XI-AP3
SMK SATRIA
Oleh :
Kelompok
-AisyahDatun Aini
-Pipit Anggraeini
-Putri Agustina
-Nur Lena
-Rika Aulia
-Muhammad Febriyansyah
PT GARUDA INDONESIA
o SEJARAH PT GARUDA INDONESIA
Memasuki dekade baru, garuda me-phase out De Havilland Heronnya pada 1960. Tidak
diketahui secara pasti alasan mereka menjualnya, Garuda menjual Heron mereka kepada Fujita
Airlines asal Jepang, salahsatunya jatuh pada 17 Agustus 1963. Dekade ini merupakan dekade
pembangunan sekaligus kemajuan untuk Garuda. Pada tahun 1961, Garuda mendatangkan
pesawat turboprop Lockheed L-188C Electra, ketiga pesawat baru itu masuk dinas aktif pada
bulan Januari 1961 dan diberi nama "Pulau Bali", "Candi Borobudur" dan "Danau Toba", yang
merupakan nama tujuan wisata Indonesia yang paling dikenal di luar negeri, tahun 1963, Garuda
membuka rute penerbangan menuju Tokyo dengan pesawat L-188 dengan perhentian
di Hongkong, rute ini kemudian dikenal dengan nama "Emerald Route". Garuda memasuki era
jet pada tahun 1964 dengan datangnya tiga pesawat baru Convair 990A yang diberi nama
"Majapahit", "Pajajaran" dan "Sriwijaya", yang merupakan nama kerajaan kuno di Indonesia dan
menjadikan Garuda Indonesia maskapai pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan
pesawat jet subsonik. Saat itu, jet bermesin empat Convair 990 merupakan pesawat berteknologi
canggih dan memiliki kecepatan tertinggi dibandingkan pesawat-pesawat lain yang sejenis,
seperti Boeing 707 dan Douglas DC-8. Dengan pesawat ini pula Garuda membuka penerbangan
antarbenua dari Jakarta ke Amsterdam melewati dengan
rute Jakarta - Bangkok - Mumbai - Karachi - Kairo- Roma - Frankfurt - Amsterdam Pada
tahun 1966, Garuda kembali memperkuat armada jetnya dengan mendatangkan sebuah pesawat
jet baru, yaitu Douglas DC-8. Sementara, pada akhir tahun 1960-an, Garuda membeli sejumlah
pesawat turboprop baru seperti, Fokker F27. Pesawat ini datang secara bertahap mulai
tahun 1969 hingga 1970 dari hasil penjualan beberapa pesawat berbadan lebar untuk memenuhi
pasar domestik yang terus berkembang. Pada 1970, rute menuju Kairo diganti menuju Athena
Dekade 1970-1980-an: Berkembang maju dan mendunia
Dilanjutkan pada dekade 1970-1980-an. Wiweko Soepono Dirut Garuda Indonesia,
melakukan program revitalisasi perusahaan yang mencakup perbaikan layanan, mengganti sistem
manajemen, anti-KKN, memperbarui dan menambah armada serta menambah rute Domestik dan
Internasional kemudian, beberapa pesawat di jual untuk menggarap pasar domestik dengan
Fokker F-27 dan Fokker F-28 dan pada pertengahan 1970an, muncul di mana sebuah tren
kenaikan jumlah penumpang yang naik pesawat dan tren tersebut tidak disia-siakan oleh Wiweko
dalam rencananya yang bernama Buy now for tomorrow profit untuk membeli pesawat berbadan
lebar dengan jarak jangkauan yang jauh dan penumpang yang banyak yaitu, Boeing B747-200
dan Douglas DC-10-30 yang di peruntukkan Garuda menerbangi rute baru di
Benua Asia, Australia dan Eropa dan pada tahun 1982 Garuda Indonesia menjadi maskapai
pengguna pertama Airbus A300B4-600 FFCC (Modifikasi kokpit dengan 2 awak). Memiliki
inisiatif dan inovasi yang menarik di Garuda Indonesia, Wiweko yang menjabat menjadi Dirut
selama 16 tahun berhasil membawa GIA menjadi maskapai terbesar ke 2 se Asia setelah Japan
Airlines serta menjadi maskapai terbesar dan berpengaruh di belahan bumi bagian selatan.
Kemudian pada tahun 1985, pimpinan GIA digantikan oleh R.A.J Lumenta. Kemudian,
Ia melakukan re-branding terhadap maskapai dengan mengubah nama dari Garuda Indonesian
Airways menjadi Garuda Indonesia dan memindahkan pangkalan utama yang sebelumnya berada
di Bandara Kemayoran dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma dipindahkan ke Soekarno Hatta
dan melakukan perbaikan sistem manajemen dan penambahan rute. Pada tahun 1985, Garuda
Indonesia berhasil merintis penerbangan menuju Amerika Serikat dengan Douglas DC-10-30
bersama maskapai Continental Airlines dengan destinasi Los Angeles dan berhenti di Denpasar-
Biak-Hawaii dengan menggunakan logo spesial gabungan dari Continental Airlines dan Garuda
Indonesia.
Dekade 1990-2000-an: Kesulitan ekonomi, kecelakaan beruntun dan reputasi buruk
o GAJI PEGAWAI
Captain Rp 55 juta
Engineer Rp 12 juta
o HAK PEGAWAI
Hak pegawai adalah bertanggung jawab atas tugas dan fungsi untuk melakukan pengurusan dan
pengelolaan, dan menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pekerjaannya yang sesuai
dengan maksud dan tujuan pekerjanya.
o KEWAJIBAN PEGAWAI
1) Senantiasa mengutamakan kepentingan perusahaan.
2) Saling membantu dan mengingatkan sesama rekan kerja agar selalu bekerja inovatif dan
goal oriented.
3) Membangun komunikasi dan koordinasi untuk mewujudkan tim kerja yang solid.
4) Pegawai wajib mematuhi perintah dan arahan pegawai pimpinan untuk kepentingan
perusahaan, seperti penempatan tugas.
5) Menjaga kerahasiaan, penyimpanan, penggunaan dan penyebaran data pribadi pegawai
yang digunakan tidak sebagaimana mestinya seperti nama, data kontak rumah dan kantor,
gaji, data training, catatan kinerja serta data lainnya baik kepada pihak internal maupun
kepada phak eksternal.
6) Mematuhi peraturan perundang-undangan nasional maupun internasional mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja yang dijadikan rujukan/acuan oleh perusahaan.
Asuransi perjalanan ini memberikan perlindungan kepada pegawai Garuda Indonesia baik untuk
perjalanan domestik maupun internasional. Perluasan jaringan layanan ini kami harapkan juga
akan semakin memudahkan para pengguna jasa Garuda Indonesia untuk mendapatkan jasa
layanan perlindungan yang maksimal dan dekat dengan lokasinya," tambah Nicodemus.
Untuk menjamin perjalanan yang nyaman terlindungi, Garuda Indonesia Travel Insurance
memberikan perlindungan sebelum dan selama perjalanan. Dimulai dengan penggantian biaya
yang tidak dapat dikembalikan seperti biaya transportasi, kunjungan wisata dan visa yang telah
dibayar dan biaya tambahan yang timbul akibat pembatalan dan perubahan perjalanan yang
sudah dipesan sebelumnya.
Ketika perjalanan terganggu dan harus pulang lebih awal, biaya-biaya yang tidak dapat
dikembalikan maupun biaya tambahan untuk perubahan perjalanan pun bisa diganti. Penumpang
juga akan mendapat santunan ketika mengalami ketidaknyamanan perjalanan akibat penundaan
perjalanan atau bagasi sejak minimal 2 jam penundaan. Perlindungan bagasi tersedia untuk
menjamin kerugian akibat kerusakan atau kehilangan bagasi beserta barang-barang pribadi
selama perjalanan.
Risiko sakit atau cedera ketika sedang melakukan perjalanan dapat menimbulkan biaya tidak
terduga yang besarannya tidak dapat diperkirakan. Asuransi ini juga memberikan perlindungan
komprehensif untuk berbagai risiko medis yang terjadi selama perjalanan, seperti biaya
pengobatan, santunan tunai rawat inap rumah sakit, sampai evakuasi dan repatriasi medis
darurat, tanpa ada risiko yang ditanggung sendiri (deductibles).