Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HADIST II

HADIST TENTANG KEBERSIHAN


Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Hadist II
Dosen Pengampu: DR. EKO SISWANTO, M.HI

Kelompok 4:
1. Hawasyam Syamsudin(19511001)
2. Hasniyati (19511002)
3. Indah Novia Sri(19511018)

PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS YAPIS PAPUA
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga
disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya,
seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah..Dengan kebaikan beliau
telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.Dalam rangka
melengkapi tugas dari mata kuliah Hadits II pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
dengan ini penulis mengangkat judul “Hadist Tentang Kebersiham”.Dalam penulisan
makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
cara penulisan, maupun isinya.Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran-saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalam
Penulis,

KELOMPOK 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1. Latar Belakang............................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
1. Pengertian Kebersihan................................................................................................................5
2. Hadist-Hadist Tentang Kebersihan............................................................................................6
Hadits 1 :..............................................................................................................................................6
Hadist 2................................................................................................................................................7
Hadist 3................................................................................................................................................8
Hadist 4................................................................................................................................................9
Hadist 5..............................................................................................................................................10
Hadist 6..............................................................................................................................................10
C. Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Dalam Menjaga Dan Membiasakan Dirih Hidup Bersih....11
BAB III..........................................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................................13
1. Kesimpulan................................................................................................................................13
2. Saran Dan Penutup...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dalam islam. Aturan mengenai
kebersihan cukup lengkap terdapat dalam Al-Quran. Allah SWT telah berfirman
didalam Al-Quran surat Al Muddatstsir ayat 4 dan 5, “ Dan pakaianmu sucikanlah dan
perbuatan dosa jauhilah” didalam Al-Quran surah Al-Ala ayat 14 Allah berfirman
pula : “ sesungguhnya beruntunglah iya yang mensucikan diri “, dialam Al-Quran
surah Al-Baqarah ayat 222 allah berfirman lagi : “ sesungguhnya allah mencintai
mereka , dan selalu suci dirinya “
Sebagai mahluk Allah SWT yang paling sempurna di muka bumi manusia
bertugas untuk menjaga dan melestarikan alam. Usaha yang dilakukan salah satunya
adalah menjaga kebersihan. Orang yang menyukai kebersihan menunjukan bahwa
dirinya adalah orang yang beriman.  Sebaliknya , orang yang tidak memiliki perhatin
terhadap kebersihan menunjukkan kualitas iman yang rendah .
Oleh karena itu sebagai orang islam harus mencintai kebersihan. Dengan
mencintai kebersihan, tentunya kita akan mendapatkan manfaat yang banyak  untuk
meningkatkan kesadaran berapa pentingnya kebersihan , pada makalah ini akan
dibahas hadist-hadist tentang kebersihan.
 Dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan,  karena itu kami memohan
maaf  apabila makalah ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Namun kami
telah memberikan yang terbaik untuk para pembaca, semoga makalah ini bermanfaat 
bagi para pembaca.

2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengerian kebersihan?
2. Apa saja hadist tentang kebersihan?
3. Hal-hal yang harus dilakukan dalam menjaga dan mebiasakan diri hidup bersih?

3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah agar kami dan semua
mahasiswa/I mampu memahami hadits-hadits tentang kebersihan

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kebersihan
Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari
segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan
yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan,
dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya,
kotor tidak hanya merusak keindahan tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan
penderitaan.
Hadits Rasulullah SAW :
ُ ‫ص َّحةُ َو ْالفَ َرا‬
‫ البخاري‬c‫ ﴿رواﻩ‬٠‫غ‬ ِ َّ‫ان َم ْغب ُْو ٌن فِ ْي ِھ َما َكثِ ْي ٌر ِم َن الن‬
َّ ‫اس ال‬ ِ َ‫﴾نِ ْع َمت‬
Artinya :
“Dua kenikmatan yang banyak manusia menjadi rugi (karena tidak diperhatikan),
yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Al-Bukhari)
Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 23 tentang Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Terkait tentang hal tersebut, al-qur’an juga
mempunyai istilah-istilah tersendiri dalam mengungkapkan istilah kata kesehatan.
Begitu pentingnya kebersihanmenurut islam, sehingga orang yang membersihkan diri
atau mengusahakan kebersihan akan dicintai oleh Allah SWT, sebagaimana
firmannya dalam surah Al-Baqarah ayat 222 yang berbunyi :
.......‫ْن َوي ُِحبُّ ْال ُمتَطَﻬ ِِّري َْن۝‬cَ ‫ﺍِ َّنﷲَي ُِحبُّ التَّ َّوابِي‬
Artinya :
“........Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-
orang yang menyucikan / membersihkan diri”. (Al-Baqarah : 222)
Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman. Dengan
demikian kebersihan dalam islam mempunyai aspek ibadah dan aspek moral, dan
karena itu sering juga dipakai kata “bersuci” sebagai padan kata “membersihkan /
melakukan kebersihan”. Ajaran kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori
belaka, tetapi harus dijadikan pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih
sepanjang masa, bahkan dikembangkan dalam hukum islam.
Selain dari itu orang muslim dicegah dari minuman yang akan mengancam
keselamatan / kesehatan dirinya sebagaimana dipertegas dalam Al-Qur’an surat Al-
Maidah ayat 90.
Di dalam kitab-kitab fikih (ajaran Hukum Islam), masalah yang berkaitan dengan
kebersihan disebut “Thaharah”. Secara etimologi berarti “kebersihan”. Kata Thaharah
tercantum di dalam Al-Qur’an di tempat yang jumlahnya lebih dari 30. Makna
Thaharah mencakup aspek bersih lahir dan bersih batin. Bersih lahir artinya terhindar
(terlepas) dari segala kotoran, hadas dan najis. Sedangkan bersih batin artinya
terhindar dari sikap dan sifat tercela.
Agama islam menghendaki dari umatnya kebersihan yang menyeluruh. Untuk
mencapai tujuan tersebut, Agama Islam memberikan tuntutan dan petunjuk tata cara
ber-Thaharah (bersuci) dan menjaga kebersihan.

5
Agama Islam adalah agama yang cinta pada kebersihan. Rasulullah SAW sangat
menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan. Dengan
menjaga kebersihan, tubuh kita akan sehat dan kuat. Dalam syariat islam, ketika
mengerjakan shalat diwajibkan bagi umat islam agar bersih dari hadas dan najis, baik
badan, pakaian, maupun tempat yang dipergunakan untuk shalat.
Ada beberapa hadits Rasulullah SAW yang menekankan untuk manjaga kebersihan
bagi umat islam.

2. Hadist-Hadist Tentang Kebersihan

Hadits 1 :

Artinya : 
“Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah saw. :
Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih
yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah
yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu” (HR. Tirmizi)”

Isi/Kandungan:
1. Kebersihan, kesucian, dan keindahan merupakan sesuatu yang disukai oleh Allah
SWT. Jika kita melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah SWT, tentu mendapatkan
nilai di hadapan-Nya, yakni berpahala. Dengan kata lain, Kotor, jorok, sampah
berserakan, lingkungan yang semrawut dan tidak indah itu tidak disukai oleh Allah
SWT. Sebagai hamba yang taat, tentu kita terdorong untuk melakukan hal-hal yang
disukai oleh Allah SWT.
2. Untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan tersebut dapat dimulai dari diri kita
sendiri, di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun di lingkungan sekolah.
Bentuknya juga sangat bermacam-macam, mulai dari membersihkan diri setiap hari,
membersihkan kelas, menata ruang kelas sehingga tampak indah dan nyaman. Bila
kita dapat mewujudkan kebersihan dan keindahan, maka kehidupan kita pasti terasa
lebih nyaman.

6
Hadist 2

Artinya :
Diriwayatkan dari Malik Al Asy`ari dia berkata Rasullullah saw berabda
kebersihan adalah sebagian dari iman. Bacaan Alhamdulillah dapat memenuhi
mizan, dan bacaan subhanallah walhamdulillah keduanya memenuhi antara langit
dan bumi, dan shalat adalah cahaya, dan sadaqah adalah pelita, dan sabar adalah
sinar, dan Alqur`an adalah pedoman bagimu (HR. Muslim)

Isi/ kandungan:
1. Dalam hadis yang ini dinyatakan bahwa kebersihan merupakan sebagian dari
iman. Maksudnya adalah, keimanan seseorang akanmenjadi lengkap kalau dia
dapat menjaga kebersihan. Dengan kata lain, orang yang tidak dapat menjaga
kebersihan berarti keimanannya masih belum sempurna. Secara tidak langsung
hadis ini menandaskan bahwa kebersihan bagi umat Islam merupakan sesuatu
yang sangat penting untuk diterapkan.
2. Dalam hadis mengenai kebersihan ini juga dirangkai dengan pernyataan
Rasulullah sebagai berikut:
 Kebersihan sebagian dari iman
 Berzikir dengan membaca “Alhamdulillah” itu memenuhi mizan
(timbangan) amal baik kelak di hari kiamat.
 Berzikir “Subhanallah walhamdulillah” pahalanya memenuhi kolong
langit dan bumi.
 Shalat itu cahaya bagi umat Islam
 Shadaqah itu pelita bagi umat Islam
 Sabar itu sinar bagi umat Islam
 Dan Al Quran merupakan pedoman hidup umat Islam.

7
Hadist 3

‫فوا‬َّ‫ف َفَتنَظ‬
ٌ ‫ي‬ ِ ُ‫اهلل علَي ِه وسلَّم اَاْلِ سالَم ن‬
‫ظ‬ ِ ‫اهلل صلَى‬
ِ ‫عن عاَئِ َشةَ َقلَت قَل رسو ُل‬
ُ ْ ُ ْ َ ََ ْ َ َ ُْ َ َ َ َْ
ِ
ٌ ‫افَانَّهُ الَيَ ْد ُخ ُل اْجلَنَّةَ إِالَّنَ ِظْي‬
)‫ف (روه الطرباين‬
Dari Aisyah r.a, Rosululloh SAW bersabda : Islam itu agama yang bersih, maka

hendaknya kamu menjadi orang yang bersih, sesungguhnya tidak akan masuk surga

kecuali orang-orang yang bersih (H.R.Tobroni)

Hadits di atas merupakan dalil bahwa agama Islam yang kita anut adalah agama yang

bersih. Oleh karena itu, kita diperintahkan supaya memelihara kebersihan. Dan

seorang muslim yang tidak akan masuk surga apabila ia tidak bersih.

Bersih yang diperintahkan dalam hadits ini ialah bersih lahir dan batin. Lahirnya kita

yaitu badan, pakaian, alat-alat, tempat tinggal dan lingkungan harus bersih, batiniah

kita juga harus bersih artinya hati kita, pikiran kita , tingkah laku kita juga harus

bersih. Makanan yang kita makan harus bersih dan halal. Begitu pula uang yang

dipergunakan untuk membeli makanan, pakaian, untuk membeli alat rumah tangga

dan uang untuk membeli tempat tinggal kita pun harus uang yang didapatkan dengan

cara halal.

8
Keadaan lingkungan tempat tinggal kita juga harus bersih, artinya harus bersih dari
segala hal yang tidak baik, yaitu tidak ada kemaksiatan, tidak ada perjudian, tidak ada
pencuri, tidak ada penjahat, atau tidak ada remaja-remaja yang suka mengkonsumsi
narkoba.
Asbabul Wurud

Hadits ini mendorong kita memelihara kebersihan : kebersihan jasmani dan

kebersihan rohani. Orang mukmin adalah orang yang memelihara kebersihan lahir

dan batin. Asy Syafingi berkata : “Barangsiapa yang memelihara kebersian

pakaiannya, sedikit kegelisahannya.” Rosululloh SAW senantiasa memelihara

kebersihan dan beliau tidak meninggalkan berharum-haruman dan mengadakan

disiplin diri untuk tidak pernah berpisah dengan sikat gigi (bersiwak) dan kaca hias

(Miraah). Kalau beliau hendak keluar rumah dan mengadakan pertemuan dengan

sahabat-sahabatnya, terlebih dahulu beliau sisir rambut dan jenggotnya dengan

semacam sisir yang disebut rakwah. Maka kebersihan, nikmat dan kuda (kendaraan)

tanpa berlebih-lebihan adalah salah satu cara mewujudkan nikmat Alloh yang

berpengaruh kepada pembentukan pribadi.

Isi Kandungan :
 Bahwasanya Allah SWT adalah dzat yang baik, bersih, mulia, dan bagus. Karena
Allah menyukai hal-hal demikian. Sebagai umat islam, maka kita harus memiliki
sifat yang demikian pula terutama dalam hal kebersihan lingkungan tempat
tinggal.
 Agama Islam adalah agama yang lurus dan bersih dari ajaran kesesatan. Dengan
demikian pemeluk agama islam harus memiliki pola perilaku yang bersih dan hati
yang suci dari perkara hawa nafsu. Sebab seseorang yang demikian dijanjikan
oleh Allah SWT akan masuk surga.
 Agama Islam adalah agama yang bersih / suci karena agama slam mencintai
kebersihan.
 Umat islam hukumnya wajib menjaga kebersihan lahir dan batinnya.
 Orang-orang yang senantiasa menjaga kebersihan lahir dan batinnya akan masuk
surga.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa agama islam adalah agama yang suci. Untuk itu
umat islam harus menjaga kebersihan, baik kebersihan jasmani maupun rohani. Orang
yang selalu bersih dan suci mengindikasikan bahwa ia telah melaksanakan sebagian
dari perintah agama dan akan memperoleh fasilitas berupa surga di akherat kelak.

9
Hadist 4

ِ ‫﴾اَلنَّظَافَةٌ ِم َن‬
ِ ‫اﻻ ْي َم‬
‫﴿ﺮﻮﺍﻩ ﺍحمد‬٠‫ان‬
Artinya : “Kebersihan itu sebagian dari iman”. (HR. Ahmad)
Isi Kandungan :
1.      Umat Islam wajib menjaga kebersihan lahir dan batinnya.
2.      Menjaga kebersihan lahir dan batin merupakan ciri-ciri sebagian dari iman dalam
kehidupannya.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa kebersihan merupakan sebagian dari
iman. Artinya seorang muslim telah memiliki iman yang sempurna jika dalam
kehidupannya ia selalu menjaga diri, tempat tinggal dan lingkungannya dalam
keadaan bersih dan suci baik yang bersifat lahiriyah (jasmani) maupun batiniyah
(rohani).

Hadist 5
‫ب‬ ‫ي‬َّ
ِّ‫ط‬ ‫ال‬ ‫ب‬
ُّ ِ‫اِ َّن اهلل طَيِّب حُي‬:‫ال‬ َ ‫ق‬
َ ‫م‬ َّ
‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ِ ‫عن سع ِد اب ِن اَيِب وقَاص ع ِن النَّيِب صلَّى اهلل علَي‬
‫ه‬
َ ٌ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ِّ َ ْ َ ْ ْ ْ َ ْ َ
‫ب اجْلُْو َد َفنَظُِّف ْوا اَفْنِيَتَ ُك ْموال تشبهوا‬ُّ ِ‫ب الْ َكَر َم َج َّو ٌاد حُي‬
ُّ ِ‫ب النَّظَافَةَ َك ِرمْيٌ حُي‬
ُّ ِ‫ف حُي‬
ٌ ‫نَ ِظْي‬
‫باليهود‬
Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqos dari Rasulullah SAW, Beliau bersabda:
“Sesungguhnya Allah baik, menyukai kebaikan. Dia Maha Bersih, menyukai
kebersihan. Maha Mulia, menyukai kemuliaan. Maha Dermawan , menyukai
kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru
orang-orang Yahudi.” (HR. Tirmidzi)
Isi Kandungan:
 Rasulullah menjelaskan bahwa :

1.Hendaklah kita menjadi orang yang baik karena Allah adalah Dzat yang Maha Baik
dan menyukai kebaikan
2.Hendaklah kita menjadi orang yang bersih dan menjaga kebersihan karena Allah
adalah dzat yang Maha Bersih dan menyukai kebersihan
3.Hendaklah kita menjadi orang yang Mulia dengan sikap dan perangai yang
ditampilkan dalam kehidupan seperti senantiasa menjaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan dan jangan sekali-kali berbuat kerusakan di lingkungan sekitar kita seperti
dengan cara mencoret-coret dinding tembok sekolah dan lain-lain, maka Allah akan
mencintai kita karena Allah adalah Dzat yang Maha mulia dan mencintai kemuliaan
4.Hendaklah kita menjadi orang yang dermawan, berikanlah sebagian rezeki yang
diberikan Allah kepada kita kepada fakir miskin, niscaya kita akan menjadi orang yang
dicintgai Allah karena Allah adalah Dzat Yang Maha Dermawan dan Mencintai
Kedermawanan

10
5.Janganlah Sekali-kali kita meniru-niru perilaku orang-orang Yahudi memiliki sikap
jahat, kotor dan jorok, hina, dan pelit.

Hadist 6
َْ ‫ْﻺبْطتَ ْقل ْيم‬
ْ َc‫اْﻸ‬ ْ ِ‫َخ ْمسٌ ِم َن ْالف‬
‫ظفَار‬ ُ ِ ِ ِْ cِ ‫ق ا‬َ َ‫ب نَت‬ ِ ‫ض ال َّش‬
ِ ‫ار‬ َ َ‫ان ق‬
َ َ‫لخت‬ ِْ cِ َ‫ط َر ِةا‬
َ َ‫ْﻺ ْستِ َخ َوا ُد ا‬
Artinya : “Lima perkara berupa fitrah, yaitu : memotong bulu kemaluan, berkhitan, 
memotong kumis, mencabut bulu ketiak dan memotong kuku”. (HR Jama’ah)
Dari hadits tersebut, yang perlu diperhatikan dalam kebersihan adalah :
Memotong bulu kemaluan
1. Dengan maksud agar kotoran dan bibit penyakit yang ada di sekitarnya dapat
dibersihkan.
2. Berkhitan. Adalah memotong kulup (kulit yang menutupi ujung kemaluan) dengan
maksud untuk memudahkan membersihkannya sehingga tidak ada sisa dari najis.
3. Memotong Kumis. Dengan maksud agar tidak ada kotoran dibawah lubang hidung
yang mungkin terhisap pada waktu bernafas yang mengakibatkan timbulnya penyakit.
4. Mencabut Bulu Ketiak. Dengan maksud agar tidak ada kotoran yang terlindungi oleh
bulu ketiak yang sulit dibersihkan.
5. Memotong Kuku. Dengan maksud agar tidak ada kotoran dari ujung jari yang
terhalang oleh kuku.

C. Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Dalam Menjaga Dan Membiasakan Dirih Hidup
Bersih

1. Kebersihan Lahiriyah
a.Kebersihan Badan
Kebersihan badan ini meliputi kulit, rambut, kuku, mulut, gigi, dan telinga. Agar kulit
menjadi bersih dan sehat maka kita bersihkan dengan cara mandi minimal 2 (dua) kali
sehari. Rambut sebagai mahkota harus kita jaga dan rawat agar tetap sehat dan rapi dengan
cara dikeramas dan dipotong sesuai kebutuhan. Mulut yang didalamnya juga terdapat gigi
tidak boleh luput dari perhatian kita untuk selalu dibersihkan dengan cara berkumur dan
menggosok gigi.
b.Kebersihan Pakaian
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia yang mempunyai fungsi sebagai penutup
aurat dan pelindung tubuh dari panas dan dinginnya udara. Karena pakaian itu selalu
melekat pada tubuh kita maka kebersihan pakaian harus kita jaga baik dari najis maupun
kotoran lainnya dengan cara dicuci dengan air yang suci dan mensucikan. Apalagi pakaian
yang dipakai untuk beribadah kepada Allah SWT harus suci dari najis.
c.Kebersihan Makanan
Salah satu ciri makhluk hidup ialah memerlukan makan dan minum. Agar makanan dan
minuman yang kita konsumsi dapat memberi manfaat bagi tubuh maka harus diperhatikan
tentang kebersihannya baik secara lahir maupun hakikat asal makanan dan makanan itu.
Secara lahir, sebelum diolah dan dikonsumsi bahan makanan itu harus dibersihkan terlebih
dahulu. Dan secara hakikat, kita harus memperhatikan tentang halal dan tidaknya
asal/sumber makanan tersebut. Makan dan minumlah makanan dan minuman yang halalan
dan thayyiban. Halal (halalan) artinya secara hukum islam boleh dimakan dan thayyiban

11
artinya makanan dan minuman tersebut mengandung nilai gizi yang cukup dan tidak
menjadikan bahaya (madharat) bagi yang mengkonsumsinya.

d.Tempat Tinggal
Rumah atau tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok bagi setiap orang. Agar kita
merasa nyaman dan kerasan tinggal di dalamnya maka rumah harus dijaga dan dirawat,
antara lain sebagai berikut :
1)Setiap pagi hari pintu dan jendela hendaknya dibuka, agar terjadi sirkulasi udara.
2)Kaca-kaca pada jendela dibersihkan agar terbebas dari debu dan kotoran lainnya.
3)Perkakas rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, bufet dan perkakas lainnya dibersihkan
dan diatur penempatannya sehingga tampak bersih dan rapi.
4)Lantai dan teras rumah selalu disapu dan dipel sehingga terbebas dari kuman penyakit.
5)Kamar tidur, ruang makan, kamar mandi dan ruang-ruang lain termasuk halaman dan
pekarangan di sekeliling rumah hendaknya selalu dibersihkan sehingga menjadikan
penghuninya menjadi sehat.
6)Agar rumah terlihat rindang dan alami maka dapat ditanami pohon peneduh dan tanaman
hias.
e.Tempat Ibadah
Allaw SWT menciptakan manusia tidak lain adalah untuk baribadah kepadaNya. Ketentuan
beribadah kepada Allah telah dicontohkan lewat para utusanNya, yaitu para nabi/rasul, baik
yang menyangkut tentang tata cara, maupun yang berhubungan dengan tempatnya.
Mengingat yang kita sembah adalah Dzat yang maha Suci, maka tempat (masjid, musholla)
yang kita gunakan untuk beribadah harus dijaga kesuciannya dari najis.
f.Tempat Belajar
Sekolah sebagai tempat belajar dan mengajar harus mendapatkan perhatian yang serius
tentang kebersihan, kenyamanan, dan keindahannya untuk proses pembelajaran. Sebab
kelas yang bersih dan indah akan menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi nyaman.
Sebaliknya, jika kondisi kelas dalam keadaan kotor dan berantakan tentu akan mengganggu
kenyamanan dan kurang konsentrasi dalam belajar.
g.Tempat Umum / Lingkungan Sekitar
Tempat-tempat umum yang melayani kepentingan masyarakat seperti rumah sakit, kantor
perbankan, terminal bus, stasiun kereta api, bandar udara (bandara) dan pelabuhan/dermaga
juga harus mendapatkan perhatian yang serius tentang masalah kebersihannya. Untuk
mewujudkan semua itu, maka upaya yang dilakukan antara lain.
1) Mengangkat tenaga khusus yang mengurus kebersihan.
2) Memasang papan peringatan yang bertuliskan:
 Jagalah Kebersihan
 Terima kasih Anda telah membuang sampah pada tempatnya
 Bersih Itu sehat dan indah.

2. Kebersihan Bathiniyah
Hati yang dipenuhi dengan niat dan pikiran yang buruk akan melahirkan sikap dan
perbuatan yang buruk. Untuk menjaga kebersihan hati, kita harus selalu mengingat Allah
SWT dan rajin berdo’a kepadaNya. Dengan demikian, kita tidak akan mudah berpikir buruk
apalagi melakukan perbuatan buruk. Kita selalu yakin, Allah Maha Mengetahui segala
perbuatan manusia, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Membersihkan kotoran yang melekat pada hati / jiwa kita akibat perbuatan kita yang buruk
seperti: ria, takabur, se’udzon, dengki, iri, sombong, dll.

12
Cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan sifat-sifat tersebut, yaitu:
 Bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT
 Membaca istighfar
 Menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya yang
buruk
 Berusaha mengganti dengan perbuatan-perbuatan yang baik & terpuji
 Minta maaf kepada yang bersangkutan jika mempunyai salah sekecil apapun kepada
orang tersebut.

13
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kebersihan merupakan suatu yang amat fitri bagi makhluk hidup, utamanya makhluk
bernyawa. Dalam ajaran Islam kebersihan saja belum cukup, tetapi harus disertai
kesucian, Dalam kebrsihan yang ada kalanya menggunakan istilah thaharah atau
tazkiyah semuanya berkaitan dengan kebersihan dan kecusian, baik hissiyah
maupun ma’nawwiyah, bahkan digunakan lafal  fitrah. Konsep kebersihan yang amat
jami’ (konprehensif) dalam Islam, belum dimaknasi secara kontekstual dalam rangka
membangun kebersihan dalam raga dan jiwanya.
Baginda Nabi Muhammad Saw telah memberikan suri teladan dalam permasalahan
kebersihan, sebagaimana yang terdapat dalam hadits. Tentunya kita sebagai umatnya
selayaknya mengikuti sunah beliau dan mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Saran Dan Penutup

1. Telah menjadi sebuah kewajiban bagi kita sebagai umat islam yang berakhlakul
karimah, untuk memiliki sifat malu. Karena malu adalah sebagian dari iman, maka
iman seseorang dapat akan bertambah kuat apabila mempunyai sifat malu yang kuat
dan begitu pun sebaliknya  Malu dapat menjaga kesucian diri kita dan menjaga
kehormatan diri kita.
2. Demikian makalah yang kami buat tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan, penulis mengharap kritik dan saran yang mendukung demi terwujudnya
makalah yang baik.
3. Meskipun jauh dari kesempurnaan, penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat
bagi pembaca dan penulis khususnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Hamzah Al Hanafi Ad Damsyiqi. 2002. Ashabul Wurud, cet ke-6. Jakarta : Kalam Mulia

Departemen Agama Republik Indonesia. 2002. Al Qur’an dan Terjemahannya edisi revisi. Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai