Anda di halaman 1dari 10

‫‪Empat Jalan Menuju Surga‬‬

‫‪Khutbah I‬‬

‫سالَ ِم‪َ ،‬وأَ ْف َه َمنَا بِش َِر ْيعَ ِة النَّبِ ّي‬ ‫اْل َح ْم ُد هللِ اْل َح ْم ُد هللِ الّذِي َهدَانَا ُ‬
‫سبُ َل ال ّ‬
‫ش َه ُد أَ ْن ََل اِ َل َه ِإ ََّل هللاُ َو ْح َد ُه ََل ش َِر ْيكَ َلهُ‪ ،‬ذُواْل َجال ِل َواإل ْكرام‪،‬‬
‫َريم‪ ،‬أَ ْ‬
‫الك ِ‬
‫س ِلّ ْم‬ ‫ع ْب ُد ُه َو َرسولُه‪ ،‬اللّ ُه َّم َ‬
‫ص ِ ّل َو َ‬ ‫س ِيّ َدنَا َونَ ِبيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬‫ش َه ُد أَ ّن َ‬
‫َوأَ ْ‬
‫سان إ َلى‬ ‫إح ِ‬ ‫عين ِب ْ‬ ‫علَى ا ِله َوأ َ ْ‬
‫ص َحا ِب ِه َوالتَّا ِب َ‬ ‫س ِيّدِنا ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫بار ْك َ‬ ‫َو ِ‬
‫ِي ِبتَ ْق َوى هللاِ‬‫ص ْي ُك ْم َو َن ْفس ْ‬ ‫يَ ْو ِم ال ِدّين‪ ،‬أَ َّما بَ ْعدُ‪ :‬فَيَايُّ َها ِ‬
‫اإل ْخ َوان‪ْ ،‬أو ُ‬
‫ان اْلك َِري ْم‪ :‬أَع ُْوذُ ِباهللِ‬ ‫عتِ ِه لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْو ْن‪ ،‬قَا َل هللاُ تَعَ َ‬
‫الى فِي اْلقُ ْر ِ‬ ‫َو َطا َ‬
‫الر ِح ْي ْم‪َ :‬يا أَ ُّي َها الَّذ َ‬
‫ِين آَ َمنُوا‬ ‫ان َّ‬
‫الر ْح َم ِ‬
‫س ِم هللاِ َّ‬
‫الر ِج ْيم‪ِ ،‬ب ْ‬ ‫ِم َن الَّش ْي َط ِ‬
‫ان َّ‬
‫ص ِلحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم‬
‫سدِيدًا‪ ،‬يُ ْ‬ ‫اتَّقُوا هللا َوقُولُوا قَ ْو ًَل َ‬
‫از فَ ْو ًزا ع َِظي ًما وقال تعالى يَا اَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن‬ ‫سولَهُ فَقَ ْد فَ َ‬‫َو َم ْن يُ ِط ِع هللاَ َو َر ُ‬
‫َق هللاُ‬ ‫ق تُقَاتِ ِه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْ‬
‫س ِل ُم ْو َن‪َ .‬‬
‫صد َ‬ ‫آ َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا هللاَ َح َّ‬
‫العَ ِظي ْم‬

‫‪Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,‬‬

‫‪Marilah di hari ini kita mempertebal ketaqwaan kita‬‬


‫‪kepada‬‬ ‫‪Allah‬‬ ‫‪dengan‬‬ ‫‪menghindarkan‬‬ ‫‪diri‬‬ ‫‪dari‬‬
‫‪kecurangan, kebohongan dan berbagai sifat tercela lainnya.‬‬
‫‪Dan memulai hari-hari dengan amalan-amalan saleh yang‬‬
‫‪nyata sebagai pembuktian kebenaran Iman. Sebab, segala‬‬
perbuatan dan amal manusia, baik maupun buruk
merupakan pencerminan imannya kepada Allah SWT.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Ketika ada orang yang bertanya kepada kita,


bagaimana jalan untuk menggapai surga, tentu kita akan
menjawabnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau telah
memberikan beberapa penjelasan, yang akan
menghantarkan kita menuju surga Allah subhanahu
wata‘ala. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih
yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad sebagaimana
berikut:

َ ‫ َو‬،‫ َو ِصلُوا ْاْلَ ْر َحا َم‬،‫ط َعا َم‬


ُ َّ‫صلُّوا َوالن‬
‫اس‬ َّ ‫ َوأَ ْط ِع ُموا ال‬،‫س َال َم‬ َّ ‫أَ ْفشُوا ال‬
َ ‫نِيَا ٌم تَ ْد ُخلُوا ا ْل َجنَّةَ ِب‬
‫س َال ٍم‬
Artinya: Sebarkan kedamaian, berikan makanan,
bersilaturrahimlah, shalatlah ketika orang-orang tidur,
engkau akan masuk surga dengan damai.
Pertama, orang yang menghendaki untuk masuk
surga adalah orang yang menebarkan salam, perdamaian
dan kasih sayang. Menebarkan perdamaian bisa diawali
dengan member ucapan salam kepada saudara kita, yaitu
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Yang
artinya keselamatan, rahmat, dan berkah Allah subhanahu
wata‘ala semoga tercurahkan untukmu. Lazimnya ucapan
salam ini akan dijawab oleh saudara kita dengan jawaban
wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh yang
artinya bagimu keselamatan, rahmat dan berkah Allah
subhanahu wata‘ala. Ucapan tersebut tampak sepele,
namun memiliki makna yang mendalam.

Imam an-Nawawi dalam Syarah Sahih Muslim


menjelaskan bahwa ucapan salam tidak sekadar kata-kata,
namun mengandung arti menebarkan perdamaian, kasih
sayang dan kerukunan terhadap sesama, baik kepada
keluarga, tetangga, maupun terhadap sesama Muslim.
Kata salam juga menjadi kunci yang ampuh untuk
menghilangkan permusuhan, kebencian, dan
kerenggangan di antara sesama. Karena itu, Islam sangat
menganjurkan kita untuk saling mengucapkan salam,
tujuannya adalah mewujudkan kerukunan dan
kedamaian, dan menghilangkan kerenggangan dan
permusuhan di antara sesama.

Hadits di atas memberikan pelajaran kepada kita


bahwa tidak diperkenankan bagi seorang Muslim untuk
membenci dan menghujat sesama Muslim, menyebarkan
permusuhan, menebarkan ujaran kebencian dan
memutuskan tali persaudaraan. Karena menebarkan
permusuhan adalah ciri-ciri dari ajaran syaitan,
sebagaimana dalam Al-Qur’an Surat al-Maidah ayat 91,
syaitan memiliki tujuan menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara sesama Muslim.

Kedua, jalan untuk menggapai surga adalah


memberikan makanan, Selain kita diwajibkan untuk
mengeluarkan nafkah untuk keluarga, atau mengeluarkan
zakat atas harta, Nabi menganjurkan kepada kita untuk
bersedekah, terutama bagi orang-orang yang
membutuhkan. Mengapa memberikan makanan dapat
menghantarkan kita menuju surga? Karena orang yang
senang memberikan makanan adalah orang yang dekat
dengan surga. Sebagaimana riwayat Imam Turmudzi
dalam sunan Turmudzi Juz 3 halaman 407 disebutkan:

‫اس بَ ِعي ٌد ِم َن النَّ ِار‬ ٌ ‫يب ِم َن ال َجنَّ ِة قَ ِر‬


ِ َّ‫يب ِم َن الن‬ ٌ ‫َّللاِ قَ ِر‬ ٌ ‫س ِخ ُّي قَ ِر‬
َّ ‫يب ِم َن‬ َّ ‫ال‬
Artinya: “Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat
dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari
neraka.”
Imam Al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh kitab
Faidlul Qadir karya Muhammad al-Munawi, juz 4 halaman
138 menjelaskan, bahwa sikap dermawan merupakan buah
dari cinta akhirat, dan tidak berlebihan dalam mencintai
dunia fana. Sikap dermawan tumbuh dari penghayatan
seseorang tentang iman dan tauhid kepada Allah
subhanahu wata‘ala. Sehingga muncul sikap tawakkal dan
berserah diri kepada Allah, secara otomatis muncul sikap
percaya bahwa Allah adalah pemberi rezeki. Seorang
dermawan yakin bahwa orang berbuat baik dengan
mensedekahkan sebagian hartanya, Allah pasti akan
menggantinya sepuluh kali lipat kebaikan. Berbeda dengan
orang yang bakhil, ia adalah orang yang terlalu cinta dunia
dan ragu terhadap janji Allah . Karena itu, tempat yang
layak bagi seorang dermawan adalah surga, sebaliknya
tempat yang layak bagi orang bakhil adalah neraka.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Ketiga, menjalin silaturrahim dan persaudaraan,


walaupun hanya dengan ucapan salam. Dalam sebuah
riwayat Imam Hakim dalam Kitab Mustadrok Ala
Shohihain Juz 2 halaman 563, dengan sanad yang shahih
Nabi bersabda:

‫ِيرا َوأَ ْد َخلَهُ ا ْل َجنَّ َة ِب َر ْح َم ِت ِه‬


ً ‫سابًا يَس‬ َّ ُ‫س َبه‬
َ ‫َّللاُ ِح‬ َ ‫ث َم ْن ك َُّن ِفي ِه َحا‬ ٌ ‫ثَ َال‬
، َ‫ع َّم ْن َظلَ َمك‬ َ ‫ َوتَ ْعفُو‬، َ‫ ت ُ ْع ِطي َم ْن َح َر َمك‬:‫َّللاِ؟ قَا َل‬ ُ ‫ ِل َم ْن يَا َر‬:‫قَالُوا‬
َّ ‫سو َل‬
ُ ‫ فَ َما ِلي يَا َر‬، َ‫ فَ ِإذَا فَعَ ْلتُ ذَ ِلك‬:‫َوتَ ِص ُل َم ْن قَ َطعَكَ » قَا َل‬
:‫سو َل هللاِ؟ قَا َل‬
‫َّللاُ ا ْل َجنَّةَ ِب َر ْح َم ِت ِه‬
َّ َ‫ِيرا َويُد ِْخلَك‬
ً ‫سابًا َيس‬
َ ‫ب ِح‬ َ ‫أَ ْن ت ُ َحا‬
َ ‫س‬
Artinya: “Tiga hal yang menjadikan seseorang akan
dihisab Allah dengan mudah dan akan dimasukkan ke
surga dengan Rahmat-Nya. Sahabat bertanya, bagi siapa
itu wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Nabi
bersabda: Engkau memberi orang yang menghalangimu,
engkau memaafkan orang yang mendzalimimu, dan
engkau menjalin persaudaraan dengan orang yang
memutuskan silaturrahim denganmu. Sahabat bertanya,
jika saya melakukannya, apa yang saya dapat wahai
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Nabi bersabda:
engkau akan dihisab dengan hisab yang ringan dan Allah
akan memasukkanmu ke surga dengan rahmat-Nya.”

Mengenai pentingnya silaturrahim, terdapat sebuah


cerita dari Imam Ashbihani yang termaktub dalam kitab
Irsyadul Ibad halaman 94, suatu ketika sahabat duduk di
sisi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
Kemudian Nabi bersabda: tidak boleh duduk dengan kami
orang yang memutuskan silaturrahim, kemudian seorang
pemuda keluar dari halaqoh, pemuda tersebut mendatangi
bibinya untuk menyelesaikan sesuatu masalah di antara
keduanya, kemudian bibinya meminta maaf terhadap
pemuda tersebut. Setelah urusan selesai, pemuda kembali
ke halaqoh, kemudian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: sesungguhnya rahmat Allah tidak
akan turun pada suatu kaum, yang di dalamnya terdapat
orang yang memutuskan persaudaraan.
Keempat, menjalankan shalat malam ketika banyak
orang telah tidur terlelap. Shalat malam menjadi shalat
yang spesial karena dilakukan di waktu banyak orang
beristirahat dan lalai dari berdzikir kepada Allah
subhanahu wata‘ala. Shalat malam juga menjadi indikasi
seseorang jauh dari riya’ dan pamer dalam beribadah,
karena di waktu ini banyak orang beristirahat. Sehingga
bagi orang yang menjalankan ibadah di waktu malam
mendapatkan ganjaran yang lebih, terutama oleh Nabi
disabdakan sebagai orang yang akan masuk surga dengan
tanpa kesulitan. Nabi juga bersabda:

“Seutama-utama puasa setelah ramadhan adalah


puasa di bulan Muharram, dan seutama-utama shalat
sesudah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim
No. 1163)

Menebarkan salam dan kedamaian, memberikan


makanan, menjalin persaudaraan, dan shalat malam
adalah anjuran dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, agar kita dapat menggapai surga dengan tanpa
kesulitan dan tanpa banyak rintangan. Jika kita konsisten
dan istiqamah dengan anjuran Nabi tersebut, Allah akan
memberikan kita pertolongan untuk mengerjakan
kebaikan dan menjauhi perbuatan yang kurang
menyenangkan, sehingga di akhir hayat kita mendapatkan
kematian yang husnul khotimah. Allâhumma Âmîn.

Perlu diingat, Nabi yang telah dijamin masuk surga


oleh Allah subhanahu wata‘ala selalu giat dalam beribadah
kepada Allah subhanahu wata‘ala. Dalam kehidupan di
tengah masyarakat, Nabi selalu baik hati, riang dan sopan
terhadap semua orang. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
selalu yang lebih duluan memberikan salam, sekalipun
kepada anak-anak dan para sahaya. Nabi selalu
memberikan apa yang dimiliki kepada para sahabatnya,
walaupun beliau sendiri dalam keadaan kekurangan. Nabi
selalu bersilaturrahim dan memaafkan terhadap setiap
orang, walaupun terhadap orang yang pernah
memusuhinya, dan Nabi selalu menjalankan shalat malam,
hingga kedua telapak kaki beliau membengkak. Semoga
kita semua dapat mencontoh prilaku dan ajaran Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Demikianlah khotbah singkat kali ini, semoga hal ini dapat


menjadi bahan renungan yang mendalam, bagi kita semua
amin.

‫ َوأ ْد َخلَنَا و ِإيَّاكم فِي ُز ْم َر ِة‬،‫اآلمنِين‬


ِ ‫َجعَلَنا هللاُ َوإيَّاكم ِم َن الفَائِ ِزين‬
‫مان‬
ِ ‫الر ْح‬ َّ ِ‫س ِم هللا‬ْ ‫ ِب‬،‫الر ِجي ْم‬َّ ‫طان‬
ِ ‫ش ْي‬ َّ ‫ أعُوذُ ِباهللِ ِم َن ال‬:‫ِعبَا ِد ِه ال ُم ْؤ ِمنِ ْي َن‬
‫سدِيدًا با َ َركَ هللاُ ِل ْي‬ َ ‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْو ًَل‬ َ ‫ يَا أَيُّ َها الَّذ‬:‫الر ِحي ْم‬
َّ ‫ِين آ َمنُوا اتَّقُوا‬ َّ
‫آن ال َع ِظ ْي ِم‪َ ،‬ونَفَ َعنِ ْي َو ِإيّا ُك ْم ِباآليا ِ‬
‫ت و ِذ ْك ِر ال َح ِك ْي ِم‪ .‬إنّهُ‬ ‫َولك ْم فِي القُ ْر ِ‬
‫تَعاَلَى َج ّوا ٌد ك َِر ْي ٌم َم ِلكٌ بَ ٌّر َرؤ ُْو ٌ‬
‫ف َر ِح ْي ٌم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫ش َه ُد أَ ْن‬
‫َلى تَ ْو ِف ْي ِق ِه َوا ِْم ِتنَا ِن ِه‪َ .‬وأَ ْ‬
‫ش ْك ُر لَهُ ع َ‬
‫سا ِن ِه َوال ُّ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫َلى ِإ ْح َ‬
‫س ِيّ َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬
‫ع ْب ُد ُه‬ ‫أن َ‬ ‫ش َه ُد َّ‬‫َلَ اِلَ َه ِإَلَّ هللاُ َوهللاُ َو ْح َدهُ َلَ ش َِر ْيكَ لَهُ َوأَ ْ‬
‫علَى اَ ِل ِه‬ ‫علَى َ‬
‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ‬ ‫ص ِ ّل َ‬ ‫إلى ِر ْ‬
‫ض َوانِ ِه‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫س ْولُهُ الدَّا ِعى َ‬ ‫َو َر ُ‬
‫اس اِتَّقُوهللاَ ِف ْي َما أَ َم َر‬
‫س ِل ْي ًما ِكث ْي ًرا أَ َّما َب ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫س ِلّ ْم تَ ْ‬ ‫َواَ ْ‬
‫ص َحا ِب ِه َو َ‬
‫ع َّما َن َهى‬ ‫َوا ْنتَ ُه ْوا َ‬

‫س ِه َوثَـنَى ِب َمآلئِ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِ‬


‫س ِه‬ ‫َوا ْعلَ ُم ْوا أَ َّن هللاَ أَ َم َر ُك ْم ِبأ َ ْم ٍر بَ َدأَ فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِ‬
‫َلى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا‬
‫صلُّ ْو َن ع َ‬ ‫َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآل ِئ َكتَهُ يُ َ‬
‫صلَّى هللاُ‬ ‫علَى َ‬
‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫ص ِ ّل َ‬ ‫س ِل ْي ًما الل ُه َّم َ‬‫س ِلّ ُم ْوا تَ ْ‬‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬ ‫َ‬
‫س ِلكَ َو َمآلئِ َك ِة‬‫علَى اَ ْنبِيآئِكَ َو ُر ُ‬ ‫علَى آ ِل َ‬
‫سيِّدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫س ِلّ ْم َو َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫َ‬
‫عثْ َمان‬ ‫ع َمر َو ُ‬ ‫ش ِد ْي َن أَ ِبى َب ْك ٍر َو ُ‬
‫لرا ِ‬ ‫ض اللّ ُه َّم ع َِن اْل ُخلَفَ ِ‬
‫اء ا َّ‬ ‫ار َ‬ ‫اْل ُمقَ َّر ِب ْي َن َو ْ‬
‫ان‬
‫س ٍ‬‫ص َحابَ ِة َوالتَّا ِب ِع ْي َن َوتَا ِب ِعي التَّا ِب ِع ْي َن لَ ُه ْم ِبا ِْح َ‬‫ع ِلى َوع َْن بَ ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫َو َ‬
‫اح ِم ْي َن‬ ‫عنَّا َمعَ ُه ْم بِ َر ْح َمتِكَ يَا اَ ْر َح َم َّ‬
‫الر ِ‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫اِلَىيَ ْو ِم ال ِ ّد ْي ِن َو ْ‬

‫ت اََلَ ْحيآ ُء‬


‫س ِل َما ِ‬‫س ِل ِم ْي َن َواْل ُم ْ‬
‫ت َواْل ُم ْ‬‫ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِم ِن ْي َن َواْل ُم ْؤ ِم َنا ِ‬ ‫اَلل ُه َّم‬
‫س ِل ِم ْي َن َوأَ ِذ َّل ال ِ‬
‫ش ّْركَ‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫ت الل ُه َّم أَ ِع َّز اْ ِإل ْ‬ ‫َواَْلَ ْم َوا ِ‬ ‫ِم ْن ُه ْم‬
‫اخذُ ْل‬
‫ص َر ال ِ ّد ْي َن َو ْ‬ ‫ص ْر ِعبَادَكَ اْل ُم َو ِ ّح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬
‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫َواْل ُمش ِْر ِك ْي َن َوا ْن ُ‬
‫س ِل ِم ْي َن َو د ِ َّم ْر أَ ْعدَا َءال ِ ّد ْي ِن َوا ْع ِل َك ِل َما ِتكَ ِإلَى َي ْو َم ال ِ ّد ْي ِن‪.‬‬‫َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْ‬
‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة‬ ‫لم َح َن َو ُ‬ ‫الزَلَ ِز َل َواْ ِ‬
‫لوبَا َء َو َّ‬ ‫عنَّا اْل َبالَ َء َواْ َ‬ ‫الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬
‫صةً َو َ‬
‫سا ِئ ِر‬ ‫سيَّا خآ َّ‬ ‫لم َح َن َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َط َن ع َْن بَ َل ِدنَا اِ ْندُو ِن ْي ِ‬‫َواْ ِ‬
‫اوا ِْن لَ ْم‬ ‫ب اْل َعالَ ِم ْي َن‪َ .‬ربَّنَا َظلَ ْمنَا اَ ْنفُ َ‬
‫سنَ َ‬ ‫س ِل ِم ْي َن عآ َّمةً َيا َر َّ‬ ‫اْلبُ ْلد ِ‬
‫َان اْل ُم ْ‬
‫سنَةً‬ ‫تَ ْغ ِف ْر لَنَا َوتَ ْر َح ْمنَا لَنَك ُْونَ َّن ِم َن اْل َخا ِ‬
‫س ِر ْي َن‪َ .‬ربَّنَا آ ِتنا َ ِفى ال ُّد ْن َيا َح َ‬
‫اب النَّ ِار‪ِ .‬عبَا َد هللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ِباْلعَ ْد ِل‬
‫عذَ َ‬‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫َوفِى اْ ِ‬
‫شآء َواْل ُم ْنك َِر َواْلبَ ْغي‬
‫بى َويَ ْن َهى ع َِن اْلفَ ْح ِ‬ ‫تآء ذِي اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َوإِ ْي ِ‬ ‫س ِ‬ ‫َواْ ِإل ْح َ‬
‫َلى ِن َع ِم ِه‬
‫شك ُُر ْو ُه ع َ‬ ‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَك َُّر ْو َن َوا ْذك ُُروا هللاَ اْل َع ِظ ْي َم َي ْذك ُْر ُك ْم َوا ْ‬
‫َي ِع ُ‬
‫يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْك َبر‬

Anda mungkin juga menyukai