Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
“Persiapan Media dan Sterilisasi”

OLEH:

NAMA : AHMAD AJIB SAFI’I


NIM : D1F121001
KELAS : PTP – A
ASISTEN : MUHAMMAD ILHAM, S.P.

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO


2021

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang

mikroorganisme dan interaksi mereka dengan organisme lain dan lingkungannya.

Sejarah tentang mikroba dimulai dengan ditemukannya mikroskop oleh

Leeuwenhoek (1633-1723).

Bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau

cara-cara khusus untuk mempelajarinya dan bekerja pada skala laboratorium

untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, tentu

diperlukan pula tentang bagaimana caranya menumbuhkan suatu mikroba ke

dalam suatu media, karena kita tahu bahwa beragamnya persyaratan tumbuh

mikroba, maka harus dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh

mikroba dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi yang

optimum bagi pertumbuhannya. Mikroba amat beragam, baik dalam persyaratan

nutrient maupun fisiknya. Jadi, media yang digunakan harus mengandung

komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut.

Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan

khususnya mikroba dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi

dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua mikroorganisme

yang terdapat pada atau didalami suatu benda. Ada tiga cara utama yang umum

dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan
penyaringan (filtrasi). Apabila panas digunakan bersama-sama dengan uap air

maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi

kering. Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan

mikroorganisme diatas atau didalamnya. Sebelum menumbuhkan

mikroorganisme, pertama-tama kita harus memahami kebutuhan dasarnya lalu

mencoba memformulasikan suatu medium yang memberikan hasil baik.

Sterilisasi dilakukan terhadap bahan dan alat sehingga terbebas dari

kontaminasi mikroorganisme lain. Sterilisasi perlu dilakukan karena kontaminasi

mikroba lain akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan karena

kontaminan meningkatkan persaingan di dalam mengonsumsi substrat sehingga

akan mengurangi perolehan, kontaminan dapat menghambat turbiditas sehingga

dapat mengacaukan pengukuran terhadap jumlah sel setiap saat, kontaminan dapat

menghambat proses metabolisme sel sehingga akan mengurangi perolehan.

1.2.Tujuan

Tujuan pada praktikum kali ini adalah untuk membiasakan praktikan dengan

proses persiapan media dan proses sterilisasi. Dalam melakukan sterilisasi Tryptic

Soy Agar TSA dan Potato Dextrose Agar PDA..


II . TINJAUAN PUSTAKA

Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran berbagai nutrisi yang

digunakan untuk perumbuhan kuman. Pertumbuhan adalah proses perbanyakan

kuman dengan menyediakan keadaan lingkungan yang tepat. Kuman yang sedang

tumbuh membuat tiruan dirinya sendiri (reproduksi memperbanyak diri), untuk ini

dibutuhkan unsur unsur yang ada dalam komposisi kimia kuman itu. Zat makanan

harus mengandung berbagai unsur ini dalam bentuk yang dapat diolah dalam

metobaolisme (Suprapti, 2020).

Percobaan ini bertujuan untuk melihat populasi bakteri air tambak

menggunakan media TSA dari 2 (dua) pabrikan yang berbeda. Pelaksanaan

percobaan meliputi memilihan media TSA, pembuatan media TSA, dan isolasi

bakteri air tambak. Kedua media TSA tersebut masing masing ditimbang

sebanyak 16g, kemudian dilarutkan dalam 400 ml, aquades steril. Selanjutnya

ditambahkan NaCl sebanyak 6g. Sterilisasi menggunakan autoclave pada suhu

121oc, 1 atm selama 15 menit. Inokulasi sampel air pada kedua media tersebut

dilakukan dengan sistem pengenceran menggunakan larutan garam fisiologis

(NaCl 0,85%). Hasil percobaan menunjukan bahwa pupulasi bakteri air tambak

pada kedua media TSA yang digunakan relatif sama, artinya kedua media TSA

tersebut reprensentatif jika digunakan untuk melihat populasi bakteri dari contoh

sampel yang sama. Walaupun kecepatan pertumbuhan bakteri salah satu media

yang lebih cepat dari yang lain (Nurjanna, 2016).


Tryptic Soy Agar TSA Secara universal di gunakan sebagai media tujuan

umum untuk budidaya berbagai bakteri , Potato , Dextrose , Agar PDA yang

biasa digunakan untuk isolasi dan pertumbuhan berbagai jamur kelayakan

pengembangan media alternatif untuk media kultur yang berbeda yaitu PDA dan

TSA dinilai dengan menggunakan bahan murah yang tersedia secara lokal karena

penggunaan media kultur ready made di sekolah- sekolah dan di laboratorium

memiliki keterbatasan keuangan. Umumnya murah bahan lokal yang tersedia

seperti sereal dan kacang berfungsi sebagai media nutrisi sebagai alternatif untuk

tumbuh bakteri dan jamur. Untuk bakteri organisme yang sering digunakan adalah

E. Coli Pseudomonas sp, bacilius sp, stapyloccocus sp, dan klebsieiilasp (

Uthayasooriyanet et al , 2016)

Potato Dextrose Agar ( PDA ) merupakan salah satu yang digunakan untuk

pertumbuhan jamur aspergillusflafus . Peranan jamur dalam kehidupan sangat

banyak , baik yang menguntungkan ( saprofil ) maupun merugikan ( patogen ).

Beberapa jamur jenis tertentu mampu menghasilkan suatu senyawa organik

beracun yang disebut mikotosin ( Syarief ,2003) . Salah satu jenis jamur yang

bersifat merugikan ( patogen ) dan menghasilkan aflatoksin yaitu jamur Spesies

aspergillusflavus . Aspergillusflafus tersebar luas di dunia. Hal ini disebabkan

oleh produksi konodia yang dapat tersebar melalui udara( airborne ) dengan

mudah. Komposisi atmosfir yang memiliki pengaruh besar dengan pertumbuhan

kapang dengan kelembapan sebagai variabel yang paling penting ( Octavia , dan

Sri ., 2017)

Pembiakan jamur atau organisme secara umum di laboratorium di lakukan

secara untuk menghasilkan sifat- sifat pertumbuhan yang dimiliki oleh


mikroorganisme . Pembiakan ini memerlukan media pertumbuhan yang

mengandung nutrien. Nutrien di gunakan untuk pertumbuhan , sintesis sel ,

keperluan energi dan metabolisme dan pergerakan ( Basarang , dan Muh ., 2018 ).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktikum ini di laksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman Unit

Pendidikan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo , pada hari Kamis, 18

November 2021 , pukul 10.00 – WIB..

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang di gunakan dalam praktikum kali ini yaitu botol scott volume 250

ml, beaker glass atau gelas kimia, auto clave, spatula,dan hot plate.

Bahan yang di gunakan pada praktikum kali ini yaitu Tryptic Soy Agar TSA

untuk bakteri, kentang, dextrose, agar-agar bening, aquadest, kapas atau tisu,

aluminium foil dan cling wrap.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada kegiatan praktikum kali ini yaitu sebagai berikut :

 Pembuatan media Tryptic Soy Agar TSA untuk bakteri.

1. Menimbang 5,7g TSA dan 5g agar-agar kemudian masukkan ke dalam


gelas

kimia,

2. Mencampurkan 250 ml aquadest ke dalam gelas kimia,


3. Memanaskan larutan TSA hingga mendidih dan berwarna bening di atas hot

plate selama kurang lebih 15 menit sambil diaduk terus menerus. Sebagai

alternatif lain, dapat juga di masukkan pengaduk magnetik ke dalam gelas

kimia.

4. Menuang 200 ml larutan TSA ke dalam botol Scott ukuran 250 ml.

5. Menutup dan memberi label pada botol Scott dengan spidol

 Pembuatan media Potato Doxtrose Agar (PDA) untuk cendawan.


1. Mengupas dan mencuci bersih kentang,

2. Memotong kentang dengan bentuk dadu kecil,

3. Timbang 62,5g kentang, dan Masukkan kentang ke dalam panci, campur

dengan 250 ml aquadest dan rebus hingga mendidih,

4. Menyaring sari kentang dengan dengan menggunakan kain muslin dan

masukkan ke dalam gelas kimia,

5. Menimbang 5g Doxtrose, dan 5g agar dan campurkan dengan sari kentang,

6. Memanaskan larutan PDA hingga mendidih di atas hot palet selama kurang

lebih 15 menit sambil diaduk terus menerus. Sebagai alternatif lain, dapat

juga di masukkan pengaduk magnetik ke dalam gelas kimia.

7. Menuangkan sebanyak 200 ml larutan PDA ke dalam botol scott 250 ml

8. Menutup dan memberi label pada botol scott dengan spidol.

 Sterilisasi Media (Simulasi)

1. Sebelum melakukan sterilisasi, periksa dahulu banyaknya air di dalam auto

clave,

2. Memasukkan media yang akan di sterilkan, kemudian tutup dengan sekrup


pengaman,

3. Menyalakan auto clave dan biarkan katup uap/udara terbuka sehingga semua

udara di dalam auto clave di ganti oleh uap,

4. Pergantian udara dengan uap ini di ikuti oleh peningkatan tekanan dan suhu.

Pada saat tekanan mencapai 15 lbs dan suhu meningkat 121oc, proses

sterilisasi di mulai. Waktu yang di perlukan untuk mensterilkan media


sekitar

15-20 menit,

5. Setelah proses sterilisasi media selesai, matikan api dan tekanan di biarkan

turun hingga mencapai 0o. Auto clave tidak boleh di buka sebelum tekanan

mencapai 0o, karena cairan dalam tabung atau erlen meyer dapat tumpah ke

luar di sebabkan penurunan suhu yang mendadak.

6. Membuka tutup auto clave, kemudian ambil Erlin Meyer atau tabung dengan

penjepit. Perhatikan bahwa peralatan dan cairan yang baru di keluarkan dari

auto clave bersuhu tinggi sehingga dapat menimbulkan luka bakar.


IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil

Hasil pengamatan pada Praktikum Persiapan Media dan Sterilisasi dapat

dilihat pada gambar di bawah.

Gambar . 1 Media Tryptic Soy Agar (TSA ) Gambar.2 Media potato

Dextrose Agar ( PDA)

4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum “Persiapan Media dan Sterilisasi”, maka

dapat diketahui bahawa sterilisasi adalah proses atau kerja untuk membebaskan

suatu bahan seperti medium pertumbuhan mikroba ataupun peralatan laboratorium

dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk

membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam

suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi

harus bisa membunuh jasad renikyang paling tahan panas seperti spora bakteri.

Proses sterilisasi secara kimia misalnya dengan menggunakan alkohol atau etanol,

halogen, senyawa fenol, surfactants, dan ethylene oxide.

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient)

yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-

macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis

dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam

suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat. Media yang

biasa di gunakan untuk menumbuhkan bakteri yaitu media Tryptic Soy Agar

(TSA ) sedangkan untuk membiakkan cendawan menggunakan media PDA

(Potato Dextrose Agar).

Tryptic Soy Agar (TSA ) adalah medium yang diklasifikasikan sebagai

medium sintetik terstruktur karena tersusun oleh komponen yang pasti jenis dan

kuantitasnya. Medium nutrient agar merupakan medium umum yang dapat

digunakan untuk mengkultivasi berbagai jenis bakteri, Fungsi utama dari medium

TSA adalah sebagai medium kultivasi dan enumerasi bakteri. Namun, dengan

tambahan beberapa bahan seperti amilum (pati), serum, dan darah, medium

nutrient agar juga dapat digunakan sebagai medium pengayaan dan selektif bagi
mikroorganisme tertentu serta bermanfaat dalam uji serologi dan biokimia untuk

mengidentifikasi bakteri. Dalam medium TSA terkandung pepton, yeast dan beef

extract yang berfungsi sebagai sumber nitrogen dan sumber karbon, sumber

vitamin dan beberapa senyawa lain untuk menyokong pertumbuhan bakteri. Pada

medium ini terkadang juga ditambah dengan garam (NaCl) untuk

menyeimbangkan tekanan osmotik sel bakteri dan medium, agar bakteri yang

akan ditumbuhkan tidak mati.

Mikrobiologi media PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk

menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan

untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan.

PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20%

ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan

khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.

Berdasarkan jenis wadah tempat dibentuknya media PDA termasuk media

plate, dimana media ini memiliki kosistensi padat, dan secara visual memiliki

warna kuning tipis. Media PDA bersifat selektif untuk menumbuhkan jamursepeti

ragi. Media ini memiliki pH sedikit asam dimana media PDA ini stabil digunakan

pada pH 5,6 ± 0,2 pada suhu ruang 250C. Media PDA memiliki karakteristik

khusus dibandingkan media lainnya dari segi ahan penyusunnya, dimana dalam

pembuatan media PDA ini diberikan bahan tambahan bahan berupa antibiotik

sebagai bahan antibakteri, sehingga jamur yang hendak ditumbuhkan dapat

tumbuh dengan baik di dalam mdia tanpa adanya gangguan dari bakteri.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient)

yang berguna untuk membiakkan mikroba. Media juga merupakan makanan atau

campuran dari beberapa bahan makanan yang disiapkan untuk pertumbuhan

mikroorganisme.

Berdasarkan hasil pengamatan, medium digunakan untuk pertumbuhan

mikroba adalah TSA Tryptic Soy Agar , (PDA) Potato Destroxe Agar. Teknik

Pembuatan medium TSA bertujuan untuk menumbuhkan bakteri, Sedangkan

pembuatan media PDA (Potato Destroxe Agar) berfungsi untuk menumbuhkan

fungi atau jamur. Keberhasilan pembuatan kedua media tersebut di pengaruhi

oleh nilai pH, suhu, dan nutrisi.

5.2. Saran
Saran saya demi kelancaran dalam kegiatan praktikum di harapkan kepada

praktikan supaya tetap berkonsentrasi ketika sedang melaksanakan praktikum dan

tidak ribut dalam ruang laboratorium agar tidak terjadi kesalahan saat praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Nurjanna N., Fajrihanif A., 2016. “Populasi dan Pertumbuhan Bakteri Air
Tambak Pada Media Triptic Soy Agar (TSA) Dari Pabrikan Yang
Berbeda.” Buletin Teknik Lukayasa Akuakultur 8 (1): 71-73
Octavia A., Wantini S., 2017. “Perbandingan Pertumbuhan Jamur
Aspergillusflavus Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) Dan Media
Alternatif Dari Singkong (Manihot Esculenta Crantz). 6 (2) 626
Khaeruni , A , dan , V . N . Satrah . 2019 . Penuntun Pratikum Mikrobiologi
Pangan . Universitas Halu Oleo. Kendari.
Octavia ,. A , dan S . Wantini . 2017 . Perbandingan Pertumbuhan Jamur
Aspergillusflavus Pada Media PDA ( Potato Dextrose Agar ) dan Media
Alternatif dan Singkong ( Maninotesculenta Clantz ) . Jurnal Analisis
Kesehatan . 6 (2 ; 625-631).
Uthayasooriyan , Y . S . Pathmanathan . N , Rafimananan dan S . Sathyarubah .N
2018. FormationaO fAlternatif Culture Media For Bacteria and Fungal
Growth Der Pharmacial Luttre . 8 (1) : 431-436.

Anda mungkin juga menyukai