Anda di halaman 1dari 7

Nama : Adhil Mubaraq

Stambuk : B501 19 129


Kelas :C
MK : Dasar-Dasar Jurnalistik

Tugas pengganti ujian semester.


Review materi dasar-dasar jurnalistik dari pertemuan awal sampai akhir.

Mata kuliah ini di bawahkan oleh pak Achmad Herman, pak isa dan dilanjutkan oleh pak
wahid melalui kuliah online di google classroom.
Kami dibagikan sebuah buku bahan pembelajaran yang berjudul Dasar-Dasar Jurnalistik dan
kami diajarkan tentang :
- Sejarah jurnalis
 King pao, Tiongkok ( diyakini sebagai surat kabar pertama yang terbit di
dunia, 600 SM)
 Acta Diurna, Roma (SK pertama di Roma yang dirintis oleh Julius Caesar).
Awalnya isi Acta Diurna (catatan harian) hanya berupa keputusan-
keputusan dari senat. Seiring perkembangan informasi saat itu, maka isi
AD juga memuat tentang kejadian sehari-hari di kota Roma.
 Orang yang bekerja pada AD disebut Diurnaris.
- Apa itu Jurnalistik?
 Kata “Jurnalistik” berasal dari kata “journal” (Inggris) atau “Du Jour”
(Perancis).
 Jurnalistik adalah penulisan tentang hal-hal yang penting yang tidak anda
ketahui (Leslie Stephens)
 Jurnalistik adalah pengiriman informasi dari sini ke sana dengan benar,
Seksama dan cepat dalam rangka membela kebenaran, keadilan dan
berpikir yang selalu dapat dibuktikan (Eric Hodgins, Majalah Time).
- Jurnalisme dan Pers
 Jurnalisme adalah bisnis pengelolaan, Penyuntingan dan penyusunan
naskah jurnal atau koran. Istilah ini ada beberapa macam : Journalism
(Inggris), Journaliztiek (Belanda), Diurnae (Latin) dan Publizistiek (Jerman)
 Definisi pers dibagi atas: pers dalam arti sempit dan luas. Pers dalam arti
sempit adalah media massa cetak seperti SK, majalah, tabloid, dll. Pers
dalam arti luas adalah media massa elektronik seperti radio dan televisi.
 Istilah pers berasal dari kata “press” (Inggris) yang artinya cetak atau
tekan.
- Ciri-Ciri pers:
 Periodesitas
 Universalitas
 Aktualitas
 Publisitas
- Fungsi Pers
 Para ahli menyebutkan fungsi pers ada tiga macam yakni: informative,
hiburan dan control sosial.
 Di dalam UU Pers No. 40/1999, pasal tiga ayat 1 sampai 2 ditambahkan
dua fungsi lagi yaitu: pendidikan dan lembaga ekonomi.
- Peran pers
 Sebagai alat perubahan status social dan Pembaharuan dalam
masyarakat.
 Penghubung kreatif antara pemerintah dan masyarakat.
 Pemberitaan yang objektif dan masyarakat.
 Pembentukan opini.
 Peningkatan kesadaran politik masyarakat.
 Agent of Change.
- Istilah-istilah dalam dunia pers
 Wartawan adalah orang yang bertugas menyampaikan informasi atau
berita.
 Stepnography adalah seni menulis cepat yang digunakan wartawan
dengan menggunakan simbol-simbol (dulu). Sekarang, sudah ada
teknologi lebih modern (tape, recorder, flashdisk).
 Nyamuk Pers, Kuli Tinta, Kuli Disket.
 Walikota (wartawan liar tanpa koran dan berita), Muntaber (muncul
tanpa berita), WTS )wartawan tanpa surat kabar).
 Napoleon Bonaparte pernah berujar bahwa “Ia lebih takut kepada satu
mata pena (pers) daripada seribu mata pedang”.
- Kewajiban Pers
 Pers harus berdiri sendiri
 pers harus jujur dan jangan suka bohong
 pers harus benar dan Seksama
 Pers harus bertanggung jawab
 Pers harus tahu ada (pantas dihormati)
- Apa itu berita?
 Jika ada anjing menggigit orang, maka peristiwa tersebut bukan berita.
Sebaliknya, jika ada orang menggigit anjing maka peristiwa tersebut
disebut berita.
 Berita adalah laporan terkini dari sebuah peristiwa atau kejadian.
 Berita dalam Bahasa Inggris disebut news. Jika diuraikan menjadi North,
East, West, dan South. Artinya, bahwa semua peristiwa yang terjadi di
dunia berasal dari empat penjuru mata angina.
- Formula berita
 Membuat berita mengacu pada formula: 5W+1H (What, Where, When,
Who, dan How) dan mengikuti gaya “Priamida Terbalik”
 Berita itu haruslah objektif, tidak boleh dicampur adukan dengan opini
atau pendapat.
 Prinsip berita harus menganut azas “cover both side”.
 Pembuatan berita sangat dipengaruhi oleh sudut pandang penulisnya
(angle/view)
- Unsur atau nilai berita
 Timelines atau bersifat baru.
 Proximity atau kedekatan.
 Importance atau penting (ternama).
 Size atau Jangkauan.
 Policy atau kebijakan.
 Interest atau kepentingan.
 Popular atau terkenal.
 Conflict atau pertentangan.
 Sex atau seks.
 Feature atau cerita khas.
 Humor dan kemajuan-kemajuan lainnya.

- Macam-macam berita
 berdasarkan sifat kejadian berita: berita yang dapat diduga dan tidak
dapat diduga.
 Berdasarkan masalah yang dicakup.
 Berdasarkan jarak kejadian dan public kasih berita.
- Sumber sumber berita
 God Given The News.
 Konferensi pers, pertunjukan, dll.
 Peristiwa laten yang diaktualkan kembali.
 Mengungkapkan tema tema tertentu yang sekiranya menarik perhatian
pembaca.
- Kenapa sih harus ada Bahasa jurnalistik?
 Agar informasi mengenai sebuah peristiwa atau kejadian menarik untuk
dibaca maka sangat penting untuk memperhatikan bahasanya.
 Bahasa media cetak harus dapat difahamkan oleh pembaca yang paling
minimum pengetahuan Bahasa serta pengetahuan umumnya.
 Selain itu, uraian, gaya Bahasa dan susunan kalimatnya harus dapat
menarik semua golongan pembaca.
- Kriteria Bahasa jurnalistik
 M. Wonohito: Bahasa SK mempunyai dua ketentuan yaitu harus dapat
dibaca oleh Profesor dan lulusan kursus buta huruf serta harus dapat
dibaca sambil sarapan pagi.
 Kriteria BJ adalah sederhana tapi teratur, jangan pake Bahasa yang
muluk-muluk, hindarkan dari Bahasa baku, hindari kata kata yang salah,
utamakan susunan singkat yang seperlunya, jangan pakai kata kata yang
sudah “Rombeng” dan susunan Bahasa haruslah hidup.
- Apa sih itu Lead?
 Lead atau teras berita adalah ringkasan dari berita yang memuat 5W+1H.
Ex: dua orang pria, Sudin (43) dari Sidoarjo dan simin (18) dari Solo,
meninggal pagi ini jam 04.30 di perempatan jalan Nusantara dan Hayam
Wuruk, akibat ditabrak bus Marantama yang berlari kencang dan tidak
lagi dapat dikendalikan.
 Lead atau teras berita dibagi atas:
1. Exclamation Lead (TB yang menjerit)
2. Quotation Lead (TB kutipan)
3. Contrast Lead (TB kontras)
- Lalu, Kalau feature itu apa?
 Feature atau berita/karangan khas adalah artikel yang kreatif, kadang
kadang subyektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang
dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan
atau aspek kehidupan.
 Ex: bermodalkan sebuah peluit dan pakaian yang seadanya, ia berlagak
seperti polisi. Mengatur arus lalu lintas dari pagi hingga malam hari. Tak
sedikit keuntungan yang diraup dari hasil kerjanya. Entah sampai kapan,
pak Risno harus menjadi polisi cepe.
- Elemen elemen Feature
 Kreatifitas
 Subjektifitas
 Informatif
 Menghibur
 Awet
 Panjangnya

Tambahan pelajaran:
- Jurnalistik adalah kegiatan mencari, mengolah, dan menyebarkan berita melalui
media massa.
- Pers berasal dari kata press, karena surat kabar surat kabar pertama kali dibuat
dengan metode press.
- Berita adalah kegiatan yang di laporkan terkini yang mengandung unsur berita dan
nilai untuk disebarluaskan kepada masyarakat.
- Berita terbagi menjadi 2:
 Soft News (Feature News): Berita ini memakai gaya Piramida Terbalik dan
mengandung keterbatasan halaman.
 Hard News (Straight News): mengikuti gaya “To The Point”
- Tidak semua berita adalah informasi.
- Informasi mengandung unsur kebaruan.
- Informasi mengurangi ketidakpastian.
- “Cover Both Sides” artinya liputan dari 2 sisi (pro dan kontra)
- Jurnalistik sebagai:
 Proses – Aktivitas
 Teknik – Keahlian
 Ilmu – Bidang Kajian
- Nyamuk Pers: karena Jurnalistik bisa di ibaratkan nyamuk, dimana dia rela
melakukan apa pun untuk mendapatkan berita.
- News: dari kata “New” artinya baru, yaitu laporan/berita terkini dari suatu peristiwa.
- Pramida Terbalik: berita yang paling penting di tulis diawal berita.
- Sense Of Journalism.
- Ciri-ciri Jurnalistik:
 Skeptis: mempertanyakan segala sesuatu
 Bertindak/Action: mencari dan mengamati
 Berubah/perubahan: merupakan hal yang utama
 Seni dan Profesi: dibutuhkan keahlian
- Berdasarkan gaya dan Topic:
 Jurnalistik damai
 Jurnalistik perang
 Jurnalistik pembangunan
 Jurnalistik kuning
 Jurnalistik umpan balik
 Jurnalistik perang Suci
 Jurnalistik warga
 Jurnalistik komunitas
 Jurnalistik investigasi
 Jurnalistik koorporasi
 Jurnalistik dakwah
- Feature News
 Human Intersest
 Historical Feature
 Biographical Feature
 Travel Archive
- Media dalam Jurnalistik
 Media Cetak
 Media Elektronik
 Media Online
- Yellow Jurnalism (Jurnalistik Sensational) hanya mencari berita yang cepat
menimbulkan sensasi.
- Jurnalism Inher (jurnalistik pornografi) semua berita berbau porn pasti berhubungan
jurnalistik inher.
- Wartawan adalah orang yang mencari dan menyusun berita untuk dijualkan di
media.
- Pekerjaan Jurnalistik:
 Reporter: mengumpul dan mempresentasikan berita.
 Sub Editor: mengedit berita
 Photo Jurnalis: menggunakan foto/gambar untuk memberitakan berita.
 Editor: orang yang membuat keputusan terakhir berita mana yang aman
di tampilkan.
 Penulis Feature: Orang yang menuliskan dan merangkum berita
- Karakteristik berita:
 Sederhana
 Padat
 Lugas
 Jelas
 Jernih
 Menarik
 Demokratis
 Populis
 Logis
 Gramatikal

- Prinsip
 Mudah dipahami
 Bahasa sederhana
 Tidak menggunakan kalimat majemuk
Seterusnya kami diajarkan oleh pak wahid melalui kuliah online di google classroom
dikarenakan kampus yang ditutup untuk menghindari tersebarnya wabah covid-19.
Selama proses belajar online kami kurang mendapatkan pembelajaran dikarenakan
dosen yang mengajar kurang aktif untuk memberikan pelajaran, tapi kami di berikan buku
yang berjudul “JURNALISME, BERITA PALSU, & DISINFORMASI” untuk dijadikan bahan
bacaan dan diberikan tugas membaca bagian modul 1 dan memberikan apa yang kita
pahami dengan melihat studi kasus yang ada di media.
Dari apa yang saya pahami dari buku tersebut pada bagian modul 1 dengan tema
“Kebenaran, Kepercayaan, Dan Jurnalisme: Mengapa Penting?” dan dengan melihat studi
kasus di beberapa media telah saya tulis sebagai berikut:
Di banyak belahan dunia, kepercayaan terhadap media dan jurnalisme telah rapuh
dan melemah jauh sebelum popularitas media sosial. Kecenderungan ini tidak terpisahkan
dari turunnya kepercayaan terhadap berbagai institusi di banyak masyarakat.
Dikutip dari tirto.id. Lembaga kajian jurnalistik Reauters Institute for the Study of
Jurnalism rutin menerbitkan hasil surveinya melalui Digital News Report. Beberapa waktu
yang lalu mereka telah menyurvei 7.000 orang dari 36 negara tentang kepercayaan pada
media sosial dan media arus utama. Hasil Jajak pendapat menyatakan bahwa 33% warga
global mengaku sudah tak percaya pada kebenaran berita. 24% responden percaya media
sosial melakukan tugas yang baik dalam memisahkan fakta dari hasil karangan, sementara
dalam tugas yang sama, media arus utama mendapat suara 40%.
Besarnya volume dan jangkauan disinformasi dan misinformasi, yang dikemas
sebagai berita dan dibagikan di media sosial, bisa menyebabkan kerusakan lebih jauh
terhadap reputasi jurnalisme. Pengaruhnya mencakup bagi jurnalis, media berita, warga,
dan masyarakat yang terbuka.
Dalam lingkungan informasi super cepat yang serba gratis di internet dan media
sosial, tiap orang bisa menjadi produsen pesan. Banyaknya berita hoaks yang bersebaran di
media sosial dan media arus utama membuat banyak warga sulit membedakan apa yang
benar dan yang salah. Contohnya pada sebuah kasus peristiwa bom pada tiga gereja yang
berlokasi di Surabaya (13/5/2018) lalu berhasil membuat panic masyarakat Indonesia.
Dampaknya, informasi yang tidak tepat beredar dengan luas. Ada kabar soal serangan bom
yang terjadi di gereja St Anna di Duren Sawit, penemuan benda diduga bom di bandara
amat Yani Semarang, hingga persen yang mengatasnamakan Densus 88 dan badan intelijen
negara untuk menghindari pusat perbelanjaan di Jakarta dan Surabaya. Nyatanya, semua
informasi yang disebarkan tersebut tidak tepat atau bisa disebut dengan hoaks, dikutip dari
tirto.id.
Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap media jurnalisme mengindikasikan
konsekuensi dari kegagalan media dalam melakukan tugasnya, khususnya yang terkait
dengan Edukasi dan peran dalam menjaga kualitas informasi. Turunnya kepercayaan ini
baru menjadi perhatian. Sebab dikutip dari tirto.id, temuan Edelman menyatakan sebanyak
63% orang tidak bisa membedakan antara jurnalisme dengan desas-desus dan kebohongan.
Lebih lanjut lagi, 59% responden menyatakan semakin sulit untuk mengidentifikasi apakah
berita dan informasi yang diterima diproduksi oleh lembaga media yang kredibel.
Kepercayaan merupakan jantung dari hubungan individu dengan institusi. Media
massa tradisional mesti merebut kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan kredibilitas
lewat produksi berita berita yang valid. Jika kepercayaan terhadap media berkurang, akan
menjamur “media alternatif” tanpa ruang redaksi memadai dan prosedur jurnalisme ketat,
yang lagi lagi dapat menjadi lahan untuk bertumbuhnya hoaks.

Begitulah Pembelajaran yang saya dapatkan pada mata kuliah Dasar-Dasar Jurnalistik, saya
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada para dosen yang telah mengajar dan
membagikan pengetahuannya kepada kami. Maaf apabila ada kesalahan pada tulisan saya
ini ataupun pada saat belajar tatap muka, semoga bapak dan ibu dosen selalu diberikan
kesehatan dan keselamatan.
Wassalamualaikum . . .

Anda mungkin juga menyukai