Anda di halaman 1dari 13

MODUL

FALSAFAH DAN
TEORI
KEPERAWATAN

Ns. Dewi Fitriani, S.Kep., M.Kep


Ns. Akub Selvia,S.Kep., M.Kep
Ns. Dhia Diana Fitriani, M.Kep
BAB III
TEORI KEPERAWATAN

A. Teori Keperawatan Nightingale


1. Sejarah Florence Nightingale
Florence Nightingale, seorang penemu teori
keperawatan modern dilahirkan di Florence, Italia
pada 12 Mei 1820 dan wafat di London, Inggris
pada 13 Agustus 1910 pada umur 90 tahun. Nama
depannya, Florence merujuk pada kota
kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau
Florence dalam bahasa Inggris. Semasa kecilnya ia
tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan
mewah milik ayahnya William Nightingale, yang
merupakan seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris. Sementara
ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga
terpandang.
Florence Nightingale memiliki seorang saudara perempuan bernama Parthenope.
Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan Parthenope hidup
sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita
ningrat, kaya dan berpendidikan, aktifitasnya cenderung bersenang-senang saja dan
malas, sementara Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar
yang membutuhkan.

Perawat pada masa itu dianggap pekerjaan hina karena perawat disamakan dengan
wanita tuna susila atau “Buntut” (keluarga tentara yang miskin) yang mengikuti
kemana tentara pergi, profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh
dalam keadaan terbuka, sehingga dianggap profesi yang tidak baik.

Nama harum Florence melejit saat pecah perang Crimean antara Inggris, Perancis
dan Turki melawan Rusia pada tahun 1854-1856. Saat itu banyak sekali tentara
Inggris yang terluka dan dibiarkan terlantar di Rumah Sakit darurat di medan perang
karena tak cukupnya tenaga perawat di tempat itu. Florence dengan tulus dan berani
membawa 38 orang perawat ke rumah sakit itu. Selama 21 bulan, ia mengabdi tak
kenal lelah merawat, menghibur tentara yang terluka dan mengusahakan perbaikan
fasilitas rumah sakit darurat tersebut. Florence tidak pernah absen untuk selalu
berpatroli menjenguk korban yang terluka bahkan di tengah malam yang dingin.
Kedatangan Florence yang berjalan kaki membawa lentera selalu dinantikan para
pasien. Florence memperoleh julukan Malaikat Pembawa Lentera.

Berkat pengabdian Florence dan timnya, presentasi kematian prajurit yang terluka
parah membaik dari 42% menjadi hanya 2%. Florence kemudian menerima
penghargaan dari Ratu Victoria dan rakyat Inggris berupa medali emas berukirkan “
Kebahagiaan dan Cinta Kasih Abadi”.

“Dana Nightingale” yang terkumpul yang sedianya digunakan untuk membuat


medali ini ternyata sangat besar sekali. Florence pun membentuk Yayasan
Nightingale yang memperoleh sumbangan dari banyak pihak. Dana tersebut
digunakan untuk mendirikan sekolah perawat dengan nama Nightingale Nursing
School.

Florence Nightingale mempunyai pandangan bahwa dalam mengembangkan


keperawatan perlu dipersiapkan pendidikan bagi perawat, ketentuan jam kerja
perawat dan mempertimbangkan pendapat perawat. Usaha Florence adalah dengan
menetapkan struktur dasar di pendidikan perawat, diantaranya mendirikan sekolah
perawat, menetapkan tujuan pendidikan perawat serta menetapkan pengetahuan yang
harus dimiliki para calon perawat.

2. Latar Belakang Teori


Teori Nightingale mengutamakan fokus pada lingkungan dalam penerapannya.
Walaupun secara pernyataan tidak pernah menyebutkan lingkungan, Nightingale
menggambarkan lingkungan dengan mendefinisikan tentang ventilasi, kehangatan,
cahaya/penerangan, makanan, kebersihan dan suara. Nightingale tidak secara khusus
membedakan lingkungan pasien dengan aspek fisik, psikologis dan sosial, tetapi dari
tulisan-tulisan yang ada, ia memberi penekanan pada lingkungan fisik. Lingkungan
sehat dilihat dalam situasi rumah sakit, rumah tinggal dan kondisi fisik pemukiman.

Lima komponen penting lingkungan yang sehat menurut Nightingale meliputi udara
bersih, air bersih, pembuangan air yang efisien, kebersihan ruangan, dan
pencahayaan.
 Udara; Nightingale menekankan pada pemberian udara yang baik bagi proses
penyembuhan pasien. Perawat diingatkan untuk "mempertahankan pemberian
udara pada pasien sebersih udara eksternal, tanpa membuatnya kedinginan"
(Nightingale, 1969).
 Pencahayaan; diidentifikasi sebagai pemberian cahaya matahari secara langsung
yang merupakan kebutuhan penting bagi pasien. Ia mengatakan "cahaya
memiliki pengaruh yang cukup nyata dan dapat dirasakan pada tubuh manusia"
(Nightingale, 1969). Untuk memperoleh keuntungan dari sinar matahari, perawat
diminta untuk memindahkan dan memposisikan pasien agar terkena cahaya
matahari.
 Perawat perlu mengkaji suhu tubuh pasien dengan cara mempalpasi ekstremitas,
agar jangan sampai pasien kedinginan atau kepanasan. Perawat disarankan untuk
memanipulasi lingkungan secara berkelanjutan untuk mempertahankan ventilasi
dan kehangatan pada pasien dengan pemberian pemanas, membuka jendela dan
pemberian posisi yang tepat pada pasien.
 Kebersihan ditujukan kepada pasien, perawat dan lingkungan fisik. Lingkungan
yang kotor (pada lantai, karpet, dinding dan bed linen) adalah sumber infeksi.
Walaupun ruangan memiliki ventilasi yang baik, materi organik dapat membuat
lingkungan menjadi kotor. Oleh karena itu, dibutuhkan pembuang ekskresi dan
kotoran tubuh yang baik untuk mencegah kontaminasi terhadap lingkungan.
Selain itu, pasien perlu dimandikan secara teratur setiap hari. Perawat juga harus
mandi setiap hari, mengenakan pakaian yang bersih dan sering mencuci tangan.
Konsep ini ditujukan bukan hanya ditujukan pada perawatan individual pasien,
tetapi ditujukan juga bagi perbaikan status kesehatan di pemukiman kumuh yang
padat dimana pembuangan kotoran tidak adekuat dan akses mendapatkan air
bersih terbatas.(Nightingale, 1969).
 Kebutuhan akan lingkungan yang tenang juga perlu dikaji dan diintervesi oleh
perawat. Suara berisik yang dihasilkan oleh aktifitas fisik di ruangan perlu
dihindari karena dapat mengganggu pasien.
 Perawat juga perlu memperhatikan nutrisi / makanan pasien. Perawat perlu
mengkaji pemasukan makanan, jadwal makan dan pengaruhnya terhadap pasien.
Nightingale percaya bahwa pasien dengan penyakit kronis membutuhkan nutrisi
yang lebih banyak dan perawat yang pintar adalah perawat yang berhasil
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
 Komponen lainnya yang didefinisikan oleh teori Nightingale adalah petty
management (Nightingale, 1969), dimana perawat memiliki kendali terhadap
lingkungan secara fisik dan administratif. Perawat perlu mengontrol lingkungan
untuk melindungi pasien dari ancaman fisik dan psikologis. Nightingale juga
yakin bahwa perawat akan tetap bertanggung jawab terhadap lingkungan
walaupun ia tidak ada di ruangan, karena ia telah menyerahkan tanggung jawab
kepada orang lain yang bekerja disana saat ia tidak ada di tempat, hal ini
menunjukkan sebenarnya proses pendelegasian sudah ada pada jaman
Nightingale.

3. Kerangka Teori

Fokus Asuhan Keperawatan

Lingkungan :
 Pemberian udara
 Lampu
 Kenyamanan
lingkungan
 Kebersihan
 Ketenangan
 Nutrisi

Perawat Klien

4. Konsep Teori
Teori Nightingale terdiri dari 4 komponen meliputi :
a. Manusia
Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual.
Walaupun memang lebih terfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang
dikemukakan Nightingale tentang seseorang yang sedang sakit mempunyai
semangat hidup yang lebih besar daripada mereka yang sehat, sebenarnya terkait
dengan dimensi psikologik dari manusia
b. Lingkungan
Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang
mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima
komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu
yang meliputi :
1) udara bersih,
2) air yang bersih,
3) pemeliharaan yang efisien
4) kebersihan
5) penerangan/pencahayaan
c. Kesehatan
Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan
semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses
aditif, yaitu hasil kombinasi dari faktor lingkungan, fisik, dan psikologis.
Terutama faktor lingkungan meliputi:
1) kebersihan
2) minuman
3) nutrisi
4) kelembaban
5) jalan udara
6) saluran air
d. Keperawatan
Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan
keperawatan sebagai mengarahkan terhadap peningkatan dan pengelolaan
lingkungan fisik sehingga alam akan menyembuhkan pasien. Oleh karena itu,
kegiatan keperawatan termasuk memberikan pendidikan tentang kebersihan di
rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita menciptakan atau
membuat lingkungan sehat bagi keluarganya dan komunitas yag pada dasarnya
bertujuan untuk mencegah penyakit.

5. Analisa Konsep
 Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial
dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci. Penekanannya terhadap
lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan
masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah,
kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.
 Aspek lingkungan yang diutamakan Nightingale dalam merawat klien adalah
ventilasi yang cukup bagi klien. Ia berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar
secara terus-menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu,
setiap perawat harus menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih ,
sebersih udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan.
 Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya
matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi manfaat yang besar
bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-
jalan keluar untuk merasakan sinar matahari selama tidak terdapat
kontraindikasi.
 Fokus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia
berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan,
baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.

CASE :
Ns Anita adalah seorang perawat Ponkesdes di Desa Sakti Mulya. Pada keseharian Ns.
Anita lebih banyak menghabiskan waktu bersama warga Desa khususnya dalam
pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan lingkungan, sebab sudah 3 bulan yang lalu Desa
Sakti Mulya ditunjuk sebagai nominasi Desa Sehat percontohan. Dalam lingkungan Desa
Ns Anita mampu membangun kesadaran warga masyarakat tentang pentingnya kesehatan
lingkungan, seperti udara yang sehat tanpa polusi, air bersih tanpa sampah dan
pencemaran beserta saluran air limbah rumah tangga yang sudah berakhir di septik tank.
Hal lain juga tampak dari bangunan rumah warga yang rata-rata sudah menggunakan
ventilasi dan pencahayaan ruangan yang cukup. Selain itu lingkungan sosial juga terjalin
dengan baik, yang terbukti dari warga desa yang masih menpertahankan tradisi gotong
royong dalam berbagai kegiatan. Kepedulian warga terhadap lingkungan membuahkan
keberhasilan yakni lingkungan tempat tinggal yang nyaman, tidak banyak terjadi masalah
antar warga, sehingga stress psikis juga jarang ditemukan, yang terbukti tidak satupun
warga desa yang menderita sakit jiwa.

CONTRARY CASE :
Rumah Sakit dr. Saiful adalah rumah sakit tipe C. Sekilas dilihat penampilan rumah sakit
umum tersebut tampak tidak rapi. Rumput ditaman tidak tertata rapi dan cat rumah
sakitnyapun sudah tampak pudar. Di kota suka sehat masyarakatnya lebih senang ke
rumah sakit swasta yang ada dari pada ke rumah sakit dr. Saiful. Ada ungkapan bahwa
rumah sakit Hulala suka memberi bonus, yaitu bonus penyakit lain yang didapat selama
proses perawatan. Kesan tidak nyaman pada lingkungan rumah sakit tersebut sudah
nampak sejak dari luar hingga di ruang-ruang perawatan. Banyak pasien mengeluh
dengan kebersihan rumah sakit dr. Saiful tersebut. Pasien yang yang tidak enak makan
karena penyakitnya semakin tidak selera makan dengan kondisi lingkungan yang tidak
bersih. Hal ini yang mendorong perawat-perawat untuk membenahi lingkungan perawatan
dengan tujuan mempercepat proses penyembuhan pasien.

B. Teori Keperawatan Henderson


1. Sejarah Virginia Henderson
Virginia Henderson lahir pada 1897, di Kansas City. Ia
memperkenalkan definisi keperawatan. Definisinya
tentang keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikannya dan kecintaanya dengan keperawatan
saat Ia melihat korban-korban perang dunia. Ia
mengatakan bahwa definisi keperawatan harus
menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis.

Menurutnya, “Tugas unik perawat ialah membantu individu, baik dalam keadaan sakit
maupun sehat, melalui usahanya melakukan berbagai aktifitas guna mendukung
kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai” dengan
begitu maksud dari teori Virginia Henderson yaitu berusaha mengembalikan
kemandirian, kekuatan, kemampuan, kemauan, dan pengetahuan individu tersebut.

Selain itu, Virginia Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan “The
Actifities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat ialah membantu
individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat harus mandiri
dalam mengerjakan tugasnya dan tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi, perawat
tetap harus menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.

2. Konsep Teori Henderson


Tugas unik perawat adalah membantu individu baik dalam keadaan sakit maupun sehat
melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan
penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dilakukan secara
mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau
pengetahuan untuk itu. Handerson mengemukakan teori tersebut dikarenakan keyakinan
dan nilai yang dia percayai yaitu manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
Selain itu dia juga mengatakan dalam mendefinisikan tentang keperawatan harus
memikirkan keseeimbangan fisiologisnya.
a. Manusia
Henderson melihat manusia individu yang mengalami perkembangan rentang
kehidupan yang dalam meraih kesehatan, kebebasan, dan kematian yang damai
membutuhkan orang lain. Maka, Ia membagi kebutuhan dasar manusia itu menjadi
14 komponen penanganan perawatan, dimana kebutuhan dasar manusia itu
diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis,
sosiologis, dan spiritual. Diantaranya yaitu :
1) Biologis
 Bernapas secara normal.
 Makan dan minum dengan cukup.
 Membuang kotoran tubuh.
 Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
 Tidur dan istirahat.
 Memilih pakaian yang sesuai.
 Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian
dan mengubah lingkungan.
 Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen.
 Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
2) Psikologis
 Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan,
rasa takut, atau pendapat.
 Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan
yang tersedia.
3) Sosiologis
 Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
 Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
4) Spiritual
 Beribadah sesuai dengan keyakinan.
b. Keperawatan
Dalam menjalankan fungsinya penanganan keperawatan didasari oleh 14 kebutuhan
dasar manusia (independence). Untuk membantu individu yang sakit maupun sehat
untuk mendapatkan kembali pemulihannya yang tujuannya ialah kebebasan.
c. Kesehatan
Dalam mendapatkan kesehatan manusia perlu memiliki kesadaran dan pengetahuan
dalam meningkatkan kualitas hidup lebih baik yang menjadi dasar manusia berfungsi
bagi kemanusiaan karena mencegah lebih baik daripada mengobati penyakit. Agar
manusia mendapatkan kesehatannya maka diperlukan kemandirian dan saling
ketergantungan.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah salah satu yang harus di perhatikan karena lingkungan sekitar adalah
cerminan pola kehidupan manusia dan merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar
bagi kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam lingkungan yaitu :
1) Manusia harus mampu menjaga lingkungan sekitarnya agar tetap dalam kondisi
sehat.
2) Perawat dituntut mampu menjaga pasien dari cedera mekanis.
3) Sebagai seorang perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang kesehatan,
kebersihan, dan keamanan lingkungan.
4) Perawat harus mampu membuat observasi secara menyeluruh terhadap seorang
pasien dengan tepat agar hasilnya dapat membantu dokter dalam memberikan
resep.
5) Dalam menjalankan tugasnya perawat harus memiliki ketelitian agar dapat
meminimalkan peluang terjadinya kecelakaan atau luka dikarenakan sarana
kontruksi bangunan dan pemeliharaannya.
6) Dalam menjaga keselamatan yang lebih bagi seorang pasien maka perawat harus
memiliki pengetahuan tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya ancaman.
(Hidayat, 2007)
3. Kerangka Teori Henderson
DAFTAR PUSTAKA
.

.
Alligood, MR 2014, Nursing Theorists and Their Work (ed.8). St.Louis: Mosby Elsevier.

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Hidayat, A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik. Jakarta:
EGC

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai