Anda di halaman 1dari 7

JNPH

Volume 5 No. 2 (Desember 2017)


© The Author(s) 2017

APLIKASI MODEL KONSEP KEPERAWATAN CALISTA ROY PADA TN. N POST OP


HERNIA INGUINALIS DI RUANGAN SAFA RS.KOTA BENGKULU
PROVINSI BENGKULU

APPLICATION OF MODEL NURSING CONCEPT OF CALISTA ROY ON TN. N


POST OP HERNIA INGUINALIS AT SAFA ROOM IN BENGKULU CITY HOSPITAL
BENGKULU PROVINCE

SURYANTI
UPTD PUSKESMAS KANDANG KOTA BENGKULU
Email: Suryantifdma77@gmail.com

ABSTRAK

Hernia merupakan prostusi atau penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan. Hernia disebabkan karena adanya tekanan intra abdomen seperti
batuk dan mengejan. Hernia apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan terjadinya
perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat
dikembalikan lagi. Penderita hernia memang kebanyakan laki-laki, kebanyakan penderitanya
akan merasa nyeri, jika terjadi infeksi didalamnya. Hernia yang terjadi pada anak – anak lebih
disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan
turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang
tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya dinding otot
perut.Teori adaptasi Calista Roy merupakan model keperawatan yang menguraikan bagaimana
individu mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif serta
mampu merubah perilaku yang inadaptif. Jenis studi kasus ini adalah studi kasus post op hernia
inguinalis dengan aplikasi teori Calista Roy dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu
metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang
suatu keadaan secara obyektif dan memusatkan perhatian pada objek tertentu. Hasil penelitian
didapatkan keefektifan dalam teori Calista Roy pada post op hernia inguinalis ini yaitu
mengajarkan klien untuk beradaptasi baik adaptasi prilaku maupun fisiologi, dimana Tn. N
dapat beradaptasi baik internal dan eksternal, dengan melaksanakan implementasi yang
diberikan dengan mengacu pada adaptasi untuk mencapai derajat optimal yang telah
disampaikan dapat dilakukan dengan Tn. N secara bertahap. Dimana pelaksanaan tindakan
dilakukan selama 6 hari dan pada hari pertama pelaksanaan tindakan cara mengatasi nyeri pada
daerah post op saat beraktifitas dan pada hari ke 6 semua implementasi dapat dipahami dan
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas klien dan prilaku pola makan yang baik, lebih
memfokuskan untuk mencoba mengubah prilaku klien dalam mengatasi masalah. Secara
khusus, perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau sakit.
Perawat mampu mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal, kontektual, maupun
residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi.
Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan
melalui penguatan regulator, kongnator dan mekanisme koping yang lain.
Kata Kunci: post op hernia inguinalis, teori calista roy

81
ABSTRACT

Hernia is a prosthesis or protrusion of the contents of the cavity through a defect or a weak
portion of the cavity wall in question. Hernias are caused by intra-abdominal pressure such as
coughing and straining. Hernia if not treated immediately will cause adhesion between the
contents of the hernia with a hernia pouch wall so that the contents of the hernia can not be
restored again. Patients with hernias are mostly male, most sufferers will feel pain, if there is
infection in it. Hernia that occurs in children is more due to lack of perfect procesus vaginalis to
close along with the decline of the testes or testicles. While in adults, due to the high pressure in
the abdominal cavity and due to age factors that cause weakness of the abdominal muscle wall.
Calista Roy adaptation theory is a model of nursing that describes how individuals can improve
health by maintaining adaptive behavior and able to change behavior that adaptive. This case
study type is case study of post op hernia inguinalis with application of Calista Roy theory by
using descriptive method that is a method done with main aim to create picture or description
about a situation objectively and concentrate on certain object. The results of this research show
that effectiveness in Calista Roy's theory of post inguinal hernia is to teach the client to adapt
both behavioral and physiological behaviors. N can adapt both internally and externally, by
implementing the given implementation with reference to adaptation to achieve the optimum
degree that has been delivered can be done with Tn. N gradually. Where the implementation of
the action carried out for 6 days and on the first day of the implementation of action how to deal
with pain in the post op area during activity and on day 6 all implementations can be
understood and done to meet the needs of client activities and good eating habits, focusing on
trying to change client behavior in troubleshooting. In particular, the nurse must be able to
improve the patient's adaptive response to a healthy situation or illness. The nurse is able to take
action to manipulate the focal, contextual, and residual stimuli stimuli by performing an
analysis so that the stimuli are in the adaptation area. Nurses should be able to act to prepare
patients to anticipate changes through strengthening regulators, conglomerates and other coping
mechanisms.
Keywords: post op hernia inguinalis, calista roy theory

PENDAHULUAN permasalahan yang biasa ditemukan dalam


kasus bedah. Kasus kegawatdaruratan dapat
Masyarakat modern saat ini sering terjadi apabila hernia inguinalis bersifat
mengalami masalah kesehatan terutama strangulasi (ireponibel disertai gangguan
kesehatan pada pencernaan. Pencernaan pasase) dan inkarserasi (ireponibel disertai
bukan hanya memperhatikan bagaimana gangguan vascularisasi). Inkarserasi
kebutuhan makanan dapat terpenuhi merupakan penyebab obstruksi usus nomor
melainkan juga memperhatikan bagaimana satu dan tindakan operasi darurat nomor dua
proses metabolic dapat berlangsung dengan setelah apendicitis akut di Indonesia
baik, sehingga pencernaan dapat di asumsikan (Sjamsuhidajat, 2010 dan Greenberg et al,
sebagai sebuah proses metabolic dimana saat 2008).
mahluk hidup memproses secara kimiawi Berdasarkan laporan WHO dari data
maupun mekanik sebuah zat menjadi nutrisis NHS, melaporkan bahwa pada tahun 2001-
yang di butuhkan oleh tubuh. Akan tetapi 2002 ada sekitar 70.000 operasi hernia
apabila terjadi perubahan pada proses ini inguinal telah dilakukan di Inggris dan
maka akan terjadi ganguan pencernaan yang melibatkan 0,14% dari populasi, dan
salah satunya adalah hernia membutuhkan lebih dari 100.000 NHS rumah
(Reksoprodjo,2007) sakit tempat tidur hari. Dari prosedur ini,
Hernia inguinalis merupakan 62.969 adalah untuk perbaikan hernia primer

82 Journal of Nursing and Public Health


dan 4939 adalah untuk perbaikan hernia keduanya mempunyai persentase sekitar 75-
berulang. 80 % dari seluruh jenis hernia, hernia
Insiden hernia merupakan antara insiden insisional 10 %, hernia ventralis 10 %, hernia
yang paling sering terjadi di Amerika Serikat umbilikalis 3 %, dan hernia lainnya sekitar 3
pada tahun 2009 dimana sekitar 700.000 % (Sjamsuhidajat, 2010 dan Lavelle et al,
operasi hernia yang dilakukan setiap tahun. 2002). Secara umum, kejadian hernia
Bedasarkan survey yang dilakukan di inguinalis lebih banyak diderita oleh laki-laki
Amerika Serikat Hernia Inguinalis merupakan dari pada perempuan. Angka perbandingan
penyakit peringkat kelima di AS. Hernia kejadian hernia inguinalis 13,9 % pada laki-
inguinalis merupakan satu penyebab dari laki dan 2,1 % pada perempuan (Ruhl, 2007).
masalah bedah yang paling sering dijumpai Peningkatan angka kejadian Hernia
pada masa bayi dan anak. Inguinalis di Indonesia banyak terjadi daerah
Di Amerika Serikat, perkiraan provinsi Jawa Tengah bisa disebabkan karena
berdasarkan data cross-sectional ditunjukkan ilmu pengetahuan dan tehnologi semakin
bahwa sekitar 700.000 perbaikan hernia berkembang dengan pesat sejalan dengan hal
inguinalis yang dilakukan pada tahun 1993. tersebut, maka permasalahan manusiapun
Hernia Inguinalis di sisi kanan adalah tipe semakin kompleks salah satunya kebutuhan
hernia yang paling banyak dijumpai pria dan ekonomi yang semakin mendesak (Haryono,
wanita,dimana sekitar 25% pria dan 2% 2012).
wanita mengalami hernia inguinalis. Angka Hal tersebut menuntut manusia untuk
kejadian Hernia inguinalis lateralis di berusaha mencukupi kebutuhannya dengan
Amerika dapat di mungkinkan dapat terjadi usaha yang ekstra, tentunya itu
karena anomali congenital. mempengaruhi pola hidup dan kesehatannya
Suatu survey nasional dari praktek yang dapat menyebabkan kerja tubuh yang
umum, meliputi sekitar 1% dari populasi berat yang dapat menimbulkan kelelahan dan
Inggris dan Wales tahun 1991-1992, kelemahan dari berbagai organ tubuh.
menemukan bahwa sekitar 95% dari orang Penyebab penyakit hernia yaitu dengan
yang datang ke fasilitas pelayanan primer bekerja berat untuk memenuhi kebutuhannya
dengan hernia inguinalis adalah laki- seperti mengangkat beban berat, biasa
laki.Sebuah jumlah yang sama dari perbaikan mengkonsumsi makanan kurang serat, yang
hernia inguinalis yang dilakukan dalam menyebabkan konstipasi sehingga mendorong
pengaturan kesehatan publik di Inggris pada mengejan saat defekasi. (Haryono,2012)
tahun 2002-2003. Hernia merupakan prostusi atau
Menurut data dari National Center for penonjolan isi rongga melalui defek atau
Health Statistics, Hernia Inguinalis bagian lemah dari dinding rongga
menduduki peringkat pertama lima besar bersangkutan. Hernia disebabkan karena
tindakan operasi yang paling banyak adanya tekanan intra abdomen seperti batuk
dilakukan oleh ahli bedah Amerika pada dan mengejan. Hernia apabila tidak segera
tahun 1991 yaitu sebanyak 680.000 kasus ditangani akan menyebabkan terjadinya
(Eubanks, 2001). Penelitian terhadap 2.538 perlengketan antara isi hernia dengan dinding
veteran pemerintah di Amerika yang kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat
menjalani Hernioraphy pada tahun 1966-1980 dikembalikan lagi. Penderita hernia memang
memperlihatkan 57% kasus Hernia Inguinalis kebanyakan laki-laki, kebanyakan
Lateralis (Kong & Hiatt, 2007). penderitanya akan merasa nyeri, jika terjadi
Di Indonesia hernia menempati urutan infeksi didalamnya. Hernia yang terjadi pada
kedelapan dengan jumlah 292.145 kasus. anak – anak lebih disebabkan karena kurang
Angka kejadian hernia inguinalis sempurnanya procesus vaginalis untuk
(medialis/direk dan lateralis/indirek) 10 kali menutup seiring dengan turunnya testis atau
lebih banyak daripada hernia femoralis dan buah zakar. Sementara pada orang dewasa,

83
karena adanya tekanan yang tinggi dalam keperawatan, implementasi keperawatan, dan
rongga perut dan karena faktor usia yang evaluasi keperawatan mengenai kasus yang
menyebabkan lemahnya dinding otot perut. penulis angkat.
(Liu & Campbell,2011)
Teori adaptasi Calista Roy merupakan Tahap Pengkajian
model keperawatan yang menguraikan
bagaimana individu mampu meningkatkan Pengkajian juga disebut sebagai
kesehatan dengan cara mempertahankan pengumpulan data adalah langkah awal dalam
perilaku adaptif serta mampu merubah berfikir kritis dan pembuat keputusan yang
perilaku yang inadaptif. Teori adaptasi mengarah pada diagnosis keperawatan.
Calista Roy sudah diterapkan pada pasien Menurut dermawan & rahayuningsih (2010)
dengan berbagai macam penyakit di RSUPN hal yang perlu dikaji pada penderita hernia
Dr.Cipto Mangunkusomo Jakarta tahun 2014. inguinalis adalah memiliki riwayat pekerjaan
Teori Aplikasi Roy ini telah diterapkan pada mengangkat beban berat, duduk terlalu lama,
Ny. P dengan kasus anemia di RT 5 Rawa terdapat benjolan pada bagian yang sakit,
Makmur Kota Bengkulu Oleh Zelyanti 2016. kelemahan otot, nyeri tekan, keluhan nutrisi
Penerapan teori ini akan membantu tidak terpenuhi karena nyeri pada perut
seseorang beradaptasi terhadap perubahan Penulis melakukan pengkajian pada Tn.N
kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi berdasarkan proses pengkajian melalui proses
peran dan interdependensi selama sehat dan wawancara dengan keluarga dan observasi
sakit (Tomey & Alligood,2007). Pendekatan pada klien. Pengkajian dilakukan di dapatkan
asuhan keperawatan dengan menggunakan data yaitu nama pasien Tn.N, umur 57 th,
pendekatan teori adaptasi Calista Roy alamat Jl. Sepakat kel. Kampung Melayu kota
dipandang sangat ideal untuk diterapkan Bengkulu, pekerjaan kuli bangunan,
dalam memberikan pelayanan asuhan pendidikan SD, pengkajian pada pasien
keperawatan professional terutama pada terdapat nyeri pada abdomen bawah kanan,
pasien dengan penyakit kronis yang terdapat bekas luka post op hernia inguinalis,
memerlukan adaptasi panjang terhadap klien tampak meringis menahan kesakitan,
perubahan status kesehatannya. dari pengkajian pola makan klien tidak
teratur, biasanya 3x sehari dengan porsi
METODE PENELITIAN normal, menjadi 3x sehari setengah porsi
biasa.
Jenis studi kasus ini adalah studi kasus Dalam pengkajian klien Calista Roy
post op hernia inguinalis dengan aplikasi teori menganjurkan klien beradaptasi terhadap
Calista Roy dengan menggunakan metode prilaku dan fisiologi. Dia melakukan
deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan pengamatan yang tepat mengenai semua
dengan tujuan utama untuk membuat aspek kesehatan fisik klien dari prilaku, ia
gambaran atau deskripsi tentang suatu mencatat bahwa observasi (pengkajian) bukan
keadaan secara obyektif dan memusatkan demi berbagai informasi/ fakta yang
perhatian pada objek tertentu (Notoatmojo, mencurigakan, tetapi demi menyelamatkan
2010). hidup dan meningkatkan kesehatan dan
keamanan. Lazarus (1966) mencatat bahwa
HASIL PENELITIAN konsep Calista Roy mengkombinasikan teori
adaptasi helson dengan definisi dan
Aplikasi teori Calista Roy dalam pandangan terhadap manusia sebagai system
pemberian asuhan keperawatan pada Tn. N yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut
dengan Post op Hernia Inguinalis. Dalam Bab Roy juga mengadaptasi nilai humanisme
ini, penulis akan membahas meliputi segi dalam model konseptualnya berasal dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan konsep A.H Maslow untuk mengalih

84 Journal of Nursing and Public Health


keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Dengan tujuan setelah dilakukan tindakan
Roy humanisme dalam keperawatn adalah keperawatan selama 5x24 jam klien dapat
keyakinan terhadap kemampuan koping beradaptasi dengan rasa nyeri dengan
masyarakat yang dapat meningkatkan derajat melakukan perawatan yang optimal. Dan
kesehatan. kriteria hasil klien mampu melakukan
Nursalam (2008), pengkajian aktivitas dengan baik. Keluarga dapat
keperawatan dalam tahap awal dari proses melakukan perawatan pada anggota keluarga
keperawatan dan merupakan suatu proses yang sakit.
pengumpulan data yang sistematis dari Intervensi yang dapat disusun berikan
berbagai sumber untuk mengevaluasi dan pengetahuan kepada pasien, dan anggota
mengindentifikasi status kesehatan klien. keluarga pasien yang menderita post op
Informasi yang didapat dari klien (sumber hernia inguinalis, berikan pengetahuan
data primer), data yang didapat dari orang kepada anggota keluarga tentang cara
lain (data sekunder), catatan kesehatan klien, membantu pasien untuk beraktifitas agar
informasi atau laporan laboratorium, tes pasien tidak merasa nyeri, bimbing keluarga
diagnostic keluarga dan orang yang terdekat untuk selalu mengontrol aktivitas pasien.
atau anggota tim kesehatan merupakan Calista Roy (1989) menyatakan bahwa
pengkajian data dasar. prilaku sangat penting untuk kesehatan baik
internal maupun ekternal.
Diagnosa Keperawatan Perencanaan difokuskan pada adaptasi
prilaku untuk meningkat kesehatan klien. Hal
Data yang di peroleh terdapat bekas luka ini tidak sejalan dengan pendapat Wong
post op hernia inguinalis sehingga klien (2004), rencana kegiatan merupakan
sering merasakan nyeri dan sulit bergerak. serangkai kegiatan atau intervensi untuk
Diagnosa yang dapat di rumuskan adalah mencapai tujuan pelaksanaan asuhan
Gangguan fisiologis (neurologis) keperawatan.Intervensi keperawatan adalah
berhubungan dengan ketidakmampuan pasien preskrpsi untuk prilaku pesifik yang
dalam beradaptasi terhadap luka operasi. Data diharapkan oleh pasien dan atau tindakan
kedua yang diperoleh adalah pola makan yang harus dilakukan oleh perawat.
klien yang tidak teratur dari klien makan 3x Perencanaan adalah kategori dari perilaku
sehari porsi normal menjadi 3x sehari keperawatan dimana tujuan yang berpusat
setengah porsi biasanya. Diagnose pada klien dan hasil yang diperkirakan
selanjutnya yaitu Inadekuat intake nutrisi ditetapkan dan diintervensi keperawatan
berhubungan dengan ketidak mampuan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter
pasien beradaptasi terhadap gangguan nutrisi. & Perry, 2005).
Diagnosa keperawatan adalah sebuah label
singkat yang mengambarkan kondisi pasien PEMBAHASAN
yang di observasi di lapangan. Kondisi ini
dapat berupa masalah-masalah actual atau Implementasi Keperawatan
potensial (wikinson,2008)
Dalam melakukan implementasi yang
Intervensi Keperawatan akan diberikan pada keluarga Tn. N penulis
mengambil data yaitu dengan menyesuaikan
Rancana intervensi harus dilakukan interval yang telah direncanakan untuk
sesuai masalah serta akan dilakukan selama diagnosa keperawatan gangguan fisiologis
5x24 jam. Rencana asuhan keperawatan (neurologi) b.d ketidakmampuan pasien
kepada keluarga dengan gangguan fisiologis dalam beradaptasi terhadap luka operasi dan
(neurologi) b.d ketidakmampuan pasien diagnosa Inadekuat nutrisi b/d ketidak
dalam beradaptasi terhadap luka operasi. mampuan pasien beradaptasi terhadap

85
gangguan nutrisi, meliputi mengkaji Keefektifan Teori Orem
kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas
harian tanpa ada keluhan, kelemahan Keefektifan dalam teori Calista Roy pada
kesulitan beraktifitas dapat menimbulkan rasa post op hernia inguinalis ini yaitu
nyeri, menjelaskan kepada pasien manfaat mengajarkan klien untuk beradaptasi baik
aktifitas bertahap, menganjurkan pasien untuk adaptasi prilaku maupun fisiologi, dimana Tn.
meningkatkan asupan nutrisi, dan N dapat beradaptasi baik internal dan
memberikan pengetahuan kepada keluarga eksternal, dengan melaksanakan inplementasi
tentang memberikan asuhan keperawatan yang diberikan dengan mengacu pada
kepada anggota keluarga dengan post op adaptasi untuk mencapai derajat optimal yang
hernia inguinalis. Memberikan pengetahuan telah disampaikan dapat dilakukan dengan
keluarga dalam mengontrol aktivitas klien. Tn. N secara bertahap. Dimana pelaksanaan
Hal ini seperti dituangkan dalam penelitian tindakan dilakukan selama 6 hari dan pada
Obral (1980) yang menyatakan ada hubungan hari pertama pelaksanaan tindakan cara
antara prilaku dengan kejadian post op hernia mengatasi nyeri pada daerah post op saat
inguinalis. beraktifitas dan pada hari ke 6 semua
Hal ini sesuai dalam pernyatan Calista implementasi dapat dipahami dan dilakukan
Roy yang menjelaskan bahwa, perilaku dapat untuk memenuhi kebutuhan aktivitas klien
mempengaruhi kekambuhan penyakit. dan prilaku pola makan yang baik, lebih
Pelaksanaan terjadi pada klien yang memfokuskan untuk mencoba mengubah
mempengaruhi klien mencapai kesembuhan prilaku klien dalam mengatasi masalah.
yang optimal, semua faktor prilaku harus
dipertimbangkan, termasuk faktor keturunan, Kelebihan Teori Orem
tingkat pengetahuan dan pola hidup. Proses
pelaksanaan implementasi harus berpusat Dengan penerapan dari teori adaptasi
kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain Roy perawat sebagai pemberi asuhan
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, keperawatan dapat mengetahui dan lebih
strategi implementasi keperawatan, dan memahami individu, tentang hal-hal yeng
kegiatan komunikasi (Konzier, 2010). menyebabkan stress pada individu, proses
mekanisme koping dan effektor sebagai
Evaluasi Keperawatan upaya individu untuk mengatasi stress.
Keunggulan teori ini adalah dimana keluarga
Hasil evaluasi yang didapatkan pada bisa melakukan adaptasi, sehingga bisa
diagnose keperawatan. Gangguan fisiologis mengatasi perasaan yang terjadi pada pasien
(neurologi) b/d ketidak mampuan pasien post op hernia teori Calista Roy ini
dalam beradaptasi terhadap luka operasi. Data difokuskan pada adaptasi perilaku dan
subjektif klien mengatakan sudah mengerti fisiologis baik internal maupun eksternal.
dengan apa yang sudah dijelaskan
perawat,Asesmen: masalah dalam perbaikan, Kelemahan Teori Orem
Palnning: intervensi dilanjutka. Evaluasi
berdasarkan pada efek dari perubahan prilaku Kelemahan dari model adaptasi Roy ini
klien untuk mendapatkan kembali kesehatan adalah terletak pada sasaranya. Model
mereka. Menurut Craven dan Hirnle (2000) adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses
evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari adaptasi pasien dan bagaimana pencegahan
efektifitas asuhan keperawatan antara tujuan masalah pasien dengan menggunakan proses
keperawatan klien yang telah ditetapkan keperawatan dan tidak menjelaskan
dengan respon prilaku yang tampil. bagaimana sikap dan perilaku cara merawat
(carring) pada pasien. Sehingga seorang
perawat yang tidak mempunyai perilaku

86 Journal of Nursing and Public Health


caring ini akan menjadi stressor bagi para Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8
pasienya. Volume 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
KESIMPULAN Dermawan, D., dan Rahayuningsih, T. 2010.
Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Intervensi dan implementasi yang Pencernaan. Yogyakarta: Gosyen
ditegakkan oleh penulis sudah sesuai dengan Publishing.
teori Calista Roy sesuai diagnosa yang Haryono, R. 2012. Keperawatan Medikal
ditegakkan, implementasi dilakukan sesuai Bedah Kelainan Bawaan Sistem
dengan rencana keperawatan yang disusun, Pencernaan. Yogyakarta: Gosyen
disertai respon hasil dari pasien, tahap Publishing.
evaluasi dari diagnosa keperawatan yang Lesti Elisa 2016 Aplikasi Teori Adaptasi
penulis implementasikan selama 3 hari Calista Roy dalam Pemberian ASKEP
berhasil dilakukan, teori Model Roy efektif di dengan Artritis Rematoid Kota Bengkulu
aplikasikan pada pasien dengan kasus Post op Liu, T., & Campbell, A. 2011. Case Files Ilmu
Hernia Inguinalis. Bedah. Jakarta: Karisma Publishing
Group.
SARAN Mansjoer, E, Doenges, 2012, Kapita
Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid
Secara umum pembaca diharapkan II, Penerbit Media Aesculapius FKUI,
mampu menelaah dan mempelajari setiap Jakarta.
konsep dan model keperawatan yang sudah Nanda. 2013. Diagnosis keperawatan:
berkembang dan mampu membandingkan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
teori dan model praktik yang sesuai dengan Potter, P, A,. Perry, A., G. (2010) .
ilmu keperawatan itu sendiri sehingga tidak Fundamental Keperawatan: Konsep,
bertentangan dengan etika, norma dan Proses dan Praktik. Jakarta:EGC
budaya. Secara khusus, perawat harus mampu Reksoprodjo, S. 2007. Kumpulan Kuliah Ilmu
meningkatkan respon adaptif pasien pada Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara
situasi sehat atau sakit. Perawat mampu Publisher.
mengambil tindakan untuk memanipulasi Roy S.C, Andrew H.A, The Roy Adaptation
stimuli fokal, kontektual, maupun residual Model . The Defenitive Statement
stimuli dengan melakukan analisa sehingga California : Appleton and Large 1991
stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat R. Sjamsuhidayat, 1997, Ajar Ilmu
harus mampu bertindak untuk Bedah, Penerbit Buku Kedokteran
mempersiapkan pasien mengantisipasi EGC, Jakarta
perubahan melalui penguatan regulator, Sjamsuhidajat & Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu
kongnator dan mekanisme koping yang lain. Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran
Pada situasi sehat, perawat berperan EGC.Nursalam. (2010). Manajemen
untuk membantu pasien agar tetap mampu Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
mempertahankan kondisinya sehingga Keperawatan Professional
integritasnya akan tetap terjaga. Misalnya Sudarmi 2016 Aplikasi Teori Adaptasi Calista
melalui tindakan promotif perawat dapat Roy dalam Pemberian ASKEP dengan
mengajarkan bagaimana meningkatkan Anemia pada Ny. E di RT 5 Rawa
respon adaptifnya akibat adanya perubahan Makmur Kota Bengkulu
lingkungan baik internal maupun external. Zelyanti 2016.Teori Aplikasi Teori Adaptasi
Clista Roy Dalam Pemberian ASKEP
DAFTAR PUSTAKA dengan Anemia pada Ny. P di RT 5 Rawa
Makmur Kota Bengkulu
Brunner & Suddarth, 2001, Buku Ajar

87

Anda mungkin juga menyukai