Anda di halaman 1dari 9

Nama : Gabriel Fauzani

NPM : 1906301482

TUGAS 08

1. Jelaskan mekanisme terjadinya tegangan sisa pada pengelasan dan apa resiko dari
adanya tegangan sisa tersebut.
Jawab:
Tegangan sisa adalah tegangan yang tetap hadir dalam suatu struktur yang
dikarenakan perlakuan termal atau mekanik.Mekanisme terjadinya tegangan sisa
adalah pemanasan yang tidak merata menyebabkan terjadinya ekspansi panas yang
terbatas. Pada akhir siklus panas, akan terjadi distorsi atau terjadi restrain yang
menyebabkan munculnya tegangan sisa pada daerah tersebut.Tegangan ini dapat
dihilangkan melalui PWHT.

Terdapat beberapa resiko dari terbentuknya tegangan sisa setelah melakukan


pengelasan yaitu:
- Terdistorsinya logam yang di las
- Kegagalan prematur daerah lasan

2. Jelaskan beberapa metoda untuk mengurangi tegangan sisa pada pengelasan.


Jawab:
- Annealing
Lasan jenis baja ferit dipanaskan sampai 600-700oC, sedangkan untuk austenit
hingga 900oC.Setelah dipanaskan lalu ditahan dan didinginkan perlahan.Pada
suhu tinggi untuk baja konstruksi dipanaskan hingga 900-950oC lalu di hold
dan didinginkan perlahan.
- Tempa
Logam las dan daerah sekitarnya ditempa selama atau setelah pengelasan
- Peregangan
Sambungan ditarik hingga sampel mengalami perubahan plastik
- Pembebasan Tegangan pada Suhu Rendah
Permukaan lasan selebar 60-130 mm dipanaskan hingga suhu 150-200oC yang
diikuti dengan pendingan dengan air
- Getaran
Diberikan getaran dengan maksud memberikan resonansi frekuensi rendah
yang akan menyebabkan perubahan plastik

3. Jelaskan mekanisme terjadinya Hydrogen Induced Cracking (HIC) pada pengelasan


dan persyaratan apa saja untuk terjadinya HIC. Serta Jelaskan beberapa sumber
Hydrogen & metoda untuk mengurangi larutnya H2 pada pengelasan.
Jawab :
Saat logam las masih cair, logam ini menyerap hidrogen dalam jumlah yang besar
yang dilepaskan dengan cara difusi pada suhu rendah karena pada suhu tersebut
kelarutan hidrogen menurun. Hidrogen yang didifusikan ini menyebabkan terjadinya
retak di daerah pengaruh panas.
Beberapa syarat terjadinya HIC :
- Hadirnya hidrogen dalam baja yang dapat berdifusi
- Terciptanya tegangan sisa yang tinggi
- Adanya struktur mikro yang rentan terhadap retak (HV>350) seperti martensit
Sumber hidrogen antara lain :
- Air dan zat organik yang terkandung di dalam fluks
- Kelembaban udara atmosfer
- Zat organik dan air yang melekat pada rongga dan permukaan pelat atau kawat
las
Metode yang dapat mengurangi larutnya H2 pada pengelasan:
- Menggunakan fluks yang mengandung banyak karbonat. Dengan fluks ini akan
dihasilkan gas CO2 yang dapat menurunkan tekanan parsial hidrogen didalam
busur listrik dengan sendirinya akan mengurangi difusi
- Dilakukan penurunan kecepatan pendinginan dengan memberikan pemanasan
pada temperatur antara 50-300oC atau memberikan pemanasan kemudian
pada temperatur antara 200oC sampai 300oC

4. Jelaskan mekanisme terjadinya Solidification Cracking (Hot Crack) pada pengelasan


dan persyaratan apa saja untuk terjadinya Hot Cracking. Serta Jelaskan beberapa
sumber penyebab hot cracking & metoda untuk menguranginya pada pengelasan Baja.
Jawab :
Solidification crack (hot cracking) merupakan retak yang terjadi selama proses
solidifikasi terjadi.Retak ini dapat terjadi jika konsentrasi pelarut dan impurity yang
tinggi.Beberapa penyebab yang dapat membuat solidification cracking diantara lain:
- Arus las yang terlalu tinggi
- Groove welding yang terlalu sempit
- Kandungan sulfur yang tinggi dari base metal
Langkah pencegahan yang dapat diambil:
- Mengatur arus las sehingga sesuai
- Menggunakan sudut groove yang sesuai
- Mengecek kandungan sulfur sebelum pengelasan

5. Jelaskan mekanisme terjadinya Lamelar Tearing pada pengelasan dan Jelaskan


penyebab utama Lamelar Tearing & metoda untuk menguranginya pada pengelasan.
Jawah :
Cacat ini bermula dari inklusi MnS yang berbentuk flat akibat proses rolling atau
jenis inklusi lainnya yang kemudian mengalami perpatahan pada antar muka antara
matriks dengan inklusi. Pertumbuhan retak terjadi pada arah vertikal ataupun bersudut,
ductile tearing terjadi pada arah paralel pada celah antara matriks dan inklusi
mengakibatkan terbentuknya retak yang menyerupai anak tangga.

6. Jelaskan faktor apa saja yang harus saudara (i) perhatikan bila terjadi kekerasan yang
tinggi di HAZ.
Jawab :
Faktor yang harus diperhatikan:
- Ketangguhan batas las
- Komposisi kimia logam induk
- Kecepatan pendinginan

7. Jelaskan metoda (cara-cara) untuk mengurangi kekerasan yang tinggi di HAZ.


Jawab :
- Penggunaan baja yang kurang peka terhadap penggetasan HAZ
- Pembatasan masukan panas
- Penurunan penggetasan melalui cara pengelasan
Bertujuan untuk memperbaiki struktur mikro yang terjadi dengan cara
pemanasan kembali melalui panas yang dihasilkan oleh lasan, dan juga
menghindari retak dan distorsi
8. Jelaskan tujuan pemanasan awal (preheating) dan pemanasan akhir (PWHT) pada
proses pengelasan.
Jawab :
Tujuan Pemanasan Awal (Preheating)
Memperlambat laju pendinginan sehingga mencegah terjadinya toe crack dan
underbead crack pada baja yang memiliki hardenability yang tinggi.
Tujuan Pemanasan Akhir (PWHT)
Menghilangkan tegangan sisa sehingga dapat mencegah terjadinya distorsi pada
logam las.

9. Bila ada cacat dibawah ini, analisa menurut saudara apakah cacat tsb diterima (accept)
atau ditolak (reject) dengan merefer ke ISO 5817 dengan Quality level C
a. Retak (crack)sepanjang 2 mm di weld metal (Reject)
b. Lack of side wall fusion sepanjang 5 mm (Reject)
c. Surface porosity diameter 1,5mm (Accept)

10. Jelaskan cacat las (weld defects) di bawah ini serta (i) sebutkan penyebabnya serta
penanggulangannya dan (ii) sebutkan metoda NDT yang dapat dipakai di pemeriksaan
catat tsb. (Note: untuk gbr (b) Nama cacatnya adalah sama, tetapi contoh lokasinya yg
berbeda)

a)

b)

(a) (b)
Jawab :
a. Cold cracking (root crack), dimana disebabkan oleh adanya tegangan sisa pada
hasil lasan. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan
preheating dan stress relief pada hasil lasan untuk menghilangkan tegangan sisa
yang ada. Metode yang tepat untuk mendeteksi cacat ini adalah penetrant testing
(PT).
b. Lack of fusion, dimana cacat ini terjadi karena tidak terisinya kampuh las secara
sempurna oleh kawat pengisi. Hal ini dapat disebabkan oleh arus yang digunakan
terlalu rendah, geometri sambungan yang kurang tepat, diamter elektroda yang
terlalu besar, serta kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi. Cacat ini dapat
dicegah dengan cara meningkatkan arus yang digunakan, memperkecil diameter
elektroda, mengatur sudut kawat sebesar 45o, dan membersihkan permukaan
sebelum melakukan pengelasan. Metode yang tepat untuk mendeteksi cacat ini
adalah ultrasonic testing (UT).
11. Jelaskan cacat las (weld defect) di bawah ini serta sebutkan penyebabnya serta
penanggulangannya.

Jawab:
Gambar a : Lack of inter-run fusion
Cacat ini terjadi karena tidak terisinya kampuh las secara sempurna oleh
kawat pengisi.Penyebab timbulnya cacat:
- Penggunaan arus yang terlalu rendah
- Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi
- Geometri sambungan yang kurang tepat
- Diameter elektroda yang terlalu besar
Cara penanggulangan:
- Arus ditingkatkan
- Diameter elektroda diperkecil
- Sudut kawat las 45o
- Membersihkan permukaan sebelum mengelas

Gambar b : Porositas
Cacat ini berupa lubang halus yang terjadi akibat adanya udara atau gas yang
terperangkap dalam deposit las. Penyebab porositas antara lain adalah elemen
pengotor, kelembaban atmosfir dan kontaminasi bahan lain seperti minyak,
pelumas atau kotoran lain. Cara penanggulangannya :
- Menggunakan fluks yang mengandung banyak karbonat. Dengan fluks
ini akan dihasilkan gas karbondioksida yang dapat menurunkan
tekanan parsial hidrogen didalam busur listrik dengan sendirinya akan
mengurangi difusi hidrogen.
- Dilakukan penurunan kecepatan pendinginan dengan memberikan
pemanasan mula pada temperatur antara 50 sampai 300oC atau
memberikan pemanasan kemudian pada temperatur antara 200oC
sampai 300oC.
- Sebelum mengelas, pada daerah di sekitar kampuh dibersihkan dari
air, karat, debu, minyak dan zat organik yang dapat menjadi sumber
hidrogen.
- Menggunakan elektroda dengan fluks yang mempunyai kadar
hidrogen rendah.
- Penggunaan CO2 sebagai gas pelindung.
- Menghindari pengelasan pada waktu hujan atau di tempat di mana
daerah las dapat mengalami pembasahan.

12. Jelaskan cacat las (weld defects) di bawah ini serta (i) sebutkan penyebabnya serta
penanggulangannya dan (ii) sebutkan metoda NDT yang dapat dipakai pada
pemeriksaan catat tsb. (Note: untuk gbr (a) Nama cacat adalah sama, tetapi contoh yang
diperbesar ada beda warna kegelapannya dan bukan crack)

(a) (b)
Jawab :
a. Cacat yang terjadi adalah slag inclusion. Faktor yang mempengaruhi adalah tipe
coating dari flux yang digunakan serta teknik pengelasan yang kurang tepat. Cara
mencegah cacat ini adalah dengan memilih tipe coating flux yang tepat (menghasilkan
bijih las yang halus sehingga terak mudah untuk diambil) dan mengaplikasikan teknik
pengelasan yang tepat. Metode yang dapat digunakan untuk mendeteksinya adalah
dengan visual inspection.
b. Lamellar tearing, dimana cacat terbentuk seperti retakan bertingkat pada logam
induk dengan arah sejajar dengan permukaan logam. Cacat ini disebabkan oleh logam
induk yang bersifat kurang ulet, memiliki kadar sulfur yang tinggi, serta inklusi di
dalamnya. Selain itu terdapat hidrogen di dalam lasan dan masih tersisanya tegangan
tarik pada logam induk. Cara menanggulanginya adalah dengan memilih logam dengan
keuletan tinggi, kadar sulfurnya rendah, mengurangi kadar hidrogen pada hasil lasan,
dan memodifikasi daerah sambungan agar tegangan dapat dialokasikan dengan baik.

13. Jelaskan yang dimaksud dengan weldability pada baja dan faktor yang mempengaruhi
kemampulasan tsb.
Jawab :
Weldability merupakan suatu kemampuan material untuk dapat di las di bawah
kondisi perakitar khusus sehingga sesuai dengan desain struktur dan dapat
menunjukkan performa yang memuaskan di lapangan.Weldability bergantung pada
beberapa faktor seperti desain las, teknik las, keahlian pengelas dan logam itu sendiri.
Weldability baja berbanding terbalik dengan hardenability baja karena adanya
pembentukan martensit selama proses perlakuan panas.Hardenability meningkat
dengan meningkatnya kadar C dan Weldability baja menurun.Makin banyak unsur
paduan pada baja, makin kompleks permasalahannya dan makin sulit di las.

14. Jelaskan fungsi Preheating dan Post-heating pada pengelasan baja.


Jawab :
Fungsi Pemanasan Awal (Preheating)
- Mengurangi kelembaban area pengelasan
- Menghilangkan kontaminan yang tidak diinginkan
- Mengurangi perbedaan temperatur antara base metal dan sumber panas dari las
Fungsi Pemanasan Akhir (Post-heating)
- Sebagai stress-relief
- Memberikan struktur metalurgi yang cocok

15. Jelaskan fungsi dari PWHT dan berapa umumnya temperatur dan waktu tahan PWHT
pada baja karbon.
Jawab :
PWHT Stress Relieve
Berfungsi untuk menghilangkan tegangan sisa, temperatur yang biasanya dipakai
berkisar pada 590-670oC, namun bervariasi tergantung jenis perlakuan panasnya.
PWHT Normalizing
Berfungsi untuk menghasilkan butir yang memiliki ukuran yang homogen, sehingga
menghasilkan sifat yang merata dan ductility yang tinggi.Temperatur yang biasanya
digunakan berkisar pada 820-980oC.
PWHT Full Annealing
Berfungsi untuk melunakan logam untuk memudahkan proses machining.Temperatur
yang dipakai antara 820-925oC, metode ini hampir sama dengan normalizing namun
pendinginannya lebih lambat.
PWHT Tempering
Berfungsi untuk mengurangi kekerasan yang terlalu tinggi karena pendinginan yang
cepat ataupun temperatur pengelasan yang tinggi.Temperatur metode ini biasanya
dibawah temperatur kritis atau berkisar pada 220-390oC.

Anda mungkin juga menyukai