Makalah Sejarah Eksya
Makalah Sejarah Eksya
Disusun oleh :
1. Dewi Cahyani
2. Fera Dina Elisa
3. Niyatus Sholikhah
Dosen Pengampu :
Risma Ayu Kinanti, M.SEI
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya kepada kami, sehingga kami mampu menulis makalah
“Sejarah Ekonomi Islam” dengan baik, serta karena petunjukNya-lah kami
mampu membedakan antara yang benar dan yang salah. Sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus yakni berupa ajaran agama Islam
yang menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
Ibu Risma Ayu Kinanti, M.SEI selaku dosen mata kuliah Prinsip-Prinsip Ekonomi
Syariah.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh
karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam
membuat makalah yang dapat diterapkan untuk masa-masa yang akan
datang serta dapat meningkatkan wawasan mengenai sejarah ekonomi
Islam.
2. Bagi Kampus
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat mengembangkan
dan meningkatkan kualitas kampus baik sistem pengajaran maupun tugas-
tugas pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Kharidatul Mudhiiah, Analisis Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Masa Klasik,
(Iqtishadia: Vol 8, No. 2, 2015), 190.
2
Umer Chapra, Tariqullah Khan, Regulation and Supervision of Islamic Bank, (Jeddah:
IRTI, IDB, 2000), 1.
3
Muhammad Nejatullah Siddiqi, Muslim Economic Thinking: A Survey of Contemporary
Literature, (United Kingdom: Islamic Foundation, 1981).
3
pembahasan filosof tertuju pada konsep kebahagiaan. Tokoh-tokoh fase
pertama diantaranya: Zaid bin Ali, Abu Hanifah, Abu Yusuf, As-Syaibani,
Ibnu Miskawaih, Al-Mawardi.
2. Fase Kemajuan (abad ke-11 sampai abad ke-15 M)
Fase kedua dikenal sebagai fase cemerlang, karena meninggalkan
banyak warisan intelektual yang telah disusun menjadi konsep-konsep
yang bisa diaplikasikan dalam kegiatan ekonomi dengan berlandaskan Al-
Qur’an dan hadits. Tokoh-tokoh fase kedua diantaranya: Al-Ghazali, Ibnu
Taimiyah, Ibnu Khuldun, Al-Maqrizi, Al-Syatibi.
3. Fase Stagnasi (tahun 1446 sampai 1932 M)
Fase ketiga dikenal dengan fase stagnasi, dikarenakan tertutupnya pintu
ijtihad. Para fuqaha hanya menuliskan kembali catatan-catatan para
pendahulunya, dan mengeluarkan fatwa-fatwa yang sesuai dengan aturan
standar dari masing-masing madzhab. Tokoh-tokoh fase ketiga
diantaranya: Shah Waliallah, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh,
Muhammad Iqbal.
2.2 Dasar Munculnya Pemikiran Ekonomi Islam
Dasar munculnya pemikiran ekonomi Islam sendiri sudah ada sejak
masa Nabi Muhammad SAW, kemudian terus berlanjut dan berkembang
hingga mencapai puncak kejayaannya yang sejalan dengan puncak peradaban
Islam beberapa abad silam. Munculnya dasar pemikiran ekonomi Islam berasal
dari Allah SWT melalui kitab suci Al-Quran dan hadits Nabi. Pandangan Al-
Qur’an terhadap harta dan aktivitas ekonomi sendiri berawal dari naluri
manusia, bahwa manusia memang secara naluriah punya kecintaan terhadap
apa yang diinginkan4. Firman Allah SWT dalam QS. Ali-‘Imran ayat 14:
َلَ ْال ُمسوم َِّة
َِّ بَو ْال ِّفض ِّةَو ْالخ ْي
َِّ ْرَ ْال ُمق ْنطرةََِّ ِّمنََالذه ِّ تَ ِّمنََالنِّسا ٓ َِّءَو ْالبنِّيْنََو ْالقن
َِّ اطي َ ِّ َُزيِّنََ ِّللن
َِّ َاسَ ُحبََالشهو
َِّ اّللَُ ِّع ْند َهَُ ُحسْنََُ ْالما
)٤١(َب َ ۗ َعَ ْالحيوةََِّالد ْنيا
َٰ َۗو ِّ امَو ْالح ْر
َُ ثََۗذ ِّلكََمتا َِّ َو ْاْل ْنع
Terjemahan:
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang
diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang
4
https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-pemikiran-ekonomi-islam/amp/
4
bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik”. (QS. Ali-‘Imran : 14)
Harta banyak atau kekayaan adalah sebuah kebaikan jika memenuhi
syarat tertentu, dan cara mendapatkannya harus dengan cara yang baik pula.
Disitulah peran ekonomi Islam, yakni membolehkan manusia memiliki harta
banyak atau kekayaan, asalkan cara mendapatkanya dengan cara yang baik
pula. Harta kekayaan yang cara memperolehnya dengan cara yang baik sesuai
aturan Allah, maka akan berkah.
Lain halnya jika cara mendapatkanya tidak baik, maka tidak akan
berkah meski dilimpahi banyak kekayaan. Umat muslim harus berhati-hati
dalam mendapatkan kekayaan, karena semua ada konsekuensinya. Umat
muslim dilarang mendapatkan harta kekayaan dari cara-cara yang haram,
bahkan sebaiknya menghindari cara-cara syubhat5.
2.3 Pentingnya Mempelajari Sejarah Ekonomi Islam
Banyak manfaat jika kita mempelajari sejarah ekonomi Islam. Salah
satunya adalah dengan mempelajari sejarah ekonomi Islam, akan menambah
pengetahuan dan kekaguman terhadap Islam. Karena dalam ekonomi Islam,
semuanya diatur secara sistematis dan tidak hanya memikirkan bagaimana
aktivitas ekonomi yang semata-mata mencari keuntungan.
Manfaat lainnya mempelajari sejarah ekonomi Islam adalah untuk
mengetahui nilai-nilai Islam dalam ekonomi. Selain itu, dengan mempelajari
sejarah ekonomi Islam, diharapkan dapat menjalankan etika dalam melakukan
aktivitas ekonomi seperti berdagang dan berbisnis. Urusan ekonomi tidak
semata mata soal bagaimana berdagang, menjalankan bisnis atau mencari
keuntungan, tetapi juga keadilan, kejujuran, dan etika juga dijunjung tinggi
dalam ekonomi Islam.
Mempelajari sejarah ekonomi Islam, akan mengerti bahwa berbisnis
ada kode etik, yaitu pertama, pelaku bisnis harus punya itikad dan niat baik
dalam memulai usahanya. Kedua, pelaku bisnis harus fokus terhadap bisnisnya
dan juga memenuhi kewajiban-kewajiban lain. Ketiga, dalam ekonomi Islam,
5
Ibid
5
bisnis tidak boleh menjadi penghambat kewajiban terhadap Allah SWT.
Keempat, pelaku bisnis sebaiknya jangan hanya jauhi hal-hal haram, tetapi juga
tinggalkan hal-hal atau perkara syubhat. Caranya dengan pertimbangkan fatwa
ulama dan gunakan akal pikiran.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peletakan dasar-dasar dan aturan perekonomian dalam Islam telah
dimulai sejak zaman Rasulullah SAW. Dimana Rasulullah mempraktikkan
ekonomi di kalangan masyarakat Madinah yang dibangun atas dasar nilai-nilai
Qur’ani dengan berasaskan persaudaraan, persamaan, kebebasan, dan keadilan.
Nejatullah Siddiqi memaparkan sejarah dalam tiga fase perkembangan.
Pertama, fase dasar-dasar ekonomi Islam. Kedua, fase kemajuan. Ketiga, fase
stagnasi.
Dasar munculnya pemikiran ekonomi Islam sendiri sudah ada sejak
masa Nabi Muhammad SAW, kemudian terus berlanjut dan berkembang
hingga mencapai puncak kejayaannya. Banyak manfaat jika kita mempelajari
sejarah ekonomi Islam. Salah satunya adalah dengan mempelajari sejarah
ekonomi Islam, akan menambah pengetahuan dan kekaguman terhadap Islam.
Karena dalam ekonomi Islam, semuanya diatur secara sistematis dan tidak
hanya memikirkan bagaimana aktivitas ekonomi yang semata-mata mencari
keuntungan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Chapra, Umer, dkk. (2000). Regulation and Supervision of Islamic Bank. Jeddah:
IRTI, Islamic Development Bank.
https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-pemikiran-ekonomi-islam/amp/.
Diakses pada 10 Oktober 2021 pukul 14.03 WIB.