Anda di halaman 1dari 8

BERITA ACARA

KELOMPOK 6

“PANVASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA”

JAMALUDIN S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Amalia Rahmah (52033433015)
Nur Sofhiya Azmi (5203343003)

JURUSAN TATA BUSANA


PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSIRAS NEGERI MEDAN
2021/2022
BEBERAPA PERTANYAAN TELAH KAMI TAMPUNG :

Pertanyaan 1 :

Sri Hardianti :

Dari yang sudah dijelaskan tadi mengenai Pancasila sebagai sistem etika, menurut pandangan
saudari pemateri apa yang akan terjadi bila Pancasila tidak dijadikan sebagai sistem etika di
negara Indonesia ?

Dan bagaimana harusnya kita sebagai seorang mahasiswa mengaplikasikan Pancasila sebagai
sistem etika ini di dalam kehidupan sehari-hari

Terima kasih🙏

Dijawab oleh Nur Sofhiya Azmi

Anda perlu mengetahui bahwa Pancasila sebagai sistem etika tidaklah muncul begitu saja.
Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam kehidupan politik untuk mengatur sistem
penyelenggaraan negara. Anda dapat bayangkan apabila dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara tidak ada sistem etika yang menjadi guidance atau tuntunan bagi para penyelenggara
negara, niscaya negara akan hancur. Beberapa alasan mengapa Pancasila sebagai sistem etika itu
diperlukan dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara di Indonesia, meliputi hal-hal sebagai
berikut:

Pertama, korupsi akan bersimaharajalela karena para penyelenggara negara tidak memiliki
rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya. Para penyelenggara negara tidak dapat
membedakan batasan yang boleh dan tidak, pantas dan tidak, baik dan buruk (good and bad).
Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan pemahaman atas kriteria baik (good) dan buruk
(bad).
Kedua, dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi muda sehingga
membahayakan kelangsungan hidup bernegara. Generasi muda yang tidak mendapat pendidikan
karakter yang memadai dihadapkan pada pluralitas nilai yang melanda Indonesia sebagai 197
akibat globalisasi sehingga mereka kehilangan arah. Dekadensi moral itu terjadi ketika pengaruh
globalisasi tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, tetapi justru nilai-nilai dari luar berlaku
dominan. Contoh-contoh dekadensi moral, antara lainpenyalahgunaan narkoba, kebebasan tanpa
batas, rendahnya rasa hormat kepada orang tua, menipisnya rasa kejujuran, tawuran di kalangan
para pelajar. Kesemuanya itu menunjukkan lemahnya tatanan nilai moral dalam kehidupan
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem etika diperlukan kehadirannya sejak
dini, terutama dalam bentuk pendidikan karakter di sekolah-sekolah.

Ketiga, pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara di Indonesia
ditandai dengan melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak pihak lain. Kasus-kasus
pelanggaran HAM yang dilaporkan di berbagai media, seperti penganiayaan terhadap pembantu
rumah tangga (PRT), penelantaran anak-anak yatim oleh pihak-pihak yang seharusnya
melindungi, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan lain-lain. Kesemuanya itu
menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika
belum berjalan maksimal. Oleh karena itu, di samping diperlukan sosialisasi sistem etika
Pancasila, diperlukan pula penjabaran sistem etika ke dalam peraturan perundang-undangan
tentang HAM (Lihat Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).

Keempat, kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan manusia,
seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi yang akan datang, global warming,
perubahan cuaca, dan lain sebagainya. Kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa kesadaran
terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika belum mendapat tempat yang tepat di hati
masyarakat. Masyarakat Indonesia dewasa ini cenderung memutuskan tindakan berdasarkan
sikap emosional, mau menang sendiri, keuntungan sesaat, tanpa memikirkan dampak yang
ditimbulkan dari perbuatannya.

Keempat, kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan manusia,
seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi yang akan datang, global warming,
perubahan cuaca, dan lain sebagainya. Kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa kesadaran
terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika belum mendapat tempat yang tepat di hati
masyarakat. Masyarakat Indonesia dewasa ini cenderung memutuskan tindakan berdasarkan
sikap emosional, mau menang sendiri, keuntungan sesaat, tanpa memikirkan dampak yang
ditimbulkan dari perbuatannya.

Dan bagaimana harusnya kita sebagai seorang mahasiswa mengaplikasikan Pancasila


sebagai sistem etika ini di dalam kehidupan sehari-hari.

Kita seagai mahasiswa dalam menerapkan bagaimana Pancasila sebagai system etika alam
kehidupan sehari-hari pastinya tidak jauh dari memraktekkan isi dari sila-sila tersebut.

Pertama, hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia (terlebih kepada kita
para mahasiswa yang menjadi penerus bangsa) bahwa Tuhan sebagai penjamin prinsip-prinsip
moral. Artinya, setiap perilaku kita sebagai mahasiswa harus didasarkan atas nilai-nilai moral
yang bersumber pada norma agama. Setiap prinsip moral yang berlandaskan pada norma agama,
maka prinsip tersebut memiliki kekuatan (force) untuk dilaksanakan oleh pengikut-pengikutnya.

Kedua, hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan manusia yang
mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan actus homini, yaitu
tindakan manusia yang biasa. Tindakan kemanusiaan yang mengandung implikasi moral
diungkapkan dengan cara dan sikap yang adil dan beradab sehingga menjamin tata pergaulan
antarmanusia dan antarmakhluk yang bersendikan nilai-nilai kemanusiaan yang tertinggi, yaitu
kebajikan dan kearifan.

Ketiga, hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai warga
bangsa yang mementingkan masalah bangsa di atas kepentingan individu atau kelompok. Sistem
etika yang berlandaskan pada semangat kebersamaan, solidaritas sosial akan melahirkan
kekuatan untuk menghadapi penetrasi nilai yang bersifat memecah belah bangsa.

Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat. Artinya,
menghargai diri sendiri sama halnya dengan menghargai orang lain.
Kelima, hakikat sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan perwudan dari
sistem etika yang tidak menekankan pada kewajiban semata (deontologis) atau menekankan pada
tujuan belaka (teleologis), tetapi lebih menonjolkan keutamaan (Virtue ethics) yang terkandung
dalam nilai keadilan itu sendiri.

Pertanyaan ke-2 :

Syafriani Hasibuan:

Apa yang mendasari Pancasila dijadikan sebagai sistem etika di Indonesia.

Dijawab oleh Amalia Rahmah :

Pancasila sebagai sistem etika merupakan moral guidance yang dapat diaktualisasikan ke dalam
tindakan konkrit, yang melibatkan berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, sila-sila Pancasila
perlu diaktualisasikan lebih lanjut ke dalam putusan tindakan sehingga mampu mencerminkan
pribadi yang saleh, utuh, dan berwawasan moral-akademis. Dengan demikian, mahasiswa dapat
mengembangkan karakter yang Pancasilais melalui berbagai sikap yang positif, seperti jujur,
disiplin, tanggung jawab, mandiri, dan lainnya.

Pertanyaan ke-3:

Kristin R Sianturi :

Bagaimana perwujutan pancasila bila dikaitkan dengan konteks pancasila sebagai etika.

Terima kasih 🙏
Dijawab oleh audience (partisipasi keaktifan jalannya persentase)

Syafriani Hasibuan

Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh
karena itu, di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan.

Perwujudan Pancasila dalam konteks Pancasila sebagai etika adalah Pancasila menyajikan nilai
sebagai landasan etika dalam kehidupan. Sebagai contoh, melalui nilai ketuhanan, bangsa
Indonesia didorong untuk saling menghargai antar umat beragama.

Yamada Pardede

Perwujudan Pancasila dalam konteks Pancasila sebagai etika adalah Pancasila menyajikan nilai
sebagai landasan etika dalam kehidupan. Sebagai contoh, melalui nilai ketuhanan, bangsa
Indonesia didorong untuk saling menghargai antarumat beragama. Pentingnya pancasia sebagai
sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur perilaku
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Dengan demikian,
pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan kekuasaan) dapat
diminimalkan. Pancasila sebagai sistem etika mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-
nilai pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Kelima
nilai tersebut membentuk perilaku manusia indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Karna
di pancasila mengandung nilai-nilai penting yang dapat menuntun kita agar dapat hidup lebih
baik dan sopan santun khususnya di Indonesia. ... Artinya dalam hidup di Indonesia kita harus
menjaga etika dan menghormati agama-agama lain yang ada di Indonesia
Jawaban dari kelompok penyaji, Nur Sofhiya Azmi :

Kita ambil contoh kecil perwujudan bila dikaitkan dengan konteks Pancasila sebagai system
etika dalam kehidupan disuatu keluarga.

Penting bagi orang tua untuk menanamkan nilai moral Pancasila pada anak-anak agar dapat
bersosial dengan baik di kehidupan masyarakat sekitarnya. Pancasila sendiri memiliki enam
karakteristik yakni bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong, serta berkebhinekaan global.
Misalnya, seperti dalam sila pertama, orang tua bisa mengajak anak beribadah bersama serta
menghargai agama lain yang berbeda dengan agamanya.
Sila kedua diterapkan dengan saling interaksi bersama saudara, teman, tetangga sehingga muncul
rasa empati dan simpati atas kemalangan yang dirasakan orang lain. Anak bisa diedukasi untuk
menghibur temannya yang sedih dengan kata-kata baik atau menolong orang lain yang sedang
kesulitan.
Sila ketiga dapat dilihat penerapannya saat anak-anak berhadapan dengan lingkungan sekolah
yang terdapat banyak perbedaan suku, bahasa, agama, dan lainnya, sehingga anak belajar
bertoleransi dan menghargai.
Sila keempat diwujudkan dengan saling menghargai perbedaan pendapat saat berdiskusi bersama
keluarga, teman, atau orang lain yang mempunyai pendapat berbeda. Karena semua manusia
punya hak dan kebebasan untuk mengutarakan pendapat serta menentukan keinginannya. Orang
tua bisa menanyakan pendapat anak, untuk melatihnya memiliki pendapat dan keinginan sendiri,
serta menghargai pendapat orang lain.
Sedangkan sila kelima adalah dengan berbagi pada sesama, baik itu orang yang dikenal maupun
tidak dikenal yang sedang membutuhkan. Hal itu akan mempertebal rasa keadilan sosial serta tak
membeda-bedakan siapa pun.
KESIMPULAN

Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh
karena itu, di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam
semua aspek kehidupannya. Pentingnya pancasia sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia
ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti
korupsi (penyalahgunaan kekuasaan) dapat diminimalkan.

Anda mungkin juga menyukai