Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK

XI-AP3
SMK SATRIA
Oleh :
Kelompok
-AisyahDatun Aini
-Pipit Anggraeini
-Putri Agustina
-Nur Lena
-Rika Aulia
-Muhammad Febriyansyah
PT GARUDA INDONESIA
o SEJARAH PT GARUDA INDONESIA

Dekade 1920-1930-an: Perintis transportasi udara


Berhasilnya penerbangan pertama yang diawali oleh Wright Bersaudara pada Tahun 1903
di Kitty Hawk, Carolina Utara. Membuat para penerbang lain bermunculan dan mulai melakukan
berbagai penjelajahan yang luar biasa seperti yang dilakukan oleh Charles Lindbergh yang
melakukan penerbangan dari New York menuju Paris melintasi Samudera Atlantik yang dinilai
sebagai salah satu pencapaian fantastis pada saat itu, tak hanya menggugah para masyarakat yang
kelak menjadi penerbang yang ulung, tapi juga mendorong para negara penjajah untuk
memanfaatkan daerah jajahannya dengan melengkapi teknologi yang baru saja diadakan ini,
termasuk Belanda.
Belanda dalam rangka memperkuat sistem penjajahannya, mereka memperkuat sistem
perhubungan yang berpengaruh, dengan mendirikan perusahaan tranportasi udara yang bernama
KNILM pada tanggal 24 Oktober 1928 dengan modal sebesar 5 juta Gulden yang dihimpun dari
32 perusahaan dan pengusaha besar. Kemudian, dana yang telah dikumpulkan ini digunakan
untuk mendatangkan pesawat jenis Fokker VIII Trimotor yang berjumlah sebanyak 4 armada
dari Belanda. Setelah menempuh perjalanan yang rentang waktunya berbeda-beda, operasional
pertama KNILM diresmikan pada tanggal 1 November 1928 oleh Gubernur Jenderal Belanda,
De Graef yang disaksikan oleh H. Nieuwenhuis sebagai kepala KNILM, TH.J. De Bruyn sebagai
kepala administrasi keuangan dan Behege sebagai kepala dinas teknik serta Meal De Jong
sebagai handelszaken (Kepala Bagian Niaga) bersama warga Batavia di Bandara Cililitan.
Setelah berkembang lama, maskapai ini mati akibat Perang Dunia 2 yang diakibatkan oleh invasi
Jepang ke Asia Tenggara
Dekade 1940-1950-an: Awal pendirian, perjuangan, dan menjadi maskapai nasional
Setelah penerbangan KNILM bubar pada bulan Maret 1942 bersamaan dengan Hindia
Belanda jatuh ke tangan Jepang, Belanda kembali mendirikan maskapai lagi yang bernama KLM
Interinsulair Bedrijf pada tanggal 1 Agustus 1947 atau setelah Jepang menyerah kepada Sekutu
dan Belanda kembali ke Hindia Belanda. Tujuan Belanda mendirikan KLM Interinsulair Bedrijf
ini adalah untuk kembali melayani daerah jajahannya dengan menggunakan pesawat Dakota
sebanyak 20 unit yang merupakan bekas pakai dari KLM. Namun, tak lama kemudian pada
tanggal 28 Desember 1949 sebagai bagian dari pelaksanaan perjanjian KMB (Konferensi Meja
Bundar) di Den Haag, KLM IIB diserahkan kepada pihak Indonesia lalu diganti namanya
menjadi Garuda Indonesian Airways (GIA) (Sehingga hari tersebut dijadikan sebagai hari jadi de
facto Garuda Indonesia), di mana satu Dakota beregistrasi PK-DPD yang membawa Presiden
Soekarno terbang dari Jogjakarta (ibukota perjuangan) menuju Jakarta (ibukota negara). Garuda
Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari pemerintah Republik Indonesia pada
tahun 1950 dari KLM. Garuda Indonesia pada awalnya adalah hasil joint venture antara
pemerintah Indonesia dengan KLM dengan kalkulasi pemerintah Indonesia memiliki 51%
saham. Selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Tetapi karena paksaan
nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya pada tahun 1954 ke Pemerintah Indonesia dan
pada waktu yang bersamaan, maskapai ini memiliki 46 pesawat, termasuk 14
pesawat DeHavillandHeron yang dibeli Garuda antara 1953-1954. Tahun 1955, Garuda
Indonesia meresmikan pelayanan penerbangan haji menuju Jeddah dengan
rute Jakarta - Bangkok - Kolkata - Karachi - Sarjah - Jeddah menggunakan pesawat Convair CV-
340.
Saat itu, Garuda Indonesia telah memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara, dan
jadwal penerbangan. Kesiapan Garuda Indonesia ini membuat mereka berbeda dengan maskapai
pionir lainnya di Asia.
Dekade 1960-1970-an: Perkembangan signifikan dan berekspansi

Memasuki dekade baru, garuda me-phase out De Havilland Heronnya pada 1960. Tidak
diketahui secara pasti alasan mereka menjualnya, Garuda menjual Heron mereka kepada Fujita
Airlines asal Jepang, salahsatunya jatuh pada 17 Agustus 1963. Dekade ini merupakan dekade
pembangunan sekaligus kemajuan untuk Garuda. Pada tahun 1961, Garuda mendatangkan
pesawat turboprop Lockheed L-188C Electra, ketiga pesawat baru itu masuk dinas aktif pada
bulan Januari 1961 dan diberi nama "Pulau Bali", "Candi Borobudur" dan "Danau Toba", yang
merupakan nama tujuan wisata Indonesia yang paling dikenal di luar negeri, tahun 1963, Garuda
membuka rute penerbangan menuju Tokyo dengan pesawat L-188 dengan perhentian
di Hongkong, rute ini kemudian dikenal dengan nama "Emerald Route". Garuda memasuki era
jet pada tahun 1964 dengan datangnya tiga pesawat baru Convair 990A yang diberi nama
"Majapahit", "Pajajaran" dan "Sriwijaya", yang merupakan nama kerajaan kuno di Indonesia dan
menjadikan Garuda Indonesia maskapai pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan
pesawat jet subsonik. Saat itu, jet bermesin empat Convair 990 merupakan pesawat berteknologi
canggih dan memiliki kecepatan tertinggi dibandingkan pesawat-pesawat lain yang sejenis,
seperti Boeing 707 dan Douglas DC-8. Dengan pesawat ini pula Garuda membuka penerbangan
antarbenua dari Jakarta ke Amsterdam melewati dengan
rute Jakarta - Bangkok - Mumbai - Karachi - Kairo- Roma - Frankfurt - Amsterdam Pada
tahun 1966, Garuda kembali memperkuat armada jetnya dengan mendatangkan sebuah pesawat
jet baru, yaitu Douglas DC-8. Sementara, pada akhir tahun 1960-an, Garuda membeli sejumlah
pesawat turboprop baru seperti, Fokker F27. Pesawat ini datang secara bertahap mulai
tahun 1969 hingga 1970 dari hasil penjualan beberapa pesawat berbadan lebar untuk memenuhi
pasar domestik yang terus berkembang. Pada 1970, rute menuju Kairo diganti menuju Athena
Dekade 1970-1980-an: Berkembang maju dan mendunia
Dilanjutkan pada dekade 1970-1980-an. Wiweko Soepono Dirut Garuda Indonesia,
melakukan program revitalisasi perusahaan yang mencakup perbaikan layanan, mengganti sistem
manajemen, anti-KKN, memperbarui dan menambah armada serta menambah rute Domestik dan
Internasional kemudian, beberapa pesawat di jual untuk menggarap pasar domestik dengan
Fokker F-27 dan Fokker F-28 dan pada pertengahan 1970an, muncul di mana sebuah tren
kenaikan jumlah penumpang yang naik pesawat dan tren tersebut tidak disia-siakan oleh Wiweko
dalam rencananya yang bernama Buy now for tomorrow profit untuk membeli pesawat berbadan
lebar dengan jarak jangkauan yang jauh dan penumpang yang banyak yaitu, Boeing B747-200
dan Douglas DC-10-30 yang di peruntukkan Garuda menerbangi rute baru di
Benua Asia, Australia dan Eropa dan pada tahun 1982 Garuda Indonesia menjadi maskapai
pengguna pertama Airbus A300B4-600 FFCC (Modifikasi kokpit dengan 2 awak). Memiliki
inisiatif dan inovasi yang menarik di Garuda Indonesia, Wiweko yang menjabat menjadi Dirut
selama 16 tahun berhasil membawa GIA menjadi maskapai terbesar ke 2 se Asia setelah Japan
Airlines serta menjadi maskapai terbesar dan berpengaruh di belahan bumi bagian selatan.
Kemudian pada tahun 1985, pimpinan GIA digantikan oleh R.A.J Lumenta. Kemudian,
Ia melakukan re-branding terhadap maskapai dengan mengubah nama dari Garuda Indonesian
Airways menjadi Garuda Indonesia dan memindahkan pangkalan utama yang sebelumnya berada
di Bandara Kemayoran dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma dipindahkan ke Soekarno Hatta
dan melakukan perbaikan sistem manajemen dan penambahan rute. Pada tahun 1985, Garuda
Indonesia berhasil merintis penerbangan menuju Amerika Serikat dengan Douglas DC-10-30
bersama maskapai Continental Airlines dengan destinasi Los Angeles dan berhenti di Denpasar-
Biak-Hawaii dengan menggunakan logo spesial gabungan dari Continental Airlines dan Garuda
Indonesia.
Dekade 1990-2000-an: Kesulitan ekonomi, kecelakaan beruntun dan reputasi buruk

Selama dekade 1990an, Garuda Indonesia melakukan peremajaan armada dengan


melakukan pembelian armada pesawat 9 unit McDonnell-Douglas MD-11 yang datang pada
tahun 1991 untuk mengganti peran sebagai Pesawat Douglas DC-10, yang diikuti oleh berbagai
seri keluarga Boeing 737 Classic yang datang tahun berikutnya, sebagai pengganti DC-9,
serta Boeing 747-400 yang datang tahun 1994, dengan skema pembelian yang terdiri dari 2
dibeli langsung dari Boeing, 1 dibeli dari Varig dan Airbus A330-300 yang datang tahun 1996.
Pada masa ini juga, Garuda Indonesia mengalami dua musibah besar yang terjadi di dua tempat
yang memakan korban dalam jumlah yang cukup besar, yaitu peristiwa Garuda Indonesia
Penerbangan 865 yang terbang dari Fukuoka, Jepang, dan satunya lagi terjadi pada
pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 152 yang bertempat kejadiankan di Desa Sibolangit,
Sumatera Utara. Musibah yang kedua ini menewaskan seluruh penumpangnya, disamping itu,
maskapai ini sejak 1997 juga terkena imbas Krisis Finansial Asia yang juga membuat keuangan
Indonesia menjadi lesu. Hal ini membuat Garuda harus memotong semua rute yang tidak
menguntungkan, terutama rute jarak jauh menuju ke Eropa maupun Amerika. Disamping
menutup rute jarak jauh yang tidak menguntungkan, maskapai ini juga melakukan penyesuaian
ulang terhadap rute domestik yang ada, serta mengganti jumlah pesawat yang sudah tua secara
bertahap dengan menjual, mengalihkan dan memensiunkan armada Fokker F28 dan Airbus
A300 yang ada.

o GAJI PEGAWAI

Executive Assistant to CEO Rp 55 juta

Captain Rp 55 juta

Pilot Rp 44,8 juta

Vice President Rp 39,4 juta

Departement Head Rp 28,5 juta


Engineering Coordinator Rp 19,5 juta

Manager Rp 16,8 juta

Flight Attendant Rp 14,3 juta

Senior Cabin Crew Rp 14 juta

Engineer Rp 12 juta

Account Manager Rp 11 juta

Aircraft Technician Rp 10 juta

Marketing Rp 9,3 juta

Finance Analyst Rp 8,5 juta

Pramugari Rp 8,1 juta

Sales Marketing Executive Rp 8 juta

Management Trainee Rp 6,2 juta

o HAK PEGAWAI

Hak pegawai adalah bertanggung jawab atas tugas dan fungsi untuk melakukan pengurusan dan
pengelolaan, dan menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pekerjaannya yang sesuai
dengan maksud dan tujuan pekerjanya.

o KEWAJIBAN PEGAWAI
1) Senantiasa mengutamakan kepentingan perusahaan.
2) Saling membantu dan mengingatkan sesama rekan kerja agar selalu bekerja inovatif dan
goal oriented.
3) Membangun komunikasi dan koordinasi untuk mewujudkan tim kerja yang solid.
4) Pegawai wajib mematuhi perintah dan arahan pegawai pimpinan untuk kepentingan
perusahaan, seperti penempatan tugas.
5) Menjaga kerahasiaan, penyimpanan, penggunaan dan penyebaran data pribadi pegawai
yang digunakan tidak sebagaimana mestinya seperti nama, data kontak rumah dan kantor,
gaji, data training, catatan kinerja serta data lainnya baik kepada pihak internal maupun
kepada phak eksternal.
6) Mematuhi peraturan perundang-undangan nasional maupun internasional mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja yang dijadikan rujukan/acuan oleh perusahaan.

o PERLINDUNGAN PEKERJA YANG DIDAPAT OLEH PEGAWAI


a. Mendapatkan hak dasar libur, cuti, istirahat, serta mendapatkan pembatasan waktu kerja.
b. Memberikan makan dan minuman bergizi, menjaga kesusilaan, menyediakan angkutan
antar jemput bagi perempuan yang bekerja pada jam 23:00 sampai 05:00.
c. Mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama
d. Memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan hari tua, jaminan kematian, serta
jaminan kecelakaan kerja.

o ISI KONTRAK PEGAWAI

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dilaksanakan di auditorium Garuda Indonesia


Training Center pada 28 Agustus 2012. Perjanjian yang berlaku selama tiga tahun (2012-
2014) tersebut, berisi pasal-pasal mengenai manajemen karir, fasiltasi kesehatan pegawai,
program pengembangan SDM dan apresiasi pegawai sesuai masa kerja aktif.
Penandatanganan PKB dilakukan oleh Direktur Utama PT. Garuda Indonesia (Persero)
Tbk. Emirsyah Satar, EVP Human Capital and Corporate Affairs PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk. Heriyanto Agung Putra, dan masing-masing ketua Serikat Pekerja Garuda
(Sekarga), Asosiasi Pilot Garuda (APG), dan Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia
(IKAGI), serta disaksikan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Muhaimin
Iskandar. Dengan ditandatanganinya PKB ini Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Muhaimin Iskandar, yakin bahwa Garuda Indonesia akan memiliki team work yang semakin
kokoh dan siap melangkah lebih maju. Beliau juga mengatakan bahwa PKB merupakan salah
satu hal yang bersifat fundamental dalam keberhasilan perusahaan. Langkah yang diambil
oleh Garuda ini diharapkan dapat juga dilakukan oleh perusahaan BUMN di Indonesia pada
umumnya dan perusahaan-perusahaan di sektor jasa penerbangan lainnya.

o ASURANSI YANG DI DAPAT OLEH PEGAWAI

Asuransi perjalanan ini memberikan perlindungan kepada pegawai Garuda Indonesia baik untuk
perjalanan domestik maupun internasional. Perluasan jaringan layanan ini kami harapkan juga
akan semakin memudahkan para pengguna jasa Garuda Indonesia untuk mendapatkan jasa
layanan perlindungan yang maksimal dan dekat dengan lokasinya," tambah Nicodemus.

Untuk menjamin perjalanan yang nyaman terlindungi, Garuda Indonesia Travel Insurance
memberikan perlindungan sebelum dan selama perjalanan. Dimulai dengan penggantian biaya
yang tidak dapat dikembalikan seperti biaya transportasi, kunjungan wisata dan visa yang telah
dibayar dan biaya tambahan yang timbul akibat pembatalan dan perubahan perjalanan yang
sudah dipesan sebelumnya. 

Ketika perjalanan terganggu dan harus pulang lebih awal, biaya-biaya yang tidak dapat
dikembalikan maupun biaya tambahan untuk perubahan perjalanan pun bisa diganti. Penumpang
juga akan mendapat santunan ketika mengalami ketidaknyamanan perjalanan akibat penundaan
perjalanan atau bagasi sejak minimal 2 jam penundaan. Perlindungan bagasi tersedia untuk
menjamin kerugian akibat kerusakan atau kehilangan bagasi beserta barang-barang pribadi
selama perjalanan.

Risiko sakit atau cedera ketika sedang melakukan perjalanan dapat menimbulkan biaya tidak
terduga yang besarannya tidak dapat diperkirakan. Asuransi ini juga memberikan perlindungan
komprehensif untuk berbagai risiko medis yang terjadi selama perjalanan, seperti biaya
pengobatan, santunan tunai rawat inap rumah sakit, sampai evakuasi dan repatriasi medis
darurat, tanpa ada risiko yang ditanggung sendiri (deductibles).

Anda mungkin juga menyukai