Anda di halaman 1dari 5

Materi Pembelajaran KD 23

Pelaksanaan Pemerintahan Sesuai Karakteristik Good Governance

A. Makna Good Governance


Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran
salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administratif
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya
aktifitas usaha.
Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses
pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama.
Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi
penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara.
Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses
pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama.
Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi
penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara.
Banyak badan-badan donor internasional, seperti IMF danBank Dunia, mensyaratkan
diberlakukannya unsur-unsur tata laksana pemerintahan yang baik sebagai dasar bantuan dan
pinjaman yang akan mereka berikan.
Beberapa konsep hakikat good governance, antara lain :
1)  Menurut Bank Dunia (World Bank) Good governance merupakan cara kekuasaan yang digunakan
dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk pengembangan masyarakat
2) Menurut UNDP (United National Development Planning), Good governance merupakan praktek
penerapan kewenangan pengelolaan berbagai urusan. Penyelenggaraan negara secara politik,
ekonomi dan administratif di semua tingkatan. Dalam konsep di atas, ada tiga pilar good
governance yang penting, yaitu:
a. Kesejahteraan rakyat (economic governance).
b. Proses pengambilan keputusan (political governance).
c. Tata laksana pelaksanaan kebijakan (administrative governance)
3) Kunci utama memahami good governance, menurut Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI),
adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya.
Dalam proses memaknai peran kunci stakeholders (pemangku kepentingan), mencakup 3 domain
good governance, yaitu:
1) Pemerintah yang berperan menciptakan iklim politik dan hukum yang kondusif.
2) Sektor swasta yang berperan menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan.
3) Masyarakat yang berperan mendorong interaksi sosial, konomi, politik dan mengajak seluruh
anggota masyarakat berpartisipasi
4) Good Governance sebagai kriteria Negara-negara yang baik dan berhasil dalam pembangunan,
bahkan dijadikan semacam kriteria untuk memperoleh kemampuan bantuan optimal dan Good
Governance dianggap sebagai istilah standar untuk organisasi publik hanya dalam arti
pemerintahan. Secara konseptual “good” dalam bahasa Indonesia “baik” dan “Governance” adalah
“kepemerintahan”. Kunci utama memahami good governance, menurut Masyarakat Transparansi
Indonesia (MTI), adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya.
Dalam proses memaknai peran kunci stakeholders (pemangku kepentingan), mencakup 3
domain good governance, yaitu:
1) Pemerintah yang berperan menciptakan iklim politik dan hukum yang kondusif.
2) Sektor swasta yang berperan menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan.
3) Masyarakat yang berperan mendorong interaksi sosial, konomi, politik dan mengajak seluruh
anggota masyarakat berpartisipasi
Asas-asas Umum pemerintahan Yang Baik
Ketetapan MPR nomor XI/MPR/1998 dan Undang-Undang nomor 28 tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme menunjukkan
adanya itikad bangsa dan negara Indonesia untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik. Untuk
menyelenggarakan negara yang bersih diperlukan pedoman yang berisi asas-asas umum
pemerintahan yang baik, meliputi :
1) Asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perudang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara
negara
2) Asas tertib penyelenggaraan negara, yakni asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian
dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara negara
3) Asas kepentingan umum, yakni asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara
yang aspiratif, akomodatif dan selektif
4) Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara
5) Asas proporsional, yakni asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
penyelenggara negara
6) Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
7) Asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang yang berlaku.

B. Karakteristik Good Governance


a. Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan
keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembagalembaga perwakilan yang sah yang
mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan
berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kepastian untuk berpartisipasi secara konstruktif.
b. Tegaknya supremasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu,
termasuk didalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.
c. Transparansi: transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintah,
lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan
informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
d. Peduli dan stakeholder: lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintah harus berusaha
melayani semua pihak yang berkepentingan.
e. Berorientas pada konsensus: tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan
yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi
kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur
f. Kesetaraan: semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.
g. Efektifitas dan efisiensi: proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil
sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada
seoptimal mungkin.
h. Akuntabilitas: para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat
bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang
berkepentingan.
i. Visi strategis: para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas
tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang
dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki
pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya, dan sosial yang menjadi dasar bagi
perspektif tersebut.
Berlakunya karakteristik-karakteristik di atas biasanya menjadi jaminan untuk:
1) Meminimalkan terjadinya korupsi
2) Pandangan minoritas terwakili dan dipertimbangkan
3) Pandangan dan pendapat kaum yang paling lemah didengarkan dalam pengambilan keputusan
Dari karakteristik yang dikemukakan oleh UNDP tersebut, Sedarmayanti menyimpulkan bahwa
terdapat empat unsur atau prinsip utama yang dapat memberi gambaran administrasi publik yang
berciri kepemerintahan yang baik yaitu sebagai berikut:
a. Akuntabilitas: Adanya kewajiban bagi aparatur pemerintah untuk bertindak selaku penanggung
jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan dan kebijakan yang ditetapkannya.
b. Transparansi: Kepemerintahan yang baik akan bersifat transparan terhadap rakyatnya, baik di
tingkat pusat maupun daerah.
c. Keterbukaan: Menghendaki terbukanya kesempatan bagi rakyat untuk mengajukan tanggapan dan
kritik terhadap pemerintah yang dinilainya tidak transparan.
d. Aturan hukum: Kepemerintahan yang baik mempunyai karakteristik berupa jaminan kepastian
hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap kebijakan publik yang ditempuh

C. Penerapan Good Governance di Indonesia


Pemerintahan yang bersih umumnya berlangsung di negara yang masyarakatnya menghormati
hukum. Pemerintahan yang seperti ini juga disebut sebagai pemerintahan yang baik. Pemerintahan
yang baik itu hanya bisa dibangun melalui pemerintahan yang bersih dengan aparatur birokrasinya
yang terbebas dari KKN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih, pemerintah harus
memiliki moral dan proaktif serat check and balances.
Good Governance di Indonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan diterapkan sejak
meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah terjadi perombakan sistem
pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang bersih sehingga Good Governance merupakan
salah satu alat reformasi yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat
dari perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama lebih dari 18 tahun ini, penerapan Good
Governance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai dengan cita – cita
reformasi sebelumnya. Masih banyak ditemukan kecurangan dan kebocoran dalam pengelolaan
anggaran dan akuntansi yang merupakan dua produk utama Good Governance.
Hal tersebut tidak berarti gagal untuk diterapkan, banyak upaya yang dilakukan pemerintah dalam
menciptaka iklim Good Governance yang baik, diantaranya ialah mulai diupayakannya transparansi
informasi terhadap publik mengenai APBN sehingga memudahkan masyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalam menciptakan kebijakan dan dalam proses pengawasan pengelolaan APBN dan
BUMN. Oleh karena itu, hal tersebut dapat terus menjadi acuan terhadap akuntabilitas manajerial dari
sektor publik tersebut agar kelak lebih baik dan kredibel kedepannya. Undang-undang, peraturan dan
lembaga – lembaga penunjang pelaksanaan Good governance pun banyak yang dibentuk. Hal ini
sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan sektor publik pada era Orde Lama yang banyak
dipolitisir pengelolaannya dan juga pada era Orde Baru dimana sektor publik di tempatkan sebagai
agent of development bukannya sebagai entitas bisnis sehingga masih kental dengan rezim yang
sangat menghambat terlahirnya pemerintahan berbasis Good Governance.
Diterapkannya Good Governance diIndonesia tidak hanya membawa dampak positif dalam sistem
pemerintahan saja akan tetapi hal tersebut mampu membawa dampak positif terhadap badan usaha
non-pemerintah yaitu dengan lahirnya Good Corporate Governance. Dengan landasan yang kuat
diharapkan akan membawa bangsa Indonesia kedalam suatu pemerintahan yang bersih dan amanah.
Good governance hanya bermakna bila keberadaannya ditopang oleh lembaga yang melibatkan
kepentingan publik. Jenis lembaga tersebut adalah sebagai berikut:
a. Negara
1) menciptakan kondisi politik, ekonomi, dan sosial yang stabil;
2) membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan;
3) menyediakan public service yang efektif dan accountable;
4) menegakkan HAM;
5) melindungi lingkungan hidup;v
6) Memberantas KKN; Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
7) mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik
b. Sektor Swasta
1) Menjalankan industri;
2) Menciptakan lapangan kerja;
3) Menyediakan insentif bagi karyawan;
4) Meningkatkan standar kehidupan masyarakat;
5) Memelihara lingkungan hidup;
6) Menaati peraturan;
7) Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat;
8) Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM
c. Masyarakat Madani
1) Manjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi;
2) Mempengaruhi kebijakan;
3) Berfungsi sebagai sarana checks and balances pemerintah;
4) Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah;
5) Mengembangkan SDM;
6) Berfungsi sebagai sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat
Menurut Miftah Thoha, selain dari komponen pemerintah, swasta, dan masyarakat, satu
komponen yang amat menentukan untuk melahirkan tata kepemerintahan yang baik adalah moral.
Moral menghubungkan ketiga komponen tersebut yang saling berinteraksi menciptakan tata
kepemerintahan yang baik. Moral merupakan operasionalisasi dari sikap dan pribadi seseorang
yang beragama. Ajaran agama melekat pada pribadi-pribadi yang berada pada ketiga komponen
tersebut. Dengan melaksanakan ajaran agamanya pada masing-masing komponen tersebut, maka
moral masing-masing pelaku akan berperan besar sekali dalam menciptakan tata pemerintahan
yang baik.
Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik maka harus memiliki
beberapa bidang yang dilakukan agar tujuan utamanya dapat dicapai, yang meliputi :
1) Politik
Politik merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya msalah karena seringkali menjadi
penghambat bagi terwujudnya good governance. Konsep politik yang kurang bahkan tidak
demokratis yang berdampak pada berbagai persoalan di lapangan. Krisis politik yang saat ini
terjadi di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari penataan sistem politik yang kurang demokratis.
Maka perlu dilakukan pembaharuan politik yang menyangkut berbagai masalah penting seperti:
a. UUD NRI Tahun 1945 yang merupakan sumber hukum dan acuan pokok penyelenggaraan
pemerintahan maka dalam penyelenggaraannya harus dilakukan untuk mendukung
terwujudnya good governance. Konsep good governance itu dilakukan dalam pemilihan
presiden langsung, memperjelas susunan dan kedudukan MPR dan DPR, kemandirian
lembaga peradilan, kemandirian kejaksaan agung dan penambahan pasal-pasal tentang hak
asasi manusia.
b. Perubahan UU Politik dan UU Keormasan yang lebih menjamin partisipasi dan mencerminkan
keterwakilan rakyat.
c. Reformasi agraria dan perburuhan.
d. Mempercepat penghapusan peran sosial politik TNI.
e. Penegakan supremasi hokum.
2) Ekonomi
Ekonomi Indonesia memang sempat terlepas dari krisis global yang bahkan bisa menimpa Amerika
Serikat. Namun keadaan Indonesia saat ini masih terbilang krisis karena masih banyaknya pihak
yang belum sejahtera dengan ekonomi ekonomi rakyat. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi bisa
melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja
pemerintahan secara menyeluruh.
3) Sosial
Masyarakat yang sejahtera dengan terwujudnya setiap kepentingan masyarakat yang tercover
dalam kepentingan umum adalah perwujudan nyata good governance. Masyarakat selain
menuntut perealisasian haknya tetapi juga harus memikirkan kewajibannya dengan berpartisipasi
aktif dalam menentukan berbagai kebijakan pemerintahan. Hal ini sebagai langkah nyata
menjalankan fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan.
Namun keadaan Indonesia saat ini masih belum mampu memberikan kedudukan masyarakat yang
berdaya di hadapan negara. Karena diberbagai bidang yang didasari kepentingan sosial masih
banyak timbul masalah sosial. Sesuai dengan UUD NRI Pasal 28 bahwa “Kemerdekaan berserikat
dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang”. Masyarakat diberikan kesempatan untuk membentuk golongan dengan tujuan
tertentu selama tidak bertentangan dengan tujuan negara. Namun konflik antar golongan yang
masih sering terjadi sangat kecil kemungkinan good governance bisa ditegakkan. Maka good
governance harus ditegakkan dengan keadaan masyarakat dengan konflik antar golongan
tersebut.
4) Hukum
Dalam menjalankan pemerintahan pejabat negara memakai hukum sebagai istrumen mewujudkan
tujuan negara. Hukum adalah bagian penting dalam penegakan good governance. Setiap
kelemahan sistem hukum akan memberikan influence terhadap kinerja pemerintahan secara
keseluruhan, karena good governanance tidak akan dapat  berjalan dengan baik dengan hukum
yang lemah. Penguatan sistem hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi
terwujudnya good governance. Hukum saat ini lebih dianggap sebagai komiditi daripada lembaga
penegak keadilan dan kalangan kapitalis lainnya. Kenyataan ini yang membuat ketidakpercayaan
dan ketidaktaatan pada hukum oleh masyarakat.
Keinginan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa merupakan salah satu
agenda reformasi yang harus dilaksanakan secara konsisten. Untuk mewujudkannya, diperlukan
program-program sebagai berikut:
 Mempertegas tugas, wewenang, dan tanggungjawab dari seluruh kelembagaan
negara/pemerintahan, yang berdasarkan mekanisme checks and balances yang simetris
 Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan aparatur negara/pemerintahan, termasuk
anggota TNI dan Polri
 Meningkatkan kesejahteraan aparatur negara/pemerintahan, anggota TNI dan Polri, dan
pensiunan/purnawirawan
 Mewujudkan sistem dan mekanisme kerja aparatur negara/pemerintahan yang efektif, efisien dan
akuntabel, dalam rangka pelayanan kepada publik
 Meningkatkan pengawasan untuk menjamin akuntabilitas, transparansi, dan perbaikan kinerja
aparatur negara/pemerintahan, termasuk anggota TNI dan Polri
 Menciptakan iklim usaha yang mendorong berkembangnya etika usaha yang sehat dan
terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

Anda mungkin juga menyukai