Anda di halaman 1dari 2

Nama : Shazia Quamila

Kelas. : XI IPS 2
Seorang Wanita Perkasa Dari Aceh

Keumalahayati atau dikenal dengan nama Laksamana Malahayati lahir di Aceh Besar tahun
1550. Dalam berbagai catatan, Malahayati merupakan laksamana laut perempuan pertama di
dunia. Beliau adalah panglima perang Kesultanan Aceh yang tesohor berkat keberaniannya
melawan armada angkatan laut Belanda dan Portugis abad ke-16 M.

Malahayati berasal dari keluarga bangsawan Aceh. Beliau merupakan putri dari Laksamana
Muhammad Said Syah. Kakeknya adalah Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah yang
merupakan sang pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.

Sejak usia dini, ia telah belajar berbagai macam bidang ilmu dalam agama Islam. Dia juga
menguasai berbagai macam bahasa. Selain bahasa Arab, Melayu, dan Aceh, ia menguasai
bahasa Prancis, Spanyol, dan Inggris. Bahkan, Malahayati juga sempat mengecap pendidikan
di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis. Di sana pula ia menjalin hubungan dengan perwira
senior yang lantas menjadi suaminya.
Kisah kepahlawanannya bermula saat Kesultanan Aceh yang dipimpin langsung oleh Sultan
Al Mukammil berperang melawan Portugis di Teluk Haru (Selat Malaka). Meski menang
dalam perang tersebut, Kesultanan Aceh kehilangan 2 laksamana dan 1000 pasukannya. Satu
dari 2 laksamana yang gugur adalah suami Malahayati. Geram atas peristiwa tersebut, ia
bertekad untuk terus memerangi Portugis.
Malahayati kemudian mengajukan permohonan untuk membentuk pasukan yang terdiri atas
para janda dari prajurit yang gugur dengan nama Inong Balee. Prajuritnya terdiri dari para
janda yang suaminya gugur dalam peperangan. Awalnya jumlah pasukan Inong Balee sekitar
1000 orang, tapi kemudian bertambah besar menjadi 2000 orang. Di geladak kapal, ia
bertarung satu lawan satu melawan penjelajah Belanda, Cornelis de Houtman. Dengan
bersenjatakan rencong, Laksamana Malahayati memenangkan pertarungan tersebut.
Saat berupaya menggoyang Aceh pada 1599, pasukan Cornelis de Houtman justru porak
poranda. Tidak hanya Belanda, pasukan Portugis pun sempat merasakan kehebatan pasukan
Laksamana Malahayati.
Namun, perjuangan Laksamana Malahayati harus terhenti sekitar tahun 1606. Ia gugur saat
bertempur melawan pasukan portugis di Perairan Selat Malaka. Jasadnya dimakamkan di
lereng Bukit Lamkuta, Banda Aceh. Jasanya dianggap besar bagi perjuangan Aceh yang
menjadi bagian dalam sejarah panjang bangsa Indonesia.
Malahayati adalah laksamana laut wanita pertama yang diketahui dunia modern. Malahayati
diangkat menjadi laksamana untuk memimpin armada para janda (Inong Balee), yang
berhasil menjadi armada yang terbilang kuat di Selat Malaka, bahkan mungkin di Asia
Tenggara. Berikut tindakan armada Inong Balee, yaitu membuat armada Portugis bisa
dipukul mundur di abad 16, menggugurkan utusan Belanda yaitu Cornelis de Houtman,
memerintahkan penangkapan Laksamana Belanda, berhasil membuat Belanda meminta maaf
dan membuat Belanda setuju membayar 50 ribu gulden sebagai kompensasi atas tindakan
Paulus van Caerden
Malahayati dikenal juga sebagai seorang diplomat dan perunding yang ulung. Beberapa kali
ia dipercaya sebagai juru runding mewakili kerajaannya dengan pihak-pihak asing, seperti
Inggris dan Belanda. Malahayati membuat Inggris gentar bahkan sebelum maju bertempur.
Reputasi Malahayati yang tak kenal ampun membuat Inggris memilih memasuki Aceh
dengan jalan damai. Ratu Elizabeth, mengutus James Lancaster disertai surat permintaan izin
kepada Sultan Aceh untuk membuka jalur pelayaran menuju Jawa pada tahun 1602.
Seorang sosok Laksamana Malahayati mengajarkan saya bahwa, perempuan juga bisa
menjadi perkasa dan kuat. Meskipun beliau seorang wanita, beliau sanggup melawan
pasukan-pasukan penjajah yang bahkan bersenjata. Tidak hanya secara fisik, akan tetapi
Malahayati juga kuat secara mental. Suaminya yang gugur saat perang tidak menggoyahkan
Malahayati, melainkan menjadi sebuah pendorong semangatnya untuk melawan penjajah dan
membawa keadilan bagi rakyat Indonesia. Malahayati dalam masa tersebut mampu bersikap
luwes, meski tetap kukuh memegang prinsip. Beliau juga terkenal sebagai sosok perempuan
yang kuat, tangguh, dan juga cerdas. Sebagai seorang perempuan saya sungguh terinspirasi
oleh kisah Laksamana Malahayati, karena beliau menunjukkan bahwa menjadi seorang
perempuan bukanlah suatu hambatan melainkan suatu kekuatan, apapun mimpi kita pasti bisa
tercapai selama kita terus berusaha dan semangat menggapainya.
Nama: Shazia Quamila
Kelas: XI IPS 2
No. Absen: XI IPS 2

Anda mungkin juga menyukai