Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN

Pelayanan dibidang kesehatan menjadi salah satu pioritas utama

mengingat di Kabupaten Sukabumi pada saat ini termasuk salah satu

daerah dengan Indeks Pembangunan Manusianya masih belum

mencapai target nasional, karena itu diharapkan dengan melalui

penerapan PPK-BLUD, Puskesmas Cisolok Kabupaten/KotaSukabumi

akan terpacu untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan di bidang

kesehatan kepada masyarakat sehingga dapat mendukung terhadap

peningkatan nilai Indeks Pembangunan Manusia.

Tujuan utama penerapan PPK-BLUD ini adalah untuk

meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat secara lebih

efektif dan efisien sejalan dengan praktek bisnis yang sehat yang

pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan

oleh Bupati Sukabumi yang diharapkan melalui kebijakan ini

masyarakat akan semakin mudah untuk mendapatkan pelayanan yang

berkualitas terutama pada pelayanan yang berkaitan dengan kebutuhan

dasar masyarakat yaitu bidang kesehatan.

Sejalan dengan pergeseran paradigma Puskesmas Fungsi

Puskesmas sebagai layanan publik dan layanan pasar, maka

Puskesmas harus dikelola secara entepreneur bukan secara birokratik

lagi. Untuk itu Puskesmas perlu melakukan perubahan mendasar

sehingga lebih mandiri dan mampu berkembang menjadi lembaga

yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

Adanya reformasi pengelolaan keuangan Negara dengan

Pola Tata kelola Puskesmas Cisolok 1


terbitnya Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, memberikan angin segar bagii Puskesmas

untuk pengelolaan yang lebih baik ke depan. Di dalam pasal 68

dan 69 Undang-undang tersebut, diatur suatu koridor baru dalam

pengelolaan keuangan negara yaitu Badan Layanan Umum atau

disingkat BLU. Sebagai aturan pelaksanaannya, terbitlah Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007.

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum BLU/BLUD

dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam

rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan

kehidupan bangsa. UU Nomor 1 tahun 2004 mengelompokkan

Puskesmas sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), yaitu

suatu instansi di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa

penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan

mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan

pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Puskesmas Cisolok akan

menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, sehingga Puskesmas

Cisolok akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-

BLUD) yaitu pola pengelolaan keuangan yang memberikan

fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek

bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari

ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. Puskesmas

Pola Tata kelola Puskesmas Cisolok 2


akan menerapkan PPK-BLUD dapat lebih leluasa menentukan

keputusan-keputusan strategis dengan memperhatikan dan

menjalankan praktik bisnis yang sehat, dikelola oleh orang-orang yang

profesional sehingga diharapkan Puskesmas mampu bertahan bahkan

bersaing dan/atau mandiri dengan tetap sinergi dengan program-

program pelayanan kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

Sesuai surat Direktorat Jenderal Keuangan Daerah Kementrian

Dalam Negeri Nomor : 420/1116/Kedua tanggal 17 Nopember 2011, hal

pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)

disebutkan bahwa Puskesmas Kabupaten Sukabumi dapat menetapkan

PPK–BLUD sepanjang memenuhi persyaratan substanstif, teknis dan

adminstratif sebagaimana dipersyaratkan pada Permendagri Nomor 61

Tahun 2007. Persyaratan administrastif sebagaimana dijelaskan pada

pasal 11 Permendagri tersebut salah satunya adalah Pola Tata Kelola.

Pola Tata Kelola ini disusun dan disampaikan kepada Pemerintah

Kabupaten Sukabumi untuk memenuhi salah satu ketentuan

ditetapkannya Puskesmas Cisolok Kabupaten Sukabumi menjadi BLUD

dalam pengelolaan keuangan. Pada Bab pendahuluan ini akan

dikemukakan hal-hal yang berkenaan dengan Pengertian, Prinsip-

prinsip dan Tujuan Penerapan.

Untuk dapat menerapkan status PPK-BLUD maka Puskesmas

mengajukan kembali persyaratan administrasi yang harus dipenuhi

oleh Puskesmas sesuai dengan Permendagri No 61 tahun 2007 Pasal 11

adalah sebagai berikut:

1. Surat Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja

pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;

Pola Tata kelola Puskesmas Cisolok 3


2. Pola Tata Kelola;

3. Rencana Strategi Bisnis Tahun 2016;

4. Standar Pelayanan Minimum (SPM);

5. Laporan Keuangan pokok atau Proyeksi Laporan keuangan;

6. Laporan Audit Terahir atau Penyataan bersedia untuk diaudit

secara independen.

A. Pengertian Pola Tata Kelola

Berdasarkan Pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61

Tahun 2007 tentang Pola Tata Kelola yang merupakan peraturan

internal SKPD atau Unit Kerja yang akan menerapkan PPK BLUD.

Selanjutnya dalam pasal 31 dan 32 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007

disebutkan, BLUD beroperasi berdasarkan Pola Tata Kelola atau

peraturan internal, yang memuat antara lain:

a. Struktur organisasi; menggambarkan posisi jabatan, pembagian

tugas, fungsi, tanggung jawab, dan wewenang dalam organisasi.

b. Prosedur kerja; menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja

antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi.

c. Pengelompokan fungsi yang logis; menggambarkan pembagian yang

jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung

yang sesuai dengan prinsip pengendalian internal dalam rangka

efektifitas pencapaian organisasi.

d. Pengelolaan sumber daya manusia; merupakan pengaturan dan

kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang

berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan

kualitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan

organisasi secara efisien, efektif, dan produktif.

Pola Tata kelola Puskesmas Cisolok 4


B. Prinsip – Prinsip Tata Kelola

Prinsip – prinsip yang digunakan dalam penerapan pola tata

kelola pada Puskesmas berdasarkan Permendagri no. 61 tahun 2007,

pasal 31 ayat 2 yang meliputi Transparasi, Akuntabilitas,

Responsibilitas dan Independensi.

1. Transparansi yaitu mengikuti asas keterbukaan yang dibangun atas

dasar kebebasan arus informasi mengenai BLUD secara langsung

dapat diterima bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

2. Akuntabilitas yaitu pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya

serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada BLUD dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

3. Responsibilitas yaitu kesesuaian atau kepatuhan kedalam

pengelolaan Organisasi terhadap prisip – prinsip bisnis yang sehat

serta perundang undangan

4. Independensi yaitu keadaan dimana BLUD dikelola secara

profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari

pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dan nilai – nilai etika.

C. Tujuan Pola Tata Kelola

Tujuan Pola Tata Kerja Puskesmas sesuai dengan

Permendagri No. 61 pasal 3 yaitu: bertujuan meningkatkan kualitas

pelayanan kepada masyarakat, untuk mewujudkan penyelenggaraan

tugas-tugas pemerintah dan atau pemerintah daerah dalam memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

D. Sumber Referensi Pola Tata Kelola

Pola Tata kelola Puskesmas Cisolok 5


Sumber referensi untuk menyusun Pola Tata Kelola Puskesmas

Cisolok antara lain adalah :

a. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum.

b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tentang

Dewan Pengawas pada Badan Layanan Umum.

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Daerah.

d. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman

Organisasi Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang

Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat.

f. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 163 Tahun 2013, Tentang

Perubahan atas Peraturan BupatiSukabumi Nomor 472 Tahun 2011

Tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Dasar di

Lingkungan Pemerintah Daerah KabupatenSukabumi

E. Perubahan Pola Tata Kelola

Pola tata kelola Puskesmas Cisolok ini akan direvisi apabila terjadi

perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait

dengan pola tata kelola Puskesmas sebagaimana disebutkan di atas

kebutuhan internal Puskesmas, serta disesuaikan dengan fungsi,

tanggung jawab, dan kewenangan organisasi Puskesmas serta

perubahan lingkungan

Pola Tata kelola Puskesmas Cisolok 6


BAB II

STRUKTUR TATA KELOLA

A. Struktur Tata Kelola

Puskesmas Cisolok adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas

Kesehatan Kabupaten Sukabumi yang bertanggung jawab terhadap

pembangunan kesehatan serta berperan dalam menyelenggarakan

upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat

kesehatan yang optimal.

Dengan demikian Puskesmas Cisolok merupakan salah satu unit

penyelenggara UpayaKesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan

Perorangan di wilayah kerja Puskesmas

Pada bab ini akan diuraikan mengenai pembentukan dan

susunan organisasi Dinas Daerah KabupatenSukabumi Pada Dinas

Daerah dapat dibentuk UPTD untuk melaksanakan sebagian kegiatan

teknis operasional dan/atau kegiatan penunjang yang mempunyai

wilayah kerja 13 Desa.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi

mengacu pada Peraturan Pemerintah Bupati No 9 Tahun 2012, yaitu

sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

a. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari:


1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, membawahi:
a) Subbagian Umum dan Kepegawaian;
b) Subbagian Keuangan; dan

Pola Tata kelola Puskesmas Cisolok 7


c) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
3) Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :
a) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan;
b) Seksi Promosi dan Sarana Kesehatan; dan
c) Seksi Kefarmasian dan perbekalan kesehatan.

4) Bidang Kesehatan Keluarga, membawahi:


a) Seksi Kesehatan Ibu dan Bayi;
b) Seksi Kesehatan Anak dan Usia Lanjut; dan
c) Seksi Gizi Keluarga.
5) Bidang Kesehatan Lingkungan, membawahi:

a) Seksi Pengendalian Kualitas Lingkungan Permukiman;

b) Seksi Pengendalian Penyehatan Lingkungan Tempat-


tempat Umum (TTU), Industri dan Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM); dan

c) Seksi Pengendalian Kualitas Air dan Lingkungan Umum.

6) Bidang Pengendalian Penyakit, membawahkan:


a) Seksi Pengamatan Penyakit;
b) Seksi Pencegahan Penyakit; dan
c) Seksi Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Matra.

7) Bidang Regulasi kebijakan kesehatan

a) Seksi Kebijakan Kesehatan;


b) Seksi Akreditasi dan Pendayagunaan Sarana Kesehatan;
c) Seksi akreditasi Sumber daya Kesehatan.

8) UPTD; dan

9) Kelompok Jabatan Fungsional.


a) Pada Dinas dapat dibentuk UPTD untuk
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan penunjang yang mempunyai wilayah
kerja 1 (satu) atau beberapa kecamatan.

b) UPTD merupakan unsur pelaksana teknis


operasional Dinas Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala

Pola Tata kelola Puskesmas Cisolok 8


yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas.
c) Pengaturan mengenai nomenklatur, jumlah dan
jenis, susunan organisasi, tugas dan fungsi UPTD
ditetapkan dengan Peraturan Bupati tersendiri.
d) UPTD dan UPT yang mempunyai wilayah kerja
Kecamatan dalam pelaksanaan tugasnya secara
operasional dikoordinasikan oleh Camat.

Pola Tata kelola Puskesmas Cisolok 9


LAMPIRAN IPERATURAN PEMERINTAH NO 9 TAHUN 2014
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI

KEPALA DINAS
SEKRETARIAT

SUBBAGIAN SUB.BAGIAN
SUBBAGIAN PERENCANAAN,
UMUM DAN KEUANGAN
KEPEGAWAIAN EVALUASI &
PELAPORAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


BIDANG REGULASI KEBIJAKAN
PELAYANAN KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN
KELUARGA KESEHATAN
PENYAKIT

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


KESEHATAN IBU PENGENDALIANKUALITAS SEKSI LEGISLASI KEBIJAKAN
PELAYANAN
DAN BAYI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PENCEGAHAN KESEHATAN
KESEHATAN DASAR PENYAKIT
DAN KHUSUS
SEKSI
SEKSI SEKSI
PENGENDALIAN PENYEHATAN
KESEHATAN ANAK SEKSIPENGAMATAN AKREDITASI DAN
SEKSI LINGKUNGAN TEMPAT-
DAN USIA LANJUT TEMPAT UMUM, INDUSTRI DAN PENYAKIT DAN PENDAYAGUNAAN
PROMOSI KESEHATAN
TEMPAT PENGELOLAAN KESEHATAN MATRA SARANAKESEHATAN

SEKSI SEKSI SEKSI


SEKSI PENGENDALIAN KUALITAS AIR SEKSI AKREDITASI SUMBER
KEFARMASIAN DAN GIZI KELUARGA DAN LINGKUNGAN UMUM PEMBERANTASAN DAYA KESEHATAN
PERBEKALAN PENYAKIT

UPTD

Pola Tata kelola Puskesmas Cisolok 10


2. Struktur organisasi Puskesmas
Pola Struktur organisasi puskesmas mengacu kepada Permenkes
nomor 75 tahun 2014,adalah sebagai beikut :
1. Kepala Puskesmas : dr. M. Saleh
2. Kasubag Tata Usaha : Aan Marliyani AMKG, S.ST
Kasubag Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu kepala
Puskesmas dalam pengelolaan :
a. Sistem Informasi Puskesmas : Iyan Suherlan AMKep
b. Kepegawaian : Widodo AMD
c. Keuangan :
Bendahara penerimaan : Veni Veronika
Bendahara BOK : Leni Marlina AMKeb
Bendahara JKN : Empin Supiansyah
Bendahara DPA : Empin Supiansyah
d. Rumah Tangga.
3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional yang terdiri dari :
a. Penanggungjawab UKP : dr. Kholisah Nasution MIPH
(Upaya Kesehatan Perorangan), terdiri dari:
 Pemeriksaan Umum
(termasuk Lansia, MTBS) : dr. Kholisah Nasution MIPH
Pemeriksaan Gigi dan Mulut : Asep Raipin R SKM
 Pemeriksaan KIA/KB : Tati Suminar AMKeb
 Layanan Gawat Darurat : Asep Sumantri
 Pelayanan Gizi Klinik : Ngatmiyati
 Pelayanan Kefarmasian : Nenden Halimatusadiah
 Laboratorium/Penunjang : Asep Sumantri SKM
b. Penanggungjawab UKM Esensial dan Perkesmas; terdiri dari:
 Promkes : Asep Raipin R SKM
 Kesling : Endang Kuswanda AMKL
 KIA/ : Tati Suminar AMKeb
 KB Komunitas : Asni Melinda, AmdKeb
 Gizi Kesmas : Ngatmiyati
 P2 Penyakit : Asep Sumantri SKM
P2 TB : Haru Pahrudin AMKep

Pola Tata kelola Puskesmas Cisolok 11


P2 Kusta : Haru Pahrudin AMKep
P2 Rabies : Nurman Safaat AMKep
P2 ISPA/Diare : Juniati AMKep
P2 Chikungunya : Endang Kuswanda AMKL
P2 Malaria : Cucun Sutisna
P2 DBD : Cucun Sutisna
Immunisasi : Wawan Gunawan
Surveilance : Endang Kuswanda AMKL
HIV/AIDS : Risna Pebriadi AMKep
PTM : Leni Susilawati AMKep

c. Penanggungjawab UKM pengembangan; Terdiri dari:


 Kesehatan Jiwa : Risna Pebriadi
 UKGMD : Asep Raipin R SKM
 Kes. Tradisional : Erma Kurnia AMKep
 Kes. Olah Raga : Wawan Gunawan
 Kes. Indera : Leni Susilawati AMKep
 Kes. Lansia : Euis Sugiarti AMKep
 Kes. Kerja : Asep Raipin R SKM
 Perkesmas : Euis Sugiarti AMKep
d. Penanggungjawab Jaringan Pelayanan.
 Puskesmas Pembantu
Pustu Cikelat : Lina Rantini AMKeb
Pustu Cicadas : Nurhalimah AMkeb
Pustu Gunung Karamat : Ratu Islah I AMKeb
Pustu Gunung Tanjung : Gina Gusniawati AMKeb
Pustu Pasir Baru : Yuyun Yulianah AMKeb
Pustu Sukarame : Hana lestari AMKeb
Pustu Sirna Resmi : Widianingsih AMKeb
Pustu Wanajaya : Imas Masitoh AMKeb
 Wahana :
Wahana Sirnaresmi : Tati Nurlela AMKeb
Wahana Caringin : Aipah AMKeb

Pola Tata kelola Puskesmas Cisolok 12


 Bidan di Desa;
Desa Cisolok : Leni Marlina AMKeb
: Utami Waraswati AMKeb
Desa Cikahuripan : Sri Wahyuni AMKeb
Desa Karang Papak : Sumatih AMKeb
: Amilia AMKeb
Desa Pasir Baru : Yuyun Yulianah AMKeb
: Beti Riswati AMKeb
Desa Gunung Tanjung : Gina Gustiani AMKeb
: Linda Komalasari AMKeb
Desa Gunung Karamat : Ratu Islah I AMKeb
Desa Cikelat : Lina Rantini AMKeb
Desa Cicadas : Nurhalimah AMKeb
Desa Sirna Resmi : Widianingsih AMKeb
: Tati Nurlela AMKeb
Desa Sukarame : Hana Lestari AMKeb
Desa Wanajaya : Imas Masitoh AMKeb
Desa Wangunsari : Putu Wiyantika AMKeb

Pola Tata kelola Puskesmas Cisolok 13


LAMPIRANII :Permenkes No 75 Tahun 2014
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
Kepala Puskesmas

Kepala Tata Usaha

1. Sistem Informasi Puskesmas


2. Kepegawaian
3. Keuangan
4. Rumah Tangga

Unit Pelaksana Teknis


Fungsional

Penanggungjawab Jaringan Penanggung jawab UKP, Penanggung jawab UKM Penanggung jawab UKM
Pelayanan Puskesmas kefarmasian dan Laboratorium Esensial dan Perkesmas Pengembangan

Pemeriksaan Umum Promkes dan UKS Kesehatan Jiwa


Puskesmas Pembantu (termasuk Lansia, MTBS)
Kesling
Puskesmas Keliling Pemeriksaaan Gigi dan Mulut UKGMD
KIA/KB Komunitas Kes. Tradisional
Bidan di Desa PemeriksaanKIA/KB dan Komplementer
Persalinan Gizi Kesmas
Kesehatan Olahraga
Jejaring Faskes Pelayanan Gawat darurat
P2 penyakit
Kesehatan Indera
Pelayanan Gizi Klinik
PERKESMAS
Pelayanan Rawat Kesehatan Lansia
Tata kelola Puskesma Cisolok Page14
Inap/PONED
Kesehatan Kerja
Pelayanan Kefarmasian
Laboratorium/Penunjang Upaya Kesehatan lainnya
Tata kelola Puskesmas Cisolok Page15
Uraian Tugas Kepala UPTD Puskesmas

(1) UPTD Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yang


berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas yang
mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan
mengendalikan pelaksanaan program kesehatan di lingkup
Kecamatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan dan pengolahan bahan dalam penyusunan
rencana teknis operasional pembinaan, pengembangan serta
pengendalian terhadap pelaksanaan program pusat kesehatan
masyarakat (Puskesmas) di lingkup Kecamatan;
b. Pelaksanaan pembinaan, pengembangan serta pengendalian
terhadap pelaksanaan program pusat kesehatan masyarakat di
lingkup Kecamatan.
c. Pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi; dan
d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian
kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
(3) Uraian tugas Kepala UPTD Pusat Kesehatan
Masyarakat(Puskesmas) adalah sebagai berikut:
a. Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kebijakan
umum Dinas di wilayah kerjanya;
b. Mengumpulkan dan mengolah data basis program kesehatan
di lingkup Kecamatan;
c. Menyiapkan bahan, menyusun dan melaksanakan program
kesehatan di lingkup Kecamatan berdasarkan kebijakan
teknis, sasarandan program kerjaba dan serta kondisi dinamis
masyarakat di wilayahkerjanya;
d. Menyiapkan bahan dan mempelajari, menelaah peraturan
perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang
tugas.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page16


e. Menyiapkan bahan dan menyusun kebijakan teknis
penyelenggaraan Puskesmas.
f. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengelolaan ketata
usahaan Puskesmas.
g. Menyiapkan bahan dan melaksanakan monitoring, evaluasi
dan pelaporan untuk pengendalian pelaksanaan rencana
strategis dan rencana kerja UPTD Puskesmas.
h. Menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi dan analisis
hasil kerja guna pengembangan rencana strategis dan rencana
kerja UPT Puskesmas.
i. Menyiapkan bahan dan melaksanakan upaya kesehatan dasar
wajib meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif di
bidang upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu,
anak dan KB, upaya perbaikan gizi masyarakat dan upaya
pencegahan serta pemberantasan penyakit menular.
j. Menyiapkan bahan dan melaksanakan upaya kesehatan
pengembangan meliputi : upaya kesehatan usia lanjut, upaya
kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan mata, upaya
kesehatan telinga, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan
olah raga, upaya kesehatan tradisional, upaya kesehatan kerja
dan lainnya.
k. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan peran serta
masyarakat di bidang kesehatan.
l. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pembangunan
berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
m. Menyiapkan bahan dan melaksanakan kegiatan rujukan medis
dan kesehatan masyarakat secara berjenjang.
n. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pemungutan retribusi
daerah di lingkungan Puskesmas.
o. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pelayanan kesehatan
lanjutan yang meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan
gawat darurat, pelayanan rawat inap dan pertolongan
persalinan normal untuk Puskemas Rawat Inap.
p. Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan indikator
dan pengukuran kinerja penyelenggaraan Puskesmas.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page17


q. Menyiapkan bahan dan melaksanakan sosialisasi pelayanan
puskesmas.
r. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan
program kesehatan di wilayahkerjanya;
s. Melaksanakan koordinasi dengan lembaga/organisasi terkait;
t. Mendistribusikan tugas kepada staf dan/atau fungsional
sesuai dengan bidang tugasnya;
u. Memberi petunjuk kepada stafdan/atau fungsional untuk
kelancaran pelaksanaan tugasnya;
v. Memeriksa hasil kerja stafdan/atau fungsional serta menyelia
kegiatan stafdan/atau fungsional untuk mengetahui
kesesuaiannya dengan rencana kerja;
w. Mengendalikan dan mengarahkan pelaksanaan tugas
stafdan/atau fungsional penyuluh berdasarkan rencana kerja
yang telah ditetapkan;
x. Mengevaluasi pelaksanaan tugas staf melalui sasaran kerja
pegawai (SKP) untuk mengetahui prestasi kerjanya dan
sebagai bahan pembinaan serta upaya tindak lanjut;
y. Menyusun dan/atau memeriksa konsep-konsep surat yang
diajukan oleh bawahan untuk memperoleh konsep surat yang
benar;
z. Melaporkan pelaksanaan tugas dalam lingkup program
kesehatan di lingkup Kecamatan, secara lisan, tertulis, berkala
atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan dan camat di wilayah
kerjanya;
aa. Memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai
bidang tugasnya; dan
bb. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
(4) KepalaUPTD Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di lingkup
Kecamatan membawahkan Subbagian Tata Usaha.
Uraian Tugas Subbagian Tata Usaha
a. Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
(4) dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada UPTD yang mempunyai tugas pokok

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page18


merencanakan teknis operasional dan melaksanakan kegiatan
administrasi umum dan kepegawaian, keuangan,evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan program serta kelembagaan dan
ketatalaksanaan.
b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian,
keuangan,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program serta
kelembagaan dan ketatalaksanaan;
b. Pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, kepustakaan,
kehumasan, protokol, barang milik daerah/aset dan rumah
tangga kedinasan;
c. Pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi; dan
d. Pelaksanaan monitoring,evaluasi dan pelaporan serta capaian
kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
c. Uraian tugas Kepala Sub.bagian Tata Usaha adalah sebagai berikut:
a. Membantu Kepala Unit Pelaksana Teknis dalam menyusundan
melaksanakan kebijakan UPTD di lingkup kerjanya;
b. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan lingkup
Subbagian Tata Usaha UPTD;
c. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian,
keuangan,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program serta
kelembagaan dan ketatalaksanaan;
d. Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan,
kepustakaan, kehumasan dan protokol;
e. Melaksanakan administrasi berkenaan dengan penggunaan,
penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi barang milik
daerah/aset di lingkup UPTD;
f. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan sarana dan
prasarana UPTD;
g. Melaksanakan pengurusan rumah tangga, kebersihan,
ketertiban dan keamanan ruang kerja serta lingkungan UPTD;
h. Melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat, Daftar
Penilaian Sasaran kerja pegawai (SKP), Daftar Urut

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page19


Kepangkatan (DUK), sumpah/janji pegawai, gaji berkala dan
peningkatan kesejahteraan pegawai;
i. Melaksanakan penyiapan rencana pegawai yang akan
mengikuti ujian dinas dan izin/tugas belajar;
j. Melaksanakan penyiapan data dan bahan lainnya yang
diperlukan dalam pengelolaan dan pembinaan kepegawaian
serta disiplin pegawai;
k. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas staf;
l. Membagi tugas kepada staf sesuai dengan bidang tugas
masing-masing;
m. Memberi petunjuk kepada staf untuk kelancaran pelaksanaan
tugas;
n. Menyelia kegiatan staf di lingkungan subbagian Tata Usaha
untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana kerja
masing-masing;
o. Mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan tugas staf
berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan;
p. Mengevaluasi pelaksanaan tugas staf melalui sasaran kerja
pegawai (SKP) untuk mengetahui prestasi kerjanya dan
sebagai bahan pembinaan serta upaya tindak lanjut;
q. Menyusun dan/atau memeriksa konsep surat dinas
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
r. Melaporkan pelaksanaan tugas secara lisan, tertulis, berkala
atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan;
s. Memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan
menyangkut bidang tugasnya; dan
t. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan, sesuai dengan bidang tugas pokok dan fungsinya.
C. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja setiap proses pengelolaan manajerial dan
pelayanan telah didokumentasikan dalam Standard Operating Procedure
(SOP). SOP merupakan acuan bagi seluruh insan Puskesmas Cisolok
dalam melaksanakan pekerjaan. Acuan pelaksanaan pekerjaan
merupakan bagian vital dalam pengelolaan Puskesmas Cisolok dan
diharapkan merupakan suatu standar baku dalam proses bisnis

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page20


Puskesmas sehingga pelayanan kepada seluruh pengguna dapat
mencapai standar yang diinginkan.
SOP Puskesmas Cisolok dalam rangka memberikan pelayanan
kepada masyarakat, baik pelayanan manajemen, pelayanan medis,
maupun pelayanan non medis telah ditetapkan oleh Pejabat Pengelola
Puskesmas.
SOP ini telah didokumentasikan, disosialisasikan, dan
diimplementasikan di setiap instalasi dan unit kerja lainnya. Dengan
adanya SOP ini diharapkan pelaksanaan atau proses kinerja dan
layanan pada setiap unit kerja dapat dilaksanakan dengan baik dan
dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil kinerja
dari setiap proses kinerja. SOP yang telah ditetapkan, secara ringkas
uraiannya adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan Manajemen
1. Prosedur Pelayanan Umum dan Kepegawaian
Standar Operasional adalah dokumen yang berisi serangkaian
instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan administrasi perkantoran yang berisi cara
melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat
penyelenggaraan dan personil yang berperan dalam kegiatan.
Sebagaisuatu aturan, regulasi, dan kebijakan yang secara terus
menerus menjamin perilaku yang benar bagi seluruh pegawai
instansi pemerintah maka SOP sangat tepat diterapkan pada
aktivitas administrasi perkantoran yang relatif bersifat rutin,
berulang serta menghendaki adanya keputusan yang terprogram
guna melayani pelanggannya.
Standar Operasional Prosedur pelayanan kesehatan, merupakan
inti kegiatan Puskesmas dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat agar pelayanan yang diberikan
dapat berjalan sesuai banyak pihak, terutama pasien yang
bersangkutan. Prosedur baku pelayanan ditetapkan untuk
menghindari kesalahan dalam penanganan pasien. Standar
Operasional Prosedur pelayanankesehatan terdiri dari Standar
Operasional Prosedur yang ditetapkan pada rawat jalan. Rawat
jalan terdiri dari: Poliklinik Umum,Poliklinik gigi,Poliklinik KIA-

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page21


KB, Gawat Darurat, Poliklinik Gizi Klinik, Pelayanan Rawat ,
Pelayanan Farmasi, Laboratorium/penunjang.
Standar Prosedur 0perasional pelayanan penunjang kesehatan,
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan
pelayanan kesehatan Puskesmas. Ketelitian, keakuratan, dan
kelengkapan peralatan penunjang medis menjadi salah satu
penentu kesembuhan pasen. Standar Operasional Prosedur
yang ditetapkan pada laboratorium dll.
Standar Prosedur Operasional pelayanan manajemen
memberikan pelayanan kepada kegiatan pelayan dan penunjang
kesehatan Puskesmas agar seluruh personil yang terlibat dalam
menjalankan tugasnya sesuai uraian tugas yang telah ditetapkan
untuk itu proses-proses manajemen harus dijalankan dengan
cepat, tepat dan akurat.Standar Prosedur Operasional
manajemen terdiri dari Standar Prosedur Operasional pada
kepegawaian umum, pelaporan dan rekam medis, keuangan dan
lain-lain.
2. Prosedur Pelayanan Keuangan
a. Prosedur tata usaha dan akuntansi Pendapatan BLUD
Puskesmas.
b. Prosedur tata usaha keuangan Akuntansi Belanja BLUD
Puskesmas bersumber dari :
1) Jasa Layanan;
2) Hibah;
3) Hasil kerjasama
sama dengan lain;
4) APBD;
5) APBN;
6) Lain-lain
pendapatan BLUD yang sah.
3. Prosedur Perencanaan SDM, Peralatan dan Sarana Kesehatan
Lainnya
a. Perencanaan SDM Kesehatan;
b. Perencanaan Peralatan Kesehatan;
c. Perencanaan Sarana Kesehatan Lainnya.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page22


b. Pelayanan Medis
1. Pelayanan Rawat Jalan
a. Poliklinik
Poliklinik Rawat Jalan terdiri dari Poliklinik Umum,
Poliklinik Gigi, Polikinik KIA, Poliklinik Tumbuh kembang,
Poliklinik Konsultasi Gizi , Poliklinik VCT, Prosedur rawat
jalan pada poliklinik menguraikan langkah-langkah
pemberian pelayanan kepada pasien rawat jalan mulai dari
pemilahan kelompok pasien, pendaftaran dan pembayaran
jasa layanan, dan pemberian layanan kesehatan pada
masing-masing poli, serta tindakan lanjutan yang diperlukan
oleh pasien.Prosedur rawat jalan melalui Poliklinik
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran SOP.
b.  Unit Gawat Darurat
Puskesmas Cisolok belum memiliki ruang khusus unit gawat
darurat, tetapi memiliki Ruang Tindakan Medik kegawat
daruratan untuk mengatasi tindakan kegawat daruratan
Pelayanan Primer. Prosedur pada penanganan kasus gawat
darurat menguraikan langkah-langkah mengutamakan
penanganan pasien yang sifatnya gawat dan darurat sejak
pasien datang hingga tindakan lanjutan yang diperlukan
pasien seperti dirujuk ke rumah sakit. Prosedur rawat jalan
melalui UGD/ unit tindakan medis selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran SOP.

c. Pelayanan Penunjang Medis


Layanan penunjang medis Puskesmas Cisolok meliputi:
Laboratorium dan kefarmasian
a. Laboratorium
Prosedur penunjang medis menguraikan pemberian layanan
berupa layanan laboratorium, kepada pasien sesuai surat
pengantar dari semua Poliklinik. Prosedur pemberian layanan
penunjang medis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran SOP.
b. Unit Farmasi
b.1. Gudang Obat Puskesmas

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page23


Gudang obat Puskesmas memberikan pelayanan kebutuhan obat
di luar gedung ke jaringan puskesmas seperti kegiatan Puskesmas
keliling,puskesmas Pembantu, balai pengobatan Perkesmas, dan
Posyandu (Balita dan Lansia).

b.2. Loket Obat Puskesmas


Prosedur layanan obat menguraikan pemberian pelayanan
penyediaan obat-obatan kepada pasien sesuai resep dari poli
klinik dan UGD Prosedur layanan obat di loket obat selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran SOP pelayanan kefarmasian
d.Pelayanan Non Medis
Layanan non medis Puskesmas Cisolok meliputi:
1. Prosedur Pelayanan Gizi
Prosedur pelayanan gizi menguraikan pemberian layanan gizi
berupa penyuluhan, konseling atau klinik gizi untuk terapi diet
untuk pasien Poliklinik, dan dalam bentuk perencanan dan
pengolahan makanan biasa/khusus. Prosedur pelayanan gizi
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran SOP pelayanan gizi
2. Prosedur Klinik VCT
Prosedur pelayanan VCT berupa pemberian pelayanan konseling
dan bimbingan terhadap penderita IMS, selengkapnya dapat
dilihat dalam lampiran SOP pelayanan Klinik VCT
3. Prosedur Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana menguraikan
tindakan pemeliharaan atau perbaikan terhadap sarana dan
prasarana kedokteran/kesehatan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan atau berdasarkan laporan dari pengguna, baik
dilakukan sendiri atau oleh pihak lain, dan pembuatan laporan
penyelesaian pekerjaan. Prosedur pemeliharaan sarana dan
prasarana selengkapnya dapat dilihat pada lampiran SOP
pelanan penunjang.
3.  Prosedur Pelayanan Pusling
Prosedur pelayanan pusling menguraikan pemberian layanan
Kesehatan yang sulit mengakses sarana pelayanan terdekat.
Pelayanan ambulance bagi pasien yang memerlukannya dalam

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page24


rangka rujukan ke Rumah Sakit. Prosedur pelayanan ambulance
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran SOP.
4.  Prosedur Rekam Medik
Prosedur rekam medik menguraikan proses penanganan data
pasien mulai dari Pendaftaran ,pemeriksaan kelengkapan
dokumen/data pasien, pengkodean, pengindekan,pengarsipan
dan penyimpanan data rekaman medik .Prosedur rekam medik
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran SOP pelayanan
rekam medik
5. Prosedur Kesehatan Lingkungan
Prosedur kesehatan lingkungan menguraikan langkah-langkah
pemeriksaan air limbah, limbah padat berbahaya, serta air
bersih secara berkala dengan berpedoman pada ketentuanyang
berlaku.Prosedur kesehatan lingkungan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran SOP kesehatan lingkungan
Seluruh Standar Operasional Prosedur kerja Puskesmas
selengkapnya dapat dilihat di Lampiran tentang SOP pelayanan
Puskesmas Cisolok

C. PENGELOMPOKAN FUNGSI YANG LOGIS


Pengelompokan fungsi menggambarkan pembagian yang jelas
dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang
sesuai dengan prinsip pengendalian internal dalam rangka efektifitas
pencapaian organisasi.
Dari uraian struktur organisasi Puskesmas Cisolok beserta uraian
tugasnya sebagaimana disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa organisasi Puskesmas telah dikelompokkan sesuai dengan
fungsi yang logis, sebagai berikut:
a. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas di antara Pejabat
Pengelola BLUD yang terdiri dari Pemimpin BLUD yaitu Kepala
UPTD Puskesmas, Pejabat Pengelola Keuangan adalah Sub
Bagian Tata Usaha, dan Koordinator Upaya Kesehatan
Masyarakat oleh Sarjana Kesehatan Masyarakat, perawat/Bidan
,Koordinator Upaya Kesehatan Perseorangan oleh dokter

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page25


Puskesmas, Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan oleh
perawat, Upaya Kesehatan Penunjang oleh perawat
Adanya pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas
untuk masing-masing fungsi dalam organisasi.
b. Adanya sistem pengendalian internal yang memadai. Hal ini
antara lain tercermin dari adanya kebijakan dan prosedur yang
membantu setiap unit organisasi dalam Puskesmas untuk
melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan
pengendalian telah dilakukan untuk mengatasi risiko yang
dihadapi dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
Kegiatan pengendalian tersebut termasuk serangkaian kegiatan
seperti kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian
terhadap prestasi kerja, pembagian tugas, serta pengamanan
terhadap aset organisasi.

D. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA


Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan
pengambilan kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan
mengenai sumber daya manusia pada suatu organisasi dalam
rangka memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun
kualitas yang paling menguntungkan sehingga organisasi dapat
mencapai tujuan secara efisien, efektif, dan ekonomis. Organisasi
modern menempatkan pegawai pada posisi terhormat yaitu sebagai
aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola sebagaimana
mestinya baik saat penerimaan, selama aktif bekerja maupun
setelah purna tugas.
1. Pegawai Negeri Sipil pada Puskesmas Induk dan Puskesmas
Pembantu merupakan Pegawai Negeri Sipil Daerah.
2. Pengelolaan kepegawaian sebagaimana dimaksud dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
kepegawaian negara.
3. Dalam pelaksanaan pengelolaan kepegawaian Puskesmas Induk
dan Puskesmas Pembantu mendapat pembinaan dari Dinas
Kesehatan Kesehatan Kabupaten Sukabumi

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page26


4. Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas
Kesehatan yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah dapat mepunyai pegawai non Pegawai
Negeri Sipil.
5. Pengelolaan pegawai non Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Tentang pengelolaan SDM di Puskesmas Cisolok dilakukan
dengan cara Pengembangan Jumlah SDM dan pengembangan Kualitas
SDM.
a. Program Perkembangan Jumlah SDM
Peningkatan SDM dalam jumlah yang cukup memadai merupakan
salah satu kebijakan manajemen untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
CisolokKabupaten Sukabumidan sekitarnya. Jumlah SDM disesuaikan
dengan tugas, fungsi dan beban kerja yang ada sehingga operasional
puskesmas dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Jumlah SDM di
Puskesmas Cisolok pada tahun 2015 diperlihatkan pada tabel 1 dibawah
ini :

TABEL 1JUMLAH SUMBERDAYA MANUSIA


PUSKESMAS CISOLOK TAHUN 2015
No Pendidikan Jumlah Keterangan
1 Administrasi (S2) 1 Dr Fungsional PNS
2 Dokter Umum ( S1) 1 1 Kepala Puskesmas PNS
3 Dokter Gigi ( S1 ) 0 -
4 SKM (S1) 2 2 PNS
5 Sarjana Ilmu Pol.(S1) 0 -
6 S1 Farmasi 0 -
7 S1 Akuntansi 0 -
8 D3 Kebidanan 22 3 PNS, 5 PTT, 12 BHL,2
Magang
9 S1Gizi Masyarakat 0 -
10 D3 Keperawatan 9 3PNS, 6PHL ,
11 S1 Keperawatan 0

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page27


12 Gigi 1 1 PNS,
13 SPK 1 1 PNS,
14 SMF 0 -
15 D3 Komputer 0 -
16 SMA Sederajat 7 6 PNS, 1 tks
17 D4 Kebidanan 6 4 PNS, 2 BHL
18 Pekarya Kesehatan 1
19 Sekolah Dasar 0

b. Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia


Dari gambaran kondisi Sumber Daya Manusia tersebut di atas,
maka program pengembangan Sumber Daya Manusia Puskesmas
Cisolok lima tahun ke depan diarahkan pada pemenuhan jumlah
SDM agar berada pada rasio yang ideal, hal ini juga terkait dengan
kelengkapan sarana medis, kecukupan dana, kesiapan gedung,
fasilitas pendukung, dan lain-lain. Selain itu, pengembangan
Sumber Daya Manusia juga diarahkan agar memenuhi kualifikasi
SDM sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
agar pelayanan kesehatan kepada pasien/masyarakat dapat
berjalan sebagaimana mestinya.Pemenuhan kebutuhan tenaga
kerja disesuaikan dengan kebutuhan puskesmas dengan tetap
memperhatikan penempatan pegawai dari Pemerintah Kabupaten
Sukabumi
1) Program Pengembangan Kualitas SDM
Program pengembangan SDM pada Puskesmas Cisolok
dijabarkan sebagai berikut:
a. Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada
pengembangan kemampuan SDM baik tenaga medis,
paramedis maupun administrasi melalui kegiatan
penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi panel, seminar,
simposium, lokakarya, penulisan buku, studi banding, dll.
b. Pengembangan sumber daya di Puskesmas Cisolok
diarahkan untuk menempuh jenjang karir agar memenuhi
formasi pegawai yang ideal dengan memanfaatkan tenaga

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page28


yang sudah ada. Pegawai puskesmas yang diharapkan
menempuh jenjang karir adalah :
 1 Sarjana Kesehatan menjadi menjadi Magister
Kesehatan masyarakat
 2 Tenaga SMTA menjadi S1 management
 1 tenaga SPK keperawatan menjadi DIII Keperawatan
 1 keperawatan gigi menjadi D4 Keperawatan Gigi
 1 orang berpendidikan SMA menjadi D3 komputer
Keterangan: Pengaturan waktu untuk penempuhan
jenjang karir diatur dan mengetahui Kepala Puskesmas
dan Kepala Tata Usaha.
c. Kunjungan dokter spesialis (kunjungan dokter kandungan
dan dokter anak) untuk tahun 2016 dijadwalkan dalam 1
semester pertama kunjungan dokter spesialis sebulan 1x
dan semester selanjutnya dievaluasi dari hasil semester
sebelumnya, apakah frekuensi kunjungan ditambah atau
tetap.

TABEL 2. PROYEKSI PENGEMBANGAN KUALITAS JUMLAH SDM


PUSKESMAS CISOLOK TAHUN 2016-2020

N Pendidikan 201 201 201 201 202 Keterangan


o 6 7 8 9 0
1 Administras 1 1 1 1 1 Kepala
i (S2) Puskesmas
2 Managemen - - 1 1 1 Jenjang
t (S1) karir
3 Sarjana 1 1 1 1 1 Rekruitmen
Akutansi(S
1)
4 Sarjana
Ilmu.Pol(s1)
5 Dokter - 1 1 1 1 Kunjungan
Spesialis dr.Sp
6 Dokter 2 3 3 3 3 Rekruitmen
umum
7 Dokter Gigi 1 2 2 2 2
8 NERS 2 2 2 2 2

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page29


Keperawata
n
9 Apoteker - 1 1 1 1 Rekruitment
1 SKM (S1) 1 1 1 1 1
0
MKM (S2) 1 1 1 1 1
1 D3 Gizi 1 1 1 1
Masyarakat
1
1 S1 2 2 2 2 2 Jenjang
Keperawata karir
2
n
1 Sarjana 1 1 1 1 1
Farmasi
3
1 D4 3 3 3 4 4
Kebidanan
4
1 D4 - - 1 1 2 Jenjang
Keperawata karir
5
n Gigi
1 D3 8 8 8 7 7
Kebidanan
6
1 D3 8 8 3 3 3
Keperawata
7
n
1 D3
Keperawata 3 3 2 2 1
8
n Gigi
1 D3 Farmasi - - - - -
9
2 D3 Kesling - 1 1 1 1
0
2 D3 Gizi - - 1 1 1 Rekruitmen
1
2 D3 Analis 1 1 1 1 1 Rekruitmen
2
2 S1 - - - - 1 Jenjang
Komputer karir
3
2 D3 1 1 1 1 1 Rekruitmen
Komputer
4
2 Pekarya - - 1 1 1 Rekruitment
Kesehatan
5

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page30


2 SPK 1 1 1 - - Jenjang
karir
6
2 SMF 1 1 1 1 - rekruitkment
7
2 SMA 5 4 4 2 -
Sederajat
8
2 Sekolah - - -
Dasar
9
3 Sopir 1 1 1 1 1 Rekruitmen
0
3 Satpam - 1 1 1 1 Rekruitmen
1

2) Pola Rekruitmen
Dokter, tenaga fungsional dan tenaga administrasi Puskesmas
Cisolok dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil maupun tenaga
profesional non Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan
Puskesmas.
Pola rekrutmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun
non medis pada Puskesmas Cisolok adalah sebagai berikut:
(1) SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di lingkungan Puskesmas dilaksanakan berdasarkan
Petunjuk Teknis Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan Pengadaan Calon PNS
b. Pendaftaran
c. Pelaksanaan Ujian
d. Penentuan kelulusan
e. Pengangkatan
f. Pengendalian dan Pengawasan
g. Ketentuan Lain
(2) SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page31


Pola rekrutmen SDM yang berasal dari tenaga profesional
non-PNS dilaksanakan sebagai berikut:
a. Rekrutmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi
yang lowong atau adanya perluasan organisasi dan
perubahan pada bidang-bidang yang sangat mendesak
yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh
Pemerintah Daerah.
b. Tujuan rekrutmen SDM adalah untuk menjaring SDM
yang profesional, jujur, bertanggung jawab, netral,
memiliki kompetensi sesuai dengan tugas yang akan
diduduki sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan
serta mencegah terjadinya unsur KKN (Kolusi, Korupsi,
dan Nepotisme) dalam rekrutmen SDM.
c. Pola rekrutmen SDM yang berasal dari Non Pegawai
Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Puskesmas dilaksanakan
mengacu pada ketentuan yang berlaku dilingkungan
Pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Persiapan Pengadaan Calon Pegawai Non PNS
b. Pendaftaran
c. Pelaksanaan Ujian
d. Penentuan kelulusan
e. Pengangkatan
f. Pengendalian dan Pengawasan
g. Ketentuan Lain
Tahapan Rekruitmen tersebut diatas melibatkan Dinas kesehatan
dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan
pengambilan kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan
mengenai sumber daya manusia pada suatu organisasi dalam rangka
memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas yang
paling menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan
secara efisien, efektif, dan ekonomis. Organisasi modern menempatkan
pegawai pada posisi terhormat yaitu sebagai aset berharga (brainware)

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page32


sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya baik saat penerimaan,
selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.
1. Pegawai Negeri Sipil pada Puskesmas Induk dan
PuskesmasPembantu merupakan Pegawai Negeri Sipil Daerah.
2. Pengelolaan kepegawaian sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kepegawaian
negara.
3. Dalam pelaksanaan pengelolaan kepegawaian Puskesmas Induk dan
Puskesmas Pembantu mendapat pembinaan dari Kepegawaian Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi
4. Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan
yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah dapat mempunyai pegawai non Pegawai Negeri Sipil.
5. Pengelolaan pegawai non Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB III
PROSES TATA KELOLA

A. Pengangkatan Dan Pemberhentian Dewan Pengawas Dan Pejabat


Pengelola
(Permendagri Nomor 61 tahun 2007 pasal 34, 35, 36, 37)

1. Pejabat Pengelola diangkat dan diberhentikan oleh Bupati


melalui Sekretaris Daerah.
2. Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD dapat berasal dari
pegawai negeri sipil dan/atau tenaga profesional non pegawai
negeri sipil sesuai dengan kebutuhan BLUD.
3. Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat
pengelola dan pegawai BLUD yang berasal dari pegawai negeri
sipil disesuaikan dengan ketentuan perundangan-undangan di
bidang kepegawaian.
4. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan Pegawai
BLUD yang berasal dari tenaga profesional non pegawai negeri

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page33


sipil dilaksanakan berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh
KepalaDinasKesehatan setelah mendapat persetujuan Bupati.
5. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola
BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan
praktik bisnis yang sehat. Kompetensi merupakan kemampuan
dan keahlian yang dimiliki oleh pejabat pengelola BLUD berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat
merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan
kualifikasi dengan kemampuan keuangan BLUD.
6. Pemilihan Pejabat Pengelola dilakukan dengan mekanisme uji
kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang dilakukan
secara transparan, profesional, mandiri, dan dapat
dipertanggung-jawabkan.
7. Masa jabatan anggota Pejabat Pengelola ditetapkan dalam
kurun waktu tertentu dan dapat diangkat kembali untuk satu
kali masa jabatan berikutnya.
8. Pejabat pengelola terdiri dari : Pemimpin, pejabat keuangan,
pejabat teknis.
9. Pejabat Pengelola diberhentikan oleh Bupati setelah masa
jabatannya habis.Pejabat Pengelola dapat diberhentikan
sebelum habis masa jabatannya oleh Bupati, apabila terbukti:
a. Tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
b. Tidak melaksanakan ketentuan Undang-undang.
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan BLUD, dan
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan
perbuatan pidana kejahatan dan/atau yang berkaitan
dengan tugasnya dalam melaksanakan pengurusan atas
BLUD.
10. Rencana pemberhentian dengan alasannya sebagaimana
dimaksud dalam point 9 diberitahukan secara tertulis oleh
Bupati kepada anggota Pejabat Pengelola yang bersangkutan.
11. Keputusan pemberhentian ditetapkan dalam kurun waktu yang
telah ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi kesempatan
membela diri secara tertulis dan disampaikan kepada Bupati.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page34


12. Selama rencana pemberhentian masih dalam proses maka
Pejabat Pengelola yang bersangkutan dapat menjalankan
tugasnya namun tidak boleh membuat keputusan/kebijakan
strategis.
13. Jika dalam jangka waktu yang ditetapkan terhitung sejak
tanggal penyampaian pembelaan diri Bupati tidak memberikan
keputusan pemberhentian Pejabat Pengelola tersebut, maka
rencana pemberhentian tersebut menjadi batal.
14. Kedudukan sebagai Pejabat Pengelola berakhir dengan
dikeluarkannya keputusan pemberhentian oleh Bupati.

B. Program Pengenalan

1. Pejabat Pengelola yang baru wajib diberikan program pengenalan


mengenai BLUD Puskesmas.
2. Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan Pejabat
Pengelola yang baru berada pada Pimpinan BLUD (Kepala UPT
Puskesmas).
3. Program pengenalan meliputi:
a. Pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik pada BLUD
Puskesmas.
b.  Gambaran mengenai BLUD Puskesmas berkaitan dengan
tujuan, sifat dan lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan
operasional, strategi, dan masalah-masalah strategis lainnya.
c.  Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan,
audit internal dan eksternal, sistem dan kebijakan
pengendalian internal.
d.  Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Pejabat
Pengelola.
D. Kerjasama Pendidikan
Dalam pelaksanaan tugasnya Puskesmas Cisolok sebagai Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakatdan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page35


tingginya di wilayah kerjanya. Dalam pelaksanaan untuk
keberhasilan upaya promotif dan preventif tersebut
PuskesmasCisolok telah melakukan beberapa kerjasama dalam
Institusi Pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan usaha
kesehatan promotif dan preventif seperti Usaha Kesehatan Sekolah
dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah dengan pihak ketiga yang ada
diwilayah kerja Puskesmas Cisolok, serta Puskesmas Cisolok
Menerima Siswa dan Mahasiswa dari SMK Berbasis Kesehatan dan
Perguruan Tinggi untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Kerjasama Pendidikan antara Puskesmas Cisolok dan Pihak ketiga
pada kurun waktu tahun 2015, antara lain adalah :
1. Program UKS dan UKGS lanjutan antara Puskesmas Cisolok
dengan PAUD, TK AL Azhar 26 dan RA Raudatul Alfalak
Kerjasama telah terjalin sejak tahun 2008.
2. Program UKS dan UKGS lanjutan antara Puskesmas Cisolok
dengan seluruh SD, SMP, SMA dan SMK diwilayah kerja
PuskesmasCisolok
3. SMK Kejuruan AL Fajar Cisolok melakukan kerjasama PKL
siswa di bidang Perkantoran sejak tahun 2009
4. SMK Samudra Cisolok melakukan kerjasama PKL siswa di
bidang Farmasi sejak tahun 2013
5. SMK Al Hapis Cisolok melakukan kerjasama PKL siswa bagian
administrasi sejak tahun 2011.
6. SMK Mutiara melakukan kerjasama PKL siswa bagian Farmasi
sejak tahun 2016.
7. Mahasiswa Program DIII Kebidanan STIKES YAFKESBI
melakukan kerjasama PKL sejak tahun 2011
8. Dokter Intrenship sejak tahun 2011;
E. Rencana Strategi Bisnis Dan Rencana Bisnis Dan Anggaran
Visi dan Misi Puskesmas
a. Visi
Terwujudnya Kecamatan Cisolok Sehat, mandiri dan

berkeadilan.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page36


b. Misi :

Adapun Misi Puskesmas Cisolok Yaitu :

1. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan anak

2. Meningkatkan pengendalian Penyakit

3. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan

dasar dan rujukan terutama didaerah terpencil dan

perbatasan

4. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan universal

melalui JKN

5. Mensertifikasi Puskesmas menjadi Puskesmas

terakreditasi.

Moto Puskesmas Cisolok

S Ciptakan kenyamanan bagi masyarakat dengan memberikan

pelayanan senyum

E Ciptakan kenyamanan bagi masyarakat dengan memberikan

pelayanan empati

R Ciptakan kenyamanan bagi masyarakat dengan memberikan

pelayanan ramah

A Ciptakan kenyamanan bagi masyarakat dengan memberikan

pelayanan aman

S Ciptakan kenyamanan bagi masyarakat dengan memberikan

pelayanan sapa

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page37


I Ciptakan kenyamanan bagi masyarakat dengan memberikan

pelayanan Iklas

Strategi :
1. Mengoptimalkan fasilitas dan peran tenaga kesehatan dalam
upaya penurunan AKB,AKI,Prevalensi penyakit dan gizi buruk.
2. Meningkatkan dan membudayakan perilaku hidup bersih dan
sehat
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat.
4. Meningkatkan cakupan desa siaga aktif.
5. Meningkatkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan
berkualitas di puskesmas dan jaringannya
6. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan
jaringannya
7. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan di
puskesmas
8. Meningkatkan dan memperbaiki manajemen kinerja dan
menjadikan Puskesmas Cisolok Terakreditasi.
9. Merubah status Puskemas Cisolok menjadi Puskesmas BLUD.

II. Penyusunan Rencana Strategi Bisnis dan Anggaran

1. Pejabat Pengelola wajib menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB)


lima tahunan dan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan yang
merupakan penjabaran RSB yang telah disahkan dengan mengacu
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Sukabumi
2. Dalam jangka waktu yang telah ditetapkan sebelum berakhirnya
RSB, Pejabat Pengelola wajib menyampaikan rancangan RSB periode
berikutnya.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page38


3. Renstra mencakup program strategis yang berisi proses kegiatan
yang berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai sampai dengan
kurun waktu satu sampai lima tahun dengan memperhitungkan
potensi, peluang dan kendala yang ada dan mau timbul.
4. Pejabat Pengelola wajib menyampaikan RBA yang telah disetujui
DPRD kepada PPKD untuk dimintakan pengesahan menjadi DPA
selambat-lambatnya bulan Desember tahun anggaran yang
bersangkutan.
5. Bupati melalui Sekretaris Daerah, PPKD, Tim Anggaran Eksekutif
memberikan masukan-masukan penyusunan RSB dan RBA, serta
melakukan pembahasan bersama dengan Pejabat Pengelola sebelum
memberikan persetujuannya.
6. Pejabat Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan RSB dan
RBA serta melaksanakan evaluasi dan pengendaliannya.
7. Perubahan RBA yang melampaui ambang batas maksimal
harusdisetujui oleh Bupati, dan dilakukan melalui mekanisme
perubahan APBD.
8. Bupati melalui Sekretaris Daerah memantau pelaksanaan RBA
dan kesesuaiannya dengan RSB, serta memberikan masukan-
masukan dalam upaya pencapaiannya.

F. Pendelegasian Wewenang
1. Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola
kepadaKepala Instalasi/Unit diatur sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dengan pertimbangan untuk menunjang
kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
2. Kepala Instalasi harus melaksanakan wewenang yang
didelegasikan tersebut dengan penuh tanggungjawab dan
memberikan laporan pelaksanaannya secara berkala kepada
Pejabat Pengelola.
3. Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk
disesuaikan dengan tuntutan perkembangan Puskesmas.
4. Pendelegasian wewenang yang dilakukan tidak melepaskan
tanggung jawab pejabat pengelola.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page39


G. Pengambilan Keputusan
1. Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan
musyawarah untuk mufakat.
2. Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan
kepentingan stakeholders puskesmas, risiko yang melekat, dan
kewenangan yang dimiliki oleh setiap pengambil keputusan.
3. Hak mengemukakan pendapat dijunjung tinggi dalam upaya
memberikan masukan peningkatan kinerja Puskesmas.
4. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil
tanpadiadakan rapat, asalkan keputusan itu disetujui secara
tertulis.
5. Bupati dan Pejabat Pengelola harus konsisten dalam
menjalankan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan.

H. Manajemen Resiko
1. Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan
perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan
usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian
karena adanya suatu risiko.
Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi
dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan
usaha.
Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman,suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan
strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumber daya.
Mengidentifikasi risiko itu penting karena untuk memulai proses
pembelajaran yang berguna mencegah kejadian yang sama
berulang kembali, itu semua bias berjalan dengan baik apabila
seluruh karyawan Puskesmas harus memahami kejadian tidak
diinginkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC), dan bagaimana
alur serta cara melaporkan (dibuat sistem pelaporan kejadian di
puskesmas).

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page40


2. Proses Manajemen Risiko
a. Pengendalian Risiko
Risiko yang sudah diidentifikasi dan dilakukan penilaian
memerlukan langkah pengendalian untuk menurunkan
tingkat resiko/bahaya-nya menuju ke titik yang aman.
Pengendalian Resiko dengan cara eliminasi memiliki tingkat
keefektifan, kehandalan dan proteksi tertinggi di antara
pengendalian lainnya. Dan pada urutan hierarki setelahnya,
tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi menurun seperti
diilustrasikan pada gambar di bawah :

Hierarki Pengendalian Resiko

Pengendalian resiko merupakan suatu hierarki (dilakukan


berurutan sampai dengan tingkat resiko/bahaya berkurang
menuju titik yang aman). Hierarki pengendalian tersebut
antara lain ialah eliminasi, substitusi, perancangan,
administrasi dan alat pelindung diri (APD) yang terdapat di
bawah ini :

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page41


Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya K3

Eliminasi Sumber Tempat


ELIMINASI
Bahaya Kerja/Peker
Substitusi jaan Aman
SUBSTITUSI Alat/Mesin/Bahan Mengurangi
Bahaya
Modifikasi/
Perancangan
PERANCANGAN Alat/Mesin/Tempat
Kerja yang Lebih
Tenaga Kerja
Aman
Aman
Prosedur, Aturan,
Mengurangi
Pelatihan, Durasi
ADMINISTRASI Paparan
Kerja, Tanda Bahaya,
Rambu, Poster, Label
Alat Perlindungan
APD
Diri Tenaga Kerja

b. Pengawasan (Monitor ) dan tinjauan(Review) Risiko


Alat bantu yang digunakan untuk mengawasi dan meninjau
kegiatan di Puskesmas adalah Risk Register. Risk Register
adalah Pusat dari proses manajemen risiko Puskesmas. Risk
register juga merupakan alat manajemen yang memungkinkan
Puskesmas dapat memahami profil risiko secara menyeluruh.
Ini merupakan sebuah tempat penyimpanan untuk semua
informasi risiko.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page42


Risk registerdapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Risk register korporat, digunakan untuk resiko ekstrim
(peringkat 15-25)
2) Riskregister divisi, digunakan untuk resiko dengan
peringkat lebih rendah atau risiko yang diturunkan dari
risk register korporat karena peringkatnya sudah turun.
Risk register ini bersifat sangat dinamis,karena setiap bulan
bisa saja berubah. Perubahan itu dapat berupa:
1) Jumlahnya berubah karena ada risiko baru yang
teridentifikasi
2) Tindakan pengendalian risikonyaberubah karena terbukti
tindakan pengendalian risiko yang ada tidak cukup efektif
3) Peringkat riskonya berubah karena dampak dan
peluangnya berubah
4) Ada risiko yang dihilangkan dari daftar risiko
korporat,karena peringkatnya sudah lebih rendah dari 25
(dipindahkan ke risk register divisi).
3. Ruang Lingkup Manajemen Risiko di Puskesmas
a. Petugas Pelayanan Kesehatan
Petugas/Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (UU RI No:
36 tahun 2009 tentang kesehatan bab 1, pasal l ayat 3).
Sebagai tenaga profesional, petugas kesehatan memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
1) Mengembangkan pelayanan yang unik kepada masyarakat
yang memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah
2) Menjalankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik
yang berlaku
3) Bebas mengambil keputusan dalam menjalankan
profesinya;

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page43


4) Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa
meningkatkan kualitas palayanan yang diberikan kepada
masyarakat oleh anggotanya
5) Berorientasi pada pelayanan dan kebutuhan obyektif
6) Melakukan ikatan profesional lisensi, jalur karir,
mempunyai kekuatan dan status dalam pengetahuan
spesifik serta altruisme.
b. Fasilitas
c. Lingkungan
d. Keselamatan pasien
Implementasi keselamatan pasien di Puskesmas terdiri dari
1) Identifikasi pasien dengan benar
2) Tingkatkan komunikasi efektif
3) Tingkatkan keamanan untuk pemberian obat yang
berisiko tinggi
4) Eliminasi salah sisi, salah pasien
5) Reduksi risiko pasien cedera dari jatuh
Langkah-langkah menuju kesalamatan pasien di Puskesmas:
1) Bangun kesadaran akan nilai keselamatan
pasien,ciptakan kepemimpinan dan budaya yang
terbuka, pemimpin yang adil dan mendukung seluruh
staf Puskesmas
2) Membangunkomitmen dan fokus yg kuat dan jelas
tentang keselamatan pasien di Puskesmas
3) Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko kembangkan
sistem & proses pengelolaan resiko serta lakukan
identifikasi dan assesment hal yang potensial
bermasalah
4) Membangkan sistem pelaporan,sehingga dapat
dipastikan karyawan Puskesmas dapat dengan mudah
melaporkan kejadian serta Puskesmas mengatur
pelaporan.
5) Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien dengan
cara membangkan cara-cara komunikasi yang terbuka
dengan pasien

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page44


6) Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan
pasien serta mendorong karyawan Puskesmas
untukmelakukan analisis akar permasalahan untuk
belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul
7) Mencegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien gunakan informasi yg ada tentang
kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan
pada system pelayanan.

I. PELAPORAN
Pelaporan, Akuntansi dan Pertanggungjawaban Keuangan diatur
dalam PP nomor 23 tahun 2005,Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27,
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 25
BLU menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai
dengan kebutuhan dan praktek bisnis yang sehat.
Pasal 26
1. Setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan
dokumen pendukungnya dikelola secara tertib.
2. Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh
asosiasi Profesi Akuntan Indonesia.
3. Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi sebagaimana
dimaksud pada ayat 2, BLU dapat menerapkan standar
akuntansi industri yang spesifik setelah mendapat persetujuan
Menteri Keuangan.
4. BLU mengembangkan dan menerapkan sistem akuntnasi dengan
mengacu pada Standar Akuntansi yang berlaku sesuai dengan
jenis layanannya dan ditetapkan oleh Menteri/ Pimpinan
lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Pasal 27
1. Laporan keuangan BLU sebagaimana dimaksud dalam pasal 26
ayat2 setidak-tidaknya meliputi laporan realisasi
anggaran/Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas, dan

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page45


catatan atas Laporan keuangan, disertai laporan mengenai
kinerja.
2. Laporan keuangan unit-unit usaha yang diselenggarakan oleh
BLU dikonsolidasikan dalan laporan keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat1.
3. Lembar muka laporan keuangan unit-unit usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 dimuat sebagai lampiran laporan
keuangan BLU.
4. Laporan keuangan BLU sebagaimana dimaksud pada ayat 1
disampaikan secara berkala kepada Menteri/Pimpinan
Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota, sesuai dengan
kewenangannya, untuk dikonsolidasikan dengan laporan
keuangan Kementrian Negara/ Lembaga/ SKPD/ Pemerintah
Daerah.
5. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
disampaikan kepada Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Kepala SKPD
serta kepada Menteri Keuangan/ Gubernur/ Bupati/ Walikota,
sesuai dengan kewenangannya, paling lambat 1 (satu) bulan
setelah periode pelaporan terakhir.
6. Laporan keuangan BLU merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporanpertanggungjawaban keuangan
Kementrian Negara/ Lembaga/ SKPD/ Pemerintah Daerah.
7. Penggabungan laporan keuangan BLU pada laporan keuangan
Kementrian Negara/ Lembaga/ SKPD/ Pemerintah Daerah
dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
8. Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU diaudit oleh
pemeriksa esktern sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

J. Akutansi Berbasis Kinerja Dan Penilaian Kinerja


1. Bupati menilai kinerja puskesmas dan Pejabat Pengelola melalui
mekanisme yang telah ditetapkan.
2. Kinerja puskesmas yang dinilai sesuai dengan sasaran berikut
indikator kinerja keberhasilan sebagaimana tercantum dalam
Rencana Strategis Bisnis yang dilaporkan secara berkala.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page46


3. Kinerja tahun kinerja, meliputi : hasil kegiatan usaha, faktor yang
mempengaruhi kinerja, perbandingan RBA tahun berjalan dengan
realisasi, laporan keuangan tahun berjalan, hal-hal yangperlu
ditindaklanjuti sehubungan dengan pencapaian kinerja tahun.
Target kinerja : perkiraan pencapaian kinerja pelayanan,
perkiraan keuangan pada tahun yang direncanakan.
4. Penilaian kinerja puskesmas dilakukan secara berkala dan dapat
menjadi dasar pertimbangan Bupati untuk memutuskan
peningkatan/penurunan atau pencabutan status BLUD
Puskesmas.
5. Kinerja Pejabat Pengelola dievaluasi secara berkala pada setiap
akhir tahun anggaran atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan
oleh Bupati dengan menggunakan kriteria penilaian yang umum
berlaku dalam puskesmas.
6. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan tolok ukur kinerja
masing-masing pengelola program untuk mendukung kinerja
puskesmas.
7. Penilaian kinerja terhadap bidang dilakukan setiap tahun dan
dilakukan secara transparan.

K. Suksesi Manajemen
Manfaat manajemen suksesi bagi organisasi, sebagai berikut:
1. Memastikan kontinuitas kepemimpinan yang disiapkan untuk
posisi eksekutif kunci.
2. Memanfaatkantim manajemen senior dalam mendisiplinkan
proses pemeriksaan bakat kepemimpinan dalam organisasi.
3. Menempatkan isu keberagaman dalam agenda organisasi.
4. Menuntun pengembangan aktivitas eksekutif kunci.
5. Memeriksa kembali struktur, proses, dan sistem dari unit bisnis
dan korporat.
6. Bekerja sama dengan SDM lain yang mendukung pembaharuan
kepemimpinan.
7. Memberi kontribusi terhadap nilai pemegang saham.
Usaha perencanaan SDM untuk menempatkan orang yang tepat
pada posisi dan waktu yang tepat harus didukung oleh tim

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page47


kepemimpinan yang kuat. Dalam konteks inilah manajemen suksesi
tidak bisa diabaikan dalam perencanaan SDM. Sebab, fokus
manajemen suksesi adalah menyiapkan tim kepemimpinan yang
kuat di masa mendatang. Tim kepemimpinan yang kuat,
dimungkinkan terbentuk jika dalam organisasi terdapat:
1. Kumpulan bakat
2. Persamaan organisasi.
3. Budaya yang mendukung
4. Sistem administrasi yang baik
Penekanan baru pada manajemen suksesi terjadi ketika berbagai
perubahan terjadi begitu cepat sehingga semakin sulit untuk
diantisipasi. Penekanan baru itu adalah penekanan pada proses
yang berkelanjutan dan terintegrasi. 6 dimensi yang dapat
membantu mengembangkan manajemen suksesi yaitu:
1. Orientasi perusahaan;
2. Fokus organisasional;
3. Keluaran (outcome);
4. Teknik-teknik penilaian; dan
5. Pools seleksi
Manajemen suksesi berusaha untuk mengembangkan
kepemimpinan yang kuat terutama untuk tugas-tugas
strategis.Seiring dengan berbagai perubahan di luar maupun di
dalam organisasi mengakibatkan tuntutan terhadap perbaikan
dalam pengelolaan suksesi tersebut.Hal itu dimaksudkan agar
perencanaan suksesi tetap relevan untuk meregenerasi
kepemimpinan organisasi.

L. Pengendalian Internal
1. Pejabat Pengelola harus menetapkan Sistem Pengendalian Internal
yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset puskesmas,
serta membantu manajemen dalam hal:
1. Upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding of
assets);
2. Menciptakan keakuratan data akuntansi;
3. Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page48


4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam
penerapan praktek bisnis yang sehat.
Sistem Pengendalian Internal antara lain mencakup hal-hal
sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian Internal yang disiplin dan
terstruktur, yang terdiri dari:
2. Integritas, nilai etika dan kompetensi pegawai
3. Filosofi dan gaya manajemen;
4. Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan
kewenangan dan tanggung jawabnya;
5. Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia;
6. Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola.
2. Pengkajian dan Pengelolaan Risiko, yaitu suatu proses untuk
mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko
usaha relevan;
3. Aktivitas Pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan
dalam suatu proses pengendalian terhadap kegiatan puskesmas
pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi, antara
lain mencakup kebijakan dan prosedur yang membantu
manajemen melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa
tindakan penting dilakukan untuk mengatasi risiko yang
dihadapi dalam mencapai sasaran puskesmas. Kegiatan
pengendalian termasuk serangkaian kegiatan seperti
kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas
prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan terhadap asset
puskesmas.
4. Sistem Informasi dan Komunikasi, yaitu suatu proses penyajian
laporan keuangan mengenai kegiatan operasional, finansial, dan
ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku pada
puskesmas, yang memungkinkan Pejabat Pengelola dan
Manajemen untuk menjalankan dan mengendalikan kegiatan
usahanya. Laporan tidak hanya berhubungan data internal,
tetapi juga informasi tentang kejadian eksternal, kegiatan dan
kondisi penting untuk menginformasikan pengambilan
keputusan dan laporan eksternal.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page49


5. Monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem
pengendalian internal, termasuk fungsi audit internal pada
setiap tingkat dan unit struktur organisasi puskesmas, sehingga
dapat dilaksanakan secara optimal, dengan ketentuan bahwa
penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Pejabat Pengelola
dan tembusannya kepada Dewan Pengawas.

M. Pengadaan Barang Dan Jasa


Dalam pelaksanaan tugas Puskesmas harus memiliki sarana dan
prasarana. Sarana yang dimiliki Puskesmas Cisolok adalah :
1. Bangunan Puskesmas oleh Dinas Keshatan tahun anggaran 2011
dan status tanah seluas 2300 M tanah Kas Desa Cisolok yang telah
ditukar dengan Puskesmas Cisolok seluas 800 M dengan
kesepakatan BPD dan Kecamatan. Pengunaan tanah Hak Guna
Pakai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi. Bangunan
Induk Puskesmas Cisolok terdiri dari bangunan Pelayanan
Kesehatan Dasar, Bangunan Poned, Bangunan VCT, Bangunan
Klinik Konseling, Bangunan Penanganan Dampak asap rokok,
bangunan Insenerator, Bangunan Bang Sampah dan Rumah Dinas
Dokter.
2. Puskesmas Pembantu sebanyak 8 buah, bangunan Puskesmas
Pembantu yaitu bangunan Pustu Cikelat dan rumah dinas, tanah
pinjam pakai dari Desa Cikelat, Pustu Cicadas pinjam pakai dari
pemerintah Desa Cicadas, Pustu Gunung Keramat tanah pinjam
pakai dari Desa pemerintahan Desa Gunung Keramat, Pustu
Gunung Tanjung tanah pinjam pakai dari Desa pemerintahan Desa
Gunung Tanjung, Pustu Sirnaresmi tanah pinjam pakai dari Desa
pemerintahan Desa Sirnaresmi, Pustu Pasir Baru tanah pinjam
pakai dari Desa pemerintahan Desa Pasir Baru, Pustu Sukarame
tanah pinjam pakai dari Desa pemerintahan Desa Sukarame, Pustu
wanajaya tanah pinjam pakai dari Desa pemerintahan Desa
Wanajaya, . Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi
paling sedikit terdiri atas:
a. sistem penghawaan (ventilasi);
b. sistem pencahayaan;

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page50


c. sistem sanitasi;
d. sistem kelistrikan;
e. sistem komunikasi;
f. sistem transpotasi; dan
g. kendaraan ambulance.
Bangunan dan prasarana tersebut harus dilakukan pemeliharaan,
perawatan, dan pemeriksaan secara berkala agar tetap berfungsi dengan
baik.
Peralatan kesehatan diPuskesmas harusmemenuhi persyaratan:
a. Standar mutu, keamanan, keselamatan;
b. Memiliki izin edar sesuai ketdanpengkalibrasi yang berwenang.
Pengadaan barang dan/atau jasa sesuai permenkes 61 tahun
2007 berdasarkan ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa yang
ditetapkan oleh pimpinan BLUD dan disetujui Kepala Daerah.
Pengadaan barang dan/atau jasa harus dapat menjamin kesedian
barang dan/atau jasa yang lebih bermutu, lebih murah, dengan proses
pengadaan yang sederhana dan cepat serta mudah menyesuaikan
dengan kebutuhan yang mendukung kelancaran pelayan BLUD.
Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari
hibah terikat dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuan pengadaan
pemberi hibah, dan atau ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa
yang berlaku sepanjang disetujui pemberi hibah.
Prinsip pengadaan barang dan jasa:
1. Pengadaan barang dan jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip
efisien, efektif, transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif,
akuntabel dan praktik bisnis yang sehat.
2. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan mekanisme
pengadaan barang dan jasa dengan memperhatikan pemerataan
kesempatan berusaha, ketentuan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip pengendalian yang memadai.
3. Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan oleh pelaksana
pengadaan yang dapat berbentuk pejabat, tim/panitia atau unit
yang dibentuk oleh Pejabat Pengelola Puskesmas yang
ditugaskan secara khusus untuk melaksanakan pengadaan
barang dan / atau jasa guna keperluan BLUD Puskesmas.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page51


4. Pelaksana pengadaan terdiri dari personil yang memahami
tatacara pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang
bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan dan membuat
laporan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada pejabat
pengelola.
N. Kebijakan Keuangan Dan Pemberian Jasa Layanan (Strandar Dan
Tarif)
Kebijakan keuangan
Kebijakan keuangan mengacu pada siklus yang terjadi di Puskesmas
dan disesuaikan dengan kondisi di Puskesmas.Kebijakan keuangan
yang terkait erat dengan perlakuan akuntansi, khususnya
pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan.
1. Kebijakan Pendapatan
a. Pendapatan Pelayanan
1) Pendapatan yang diperoleh dari pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat merupakan pendapatan operasional
Puskesmas.
2) Pendapatan Puskesmas terdiri dari pendapatan pasien
umum dan pihak ketiga.
 Pendapatan pasien umum adalah pendapatan yang
diperoleh dari pembayaran langsung pasien.
 Pendapatan pihak ketiga adalah pendapatan yang
diperoleh dari pembayaran pasien yang dijamin oleh
pihak ketiga, yang terdiri dari:
 BPJS
 Jaminan Kesehatan lainnya.
3) Pendapatan Puskesmas dibagi lagi menjadi tiga kelompok,
yaitu:
 Pendapatan Pasien Rawat Jalan, yaitu semua
pendapatan yang diperoleh dan timbul dari kegiatan
pada instalasi rawat jalan;
 Pendapatan Penunjang Medis, yaitu semua
pendapatan yang diperoleh dan timbul dari kegiatan
atau pelayanan yang diberikan kepada pasien di

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page52


instalasi penunjang.
 Pendapatan lain-lain, yaitu semua pendapatan yang
diperoleh dan timbul dari kegiatan atau pelayanan
selain dari pasien rawat jalan, dan penunjang medis.
b. Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBD/APBN
dan Kapitasi JKN yang berupa kas diberlakukan sebagai
pendapatan Puskesmas.
c. Pendapatan hibah terdiri dari pendapatan hibah terikat
dan tidak terikat berupa kas yang diperoleh langsung dari
masyarakat atau badan lain dan merupakan pendapatan
Puskesmas yang harus diperlakukan sesuai dengan
peruntukannya.
d. Hasil kerja sama Puskesmas dengan pihak lain dan/atau
hasil usaha lainnya merupakan pendapatan Puskesmas.

2. Kebijakan pelayanan kesehatan


a. Pelayanan kesehatan Puskesmas menggunakan standar
pelayanan minimum yang ditetapkan oleh Bupatisesuai
dengan kewenangannya dan diusulkan oleh rumah sakit.
b. Standar pelayanan minimum sebagaimana dimaksud
dalam butir 1 harus mempertimbangkan kualitas layanan,
pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta
kemudahan untuk mendapatkan layanan.

3. Kebijakan Pengelolaan Piutang


BLUD dapat memberikan piutang sehubungan dengan
penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi yang berhubungan
Langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan Puskesmas. Piutang
Puskesmas dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis,
transparan, dan bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai
tambah sesuai dengan praktik bisnis yang sehat dan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. Penagihan Piutang
Penagihan Pasien Pulang Paksa (Pulang atas permintaan
sendiri).Penagihan pasien pulang paksa adalah penagihan yang

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page53


dilakukan kepada pasien yang pulang atas inisiatif sendiri dan pada saat
pulang pasien belum melakukan pembayaran terhadap pelayanan yang
diberikan oleh rumah sakit.Penagihan terhadap pasien pulang paksa ini
menjadi tanggung jawab Sub Bidang Keuangan.
b. Penagihan Pihak Ketiga
Penagihan JKN, Jaminan pelayanan ini diperuntukkan bagi
keluarga peserta yang meliputi isteri atau suami dari peserta dan anak
yang sah atau anak angkat dari peserta yang berhak menerima
tunjangan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a) Pelayanan dan pemeliharaan kesehatan meliputi
(1) rawat jalan tingkat pertama
(2) pelayanan1 (satu) hari (“one day care”),
(3) pelayanan kesehatan penunjang,
(4) pelayanan obat,
(5) rehabilitasi medis,
(6) pelayanan gawat darurat (“emergency”) dan
(7) persalinan.
b) Jaminan yang diperoleh berupa pelayanan kesehatan yang
diperlukan dalam upaya pencegahan, penanggulangan,
pengobatan dan pemulihan gangguan kesehatan, diawali
dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama di Puskesmas
beserta jaringannya
c) Penagihan terhadap BPJS dilakukan sesuai dengan
peraturan
c. Penghapusan Piutang
Piutang Puskesmas dapat dihapus secara mutlak atau
bersyarat oleh pejabat yang berwenang setelah memperhatikan
penyisihan kerugian piutang yang diuraikan di bab Laporan Posisi
Keuangan (Neraca), khususnya pembahasan piutang.
Kewenangan penghapusan piutang secara berjenjang
ditetapkan dengan peraturan Bupati sesuaidengan kewenangannya
dan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

4. Kebijakan Pengeluaran

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page54


Kebijakan Umum PengeluaranBelanja Puskesmas terdiri dari
unsur biaya yang sesuai dengan struktur biaya yang dituangkan
dalam RBA (Rencana Bisnis Anggaran), Penetapan Anggaran atau
dokumen lain yang telah disahkan Pemerintah Daerah.
Pengelolaan belanja Puskesmas diselenggarakan secara
fleksibel berdasarkan kesetaraan antara volume kegiatan pelayanan
dengan jumlah pengeluaran dan mengikuti praktik bisnis yang sehat.
Fleksibilitas pengelolaan belanja berlaku dalam ambang batas
sesuai dengan yang ditetapkan dalam RBA dan dokumen anggaran
yang telah disahkan.Belanja Puskesmas yang melampaui ambang
batas fleksibilitas harus mendapat persetujuan Bupati atas usulan
kepala Puskesmas sesuai dengan kewenangannya.Belanja Puskesmas
dilaporkan sebagai belanja barang dan atau jasa SKPD/pemerintah
daerah.
5. Kebijakan Pengelolaan Kas
a. Kebijakan Umum Pengelolaan Kas
 Pengelolaan kas Puskesmas dilaksanakan berdasarkan
praktik bisnis yang sehat.
 Penarikan dana yang bersumber dari APBN/APBD
menggunakan Surat Perintah Membayar (SPM) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Setiap penerimaan kas harus disetorkan ke rekening
Puskesmas di bank paling lambat 24 jam berikutnya.
 Pemanfaatan surplus kas jangka pendek untuk
memperoleh pendapatan tambahan dilakukan sebagai
investasi jangka pendek pada instrumen keuangan dengan
risiko rendah.

b. Kebijakan Kas Harian


Yang termasuk dalam kas harian adalah pengelolaan kas kecil
untuk kebutuhan non rutin.
 Tujuan kebijakan ini adalah untuk menciptakan
pengelolaan kas kecil yang sehat
 Pembayaran dengan menggunakan kas harian maksimal

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page55


penggunaan belum ditentukan sesuai kebutuhan.
 Pengisian kembali kas kecil didasarkan pada imprest fund
system, yaitu pemegang kas harian mempertahankan
saldo kas kecil.
6. Kebijakan Pelaporan Keuangan
a. Kebijakan Umum Pelaporan Keuangan
 Puskesmas menerapkan sistem infomasi manajemen
keuangan sesuai dengan kebutuhan dan praktek bisnis
yang sehat.
 Setiap transaksi keuangan Puskesmas harus
diakuntansikan dan dokumen pendukungnya dikelola
secara tertib.
 Akuntansi dan laporan keuangan Puskesmas
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi Akuntansi
Indonesia dan Standard Akuntansi Pemerintahan yang
diterbitkan oleh Komisi Standard Akuntansi Pemerintahan
(KSAP);
 Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi sebagaimana
dimaksud pada butir 3 di atas, Puskesmas dapat
menerapkan standar akuntansi industri yang spesifik;
 Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sistem
akuntansi dengan mengacu pada standar akuntansi yang
berlaku sesuai dengan jenis layanannya;
 Laporan keuangan Puskesmas sebagaimana dimaksud
dalam butir 3 di atas setidak-tidaknya meliputi:
1) Laporan yang sesuai dengan Standard Akuntansi
Keuangan, terdiri atas:
a) Laporan Posisi Keuangan (Neraca);
b) Laporan Operasional;
c) Laporan Aliran Kas, Dan
d) Catatan Atas Laporan Keuangan.
2) Laporan yang sesuai dengan Standard Akuntansi
Pemerintahan, terdiri atas:

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page56


a) Laporan Posisi Keuangan (Neraca);
b) Laporan Realisasi Anggaran (Lra); Dan
c) Catatan Atas Laporan Keuangan.
b. Kebijakan Pelaporan Keuangan
1) Laporan keuangan puskesmas disampaikan secara berkala
kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya, untuk
dikonsolidasikan dengan laporan keuangan pemerintah
daerah.
2) Laporan keuangan Puskesmas terdiri dari:
a) Laporan keuangan triwulanan berupa laporan
operasional dan aliran kas;
b) Laporan keuangan tengah tahun/semester;
c) Laporan keuangan tahunan
3) Laporan keuangan disampaikan kepada Pimpinan PPK
BLUD serta Bupati sesuai dengan kewenangannya, paling
lambat 1 (satu) bulan setelah periode pelaporan berakhir.
4) Laporan keuangan Puskesmas merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan pertanggungjawaban
keuangan pemerintah daerah.
5) Penggabungan laporan keuangan Puskesmas pada laporan
keuangan pemerintah daerah dilakukan sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan.

c. Kebijakan Pemeriksaan
1) Laporan pertanggungjawaban keuangan rumah sakit
diaudit oleh pemeriksa eksternal sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2) Pemeriksaan internal Puskesmas dilaksanakan oleh satuan
pengawas internal yang merupakan unit kerja yang
berkedudukan langsung di bawah kepala Puskesmas.
O. Media Komunikasi dan Informasi
Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem informasi
puskesmas secara elektronik dan non elektronik. Sistem informasi
Puskesmas mencakup :
1. Pencatatan dan pelaporan kegiatan dan jaringannya;

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page57


2. Survei lapangan;
3. Laporan lintas sektor dan lintas program;
4. Laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Cisolok
Dalam menyelanggarakan sistem informasi, Puskesmas Cisolok
wajib menyampaikan laporan kegiatan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi
1. Pemerintah Daerah, Pejabat Pengelola, dan stakeholders lainnya
berhak memperoleh informasi yang lengkap dan akurat
mengenai puskesmas secara proporsional.
2. Pejabat Pengelola bertanggungjawab untuk memastikan agar
informasi mengenai puskesmas diberikan kepada Bupati dan
stakeholders lainnya secara tepat waktu dan lengkap.
3. Pejabat Pengelola Puskesmas melakukan komunikasi secara
efektif dengan sesama Pejabat Pengelola, dan Bupati melalui
media komunikasi yang tepat dan efisien.
4. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan kebijakan mengenai
komunikasi dan pengelolaan informasi termasuk klasifikasi
kerahasiaan informasi.

P. Penunjukan Dan Peran Auditor Eksternal


1. Pelaksanaan audit atas pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan BLUD Puskesmas dilakukan oleh BPK sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau dengan
persetujuan Bupati dapat meminta BPKP Perwakilan Provinsi
Jawa Barat untuk melakukan audit. Audit terhadap laporan
keuangan puskesmas oleh Auditor Eksternal tersebut bertujuan
untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan
keuangan secara independen dan profesional.
2. Puskesmas harus menyediakan semua catatan akuntansi dan
data penunjang yang diperlukan oleh Auditor Eksternal.
3. Auditor Eksternal menyampaikan laporan hasil audit kepada
Bupati dan Pejabat Pengelola Puskesmas secara tepat waktu.
4. Pejabat Pengelola Puskesmas menindaklanjuti laporan hasil audit
yang dilaksanakan Auditor Eksternal dan melaporkan

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page58


perkembangan tindak lanjut tersebut kepada Bupati melalui
Kepala Dinas Kesehatan.
5. Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan memantau perkembangan
tindak lanjut atas laporan hasil audit Auditor Eksternal.
6. Inspektorat Kabupaten Sukabumi sesuai tupoksinya melakukan
audit kinerja atas penyelenggaraan dan pengelolaan BLUD
Puskesmas secara berkala sesuai PKPT yang disusun. Hasil audit
atas kinerja dilaporkan kepada Bupati dan Pejabat Pengelola
Puskesmas secara tepat waktu.
7. Tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit kinerja menjadi
tanggung jawab Pejabat Pengelola Puskesmas dan melaporkan
perkembangan tindak lanjut tersebut kepada Bupati melalui
Kepala Dinas Kesehatan kabupaten.
Q. Konflik Kepentingan
Konflik kepentinganadalah suatu situasi dimana kepentingan pribadi
atau golongan akan menghalangi keberhasilan kepentingan
kelompok yang lain. Dalam hal ini akan dibahas beberapa konflik
kepentingan yang sekiranya dapat menghambat keberhasilan
pelaksanaan BLUD puskesmas antara lain:
1. Konflik nilai dalam kebijakan birokrasi pemerintah Daerah yang
sifatnya belum mendukung kepada pelaksanaan sistem BLUD,
yang dipengaruhi oleh unsur-unsur politis.
2. Konflik internal puskesmas, antara lain karyawan yang masih
tidak setuju dengan sistem BLUD atau mengenai perubahan
jabatan pengelola keuangan yang diaudit secara transparan.
3. Konflik kepentingan dari masyarakat sebagai pengguna jasa
layana kesehatan, yang masih berfikiran secara tradisional
terutama yang masih menganut sistim bebas tarif.
4. Konflik kepentingan dari pihak ketiga seperti dari Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), atau Tokoh Masyarakat dan/atau
Tokoh Agama yang tidak mendukung sistem BLUD akibat dari
kurangnya pemahaman mengenai BLUD dan pengaduan dari
satu pihak tanpa konfirmasi.

R. Tanggung Jawab Sosial Puskesmas Dan Penanganan Limbah

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page59


Puskesmas harus melaksanakan fungsi sosial tanpa
mempengaruhi mutu pelayanan yang disediakan, antara lain
berpartisipasi dalam penanggulangan bencana alam nasional atau lokal
dan melakukan misi kemanusiaan puskesmas.Pengelola menetapkan
dan menjalankan program yang terkait dengan tanggung jawab sosial
Puskesmas secara periodik dan melaporkannya kepada
Bupati.Pengelola harus memastikan bahwa puskesmas selalu
berupaya mempedulikan kelestarian lingkungan alam dan lingkungan
sosialnya sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
1. Puskesmas Cisolok memegang teguh asas kepedulian dan
keadilan terhadap masyarakat sekitar lingkungan operasional
puskesmas.
2. Puskesmas Cisolok memastikan bahwa dalam kegiatan usaha
untuk pelayanan kesehatan, telah memenuhi baku mutu yang
ditetapkan dan senantiasa mempertimbangkan aspek
lingkungan lainnya yang terkait.
3. Puskesmas Cisolok selalu berusaha mendorong munculnya
kebutuhan masyarakat atas kesehatan lingkungan serta
pengelolaan sampah medis secara khusus dalam upaya
untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kerja sehari-hari
Puskesmas Cisolok memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Tanggungjawab sosial adalah tanggungjawab yang diemban oleh
Puskesmas baik dalam menghasilkan barang dan jasa yang berdaya
guna tanpa menimbulkan efek samping negatif baik secara medis dan
non medis. Selain itu produk limbah yang dihasilkan dalam proses
pelayanan medis harus dikelola dengan baik sehingga tidak
menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan sekitar wilayah
Puskesmas.
Kepala Puskesmas menunjuk petugas penanggungjawab
pengelolaan lingkungan dan limbah.
Tugas pokok dan fungsi petugas pengelola lingkungan dan limbah
a. Menyusun rencana kegiatan kesehatan lingkungan berdasarkan
data program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page60


b. Melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan
meliputi pengawasan danpembinaan TTU/TPM/ Pestisida,
pelayanan klinik sanitasi, penyuluhan kesehatan lingkungan
dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur
dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Mengevaluasi hasil kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan
secara keseluruhan.
d. Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya
sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada
atasan.
S. Tata Kelola Lingkungan Dan Limbah Dibedakan Menjadi 2 (Dua),
Yaitu Limbah Non Medis Dan Limbah Medis.
1. Tata Kelola Limbah Non
Medis
Tata kelola limbah non medis merupakan pengelolaan limbah yang
dihasilkan dari aktivitas non medis baik organik maupun anorganik
yangbersumber dari lingkungan, pegawai, pengunjung, dan alat non
medis. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penampilan
Puskesmas dan jejaringnya.
Kegiatannya meliputi :
 Pengadaan dan penataan tempat penampungan sementara
(TPS) di tiap ruangan dan tempat strategis lainnya (TPS 1)
 Mobilisasi harian ke TPS II (halaman UPT Kesmas)
 Pemusnahan limbah medis dengan incinerator
 Peningkatan kegiatan jumat bersih
 Pengangkutan limbah non medis oleh truk sampah DKP
2. Tata kelola Limbah Medis
Tata kelola limbah medis merupakan pengelolaan limbah yang
dihasilkan dari aktivitas medis (cair, padat, biologi, kimiawi) baik
yang bersumber dari kegiatan medis teknis atau alat penunjang
medis.
Tujuannya adalah untuk menghindari dampak yang diakibatkan
oleh limbah medis, baik terhadap petugas, pengunjung, lingkungan,
dan masyarakat. Kegiatannya meliputi :
Limbah medis padat

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page61


1. Tahap Pemilahan
a. Pemilahan limbah dilakukan mulai dari sumber yang
menghasilkan limbah sesuai dengan jenis limbah medis
padat yang dihasilkan meliputi limbah benda tajam, limbah
medis, infeksius, limbah farmasi dan kimiawi
b. Limbah benda tajam termasuk jarum suntik dikumpulkan
dalam satu wadah kotak berwarna kuning (safety box)
c. Limbah infeksius : pot sputum, cairan darah, kapas, perban,
ditempatkan dalam satu wadah . pendesinfeksian dilakukan
selama kuran lebih 10 menit dengan cara direndam dalam
larutan chlorin 10% diencerkan dengan perbandingan 1:19,
terkecuali untuk pot sputum direndam selama 24 jam
2. Tahap Pengumpulan
Pada tahap ini semua limbah medis dikumpulkan dari tiap
ruangan IGD, Gigi, Laboratorium lalu dikumpulkan untuk
dimusnahkan dengan incinerator.
Limbah medis cair
1. Limbah cair domestik dari dapur dibuang terpisah dengan
limbah medis cair
2. Limbah medis cair yaitu darah, urine, dahak langsung
dibuang melalui septik tank
3. Alat bekas pakai direndam di wadah dan diberi larutan
clorin 10% selama 1 (satu) malam, kemudian dicuci
disterilkan. Air bekas pakai dibuang melalui septik tank.
T. Budaya Organisasi, Budaya Kerja dan Etika
Kode etik merupakan aturan atau kaidah-kaidah, nilai-nilai yang
mengatur segala perilaku (tindakan dan perbuatan serta perkataan)
suatu profesi atau organisasi bagi para anggotanya.
Kode etik adalah merupakan hal penting sebagai pedoman PNS
untuk melaksanakan tgas kedinasan dan kehidupan sehari-hari. Etika
pegawai dalam birokrasi perlu disesuaikan dengan melihat dan
mendengarkan aspirasi masyarakat bagaimana arah dan bentuk
birokrasi publik. Selain itu pegawai juga dituntut untuk melayani
masyarakt secara prima dan menopang keberlangsungan program
pemerintah serta secara maksimal menciptakan kesejahteraan

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page62


masyarakat. Oleh karena itu diperlukan komitmen yang kuat dari
pimpinan dan terus menerus mendorong lingkungan agar kondusif.
Tata Tertib Pegawai
1. Hari kerja senin sampai dengan sabtu pada hari libur sesuai
dengan jadwal piket yang telah ditetapkan
2. Wajib mengisi bukti kehadiran dengan sistem dengan
menandatangani absensi pukul 07.00 (bukti kehadiran
pegawai apel pagi dan harian)
3. Pegawai wajib apel pagi, kecuali piket pagi keperawatan, piket
siang dan piket malam
4. Waktu jam kerja
Pagi : pukul 07.30 – 14.00
Siang : pukul 14.00 –18.00
Malam : Pukul 18.00 - 07.30
5. Seragam dinas
Senin dan Selasa : PDH warna khaki lengkap atribut
: Kerudung Krem tidak bercorak
Rabu : Baju Hitam Putih Lengkap Atribut
: Kerudung Hitam tidak bercorak
Kamis : Batik Puskesmas Corak Kuning
: Celana hitam ,kerudung Pink tidak
bercorak
(lengkap atribut)
Jumat : Minggu I Pakaian Daerah khas
: Sunda
: Minggu ke 2 -4 batik
Sabtu : Pakaian Batik dengan atribut
Hari besar Nasional dan Setiap tanggal 17 memakai seragam
KORPRI lengkap
6. Ijin keluar pada jam kerja kedinasan untuk keperluan apapun,
wajib lapor dan mengisi buku ijin keluar yang dikordinir oleh
kepala tata usaha.

U. Donasi dan Etika Usaha

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page63


Etika kerja merupakan rumusan penerapan nilai-nilai etika yang
berlaku di lingkungannya, dengan tujuan untuk mengatur tata krama
aktivitas para karyawannya agar mencapai tingkat efisiensi dan
produktivitas yang maksimal.Etika usaha menyangkut hubungan
perusahaan dan karyawannya sebagai satu kesatuan dalam
lingkungannya, etika kerja menyangkut hubungan kerja antara
puskesmas dan stafnya, dan etika perorangan mengatur hubungan
antar karyawan.Terdapat tiga faktor utama yang memungkinkan
terciptanya iklim etika dalam perusahaan, yaitu:
(1) Terciptanya budaya perusahaan secara baik.
(2) Terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling
percaya.
(3) Terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai.
Terdapat beberapa hal yang bisa mendorong pekerja berperilaku
etis dalam pekerjaannya, yaitu:
(1) Komunikasi yang baik dan efektif.
(2) Ketentuan/standar.
(3) Keteladanan.
Dengan menggunakan etika bisnis sebagai dasar berperilaku
dalam bekerja, baik digunakan oleh manajemen maupun oleh semua
anggota organisasi, maka perusahaan akan mempunyai sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang berkualitas adalah yang
memiliki kesehatan moral dan mental, punya semangat dalam
meningkatkan kualitas kerja di segala bidang, mampu beradaptasi dan
memiliki kreativitas tinggi, ulet dan pantang menyerah, serta
berorientasi pada produktivitas kerja.
Untuk memiliki SDM yang berkualitas, diperlukan adanya
pemberdayaan karyawan seoptimal mungkin, dengan menciptakan
lingkungan kerja yang saling menghargai. Pemberdayaan staf yang
terintegrasi dengan etika bisnis diharapkan akan menimbulkan rasa
percaya antara pimpinan dengan staf.
Keberhasilan manajemen dalam pemberdayaan karyawan sangat
ditentukan oleh kesadaran para karyawan terhadap perlunya nilai-nilai
kebenaran dan moral (nilai-nilai etika) sebagai landasan berperilaku
dalam berbisnis. Pemberdayaan karyawan yang didasarkan pada etika

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page64


bisnis merupakan langkah strategis untuk pengurangan biaya dalam
jangka panjang, karena semua pekerjaan dilakukan didasarkan pada
standar yang telah ditetapkan perusahaan, dan masing-masing
karyawan sadar akan tanggungjawab yang diembannya.
Dari sinilah setidaknya kita sadar akan pentingnya penerapan
etika dalam bisnis. Secara umum, ada beberapa cara yang dapat
ditempuh manajemen untuk meningkatkan moral tenaga kerja, yaitu:
a. Memberikan kompensasi/imbalan kepada tenaga kerja dalam
porsi yang wajar dengan tidak memaksakan kemampuan
perusahaan.
b. Menciptakan kondisi kerja yang aman dan menyenangkan
c. Meningkatkan spiritual pekerja
d. Memperhatikan masa depan pekerja termasuk
mengembangkan pengetahuan, karir dan keterampilannya.
e. Mengkomunikasikan segala informasi secara jujur dan
terbuka dengan pekerja.
Sesuatu yang bisa kita terapkan dalam etika bekerja adalah
sistem reward and punishment.Perumusan norma-norma ini harus
dituangkan secara jelas dan harus transparan.Salah satu alat yang
dapat digunakan perusahaan untuk menciptakan iklim beretika dalam
perusahaan adalah dengan menciptakan kode etik.Kode etik berfungsi
sebagai: Inspirasi dan panduan dalam bekerja, pencegahan dan disiplin,
memelihara tanggung jawab, memelihara keharmonisan, memberikan
dukungan.
Etika yang mengatur kinerja ditetapkan dalam bentuk Standar
Pelayanan Minimum.
1. Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Bupati menetapkan Standar Pelayanan Minimum
Puskesmasyang tertuang dalam Peraturan Bupati Nomor 163 tahun
2013 yang merupakan perubahan dari Peraturan Bupati no 472 tahun
2011.untuk memastikan bahwa seluruh pelanggan telah memperoleh
layanan secara profesional sesuai standar, yang mencakup kualitas
fasilitas, kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya
serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.
Pejabat Pengelola BLUD harus menetapkan mekanisme

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page65


pemberian layanan jasa sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pemberian jasa pelayanan kesehatan
dilaksanakan oleh staf medis dan tenaga kesehatan lainnya secara
profesional sesuai dengan standar profesi, kompetensi dan
pelayanan medis dalam rangka mencapai kualitas layanan yang
dipersyaratkan melalui penerapan sistem manajemen mutu untuk
menjamin kepuasan pelanggan dan seluruh stakeholders.
2. Tarif Jasa Pelayanan Kesehatan
Jasa pelayanan yang tercantum dalam tarif puskesmas terdiri
dari jasa pelayan atau jasa operator/jasa lainnya. Jasa pelayanan terdiri
dari: Jasa dokter, jasa keperawatan, jasa kefarmasian, jasa paramedis,
nonkeperawatan, dan jasa pelaksana teknis puskesmas. Jasa pelayanan
yang tercantum dalam komponen tarif bukanlah insentif. Jasa pelayan
terdiri dari jasa pelayanan standar dan non standar. Besaran jasa
pelayanan dalam komponen tarif puskesmas adalah besaran jasa yang
telah diatur dalan peraturan daerah(Perda).Selanjutnya jasa medis, jasa
keperawatan, jasa kefarmasian, jasa paramedis, nonkeperawatan, dan
jasa pelaksana teknis puskesmas yang tercantum didalam tarif
puskesmas disebut sebagai insentif setelah diatur dalam sistem
distribusinya dalam sistem remunerasi.
Insentif dokter adalah pendapatan individu yang dihasilkan akibat
pelayanan dokter dan bagian dari jasa pelayanan puskesmas yang
tercantum dalam komponen tarif puskesmas dan bersifat individu
meliputi dokter umum dan dokter gigi.Insentif keperawatan adalah
pendapatan kelompok yang dihasilkan akibat pelayanan keperawatan
merupakan bagian dari jasa pelayanan puskesmas yang tercantum
dalam komponen tarif puskesmas dan bersifat kelompok meliputi
perawatan umum dan kebidanan.
Insentif kefarmasian adalah pendapatan kelompok farmasi yang
dihasilkan akibat pelayanan kefarmasian yang merupakan bagian dari
pelayanan puskesmas yang tercantum dalam komponen tarif penjualan
obat dan bahan habis pakai puskesmas bersifat kelompok, meliputi
asisten apoteker dan pelaksana farmasi.
Insentif paramedis non keperawatan adalah pendapatan kelompok
yang dihasilkan akibat pelayan perawatan yang merupakan bagian jasa

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page66


pelayanan puskesmas yang tercantum dalam komponen tarip
puskesmas meliputi jasa laboratorium, asisten apoteker/pelaksana
farmasi, penata gizi.
Intensif pelakaksana teknis adalah pendapatan kelompok yang
dihasilkan akibat dari pelayanan tenaga teknis non dokter dan non
paramedis yang merupakan bagian dan jasa pelayanan puskesmas dan
tercantum dalam komponen tarif puskesmas meliputi supir ambulance.
Insentif terdiri dari insentif langsung dari persentase jasa yang
dihasilkan dan sisanya merupakan kontribusi kedalam POS remunerasi
yang selanjutnya di distribusikan kepada seluruh karyawan selanjutnya
disebut sebagai insentif tidak langsung.
Pejabat Pengelola BLUD menetapkan strategi dan kebijakan
terhadap pemberian layanan kesehatan serta melakukan pengawasan
atas pelaksanaannya. Oleh karenanya, Pejabat Pengelola BLUD harus
melakukan penghitungan biaya per unit setiap jenis layanan (cost
finding) sebagai dasar pengambilan kebijakan mengenai penetapan tarif
layanan kesehatan, misalnya kebijakan pemberian subsidi tarif layanan
kesehatan kepada pasien tidak mampu. Oleh karenanya, Pejabat
Pengelola BLUD harus melakukan reviu biaya per unit setiap jenis
layanan secara berkala.
Pejabat Pengelola melakukan evaluasi kualitas pemberian jasa
pelayanan yang telah dilakukan pada akhir periode sebagai bahan
masukan pada periode berikutnya.
3. Sistem Penatausahaan dan Akuntansi Pengelolaan BLUD
Pejabat Pengelola menetapkan pedoman mengenai sistem
penatausahaan dan akuntansi yang diterapkan untuk pengelolaan
keuangan dan penyusunan pertanggungjawaban BLUD sesuai standar
akuntansi keuangan yang berlaku dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku serta disusun berdasarkan pengendalian internal yang
memadai. Selanjutnya Pejabat pengelola Puskesmas menyelenggarakan
sistem penatausahaan dan akuntansi sesuai pedoman yang telah
ditetapkan tersebut, baik secara manual maupun komputerisasi.
Pejabat Pengelola menetapkan organisasi dan pengelola yang
berwenang dalam penatausahaan dan akuntansi pengelolaan keuangan
BLUD.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page67


Output sistem berupa laporan keuangan BLUD, khususnya pada
akhir semester dan akhir tahun dikonsolidasikan dengan laporan
keuangan pemerintah daerah sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan
yang berlaku.
4.  Remunerasi
1. Remunerasi adalah suatu sistem pengupahan yang mengatur
gaji, insentif dan merit atau bonus karyawan pada suatu
perusahaan untuk Puskesmas Cisolok. Remunerasi merupakan
insentif karyawan yang disisihkan dari jasa pelayanan dan laba
operasional penunjang medis.Remunerasi merupakan salah satu
unsur yang penting untuk diketahui oleh manajemen puskesmas
karena menyangkut kesejahteraan seluruh
karyawan.Remunerasi disesuaikan berdasarkan kesepakatan
melalui beberapa pendekatan yang fleksibel.
Tujuan :
1) Membangun image yang baik dari organisasi
2) Menjamin kesejahteraan karyawan
3) Memberikan motivasi terhadap kinerja karyawan
4) Mempertahankan keberadaan karyawan bagi organisasi
Prinsip dasar Remunerasi:
Dalam penentuan remunerasi ini menggunakan tiga prinsip
dasar agar terdapat solusi yang tepat dalam mencapai tujuan
yang diinginkan, antara lain adalah:
1) Kebersamaan, karena dalam organisasi puskesmas
karyawan bekerja saling membutuhkan dan koordinasi yang
baik
2) Keterbukaan, semua karyawan dalam bekerja harus terbuka
dan saling mengingatkan guna pencapaian hasil yang
optimal
3) Keadilan, adalah pelaksanaanya sistem pembagian
remunerasi ini harus adil dan wajar sesuai dengan
penampilan kerja masing-masing karyawan.
Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pengelolaan Remunerasi adalah :
a. Jumlah aset yang dikelola BLUD, tingkat pelayanan, serta

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page68


produktivitas
b. Pertimbangan persamaannya dengan industri pelayanan
sejenis
c. Kemampuan Pendapatan BLUD
d. Kinerja Operasional BLUD dengan mempertimbangkan
antara lain Indikator keuangan, pelayanan, mutu dan
manfaat bagi masyarakat.
Remunerasi pejabat pengelola BLUD dan pegawai BLUD
diberikan berdasarkan indikator penilaian:
a. pengalaman dan masa kerja
b. jabatan yang disandang
c. resiko kerja
d. tingkat kegawatdaruratan
e. Keterampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku
f. Hasil/capaian Kinerja

Hak dan kewajiban :


1) Manajeman puskesmas berkewajiban menyediakan alokasi
dana untuk insentif karyawan.
2) Setiap karyawan Puskesmas berhak mendapatkan insentif
sesuai dengan kerja yang dicapai.
3) Pengaturan pembagian atau distribusi insentif berdasarkan
sistem indexing, yang tercantum dalam sistem remunerasi.
4) Seluruh karyawan dapat insentif sesuai dengan kinerjanya
dan berdasarkan total index perorangan yang dimiliki.
5) Setiap karyawan yang menghasilkan jasa pelayanan dan
penunjang berkewajiban memberikan kontribusi kepost
remunerasi yang besaran prosentasinya ditentukan dalam
sistem remunerasi.

5. Pemantauan Ketaatan Tata Kelola


Pemantauan ketaatan atas pelaksanaan tata kelola
penyelenggaraan BLUD Puskesmas menjadi tugas dan wewenang Satuan
Pengawas Internal. Dalam hal Satuan Pengawas Internal belum
dibentuk, tanggung jawab pemantauan tersebut menjadi tanggung jawab

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page69


Pejabat Pengelola Puskesmas yang didelegasikan ke masing-masing
Pengelola Keuangan dan Teknis.
1. Disiplin Pegawai
a)  SDM yang berasal dari PNS
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai
Negeri Sipil untuk mentaati kewajiban dan menghindari
larangan yang ditentukan dalm peraturan perundang-
undangan dan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak
ditaati atau dilanggar akan dijatuhi hukuman disiplin.
Berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin
Pegawai Negeri Sipil, maka bila terdapat pelanggaran disiplin
atau indisipliner, pegawai negeri sipil yang bersangkutan
akan di jatuhi hukuman disiplin sesuai dengan tingkat
hukuman disiplin yang terdiri dari : hukuman disiplin
ringan, sedang dan berat.
Adapun jenis hukuman disiplin sesuai dengan tingkatannya
dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas : teguran
lisan, teguran tertulis dan pernyataan tidak puas secara
tertulis.
- Jenis hukuman disiplin sedang terdiri atas : penundaan
kenaikan gaji berkala selama 1 tahun, penundaan
kenaikan pangkat selama 1 tahun dan penundaan
pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.
Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam
PP no 53 tahun 2010 adalah sebagai berikut : penurunan
pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun, pemindahan
dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah,
pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat
tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS dan
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS. 
b) SDM Yang Bukan berasal dari PNS
5. Jika terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner untuk SDM
yag berasal dari non PNS, maka tindakan atau sanksi yang
diberikan sesuai dengan kebijakan dari Pimpinan BLUD

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page70


PuskesmasCisolok selaku Pimpinan di Unit kerja yang
bersangkutan, dengan petunjuk dan bimbingan dari Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi

BAB IV
PENEGAKAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA

A. Transparansi
Transparansi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar di
Puskesmas Cisolok, merupakan pelaksanaan tugas dan
kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat, serta mudah
diakses oleh semua pihak yang membutuhkan. Kegiatan
transparansi merupakan tugas dan kewenangan :
a. Kepala Puskesmas, berkenaan dengan proses memimpin,
mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program
Kesehatan di lingkup Puskesmas;
b. Kepala Tata Usaha, berkenaan dalam hal merencanakan
teknis operasional dan melaksanakan kegiatanadministrasi
umum dan kepegawaian, keuangan,evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program serta kelembagaan dan ketatalaksanaan.
Transparansi menciptakan kepercayaan timbal balik antara
Puskesmas Cisolok. dan masyarakat melalui penyediaan informasi
dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh pelayanan sesuai
dengan standar.
Puskesmas Cisolok menerapkan transparansi dalam bentuk
Laporan Keuangan, Laporan Manajemen, dan Laporan Hasil Kinerja
dalam bentuk laporan Bulanan, Triwulan, dan Tahunan.
B. Akuntabilitas
Akuntabilitas Program
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui
Puskesmas, yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page71


Sehat, Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang
keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi dua yakni:
1. Upaya Kesehatan Perorangan
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global
serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan
derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah
Indonesia.
Upaya kesehatan Masyarakat Essensial tersebut adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi
e. Upaya pengendalian penyakit

3. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan Masyarakat pengembangan
yang telah ada, yakni:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olah Raga
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Mata
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page72


i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan


masyarakat serta upaya pencatatan dan pelaporan tidak termasuk
pilihan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang
dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan
penunjang, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan.Apabila perawatan kesehatan masyarakat menjadi
permasalahan spesifik di daerah tersebut, maka dapat dijadikan
sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas dapat pula
bersifat upaya inovasi, yakni upaya lain di luar upaya Puskesmas
tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan
dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka
mempercepat tercapainya visi Puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh
Puskesmas bersama DinasKesehatan KabupatenSukabumi dengan
mempertimbangkan masukan dari BPP.Upaya kesehatan
pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib Puskesmas
telah terlaksana secara optimal, dalam arti target cakupan serta
peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan Puskesmas ini dilakukan oleh
Dinas Kesehatan KabupatenSukabumi Dalam keadaan tertentu,
upaya kesehatan dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh
Dinas Kesehatan KabupatenSukabumi
Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan pengembangan, padahal menjadi kebutuhan masyarakat,
maka Dinas Kesehatan KabupatenSukabumibertanggunjawab dan
wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas Kesehatan
KabupatenSukabumiperlu dilengkapi dengan berbagai unit
fungsional lainnya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula
pelayanan rawat inap.Untuk ini di Puskesmas dapat dikembangkan
pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam pelaksanaannya harus

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page73


memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan prasarana
sesuai standar yang telah ditetapkan.
Perlu diingat meskipun Puskesmas menyelenggarakan
pelayanan medik spesialistik dan memiliki tenaga medis spesialis,
kedudukan dan fungsi Puskesmas tetap sebagai sarana pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayaan
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

Akuntabilitas Kegiatan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas
secara terpadu.Azas penyelenggaraan Puskesmas tersebut
dikembangkan dari ketiga fungsi Puskesmas.Dasar pemikirannya adalah
pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi Puskesmas
dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah:
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang pertama adalah
pertanggungjawaban wilayah. Dalam arti Puskesmas
bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas
harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat
Kecamatan,sehingga berwawasan kesehatan
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)
secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh
Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, bidan di desa serta

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page74


berbagai upaya kesehatan di luar gedung Puskesmas lainnya
(outreach activities) pada dasarnya merupakan realisasi dari
pelaksanaan azas pertanggungjawaban wilayah.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang kedua adalah
pemberdayaan masyarakat.Dalam arti Puskesmas wajib
memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas
Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas
dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, Bina
Keluarga Balita (BKB);
b. Upaya pengobatan: posyandu, Pos Obat Desa (POD);
c. Upaya perbaikan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, Keluarga
Sadar Gizi (Kadarzi);
d. Upaya kesehatan sekolah: Dokter kecil, penyertaan guru dan
orang tua/wali murid;
e. Upaya kesehatan lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair),
Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL);
f. Upaya kesehatan usia lanjut: Posyandu Usila, posbindu PTM;
g. Upaya kesehatan kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK);
h. Upaya kesehatan jiwa: Posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM);
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional: Taman Obat Keluarga
(TOGA), Pembinaan Pengobat Tradisional (Battra);
j. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): Dana
Sehat, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Mobilisasi Dana
Keagamaan;
4. Azas keterpaduan
Azas penyelenggaraan puksesmas yang ketiga adalah
keterpaduan.Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta
diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya
Puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak
dari tahap perencanaan.Ada dua macam keterpaduan yang perlu
diperhatikan, yakni:

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page75


a. Keterpaduan Lintas Program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi
tanggungjawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program
antara lain:
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA
dengan P2M, gizi, promosi kesehatan, upaya pengobatan
2) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan
lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan
gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa
3) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,
gizi, promosi kesehatan, kesehatan gigi
4) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M, kesehatan
jiwa, promosi kesehatan
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan
penyelenggaraan upaya Puskesmas (wajib, pengembangan dan
inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat
kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha.
Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:
1) Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan sektor kesehatan
dengan Camat, Lurah/kepala Desa, Pendidikan, Agama;
2) Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan
dengan Camat, Lurah/kepala Desa, Pendidikan, Agama,
pertanian;
3) Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor kesehatan
dengan Camat, Lurah/Kepala Desa, Organisasi profesi,
Organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB;
4) Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan
Camat, Lurah/Kepala Desa, Pertanian, Pendidikan, Agama,
Koperasi, Dunia usaha, PKK, PLKB;
5) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan: keterpaduan sektor
kesehatan dengan Camat, Lurah/Kepala Desa, Tenaga kerja,
Koperasi, Dunia usaha, Organisasi kemasyarakatan;

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page76


6) Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan
Camat, Lurah/Kepala Desa, Tenaga kerja, Dunia usaha;
5. Azas Rujukan
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang keempat adalah
rujukan.Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas terbatas. Padahal Puskesmas
berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai
permasalahan kesehatannya.Untuk membantu Puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk
meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas
(wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas
kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara
timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana
pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
maupun secara horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan
yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni:
1) Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit.Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi
satu kasus penyakit tertentu, maka Puskesmas tersebut wajib
merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik
horisontal maupun vertikal).Sebaliknya pasien paska rawat inap
yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke
Puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:
a) Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik (biasanya operasi) dan lain-lain.
b) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
c) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga
yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan kepada

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page77


tenaga Puskesmas dan ataupun menyelenggarakan pelayanan
medik di Puskesmas.
2) Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah
masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,
pencemaran lingkungan, dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila
satu Puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan
masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat.Apabila
suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan
masyarakat, maka Puskesmas tersebut wajib merujuknya ke Dinas
Kesehatan KabupatenSukabumi
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:
a) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman
alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis
pakai dan bahan makanan.
b) Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyelidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian
masalah hukum kesehatan, penanggulangan gangguan
kesehatan karena bencana alam.
c) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah
kesehatan masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian
masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan
upaya kesehatan masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan
Sekolah, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa,
pemeriksaan contoh air bersih) kepada Dinas Kesehatan
KabupatenSukabumi,Rujukan operasional diselenggarakan
apabila Puskesmas tidak mampu.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page78


BAB V
PENGELOLAAN HUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDERS

A. Pengguna Jasa
1. Puskesmas menghormati hak-hak pasien selaku pengguna
jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Puskesmas memenuhi komitmennya kepada pengguna jasa
sesuai standar layanan yang telah ditetapkan.
3. Penanganan keluhan pengguna jasa dilakukan secara profesional
melalui mekanisme yang baku dan transparan.

B. Mitra Usaha
1. Mitra usaha meliputi rekanan, BPJS Kesehatan, asuransi
kesehatan lainnya, serta pihak ketiga lainnya.
2. Puskesmas menjalin kerjasama dengan mitra bisnis dilandasi
dengan itikad baik, saling menguntungkan, akuntabilitas,
transparansi, kewajaran dan tidak merugikan stakeholders
serta dituangkan dalam kesepakatan secara tertulis.
3. Kerjasama Puskesmas dengan mitra usaha dapat berupa
transaksi jual beli barang dan/atau jasa serta Kerja Sama
Operasional (KSO) dalam bentuk kerjasama pelayanan
kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pembangunan gedung,
pemanfaatan alat kedokteran dan kerjasama lainnya yang
sah.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page79


4. Puskesmas dan mitra bisnis bermitra secara profesional
dengan mematuhi setiap kesepakatan yang telah dituangkan
dalam kontrak kerjasama.
C. Pegawai
1. Pegawai puskesmas yang terdiri dari tenaga medis, tenaga
paramedis, dan tenaga lainnya adalah aset yang sangat
berharga, maka puskesmas berkewajiban meningkatkan
kompetensi dan karakternya. Puskesmasdapat memberikan
penghargaan yang pantas kepada pegawai yang berprestasi.
Dalam hal adanya terjadi masalah yang menyangkut tuntutan
pasien terhadap tenaga medis/paramedis, puskesmas
berkewajiban memberikan bantuan hukum yang diperlukan.
Hubungan antara tenaga medis/paramedis dan non medis
dengan pihak puskesmas diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Pejabat Pengelola Puskesmas.
2. Setiap kebijakan puskesmas yang terkait dengan pegawai
disusun secara transparan, mengakomodasi kepentingan
pegawai dan peraturan perundang-undangan yang terkait.
3. Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai atau perjanjian
dengan pegawai dibuat secara tertulis dengan memuat hak
dan kewajiban setiap pihak secara jelas.
4. Sistem penilaian kinerja pegawai ditetapkan dan dilaksanakan
secara adil dan transparan.
5. Puskesmas menciptakan kondisi kerja dengan selalu
memperhatikan tingkat kesehatan dan keselamatan kerja
pegawai.
6. Dalam melaksanakan hubungan kerja dengan pegawai,
puskesmas menghormati hak asasi serta hak dan kewajiban
pegawai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Puskesmas memberi kesempatan yang sama tanpa
membedakan senioritas, gender, suku, agama, ras, dan antar
golongan. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) diatur
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
a. Pengelolaan PNS
Pengembangan SDM aparatur pemerintah tentu tidak akan

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page80


terlepas dari peraturan yang mendasarinya yaitu Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.
Ada sejumlah hal dalam Undang-undang tersebut yang perlu
digaris bawahi karena sangat erat kaitannya dengan upaya
pengembangan PNS.
Pertimbangan yang memunculkan undang-undang ini adalah
adanya keyakinan bahwa untuk mencapai tujuan nasional
Rebublik Indonesia diperlukan PNS yang terampil menjalankan
perannya sebagai abdi masyarakat yang menyelenggarakan
pelayanan secara adil dan merata, serta menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan
UUD 1945. Dalam hal ini diperlukan sosok PNS yang mampu
melaksanakan tugas pemerintah dan pembangunan secara
profesional dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme.
Manajemen PNS merupakan keseluruhan upaya untuk
meningkatkan efisiensi, efektifitas dan derajat profesionalisme
penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian, yang
meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas,
penempatan, promosi, penggajian, kepegawaian, dan
pemberhentian. Melalui cara itu, manajemen PNS yang dilakukan
dengan tepat diyakini dapat menjamin penyelenggaraan tugas
pemerintah dan pembangunan secara berdaya guna dan behasil
guna.
Formasi Pegawai
Formasi pegawai di lingkup Puskesmas disesuaikan dengan
kebutuhan pegawai sesuai dengan profesi berdasarkan jenis
pekerjaan/keahlian/ bidang pelayanan yang ada di Puskesmas.
Pengadaan Pegawai
Pengadaan pegawai untuk tenaga yang bekerja di lingkup
Puskesmas Cisolok
a) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil melalui proses seleksi oleh
Pemerintah Kabupaten Sukabumi yang selanjutnya
ditugaskan di PuskesmasPasundan.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page81


b) Mutasi/lolos butuh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Pemerintah KabupatenSukabumiberdasarkan kebutuhan
formasi pegawai. Pemindahan PNS secara terperinci diatur
dalam PP No.5 tahun 2014 tentang Aparatur sipil Negara.
c) Pemberhentian Pegawai / Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Pemberhentian pegawai untuk PNS diatur dalam PP No. 32
tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS dan PP No. 30 tahun
1980 tentang Peraturan Disiplin PNS.
b. Pengelolaan Non PNS
Pelayanan yang berkualitas akan tercapai bila didukung oleh
sarana, prasarana serta sumber daya manusia yang cukup. Jumlah
PNS yang terbatas yang di tugaskan oleh pemerintah Kabupaten
Sukabumi di Puskesmas Cisolok, maka kepala Puskesmas
mengajukan kepada Dinas Kesehatan KabupatenSukabumiuntuk
merekrut tenaga non PNS.
1. Pengadaan dan Pengangkatan
a. Pengangkatan tenaga non PNS berdasarkan seleksi
disesuikan dengan formasi pegawai yang dibutuhkan.
b. Pengangkatan Pegawai non PNS dilakukan berdasarkan pada
prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam peningkatan
pelayanan.
c. Rekruitmen Pegawai non PNS dilakukan oleh Kepala
Puskesmas dengan melibatkan Dinas Kesehatan dan Badan
Kepegawaian Daerah, melalui seleksi, meliputi :
 Seleksi administrasi;
 Test kesehatan;
 Seleksi akademik;
 Ketrampilan;
 Wawancara.
2. Disiplin
a. Disiplin pegawai merupakan suatu kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan, dan ketertiban.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page82


b. Pelanggaran terhadap disiplin pegawai sebagaimana
dimaksud pada bag (a) dikenakan hukuman berdasarkan
ketentuan/peraturan perundang-undangan.
3. Penempatan
Penempatan pegawai di sesuaikan dengan keahliannya atau
berdasarkan pada kebutuhan.
4. Jenjang Karir
Jenjang karir disesuaikan dengan peraturan kepegawaian yang
ada yaitu ada jabatan struktural atau jabatan fungsional.
5. Pembinaan (Penghargaan dan Sanksi)
Untuk mendorong motivasi kerja dan produktivitas pegawai
maka Puskesmas Palabauhanratu Kabupaten Sukabumi
menerapkan kebijakan mengenai penghargaan bagi pegawai
yang mempunyai kinerja baik dan sanksi bagi pegawai yang
tidak memenuhi ketentuan atau melanggar ketentuan/
peraturan perundang-undangan.
 Peringatan secara lisan oleh kepala Tata Usaha.
 Peringatan secara tertulis.
 Pemutusan hubungan kerja.
6. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Pengertian Umum
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran
hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan
berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan
perusahaan/majikan. Hal ini dapat terjadi karena pengunduran
diri, pemberhentian oleh perusahaan atau habis kontrak. 
Menurut pasal 61 Undang – Undang No. 13 tahun 2003
mengenai tenaga kerja, perjanjian kerja dapat berakhir apabila :
a. pekerja meninggal dunia,
b. jangka waktu kontrak kerja telah berakhir,
c. adanya putusan Pengadilan atau penetapan lembaga PPHI
(Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial) yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap,
d. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan
dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau PKB

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page83


(Perjanjian Kerja Bersama) yang dapat menyebabkan
berakhirnya hubungan kerja.

Dasar –dasar pemutusan Hubungan kerja


a. Pengunduran diri secara baik-baik atas kemauan sendiri
b. Pengunduran diri secara tertulis atas kemauan sendiri karena
berakhirnya hubungan kerja
c. Pengunduran diri karena mencapai usia pensiun.
d. Pekerja melakukan kesalahan berat
e. Pekerja ditahan pihak yang berwajib.
f. Puskesmas mengalami kerugian
g. Pekerja mangkir terus menerus
h. Pekerja meninggal dunia
i. Pekerja melakukan pelanggaran
j. Perubahan status, penggabungan, pelemburan atau
perubahan kepemilikan
k. Pemutusan Hubungan Kerja karena alasan Efisiensi

Mekanisme pemutusan hubungan kerja:

Puskesmas dapat melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)


apabila:
1) pekerja melakukan pelanggaran terhadap perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama (PKB).
2) Akan tetapi sebelum mem-PHK, Puskesmas wajib
memberikan surat peringatan secara 3 kali berturut-turut.
3) Puskesmas juga dapat menentukan sanksi yang layak
tergantung jenis pelanggaran, dan untuk pelanggaran
tertentu,
4) Puskesmas bisa mengeluarkan SP (Surat Peringatan) Ke-3
(tiga) secara langsung atau langsung memecat.
5) Pemutusan hubungan kerja bisa dilakukan dengan alasan
efisiensi
6) Semua hal ini diatur dalam perjanjian kerja,

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page84


Prosedur pemutusan hubungan kerja dapat dilihat pada
lampiran SOP pemutusan hubungan kerja

D. Pemerintah Selaku Regulator


1. Puskesmas harus mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan
puskesmas baik yang menyangkut layanan jasa, pegawai,
pelanggan, masyarakat sekitar, lingkungan, sesama pelaku
usaha, perpajakan, perbankan dan lain-lain.
2. Puskesmas selalu berusaha untuk menjalin hubungan yang
harmonis dan konstruktif atas dasar kejujuran terhadap
regulator serta penyelenggara negara lainnya.
3. Puskesmas mendukung penerimaan negara dan daerah baik
langsung maupun tidak langsung sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
4.Puskesmas akan selalu meningkatkan kualitas layanan dalam
upaya memberikan kontribusi terhadappembangunanpelayanan
Kesehatan diwilayah kerja.
E. Masyarakat Sekitar Dan Lingkungan
1. Puskesmas memegang teguh asas kepedulian dan keadilan
terhadap masyarakat sekitar lingkungan operasional puskesmas.
2. Puskesmas memastikan bahwa dalam kegiatan usaha untuk
pelayanan kesehatan, telah memenuhi baku mutu yang
ditetapkan dan senantiasa mempertimbangkan aspek
lingkungan lainnya yang terkait.
3. Puskesmas selalu berusaha mendorong munculnya kebutuhan
masyarakat atas kesehatan lingkungan serta pengelolaan
sampah medis secara khusus dalam upaya untuk menjaga
kelestarian lingkungan hidup.

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page85


BAB VII
PENUTUP

Pola tata kelola adalah ketentuan internal Puskesmas Cisolok


yang berkenaan dengan organisasi, tatalaksana dan akuntabilitas serta
transparasi. Bertujuan untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
Pola tata kelola merupakan aturan dasar yang mengatur tatacara
penyelenggaraan Puskesmas serta menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan operasional Puskesmas Cisolok.
Dengan adanya tata kelola diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap masyarakat secara lebih efektif dan efisien
sejalan dengan praktek bisnis yang sehat yang pengelolaannya
dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh Bupati
yang diharapkan melalui kebijakan ini masyarakat akan semakin
mudah untuk memperoleh pelayanan yang berkualitas terutama pada
pelayanan yang berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat yaitu di
bidang Kesehatan.

Sukabumi, Nopember 2015


Kepala Puskesmas Cisolok

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page86


Dr. M. Saleh
NIP: 19620619 200604 1 002

Tata kelola Puskesmas Cisolok Page87

Anda mungkin juga menyukai