Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN BRONKHOPNEUMONIA

A. PENGERTIAN
Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus
paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat (Whalley and Wong, 1996).
Bronchopneumina adalah frekwensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang
lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat
(Suzanne G. Bare, 1993).
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan
bronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy
distribution) (Bennete, 2013).
Bronkopneumonia digunakan unutk menggambarkan pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronki
dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada bronkopneumonia terjadi
konsolidasi area berbercak. (Smeltzer,2001).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-
paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus,
jamur dan benda asing.
B. ETIOLOGI
1. Bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus,
Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander (Klebsial Pneumoni), Mycobacterium
Tuberculosis.
2. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.
3. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides,
Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia.
Aspirasi benda asing.
4. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah daya tahan tubuh
yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun,
pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.
C. PATOFISIOLOGI
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus
penyebab Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan
broncus dan alveolus. Inflamasi bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga
terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila penyebaran kuman sudah
mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema
dan atelektasis.
Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan napas
ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan
sebagai pelumas yang berpungsi untuk melembabkan rongga fleura. Emfisema (
tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru ) adalah tindak lanjut dari pembedahan.
Atelektasis mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis respiratori,
pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya gagal
napas. Secara singkat patofisiologi dapat digambarkan pada skema proses.
D. KLASIFIKASI
Pembagian pneumonia sendiri pada dasarnya tidak ada yang memuaskan, dan pada
umumnya pembagian berdasarkan anatomi dan etiologi. Beberapa ahli telah membuktikan
bahwa pembagian pneumonia berdasarkan etiologi terbukti secara klinis dan memberikan
terapi yang lebih relevan (Bradley et.al., 2011).
1. Berdasarkan lokasi lesi di paru
a. Pneumonia lobaris
b. Pneumonia interstitialis
c. Bronkopneumonia
2. Berdasarkan asal infeksi
a. Pneumonia yang didapat dari masyarkat (community acquired pneumonia = CAP)
b. Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (hospital-based pneumonia)
3. Berdasarkan mikroorganisme penyebab
a. Pneumonia bakteri
b. Pneumonia virus
c. Pneumonia mikoplasma
d. Pneumonia jamur
4. Berdasarkan karakteristik penyakit
a. Pneumonia tipikal
b. Pneumonia atipikal
5. Berdasarkan lama penyakit
a. Pneumonia akut
b. Pneumonia persisten
E. MANIFESTASI KLINIS
Biasanya didahului infeksi traktus respiratorius bagian atas. Penyakit ini umumnya
timbul mendadak, suhu meningkat 39-40°C disertai menggigil, napas sesak dan cepat, batuk-
batuk yang non produktif “napas bunyi” pemeriksaan paru saat perkusi redup, saat auskultasi
suara napas ronchi basah yang halus dan nyaring.
Batuk pilek yang mungkin berat sampai terjadi insufisiensi pernapasan dimulai
dengan infeksi saluran bagian atas, penderita batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, anoreksia
dan kesulitan menelan.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi langsung, biakan
dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya, tetapi cara ini tidak rutin
dilakukan karena sukar.
2. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit. Hitung leukosit
dapat membantu membedakan pneumoni viral dan bakterial. Infeksi virus leukosit normal
atau meningkat (tidak melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit predominan) dan bakteri
leukosit meningkat 15.000-40.000 /mm3 dengan neutrofil yang predominan. Pada hitung
jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta peningkatan LED. Analisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik. Isolasi mikroorganisme dari paru, cairan pleura atau darah bersifat invasif
sehingga tidak rutin dilakukan (Bennete, 2013).
3. Foto thorax bronkopeumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus,
jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.
G. PENATALAKSANAAN
Kemotherapi untuk mycoplasma pneumonia, dapat diberikan Eritromicin 4 X 500 mg sehari
atau Tetrasiklin 3 – 4 mg sehari.
Obat-obatan ini meringankan dan mempercepat penyembuhan terutama pada kasus yang
berat.
Obat-obat penghambat sintesis SNA (Sintosin Antapinosin dan Indoksi Urudin) dan
interperon inducer seperti polinosimle, poliudikocid pengobatan simtomatik seperti :
1. Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat dirumah.
2. Simptomatik terhadap batuk.
3. Batuk yang produktif jangan ditekan dengan antitusif.
4. Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan
broncodilator.
5. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat. Antibiotik
yang paling baik adalah antibiotik yang sesuai dengan penyebab yang mempunyai
spektrum sempit.
H. KOMPLIKASI
Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
2. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
4. Infeksi sitemik
5. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
6. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS


A. PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan
a) Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam,
b) Anorexia, sukar menelan, mual dan muntah.
c) Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas seperti malnutrisi.
d) Anggota keluarga lain yang mengalami sakit saluran pernapasan
e) Batuk produktif, pernafasan cuping hidung, pernapasan cepat dan dangkal,
gelisah, sianosis.
2. Pemeriksaan fisik
a) Demam, takipnea, sianosis, pernapasan cuping hidung
b) Auskultasi paru ronchi basah
c) Laboratorium leukositosis, LED meningkat atau normal
d) Rontgent dada abnormal (bercak, konsolidasi yang tersebar pada kedua paru)
3. Factor fsikologis / perkembangan memahami tindakan
a) Usia tingkat perkembangan
b) Toleransi / kemampuan memahami tindakan
c) Koping
d) Pengalaman terpisah dari keluarga / orang tua
e) Pengalaman infeksi saluran pernafasan sebelumnya
4. Pengetahuan keluarga / orang tua
a) Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit saluran pernapasan
b) Pengalaman keluarga tentang penyakit saluran pernafasan
c) Kesiapan / kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekret.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan kapiler alveoli.
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan.
4. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi yang tidak adekuat.
5. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
6. Kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan klien berhubungan dengan
kurangnya informasi.
7. Cemas anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi
C. INTERVENSI
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
sekret.
Tujuan : Bersihan jalan nafas kembali efektif.
Kriteria Hasil : sekret dapat keluar.
Rencana tindakan :
a. Monitor status respirasi setiap 2 jam, kaji adanya peningkatan pernapasan dan bunyi
napas abnormal.
b. Lakukan suction sesuai indikasi.
c. Beri terapi oksigen setiap 6 jam
d. Ciptakan lingkungan nyaman sehingga pasien dapat tidur dengan tenang
e. Beri posisi yang nyaman bagi pasien
f. Monitor analisa gas darah untuk mengkaji status pernapasan
g. Lakukan perkusi dada
h. Sediakan sputum untuk kultur / test sensitifitas
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan kapiler alveoli
Tujuan : pertujaran gas kembali normal.
Kriteria Hasil : Klien memperlihatkan perbaikan ventilasi, pertukaran gas
secara optimal dan oksigenisasi jaringan secara adekuat
Rencana tindakan :
a. Observasi tingkat kesadaran, status pernafasan, tanda-tanda cianosis
b. Beri posisi fowler sesuai program / semi fowler
c. Beri oksigen sesuai program
d. Monitor AGD
e. Ciptakan lingkungan yang nyaman
f. Cegah terjadinya kelelahan
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan
Tujuan : Klien akan mempertahankan cairan tubuh yang normal
Kriteria Hasil : Tanda dehidrasi tidak ada.
Rencana tindakan :
a. Catat intake dan output cairan (balanc cairan)
b. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan cairan peroral
c. Monitor keseimbangan cairan , membran mukosa, turgor kulit, nadi cepat, kesadaran
menurun, tanda-tanda vital.
d. Pertahankan keakuratan tetesan infus
e. Observasi tanda-tanda vital (nadi, suhu, respirasi)
4. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat
Tujuan : Kebuituhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria Hasil : Klien dapat mempertahankan/meningkatkan pemasukan nutrisi.
Rencana tindakan :
a. Kaji status nutrisi klien
b. Lakukan pemeriksaan fisik abdomen klien (auskultasi, perkusi, palpasi, dan inspeksi)
c. Timbang BB klien setiap hari.
d. Kaji adanya mual dan muntah
e. Berikan diet sedikit tapi sering
f. Berikan makanan dalam keadaan hangat
g. kolaborasi dengan tim gizi
5. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.
Kriteria Hasil : Hipertermi/peningkatan suhu dapat teratasi dengan proses infeksi hilang
Rencana tindakan :
a. Observasi tanda-tanda vital
b. Berikandan anjurkan keluarga untuk memberikan kompres dengan air pada daerah dahi
dan ketiak
c. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan
d. Berikan minum per oral
e. Ganti pakaian yang basah oleh keringat
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penurun panas.
6. Kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan klien berhubungan
dengan kurangnya informasi
Tujuan : Pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit anaknya meningkat setelah
dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil : Orang tua klien mengerti tentang penyakit anaknya.
Rencana tindakan :
a. Kaji tingkat pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit anaknya
b. Kaji tingkat pendidikan orang tua klien
c. Bantu orang tua klien untuk mengembangkan rencana asuhan keperawatan dirumah sakit
seperti : diet, istirahat dan aktivitas yang sesuai
d. Tekankan perlunya melindungi anak.
e. Jelaskan pada keluarga klien tentang Pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
pengobatan, pencegahan dan komplikasi dengan memberikan penkes.
f. Beri kesempatan pada orang tua klien untuk bertanya tentang hal yang belum
dimengertinya
7. Cemas anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi
Tujuan : Cemas anak hilang
Kriteria Hasil : Klien dapat tenang, cemas hilang, rasa nyaman terpenuhi setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Rencana tindakan :
1. Kaji tingkat kecemasan klien
2. Dorong ibu / keluarga klien mensufort anaknya dengan cara ibu selalu didekat klien.
3. Fasilitasi rasa nyaman dengan cara ibu berperan serta merawat anaknya
4. Lakukan kunjungan, kontak dengan klien
5. Anjurkan keluarga yang lain mengunjungi klien
6. Berikan mainan sesuai kesukaan klien dirumah
D. EVALUASI
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan Brochopneumonia adalah :
1. Pertukaran gas normal.
2. Bersihan jalan napas kembali efektif
3. Intake dan output seimbang
4. Intake nutrisi adekuat
5. Suhu tubuh dalam batas normal
6. Pengetahuan keluarga meningkat
7. Cemas teratasi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

Tanggal pengkajian : 6 Januari 2015


Nama Pengkaji : Kelompok 1
Ruang : Awan
Waktu pengkajian : 09.10 WIB
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : An. B
Tanggal lahir : 7 April 2014
Umur : 9 Bl
Jenis Kelamin : Perempuan
BB : 8,7 Kg
PB/TB : 68 cm
Alamat : Kembaran, Purwokerto
Agama : Islam
Pendidikan :-
Suku bangsa : Indonesia
Tanggal masuk : 6 Januari 2014
No. RM :13000254
Diagnosa Medik : Bronkhopneumonia
\
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. F
Umur : 40 Th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kembaran, Purwokerto
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan klien : Ibu

B. Riwayat keperawatan
1. Keluhan utama : Ibu klien mengatakan anaknya batuk dan
\kesulitan bernafas
2. \Riwayat penyakit sekarang : Klien datang ke Rumah Sakit tanggal 6Januari
2015 pada pukul 09.00 WIB dengan digendong oleh Ibunya. Ibu klien
mengatakan anaknya batuk mengeluarkan lendir dan kesulitan bernapas sejak 4
hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk bertambah keras di malam hari. Pada saat
sakit klien rewel dan susah menyusu. Terpasang oksigen 2 liter/ menit dan infus
RL 10 tpm.
3. Riwayat penyakit dahulu : Ibu klien mengatakan klien pada umur 5 bulan
pernah sakit panas dan dibawa ke Puskesmas terdekat lalu sembuh.
4. Riwayat penyakit keluarga : Ibu klien mengatakan Ayah klien meninggal
karena TBC.
˟ Hipertensi  TB ˟ Kanker ˟ Jantung ˟ Kejang ˟ Lainnya
Lainnya
˟ Stroke ˟ Diabetes ˟ Gangg ˟ Asma ˟ Hepatitis ˟ Tidak Ada
Jiwa
˟ PPOK ˟ Ulkus ˟ AMI ˟ Penyakit paru lainnya ˟ Penyakit Ginjal
5. Riwayat kehamilan : Klien merupakan anak pertama.
Pada trimester I, Ibu klien mengalami morningsicknes dan pusing biasa.
Pada trimester II, Ibu klien mengatakan merasa pegal dipunggung dan BB naik
Pada trimester III, Ibu klien mengatakan bahwa mengalami pegal, nyeri, dan kesulitan
menjalankan aktivitas. Selain itu saat bernapas merasa pegah.
Ibu klien mengatakan mengikuti pelatihan ANC dan senam hamil. Dan selalu memeriksakan
kehamilannya secara rutin.
6. Riwayat persalinan :
Ibu klien mengatakan An. B adalah anak pertama. Klien lahir pada tanggal 7 April 2014,
dengan usia kehamilan 9 bulan 4 hari. Klien lahir dengan dibantu oleh Bidan Desa. Klien
lahir dengan spontan normal dengan berat 2,8 Kg, panjang badan 57 cm dan menangis keras
waktu lahir.
7. Riwayat imunisasi :
No Reaksi setelah
Jenis Imunisasi Waktu pemberaian
pemberian
1. BCG 1X -
2. DPT 3X Panas
3. Polio 4X -
4 Campak 1X Demam
5. Hepatitis 1X Panas
8. Riwayat tumbuh kembang :
Pertumbuhan Fisik
a. Berat Badan : BB lahir : 2,8 Kg masuk RS : 8,7 kg.
b. Tinggi Badan : PB : 57 cm, PB masuk RS : 68 Cm
c. Waktu tumbuh : 9 bulan.
Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat : ( 9 bulan )
a. Dapat mempertahankan leher
b. Tidak dapat memindah mainan
c. Dapat mencari berda yang dijatuhkan. Misal selendang
d. Dapat memegang dua benda dengan saat yang sama
e. Anak dapat mencoba berdiri
f. Anak dapat memungut biskuit kecil
g. Anak dapat duduk sendiri
h. Anak makan kue sendiri
9. Kebutuhan cairan :
Pemberian ASI
a. Pertama kali disusui : sekitar 2 jam setelah melahirkan
b. Waktu dan cara pemberian : tidak teratur ( setiap kali menangis )
c. Lama pemberian : sampai anak berhenti sendiri
d. Asi diberikan sampai usia : 9 bulan
Pemberian Susu tambahan
Diberikan selang seling dengan ASI sampai umur 9 bulan.
11.Kebutuhan kalori :
Pemberian makanan tambahan
Sejak umur 4 bulan ( makanan cereal )
Pola perubahan Nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis nutrisi Lama pemberian


0 – 3 bulan ASI + susu botol 9 bulan
4 – 9 bulan ASI + susu botol + cereal 9 bulan

C. Pola pengkajian fungsional menurut Gordon


1. Pola Persepsi Kesehatan/Penanganan Kesehatan
Saat dirumah : klien saat sesak napas hanya diperiksakan ke Puskesmas
terdekat dan meminum obat yang diberikan dari Puskesmas
Saat di rumah sakit : ibu klien memanggil perawat jika anaknya sesak napas
2. Pola Nutrisi/Metabolik
Saat dirumah : klien makan 2x sehari bubur instan dengan ukuran sedang dan
habis. Klien minum ASI 6-7x sehari diselingi dengan susu formula pada pagi dan sore
hari 2-3x sehari
Saat dirumah sakit : klien mendapat bubur 2x sehari, tidak habis. Klien minum
ASI 4-5x sehari.
3. Pola Eliminasi
Saat dirumah : klien BAB 2x sehari dengan konsistensi lunak, berwarna
kekuningan, BAK 5x sehari
Saat dirumah sakit : klien BAB 1x sehari lunak dan kekuningan. BAK 5x sehari
4. Pola Aktivitas/Latihan
Saat ini klien lemes, aktivitas/ gerak minimal, klien terlihat sesak RR= 50x/ menit
dengan menggunakan kanul nasal oksigen 2 liter.
5. Pola Tidur/Istirahat
Saat dirumah : klien tidur 10 jam perhari dan tidur siang selama 2 jam
Saat dirumah sakit : klien susah tidur karena mengalami sesak dan selalu menangis
dimalam hari
6. Pola Persepsi Kognitif
Saat dirumah : ibu anak kurang mengetahui tentang penyebab penyakit yang
dideritanya
Saat dirumah sakit : ibu menanyakan penyebab penyakit anaknya kepada perawat
7. Pola Konsep Diri
Saat dirumah : citra tubuh, ibu klien mengatakan anggota tubuh anaknya
adalah yang terbaik untuk anaknya dan dirinya sendiri. Identitas diri, ibu klien
mengatakan bahwa klien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara.
Saat dirumah sakit : citra tubuh, ibu klien mengatakan anggota tubuh anaknya
adalah yang terbaik untuk anaknya dan dirinya sendiri. Identitas diri, ibu klien
mengatakan bahwa klien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara.
8. Pola Peran/Hubungan
Saat dirumah : klien menjalankan peran sebagai anak ke 3 dari 3 bersaudara
Saat dirumah sakit : klien hanya bisa menangis dan minta digendong oleh ibunya
9. Pola Seksualitas/Reproduksi
Saat dirumah : klien merupakan anak perempuan dari 3 bersaudara
Saat dirumah sakit : klien merupakan anak perempuan dari 3 bersaudara
10. Pola Koping/Toleransi Stress
Saat dirumah : Keluarga dalam menghadapi sakit anaknya selalu
memeriksakan ke dokter dan berdo’a kepada Allah supaya masalah ini cepat selesai.
Saat dirumah sakit : apabila klien sesak nafas ibu klien memanggil perawat yang
berjaga dan berdo’a kepada Allah supaya masalah ini cepat selesai.
11. Pola Nilai/Kepercayaan
Keluarga mempunyai keyakinan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya dan Allah
akan memberikan kesembuhan.
Pemeriksaan fisik
1. TTV :
TD : 110/70 mmHg S : 38,5°C
N : 120x/ menit RR : 50x/ menit
2. Antropometrik :
BB : 7 Kg LK : 45 cm LD : 46 cm
PB : 68 cm LA : 15,7 cm
3. Kepala :
Inspeksi : kepala simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, kepala mesochepal,
sutura belum menutup sempurna.
Palpasi : tidak adanya pembengkakan/ penonjolan, dan tekstur rambut lebat.
4. Mata :
Inspeksi : warna konjungtiva pink dan sclera berwarna putih, konjungtiva anemis (-),
isokhor, pupil 2 mm, sklera anikterik.
5. Hidung :
Inspeksi : Hidung simetris, hidung eksternal warna sama dengan warna kulit lain.
Tidak ada polip, tidak ada perdarahan, ada sekret, tampak pernapasan cuping hidung.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6. Mulut :
Inspeksi dan palpasi struktur luar : warna mukosa mulut dan bibir kebiruan, tidak
ada lesi dan stomatitis, adanya sianosis.
Inspeksi dan palpasi strukur dalam : gigi belum lengkap, tidak ada perdarahan/
radang gusi, lidah simetris, warna pink, tidak ada infeksi
7. Telinga :
Inspeksi : Tidak menggunakan alat bantu dengar, posisi simetris, jumlah dua (kanan
dan kiri), bersih , tidak ada serumen.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
8. Leher :
Inspeksi leher : warna sama dengan kulit lain, bentuk simetris, tidak ada pembesaran
kelenjar gondok.
Inspeksi dan palpasi kelenjer tiroid : Tidak ada nyeri, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Auskultasi : Bising pembuluh darah
9. Thorak :
Paru- Paru
a) Inspeksi : Simetris, terlihat tarikan dinding dada kedalam, pernafasan dangkal
b) Palpasi :Vokal fremitus kanan-kiri sama
c) Perkusi : Redup pada kedua lapang paru
d) Auskultasi : Terdengar ronchi basah
Jantung
a) Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
b) Palpasi : teraba ictus cordis di SIC V – VI
c) Perkusi : pekak
d) Auskultasi :terdengar bunyi S1 dan S2
Saat dilakukan pengkajian klien ditemukan batuk dan sulit untuk mengeluarkan
sekret.
10. Abdomen :
Inspeksi : Simetris, warna kulit sama dengan yang lainnya, tidak ada
lesi, tidak ada distensi
Auskultasi : Suara peristaltik (bising usus) di semua kuadran (bagian
diafragma dari stetoskop) terdengar setiap 13x/ menit.
Perkusi semua kuadran : Tidak ada nyeri saat ditekan.
Palpasi semua kuadran : Cubitan perut kembali cepat 2 detik.
10. Genitalia : Tidak terpasang kateter, bersih, tidak sianosis
11. Ekstremitas : Tidak ada odema, terpasang infus RL 10 tpm di ekstremits
atas sinistra
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HEMATOLOGI
1. Hemoglobin 13 g/ dl 12-24 gf/ dl
2. Leukosit 14.000/ mm 3 4.000-11.000/ mm 3
3. Eritrosit 4,5/ mm 3 4,2-5,4/ mm 3
4. Hemetokrit 39 % 37-43 %
5. Trombosit 200.000/ mm 3 200.000-400.00/ mm 3
6. LED 17 Mm/ jam 0-15 Mm/ jam
HEMOGRAM
1. Eosinofil 2% 1-3 %
2. Basofil 0, 6 % 0,4-1 %
3. Staf 4% 2-5 %
4. Segmen 57 % 50-65 %
5. Lymphosit 28 % 20-40 %
6. Retikulosit 9% 5-15 %
7. Monosit 4% 4-6 %
8. Neutrofil (Total) 70 50-70 %

2. Therapi
1) RL 16 tetes permenit
2) Nebulizer
Ventolin : 3x ½ Ampul (Inhalasi) 06.00, 12.00, 21.00
3) Injeksi
a) Cefotaxim : 3x500 mg
b) Metilprednisolon :3x⁄ Ampul
3. Ro. Photo :
a) Cor : letak, bentuk dan ukuran normal
b) Pulmo :
1) Corakan bronkhovaskuler meningkat
2) Tampak bercak-bercak dan ada bayangan rongga-rongga kecil paracardial kanan
dan kiri, kedua sinus lancip.
c) Kesan :
1) Cor : Normal
2) Pulmo : Bronkhopneumonia

ANALISA DATA

Nama Klien : An. B


Ruang : Awan

TGL/JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI

DS : Bersihan jalan napas Akumulasi sekret


a. Orang tua klien mengatakan tidak efektif
ananaknya batuk-batuk serta
sulit mengeluarkan sekret.
b. Batuk tambah keras pada
malam hari, terutama pada
menjelang subuh
c. Susah bernafas
DO:
a. RR : 50x/ menit
b. Klien tampak batuk dan
kesulitan mengeluarkan
sekret.
c. Adanya tarikan dinding dada
kedalam saat bernafas
d. Suara napas ronchi
DS : Gangguan Gangguan
pertukaran gas kapasitas pembawa
a. Ibu klien mengatakan oksigen darah
anaknya sulit untuk bernapas
b. Ibu mengatakan klien sering
rewel

DO :

a. RR : 50x/ menit
b. Klien tampak rewel
c. Sianosis pada mukosa bibir

DS: Ibu klien mengatakan Pola napas tidak Pengembangan


anaknya sesak nafas apalagi saat efektif paru menurun
An. B tidur malam hari

DO: Frekuensi pernapasan


50x/menit dengan oksigen 3
liter/menit.
Paru-paru
a) Inspeksi : Simetris, terlihat
tarikan dinding dada
kedalam, pernafasan dangkal
b) Palpasi :Vokal fremitus
kanan-kiri sama
c) Perkusi : Redup pada kedua
lapang paru
d) Auskultasi : Terdengar
ronchi basah
DS : Hipertermi Proses Infeksi

a. Ibu klien mengatakan


anaknya rewel
b. Ibu klien mengatakan
anaknya susah menyusu
selama sakit
c. Ibu klien mengatakan
anaknya demam

DO :

a. S : 38,5°C
b. Klien tampak rewel
c. BB : 7 Kg

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Hari, tanggal : 6 Januari 2015

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret


2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan Pengembangan paru menurun

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien : An. B

Ruang : Awan

T
Tgl/ No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
T
Jam DX (NOC) NIC
D
1 Tujuan : 1. Auskultasi bunyi nafas, catat
Setelah dilakukan tindakan adanya bunyi nafas tambahan.
keperawatan 3x24 jam jalan napas 2. Pantau frekuensi pernafasan.
efektif dan akumulasi sekret hilang. 3. Berikan pasien posisi yang
Kriteria Hasil : nyaman (ekstensi kepala)
Kode KH IR ER 4. Kolaborasi pemberian obat
041004 RR 2 5 bronkodilator (fentolin)
041019 Batuk 2 5
5. Lakukan nebulezer
041007 Suara Pernapasan 1 5
041020 Akumulasi sputum 2 5
6. Lakukan suction
041011 Kedalaman 3 5
pernapasan

2 Tujuan : 1. Pantau frekuensi, irama,


Setelah dilakukan tindakan dalamnya pernafasan.
keperawatan 3x24 jam Gangguan 2. Kolaborasi pemberian oksigen
pertukaran gas hilang. 2L/menit
Kriteria Hasil : 3. Beri pasien posisi yang
Kode KH IR ER memudahkan ekspansi paru
041501 RR 2 5 4. Kaji tanda – tanda vital.
041503 Dalamnya Napas 2 5
5. Kaji ada tidaknya sianosis
041504 Suara Pernapasan 1 5
041511 Tarikan dinding 1 5
dada kedalam
041513 Sianosis 3 5

Setelah dilakukan tindakan 1. Aturlah posisi dengan


keperawatan 3x24 jam memungkinkan ekspansi paru
ketidakefektifan pola napas dapat maksimum dengan semi fowler
teratasi. atau kepala agak tinggi kurang
Kriteria Hasil : lebih 30°
Kode KH IR ER 2. Kaji pernapasan, irama,
041501 RR 2 5 kedalaman atau gunakan
041503 Dalamnya Napas 2 5
oksimetri nadi untuk memantau
041504 Suara Pernapasan 1 5
041511 Tarikan dinding 1 5
saturasi oksigen
dada kedalam 3. Berikan bantal atau sokongan
agar jalan nafas memungkinkan
tetap terbuka.
4. Ajarkan teknik relaksasi pada
anak yang sudah memahami,
sudah bisa atau mengerti.
5. Lakukan penyinaran
6. Lakukan fisioterapi dada.
4 Tujuan : 1. Kaji tanda – tanda vital
Setelah dilakukan tindakan 2. Berikan kompres hangat
keperawatan 2x24 jam kebutuhan 3. Kolaborasi pemberian
nutrisi terpenuhi. antipiretik
Kriteria Hasil : 4. Kaji pola nutrisi
KH IR ER 5. Berikan pilihan makanan yang
Makanan Habis 2 5 disukai anak
Dehidrasi 2 5
6. Anjurkan klien makan sedikit
Sub febris 1 5
tapi sering
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
pemberian diet TKTP
8. Lakukan penimbangan berat
badan
DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul Hidayat. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika
DR. Nursalam, M.Nurs, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta :
Salemba Medika
Jhonson, Marion., Meridean Maas. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC).
St. Louis: Mosby.
McCloskey, Joanne C., Bullechek, Gloria M. (1996). Nursing Interventions
Classification (NIC). St. Loui: Mosby.
NANDA. (2012). Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2012-2014.
Philadelphia: NANDA International.
Smeltzer, Suzanne C.(2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume I,
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai