Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

FRAKTUR, LUKA BAKAR, STROKE DAN KATARAK

DISUSUN OLEH

Intan Fatria Yuliani (122020030334)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2021/2022
Belajar KMB dengan Sub. Pokok bahasan Fraktur, luka bakar, Stroke dan Katarak.
A. ASKEP
1. Data apa saja yang muncul pada ke empat kasus tersebut dan tentukan 3 Diagnosa keperawatan utama pada kasus tersebut
2. Tetapkan Intervensi keperawatan yang sesuai Diagnosa yang ditetapkan.

Fraktur Luka Bakar Stroke Katarak


Data yang DS: nyeri tekan, nyeri sumbu DS: nyeri, kesukaran bernapas DS: nyeri kepala, bicara pelo, muntah DS: penglihatan menjadi
muncul DO: bentuk tulang (organ) bengkok, DO: kemerahan, kadang – DO: tangan dan kaki / tidak dapat berkabut/buram, pemandangan
bengkak, ukuran pendek, sendi kaku, kadang bengkak, gelembung digerakkan dan/atau kesemutan, wajah seperti tertutup air terjun atau kabut,
jalan pincang, warna kulit pucat pada kulit berisi cairan, kulit merot / asimetris, gangguan ketajaman penglihatan berkurang
tampak pucat atau putih atau penglihatan, gangguan menelan, DO: lensa menjadi keruh,
bahkan gosong dan hitam dapat penurunan kesadaran pengurangan visus, gangguan
diikuti dengan mati rasa karena mengendarai kendaraan malam hari,
kerusakan syaraf, bulu hidung peningkatan TIO
hangus terbakar, adanya bunyi
napas, serak batuk, sukar
bicara, kulit kebiruan karena
kurang oksigen
Diagnosa 1. Nyeri akut b.d agen injuri fisik, 1. Ketidakefektifan pola napas 1. Gangguan menelan b.d penurunan 1. Ketakutan b.d kehilangan
dan spasme otot, Gerakan fragmen b.d deformitas dinding dada, fungsi nervus fagus atau hilangnya pandangan komplet, jadwal
intervensi tulang, edema, cidera jaringan keletihan otot-otot refluks muntah pembedahan, atau
lunak, pemasangan traksi pernapasan, hiperventilasi a. Pantau tingkat kesadaran, ketidakmampuan mendapatkan
a. Lakukan pengkajian nyeri secara a. Buka jalan napas, refleks batuk, refleks muntah, pandangan
komprehensif termasuk lokasi, gunakan Teknik chin lift dan kemampuan menelan a. Gunakan pendekatan yang
karakteristik, durasi, frekuensi, atau jaw thrust bila b. monitor status paru, menjaga / tenang dan meyakinkan
kualitas, dan factor presipitasi perlu mempertahankan jalan napas b. Jelaskan semua prosedur,
b. Observasi reaksi non verbal dari b. Posisikan pasien untuk c. posisi tegak 90 derajat atau termasuk sensari diperkirakan
ketidaknyamanan memaksimalkan sejauh mungkin akan dialami selama prosedur
c. Gunakan Teknik komunikasi ventilasi d. periksa penempatan NGT Tindakan
terapeutik untuk mengetahui c. Identifikasi pasien sebelum memberikan nutrisi c. Berusaha untuk memahami
pengalaman nyeri pasien perlunya pemasangan e. periksa NGT atau gastrostomy perspektif pasien dari situasi
d. Kaji kultur yang mempengaruhi alat jalan napas buatan sisa sebelum makan stress
respon nyeri d. Pasang mayo bila perlu f. hindari cairan atau d. Memberikan informasi factual
e. Kurangi factor presipitasi nyeri e. Keluarkan secret menggunakan zat pengental tentang diagnosis,
f. Ajarkan tentang Teknik non dengan batuk atau g. potong makanan menjadi pengobatan, dan prognosa
farmakologi suction potongan – potongan kecil e. Tetap dengan pasien untuk
g. Berikan analgetic untuk f. Auskultasi suara napas, h. kolaborasi dengan ahli gizi meningkatkan keselamatan
mengurangi nyeri catat adanya suara 2. hambatan mobilitas fisik b.d dan mengurangi rasa takut
h. Evaluasi keefektifan control tambahan hemiparesis, kehilangan f. Dorong keluarga untuk tinggal
nyeri g. Berikan bronkodilator keseimbangan, dan koordinasi, dengan pasien
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan bila perlu sepastisitas dan cidera otak g. Kontrol rangsangan pasien,
perifer b.d penurunan suplau darah h. Monitor respirasi dan a. monitoring vital sign sebelum / jika diperlukan
ke jaringan status oksigen sesudah Latihan dan lihat h. Anjurkan pasien tentang
a. Monitor adanya daerah tertentu i. Pertahankan jalan respon pasien saat Latihan penggunaan Teknik relaksasi
yang hanya peka terhadap napas yang paten b. konsultasikan dengan terapi i. Memberi obat untuk
panas/dingin/tajam/tumpul j. Observasi adanya tanda fisik tentang rencana ambulasi mengurangi kecemasan
b. Monitor adanya paretese – tanda hipoventilasi sesuai dengan kebutuhan j. Menilai tanda – tanda verbal
c. Instruksikan keluarga untuk k. Monitor vital sign c. bantu klien untuk menggunakan dan kecemasan non verbal
mengobservasi kulit jika ada isi l. Monitor pola tongkat saat berjalan dan cegah 2. Resiko infeksi b.d pertahanan
atau laserasi pernapasan abnormal terhadap cidera primer dan prosedur invasive
d. Batasi Gerakan pada kepala, 2. Kekurangan volume cairan d. ajarkan pasien tentang Teknik (bedah pengangkatan katarak)
leher dan punggung b.d kehilangan cairan aktif ambulasi a. Bersihkan lingkungan setelah
e. Kolaborasi pemberian analgetic (evaporasi akibat luka e. kaji kemampuan pasien dalam dipakai pasien lain dipakai
f. Monitor adanya tromboplebitis bakar) mobilisasi pasien lain
3. Hambatan mobilitas fisik b.d a. timbang popok / f. Latih pasien dalam pemenuhan b. Pertahankan Teknik isolasi
kerusakan rangka neuromuscular, pembalut jika kebutuhan ADLS secara mandiri c. Batasi pengunjung jika perlu
nyeri, terapi restriktif (imobilisasi) diperlukan sesuai kemampuan d. Instruksikan kepada
a. Monitoring vital sign sebelum / b. pertahankan catatan g. Damping dan bantu pasien saat pengunjung untuk mencuci
sesudah Latihan dan lihat intake dan output yang mobilisasi dan bantu penuhi tangan saat berkunjung dan
respon pasien saat Latihan akurat kebutuhan ADLS pasien setealah berkunjung
b. Konsultasikan dengan terapi fisik c. monitor status hidrasi h. Berikan alat bantu jika klien meninggalkan pasien
tentang rencana ambublasi d. monitor vital sign memerlukan e. Gunakan sabun saat cuci
sesuai dengan kebutuhan e. monitor masukan i. Ajarkan pasien bagaimana tangan
c. Bantu klien untuk menggunakan makanan / cairan dan merubah posisi dan berikan f. Cuci tangan setiap sebelum
tongkat saat berjalan dan cegah hitung intake kalori bantuan jika diperlukan dan sesudah Tindakan
terhadap cidera harian 3. Hambatan komunikasi verbal b.d keperawatan
d. Ajarkan pasien tentang Teknik f. kolaborasi pemberian penurunan fungsi otot facial / oral g. Gunakan baju, sarung tangan
ambulasi cairan IV a. Gunakan penerjemah jika sebagai alat pelindung
e. Kaji kemampuan pasien dalam g. monitor status nutrisi diperlukan h. Pertahankan lingkungan
mobilisasi h. berikan penggantian b. Beri satu kalimat simple setiap aseptic selama pemasangan
f. Latih pasien dalam pemenuhan NGT sesuai output bertemu jika diperlukan alat
kebutuhan ADLS secara mandiri i. kolaborasi dengan c. Konsultasikan dengan dokter i. Berikan perawatan kulit pada
sesuai kemampuan dokter mengenai kebutuhan terapi area epidema
g. Damping dan bantu pasien saat j. atur kemungkinan wicara j. Inspeksi kulit dan membrane
mobilisasi dan bantu penuhi transfuse d. Dorong pasien untuk mukosa terhadap kemerahan,
kebutuhan ADLS pasien 3. Kerusakan integritas kulit berkomunikasi secara perlahan panas
h. Berikan alat bantu jika klien b.d luka bakar terbuka dan untuk mengulangi k. Inspeksi kondisi luka / insisi
memerlukan a. Anjurkan pasien untuk permintaan bedah
i. Ajarkan pasien bagaimana menggunakan pakaian e. Ajarkan bicara dari esofagus jika l. Ajarkan pasien dan keluarga
merubah posisi dan berikan yng longgar diperlukan tanda dan gejala infeksi
bantuan jika diperlukan b. Hindari kerutan pada f. Berikan pujian positif jika m. Ajarkan cara menghindari
tempat tidur diperlukan infeksi
c. Jaga kebersihan kulit g. Anjurkan ekspresi diri dengan n. Laporan kecurigaan infeksi
agar tetap bersih dan cara lain dalam menyampaiakan 3. Resiko cidera b.d peningkatan
kering informasi (Bahasa isyarat) tekanan intra orbital
d. Mobilisasi pasien (ubah a. Sediakan lingkungan yang
posisi pasien) tiap 2 jam aman untuk pasien
sekali b. Identifikasi kebutuhan
e. Monitor kulit akan keamanan pasien sesuai
adanya kemerahan kondisi fisik dan fungsi kognitif
f. Oleskan lotion atau pasien dan Riwayat penyakit
minyak / baby oil pada terdahulu
daerah yang tertekan c. Menghindari lingkungan yang
g. Monitor aktivitas dan berbahaya
mobilisasi pasien d. Pasang side rail tempat tidur
e. Menempatkan saklar lampu
ditempat yang mudah
dijangkau pasien
f. Batasi pengunjung
g. Anjurkan keluarga untuk
menemani pasien
h. Pindahkan barang – barang
yang dapat membahayakan
pasien

Anda mungkin juga menyukai