Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Sistem muskuloskeletal

Sistem musculoskeletal adalah keluhan yang dirasakan pada anggota tubuh, seperti otot,
sendi, ligament dan tendon yang dirasakan seseorang akibat gerakan berulang. Keluhan ini dapat
dirasakan dari keluhan yang sedikit sakit hingga keluhan sangat sakit. Keluhan atau gangguan
tersebut tidak menimbulkan cedera akut dan bukan merupakan penyakit kronis yang berkembang
dari waktu kewaktu.

Keluhan musculoskeletal pada umumnya terjadi akibat kontraksi otot yang berlebihan
dan pada waktu yang lama. Keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot
berkisar 15-20% dari kekuatan otot, apabila melebihi 20% maka dapat menyebabkan peredaran
darah ke otot berkurang, suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolism karbohidrat
terhambat sehingga menyebabkan timbunan asam laktat yang dapat menyebakan rasa nyeri.

Dengan adanya sistem muskuloskeletal, tubuh dapat bergerak dan menjalani berbagai
aktivitas, seperti berjalan, berlari, berenang, hingga sesederhana mengambil suatu benda. Sistem
muskuloskeletal juga berperan dalam membentuk postur dan bentuk tubuh serta melindungi
berbagai organ penting, seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan hati.

Tulang diklasifikasikan menurut bentuk dan komposisi mereka. Tulang pendek (seperti
falang) ditemukan di jari tangan dan jari kaki. Tulang panjang (seperti humerus atau tulang paha)
ditemukan di tungkai. Tulang tidak beraturan diberi nama untuk bentuknya dan ditemukan di
persendian pergelangan kaki atau pergelangan tangan dan di telinga tengah. Tulang rusuk (tulang
rusuk dan skapula) melindungi organ dalam. Lapisan luar jaringan tulang adalah jaringan tulang
padat padat yang disebut korteks.

B. Anatomi Sistem Muskuloskeletal


Sistem muskuloskeletal tersusun dari berbagai bagian dan jaringan tubuh, yaitu:

1. Tulang
Tulang merupakan salah satu bagian utama dalam sistem muskuloskeletal yang berfungsi
untuk menopang dan memberi bentuk tubuh, menunjang gerakan tubuh, melindungi organ-organ
tubuh, serta menyimpan mineral kalsium dan fosfor. Orang dewasa umumnya memiliki sekitar
206 tulang.
Tulang terdiri dari lapisan luar dan dalam. Lapisan luar tulang memiliki tekstur keras dan
terbuat dari protein, kolagen, serta berbagai macam mineral, termasuk kalsium. Sementara itu,
bagian dalam tulang memiliki tekstur yang lebih lembut dan berisi sumsum tulang, yaitu tempat
diproduksinya sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau keping darah.
2. Sendi
Sendi merupakan sambungan antara kedua tulang. Sendi ada yang bisa digerakkan, tetapi
ada juga yang tidak. Sendi yang tidak bisa digerakkan contohnya adalah sendi yang terdapat di
lempengan tengkorak. Sedangkan, sendi yang bisa digerakkan meliputi sendi jari tangan dan
kaki, siku, pergelangan tangan, bahu, rahang, panggul, lutut, dan pergelangan kaki.

3. Otot
Ada tiga jenis otot yang merupakan bagian dari sistem muskuloskeletal, yaitu otot
rangka, otot jantung, dan otot polos. Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang dan sendi.
Otot ini bisa meregang dan berkontraksi saat tubuh bergerak, seperti saat berjalan, menggenggam
benda, atau saat mengubah posisi tubuh, misalnya menekuk dan meluruskan lengan atau kaki.
Sementara itu, otot polos adalah jenis otot yang terdapat pada organ-organ tubuh,
misalnya saluran cerna dan pembuluh darah. Aktivitas otot polos diatur oleh saraf otonom,
sehingga mereka dapat bekerja secara otomatis. Sama seperti otot polos, otot jantung juga
bekerja secara otomatis dalam memompa darah ke seluruh tubuh, tetapi struktur jaringan otot ini
mirip dengan otot rangka.
Di saluran pencernaan, otot polos bertugas untuk menggerakkan usus agar makanan dan
minuman bisa dicerna, kemudian dibuang sebagai kotoran. Pada pembuluh darah, otot polos
bertugas untuk mengatur aliran darah dengan cara melebarkan atau menyempitkan pembuluh
darah.

4. Tulang rawan
Tulang rawan adalah sejenis jaringan ikat yang menutup sendi. Selain berada di antara
sambungan tulang, tulang rawan juga ada di hidung, telinga, dan paru-paru. Tulang rawan
memiliki struktur yang kokoh, tetapi lebih kenyal dan lentur, tidak seperti tulang rangka. Tulang
rawan bertugas untuk mencegah tulang dan sendi saling bergesekan serta menjadi peredam fisik
saat tubuh mengalami cedera.

5. Ligamen
Ligamen adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dan sendi. Ligamen terdiri
atas serat elastis yang tersusun dari protein. Jaringan ikat ini berfungsi untuk menopang sendi,
seperti lutut, pergelangan kaki, siku, dan bahu, serta memungkinkan pergerakan tubuh.

6. Tendon
Tendon adalah jaringan ikat tebal dan berserat yang berfungsi untuk menghubungkan otot
ke tulang. Tendon terdapat di seluruh tubuh, mulai dari kepala, leher, hingga kaki. Ada banyak
jenis tendon dan salah satunya adalah tendon Achilles, tendon terbesar di tubuh. Tendon ini
menempelkan otot betis ke tulang tumit dan memungkinkan kaki serta tungkai untuk bergerak.
Sementara itu, tendon rotator cuff di bahu berfungsi untuk menunjang gerakan bahu dan lengan.
C. Struktur Sistem Otot

Struktur utama sistem otot adalah: otot-otot, fascia-fascia, tendon-tendon, ligament,


persendian (sendi). Di dalam tubuh ada lebih dari 600 otot dan banyak tendons. Otot terdiri dari
segrup sel otot yang disebut fibers (serabut otot).

Ada 3 tipe otot:

1. otot skelet (seran lintang, lurik) = skeletal muscle otot voluntary, umumnya melekat pada
tulang, tersusun berbaris, dapat digerakkan melalui kesadaran.
2. otot polos, otot involuntary = smooth muscle terletak di dinding organ dalam. Otot polos
bergerak di luar kesadaran.
3. otot jantung = cardiac muscle, ototnya seran-lintang namun involuntary, tersusun dalam
cabang-cabang dan tidak tahan terhadap stres yang kuat.

D. Joints (Persendian)

Ada 3 tipe persendian:

1. Persendian Fibrous : Permukaan tulang dengan dekat disertai melekatnya jaringan ikat
yang tidak memungkinkan sendi bergerak. Contoh: - persendian tulang tengkorak kepala.
2. Persendian Cartilagenous : Tulang pada persendian saling dihubungkan dengan tulang
rawan menghasilkan kemampuan gerak yang terbatas.
Contoh: symphysis pubis yang masih bisa gerak meregang pada saat proses melahirkan.
3. Persendian Synovial : Tulang pada persendian ini dapat bergerak bebas, termasuk ini
persendian dengan ball & socket (sendi panggul dan bahu) sedangkan hinge joints hanya
memungkinkan gerak satu arah (siku dan lutut).
Persendian sinovial tertutup kapsul sendi yang terbentuk dari ligamenta.

Membran sinovial melapisi kapsul dan menyekresi cairan pelumat = cairan sinovial
(synovial fluid) yang bersirkulasi di:

a. dalam kavitas sinovial (synovial cavity)


b. dalam spatium (space) di antara tulang. dan memungkinkan sendi gerak leluasa. Ujung
tulang pada persendian sinovial tertutup tulang rawan (articular cartilage) yang
melindungi tulangnya.

Termasuk persendian synovial adalah: Bursa dan bursae (kantung sendi) yang terdiri dari
jaringan fibrosa terlapisi membrane sinovial dan terisi cairan sinovial, berfungsi sebagai bantalan
penahan benturan persendian antara tendon-tendon dan tulang. Contoh: sendi siku, lulut dan
bahu).
E. Beberapa istilah Prosedur / Tindakan / Operasi pada sistem muskuloskeletal
a. Arthrogram

Sinar-X dari area sendi diambil setelah injeksi bahan kontras telah disuntikkan ke
dalam ruang bersama untuk meningkatkan visibilitasnya. Dalam studi kontras ganda, larutan
disuntikkan, diikuti oleh udara. Hal ini dapat dilakukan untuk menilai kemungkinan tulang
keripik atau ligamen sobek di dalam ruang sendi.

b. Arthroscopy

Arthroscopy adalah lingkup serat optik yang digunakan untuk memeriksa sendi secara
visual, dilakukan dengan beberapa jenis anestesi (lokal, epidural, sedasi sadar, atau umum).
Hal ini dilakukan untuk melakukan operasi secara bersamaan, mendiagnosis luka pada ruang
sendi, dan menilai respons terhadap perawatan sebelumnya.

c. Scan Bone

Ini adalah injeksi intravena perifer dari radiofarmasi penginderaan tulang yang diikuti
oleh pencitraan tertunda 2 sampai 3 jam. Pasien harus berbaring diam selama pemindaian,
sekitar 30 sampai 60 menit. Hal ini dilakukan untuk mendiagnosis osteomyelitis, tumor
tulang, penyakit metastasis, patah tulang, dan nyeri tulang yang tidak dapat dijelaskan.
Praktisi harus mendorong cairan setelah injeksi untuk menyiram radiofarmaka.

Praktisi juga harus memantau reaksi terhadap radiofarmasi: ruam, gatal, gatal-gatal.
Pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT) dan tomografi aksial terkomputerisasi (gambar
manipulasi gambar radiologis komputer) tidak boleh terhalang oleh anatomi di atas. Pasien
harus berbaring diam selama ujian untuk gambar yang jelas. Hal ini dilakukan untuk
mendeteksi fraktur dan metastasis tulang.

d. Elektromiografi (EMG)

Beberapa elektroda jarum tipe kecil dimasukkan ke area otot untuk menguji potensi
otot. Pasien mungkin diminta memindahkan area tersebut untuk memungkinkan pengukuran
selama kontraksi minimal dan maksimal otot. Jumlah aktivitas otot dan saraf dicatat secara
grafis. Mungkin ada beberapa ketidaknyamanan selama pengujian. Obat tertentu mungkin
perlu dihentikan sebelum diujicobakan: relaksan otot, stimulan, kafein. Setelah diujicobakan,
pasien mungkin mengeluhkan rasa sakit atau kecemasan. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi
gangguan neuromuskular, periferal, atau kelainan neuron motorik yang lebih rendah, dan
dapat dilakukan bersamaan dengan studi konduksi saraf.

Anda mungkin juga menyukai