Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentukpadat,
melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah benda
padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda
padat dan cairan serta gas adalah gaya Stokes. Di mana suku pertama adalah gaya
gesek yang dikenal sebagai gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan suku kedua dan
ketiga adalah gaya gesek pada benda dalam fluida. gaya gesek dapat merugikan dan
juga bermanfaat.
Panas pada porosyang berputar, engsel pintu dan sepatu yang aus adalah contoh
kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia
tidak dapat berpindah tempat karena gerakan kakinya hanya akan menggelincir di
atas lantai. Tanpa adanya gaya gesek antara ban mobil dengan jalan, mobil hanya
akan slip dan tidak membuat mobil dapat bergerak. Tanpa adanya gaya gesek juga
tidak dapat tercipta parasut. Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar
kedua permukaan yang saling bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain
adalah gaya elektrostatik pada masing-masing permukaan. Dulu diyakini bahwa
permukaan yang halus akan menyebabkan gaya gesek (atau tepatnya koefisien gaya
gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan yang kasar, akan
tetapi dewasa ini tidak lagi demikian.
Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak
relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda
meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan
dengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis.
Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat sebelum benda
tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan sebelum gerakan
terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya normal f = μs
Fn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol
hingga gaya gesek maksimum.
Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha untuk
menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara dengan
besar gaya tersebut namun berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih besar dari gaya
gesek maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya
gesekan statis tidak lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika benda,
sehingga digunakan gaya gesek kinetis.
B. Gaya gesek kinetis
Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu
sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikan
dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material
yang sama. yang memperngaruhi gaya gesek adalah sebagai berikut :
C. Hubungan antara Gaya Gesek dengan Hukum Newton 1 & Hukum Newton 2.
Hukum pertama Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaaan diam
atau bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau akan terus bergerak
dengan kecepatan kostan kecuali ada gaya eksternal yang berkerja pada benda itu.
Kecenderungan yang digambarkan dengan mengatakan bahwa benda mempunyai
kelembaman. Pada Hukum pertama dan kedua Newton dapat dianggap sebagai
definisi gaya. gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan
benda mengubah kecepatannya, artinya, dipercepat. Arah gaya adalah percepatan
yang disebabkan jika gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada benda
tersebut. Besaran gaya adalah hasil kali massa benda dan besaran percepatan yang
dihasilkan gaya.
Sedangkan Massa adalah sifat instrinsik sebuah benda yang mengukur
resistansinya terhadap percepatan. F = m.a Hukum kedua Newton menetapkan
hubungan antara besaran dinamika gaya dan massa dan kinematika percepatan,
kecepatan dan perpindahan. Hal ini bermanfaat karena memungkinkan
menggambarkan aneka gejala fisika yang luas dengan menggunakan sedikit hukum
gaya yang relative mudah.
Hukum Newton I tentang gerak menyebutkan “Setiap benda akan diam atau
bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama
dengan nol.” Teori tersebut juga menyebutkan bahwa setiap benda bersifat lembam.
Artinya, benda cenderung mempertahankan kedudukannya. Benda diam akan tetap
diam dan ketika benda bergerak cenderung bergerak. Hukum I Newton juga
menggambarkan sifat benda yang selalu mempertahankan keadaan diam atau
bergeraknya. Istilah untuk itu ialah inersia atau kelembaman. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa Hukum Newton I disebut pula dengan istilah Hukum Kelembaman.
Arti dari rumus tersebut ialah resultan gaya-gaya yang bekerja sama dengan nol. Jika
resultan gaya sebuah benda sama dengan nol, berarti benda tersebut tidak memiliki
percepatan atau percepatannya sama dengan nol.
1.3 Hukum Newton 2
Dalam pemahaman yang lebih sederhana, jika resultan gaya-gaya yang bekerja
pada sebuah benda tidak sama dengan nol, maka benda tersebut akan bergerak
dengan suatu percepatan. Hukum Newton II bila dirumuskan menjadi seperti berikut:
Hukum Newton III menyatakan “Setiap ada gaya aksi yang bekerja pada suatu
benda, maka akan timbul gaya reaksi yang besarnya sama, tetapi arahnya
berlawanan.” Maksud dari hukum tersebut ialah jika sebuah benda pertama
mengerjakan gaya terhadap benda kedua, maka benda kedua pun mengerjakan gaya
terhadap benda pertama yang besarnya sama tetapi berlawanan arah.
Untuk memahami teori tersebut, kamu bisa melihat contoh di kehidupan nyata.
Contoh tersebut seperti ketika seorang penyelam tengah melakukan penyelaman.
Kaki dan tangan penyelam mendorong air ke belakang (gaya aksi), sehingga badan
penyelam terdorong ke depan sebagai gaya reaksi.
Bila dirumuskan maka Hukum Newton III menjadi seperti berikut:
Gaya gesek adalah gaya yang timbul akibat kekasaran dua permukaan benda
yang saling bersentuhan. Dan, terakhir, gaya tegang tali yaitu gaya yang bekerja pada
tali sebagai gaya aksi-reaksi.