Oleh:
FILIEN
NIM.D1F121020
.
III. METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah padi (Oryza sativa),
jangung (Zea mays), kacang tanah (Arachis hypogeae), tumbuhan adam & hawa
(Rhoe discolor) dan tomat (Lycopersicum esculentum).
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah buku penuntun praktikum,
mikroskop, pipet tetes, buku catatan, pensil, balpoint, tisu lensa, air aquades, dan
silet.
7
4
6
3. Sklerenkim
perbesaran 5
4. Selubung
sel
10x10
parenkim
5. Endodermis
6. Phloem
1. Padi (Oryza
7. Xylem
Sativa)
1. Epidemis
b. Akar 1
2. Korteks
2
3
3. Endodermi
s
4
perbesaran 8
5
6
4. Stele
10x10 7
5. Perisikel
6. Jaringan
penghubun
g
7. Empulur
8. Ikatan
pembuluh
a. Batang 1. Epidermis
2. Phloem
1
2 3. Xylem
4. Berkas
pembuluh
Jagung (Zea 3
5. Jaringan
4
5
2. Mays) dasar
1. Epidermis
b. Akar 1
2
3
2. Korteks
7
4
5
3. Endodermi
6
s
4. Empulur
5. Phloem
6. Xylem
7. Iktan
pembuluh
2
1. Epidermis
1 4
3
2. Korteks
a. Batang
3. Cambium
4. Pith
5. Phloem
3. Adam Hawa 6 5
6. Xylem
(Rheo b. Akar
1
1. Epidermis
Discolor) 2
3
4
2. Endodermi
s
3. Phloem
4. Xylem
a. Batang 1. Epidemis
3
4 2. Kortes
3. Phloem
4. Kacang 4. Xylem
5
5. Empulus
Tanah
1 2
4. Phloem
4
5
1
6 5. Xylem
6. Rambut
Akar
a. Batang 1.Epidermis
2.Xylem
1
2
3.Phloem
3
4
4.Parenkim
5. Tomat
(Lycopersicio b. Akar
1
1. Epidermis
n 2
2. Jaringan
Esculentum) 3
pengangku
t
3. Parenkim
IV.2. Pembahasan
Akar memainkan peranan dalam penyerapan air dan unsur hara telarut,
menopang berdirinya tumbuhan dan beberapa takson tumbuhan bereran sebagai
organ penyimpanan cadangan makanan. Umumnya, sisitem perakaran tumbuhan
terdiri atas dua tipe, yakni dikotil/tunggang dan monokotil/serabut. Akar tumbuh
dan berkembang dari akar utama membentuk cabang lateral akar. Sistem akar
tunggang ditandai dengan adanya akar utama (top root) yang masuk kedalam
tanah. Dari akar utama tersebut tumbuh cabang-cabang akar lateral. Sistem akar
serabut memiliki akar primary root. Akar utamanya tidak berkembang secara
sepurnah, sehungga akar-akar lateral tersebar dari dasar batang akar. Tiap-tipa
akar menghasilkan akar-akar sekunder yang selanjutnya ditumbuhi oleh rambut-
rambut akar sebagai agen penyerap utama hara dan air.
Tiap akar memiliki daerah jarigan yang terkonsentrasi yang terdefenisi
dengan tegas, yakni jaringan dermal (epidermis), jaringan bawah epidermis
(cortex termasuk endodermis) dan jaringan veskuler tengah yang dikeilingi oleh
perisycle.
Selain akar, batang juga memainkan peran penting dalam memberikan
dukungan pertumbuhan. Daun, bunga, dan cabang berkembang dari tunas pada
batang. Batang dikotil tertentu memperlihatkan kambiumnya di bawa mikroskop.
Di bawah lapisan luar batang dikotil tampak lapisan korteks yang tersusun atas sel
parenkim yang menyimpan cadangan makanan. Disisi dalam korteks terdapat
pembuluh ikat. Phloem berfungsi menyalurkan makanan ke semua bagian tubuh
tumbuhan. Phloem menempati pembuluh ikat dekat dengan sisi luar jaringan
batang. Xylem menempati sisi lebih dalam dari batang yang berperan
menyalurkan air yang berasal dari akar. Diantara phloem dan xylem terdapat
cambium. Lapisan cambium tersusun atas sel-sel parenkim. Sel-sel parenkim yang
terletak disisi luar menghasilakan sel phloem, sedangkan sel-sel parenkim yang
terletak lebih dalam menghasilkan sel xylem. Pertumbuhan diameter batang
terlaksana di daerah cambium. Bagian tengah-tengah batang, yakni pith berperan
sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Dalam batang dikotil berkayu,
cambium membentuk cincin kontinyu sekitar batang dan menghasilkan cincin
kontinyu phloem ke sisi luar dan xylem ke sisi dalam batang. Hasil akhinya,
xylem membentuk core padat. Pada batang dewasa, pith dan korteks kadan tidak
tampak.
Dalam batang monokotil yang memiliki satu embrionik, pembuluh ikat dalam
bentuk strands tersebar diseluruh bagian batang. Batang monokotil mempunyai
korteks dan pembuluh dengan xylem dan phloem. Pembuluh ikat tidak lapisan
cambium dan batangnya tidak mempunyai pith sentral. Karena tidak memiliki
lapisan cambium, maka monokotil tumbuh meninggi, terkecuali palm yang
tumbuh meninggi tapi diameter tidak mengikat.
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae. Terna semusim, berakar
serabut, batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian
pelepah daun yang saling menopang daun sempurna dengan pelepah tegak, daun
berbentuk lanset,warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi
oleh rambut yang pendek dan jarang, bagian bunga tersusun majemuk, tipe malai
bercabang, satuan bunga disebut floret yang terletak pada satu spikelet yang
duduk pada panikula, tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan
mana buah dan bijinya, bentuknya hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm
hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari
disebut sekam, struktur dominan padi yang biasa dikonsumsi yaitu
jenis enduspermium.
Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik
(stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol.Kedua organ seksual ini umumnya
siap bereproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang
keluar dari palea dan lemma jika telah masak. Dari segi reproduksi,padi
merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri,karena 95% atau lebih serbuk sari
membuahi sel telur tanaman yang sama. Setelah pembuahan terjadi,zigot dan inti
polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk
embrio dan inti polar menjadi endosperm. Pada akhir perkembangan,sebagian
besar bulir padi mengadung pati dibagian endosperm. Bagi tanaman muda,pati
dimanfaatkan sebagai sumber gizi. Hingga sekarang ada dua spesies padi yang
dibudidayakan manusia secara massal: Oryza sativa yang berasal dari Asia dan O.
glaberrima yang berasal dari Afrika Barat. Pada awal mulanya Oryza
sativa dianggap terdiri dari dua subspesies, indica dan japonica (sinonim sinica).
Padi japonica umumnya berumur panjang, postur tinggi namun mudah rebah,
lemmanya memiliki "ekor" atau "bulu" (Ing. awn), bijinya cenderung membulat,
dan nasinya lengket. Padi indica, sebaliknya, berumur lebih pendek, postur lebih
kecil, lemmanya tidak ber-"bulu" atau hanya pendek saja, dan bulir cenderung
oval sampai lonjong. Walaupun kedua anggota subspesies ini dapat saling
membuahi, persentase keberhasilannya tidak tinggi.
Contoh terkenal dari hasil persilangan ini adalah kultivar 'IR8', yang
merupakan hasil seleksi dari persilangan japonica (kultivar 'Deegeowoogen'
dari Formosa) dengan indica (kultivar 'Peta' dari Indonesia). Selain kedua varietas
ini, dikenal varietas minor javanica yang memiliki sifat antara dari kedua tipe
utama di atas. Varietas javanica hanya ditemukan di Pulau Jawa.
Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman
pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi.
Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok,
sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia.
Pada masa kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak.
Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan
dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku
berbagai produk industri farmasi, kosmetika, dan kimia.
Jagung merupakan tanaman model yang menarik, khususnya di
bidang biologi dan pertanian. Sejak awal abad ke-20, tanaman ini menjadi
objek penelitian genetika yang intensif, dan membantu terbentuknya
teknologi kultivar hibrida yang revolusioner. Dari sisi fisiologi, tanaman ini
tergolong tanaman C4 sehingga sangat efisien memanfaatkan sinar matahari.
Dalam kajian agronomi, tanggapan jagung yang dramatis dan khas terhadap
kekurangan atau keracunan unsur-unsur hara penting menjadikan jagung sebagai
tanaman percobaan fisiologi pemupukan yang disukai. Jagung memerlukan
cahaya matahari langsung untuk tumbuh dengan normal. Tempat dengan curah
hujan 85–200 mm per bulan, suhu udara 23-27 °C (ideal), dan pH tanah 5,6-7,5
adalah ideal. Jenis tanah tidak terlalu penting, asalkan aerasi baik dan ketersediaan
air mencukupi. Air yang cukup pada fase pertumbuhan awal, pembungaan, serta
pengisian biji adalah kritis bagi produksi jagung pipilan. Kekurangan air pada
fase-fase pertumbuhan tersebut akan secara jelas menurunkan produksi.
Genangan tidak disukai jagung, meskipun jagung dapat membentuk
pembuluh-pembuluh udara (aerenkima) apabila mengalami terendam air dalam
jangka waktu cukup lama. Pembuatan parit pengatusan air atau
pembentukan bedengan biasanya disarankan. Pada tanah
masam, pengapuran diperlukan. Penanaman benih jagung secara tradisional
dilakukan dengan tangan menggunakan tugal untuk melubangi tanah. Dalam
pertanian dengan mekanisasi, penanaman bijian jagung dilakukan menggunakan
mesin penabur benih (seed driller). Kepadatan populasi tanam yang biasa dipakai
adalah 60 000 sampai 120 000 tanaman per ha, yang biasa diterjemahkan dalam
jarak antarbaris (50–100 cm) dan jarak dalam baris (10–40 cm). Kebutuhan hara
jagung dikenal cukup tinggi dan dipenuhi melalui pemupukan. Selain memerlukan
pupuk organik sebagai pupuk dasar/awal, jagung memerlukan
masukan nitrogen (N, dari urea ataupun ZA), fosfat (biasanya dari SP36),
dan kalium (K, biasanya dari KCl) untuk pertumbuhan dan hasil yang baik.
Namun demikian, sejak 2000-an di Indonesia diperkenalkan pula pupuk
majemuk yang telah mengandung ketiga unsur pokok tersebut.
Pupuk organik cair (POC) juga mulai diperkenalkan untuk digunakan. Pada
pertengahan masa pertumbuhan vegetatif, jagung mengeluarkan akar udara
(aerial roots) sehingga memerlukan pembumbunan untuk memaksimalkan
penyerapan hara. Pengendalian tumbuhan pengganggu (gulma) dilakukan
menggunakan herbisida atau dilakukan dengan pendangiran. Penanaman jagung
mengandalkan pasokan air dari hujan. Apabila mengalami kekurangan air, praktik
di Indonesia pemberian air biasanya diberikan dengan cara penggenangan parit
apabila hujan tidak tersedia. Air dialirkan melalui saluran irigasi atau
menggunakan pompa air.
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-
polongan atau legum anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan, serta menjadi
kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman yang
berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1
hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk. Tanaman ini adalah
satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bogor, Voandziea
subterranea yang buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah.
Jika buah yang masih muda terkena cahaya, proses pematangan biji terganggu.Di
Indonesia, ia dikenal pula sebagai kacang una, suuk (Sd.), kacang jebrol, kacang
bandung, kacang tuban, kacang kole, serta kacang banggala. Dalam perdagangan
internasional dikenal sebagai bahasa Inggris: peanut, groundnut.
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun
saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis
Masuknya kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena
dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol, Cina, atau Portugis sewaktu melakukan
pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597. Pada tahun 1863 Holle
memasukkan kacang tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer
memasukkan pula kacang tanah dari Mesir, Republik Rakyat
Tiongkok dan India kini merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.
Nanas Kerang adalah sejenis tumbuhan yang biasa ditanam orang sebagai
tanaman hias. Tumbuhan ini biasanya tumbuh subur di tanah yang
lembap. Termasuk anggota suku gawar-gawaran yang berasal
dari Meksiko dan Hindia Barat Tumbuhan Nanas Kerang ini berasal dari
Meksiko. Nanas kerang ini memiliki tinggi pohon kira-kira 40 cm - 60 cm, batang
kasar, pendek, lurus, tidak bercabang. Daun lebar dan panjang, mudah patah,
warna daun di permukaan atas Hijau, dan di bagian bawah berwarna merah
tengguli. Panjang daun + 30 cm, lebar 2,5 – 6 cm. Bunga berwarna putih,
berbentuk bunga kerang.
Tomat adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika
Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan
siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tumbuhan ini
memiliki buah berawarna hijau, kuning, dan merah yang biasa dipakai sebagai
sayur dalam masakan atau dimakan secara langsung tanpa diproses. Tomat
memiliki batang dan daun yang tidak dapat dikonsumsi karena masih sekeluarga
dengan kentang dan Terung yang mengadung Alkaloid. Cara menanam tanaman
tomat adalah disemai lebih dahulu, setelah tumbuh 4 daun sejati kemudian
ditanam (dijadikan bibit terlebih dahulu). Panen dimulai usia 9 minggu setelah
tanam selanjutnya setiap 5 hari. Kata "tomat" berasal dari kata dalam bahasa
Nahuatl.
Menurut tulisan karangan Andrew F. Smith "The Tomato in America", tomat
kemungkinan berasal dari daratan tinggi pantai barat Amerika Selatan.
Setelah Spanyol menguasai Amerika Selatan, mereka menyebarkan tanaman
tomat ke koloni-koloni mereka di Karibia. Spanyol juga kemudian membawa
tomat ke Filipina, yang menjadi titik awal penyebaran ke daerah lainnya
diseluruh. benua Asia. Spanyol juga membawa tomat ke Eropa. Tanaman ini
tumbuh dengan mudah di wilayah beriklim Mediterania.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pada praktikum ini maka dapat di simpilkan bahwa setiap
tanaman pasti mempunyai sistem perakaran berhubungan dengan jenis tanaman
tersebut serta sel dan jaringan masing-masing. Misalkan pada tumbuhan
dikotil mempunyai sistem perakaran tunggang seperti tanaman (kacang
tanah, tomat ) sedangkan pada tumbuhan monokotil mempunyai sistem perakaran
serabut seperti pada tanaman ( jagung, padi, dan rheo discolor).
V.2. Saran
Untuk para praktikan adalah dalam melaksanakan praktikum diharapkan
agar para praktikan benar-benar memperhatikan prosedur kerja, mendengarkan
arahan asisten, dan berhati-hati dalam mengoperasikan alat dan bahan yang
digunakan agar tidak terjadi kekecelakaan keraj, seperti teriris silet pada saat
mengiris akar, batang dan daun tumbuhan yang akan di amati. Atau, kerusakan
alat seperti kaca preparat pecah, dan sebagainya.
Untuk asisten supaya mengarahkan prakrikan agar tidak asal-asalan dalam
melakukan pengamatan, agar pada saat pembuatan lopran praktikan tidak
kebingungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anua, O., Henny L. R., Johanis J 2017. “Struktur Sel Epidermis dan Stomata
Daun Beberapa Tumbuhan Suku Euphorbiaceae.” Jurnal Mipa Unstrat
Online. 6(1) 69-73.
Arin, L., Aullya R., Devitasari, A, Baskoro A. P., 2019. “Profil Miskonsepsi
Materi Jaringan Tumbuhan pada Mahasiswa Biologi dan Pendidikan
Biologi Salah Satu Perguruan Tinggi di Surakarta.” Jurnal Biosfer, J.Bio.
& Pend.Bio. 4(2): 2549-0486.
Taufiq, A., Sasmita, Alponsin, Syam. Z., 2021. “Pengaruh Pencemaran Debu
Semen pada Stuktur dan Fungsi Daun Beberapa Jenis Tanaman Berdaun
Lebar”. Jurnal Pendidikan Biologi. 8(1):17-28.
Sandra, IE, 2019. “Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan Skala
Rumah Tangga”. Bogor.
Wahju.IN., Busono. W., Irsyammawati. A., Hazana. PN., Widodo. E., Ciptadi. G.,
Isnaini. N., Nurul. AH., Anugrah. APY., Wahjuningsi. S., 2020. “Biologi
Peternakan.” Malang.
Bobo.id. “Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar, dari Epidermis hingga Stele.”
<https://bobo.grid.id/read/082870927/struktur-dan-fungsi-jaringan-pada-
akar-dari-epidermis-hingga-stele?page=all>