Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA

MATERI TENTANG SHALAT ADALAH TIANG AGAMA

Syamsudin Ahmaddina
21110331
MSDMA U3

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR


POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
BANDUNG
2021
 ALASAN SHALAT DISEBUT SEBAGAI TIANG AGAMA
Nabi Muhammad SAW bersabda : “Sholat adalah tiang agama, barang siapa
mendirikannya, maka sungguh ia telah menegakkan agama (Islam) itu dan barang
siapa yang meninggalkannya, maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam)
itu.” (H.R. Daihaqi).
Berdasarkan sabda beliau, pengibaratan shalat dapat dilihat pada pilar bangunan
yang ditahan oleh penahan hingga bisa berdiri seutuhnya tanpa roboh. Jika
diumpamakan pengerjaan sholat adalah sesuatu penahan bangunan tersebut seperti
pilar dan sebagainya, maka kebalikan dari itu sudah pasti jika ditinggalkan akan
roboh juga karena tidak ada yang memelihara bangunan tersebut.
Pada umumnya, rukum Islam berjumlah 5, yaitu Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa,
dan Haji. Ibadah selain Sholat tidak diwajibkan, karena Rasulullah SAW
memberikan perhatian khusus dan utama terhadap Sholat. Lontaran amarah beliau
pada kaumnya terjadi pada saat ada yang tidak mengerjakan atau meninggalkan
sholat, bukan dari Zakat maupun Haji. Alasan mengapa beliau memarahi kaumnya
yang tidak mengerjakan kewajiban atas perintah Allah adalah sebagai tolok ukur
keislaman seseorang. Mengabaikan sholat sama saja dengan menghancurkan citra
agama Islam jika disederhanakan pada pemaknaannya.
Kesibukan pekerjaan tidak bisa menjadi alasan seorang muslim untuk
men”jamak”, karena tidak terdapat dalam penjelasan kitab Al – Qur’an. Sholat yang
diperbolehkan untuk “jamak” adalah orang yang sedang berpergian (Musafir)
disertai cara yang tidak sembarangan. Keterbatasan Sholat di’jamak’ terdiri dari
Dzuhur-Ashar dan Maghrib-Isya, dengan ketentuan tidak bisa men”jamak” 5 sholat
sekaligus.
 HADITS DAN KEUTAMAANNYA SEHINGGA TIDAK BOLEH
DITINGGALKAN
Perumpamaan “Sholat adalah Tiang Agama” mampu menjadi pengingat agar
selalu senantiasa menjalankan sholat 5 waktu yang telah diperintahkan oleh Allah
SWT dan bersifat wajib tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan apapun kecuali
mati.
Ada hadits yang mempertegas bahwa sholat menjadi pembeda antara muslim
dan yang kafir. “Perjanjian antara kami dengan orang kafir adalah sholat.
Barangsiapa yang meninggalkan sholat maka ia telah kafir.” (H.R. Ahmad, Abu
Daud, At – Tirmidzi, An – Nasai dan Ibnu Majah). Adapun salah satu Surat Al-
Qur’an, yakni Hud ayat 114 yang isi kandungnya, bahwa “pelaksanaan sholat di
siang dan malam hari merupakan perbuatan yang baik dan menghapuskan dosa,
sehingga dijadikan peringatan untuk orang orang yang ingat”. Sholat juga mencegah
terjadinya perbuatan keji dan munkar.
Al – Ankabut ayat 45 didasarkan pada firman Allah SWT sebagai berikut.

“Bacalah Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad)


dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji
dan munkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar
(keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dari Muadz bin Jabal, Nabi Muhamnmad SAW bersabda, “Inti pokok segala
perkaran adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah sholat.” (H.R. At –
Tirmidzi Abu Thoir) dengan hadits hasan.

Hilang sebagian rukun Islam, hilang nama Islam. Pondasi yang kuat akan
ditentukan oleh tauhid yang kuat juga. Pengakuan tiada Tuhan selain Allah
mengindikasikan orientasi hidup hanya untuk Allah serta segala aktivitas untuk
Allah. Merasa diawasi, dipantau Allah menujukkan tanda keimanan seorang muslim
yang takut akan siksaan dan musibah yang akan menimpanya dari-Nya.
Bismillah, Ma’allah, dan Lillah mengisyaratkan semua yang dilakukan hanya
untuk Allah (segalanya, semuanya, selamanya). Pembeda yang mencolok diantara
umat lainnya untuk Islam adalah sholat. As-Shaum atau puasa sebagai dinding yang
menjadi perisai, exterior rumah (pintu, jendela, lubang) dari zakat, untuk atapnya
berasal dari Al-Hajj atau haji, serta shalat yang menjadi pondasi utama berdiri atau
tegaknya suatu tiang (agama).

Sholat seabagi tiang agam juga bisa menjadi sesuatu yang tegak dalam diri
manusia. Dalam Al-Qur’an, Sholat tidak diungkap dengan ‘Amila, Fa’ala dengan
arti mengerjakan/melakukan. Namun, diungkap dengan Qooma, Iqooma dengan
makna “mendirikan”. Mendirikan sholat bukan berarti melaksanakan. Pelaksanaan
bisa saja di satu waktu dikerjakannya sholat, dan satunya lagi tidak. Berbeda dengan
mendirikan, yang lebih condong pada kebutuhan intrinsik bagi manusia dan tidak
bisa terpisah.

Tidak akan bisa menegakkan sholat tanpa bantuan energi Allah, sehingga ketika
sholat dikerjaka, berarti sedang menyerap energi Allah. Energi yang menjadi daya
baru manusia bisa dipakai untuk meneruskan tugas tugas kekhalifahannya yang
bersifat mashlahat.

Ada 2 sisi fungsi yang menjadi muslimin terpandang mulia, yakni satu sisi
sebagai hamba yang selalu patuh dan taat kepada Allah, serta satu sisi lagi sebagai
khalifah yang memberikan kebaikan dan manfaat bagi agama dan bangsanya dalam
rangka menciptakan perdamaian dunia yang abadi.

 MAKSUD DARI SHOLAT SEBAGAI TIANG AGAMA


Para ulama sepakat bahwa hukuman untuk orang orang yang meninggalkan
sholat adalah hukuman pancung. Penyebutan tiang Islam juga diketahui dari Al-
Qur’an dengan kata Aqaama-Yuqiimu dengan arti “mendirikan”.
Berdasarkan kisah Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW memperoleh perintah
dari Allah untuk melaksanakan sholat secara langsung dari Allah Azza wa Jalla yang
awal mulanya dibebankan sebanyak 50 kali dalam sehari semalam.
Dalam Surat Thaahaa ayat 14, Allah mempertegas bahwa tiada muslim yang
harus sembah selain kepada-Nya dalam rangka mengingat-Nya.
Surat Luqman ayat 17 juga, dijelaskan bahwa Sholat juga harus
diimplemntasikan dan diwariskan pengetahuannya dalam mendidik anak dan
memberi pengarahan bahwa pelsanaan sholat adalah salah satu kewajiban yang
harus dilaksanakan hingga akhir hayat. Disebutkan juga manfaat dari sholat untuk
mencegah diri dari perbuatan munkar dan selalu sabar terhadap musibah yang
menimpa serta jadika musibah tersebut sebagai ujian dari Allah SWT. Pengakuan
keberadaan Allah menandakan betapa dekatnya dia dengan-Nya.
Merasakan tentram dan nikmatnya hidup memberi simbol bahwa Allah akan
selalu memberi rezeki-Nya kepada hamba yang dicintai-Nya.
Jumlah total sholat wajib ada 17 rakaat dengan ditambah sholat sunah lainnya
dalam satu hari. Sholat selain menjadi tiang agam Islam, juga menjadi jembatan
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jika seseorang tidak mengerjakan
sholat tapi menganggap sholat itu adalah kewajiban, orang tersebut tidak bisa
disebut kafir. Tetap beriman tapi dosa.
Umat Muslim juga selain mengamalkan sholat, diperlukan juga keseimbangan
dalam beramal baik kepada sesama manusia. Dianjurkan juga untuk bersedekah
kepada fakir miskin. Daripada membandingkan bandingkan antara “jika bersedekah
tapi tidak sholat”, “jika berperilaku baik kepada yang lain tapi tidak sholat”, dan
sebagainya, sebaiknya diamalkan semuanya langsung. Karena semua rukun Islam
sama sama membawa kebaikan, walau sholat menjadi prioritas utama dari diantara
semuanya.
 Sumber Referensi :
1. https://www.kompasiana.com/muhammadsaifulkalam2795/614c433b06310e
0d625f8e62/alasan-kenapa-shalat-itu-disebut-tiangnya-agama?
page=all#section1
2. https://news.detik.com/berita/d-5469436/hadits-sholat-tiang-agama-dan-
keutamaannya-sehingga-tak-boleh-ditinggalkan
3. https://galamedia.pikiran-rakyat.com/humaniora/pr-35674508/kenapa-
sholat-menjadi-tiang-agama-yuk-kita-simak-penjelasannya?page=2
4. https://bkmattaqwa.uma.ac.id/2019/12/05/apa-sebab-dikatakan-shalat-itu-
tiang-ad-din/
5. https://www.islampos.com/shalat-itu-tiang-agama-maksudnya-apa-94860/
6. https://kesbangpol.riau.go.id/media.php?p=detail_artikel&id=228
7. https://medan.tribunnews.com/2021/08/14/sholat-tiang-agama-benarkah-
muslim-yang-tak-pernah-sholat-boleh-disebut-kafir?page=4

Anda mungkin juga menyukai