Bab Ii
Bab Ii
DASAR TEORI
tersebut dimulai, kapan pelaksanaan itu berakhir serta biaya yang dibutuhkan pada
proyek tersebut.
Menurut Azwardi (2013), pelaksanaan proyek dilakukan 2 tahap, yaitu :
1. Tahap lelang atau tender (pra kontrak)
Tahap pra kontrak adalah proses penunjukan perusahaan pelaksana
dan penyusunan ikatan kerja antara pemilik proyek dengan kontraktor.
2. Tahap pelaksanaan kontrak
Tahap pelaksanaan kontrak adalah tahap yang dimulai pada saat
penandatanganan kontrak sampai rahap penyerahan pekerjaan terakhir
dari pihak kontraktor kepada pemberi pekerjaan/owner.
2.3 Pelelangan
Menurut Jefri Hutagalungs blog (2010), Dalam suatu proyek biasanya
terdapat pelelangan (tender), adapun prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan Dokumen Lelang
Pengambilan dokumen lelang harus diteliti kebenarannya dan
kelengkapannya dengan memerinci dalam tanda terima dokumen
lelang, ini penting agar dapat dijadikan sebagai dokumen kontrol pada
proses internal perusahaan.
2. Pembentukan Team Pelaksana Lelang (TPL)
Pembentukan Tim Lelang sesuai dengan kebutuhan SDM yang
memiliki kompetensi sesuai dengan ketrampilan untuk melakukan
kegiatan estimasi biaya sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
3. Membaca & Mempelajari Dokumen Lelang
Pada bagian di proses ini merupakan kegiatan penting dalam upaya
memahami dokumen proyek sehingga dapat dibuat catatan-catatan
penting yang perlu dikonfirmasikan pada saat mengikuti penjelasan
(aanwijzing) kantor maupu lapangan berkaitan dengan dokumen-
dokumen sbb :
1) Bill of Quantity (BoQ)
2) Technical Specification (Spek Teknis)
3) Drawings (Gambar)
penawaran. Pada saat final penawaran besaran dari jaminan ini dichek
kembali apakah sudah sesuai dengan ketentuan / persyaratan lelang yang
berlaku.
15. Memperhitungkan kemampuan Lawan
Perhitungan kemampuan lawan dipakai untuk melakukan evaluasi
terhadap kemungkinan kemenangan tender yang diikuti, dan dapat dipakai
sebagai referensi dalam melakukan keputusan keikut sertaan tender
maupun penetapan harga penawaran yang kompetitif.
16. Perhitungan Mark Up
Perhitungan Mark Up harus didasarkan pada beban-beban kewajiban yang
harus dipenuhi yang menjadi ketentua kantor pusat, kantor cabang dan
proyek termasuk biaya pemasaran, serta keuntungan bersih yang
direncanakan. Murk Up juga sudah memperhitungkan adanya risiko
kenaikan harga, dan risiko lain yang diperhitungkan dalam merespon
risiko.
17. Menyusun, Pengecekan dan Pemasukan Penawaran
Tahapan yang penting pada saat melakukan penyusunan dokumen
penawaran adalah pemenuhan dokumen serta lampiran yang diperlukan
dalam setiap dokumen harus mengikuti ketentuan yang berlaku dan
menjadi persyaratan kelengkapan administrasi. Pengendalian atas
kesesuaian dokumen perlu dilakukan dengan adanya bukti pengecekan
berupa chek list yang ditandatangani oleh tim leader sebagai bukti telah
dilakukan kontrol baik isi dokumen maupun kelengkapannya.
18. Laporan hasil Lelang/Tender
Laporan ini dibuat dalam rangka melakukan evaluasi terhadap hasil tender
dan alasan-alasan terukur yang menjadi penyebab kegagalan serta
kekuatan yang menjadi unggulan dalam persaingan, hal ini dapat
memberikan pembelajaran untuk kegiatan tender yang akan datang.
19. Data-data tetap
Merupakan data-data yang menjadi ketentuan saat menetapkan harga
penawaran / tender sehingga menjadi pertanggung jawaban tim estimating
2.4.2 Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari
struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya
differential settlement pada sistem strukturnya. Untuk memilih tipe pondasi yang
memadai, Perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di
lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara
ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya. Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi.
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya.
3. Keadaan daerah sekitar lokasi.
4. Waktu dan biaya pekerjaan.
5. Kokoh, kaku dan kuat.
dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang
akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi
tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak
direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang
lebih besar dari bagian sekitarnya. Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam
perencanaan suatu pondasi, yakni:
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat
pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
terbuat dari beton tanpa tulang yang dicetak membentuk lima segi
empat seperti pada gambar disamping. Sistem kerja pondasi ini
menerapkan sistem tanam. Jadi pondasi telapak ini menahan kolom
yang tertanam di dalamnya sehingga tidak masuk dalam tanah. Seperti
halnya ketika kita menggunakan sebuah ganjalan yang pipih atau
ganjalan yang lebih lebar untuk standar motor ketika di tempatkan
pada tanah yang lembek.
6) Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran memiliki fungsi sama dengan pondasi footplat.
Pondasi sumuran merupakan pondasi yang berupa campuran agregat
kasar yang dimasukan kedalam lubang yang berbentuk seperti sumur
dengan besi-besi di dalamnya. Pondasi ini biasanya digunakan pada
tanah yang labil dan memiliki sigma 1,50 kg/cm2. Pondasi sumuran
juga dapat digunakan untuk bangunan beralantai banyak seperti
mediumrise yang terdiri dari 3 - 4 lantai dengan syarat keadaan tanah
relatif keras. Pondasi sumuran menggunakan beton berdiameter 60 - 80
cm dengan kedalaman 1 - 2 meter. Di dalamnya dicor beton kemudian
dicampur dengan batu kali dan sedikit pembesian di bagian atasnya.
Pondasi ini kurang popular sebab banyak kekuranganya, diantaranya
boros adukan beton dan untuk ukuran slof haruslah besar. Hal
tersebutlah yang membuat pondasi ini kurang diminati.
B. Metode Hammer
Hammer adalah proses pemancang tiang pancang dengan
memberikan tekanan beban secara dinamik pada bagian ujung tiang
dengan cara menjatuhkan beban ke tiang pancang seperti di pukul secara
berulang-ulang hingga penetrasi tiang pancang sudah maksimum.
e) Counter Blow
Counter blow adalah alat penghitung ketukan pada proses
pemancangan metode Hammer. Alat ini mempermudah supervisor
menghitung setiap ketukan alat. Biasanya pada proyek oxley, yang
menghitung ketukan alat adalah supervisor ataupun engineer, dan
terkadang juga Project Manager.
Alur kerja dan tanggung jawab dari pengadaan material adalah sebagai
berikut: