Anda di halaman 1dari 3

Tugas Ulumul Qur’an Minggu Ke-8

(Kemukjizatan Al-Qu’an)
Nama : Aulia Himmawati
NIM : 20104080025
No.Absen : 25
Kelas : PGMI A

Jawablah Pertanyaan di bawah ini!


1. Benarkah kamu telah membaca langsung dari tulisn Pak Yunahar ini? (Tidak
sekedar membaca ppt yang saya buat?
Jawab:
Benar, Saya telah membaca buku Ulumul Qur’an karya Pak Yunahar Ilyas.
2. Bahasa Arab adalah bahasa yang kaya kosa kata dan sinonimnya. Berilah 1 (satu)
contoh!
Jawab:
Contoh, kata yang mempunyai makna tinggi memiliki 60 sinonim. Sinonim
tidak selalu memiliki arti yang sama. Ada perbedaan penggunaannya. Contoh,
kata jalasa (‫ )جلس‬dan qa’ada ( ‫ )قعد‬mempunyai arti yang sama dengan duduk.
Tetapi jalasa digunakan dari tidur lalu duduk, sedangkan qa’ada digunakan dari
berdiri lalu duduk. Dengan demikian jika mempersilakan tamu duduk bukan
menggunakan kata ijlis tetapi uq’ud, karena ijlis menyuruh orang yang sedang
berbaring untuk duduk. Tetapi dapat juga sebaliknya, satu kata mempunyai
banyak arti yang berbeda. Bahkan satu huruf pun dapat mempunyai arti yang
berbeda, misalnya huruf waw (‫ )و‬bisa menjadi waw isti'nâf, 'athaf, hâliyah, dan
ma'iyyah. Contoh yang terkenal dalam kitab-kitab Nahwu adalah kalimat.‫ال تأكل‬
‫ السمك وتشب اللب‬Kalimat ini bisa dibaca dalam beberapa versi:
1. La ta'kulis samaka wa tasyrabal laban (jangan makan ikan bersamaan
dengan minum susu). Waw nya berfungsi sebagai waw ma'iyyah.
2. La ta'kulis samaka wa tasyrabil laban (jangan makan ikan dan jangan
pula minum susu). Waw nya berfungsi sebagai waw 'athaf.
3. La ta'kulissamaka wa tasyrabul labana (jangan makan ikan dan kamu
boleh minum susu). Waw nya berfungsi sebagai waw isti'nâf .
3. Salah satu bentuk mukjizat Al-Qur’an dari segi bahasa adalah keseimbangan
redaksi Al-Qur’an. Berilah 1 (satu) contoh!
Jawab:
Salah satu keseimbangan redaksi Al-Qur’an yaitu keseimbangan antara
jumlah bilangan kata dengan antonimnya yaitu
a. ash-shâlihat (kebajikan) dan as-sayyiât (keburukan) masing-masing 167
kali.
b. al-hayâh (kehidupan) dan al-maut (kematian) masing-masing 145 kali.
c. an-naf'u (manfaaat) dan al-fasâdu (kerusakan) masing-masing 50 kali.
4. Kemukjizatan Al-Qur’an dapat dilihat dari aspek ilmu pengetahuan. Berilah 1
(satu) contoh!
Jawab:
Mukjizat Al-Qur’an dapat dilihat dari ilmu pengetahuan, salah satunya yaitu
terjadinya alam semesta. Allah SWT berfirman dalam QS.Al-Anbiya’21:30
‫اولم ير الذين كفروا ان السماوات واالرض كانت رتقا ففتقنا هما وجعلنا من الماء كل شيء حي افل‬
)30( ‫يؤمنون‬
"Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada ingin beriman?”(QS. Al-Anbiya’21:30)
Dalam surah Al-Anbiya’ ayat 30 tersebut Allah SWT mengisyaratkan bahwa
langit dan bumi tadinya merupakan satu gumpalan. Kemudian Observasi Edwin
P. Huble (1889-1953) melalui teropong bintang raksasa pada tahun 1929
menunjukkan adanya pemuaian alam semesta. Ini berarti bahwa alam semesta
berekspansi, bukannya statis seperti dugaan Einstein (1879-1955). Ekspansi itu
menurut fisikawan Rusia Goerge Gamow (1904-1968) melahirkan sekitar seratus
milyar galaksi yang masing-masing rata-rata memiliki seratus milyar bintang.
Tetapi sebelumnya, bila ditarik ke belakang kesemuanya merupakan satu
gumpalan yang terdiri dari neutron. Gumpalan itulah yang meledak dan yng
dikenal dengan istilah Big Bang. Dengan demikian, Al-Qur’an memang benar-
benar berasal dari Allah SWT bukan karya Nabi Muhammad SAW.
5. Kemkjizatan Al-Qur’an dapat dilihat dari aspek ramalan masa depan. Berilah 1
(satu) contoh!
Jawab :
Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Rum ayat 1-5
ِ َ‫) ُغلِب‬1(‫الم‬
‫) في بضع سنين هلل اااالمر من قبل‬3(‫)فِ ْي ادني االرض و هم من بعد غلبهم سيغلبون‬2(‫ت الرّوْ ُم‬
)5(‫) بنصر هللا ينصر من يشاء وهو العزيز الرحيم‬4(‫ومن بعد ويومئذيفرح المؤمنون‬
“Alif lâm Mîm. Telah dikalahkan bangsa Rumawi. Di negeri yang terdekat
dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa tahun lagi.
Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari
(kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,
karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. Dan Dialah
Maha Perkasa lagi Penyayang." (Q.S. Ar-Rûm 30:1-5).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA bahwa pada saat peperangan antara Persia
dan Romawi (Rum) kaum Musyrikin lebih senang jika persia menang karena
sama-sama penyembah berhala sedangkan kaum muslimin lebih senang jika yang
menang adalah kaum Romawi. Setelah Romawi dikalahkan oleh Persia turunlah
QS.Ar-Rum ayat 1-5 sebagai ramalan masa depan melalui istilah bidh'u sinîn.
Kaum musyrikin menantang Abu Bakar untuk membuktikan ramalan Al-Qur’an
tersebut dan disetujui oleh Abu Bakar. Namun, setelah tujuh tahun tidak terjadi
apa-apa, maka Abu Bakar mengadu kepada Rasulullah SAW. Kemudian Nabi
bertanya tentang bidh’u sinin dan dijawab oleh Abu Bakar sekitar tiga sampai
sembilan tahun. Setelah tahun kesembilan ramalan Al-Qur’an tersebut terjadi
yaitu Romawi dapat mengalahkan Persia. Ketepatan Al-Qur’an membuktikan
bahwa Al-Qur’an sebagai Firman Allah dan bukan karya Nabi Muhammad SAW.

Anda mungkin juga menyukai