Anda di halaman 1dari 3

Bismillahirrahmaanirrahiim

Artinya, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

Konsep Manusia Dalam Perspektif Al Quran

Manusia adalah ciptaan terbaik ciptaan Tuhan. Manusia dalam redaksi ayat Al Quran
memiliki beberapa istilah, seperti al nas, al ins, al insan, dan Bani Adam. Dari term-term
tersebut sebagian maknanya bisa terungkap yang memberi informasi tentang asal mula
penciptaan manusia dan perilakunya. 

Eksistensi Manusia secara umum berperan sebagai hamba Allah (Abd.Allah) dan sebagai
pengayom atau pemakmur di permukaan bumi (khalifah Allah).

Bagaimana pun, setiap sebutan pasti menyimpan makna kekhususan dan terdapat
maziyyah di dalamnya, mengingat Al-Qurân merupakan kitab suci yang diturunkan sebagai
mu'jizat Nabi Muhammad shallalaahu 'alaihi wasallam dan memiliki nilai kesusastraan yang
tinggi dari sisi balaghah, manthiqy dan lughawynya. Karena tingkat bahasa yang digunakan
itu, maka setiap aspek pilihan lafadh yang digunakan oleh Al-Qurân sudah barang tentu
memiliki fungsi tertentu
Sumber:  https://islam.nu.or.id/post/read/110818/makna-an- ns-atau-manusia-dalam-al-qur-
n.

- Insan
Dapat diartikan sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk menalar, makhluk
yang berilmu serta makhluk yang beradab manusia. dalam al quran kata al insan digunakan
untuk menunnjukan keistimewaan manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani, tidak
tergantung pada fisik tetapi melaikan pada kesadaran menusia tersebut untuk mengingat
akan keuasaan allah. Kata insan disebutkan dalam AI-Qur'an sebanyak 70 kali, di antaranya (al-Alaq:
5), yang artinya : Dia, mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

- An nas
dalam Al Quran dihubungkan dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial. Manusia
diciptakan sebagai makhluk bermasyarakat, berkembang menjadi suku bangsa untuk saling
mengenal. Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti (az-Zummar. 27), yaitu :
Walaqaddlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (Sesungguhnya telah Kami
buatkan bagi manusia dalam al-Qur'an ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas
menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk sosial.
-Basyar
Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata yang pada umumnya
berarti menampakkan sesuatu dengan baik dan indah. Manusia dinamai basyar karena
kulitnya nampak jelas, dan berbeda dengan kulit makhluk lain yang tertutupi bulu. Al-
Qur’an menggunakan kata basyar sebanyak 36 kali, diantaranya (Q.S. ar-Rum [30]: 20)
yang artinya “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu
dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia (basyar) yang berkembang
biak.”

Manusia dibekali akal yang dapat mengolah dan berpikir berbagai


macam ilmu. Itulah salah satu potensi yang tidak dimiliki oleh makhluk
lain.

“Dan kepada Dia kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia tunjukkan kepada
para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu
yang benar!. Menjawab, “Mahasuci, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah
kamu berikan kepada kami. Engkaulah Yang Maha Mengetahui Sungguh Mahabijaksana.
Dia (Allah) berfirman, “Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!”
Setelah Adam menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, “Bukankah telah Aku katakan
katakan, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang
kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?”  (QS. Albaqoroh: 31-33).

Manusia dibekali sifat fitrah agar bertauhid kepada Allah SWT. menyukai agama dan
memuji pencipta untuk memperoleh hati yang tentram dan damai.

‫ن‬
ُ ‫د ْي‬ ِّ ‫ك ال‬ َ ِ‫ه ٰۗذل‬ِ ّ ‫خ ْلقِ ال ٰل‬ َ ِ‫ل ل‬ ِ ‫ه ۗا اَل ت َْب‬
َ ‫د ْي‬ َ ‫اس عَ لَ ْي‬
َ َ ‫ي‬
‫فطَ َر ال َّن‬ ِ ّ ‫ت ال ٰل‬
ْ ِ‫ه الَّت‬ ْ ِ‫ف ۗا ف‬
َ ‫ط َر‬ ً ‫حنِ ْي‬
َ ‫ن‬
ِ ‫د ْي‬
ِّ ‫ك لِل‬
َ ‫ه‬
َ ‫ج‬
ْ ‫و‬
َ ‫م‬ َ
ْ ِ‫فاَق‬
ۙ ‫م ْو‬
َ‫ن‬ ُ َ ‫ل‬ ‫ع‬
ْ َ ‫ي‬ ‫اَل‬ ‫اس‬
ِ ‫ن‬ ‫ال‬
َّ َ ‫ر‬‫ث‬َ ‫ك‬ْ َ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ك‬ ٰ
‫ل‬ ‫و‬
َّ ِ َ ُ ّ ِ ۙ
‫م‬ ‫َي‬‫ق‬ ْ
‫ل‬ ‫ا‬

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah
disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada
ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.”  (QS: Arrum: 30)

Itu adalah beberapa  keistimewaan manusia dalam Al Quran. Semoga kita menjaga


amanah yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita sebagai makhluk yang paling
sempurna.

Status, kedudukan dan kualitas manusia, sesungguhnya ditentukan oleh dirinya


sendiri. Setiap orang normal, dibekali oleh Allah dengan potensi yang seimbang,
masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Sebagai potensi untuk
mengembangkan dirinya sendiri, manusia diberi akal dan pikiran serta kemauan,
kemauan dan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan fisik dan mentalnya
yang sangat sempurna. Baik dan buruknya seseorang serta hina dan mulianya
tergantung pada perjuangannya dalam menghargai dan menghindari kehinaan. 
Seorang mukmin yang kuat dan berilmu, lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari
seorang mukmin yang lemah dan tidak berilmu. Dalam Al-Qur'an dijelaskan Kriteria
manusia mukmin yang kamil atau paripurna (insan kamil), disebut dalam berbagai
ayatnya. Kriteria tersebut bisa dicoba oleh setiap orang, jika ia menginginkannya. 

Dalam Al-Qur'an penjelasan Kriteria manusia mukmin yang kamil atau paripurna
(insan kamil), disebut dalam berbagai ayatnya. Kriteria tersebut bisa dicoba oleh
setiap orang, jika ia menginginkannya.

‫نما ٱلمؤمنون ٱلذين إذا ذكر ٱهلل وجلت قلوبهم وإذا تليت عليهم ءايته زادتهم إيمنا وعلى‬
‫ربهم يتوكلون ٱلذين يقيمون ٱلصلوة ومما رزقنهم ينفقون أولئك هم ٱلمؤمنون حقا لهم‬
‫درجت عند ربهم ومغفرة ورزق كريم‬

“Sesungguhnya orang-orang yang percaya adalah mereka yang bila disebut nama
Allah gemetar hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-
orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami
berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.
Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan
serta rezki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfal, [8]: 2-4). 

Ayat di atas menjelaskan bahwa ada lima kriteria bagi orang-orang mukmin sejati
yaitu: (1) Senantiasa mengingat Allah, (2) Bila mendengar ayat-ayat Allah imannya
bertambah, (3) Bertawakkal, (4) Menegakkan shalat dan (5) Menginfakkan sebagain
rezkinya.

Anda mungkin juga menyukai