Anda di halaman 1dari 1

Usaha Lembaga Pendidikan untuk memperahankan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia sebagai salah satu jati diri bangsa harus tetap di pertahankan dengan
segala cara, dan segala kelebihan serta kekurangannya ditengah era globalisasi ini. Bahasa
Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu, dan telah dipakai sebagai bahasa
perantara pergaulan (lingua franca). Dalam kedudukannya sejak tahun 1928, yaitu pada
saat Sumpah Pemuda, Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan penting sebagai Bahasa
Nasional. Bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai lambang kebanggaan
kebangsaan, sebagai alat komunikasi antar masyarakat, dan sebagai alat pemersatu
bangsa.
Setelah mengetahui fungsi serta kedudukan Bahasa Indonesia, seharusnya Bahasa
Indonesia dipelajari, dan dipahami dengan baik oleh pemuda-pemudi Indonesia. Nyata nya,
pada saat ini, sudah banyak bahasa asing yang mempengaruhi pemuda-pemudi di
Indoensia, sehingga mereka terpantau lebih sering menggunakan bahasa tersebut
dibanding dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Dikarenakan terdapat banyak
faktor yang membuat bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional agak tertinggal, maka
pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 dan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan penggunaan
Bahasa Indonesia yang diwajibkan dalam penyelenggaraan pendidikan Nasional di
Indonesia.
Undang-Undang ini menjadi dasar yang menyebabkan di setiap sekolah terdapat
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Didasari dari hal ini, salah satu upaya yang dilakukan
untuk mempertahankan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa ialah melalui jalur
pendidikan. Setiap siswa diharuskan mempelajari Bahasa Indonesia, jumlah jam pelajaran
Bahasa Indonesia setiap minggunya di setiap jenjang paling banyak. Jika dihitung kasar,
siswa-siswi Indonesia mempelajari Bahasa Indonesia selama bersekolah dari SD-SMA
adalah 12 tahun. Ditambah dengan adanya UN dan mata pelajaran Bahasa Indoneisa
termasuk ke dalam mata pelajaran yang di ujikan. Menurut para ahli, penerapan mata
pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menghasilkan banyak fungsi yang strategis, salah
satunya adalah sebagai sarana pembinaan dan persatuan bangsa.
Selain itu, ada beberapa hambatan dalam mempertahankan Bahasa Indonesia,
masalah yang paling krusial adalah masalah sikap bahasa. Biasanya hal ini adalah tata
keyakinan yang dimiliki oleh setiap individu mengenai bahasa, kecenderungan seseorang
untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya, sepeprti misalnya dengan
menggunakan bahasa inggris atau bahasa gaul lainnya. Selain itu, fakta bahwa orang
Indonesia lebih suka menggunakan bahasa asing, contohnya pada caption media sosial.
Kemudian, pada tingkat universitas, biasanya universitas bersifat positif terhadap kata baru.
Kesimpulannya, upaya yang dilakukan lembaga pendidikan mengalami beberapa hambatan.

Anda mungkin juga menyukai