Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
efektif dan efisien sejalan dengan praktek bisnis yang sehat yang
secara independen.
internal SKPD atau Unit Kerja yang akan menerapkan PPK BLUD.
Daerah.
Kesehatan Masyarakat.
Pola tata kelola Puskesmas Cisolok ini akan direvisi apabila terjadi
perubahan lingkungan
B. Struktur Organisasi
sebagai berikut:
8) UPTD; dan
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
SUBBAGIAN SUB.BAGIAN
SUBBAGIAN PERENCANAAN,
UMUM DAN KEUANGAN
KEPEGAWAIAN EVALUASI &
PELAPORAN
UPTD
Penanggungjawab Jaringan Penanggung jawab UKP, Penanggung jawab UKM Penanggung jawab UKM
Pelayanan Puskesmas kefarmasian dan Laboratorium Esensial dan Perkesmas Pengembangan
2) Pola Rekruitmen
Dokter, tenaga fungsional dan tenaga administrasi Puskesmas
Cisolok dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil maupun tenaga
profesional non Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan
Puskesmas.
Pola rekrutmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun
non medis pada Puskesmas Cisolok adalah sebagai berikut:
(1) SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di lingkungan Puskesmas dilaksanakan berdasarkan
Petunjuk Teknis Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan Pengadaan Calon PNS
b. Pendaftaran
c. Pelaksanaan Ujian
d. Penentuan kelulusan
e. Pengangkatan
f. Pengendalian dan Pengawasan
g. Ketentuan Lain
(2) SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS
BAB III
PROSES TATA KELOLA
B. Program Pengenalan
berkeadilan.
perbatasan
melalui JKN
terakreditasi.
pelayanan senyum
pelayanan empati
pelayanan ramah
pelayanan aman
pelayanan sapa
pelayanan Iklas
Strategi :
1. Mengoptimalkan fasilitas dan peran tenaga kesehatan dalam
upaya penurunan AKB,AKI,Prevalensi penyakit dan gizi buruk.
2. Meningkatkan dan membudayakan perilaku hidup bersih dan
sehat
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat.
4. Meningkatkan cakupan desa siaga aktif.
5. Meningkatkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan
berkualitas di puskesmas dan jaringannya
6. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan
jaringannya
7. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan di
puskesmas
8. Meningkatkan dan memperbaiki manajemen kinerja dan
menjadikan Puskesmas Cisolok Terakreditasi.
9. Merubah status Puskemas Cisolok menjadi Puskesmas BLUD.
F. Pendelegasian Wewenang
1. Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola
kepadaKepala Instalasi/Unit diatur sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dengan pertimbangan untuk menunjang
kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
2. Kepala Instalasi harus melaksanakan wewenang yang
didelegasikan tersebut dengan penuh tanggungjawab dan
memberikan laporan pelaksanaannya secara berkala kepada
Pejabat Pengelola.
3. Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk
disesuaikan dengan tuntutan perkembangan Puskesmas.
4. Pendelegasian wewenang yang dilakukan tidak melepaskan
tanggung jawab pejabat pengelola.
H. Manajemen Resiko
1. Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan
perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan
usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian
karena adanya suatu risiko.
Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi
dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan
usaha.
Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman,suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan
strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumber daya.
Mengidentifikasi risiko itu penting karena untuk memulai proses
pembelajaran yang berguna mencegah kejadian yang sama
berulang kembali, itu semua bias berjalan dengan baik apabila
seluruh karyawan Puskesmas harus memahami kejadian tidak
diinginkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC), dan bagaimana
alur serta cara melaporkan (dibuat sistem pelaporan kejadian di
puskesmas).
I. PELAPORAN
Pelaporan, Akuntansi dan Pertanggungjawaban Keuangan diatur
dalam PP nomor 23 tahun 2005,Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27,
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 25
BLU menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai
dengan kebutuhan dan praktek bisnis yang sehat.
Pasal 26
1. Setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan
dokumen pendukungnya dikelola secara tertib.
2. Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh
asosiasi Profesi Akuntan Indonesia.
3. Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi sebagaimana
dimaksud pada ayat 2, BLU dapat menerapkan standar
akuntansi industri yang spesifik setelah mendapat persetujuan
Menteri Keuangan.
4. BLU mengembangkan dan menerapkan sistem akuntnasi dengan
mengacu pada Standar Akuntansi yang berlaku sesuai dengan
jenis layanannya dan ditetapkan oleh Menteri/ Pimpinan
lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Pasal 27
1. Laporan keuangan BLU sebagaimana dimaksud dalam pasal 26
ayat2 setidak-tidaknya meliputi laporan realisasi
anggaran/Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas, dan
K. Suksesi Manajemen
Manfaat manajemen suksesi bagi organisasi, sebagai berikut:
1. Memastikan kontinuitas kepemimpinan yang disiapkan untuk
posisi eksekutif kunci.
2. Memanfaatkantim manajemen senior dalam mendisiplinkan
proses pemeriksaan bakat kepemimpinan dalam organisasi.
3. Menempatkan isu keberagaman dalam agenda organisasi.
4. Menuntun pengembangan aktivitas eksekutif kunci.
5. Memeriksa kembali struktur, proses, dan sistem dari unit bisnis
dan korporat.
6. Bekerja sama dengan SDM lain yang mendukung pembaharuan
kepemimpinan.
7. Memberi kontribusi terhadap nilai pemegang saham.
Usaha perencanaan SDM untuk menempatkan orang yang tepat
pada posisi dan waktu yang tepat harus didukung oleh tim
L. Pengendalian Internal
1. Pejabat Pengelola harus menetapkan Sistem Pengendalian Internal
yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset puskesmas,
serta membantu manajemen dalam hal:
1. Upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding of
assets);
2. Menciptakan keakuratan data akuntansi;
3. Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
4. Kebijakan Pengeluaran
c. Kebijakan Pemeriksaan
1) Laporan pertanggungjawaban keuangan rumah sakit
diaudit oleh pemeriksa eksternal sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2) Pemeriksaan internal Puskesmas dilaksanakan oleh satuan
pengawas internal yang merupakan unit kerja yang
berkedudukan langsung di bawah kepala Puskesmas.
O. Media Komunikasi dan Informasi
Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem informasi
puskesmas secara elektronik dan non elektronik. Sistem informasi
Puskesmas mencakup :
1. Pencatatan dan pelaporan kegiatan dan jaringannya;
BAB IV
PENEGAKAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA
A. Transparansi
Transparansi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar di
Puskesmas Cisolok, merupakan pelaksanaan tugas dan
kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat, serta mudah
diakses oleh semua pihak yang membutuhkan. Kegiatan
transparansi merupakan tugas dan kewenangan :
a. Kepala Puskesmas, berkenaan dengan proses memimpin,
mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program
Kesehatan di lingkup Puskesmas;
b. Kepala Tata Usaha, berkenaan dalam hal merencanakan
teknis operasional dan melaksanakan kegiatanadministrasi
umum dan kepegawaian, keuangan,evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program serta kelembagaan dan ketatalaksanaan.
Transparansi menciptakan kepercayaan timbal balik antara
Puskesmas Cisolok. dan masyarakat melalui penyediaan informasi
dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh pelayanan sesuai
dengan standar.
Puskesmas Cisolok menerapkan transparansi dalam bentuk
Laporan Keuangan, Laporan Manajemen, dan Laporan Hasil Kinerja
dalam bentuk laporan Bulanan, Triwulan, dan Tahunan.
B. Akuntabilitas
Akuntabilitas Program
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui
Puskesmas, yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia
Akuntabilitas Kegiatan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas
secara terpadu.Azas penyelenggaraan Puskesmas tersebut
dikembangkan dari ketiga fungsi Puskesmas.Dasar pemikirannya adalah
pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi Puskesmas
dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah:
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang pertama adalah
pertanggungjawaban wilayah. Dalam arti Puskesmas
bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas
harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat
Kecamatan,sehingga berwawasan kesehatan
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)
secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh
Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, bidan di desa serta
A. Pengguna Jasa
1. Puskesmas menghormati hak-hak pasien selaku pengguna
jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Puskesmas memenuhi komitmennya kepada pengguna jasa
sesuai standar layanan yang telah ditetapkan.
3. Penanganan keluhan pengguna jasa dilakukan secara profesional
melalui mekanisme yang baku dan transparan.
B. Mitra Usaha
1. Mitra usaha meliputi rekanan, BPJS Kesehatan, asuransi
kesehatan lainnya, serta pihak ketiga lainnya.
2. Puskesmas menjalin kerjasama dengan mitra bisnis dilandasi
dengan itikad baik, saling menguntungkan, akuntabilitas,
transparansi, kewajaran dan tidak merugikan stakeholders
serta dituangkan dalam kesepakatan secara tertulis.
3. Kerjasama Puskesmas dengan mitra usaha dapat berupa
transaksi jual beli barang dan/atau jasa serta Kerja Sama
Operasional (KSO) dalam bentuk kerjasama pelayanan
kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pembangunan gedung,
pemanfaatan alat kedokteran dan kerjasama lainnya yang
sah.