

Sumber : SPSS versi 25

Dari tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel literasi (X1)

Sebesar 0,137 > 0,05, variabel persepsi 0,134 > 0,05 yang berarti bahwa tidak

terjadi heterokedastisitas.
90

4.1.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis yang digunakan dalam peneleitian ini adalah analisisi regresi

linear berganda untuk menentukan pengaruh anatar 2 variabel independent yaitu

Literasi (X1), Persepsi (X2) terhadap Minat Masyarakat Berinvestasi Saham

Syariah.

Adapun hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 25

dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.17
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2,353 2,032 1,158 ,250
1 literasi (X1) ,082 ,137 ,074 ,597 ,552
persepsi (X2) ,837 ,134 ,768 6,232 ,000
a. Dependent Variable: minat (Y)

Sumber : SPSS versi 25


Y=2,353 + (0,082)X1 + 0,837X2 + e
Dari persamaan berikut dapat dijelaskan:

a. Konstanta sebesar 2,353 menunjukkan variabel Literasi (X1),

Persepsi (X2) mampu memberikan kontribusi dalam

mempengaruhi Minat Berinvestasi Saham Syariah Masyarakat

di Provinsi Sumatera Utara sebesar kelipatan 2,353.

b. Koefisien regresi variabel literasi (X1) sebesar 0,082; artinya

jika variabel iindependen lain nilainya tetap dan literasi

meningkat sebesar 1 %, maka minat pembelian saham syariah


91

di Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar

0,082 atau 8,2 %. Koefisien bernilai positif yang artinya terjadi

hubungan yang positif antara variabel literasi dan minat

pembelian saham syariah di Provinsi Sumatera Utara.

c. Koefisien regresi variabel persepsi (X2) sebesar 0,837; artinya

jika variabel iindependen lain nilainya tetap dan persepsi

meningkat sebesar 1 %, maka minat pembelian saham syariah

di Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar

0,837 atau 83,7 %. Koefisien bernilai positif yang artinya

terjadi hubungan yang positif antara variabel literasi dan minat

pembelian saham syariah di Provinsi Sumatera Utara.

4.1.6 Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji Parsial (Uji t) menunjukkan seberapa besar hubungan dan pengaruh

masing-masing variabel Literasi (X1), dan Persepsi (X2) secara parsial terhadap

variabel Minat pembelian saham syariah di Provinsi Sumatera Utara. Hasil Uji t

dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut:


92

Tabel 4.18
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 2,353 2,032 1,158 ,250
Literasi ,082 ,137 .074 2,597 ,024 ,206 4,855
(X1)
Persepsi ,837 ,134 ,768 6,232 ,002 ,218 4,862
(X2)
a. Dependent Variable: minat (Y)
Sumber : SPSS versi 25

Berdasarkan tabel Uji T di atas, dapat diketahui bahwa :

1. Variabel Literasi secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada

nilai lebih besar dari α (0,024 < 0,05). Sedangkan nilai thitung X1 = 2.597

dan ttabel 1,989 (α/2 ; n-k-1 = 0,025 ; 92) sehingga thitung > ttabel (2.597 >

1,989). Maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Literasi secara parsial berpengaruh terhadap Minat pembelian saham

syariah di Provinsi Sumatera Utara.

2. Variabel Persepsi secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada

nilai lebih besar dari α (0,002 < 0,05). Sedangkan nilai thitung X2 = 6,232

dan ttabel 1,989 (α/2 ; n-k-1 = 0,025 ; 92) sehingga thitung > ttabel (6,232 >

1,989). Maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Persepsi secara parsial berpengaruh terhadap Minat pembelian saham

syariah di Provinsi Sumatera Utara.

b. Hasil Uji Simultan (Uji F)


93

Hasil Uji Simultan (Uji F) menunjukkan seberapa besar hubungan dan

pengaruh Variabel Literasi (X1), dan Varibel Literasi (X2) secara

bersama-sama terhadap Variabel Minat pembelian saham syariah di

Provinsi Sumatera Utara (Y) . Hasil Uji F dapat dilihat pada tabel 4.19

berikut:

Tabel 4.19
Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 701,506 2 350,753 111,210 ,000b
1 Residual 305,934 97 3,154
Total 1007,440 99
a. Dependent Variable: minat (Y)
b. Predictors: (Constant), persepsi (X2), literasi (X1)
Sumber : SPSS versi 25

Berdasarkan hasil Uji F pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Fhitung

sebesar 111.210 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha

diterima dengan nilai Fhitung > Ftabel (111,210 > 2,70) Ftabel diperoleh dari df = k-1 ;

n-k atau (2-1) ; (100-3) = 3,94 dengan demikian secara bersama-sama atau

simultan variabel Literasi (X1), dan Persepsi (X2) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel Minat pembelian saham syariah di Provinsi Sumatera

Utara (Y).

c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas

(X) memberikan pengaruh terhadap variabel terikat (Y) dari persamaan regresi

yang didapat.. Nilai koefisien determinasi (R2) anatara nol dan satu. Nilai (R2)

yang semakin mendekati 1, berarti indikator yang digunakan, menunjukkan


94

semakin kuat pengaruh variabel-variabel independent terhadap perubahan variabel

dependen. Sebaliknya jika (R2) semakin kecil atau mendekati 0 (nol), maka

semakin kecil pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Melalui

koefisien determinasi (R2) dengan menggunakan program SPSS 25 nilai koefisien

determinasi untuk variabel bebas lebih dari 2 (dua) digunakan Adjusted R Square,

sebagai berikut :

Tabel 4.20
Hasil Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
1 ,813a ,661 ,654 1,877
a. Predictors: (Constant), Persepsi, Literasi
Sumber : SPSS versi 25

Berdasarkan Hasil Uji Determinasi (R2) di atas diketahui bahwa Adjusted

R Square adalah 0,654. Dengan demikian variabel Literasi (X1), dan Persepsi

(X2) memiliki kontribusi positif secara bersama-sama sebesar 65 % terhadap

variabel Minat pembelian saham syariah di Provinsi Sumatera Utara (Y).

Sedangkan sisanya sebesar 35 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang

tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Peneliti membahas hasil penelitian mengenai pengaruh variabel literasi

dan persepsi terhadap minat pembelian saham syariah di Provinsi Sumatera Utara

yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Pengaruh Literasi (X1) Terhadap Minat Pembelian Saham di

Provinsi Sumatera Utara.


95

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang variabel literasi (X1), variabel

literasi memiliki nilai signifikan 0,024 < 0,05 dan nilai thitung < ttabel 2,597 > 1,989.

Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel literasi secara parsial berpengaruh positif terhadap minat pembelian

saham syariah di Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian hipotesis pertama

(Ha1) menyatakan bahwa “literasi berpengaruh positif signifikan terhadap minat

pembelian saham syariah di Provinsi Sumatera Utara” terbukti.

2. Pengaruh Persepsi (X2) Terhadap Minat Pembelian Saham di Provinsi

Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang variabel persepsi (X2), variabel

persepsi memiliki nilai signifikan 0,002 < 0,05 dan nilai thitung 6,232 > ttabel 1,989.

Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel persepsi secara parsial berpengaruh positif terhadap minat pembelian

saham syariah di Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian hipotesis pertama

(Ha1) menyatakan bahwa “persepsi berpengaruh positif signifikan terhadap minat

pembelian saham syariah di Provinsi Sumatera Utara” terbukti.


96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisisi dan pembahasan yang telah dijelaskan pada

bagian bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji regresi menjelaskan bahwa variabel literasi (X1),

variabel literasi memiliki nilai thitung 2,597 > ttabel 1,989. Hal ini

menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel literasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

minat pembelian saham syariah di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini berarti

menunjukkan semakin tinggi tingkat literasi masyarakat tentang saham

syariah, maka akan mempengaruhi masyarakat untuk berinvestasi di Pasar

Modal Syariah, dengan demikian hipotesis pertama (Ha1) menyatakan

bahwa “literasi berpengaruh positif signifikan terhadap minat pembelian

saham syariah di Provinsi Sumatera Utara” terbukti.

2. Berdasarkan hasil uji regresi menjelaskan bahwa variabel persepsi (X2),

memiliki nilai thitung 6,232 > ttabel 1,989. Hal ini menunjukkan bahwa H0

ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi secara parsial

berpengaruh positif terhadap minat pembelian saham syariah di Provinsi

Sumatera Utara. Hal ini berarti menunjukkan semakin baik persepsi

masyarakat tentang saham syariah, maka akan mempengaruhi minat

masyarakat untuk berinvestasi di Pasar Modal Syariah, dengan demikian


97

hipotesis kedua (Ha2) menyatakan bahwa “persepsi berpengaruh positif

signifikan terhadap minat pembelian saham syariah di Provinsi Sumatera

Utara” terbukti.

5.2 Saran

a. Bagi Bursa Efek Indonesia

Perlu adanya pelatihan Pasar Modal Syariah secara rutin karena akan

sangat membantu mengedukasi masyarakat, yang nantinya dengan meningkatnya

literasi Pasar ModalSyariah di masyarakat juga akan membuat masyarakat

semakin berminat untuk berinvestasi di Pasar Modal Syariah.

b. Bagi Akademisi

Bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini

diharapkan dapat lebih menyempurnakan dalam hal perbaikan tingkat pernyataan

yang disampaikan kepada responden, menambah atau mengganti dengan variabel

lain dan menambah jumlah sampel agar penelitian selanjutnya lebih berkembang

dan lebih baik lagi.


98

DAFTAR PUSTAKA

Al-Tamimi, H., & Kalli, A. A. (2009). “Financial literacy and investment


decisions of UAE investors.” The Journal of Risk Finance 10(5):500–516.
Diambil (http://www.emeraldinsight.com/doi/10.1108/1526594091100140
2).
Anggriyani. (2014). Buku Praktikum Spss Versi 20. Medan
Atkinson, A., dan Messy, A. 2010. “Assesing Financial Literacy in 16 12
Countries an OECD Pilot Exercise”. Center for Research on Pensions
Walfare Policies. Pp 1-32.
Bhaskara, W. P. (2017) Pengaruh Literasi Keuangan, Efikasi Keuangan, Dan
Faktor Demografi Pada Keputusan Investasi Pasar Keuangan Keluarga Di
Surabaya. Stie Perbanas Surabaya. Darmawan, A. And Japar, J. (2019)
‘Pengaruh Pengetahuan Investasi, Modal Minimal, Pelatihan Pasar Modal
Dan Motivasi Terhadap Minat Investasi Di Pasar Modal (Studi Pada
Mahasiswa
Dihin Septyanto, MF dan Arrozi Adhihara. 2013. ”Perilaku Investor dalam
Pengambilam Keputusan Investasi Sekuritas di Bursa Efek Indonesia
(BEI)”. Jurnal & Prosceeding Seminar Nasional & Call for papers (SCA-
3) Fakultas Ekonomi Unsoed. Vol.3, No.1.
Halim, A. (2005). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Hilgert, MA, Hogarth, JM dan Beverly, S 2003, ¶Household Financial
Management: The Connection between Knowledge and Behavior·Federal
Reserve Bulletin, Vol. 89, No. 7, 309 ² 322.

Ikhsan, Arfan. (2013). Akuntansi Keperilakuan Teori Dan Praktikum. Bandung :


Citapustaka Media
Jacob, K., Hudsonn, S. & Bush, M. 2000. Tools for survival: an analysis of
financial literacy programs for lower-income families. Chicago:
Woodstock Institute.
99

Jogiyanto, H.M. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE.
Jogiyanto. (2007). Sistem informasi keperilakuan (Ed. rev). Yogyakarta: Andi
offset.
Kahneman, D., & Tversky, A. (1979). “Prospect Theory: An Analysis of Decision
Under Risk.” Journal of the Econometric Society 47(2):263–91.
Kusmawati. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal
dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat. Jurnal
Ekonomi dan Informasi Akuntansi. 2011.
Lusardi, A dan Mitchell, OS 2009, ¶Financial Literacy: Evidence and
Implications for Financial Education·Trend and Issue, May, 1 ² 10.
Malik, Ahmad Dahlan (2017). Analisa faktor – faktor yang mempengaruhi minat
masyarakat berinvestasi di pasar modal syariah melalui bursa galeri
investasi UISI.Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 3, No. 1. E-ISSN:
2527-3027
Rooij, M. V., Lusardi, A., & Alessie, R. (2011). Financial literacy and retirement
planning in the Netherlands. Journal of Economic Psychology, 32, 593-
608.
Ryan Filbert. 2014. Rich Investor From Growing Investment. Jakarta : Penerbit
PT Elex Media Komputindo.
Shefrin, H. 2007. Beyond Greed and Fear: Understanding Behavioral Finance and
The 17 Psychology of Investing. New York : Oxford University Press.
Siti Mar’atur R., dan Wiwik Lestari. 2013. “Religiusitas dan Persepsi Risiko
dalam Pengambilan Keputusan Investasi pada Perspektif Gender”. Journal
of Business and Banking. Vol.3, No.2 pages 189-200.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: PT. Kencana
Prenada Media Group, 2009
100

Sulaeman Rahman Nidar, Sandi Bestari. “Personal Financial Literacy Among


University Student: Case Study Padjajaran University Students, Bandung,
Indonesia”, Vol.2 No.4, Bandung, 2012.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: PT Kanisius.
Walgito, Bimo. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Publiser.
Widiyanti, M. And Sari, N. (2019) ‘Kajian Pasar Modal Syariah Dalam
Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia’, Jurnal Ilmu
Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 19(1), Pp. 21–30.
Wiwik Lestari., dan Rr. Iramani. 2013. “Persepsi Risiko dan Kecenderungan
Risiko Investor Individu”. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Volume 17,
No. 1 : pages 78-88.
101

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

Hari : …………………

Tanggal : ………………… No. Kuesioner

Lokasi : …………………

PENGARUH LITERASI DAN PERSEPSI TERHADAP


PEMBELIAN SAHAM SYARIAH DIKALANGAN
INVESTOR SUMATERA UTARA

Assalamu’alaikum wr. wb.


Saya mahasiswa program studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara, sedang menulis sebuah penelitian skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Besar harapan saya,
kiranya Bapak/Ibu/ Saudara/i berkenan dan bersedia untuk mengisi kuesioner ini
dengan sejujurnya tanpa paksaan dari pihak manapun.

Sebelum mengisi dimohon untuk membaca terlebih dahulu dengan seksama


petunjuk pengisian dan mohon pastikan Bapak/Ibu/Saudara/i mengerti dengan
baik mengenai petunjuk tersebut sebelum mengisi jawaban atau pertanyaan dalam
kuesioner ini.
*kerahasiaan
Hasil survei atau isi kuesioner tidak akan disampaikan dalam bentuk yang dapat
mengidentifikasikan identitas responden. Survei ini hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian semata.
Hormat saya,

Hidayah Fadli
NIM : 170501038
102

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN


Pada bagian ini Bapak/Ibu/Saudara/i diminta untuk mengisi seluruh pertanyaan
dengan memberikan isian pada pertanyaan tanpa pilihan dan memberikan silang
( X ) pada pertanyaan dengan pilihan.
KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Usia : ___tahun

2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

3. Asal Kota : a. Medan e. Sibolga

b. Binjai f. Tanjung Balai

c. Tebing Tinggi g. Gunung Sitoli

d. Pematang Siantar h. Padang Sidempuan

4. Pendidikan terakhir : a. SD d. D3/Sederajat

b. SMP/Sederajat e. S1

c. SMA/Sederajat f. Pascasarjana

5. Jenis Pekerjaan : a. Pekerjaan tetap b.Pekerjaan tidak tetap

Sebutkan… Sebutkan…

6. Pendapatan perbulan : a. <5 jt – 8 jt d. 18,1 jt – 25 jt

b. 8,1 jt – 14 jt e. > 25 jt

c. 14.1 jt – 18 jt
103

7. Sekuritas/platform trading : a. PT Indo Premier Sekuritas (IPOTN)


Syariah yang digunakan b. PT Mirae Asset (HOTS)
c. PT BNI Sekuritas (e-Smart)
d. PT Mandiri Sekuritas (MOST)
e. PT Panin Sekuritas Tbk (POST)
f. PT Phintraco Sekuritas (PROFITS)
g. PT FAC Sekuritas Indonesia (FAST)
h. PT MNC Sekuritas (MNC Trade)
i. PT Henan Putihrai Sekuritas (HPX)
j. PT Philip Sekuritas (POEMS)
k.PT RHB Sekuritas (RHB TradeSmart ID)
l. PT Samuel Sekuritas Indonesia (STAR)
m. PT Maybank Kim Eng (KE Trade PRO)
n. PT OSO Sekuritas Indonesia (OSO)
o. PT Kresna Sekuritas (Kresna Trader)
p. PT Sucor Sekuritas (SPOT)
q. PT Trimegah Sekuritas (iTrimegah)

8. Sudah berapa lama bapak/ibu aktif di pasar modal syariah?

9. Apa tujuan bapak/ibu berinvestasi di pasar modal syariah?

BAGIAN II

Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pendapat atau pandangan


Bapak/Ibu/Saudara/i dengan memberi tanda ceklis (√) pada salah satu pilihan
jawaban dari pernyataan tersebut dengan ketentuan sebagai berikut :
SS = Apabila anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.
S = Apabila anda Setuju dengan pernyataan tersebut.
KS = Apabila anda Kurang Setuju dengan pernyataan tersebut.
104

TS = Apabila anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.


STS = Apabila anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.

Literasi (X1)

No Pernyataan SS S KS TS STS
1. Sebelum saya ikut berinvestasi, saya
menelaah dan mempelajari pasar modal
syariah dari rujukan tertulis.
2. Sebelum saya ikut berinvestasi, saya
mencari informasi tentang pasar modal
syariah secara maksimal.
3. Berinvestasi di pasar modal syariah
harus memiliki keterampilan berhitung
dasar investasi.
4. Berinvestasi di pasar modal syariah
harus memiliki pemahaman manfaat
dan resiko investasi.
5. Berinvestasi di pasar modal syariah
harus memiliki pemahaman konsep
trade off antara resiko dan return untuk
memaksimalkan keuntungan dan
meminimalkan kerugian.
6. Berinvestasi di pasar modal syariah
dapat dilakukan oleh semua orang tak
terbatas pendidikan formal.
7. Berinvestasi di pasar modal syariah
sudah sesuai dengan aturan syariah.
105

Persepsi (X2)

No Pernyataan SS S KS TS STS
1. Berinvestasi di pasar modal syariah
berbeda dengan pasar modal
konvensional.
2. Pasar modal syariah sudah sesuai
syariah berdasarkan DSN MUI
3. Saya berfikir berinvestasi di pasar
modal syariah itu mudah dilakukan oleh
siapa saja
4. Investasi di pasar modal syariah lebih
menguntungkan dibandingkan dengan
pasar modal konvensional.
5. Besarnya keuntungan investasi di pasar
modal syariah yang diperoleh sebanding
dengan resiko yang akan ditanggung.
6. Resiko investasi pada pasar modal
syariah adalah rendah/kecil.
7. Umat Islam seharusnya ikut dalam
pasar modal syariah.

Minat (Y)

No Pernyataan SS S KS TS STS
1. Saya selalu meluangkan waktu untuk
mempelajari lebih lanjut saham syariah
yang hendak saya beli/dijual.
2. Sebelum saya berinvestasi, saya
mencari tahu terlebih dahulu informasi
106

mengenai kelebihan dan kekurangan


dari jenis investasi yang saya ambil.
3. Jika saya rugi dalam bertransaksi saham
karena kesalahan prediksi, saya tetap
berminat untuk melanjutkan investasi.
4. Membaca grafik naik turunnya harga
saham perusahaan sangat penting guna
meningkatkan keyakinan saya untuk
berinvestasi.
5. Setelah saya mencoba untuk
bertransaksi jual beli saham, saya
merasa hal ini tidaklah sulit.
6. Saya setia berinvestasi pada pasar
modal syariah.
7. Sekiranya saya mempunyai dana yang
banyak, maka investasi saya pada pasar
modal syariah ini akan lebih besar lagi.
107

Lampiran 2
Data Mentah Variabel

Variabel Literasi
No Responden Total
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7
1 5 4 4 4 4 4 5 30
2 5 5 4 5 5 5 5 34
3 5 5 4 4 5 5 4 32
4 4 5 4 4 4 4 3 28
5 2 4 5 5 5 5 5 31
6 5 5 3 5 5 5 5 33
7 5 5 4 5 5 4 5 33
8 4 4 4 5 4 5 4 30
9 4 3 2 4 4 5 4 26
10 3 3 4 5 4 5 3 27
11 4 5 3 5 3 4 3 27
12 5 5 4 5 4 4 5 32
13 3 5 5 3 4 3 5 28
14 4 3 3 4 4 4 4 26
15 4 4 3 4 4 5 5 29
16 4 4 3 4 4 3 3 25
17 3 3 3 4 4 4 4 25
18 5 5 5 5 5 5 4 34
19 4 3 4 5 4 5 5 30
20 5 5 5 5 5 5 5 35
21 5 5 4 5 5 5 5 34
22 4 4 5 5 5 4 4 31
23 5 5 5 5 5 4 4 33
24 5 5 5 5 5 3 4 32
25 5 5 3 3 4 3 3 26
26 1 2 3 4 5 1 2 18
27 3 4 4 5 4 5 3 28
28 4 5 4 5 4 5 5 32
29 5 5 5 4 4 5 5 33
30 5 5 5 5 5 5 4 34
31 4 5 5 5 5 5 4 33
32 5 5 5 5 5 5 3 33
33 5 4 5 5 5 5 5 34
34 5 5 5 5 5 5 5 35
35 5 5 5 5 5 5 5 35
36 5 5 5 4 5 5 5 34
37 5 5 5 5 5 5 5 35
38 5 5 5 5 5 5 5 35
108

39 5 5 5 5 5 4 5 34
40 5 5 5 5 5 5 5 35
41 4 5 5 5 5 5 5 34
42 4 5 5 5 5 5 5 34
43 3 4 4 4 4 5 4 28
44 4 5 4 5 5 5 5 33
45 5 4 5 5 3 5 3 30
46 5 5 4 5 4 5 2 30
47 4 4 4 5 4 5 4 30
48 4 4 4 4 4 4 5 29
49 4 5 4 4 5 4 4 30
50 5 5 4 5 5 5 5 34
51 5 4 4 5 4 5 3 30
52 4 5 5 5 4 5 5 33
53 5 5 4 4 5 5 5 33
54 5 5 5 5 5 5 5 35
55 5 4 4 4 5 5 4 31
56 5 5 4 5 4 4 5 32
57 5 4 5 5 5 4 3 31
58 4 5 4 5 5 5 4 32
59 4 5 4 5 4 5 4 31
60 5 5 4 4 5 5 5 33
61 5 5 4 5 4 4 5 32
62 4 5 4 4 5 5 5 32
63 5 4 5 5 4 5 5 33
64 5 5 4 5 5 5 5 34
65 5 5 3 5 4 5 5 32
66 4 5 4 5 5 5 4 32
67 5 5 4 5 5 5 4 33
68 4 5 4 4 5 5 5 32
69 5 5 4 5 5 5 4 33
70 5 4 5 5 5 5 4 33
71 4 5 5 4 5 4 4 31
72 5 4 4 5 5 4 4 31
73 5 4 5 4 5 4 5 32
74 5 5 4 5 4 5 4 32
75 5 4 4 5 5 5 4 32
76 5 5 4 5 5 4 5 33
77 5 5 5 5 5 5 5 35
78 5 5 5 5 5 5 5 35
79 5 4 5 5 4 5 5 33
80 5 5 5 4 5 5 5 34
81 4 4 5 4 5 5 5 32
109

82 5 5 5 5 5 5 5 35
83 5 5 4 5 5 5 5 34
84 5 5 5 5 5 5 5 35
85 5 5 5 5 5 5 5 35
86 5 5 5 5 5 5 5 35
87 5 5 5 5 5 5 5 35
88 5 5 5 5 5 5 5 35
89 5 5 5 5 5 5 5 35
90 4 4 5 5 3 5 3 29
91 4 5 4 5 5 5 4 32
92 4 5 5 4 4 4 3 29
93 5 4 4 5 4 4 4 30
94 5 4 5 4 4 4 4 30
95 5 4 4 5 4 5 4 31
96 5 4 4 4 5 4 4 30
97 5 4 5 5 5 5 3 32
98 5 5 5 4 5 5 4 33
99 4 5 4 5 5 4 4 31
100 4 5 4 5 5 4 4 31

Variabel Persepsi
No Responden Total
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7
1 5 5 4 4 5 4 5 32
2 5 5 5 4 5 2 3 29
3 4 4 5 4 3 4 5 29
4 4 4 5 4 5 3 4 29
5 5 4 5 2 3 2 4 25
6 2 3 4 3 5 2 3 22
7 4 5 4 5 5 5 5 33
8 4 5 5 2 4 3 4 27
9 1 2 4 3 1 1 4 16
10 5 5 5 3 5 3 5 31
11 5 4 3 4 4 3 4 27
12 4 4 5 4 4 3 5 29
13 4 3 3 5 4 3 2 24
14 4 4 4 4 3 3 3 25
15 2 4 5 3 4 4 4 26
16 4 4 4 4 3 4 3 26
17 3 4 4 4 4 3 5 27
18 4 4 5 3 5 3 4 28
19 3 4 3 2 3 2 2 19
20 5 5 5 5 5 5 5 35
110

21 3 5 4 3 4 4 5 28
22 5 5 5 5 5 4 5 34
23 5 4 3 3 4 5 5 29
24 4 5 4 3 3 3 4 26
25 5 5 4 4 3 3 5 29
26 1 2 3 4 5 1 2 18
27 5 4 4 4 4 3 5 29
28 3 5 3 2 3 2 5 23
29 4 4 5 3 3 3 5 27
30 4 5 4 5 5 4 5 32
31 5 5 5 4 5 5 5 34
32 4 4 5 5 5 5 5 33
33 5 5 5 5 5 5 5 35
34 4 5 5 5 5 5 5 34
35 5 5 5 5 5 5 5 35
36 4 5 5 5 5 5 5 34
37 5 4 5 5 5 5 5 34
38 5 5 5 5 5 5 5 35
39 4 5 5 5 5 5 5 34
40 4 4 5 4 5 5 5 32
41 3 5 5 5 5 5 5 33
42 5 5 5 5 5 4 5 34
43 4 4 3 3 3 3 5 25
44 5 5 4 5 5 5 5 34
45 5 5 5 5 4 5 4 33
46 5 5 4 4 5 5 4 32
47 5 4 4 4 5 4 4 30
48 4 4 5 5 4 5 5 32
49 5 4 4 4 5 4 4 30
50 5 4 5 5 4 5 5 33
51 5 5 4 5 4 4 5 32
52 5 5 5 5 4 5 5 34
53 5 5 4 2 5 4 5 30
54 5 5 4 5 4 5 5 33
55 5 5 5 4 5 5 5 34
56 5 5 5 5 5 4 5 34
57 5 4 5 5 4 4 5 32
58 5 5 4 5 5 4 5 33
59 5 5 4 5 5 5 5 34
60 5 5 5 5 5 5 5 35
61 5 4 5 5 5 5 4 33
62 5 4 4 5 5 5 5 33
63 5 5 4 5 5 5 5 34
111

64 5 5 4 5 5 5 5 34
65 5 5 5 3 3 1 5 27
66 5 5 5 5 5 4 5 34
67 5 5 5 4 5 5 5 34
68 4 5 5 4 5 5 5 33
69 5 4 5 5 4 5 5 33
70 5 5 5 5 4 5 5 34
71 5 4 5 4 4 3 5 30
72 5 5 5 4 5 4 5 33
73 5 4 5 5 5 5 5 34
74 5 4 5 5 4 5 5 33
75 5 5 4 5 5 4 5 33
76 4 5 5 4 5 5 5 33
77 5 5 4 5 5 4 5 33
78 5 5 5 5 5 5 5 35
79 5 4 5 4 4 4 5 31
80 5 5 4 5 5 4 5 33
81 5 4 4 5 4 5 5 32
82 5 4 5 5 5 5 5 34
83 5 5 5 5 5 5 5 35
84 5 5 5 5 5 4 5 34
85 4 5 5 5 5 5 5 34
86 5 5 5 5 5 5 5 35
87 5 5 5 5 5 5 5 35
88 5 5 5 5 5 5 5 35
89 5 5 5 5 5 5 5 35
90 5 4 5 5 4 5 5 33
91 5 4 5 4 5 4 5 32
92 5 4 5 4 5 5 5 33
93 5 4 5 4 5 4 5 32
94 5 4 5 4 5 4 5 32
95 4 5 5 4 5 5 5 33
96 4 5 4 5 4 5 5 32
97 5 4 5 5 5 4 5 33
98 5 4 5 4 5 5 5 33
99 5 4 5 4 5 5 5 33
100 5 4 5 4 5 5 5 33

Variabel Literasi
No Responden Total
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7
1 4 4 4 4 4 4 4 28
2 4 5 4 4 4 4 5 30
112

3 4 4 5 5 4 4 5 31
4 4 4 5 5 5 4 4 31
5 4 5 4 4 4 3 3 27
6 5 5 5 4 5 2 4 30
7 4 5 5 5 5 5 3 32
8 3 4 4 4 4 3 4 26
9 4 4 5 3 4 4 4 28
10 3 3 3 5 4 4 3 25
11 3 3 3 4 4 4 3 24
12 4 4 3 5 4 5 5 30
13 5 3 3 3 4 2 3 23
14 4 4 4 3 4 4 4 27
15 4 5 4 3 4 4 4 28
16 3 4 3 4 4 4 4 26
17 4 4 4 4 4 4 4 28
18 5 5 5 5 5 3 5 33
19 5 5 5 5 4 3 3 30
20 5 5 5 5 5 5 5 35
21 5 5 4 4 5 4 4 31
22 4 4 3 5 4 5 5 30
23 5 5 5 5 5 5 5 35
24 4 4 4 5 4 5 5 31
25 4 4 4 4 3 3 3 25
26 1 2 3 5 1 2 3 17
27 4 4 5 4 5 5 5 32
28 3 4 5 5 5 5 5 32
29 5 4 4 4 4 4 5 30
30 5 5 5 5 5 5 5 35
31 5 5 4 3 5 4 4 30
32 5 5 5 5 5 5 5 35
33 5 5 4 5 4 5 4 32
34 5 5 5 5 5 5 5 35
35 4 4 5 5 5 5 5 33
36 5 5 5 5 4 4 5 33
37 5 5 5 5 5 5 5 35
38 5 5 5 5 5 5 5 35
39 5 5 5 5 5 5 5 35
40 4 5 5 5 4 5 5 33
41 5 5 5 5 5 5 5 35
42 4 5 5 5 4 4 5 32
43 3 4 4 4 3 3 4 25
44 5 5 4 4 5 4 5 32
45 5 4 4 4 5 4 5 31
113

46 5 4 4 4 5 5 5 32
47 5 4 5 4 5 4 4 31
48 5 5 5 4 5 5 5 34
49 5 4 5 4 5 5 4 32
50 5 5 4 5 5 5 4 33
51 4 4 4 5 5 5 5 32
52 5 4 5 4 5 5 5 33
53 5 4 5 4 5 4 5 32
54 5 5 5 5 5 5 5 35
55 4 5 5 5 5 5 5 34
56 5 5 4 4 4 5 4 31
57 5 5 5 4 5 5 5 34
58 5 5 5 4 5 4 5 33
59 5 5 5 5 5 5 5 35
60 5 5 4 5 5 5 5 34
61 5 5 4 5 4 4 5 32
62 5 5 5 5 5 5 5 35
63 5 5 5 4 5 5 5 34
64 5 4 5 5 5 5 5 34
65 4 5 2 5 3 4 5 28
66 5 5 5 5 5 5 5 35
67 5 5 5 5 4 5 5 34
68 5 5 4 5 5 5 4 33
69 5 4 5 5 4 5 5 33
70 5 5 4 5 5 5 4 33
71 5 5 5 4 5 5 5 34
72 5 4 5 4 5 5 5 33
73 5 4 4 5 4 5 5 32
74 5 4 5 5 5 4 5 33
75 5 5 5 5 4 5 5 34
76 5 4 5 5 4 5 5 33
77 4 4 4 4 4 5 5 30
78 5 5 5 5 5 5 5 35
79 5 5 5 5 5 5 5 35
80 4 5 4 5 5 5 4 32
81 5 5 5 5 4 4 5 33
82 4 5 5 5 5 5 5 34
83 5 5 5 5 4 5 5 34
84 5 5 4 5 4 4 4 31
85 5 5 5 5 5 5 5 35
86 5 5 5 5 5 5 5 35
87 5 5 5 5 5 5 5 35
88 5 5 5 5 5 5 5 35
114

89 5 5 5 5 5 5 5 35
90 5 4 5 5 4 5 4 32
91 5 5 5 4 5 4 5 33
92 4 5 5 5 4 3 5 31
93 4 5 4 5 4 5 5 32
94 4 5 5 5 4 5 4 32
95 5 5 4 5 4 5 5 33
96 5 4 4 5 5 4 5 32
97 5 5 5 4 4 5 5 33
98 5 5 4 5 5 5 4 33
99 5 5 5 5 4 5 5 34
100 5 5 5 5 4 5 5 34
115

Lampiran 3

Hasil Uji Kualitas Instrumen dan Data

Hasil Uji Validitas Literasi

Correlations

x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 sum
x1 Pearson Correlation 1 .717** .519** .525** .741** .437* .708** .865**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .003 .000 .016 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x2 Pearson Correlation .717** 1 .497** .398* .575** .483** .572** .766**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .029 .001 .007 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x3 Pearson Correlation .519** .497** 1 .534** .292 .439* .506** .681**
Sig. (2-tailed) .003 .005 .002 .117 .015 .004 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x4 Pearson Correlation .525** .398* .534** 1 .443* .278 .715** .763**
Sig. (2-tailed) .003 .029 .002 .014 .136 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x5 Pearson Correlation .741** .575** .292 .443* 1 .391* .625** .772**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .117 .014 .033 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x6 Pearson Correlation .437* .483** .439* .278 .391* 1 .343 .622**
Sig. (2-tailed) .016 .007 .015 .136 .033 .063 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x7 Pearson Correlation .708** .572** .506** .715** .625** .343 1 .854**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .004 .000 .000 .063 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
sum Pearson Correlation .865** .766** .681** .763** .772** .622** .854** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
116

Hasil Uji Validitas Persepsi


Correlations
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 sum
x1 Pearson Correlation 1 .721** .187 .305 .481** .588** .441* .768**
Sig. (2-tailed) .000 .341 .115 .009 .001 .019 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x2 Pearson Correlation .721** 1 .226 .353 .627** .697** .534** .837**
Sig. (2-tailed) .000 .247 .065 .000 .000 .003 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x3 Pearson Correlation .619** .482** 1 .372 .297 .546** .459* .642**
Sig. (2-tailed) .000 .009 .051 .125 .003 .014 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x4 Pearson Correlation .305 .353 -.205 1 .303 .724** .489** .714**
Sig. (2-tailed) .115 .065 .295 .117 .000 .008 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x5 Pearson Correlation .481** .627** .120 .303 1 .516** .110 .671**
Sig. (2-tailed) .009 .000 .542 .117 .005 .579 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x6 Pearson Correlation .588** .697** .022 .724** .516** 1 .561** .898**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .912 .000 .005 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x7 Pearson Correlation .441* .534** -.205 .489** .110 .561** 1 .628**
Sig. (2-tailed) .019 .003 .296 .008 .579 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
sum Pearson Correlation .768** .837** .077 .714** .671** .898** .628** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .697 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
117

Hasil Uji Validitas Minat


Correlations
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 sum
x1 Pearson Correlation 1 .703** .481** -.073 .664** .126 .325 .686**
Sig. (2-tailed) .000 .007 .703 .000 .508 .080 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x2 Pearson Correlation .703** 1 .630** .064 .664** .259 .343 .768**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .738 .000 .167 .064 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x3 Pearson Correlation .481** .630** 1 .204 .595** .200 .337 .716**
Sig. (2-tailed) .007 .000 .279 .001 .290 .069 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x4 Pearson Correlation -.073 .064 .204 1 .120 .342 .276 .386*
Sig. (2-tailed) .703 .738 .279 .526 .064 .140 .035
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x5 Pearson Correlation .664** .664** .595** .120 1 .472** .429* .836**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .526 .009 .018 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x6 Pearson Correlation .126 .259 .200 .342 .472** 1 .591** .647**
Sig. (2-tailed) .508 .167 .290 .064 .009 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
x7 Pearson Correlation .325 .343 .337 .276 .429* .591** 1 .702**
Sig. (2-tailed) .080 .064 .069 .140 .018 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
sum Pearson Correlation .686** .768** .716** .386* .836** .647** .702** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .035 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
118

Hasil Uji Reliabelitas Literasi


Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items

.737 .737 7

Hasil Uji Reliabelitas Persepsi


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.827 .826 7

Hasil Uji Reliabel Minat


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.815 .813 7
119

Hasil Uji Normalitas Data


Histogram
Dependen Variabel Minat Pembelian Saham Syariah (Y)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 100
Normal Mean .0000000
a,b
Parameters Std. Deviation 2.20434771
Most Absolute .075
Extreme Positive .068
Differences Negative -.075
Kolmogorov-Smirnov Z .775
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Hasil Uji Linieritas Variabel Literasi (X1)


ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
minat * Between (Combined) 323.667 11 29.424 4.736 .002
literasi Groups Linearity 282.117 1 282.117 45.408 .000
Deviation from 41.550 10 4.155 .669 .739
Linearity
Within Groups 111.833 18 6.213
Total 435.500 29

Hasil Uji Linieritas Variabel Persepsi (X2)


ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
minat Between Groups (Combined) 724.165 11 65.833 20.451 .000
(Y) * Linearity 700.384 1 700.384 217.576 .000
persepsi Deviation 23.781 10 2.378 .739 .686
(X2) from Linearity
Within Groups 283.275 88 3.219
Total 1007.440 99
120

Hasil Uji Multikolinieritas


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 2.353 2.032 1.158 .250
Literasi .082 .137 .074 2.597 .024 .206 4.855
(X1)
Persepsi .837 .134 .768 6.232 .002 .218 4.862
(X2)
a. Dependent Variable: minat (Y)

Hasil Uji Heterokedastisitas

Hasil Uji Glejser


Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2.353 2.032 1.158 .250
1 Literasi (X1) .082 .137 .074 .597 .552
Persepsi (X2) .837 .134 .768 6.232 .000
a. Dependent Variable: minat
121

Hasil Uji Regresi Linier Berganda


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2.353 2.032 1.15 .250
1 8
literasi (X1) .082 .137 .074 .597 .552
persepsi (X2) .837 .134 .768 6.23 .000
2
a. Dependent Variable: minat (Y)

Hasil Uji Parsial (Uji t)


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 2.353 2.032 1.158 .250
Literasi .082 .137 .074 2.597 ,024 .206 4.855
(X1)
Persepsi .837 .134 .768 6.232 .002 .218 4.862
(X2)
a. Dependent Variable: minat (Y)

Hasil Uji Simultan (Uji F)


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 701.506 2 350.753 111.210 .000b
1 Residual 305.934 97 3.154
Total 1007.440 99
a. Dependent Variable: minat (Y)
b. Predictors: (Constant), persepsi (X2), literasi (X1)

Hasil Uji R2 (Koefisien Determinasi)


Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
1 .813a .661 .654 1.877
122

Tabel Silang (Crosstabulation) Karakteristik Responden

Jenis Kelamin * Pendapatan * Pekerjaan Crosstabulation


Pendapatan Total
<5jt - >25jt 14,1jt 18,1jt - 8,1jt -
8jt - 18jt 25jt 14jt
Karyawan Jenis Laki-lakiN 7 1 0 1 1 10
Kela % 63.6% 100.0% 0.0% 100.0% 33.3% 62.5%
min Pendapatan
PerempuanN 4 0 0 0 2 6
% 36.4% 0.0% 0.0% 0.0% 66.7% 37.5%
Pendapatan
Total N 11 1 0 1 3 16
% 100.0% 100.0% 100.0 100.0% 100.0% 100.0%
%
Pendapatan
Mahasiswa Jenis Laki-laki N 9 0 0 0 0 9
Kela % 75.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 69.2%
min Pendapatan
Perempuan N 3 1 0 0 0 4
% 25.0% 100.0% 0.0% 0.0% 0.0% 30.8%
Pendapatan
Total N 12 1 0 0 0 13
% 100.0% 100.0% 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Pendapatan
Nakes Jenis Laki-laki N 0 0 0 0 0 0
Kela % 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
min Perempuan Pendapatan
N 1 1 0 1 3
0
% 100.0% 0.0% 100.0 0.0% 100.0% 100.0%
%
Pendapatan
Total N 1 0 1 0 1 3
% 100.0% 0.0% 100.0 0.0% 100.0% 100.0%
%
Pendapatan
Petani Jenis Laki-laki N 0 7 2 4 2 15
Kela % 0.0% 100.0% 66.7% 100.0% 100.0% 93.8%
min Pendapatan
Perempuan N 0 0 1 0 0 1
% 0.0% 0.0% 33.3% 0.0% 0.0% 6.3%
Pendapatan
Total N 0 7 3 4 2 16
% 0.0% 100.0% 100.0 100.0% 100.0% 100.0%
%
Pendapatan
123

PNS Jenis Laki-laki N 4 1 0 0 0 5


Kela % 80.0% 100.0% 0.0% 0.0% 0.0% 71.4%
min Pendapatan
Perempuan N 1 0 0 0 1 2
% 20.0% 0.0% 0.0% 0.0% 100.0% 28.6%
Pendapatan
Total N 5 1 0 0 1 7
% 100.0% 100.0% 0.0% 0.0% 100.0% 100.0%
Pendapatan
Tendik Jenis Laki-laki N 1 0 0 1 2 4
Kela % 20.0% 0.0% 0.0% 100.0% 40.0% 36.4%
min Pendapatan
Perempuan N 4 0 0 0 3 7
% 80.0% 0.0% 0.0% 0.0% 60.0% 63.6%
Pendapatan
Total N 5 0 0 1 5 11
% 100.0% 0.0% 0.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Pendapatan
Wiraswasta Jenis Laki-laki N 2 7 6 2 3 20
Kela % 50.0% 50.0% 75.0% 100.0% 50.0% 58.8%
min Pendapatan
Perempuan N 2 7 2 0 3 14
% 50.0% 50.0% 25.0% 0.0% 50.0% 41.2%
Pendapatan
Total N 4 14 8 2 6 34
% 100.0% 100.0% 100.0 100.0% 100.0% 100.0%
%
Pendapatan
Total Jenis Laki-laki N 23 16 8 8 8 63
Kela % 60.5% 66.7% 66.7% 100.0% 44.4% 63.0%
min Pendapatan
Perempuan N 15 8 4 0 10 37
% 39.5% 33.3% 33.3% 0.0% 55.6% 37.0%
Pendapatan
Total N 38 24 12 8 18 100
% 100.0% 100.0% 100.0 100.0% 100.0% 100.0%
%
Pendapatan

Anda mungkin juga menyukai