Disusun oleh:
Nim :Mj.20.01.025
Kelas :manajemen ll C
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas terselesainya makalah ini,
selawat dan salam tak lupa kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Makalah ini kami susun dengan tujuan agar memudahkan kita dalam proses
belajar mengajar, guna menambah wawasan bagi rerkan-rekan sehingga kita
semua mampu untuk berfikir agar menjadi lebih maju. Terima kasih kepada guru
pembimbing kami, terima kasih pula kepada rekanrekan yang telah berpartisipasi
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Akhir kata,
tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh dari ke
sempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang dapat membangun tetap kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB l PENDAHULUAN
• LATAR BELAKANG
• RUMUSAN MASALAH
• TUJUAN
BAB ll PEMBAHASAN
• MASA DEMOKRASI
BAB ll PENUTUP
• KESIMPULAN
• SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Pembahasan Suatu kegiatan akan lebih bermanfaat jika dalam pembahasan ini
mempunyai tujuan adalah sebagai berikut.
PEMBAHASAN
Sejarah Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari
masa-masa berikut ini:
1. Masa prakolonial
1. Penyaluran tuntutan
2. Pemeliharaan nilai
3. Kapabilitas
4. Integrasi vertikal
5. Integrasi horizontal
6. Gaya politik
7. Kepemimpinan
8. Partisipasi massa
9. Keterlibatan militer
11. Stabilitas Bila diuraikan kembali maka diperoleh analisis sebagai berikut :
k. Stabilitas – instabilitas
k. Stabilitas – stabil
1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya
manusia. Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial sampai
kemudian digunakan secara maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelola
minyak tanah,pertambangan yang ketika datang para penanam modal
domestik itu akan memberikan pemasukan bagi pemerintah berupa pajak.
Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara.
2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah
sedemikian rupa untuk dapat didistribusikan secara merata, misalkan seperti
sembako yang diharuskan dapat merata distribusinya keseluruh masyarakat.
Demikian pula dengan pajak sebagai pemasukan negara itu harus kembali
didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
5. Kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan
output, output berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh
masukan atau adanya partisipasi masyarakat sebagai inputnya akan menjadi
ukuran kapabilitas responsive kapabilitas dalam negeri dan internasional. Sebuah
negara tidak bisa sendirian hidup dalam dunia yang mengglobal saat ini, bahkan
sekarang banyak negara yang memiliki kapabilitas ekstraktif berupa perdagangan
internasional. Minimal dalam kapabilitas internasional ini negara kaya atau
berkuasa (superpower) memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan) kepada
negara-negara berkembang.
1. Analisis Sistem Politik Menurut David Easton Pendekatan sistem politik pada
mulanya terbentuk dengan mengacu pada pendekatan yang terdapat dalam ilmu
eksakta. Adapun untuk membedakan sistem politik dengan sistem yang lain maka
dapat dilihat dari definisi politik itu sendiri. Sebagai suatu sistem, sistem politik
memiliki ciri-ciri tertentu. Perbedaan pendapat mulai muncul ketika harus
menentukan batas antara sistem politik dengan sistem lain yangterdapat dalam
lingkungan sistem politik. Namun demikian, batas akan dapat dilihat apabila kita
dapat memahami tindakan politik sebagai sebuah tindakan yang ingin berkaitan
dengan pembuatan keputusan yang menyangkut publik Input, Output, dan
Lingkungan dalam Sistem Politik Input dalam sistem politik dibedakan menjadi
dua, yaitu tuntutan dan dukungan. Input yang berupa tuntutan muncul
sebagaikonsekuensi dari kelangkaan atas berbagai sumber-sumber yang langka
dalam masyarakat (kebutuhan). Input tidak akan sampai (masuk)
secara baik dalam sistem politik jika tidak terorganisir secara baik. Oleh sebab
itu komunikasi politik menjadi bagian penting dalam hal ini. Terdapat perbedaan
tipe komunikasi politik di negara yang demokratis dengan negara yang
nondemokratis. Tipe komunikasi politik ini pula yang nantinya akan membedakan
besarnya peranan dari organisasi politik. Output merupakan keputusan otoritatif
(yang mengikat) dalam menjawab dan memenuhi input yang masuk. Output
sering dimanfaatkan sebagai mekanisme dukungan dalam rangka memenuhi
tuntutan-tuntutan yang muncul.
2. Menurut Gabriel Almond Dalam setiap sistem politik terdapat enam struktur
atau lembaga politik, yaitu kelompok kepentingan, partai politik, badan legislatif,
badan eksekutif, birokrasi, dan badan peradilan. Dengan melihat keenam struktur
dalam setiap sistem politik, kita dapat membandingkan suatu sistem politik
dengan sistem politik yang lain. Hanya saja, perbandingan keenam struktur
tersebut tidak terlalu membantu kita apabila tidak disertai dengan penelusuran
dan pemahaman yang lebih jauh dari bekerjanya sistem politik tersebut. Suatu
analisis struktur menunjukkan jumlah partai politik, dewan yang terdapat dalam
parlemen, sistem pemerintahan terpusat atau federal, bagaimana eksekutif,
legislatif, dan yudikatif diorganisir dan secara formal dihubungkan satu dengan
yang lain. Adapun analisis fungsional menunjukkan bagaimana lembaga-lembaga
dan organisasi-organisasi tersebut berinteraksi untuk menghasilkan dan
melaksanakan suatu kebijakan.
b) Aneka rupa sub-budaya politik yang berasal dari luar lingkungan tempat
budaya politik asal itu berada.
3.Budaya politik nasional yang sudah mapan, yaitu budaya politik yang telah
diakui keberadaannya secara nasional.
4. Ada dua sudut pandang untuk melihat budaya politik yang dikaitkan dengan
struktur nasional, yaitu secara vertikal maupun horizontal. Terakhir ada tiga
kelompok yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap sistem politik
Indonesia, yaitu kelompok agama, kelompok suku bangsa, dan kelompok ras.
1. Partisipasi Politik Partisipasi politik oleh para sarjana di negara Barat sering
hanya dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memberikan input bagi
pengambil kebijakan menuruti aturan main yang berlaku. Definisi yang demikian
membuat partisipasi politik di negara-negara berkembangsulit dikategorikan
sebagai bentuk partisipasi politik. Untuk mengatasi hal tersebut, Huntington
mencoba mengatasi dengan mengatakan bahwa partisipasi yang tergolong
negatif di mata para sarjana di negara-negara berkembang pada dasarnya
termasuk pula bentuk partisipasi politik. Kecenderungan mobilisasi di masyarakat
negara-negara berkembang menjadi ciri khas yang melekat karena
karakteristiknya yang khas selain tidak bekerjanya sistem politik secara baik untuk
memberikan kesempatan kepada masyarakat memberikan input tanpa takut
diintimidasi oleh pemerintah.
1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya
manusia. Kemampuan SDA biasanya masihbersifat potensial sampai kemudian
digunakan secara maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan minyak tanah,
pertambangan yang ketika datang para penanam modal domestik itu akan
memberikan pemasukan bagi pemerintah berupa pajak. Pajak inilah yang
kemudian menghidupkan negara.
2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah
sedemikian rupa untuk dapat didistribusikan secara merata, misalkan seperti
sembako yang diharuskan dapat merata distribusinya keseluruh masyarakat.
Demikian pula dengan pajak sebagai pemasukan negara itu harus kembali
didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
5. kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan
output, output berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh
masukan atau adanya partisipasi masyarakat sebagai inputnya akan menjadi
ukuran kapabilitas responsif. Pengertian Kapabilitas Sistem Politik adalah
Kemapuan sistem politik dalam bidang ekstraktif, distributive, regulative,
simbolik, responsive dan dalam negeri dan internasional untuk mencapai tujuan
nasional sebagai mana termaksuk dalam pembukaan UUD45 13.
Definisi sistem politik Secara Umum adaah Ilmu yang mengakaji tentang
hubungan kekuasaan, baik sesama warga negara, antar warga negara maupun
hubungan sesama negara H. Struktur Politik Politik adalah Alokasi nilai-nilai yang
bersifat otoritatif yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan.
Kekuasaan berarti kapasitas dalam menggunakan wewenang, hak dan kekuatan
fisik.ketika berbicara struktur politik maka yang akan diperbincangkan adalah
tentang mesin politik sebagai lembaga yang dipakai untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan jenisnya mesin politik terbagi dua yaitu:
2. Mesin politik formal Mesin politik formal berupa lembaga yang resmi
mengatur pemerintahan yaitu yang tergabung dalam trias politika :- Legislatif -
Eksekutif Yudikatif. Demokrasi di Indonesia adalah Bangsa Indonesia sejak dulu
sudah mempraktekkan ide tentang demokrasi walau bukan tingkat kenegaraan,
masih tingkat desa disebut demokrasi desa. Contoh pelaksanaan demokrasi desa
pemilihan kepala desa dan rembug desa. Inilah demokrasi asli. Demokrasi desa
mempunyai 5 ciri. Rapat, mufakat, gotong royong, hak mengadakan protes
bersama dan hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut mempergunakan
pendekatan kontekstual, demokrasi di Indonesia adalah demokrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila ini oleh karena Pancasila sebagai ideologi negara, pandangan
hidup bangsa Indonesia, dasar Negara Indonesia dan sebagai identitas nasional
Indonesia. Sebagai ideologi nasional, Pancasila sebagai cita-cita .
1. Kedaulatan rakyat
2. Republik
5. Sistem perwakilan
6. Prinsip musyawarah
7. Prinsip ketuhanan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi
di dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat
sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif.
Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi
pandangan saja seperti dari sistem kepartaian. Kapabilitas sistem adalah
kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan.
Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini
berbeda diantara para pakar politik.
B. SARAN
jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka
penulis mengharapkan dengan rendah hati agar lebih membaca buku-buku
ilmiah dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul Sistem Politik
Indonesia. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami. Jadikanlah makalah ini
sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa/i berfikir aktif dan
kreatif.