Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

IBADAH HAJI SERTA CARA MENGAJARKANNYA KEPADA SISWA MI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Fikih MI

Dosen Pengampu Muhammad Junaidi, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Kelompok 8

1. Risa Arda Arivia Dinata (T20184055)


2. Qori’atus Sholihah (T20184076)
3. Rofika Ayu Lestari (T20184080)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
NOVEMBER 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai pembawa kabar gembira bagi umat yang
bertaqwa.
Makalah yang berjudul “Ibadah Haji Serta Cara Mengajarkannya Kepada Siswa
MI” disusun dalam rangka guna memenuhi tugas “Pembelajaran Fikih MI”. Dalam
pembuatan makalah ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. selaku Rektor di IAIN Jember.
2. Ibu Dr. Hj. Mukniah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Bapak Muhammad Junaidi, M.Pd.I. selaku Dosen Pembimbing Pembelajaran
Fikih MI.
4. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, motivasi,
dorongan, serta bantuan, baik secara materi maupun moral.
5. Teman-teman program studi PGMI kelas D2 angkatan 2018 yang telah
memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat kami selesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna
dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya pada mata kuliah “Pembelajaran
Fikih MI”.

Jember, 28 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Haji........................................................................................3
B. Ketentuan Ibadah Haji.............................................................................5
C. Amalan dan Larangan Haji.....................................................................11
D. Cara Mengajarkan Pada Siswa MI..........................................................14
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
LAMPIRAN....................................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Haji merupakan rukun Islam yang kelima yang diwajibkan bagi seorang
Muslim sekali sepanjang hidupnya bagi yang mampu melaksanakanya. Setiap
perbuatan dalam Ibadah Haji sebenarnya mengandung rahasia, contoh seperti
Ihram sebagai upacara pertama maksudnya adalah bahwa manusia harus
melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya mengahadap diri kepada Allah Yang
Maha Agung. Memperteguh iman dan takwa kepada Allah SWT karena dalam
ibadah tersebut diliputi dengan penuh kekhusyu'an, Ibadah haji menambahkan
jiwa tauhid yang tinggi.
Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental
dan akhlak yang mulia. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat Islam
seluruh dunia menjadi umat yang satu karena memiliki persamaan atau satu
akidah. Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah
merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat, biaya besar
dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi segala godaan
dan rintangan. Ibadah haji Menumbuhkan semangat berkorban, baik harta, benda,
jiwa besar dan pemurah, tenaga serta waktu untuk melakukannya.
Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membangun
persatuan dan kesatuan umat Islam sedunia. Ibadah haji merupakan muktamar
akbar umat islam sedunia, yang peserta-pesertanya berdatangan dari seluruh
penjuru dunia dan Ka'bahlah yang menjadi simbol kesatuan dan persatuan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ibadah Haji?
2. Apa saja ketentuan Ibadah Haji?
3. Apa saja amalan dan larangan dalam Ibadah Haji?
4. Bagaimana cara mengajarkan materi Ibadah Haji kepada siswa MI?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Ibadah Haji.
2. Untuk mengetahui ketentuan Ibadah Haji.
3. Untuk mengetahui amalan dan larangan dalam Ibadah Haji.
4. Untuk mengetahui cara mengajarkan materi Ibadah Haji kepada siswa MI.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Haji
Secara bahasa kata Haji berarti menuju, yang artinya berkunjung ketempat
yang agung. Sedangkan menurut pengertian syar’i berarti menyengaja menuju ke
ka’bah baitullah untuk menjalakan ibadah (nusuk) yaitu ibadadah syari’ah yang
terdahulu. Hukum haji adalah fardhu ‘ain, wajib bagi setiap muslim dewasa yang
telah memenuhi syarat. Syarat yang dimaksud adalah mampu secara fisik, ilmu
dan mampu secara ekonomi untuk mengadakan perjalanan ke Baitullah, Arab
Saudi, minimal wajibnya sekali seumur hidup. Haji merupakan bagian dari rukun
Islam, tepatnya rukun Islam kelima. Mengenai wajibnya haji telah disebutkan
dalam Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’ (kesepakatan para ulama).
1. Dalil Al Qur’an
Allah berfirman:

َ‫ت َم ِن ا ْستَطَا َع إِلَ ْي ِه َسبِياًل َو َم ْن َكفَ َر فَإ ِ َّن هَّللا َ َغنِ ٌّي ع َِن ْال َعالَ ِمين‬
ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬
ِ َّ‫َوهَّلِل ِ َعلَى الن‬

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imron: 97)

2. Dalil As Sunnah
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

، ‫ َو ْال َح ِّج‬، ‫ َوإِيتَا ِء ال َّز َكا ِة‬، ‫صالَ ِة‬


َّ ‫ َوإِقَ ِام ال‬، ِ ‫س َشهَا َد ِة أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا ُ َوأَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل هَّللا‬
ٍ ‫بُنِ َى ا ِإل ْسالَ ُم َعلَى خَ ْم‬
َ‫ضان‬
َ ‫صوْ ِم َر َم‬
َ ‫َو‬

“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi tidak ada sesembahan yang
berhak disembah selain Allah dan mengaku Muhammad adalah utusan-Nya,

3
mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji dan berpuasa di bulan
Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)

Hadits ini menunjukkan bahwa haji adalah bagian dari rukun Islam. Ini berarti
menunjukkan wajibnya. Dari Abu Hurairah, ia berkata,

« ‫ُول هَّللا ِ فَ َسكَتَ َحتَّى قَالَهَا ثَالَثًا فَقَا َل‬


َ ‫َام يَا َرس‬ ٍ ‫ فَقَا َل َر ُج ٌل أَ ُك َّل ع‬.» ‫ض هَّللا ُ َعلَ ْي ُك ُم ْال َح َّج فَحُجُّوا‬
َ ‫أَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد فَ َر‬
‫ت َولَ َما ا ْستَطَ ْعتُ ْم‬ ُ ‫ « لَوْ قُ ْل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫َرسُو ُل هَّللا‬
ْ َ‫ت نَ َع ْم لَ َو َجب‬

“Rasulullah SAW. berkhutbah di tengah-tengah kami. Beliau bersabda, “Wahai


sekalian manusia, Allah telah mewajibkan haji bagi kalian, maka berhajilah.”
Lantas ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah setiap tahun (kami mesti
berhaji)?” Beliau lantas diam, sampai orang tadi bertanya hingga tiga kali.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Seandainya aku
mengatakan ‘iya’, maka tentu haji akan diwajibkan bagi kalian setiap tahun,
dan belum tentu kalian sanggup.” (HR. Muslim).

3. Dalil Ijma’ (Konsensus Ulama)


Para ulama pun sepakat bahwa hukum haji itu wajib sekali seumur hidup
bagi yang mampu. Bahkan kewajiban haji termasuk perkara al ma’lum minad
diini bidh dhoruroh (dengan sendirinya sudah diketahui wajibnya) dan yang
mengingkari kewajibannya dinyatakan kafir. Haji merupakan rukun Islam yang
ke lima, diwajibkan kepada setiap muslim yang mampu untuk mengerjakan.
jumhur Ulama sepakat bahwa mula-mulanya disyari'atkan ibadah haji tersebut
pada tahun ke enam Hijrah, tetapi ada juga yang mengatakan tahun ke sembilan
hijrah.
Haji adalah suatu tindakan mujahadat untuk memperoleh musyahadat, dan
mujahadat tidak menjadi sebab langsung musyahadat melainkan hanya sarana
untuk mencapai musyahadat. Maka dari itu, karena sarana tidak mempunyai
pengaruh lebih jauh atas realitas segala hal, tujuan haji yang sebenarnya

4
bukanlah mengunjungi Ka’bah, melainkan untuk memperoleh musyahadat
tentang Tuhan.1
B. Ketentuan Ibadah Haji
1. Waktu Pelaksanaan Haji
Pelaksanaan Ibadah Haji setiap tahun sudah ditentukan dalam syariat, yaitu
pada bulan-bulan haji saja (Syawal hingga sepuluh hari pertama di bulan
Dzulhijjah). Waktu pelaksanaan ibadah haji ini merujuk pada firman Allah
Ta’ala yang artinya “Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi” (QS.
Al-Baqarah; 197). Maksud dari bulan yang dimaklumi pada firman diatas
adalah bulan Syawal, Dzulqa’dah, dan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
Puncak pelaksanaan ibadah haji adalah waktu wukuf di Arafah, mulai 9
Dzulhijjah hingga matahari terbit di 10 Dzulhijjah.
2. Syarat Wajib Dan Syarat Sah Haji
a. Syarat Wajib Haji
Setiap umat islam wajib melaksanakan ibadah haji jika telah memenuhi
beberapa syarat wajib haji. Adapun yang termasuk syarat wajib haji yaitu:
1) Beragama Islam
Ibadah haji hanya diwajibkan kepada umat islam. Adapun bagi selain
orang islam tidak wajib atau tidak sah melaksanakan haji.
2) Baligh
Ukuran baligh laki-laki ditandai dengan keluar mani karena mimpi,
sedangkan bagi perempuan ditandai dengan menstruasi. Anak-anak tidak
wajib pergi haji.

3) Berakal

1
Eri Arian. Makalah Haji. https://rionbettencourtz.blogspot.com/2016/12/makalah-
haji.html. 20 Desember 2016.

5
Kewajiban haji hanya berlaku bagi yang berakal yang dapat mengerti
ketentuan haji. Adapun orang gila tidak memiliki kewajiban berhaji.
4) Merdeka
Kewajiban haji hanya berlaku bagi orang merdeka atau bukan hamba
sahaya. Hamba sahay tidak wajib melaksanakan haji.
5) Mampu (Istita’ah)
Kewajiban haji hanya berlaku bagi orang yang mampu, meliputi dua
hal yaitu mampu dalam menyediakan ongkos atau biaya selama
perjalanan dan mampu dalam kesehatan tubuh. Kesehatan tubuh sangat
diperlukan agar jamaah haji dapat melaksanakan setiap rukun dan wajib
haji. Orang yang tidak memiliki ongkos atau memiliki ongkos tapi tidak
sehat, ia tidak wajib melaksanakn haji. Selain itu, situasi kemanan
didalam perjalanan atau ditempat tujuan dapat membatalkan kewajiban
untuk berhaji. Hal ini telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan
sahabat-sahabatnya yang sempat menunda hajiselama satu tahun ketika
Makkah masih dikuasai oleh orang kafir yang tidak mengizinkan umat
islam berhaji. Jika seseorang mengalami kekurangan atau cacat, ia dapat
dibantu oleh orang lain dalam melaksakan hajinya, terutama dalam
melaksanakan rukun-rukun haji.
b. Syarat Sah Haji
Adapun yang termasuk syarat sah dalam ibadah haji, yaitu:
Dilaksanakan pada waktu yang telah ditetapkan dan dapat melaksanakan
semua rukun haji. Jamaah haji yang tidak bisa melaksanakan wajib haji,
hajinya tetap sah jika ia mampu membayar dam (denda), yaitu menyembelih
domba atau puasa tiga hari. Namun, jika jamaah haji tidak melaksanakan
rukun haji maka hajinya tidak sah.

6
3. Rukun Dan Wajib Haji
a. Rukun Haji
Rukun haji adalah praktik ibadah yang mutlak dikerjakan pada saat
pelaksanaan ibadah haji. Jika rukun haji tidak dikerjakan, ibadah haji
seseorang tidak sah menurut hukum islam. Adapun yang termasuk rukun haji
yaitu sebagai berikut:
1) Ihram
Ihram artinya memulai ibadah dengan berniat karena Allah SWT dan
berpakaian ihram.
2) Wuquf dipadang Arafah
Wuquf artinya berdiam diri dipadang Arafah dengan pakaian ihram
sambil berdzikir dan mengucapkan lafalz talbiyah. Semua jamaah haji
wajib hadir dipadang Arafah pada 10 Dzulhijjah. Mereka tidak boleh
mewakilikan kepada orang lain. Jika tidak hadir maka ibadah hajinya
batal.
3) Tawaf Ifadah
Tawaf ifadah dilakukan dengan cara berkeliling Ka’bah sebanyak tujuh
kali. Seseorang yang cacat atau tidak mampu berjalan dapat meminta
bantuan orang lain untuk menggendongnya.
4) Sa’i
Sa’i artinya berlari lari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebanyak
tujuh kali.
5) Tahalul
Tahalul yaitu mencukur atau menggunting rambut, sedikitnya tiga helai.
6) Mengurutkan rukun haji (tertib)
Artinya, setiap rukun haji harus dilaksanakan pada waktu, tempat, dan
urutan yang benar sesuai dengan ketentuan syariah.

7
b. Wajib Haji
Wajib haji ialah praktik ibadah dalam rangkaian haji yang harus
dilakukan. Namun, jika tidak menunaikan wajib haji maka harus
menyembelih hewan sebagai dam (denda). Adapun yang termasuk wajib
haji, yaitu sebagai berikut:
1) Ihram dari miqat, yaitu berpakaian ihram dan berniat melaksanakan
ibadah haji karena Allah dan dimulai dari miqat yang telah ditentukan.
Ihram harus dimulai dari miqatnya. Miqat artinya batas waktu dan batas
tempat. Batas tempat dinamakan miqat maqani, sedangkan batas waktu
dinamakan miqat zamani. Miqat zamani untuk ihram yaitu dari awal
bulan syawal sampai terbit fajar pada hari raya idul adha tanggal 10
zulhijjah sebelum waktu wukuf habis. Adapun miqat maqani (batas
tempat) untuk mulai berihram adalah sebagai berikut:
a) Makkah, tempat ihram (miqat) orang yang tinggal di Makkah.
b) Zulhulaifah, miqat orang yang datang dari arah madinah dan
sekitarnya. Tempat itu sekarang terkenal dengan nama Bir Ali.
c) Rabig, miqat orang yang datang dari arah Syiria, Mesir, Maroko dan
negeri-negeri yang sejajar dengan negeri tersebut. Sebelum Rabig
adalah Juhfah yang kini telah rusak.
d) Yalamlam, miqat orang yang datang dari Yaman, India, Indonesia
(yang naik kapal laut), dan neger-negeri yang searah dengannya.
e) Qarnul Manazil, miqat orang yang datang dari Najdil Yaman, Najdil
Hijaz dan negeri-negeri yang sejajar dengannya.
f) Zatu Irqin, miqat orang yang datang dari irak, Iran dan negeri-negeri
yang sejajar dengannya.
g) Bagi penduduk yang berada diantara Makkah dan miqat-miqat
tersebut, mereka ihram dari negeri masing-masing.
2) Bermalam (mabit) di Muzdalifah pada 10 dzulhijjah.

8
3) Melontar jumrah aqabah pada 10 dzulhijjah dan melontar tiga jumrah
(ula, wusta, dan aqabah) pada 11, 12, 13 dzulhijjah.
4) Bermalam (mabit) di Mina selama dua atau tiga malam pada 11, 12 dan
13 dzulhijjah.
5) Tawaf Wada’ (tawaf perpisahan) sewaktu akan meninggalkan kota
Makkah.
6) Menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan atau dilarang selama
pelaksanaan ibadah haji.

Semua ketentuan wajib haji tersebut harus dilaksanakan. Namun, jika tidak
melaksanakannya harus membayar dam.2

4. Dam / Denda
a. Macam-macam dam (denda)
1) Menyembelih seekor kambing, yang sah untuk qurban untuk
disedekahkan kepada fakir miskin. Kalau tidak bisa, boleh diganti dengan
puasa 10 hari (3 hari dikerjakan waktu haji dan yang 7 hari bisa dilakukan
di kampungnya setelah pulang). Denda ini di berikan kepada yang :
a) Mengerjakan haji secara Tamattu.
b) Mengerjakan haji secara Qiran
c) Mulai ihram tidak dari Miqaat.
d) Tidak bermalam di Muzdalifah
e) Tidak bermalam di Mina
f) Tidak melempar jumrah.
2) Menyembalih kambing untuk disedekahkan, atau puasa 3 hari atau
memberi makan 3 sha’ (kira-kira sebanyak 7 kg) kepada 6 orang miskin.
Denda ini diberikan kepada seseorang yang melakukan salah satu hal-hal
di dalam ihram yaitu:

2
Udin Wahyudin, Fiqih Untuk Kelas V Madrasah Ibtidaiyah, (Bandung: Grafindo Media Pratama,
2008), hal 88-93.

9
a) Memakai pakaian yang berjahit menyarung,bagi laki-laki saja
b) Memotong kuku
c) Bercukur atau memotong rambut atau bulu badan
d) Memakai minyak harum pada pakaian ataupun badan
e) Bersentuh dengan perempuan dengan Syahwat
f) Bersetubuh sesudah Tahallul-Awwal
3) Menyembelih seekor unta kalau tidak sanggup wajib menyembelih seekor
sapi kalau tidak mungkin dapat diganti menyembelih 7 ekor kambing
kalau tidak bisa harga seekor unta ditaksir harganya sebanyak harganya
dibelikan makanan untuk disedekahkan kepada fakir miskin kalaupun
tidak sanggup maka wajiblah diganti dengan puasa untuk tiap-tiap 1 mud
makanan harga unta itu dengan puasa 1 hari. Denda ini di jatuhkan
kepada orang yang bersetubuh sebelum Tahallul-Awal.
4) Barang siapa yang membunuh hewan buruan di tanah haram maka wajib
membayar dam sebagai berikut:
a) Menyembelih hewan yang serupa atau hampir sama dengan binatang
yang terbunuh.
b) Kalau itu tidak mungkin wajib bersedekah makanan sebanyak harga
binatang tersebut, kalaupun tidak bisa boleh diganti dengan puasa,
dengan perhitungan 1 mud 1 hari.
5) Barang siapa yang memotong kayu di tanah haram maka dendanya
adalah:
a) Bagi kayu besar dendanya seekor unta atau sapi.
b) Bagi kayu kecil dendanya seekor kambing.
6) Bagi yang terhalang di jalan, sehingga tidak dapat meneruskan pekerjaan
haji atau umrah, maka boleh tahallul dengan menyembelih seekor
kambing di tempat itu, kemudian bercukur atau memotong rambut dengan
niat tahallul.
b. Tempat membayar denda

10
1) Denda yang berupa menyembelih binatang dan memberi makan,
dibayarkan di tanah haram.
2) Denda yang berupa puasa dibayarkan dimana saja kecuali yang telah
ditentukan harus dilakukan di waktu haji.
3) Denda yang berupa menyembelih binatang karena terhalang dibayarkan
di tempat ia terhalang.
5. Sunat Haji
a. Ifrad, yaitu mendahulukan haji terlebih dahulu baru mengerjakan umrah.
b. Membaca Talbiyah
c. Tawaf Qudum, yatiu tawaaf yuang dilakukan ketika awal datang di tanah
ihram, dikerjakan sebelum wukuf di Arafah.
d. Shalat sunat ihram 2 rakaat sesudah selesai wukuf, utamanya dikerjakan
dibelakang makam nabi Ibrahim.
e. Bermalam di Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah
f. Thawaf wada', yakni tawaf yang dikerjakan setelah selesai ibadah haji untuk
memberi selamat tinggal bagi mereka yang keluar Mekkah.
C. Amalan dan Larangan Haji
1. Amalan-Amalan Ibadah Haji
Amalan-amalan dalam ibadah haji adalah sebagai berikut:
a. Ihram
Cara mengajarkan ihram adalah sebagai berikut:
1) Bersuci dari hadas dan najis (wudu dan mandi)
2) Memotong kuku dan membersihkan bagian tubuh lainnya
3) Memakai pakaian ihram
4) Berniat dengan sengaja untuk melaksanakan ibadah haji karena Allah
b. Tawaf
Tawaf adalah mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali putaran, yang dimulai
dari Hajar Aswad dan berakhir di tempat yang sama. Tawaf dalam ibadah
haji ada enam macam, yaitu:

11
No Jenis Tawaf Artinya Waktu

Ketika jamaah haji


1 Tawaf Qudum Tawaf selamat Datang baru sampai di
Makkah

Setelah jamaah
2 Tawaf Ifadah Tawaf yang menjadi kembali ke Makkah
rukun haji dari melempar
jumrah di Mina

Ketika jamaah haji


3 Tawaf Wada’ Tawaf perpisahan akan meninggalkan
tanah suci Makkah

Tawaf menghalalkan
4 Tawaf Tahalul barang yang haram atau Setelah kembali ke
terlarang karena ihram Makkah

5 Tawaf Nazar Tawaf karena bernazar Setelah bernazar

Tawaf yang dikerjakan Selama pelaksanaan


6 Tawaf Sunah pada setiap ada ibadah haji
kesempatan

Sebelum melaksanakan tawaf, seseorang harus memenuhi syarat sahnya,


yaitu sebagai berikut:
1) Menutup Aurat
2) Suci dari hadas dan najis
3) Niat untuk mengerjakan tawaf
4) Menempatkan Ka’bah di sebelah kiri
5) Memulai tawaf dari Hajar Aswad
6) Dilaksanakan sebanyak tujuh kai putaran
7) Dilaksanakan dengan mengelilingi ka’bah

12
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tawaf, yaitu sebagai berikut:
1) Niat melakukan tawaf untuk beribadah kepada allah walaupun yang
dikelilingi selama tawaf adalah ka’bah atau Baitullah, didalam hati tetap
mengingat dan menyembah Allah, Yang Maha Memelihara Ka’bah.
2) Memulai tawaf dengan membaca basmalah.
3) Memulai tawaf dari Hajar Aswad dengan membaca bismillahi wallahu
akbar, kemudian menciumnya, jika tidak mampu menjangkau atau
menciumnya cukup dengan isyarat.
4) Selesai tawaf, disunahkan berdoa di Multazam. Multazam diyakini
sebagai tempat doa dikabulkan Allah.
5) Mengerjakan salat sunnah dua rakaat di makam Nabi brahim.
6) Disunnahkan meminum air zam-zam
c. Sa’i
Sa’i artinya berlari-lari kecil antara Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
Sa’i dilakukan setelah selesai salat sunnah dua rakaat sesudah tawaf. Sebagai
salah satu rukun haji, sa’i memiliki beberapa syarat sah. Adapun syarat-
syarat sah sa’i adalah sebagai berikut:
1) Dikerjakan setelah tawaf qudum
2) Dilaksanakan mulai dari safa dan berakhir di Marwah
3) Dikerjakan sebanyak tujuh kali
4) Dilakukan di tempat sa’i (mas’a)3
2. Larangan-larangan Ibadah Haji
Larangan Haji ini lebih tepatnya disebut larangan Ihram, karena larangan haji
ini berlaku pada saat jamaah haji atau jamaah umrah masih diwajibkan
memakai kain ihram. Jika ada jamaah haji atau umroh yang melanggar, artinya
mengerjakan hal-hal yang dilarang di atas muka yang bersangkutan harus
membayar denda atau dam, untuk setiap kasus seekor domba/kambing. Akan

3
Udin Wahyudin, Fiqih Untuk Kelas V Madrasah Ibtidaiyah, (Bandung: Grafindo Media Pratama,
2008).

13
tetapi jika yang dilanggar adalah bersetubuh, maka hajinya tidak sah atau batal.
Berikut ini adalah larangan dalam melaksanakan Ibadah Haji:
a. Memakai pakaian yang dijahit dan memakai tutup kepala bagi laki-laki yang
sedang ihram.
b. Menutup muka dan kedua telapak tangan bagi perempuan yang sedang
ihram.
c. Memakai harum-haruman baik pada badan atau pakaian.
d. Mencukur atau menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain.
e. Memotong kuku.
f. Menikah dan menikahkan atau menjadi wali.
g. Bersetubuh.
h. Berburu atau membunuh binatang darat yang liar dan hala dimakan.
i. Menebang pohon atau memotong rerumputan.

D. Cara Mengajarkan Pada Siswa MI


Di dalam proses kegiatan belajar dan mengajar, seorang guru diharapkan
dapat memilih dan menerapkan media dan metode pembelajaran yang tepat.
Sehingga pelaksanaan proses belajar dan mengajar dapat berjalan dengan baik,
lancar, tidak membosankan dan tentunya dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang lebih bermakna. Salah satu media yang dapat digunakan yaitu media audio-
visual. Dalam media audio-visual terdapat dua unsur yang saling menyatu yaitu
audio dan visual. Dengan adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat
menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual
memungkinkan menciptakan pesan belajar melalui bentuk penglihatan atau
tampak. Pemakaian media audio-visual manasik haji dalam proses pembelajaran
sangat membantu guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang haji dan
umroh. Melalui audio-visual manasik haji, siswa dapat mendengar dan melihat
dengan jelas rangkaian kegiatan ibadah haji meliputi rukun haji, wajib haji dan
sunah haji. Setelah melihat vidio singkat mengenai pelaksanaan ibadah haji

14
tersebut, ajaklah siswa untuk mempraktekkan langsung di halaman sekolah yaitu
melakukan manasik haji cilik dengan di bimbing oleh guru agar siswa benar-benar
memahami mengenai ibadah haji.
Sedangkan metode pembelajaran yang digunakan lebih mengutamakan
keaktifan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan
potensinya secara maksimal. Metode pembelajaran yang dimaksud adalah metode
pembelajaran Everyone is a Teacher here. Metode Everyone Is A Teacher Here
dianggap sebagai salah satu metode yang sesuai dengan pembelajaran fikih yaitu
materi Haji, karena metode Everyone Is A Teacher Here dapat membantu peserta
didik menjadi lebih aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya,
tidak minder dan tidak takut salah. Dalam pelaksanaannnya, metode tersebut dapat
mengubah peran guru dari peran terpusat ke peran pengelola aktivitas kelompok
kecil. Dengan demikian peran guru yang selama ini menonton akan berkurang dan
siswa akan lebih terlatih untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran
fikih.

15
BAB III

KESIMPULAN

Secara bahasa kata Haji berarti menuju, yang artinya berkunjung ketempat yang
agung. Sedangkan menurut pengertian syar’i berarti menyengaja menuju ke ka’bah
baitullah untuk menjalakan ibadah (nusuk) yaitu ibadadah syari’ah yang terdahulu.
Hukum haji adalah fardhu ‘ain, wajib bagi setiap muslim dewasa yang telah
memenuhi syarat. Syarat yang dimaksud adalah mampu secara fisik, ilmu dan mampu
secara ekonomi untuk mengadakan perjalanan ke Baitullah, Arab Saudi, minimal
wajibnya sekali seumur hidup. Haji merupakan bagian dari rukun Islam, tepatnya
rukun Islam kelima. Adapun ketentuan ibadah haji ialah:
1. Waktu Pelaksanaan Haji
2. Syarat Wajib Dan Syarat Sah Haji
3. Rukun Dan Wajib Haji
4. Dam / Denda
5. Sunat Haji

16
DAFTAR PUSTAKA

Arian, Eri. 2016. Makalah Haji.


https://rionbettencourtz.blogspot.com/2016/12/makalah-haji.html

Wahyudin, Udin. 2008. Fiqih Untuk Kelas V Madrasah Ibtidaiyah. Bandung:


Grafindo Media Pratama.

17
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : MI Nurul Huda Situbondo

Kelas/Semester : V/ II

Mata Pelajaran : Fikih

Alokasi Waktu : 2 X 25 Menit (1 X Peretemuan)

A. Kompetensi Dasar
3.1 Menjelaskan tata cara Haji
B. Indikator
3.1.1 Dapat menjeloaskan pengertian Haji
3.1.2 Dapat menjelaskan syarat wajib Haji
3.1.3 Dapat menjelaskan rukun Haji
C. Materi Ajar
Pengertian haji, syarat wajib haji, dan rukun haji
D. Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah dan tanya jawab
2. Metode everyone is a teacher here
E. Sumber Belajar
1. Buku Guru
2. Buku Siswa
F. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal

18
a. Mengondisikan kelas pada situasi belajar
b. Memimpin doa sebelum memulai kegiatan belajar
c. Mengabsen kehadiran siswa
d. Memotivasi siswa supaya aktif berpatisipasi dalam pembelajaran
e. Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya
2. Kegiatan Inti
a. Siswa mengamati gambar yang ditunjukkan guru tentang Haji
(mengamati)
b. Siswa bertanya jawab berkaitan dengan gambar yang diamati
(mengomunikasikan)
c. Siswa diberi kertas kosong kemudian diminta menuliskan sebuah
pertanyaan tentang materi Haji (mengasosiakan)
d. Guru mengocok dan membagi kertas yang sudah berisi pertanyaan
kepada siswa
e. Guru mengundang siswa menjadi sukarelawan untuk membacakan
pertanyaan dan menjawabnya (mengeksplorasikan)
f. Siswa lain memberikan tanggapan terhadap jawaban sukarelawan
(mengeksplorasi)
g. Siswa mengajarkan soal pada lembar kerja yang telah disediakan
guru (mengeksplorasi)
3. Kegiatan penutup
a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
b. Guru memberikan PR (Pekerjaan Rumah) agar anak tetap belajar
walau ada dirumah.
c. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.
G. Penilaian
1. Tes Lisan
Siswa diminta menjawab pertanyaan guru secara lisan berkaitan
dengan materi yang disampaikan.

19
2. Tes Tertulis
Guru memberikan beberapa soal tertulis sesuai dengan kemampuan
siswa yang dikerjakan dirumah.
3. Tes Praktek
Guru meminta siswa untuk mempraktekan ulang Ibadah Haji sesuai
dengan video yang telah ditunjukkan guru.

20

Anda mungkin juga menyukai