Oleh :
(5182131011)
FAKULTAS TEKNIK
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
5182131011
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI (PKLI)
Oleh :
5182131011
Ketua Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro
ii
Nama : Bayu Andica Perangin Angin
Nim : 5182131011
Jurusan : Pendidikan Teknik Elektro
Judul : SISTEM GENSET DI PT. SOCFIN INDONESIA
(SOCFINDO) PERKEBUNAN AEK PAMIENKE
Dosen Penguji
Dosen Penguji
Dosen Penguji
KATA PENGANTAR
iii
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hidayah
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan
Industri (PKLI) selama satu bulan (27 Januari 2021 s/d 27 Februari 2021) di
PT.SOCFIN INDONESIA (SOCFINDO).
Laporan Praktek Kerja Lapangan Industri ini merupakan satu syarat akademi
untuk memenuhi kredit semester di Fakultas Teknik Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Medan. Laporan ini disusun berdasarkan observasi
lapangan serta peninjauan langsung terhadap objek praktek.
iv
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan
ini dimasa mendatang.
Akhir kata saya berharap semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan Industri ini
bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
v
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................xi
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Gambaran Umum..................................................................................................1
B. Manfaat Praktek Kerja Lapangan..........................................................................2
C. Tujuan Praktek Kerja Lapangan ...........................................................................2
vi
1. Suplay PLN...................................................................................................21
2. Suplay Genset...............................................................................................24
3. Prinsip Kerja Genset.....................................................................................24
E. Sistem Starting Genset.........................................................................................24
A. Kesimpulan..........................................................................................................55
B. Saran....................................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................57
LAMPIRAN....................................................................................................................58
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 2.1 Sistim Penyaluran Tenaga Listrik..................................................................6
viii
Gambar 3.7 Rangkaian Ats / Amf Genset Otomatis........................................................46
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 3.1 Spesifikasi Transformator Distribusi Mt-187..................................................29
Tabel 3.2 Data Pengukuran Arus Dan Tegangan Transformator Saat Lwbp..................36
Tabel 3.3 Data Pengukuran Arus Dan Tegangan Transformator Saat Wbp....................36
DAFTAR LAMPIRAN
x
A. Permohonan izin pkli ................................................................................58
B. Surat balasan pkli......................................................................................59
C. Surat keterangan pkli.................................................................................60
D. Surat Penugasan Dosen Pembimbing PKLI..............................................61
E. Kartu bimbingan........................................................................................62
F. Jurnal harian..............................................................................................63
G. Absensi......................................................................................................64
H. Foto Dokumentasi Sewaktu PKLI.............................................................65
1. Dokumentasi 1......................................................................................65
2. Dokumentasi 2......................................................................................65
3. Dokumentasi 3......................................................................................66
4. Dokumentasi 4......................................................................................66
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Proyek/Pekerjaan
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi
ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk
Power Source) sampai ke konsumen.
Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah :
1. Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan).
2. Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan
pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani
langsung melalui jaringan distribusi.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan
dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan
transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV
kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah
untuk mengurangi kerugian daya listrik pada saluran transmisi.
Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan
transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan
sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi
primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil
tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem
tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi
sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi
merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan.
Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan program Strata Satu (S1) di Universitas Negeri Medan. Di samping
1
itu, dalam program PKLI, oleh karena itu penulis mengadakan PKLI di PT.Socfin
Indonesia (SOCFINDO).
Yang menjadi tujuan dalam penulisan laporan ini adalah untuk lebih mengerti
tentang Sistem Distribusi, Secara terperinci tujuan yang hendak dicapai dalam
pembahasan ini adalah Untuk mengetahui bagaimana proses dalam menyalurkan
energy listrik dari PLN ke pabrik.
2
3. Bagi Pihak Industri:
a. Membina hubungan baik dengan pihak institusi perguruan tinggi dan
mahasiswa.
b. Untuk merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap pengembangan
dunia pendidikan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Berdasarkan SPLN Buku 1 / 2010 (Wibowo) suatu sistem tenaga listrik
secara sederhana terdiri atas :
a. Sistem Pembangkit
b. Sistem Transmisi dan Gardu Induk
c. Sistem Distribusi
d. Sistem Sambungan Pelayanan
Sistem-sistem ini saling berkaitan dan membentuk suatu sistem tenaga
listrik. Sistem distribusi adalah sistem yang berfungsi mendistribusikan tenaga
listrik kepada para pemanfaat.
Sistem distribusi terbagi menjadi 2 bagian :
a. Sistem Distribusi Tegangan Menengah
b. Sistem Distribusi Tegangan Rendah
Sistem Distribusi Tegangan Menengah mempunyai tegangan kerja diatas 1
kV dan setinggi-tingginya 35 kV. Sistem Distribusi Tegangan Rendah
mempunyai tegangan kerja setinggi-tingginya 1 kV.
Jaringan Distribusi Tegangan Menengah berawal dari Gardu Induk/ Pusat
Listrik pada sistem terpisah/ isolated. Pada beberapa tempat berawal dari
pembangkit Listrik. Bentuk jaringan dapat berbentuk radial; atau tertutup (radial
open loop). Jaringan Distribusi Tegangan Rendah berbentuk radial murni.
Sambungan Tenaga Listrik adalah bagian paling hilir dari sistem distribusi
tenaga listrik. Pada Sambungan Tenaga Listrik tersambung Alat Pembatas dan
Pengukur (APP) yang selanjutnya menyalurkan tenaga listrik kepada konsumen.
5
Gambar 2.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik
6
Gambar 2.2 Pola Sistem Tenaga Listrik
(Sumber : SPLN Buku 1, 2010, (Wibowo))
7
Berikut ini adalah beberapa bentuk tegangan saluran distribusi tenaga listrik:
1. Saluran Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem tegangan
searah.
2. Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan system tegangan
bolak-balik.
C. Menurut Jenis/Tipe Konduktornya:
Berikut ini adalah beberapa jenis/tipe konduktor saluran distribusi tenaga
listrik:
1. Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan support (tiang)
dan perlengkapannya, dibedakan atas:
a. Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa isolasi
pembungkus.
b. Saluran kabel udara, bila konduktornya terbungkus isolasi.
2. Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, dengan menggunakan kabel
tanah (ground cable).
3. Saluran Bawah Laut, dipasang di dasar laut dengan menggunakan kabel laut
(submarine cable)
D. Menurut Susunan Rangkaiannya
Dari uraian diatas telah disinggung bahwa sistem distribusi dibedakan
menjadi dua yaitu sistem distribusi primer dan sistem distribusi sekunder.
8
Bila antara titik sumber dan titik bebannya hanya terdapat satu saluran (line),
tidak ada alternatif saluran lainnya. Bentuk Jaringan ini merupakan bentuk dasar,
paling sederhana dan paling banyak digunakan. Dinamakan radial karena saluran
ini ditarik secara radial dari suatu titik yang merupakan sumber dari jaringan
itu,dan dicabang-cabang ke titik-titik beban yang dilayani.
Catu daya berasal dari satu titik sumber dan karena adanya pencabangan-
pencabangan tersebut, maka arus beban yang mengalir sepanjang saluran menjadi
tidak sama besar. Oleh karena kerapatan arus (beban) pada setiap titik sepanjang
saluran tidak sama besar, maka luas penampang konduktor pada jaringan bentuk
radial ini ukurannya tidak harus sama. Maksudnya, saluran utama (dekat sumber)
yang menanggung arus beban besar, ukuran penampangnya relatip besar, dan
saluran cabang-cabangnya makin ke ujung dengan arus beban yang lebih kecil,
ukurannya lebih kecil pula.Spesifikasi dari jaringan bentuk radial ini adalah :
a. Kelebihan:
1. Bentuknya sederhana.
2. Biaya investasinya relatif murah
b. Kelemahan
1. Kualitas pelayanan dayanya relatif jelek, karena rugi tegangan dan rugi
daya yang terjadi pada saluran relatif besar
2. Kontinyuitas pelayanan daya tidak terjamin, sebab antara titik sumber dan
titik beban hanya ada satu alternatif saluran sehingga bila saluran tersebut
mengalami gangguan, maka seluruh rangkaian sesudah titik gangguan
akan mengalami "black out" secara total.
Untuk melokalisir gangguan, pada bentuk radial ini biasanya diperlengkapi
dengan peralatan pengaman berupa fuse, sectionaliser,recloser, atau alat pemutus
beban lainnya, tetapi fungsinya hanya membatasi daerah yang mengalami
pemadaman total, yaitu daerah saluran sesudah/dibelakang titik gangguan, selama
gangguan belum teratasi. Jadi, misalkan gangguan terjadi di titik F, maka daerah
beban K, L dan M akan mengalami pemadaman total. Jaringan distribusi radial ini
memiliki beberapa bentuk modifikasi, antara lain:
9
2. Sistem ring/Loop
Sistem ring/Loop adalah suatu sistem dimana beberapa gardu induk saling
dihubungkan sehingga merupakan rangkaian tertutup dan sumber tenaga listriknya
dari satu pusat pembangkit tenaga listrik.
10
b. Kekurangan:
1. Lebih Mahal Biaya Investasi, karena memerlukan pemutus beban yang
lebih banyak.
2. Lebih Rumit Pengendalian Dan Sistemnya jika dibandingkan dengan
sistem radial.
3. Sistem interkoneksi
Sistem interkoneksi adalah suatu sistem dimana lebih dari satu pusat
pembangkit tenaga listrik digabungkan melalui jaringan transmisi.
Dalam sistem interkoneksi pusat pembangkit tenaga listrik (PPTL) harus lebih
dari satu sumber yang saling dihubungkan, yang akan memberi daya pada beberapa
gardu induk (GI). Secara Sederhana Sistem Loop Mempunyai Kelebihan dan
Kekurangan.
a. Kelebihan:
1. Kontinyuitas penyaluran daya paling terjamin.
2. Kualitas tegangannya baik, rugi daya pada saluran amat kecil.
11
b. Kekurangan:
1. Mahalnya biaya investasi dan perawatannya.
2. Sebelum pelaksanaannya, memerlukan koordinasi perencanaan yang teliti
dan rumit.
1. Jaringan Sistem Distribusi Primer.
Sistem distribusi primer diguna kan untuk menyalurkan tenaga listrik dari
gardu induk distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat mengguna kan
saluran udara, kabel udara, maupun kabel tanah sesuai dengan tingkat keandalan
yang diinginkan dan kondisi serta situasi lingkungan. Saluran distribusi ini
direntangkan sepanjang daerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat
beban. Terdapat bermacam-macam bentuk rangkaian jaringan distribusi primer.
2. Jaringan Sistem Distribusi Sekunder
Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari
gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi
sekunder bentuk saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem
ini dapat menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi.
Sistem ini biasanya disebut system tegangan rendah yang langsung akan
dihubungkan kepada konsumen/pemakai tenaga listrik dengan melalui peralatan-
peralatan sebagai berikut:
1. Papan pembagi pada trafo distribusi,
2. Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder).
3. Saluran Layanan Pelanggan (SLP) (ke konsumen/pemakai)
4. Alat Pembatas dan pengukur daya (kWH. meter) sercta fuse atau pengaman
pada pelanggan.
C. Transformator
1. Definisi Transformator
Transformator adalah suatu alat magnetoelektrik yang sederhana, andal dan
efisien untuk mengubah tegangan arus bolak-balik (ac) dari satu tingkat ke
tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetis. Dimana perbandingan tegangan antara sisi
12
primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan
dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. Dalam bidang teknik
listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi :
a. Transformator daya, yaitu transformator yang biasa digunakan untuk
menaikkan tegangan pembangkit menjadi tegangan transmisi.
b. Transformator distribusi, yaitu transformator yang biasa digunakan untuk
menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi.
c. Transformator pengukuran, yaitu transformator yang terdiri dari
transformator arus dan transformator tegangan.
2. Transformator Distribusi
Transformator distribusi merupakan alat yang memegang peran penting
dalam sistem distribusi. Transformator distribusi mengubah tegangan
menengah menjadi tegangan rendah. Transformator distribusi umumnya
digunakan adalah transformator step-down 20kV/400V. Tegangan fasa ke fasa
sistem jaringan tegangan rendah adalah 380V. Karena terjadi drop tegangan,
maka pada tegangan rendah dibuat di atas 380V agar tegangan pada ujung
penerima tidak lebih kecil dari 380V.
13
Pada kumparan primer akan mengalir arus jika kumparan primer
dihubungkan ke sumber tegangan bolak-balik, sehingga pada inti
transformator yang terbuat dari bahan ferromagnet akan terbentuk sejumlah
garis-garis gaya magnet (fluks magnetic)
Karena arus yang mengalir merupakan arus bolak-balik, maka fluks yang
terbentuk pada inti akan mempunyai arah dan jumlah yang berubah-ubah. Jika
arus yang mengalir berbentuk sinusoidal, maka fluks yang terjadi akan
terbentuk sinusoidal pula. Karena fluks tersebut mengalir melalui inti yang
mana pada inti tersebut terdapat belitan primer dan sekunder, maka pada
belitan primer akan timbul ggl (gerak gaya listrik) induksi, tetapi arah ggl
induksi primer berlawanan dengan arah E1 ggl induksi sekunder. Sedangkan
frekuensi masing-masing tegangan sama dengan frekuensi sumbernya.
14
Bagian dalam transformator terdiri dari :
a. Inti, terbuat dari lempengan-lempengan pelat besi lunak atau baja silikon
yang di klem menjadi satu.
b. Belitan, terbuat dari tembaga yang letaknya dibelitkan pada inti dengan
bentuk spiral atau konsentrik
c. Minyak trafo
Berfungsi sebagai bahan isolasi dan media pendingin transformator.
15
Sementara bagian luar transformator terdapat pada gambar 2.11 dibawah ini :
Penjelasan :
1. Tank
2. Radiator
Untuk mendinginkan transformator. Misalnya ONAN (Oil Natural Air
Natural), ONAF (Oil Natural Air Forced), ODAF (Oil Directed Air Forced),
OFAF (Oil Forced Air Forced) dan OFWF (Oil Forced Water Forced).
3. Wheel Base
Untuk penopang berat pada transformator
4. Tap Changer
Sebagai perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan primer
yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan dalam keadaan berbeban
ataupun tanpa beban.
5. Lifting lug
Untuk pengangkatan pada waktu instalasi
16
6. Oil Drain Valve
Untuk meyakinkan bahwa sisa minyak di bagian bawah tangki
transformator dapat dikeringkan sepenuhnya.
7. HV Bushing
Berfungsi sebagai penghubung kumparan trafo ke jaringan luar pada
tegangan tingginya. Terdapat pada gambar 2.12 berikut :
8. LV Bushing
Berfungsi sebagai penghubung kumparan trafo ke jaringan luar pada
tegangan rendahnya
9. Konservator
Untuk menampung minyak cadangan akibat pemanasan trafo. Diantara
konservator dengan trafo ini dipasang relay bucholz untuk mendeteksi
adanya gas produksi akibat kerusakan minyak trafo.
10. Oil Level Indicator
Untuk memberikan sinyal visual tingkat minyak di konservator.
11. Safety Valve
Untuk mengamakan trafo apabila terjadi gangguan
12. Earthing Terminal
Merupakan system pentanaha (ground). Untuk mengamankan trafo
terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh sambaran petir.
17
13. Rating Plate
Merupakan tempat untuk meletakkan papan nama (nameplate) pada
sebuah transformator dimana berisi tentang spesifikasi dari transformator
14. Brand Marking Plate
Merupakan tempat untuk meletakkan merk dari transformator. Misalnya
trafindo,lucky light,starlite, dan lain sebagainya.
18
e2 = ggl induksi sesaat pada sisi sekunder
N1 = jumlah lilitan kumparan primer
N2 = jumlah lilitan kumparan sekunder
Dari kedua persamaan diatas didapatkan perbandingan lilitan berdasarkan
perbandingan GGL induksi yaitu :
e1 N 1
a= =
e2 N 2
a : adalah nilai perbandingan lilitan transformator Apabila, a<1, maka
transformator berfungsi untuk menaikkan tegangan (step up) a>1, maka
transformator berfungsi untuk menurunkan tegangan (step down)
19
dФ
e 1=−N 1
dt
d (Ф max−sinωt)
e 1=−N 1
dt
e 1=−N 1 ω Ф max . sin ( ωt−90 ) tertiggal 90 ° dariФ
Dimana :
e1 = Gaya Gerak Listrik (volt)
N1 = jumlah belitan sisi primer
ω = Kecepatan Sudut Putar (Rad/sec)
Φ = Fluks magnetik (weber)
N 1 ω Ф max
E 1=
√2
N 1 2 πf Ф max
E 1=
√2
N 1 2 x 3,14 f Ф max
E 1=
√2
E 1=4,44 N 1 f Ф max (Volt)
dФ
e 2=−N 2
dt
Harga efektifnya:
20
Sehingga perbandingan antara rangkaian primer dan sekunder adalah :
e1 N 1
= =a
e2 N 2
Dimana :
e1 = ggl induksi di sisi primer (volt)
e2 = ggl induksi di sisi sekunder (volt)
N1 = jumlah belitan sisi primer (turn)
N2 = jumlah belitan sisi sekunder (turn)
a = perbandingan transformasi
V2
kumparan sekunder, dimana I 2=
Z1
21
Gambar 2.14 Trafo dalam Keadaan Berbeban
Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2I2 yang
cenderung menentang fluks (Ф) bersama yang telah ada akibat arus
pemagnetan. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan
primer harus mengalir arus I2', yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh
arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan
primer menjadi : (Bastanna, 2009)
Dimana :
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan
oleh arus pemagnetan Im, maka berlaku hubungan :
N 1 ℑ=N 1 I 1−N 2 I 2
N 1 I 2' =N 2 I 2
N 1 I 1=N 2 I 2
22
I1 N2
= =a
I2 N1
23
Trafo Step Down di PT.Socfin Indonesia (Socfindo) digunakan untuk
menurunkan tegangan, dalam hal ini trafo ditempatkan pada bagian distribusi
listrik yang suplay listriknya berasal dari PLN dan genset. PLN menyuplai listrik
sebesar 20 KV sedangkan mesin-mesin produksi yang ada di PT.Socfin
Indonesia (Socfindo). ini tegangan kerjanya sebesar 380/400 V, Oleh karena itu
trafo step down digunakan untuk menurunkan tegangannya yakni dari tegangan
PLN sebesar 20 KV turun menjadi 380/400 V. Sehingga mesin-mesin produksi
yang ada dapat dioperasikan.
2. Suplay Genset
Genset (Generator Set) adalah perangkat kombinasi antara pembangkit listrik
(generator) dan mesin penggerak yang digabung dalam satu unit untuk
menghasilkan tenaga listrik. Mesin penggerak pada genset umumnya merupakan
mesin pembakaran internal berupa motor / mesin diesel dengan bahan bakar solar.
Sedangkan generator adalah perangkat yang mengubah energy mekanik menjadi
listrik.
Prinsip kerja dari genset adalah mengubah energi bahan bakar menjadi energi
mekanik, dalam hal ini bahan bakar dari genset yang ada di PT.Socfin Indonesia
(Socfindo). menggunakan bahan bakar solar karena mesin yang digunakan di
dalam genset adalah mesin diesel. Kemudian energi mekanik tersebut diubah atau
dikonversi oleh generator sehingga menghasilkan daya listrik. Generator memiliki
dua tipe, yaitu generator AC atau yang biasa disebut alternator dan generator DC.
Di PT.Socfin Indonesia (Socfindo). tipe generator yang digunakan adalah tipe
generator AC.
3. prinsip kerja genset
Prinsip kerja genset adalah sebuah mesin pembakaran (mesin diesel atau mesin
bensin) yang bergerak dengan mengubah energi bahan bakar fosil menjadi energi
mekanik, kemudian energi mekanik tersebut dikonversi oleh generator sehingga
menghasilkan daya listrik. Maka dari itu Genset ini dapat di golongkan sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan skala yang kecil. Genset
(generator set) biasanya digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif atau
pengganti sementara, seperti ketika pasokan daya listrik dari industri pembangkit
24
listrik (PLN) padam/off, atau saat keadaan dimana di daerah tersebut tidak ada
pasokan listrik, atau bisa juga digunakan pada saat diperlukannya daya listrik
tambahan.
25
BAB III
TEKNIK PELAKSANAAN
A. Deskripsi Permasalahan yang Diambil
Pada minggu Pertama penulis ke ruang power house di dalam ruangan ini
terdapat PDTM, PDTR, Trafo, panel control genset dan genset. Kegiatan yang
dilakukan adalah logsheet AMR PLN dan PDTM untuk mencatat waktu beban
puncak, lama waktu beban puncak dan total kVarh. Lalu menuju panel PDTR untuk
mencatat tegangan antar fasa, pemakaian daya, serta mencatat cos phi, temperature
dan step use pada capacitor bank. Kemudian preventif pada genset, panel control
genset cara kerja genset, spesifikasi pada genset serta pengoprasian genset tersebut.
Setiap hari jum’at operator genset melakukan warning –up.
Pada minggu ke Tiga barulah penulis mulai menetapkan hal apa saja yang
menarik untuk dijadikan laporan kerja praktik nantinya penulis berkonsultasi
26
dengan Tekniker 2.
27
1. MV Cubicel
Pada dasarnya Panel Utama Tegangan Menengah ini terdiri dari tiga
bagian yaitu incoming, outgoing dan metering.
2. MV Circuit Breaker
3. Peralatan Pendukung
a. Fuse
b. Metering
b. Transformator Distribusi
Transformator distribusi merupakan suatu penghubung antara jaringan
tegangan menengah yang terhubung dengan pemutus tenaga 20 kV dan keluaran
dari transformator menjadi tegangan rendah 380/220 V. yang bekerja
berdasarkan prinsip GGL induksi dan mutual inductance.
28
menggunakan Step Down Transformer sebagai berikut :
a. Unit transformator
2. Tegangan primer : 20 kV
4. Phase : 3
5. Frequensi : 50 Hz
6. Type : Kering
Adapun nameplate transformator distribusi MT-187 yang dianalisa terdapat
pada gambar 3.2 dibawah ini :
29
Gambar 3.2 Transformator Distribusi MT – 879
30
1. Pengkabelan dari PLN ke PDTM /PUTM 20 kV
b) Ukuran : 4.000 A
b) Ukuran : 3.500 A
31
2. Sistem Distribusi Tegangan Rendah
Sistem distribusi tegangan rendah merupakan sebuah sistem dari beberapa
rangkaian komponen instalasi listrik yang terhubung dengan sistem supplai tiga
phase maupun satu phase dengan tegangan rendah 380/220 V. Selanjutnya
system ini mensuplay beban-beban seperti : Penerangan, Stop Kontak, Motor,
AC (Ciler dan AHU/ FCU), Fan, Mesin Pompa Air, Mesin pompa pemadam
kebakaran., Peralatan Elektronik (Arus Lemah), Dll.
Peralatan utama sistem distribusi tegangan rendah Pabrik Sofindo Aek
Pamienke terdiri dari beberapa panel diantaranya :
1. Panel PDTR
32
a. Panel Distribusi Tegangan Rendah (PDTR )
Panel Utama Tegangan Rendah ini merupakan pendistribusian tegangan
rendah yang di distribusikan secara radial ke panel distribusi masing – masing
Motor, disisi beban dengan mengunakana Busduct Pembagian system
distribusi Tegangan Rendah berdasarkan kebutuhan.
Supply listrik pada tegangan 380 V untuk instalasi phase 3 di hubungkan
melalui circuit breaker 3-pole sedangkan untuk instalasi phasa tunggal 220 V
dihubungkan pada rangkaian breaker 1 pole.
b. Sub Distibusi Panel Tegangan Rendah / MDP
Sub distribusi panel tegangan rendah adalah panel-panel downstream yang
berfungsi sebagai switcher dan pengaman beban. Ada sub panel yang berfungsi
sebagai switcher tetapi ada juga yang dilengkapi dengan pengaturan dan
instrumentasi.
33
c. Beban / Load
Beban terhadap distribusi daya listrik dalam Pabrik Sofindo Aek Pamienke
dikelompokan ke dalam beberapa kategori yaitu:
1. U1 yaitu kelompok beban di peruntukkan utilitas yang terdiri dari :
d. Sistem Air
f. Sistem STP
b. Transportasi horizontal
34
d. Kabel Instalasi Tegangan Rendah
Penghantar ini berfungsi menyalurkan daya listrik tegangan rendah dari PDTR
ke sub panel atau dari sub panel ke beban. Pemilihan jenis saluran (kabel/busduct)
tergantung dari posisi penempatan dan kapasitas penyaluran Dari PDTR ke MDB
– L.Lt.1, Kabel NYY 4 x 70 mm2 + BC 35 mm2.
1. Dari PDTR ke MDB – L.Lt.2, Kabel NYY 4 x 95 mm2 + BC 50 mm2
2. Dari PDTR ke MDB – AC OU VRV 1, Kabel NYY 4 x 50 mm2
+ BC 25 mm2
+ BC 70 mm2
35
C. Hasil Pengukuran
Dalam laporan ini, penulis melakukan kajian penggunaan daya pada PT.Sofindo
transformator distribusi yang diukur pada saat Luar Waktu Beban Puncak (LWBP)
dan Waktu Beban Puncak (WBP). Pengukuran pada saat WBP dilakukan pada hari
Senin, 15 Februari 2021 Pukul 19:20 WIB, dan pengukuran pada saat LWBP
dilakukan pada hari Selasa, 23 Februari 2021 Pukul 08:30 WIB.
Data pengukuran arus dan tegangan pada waktu luar beban puncak (LWBP)
terdapat pada tabel 3.2 dibawah ini :
Arus Arus RG
Kode Tegangan Induk (V) Arus Induk (A) Netral Groun (Ω)
Gardu (A) d (A)
RS RT ST R S T
MT 106,1 510,8 101,1 60 52,4 103,3 51,5 0 5
187
Tabel 3.2 Data Pengukuran Arus dan Tegangan Transformator Saat LWBP
Data pengukuran arus dan tegangan pada waktu beban puncak (WBP) terdapat
pada tabel 3.3 dibawah ini :
Tabel 3.3 Data Pengukuran Arus dan Tegangan Transformator Saat WBP
36
D. Hasil Perhitungan
1. Transformator Distribusi MT-187
Gardu Distribusi : MT 187
S
I FL =
√3 x V
200000
I FL = =289,01 Ampere
√3 x 400
Maka Irata-rata nya menggunakan persamaan dibawah ini :
IR+ IS + IT
I rata−rata=
3
60+52,4 +103,3
I rata−rata=
3
I rata−rata=71,9 Amper e
I rata −rata
¿ x 100 %
I FL
71,9
¿ x 100 %
289,01
¿ 24,8 %
37
Maka ketidakseimbangan beban pada saat luar waktu beban puncak menggunakan
persamaaan berikut ini :
IR
I R =a x I Maka a=
I
IS
I S=b x I Maka b=
I
IT
I T =c x I Maka c=
I
I R 60
a= = =0.83
I 71,9
I S 52,4
b= = =0,73
I 71,9
I T 103,3
c= = =1,44
I 71,9
(|a−1|+|b−1|+|c−1|)
¿ x 100 %
3
(|0.83−1|+|0,73−1|+|1,44−1|)
¿ x 100 %
3
(|0.17|+|0.27|+|0,44|)
¿ x 100 %
3
38
¿ 29,3 %
Untuk mengetahui losses pada arus netral, maka harus diketahui terlebih dahulu
daya aktif transformator (P) :
P=S x cos φ
¿ 200 x 0,93
¿ 186 kW
Maka losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral transformator adalah :
P N =I N 2 x R N
¿(51,5)2 x 0,193
¿ 0,5118 kW
Dengan demikian, persentase losses akibat adanya arus netral pada penghantar
netral transformator adalah :
PN
% PN= x 100 %
P
0,5118
% PN= x 100 %
186
= 0,27%
Sedangkan losses dan persentase losses akibat adanya arus netral yang mengalir
ketanah pada saat luar waktu beban puncak pada transformator distribusi kedua ini
adalah 0, dikarenakan IG yang didapatkan dari hasil pengukuran sebesar 0 Ampere.
S
I FL =
√3 x V
39
200000
I FL = =289,01 Ampere
√3 x 400
Maka Irata-rata nya menggunakan persamaan dibawah ini :
IR+ IS + IT
I rata−rata=
3
124,4+ 97,5+192,2
I rata−rata=
3
I rata−rata=138,03 Ampere
I rata −rata
¿ x 100 %
I FL
138,03
¿ x 100 %
289,01
¿ 47 %
IR
I R =a x I Maka a=
I
IS
I S=b x I Maka b=
I
IT
I T =c x I Maka c=
I
40
I R 124,4
a= = =0,9
I 138,03
IS 97,5
b= = =0,7
I 138,03
I T 192,2
c= = =1,39
I 138,03
(|a−1|+|b−1|+|c−1|)
¿ x 100 %
3
(|0,9−1|+|0,7−1|+|1,39−1|)
¿ x 100 %
3
(|0,1|+|0,3|+|0,39|)
¿ x 100 %
3
¿ 26,3 %
Untuk mengetahui losses pada arus netral, maka harus diketahui terlebih dahulu
daya aktif transformator (P) tersebut :
P=S x cos φ
¿ 200 x 0,93
¿ 186 kW
Maka losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral transformator adalah :
P N =I N 2 x R N
41
¿( 45,6)2 x 0,193
¿ 0 , 4 kW
Dengan demikian, persentase losses akibat adanya arus netral pada penghantar
netral transformator adalah :
PN
% PN= x 100 %
P
0,4
% PN= x 100 %
186
= 0,21%
Sedangkan losses dan persentase losses akibat adanya arus netral yang mengalir
ketanah pada saat waktu beban puncak pada transformator distribusi kedua ini adalah
0, dikarenakan IG yang didapatkan dari hasil pengukuran sebesar 0 Ampere. Hal ini
disebabkan karena kondisi kabel ground terletak di dekat parit sehingga memiliki
tanah yang lembab.
2. Genset
42
Perhitungan pemakaian solar pada genset dalam keadaan emergency atau dalam
keadaan PLN padam.
Rumus : L=0,21 x P x t
L = 2,88 liter/jam
Keterangan rumus :
T = waktu (jam)
E. Pembahasan
a) Suplay PLN
Dari skema diatas alur sumber listrik PT.Socfin Indonesia (SOCFINDO) berasal
dari PLN dan Genset. Untuk listrik dari PLN berasal dari gardu induk Perkebunan
Aek Paminke yang langsung didistribusikan secara khusus untuk PT.Socfin
Indonesia sebesar 20 KV (Jaringan Tegangan Menegah). Tegangan 20 KV masuk di
cubicle PT. PLN Rayon Rantau Prapat selanjutnya ke PT.Socfin Indonesia
(Socfindo), setelah itu baru didistribusikan ke tiap – tiap substation melalui main
distribution, Kemudian tegangan 20 KV di tiap – tiap substation diturunkan sebesar
380V – 400V. Selanjutnya dapat digunakan dalam proses produksi di PT ini.
Berikut adalah bagan suplai listrik dari PLN pada PT.SOCFIN INDONESIA
(SOCFINDO).
43
Dalam pendistribusian listrik ke seluruh subtasion di PT.SOCFIN INDONESIA
(SOCFINDO). untuk mencapai tegangan kerja yang dibutuhkan, diperlukan alat
yang dinamakan Transformator.
Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik
yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari
pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan ataupun
menaikkan Tegangan AC. Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip
Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak
balik (AC).
Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam
pendistribusian tenaga listrik di PT.Socfin Indonesia (Socfindo). PT.Socfin
Indonesia (Socfindo) menggunakan jenis trafo step down. Berikut rincian pemakaian
trafo di PT.Socfin Indonesia (Socfindo).
2. Suplay Genset
Genset (Generator Set) adalah perangkat kombinasi antara pembangkit listrik
(generator) dan mesin penggerak yang digabung dalam satu unit untuk menghasilkan
tenaga listrik. Mesin penggerak pada genset umumnya merupakan mesin pembakaran
44
internal berupa motor / mesin diesel dengan bahan bakar solar. Sedangkan generator
adalah perangkat yang mengubah energy mekanik menjadi listrik.
Prinsip kerja dari genset adalah mengubah energi bahan bakar menjadi energi
mekanik, dalam hal ini bahan bakar dari genset yang ada di PT.Socfin Indonesia
(Socfindo). menggunakan bahan bakar solar karena mesin yang digunakan di dalam
genset adalah mesin diesel. Kemudian energi mekanik tersebut diubah atau
dikonversi oleh generator sehingga menghasilkan daya listrik. Generator memiliki
dua tipe, yaitu generator AC atau yang biasa disebut alternator dan generator DC. Di
PT.Socfin Indonesia (Socfindo). tipe generator yang digunakan adalah tipe
generator AC.
Suplai listrik dari Genset hanya digunakan ketika distribusi listrik dari PLN
mengalami gangguan atau pemadaman secara tiba – tiba, maka ketika hal itu terjadi
PT.Socfin Indonesia (Socfindo) dapat menyalakan Genset - gensetnya dengan total
kapasitas 12.000 KW. Jumlah Genset di PT ini ada 6 buah. Untuk mekanisme
penyalaannya tergantung berapa besar beban yang digunakan di tempat produksi. Jika
seluruh bagian produksi beroperasi semua, maka beban penuh di PT.Socfin
Indonesia (Socfindo). Sekitar 1100 KW untuk menyuplai beban tersebut.
45
12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai
listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk
menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu.
3. Sistem Start Kompresi
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 368
KW. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari
mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke dalam suatu
botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga menjadi udara
panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump serta
disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi
pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan di dalam
tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka kompressor akan
secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam tabung hingga tekanan
dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan starting mesin
diesel.
46
ATS (Automatic Transfer switch) merupakan suatu sistem pengontrolan yang
memiliki fungsi untuk mengganti koneksi secara otomatis dari satu sumber tegangan
listrik ke satu sumber tegangan listrik lainnya. Keadaan pergantian tersebut disebut juga
dengan Automatic COS (Change Over Switch).
Contoh di sini akan kita bahas tentang perpindahan koneksi dari satu sumber
tegangan yaitu PLN ke sumber tegangan lainnya yaitu Genset ketika sumber tegangan
PLN sedang tidak terkoneksi. Perpindahan sumber tegangan dapat saja dilakukan
dengan ATS namun Genset yang menghidupkan sumber tegangan sebagai pengganti
sumber tegangan utama (PLN) tidak aktif secara otomatis Jadi agar sistem ATS dapat
bekerja secara otomatis harus didukung dengan sistem AMF.
Jadi cara kerja dari sistem yang akan kita buat adalah ketika beban kehilangan sumber
tegangan utamanya yaitu PLN, secara serta merta genset akan starter secara otomatis (1
kali starter), setelah mesin genset menyala, ATS mulai mengganti koneksi dari sumber
tegangan utama ke sumber tegangan cadangan (Genset).
Implementasi penggunaan contactor untuk AMF yang saya buat ini hanya untuk
menstarter genset sebanyak 1 kali. Jadi jika terjadi kegagalan dalam starter, maka starter
selanjutnya tidak dilakukan. Anda bisa saja membuat starter berkali-kali jika terjadi
kegagalan starter dengan menambahkan sensor tegangan/arus yang diletakkan pada
genset. Namun saya hanya merancangnya sampai di sini saja. dari masalah akibat
ganguan yang terjadi pada sumber tegangan utama (PLN) di atas kita akan
menggunakan contactor, timer, on delay sebagai alat untuk mengontrol agar suplai listrik
47
untuk beban tetap terjaga dengan menghidupkan suplai tegangan listrik cadangan secara
otomatis.
Untuk wiring kabel dari rangkaian anda bisa mengikuti sambungan kabel menurut
penomoran yang terdapat pada peralatan seperti kontaktor timer dan lain sebagainya.
48
Gambar 3.9 Kontaktor
49
Gambar 3.11 Timer On Delay
Selain Alat dan Bahan yang dibutuhkan, rangkaian ATS dan AMF tersebut terdapat
dua bagian yaitu rangkaian kontrol ATS / AMF genset otomatis dan rangkaian daya
ATS / AMF genset otomatis.
1. Ketika Listrik dari PLN sedang dalam posisi Hidup (ON) contactor K1 akan
mendapatkan suplai tegangan dari Line tegangan PLN, coil yang terdapat di
dalam contactor K1 akan dialiri arus listrik sehingga inti besi di dalam coil
tersebut menjadi medan magnet yang akan membuat contact K1 NO (Normally
Open) menjadi tertutup sedangkan sebaliknya jika contact yang NC (Normally
Close) menjadi terbuka.
2. Contact NC dari contactor K1 akan terbuka sehingga sambungan ke genset
menjadi terbuka.
3. Hal ini akan membuat sambungan dari genset ke beban atau sumber utama
tersambung ke sumber tegangan dari PLN.
50
4. Ketika sumber tegangan dari PLN dalam keadaan OFF, contactor K1 tidak
mendapat suplai tegangan dari PLN sehingga contact dari contactor bekerja
dalam keadaan normal. Contact NC dari contactor K1 pada ACCU Genset akan
memberi suplai tegangan untuk menghidupkan / menstarter genset selama
beberapa detik sesuai settingan pada timer on delay begitu genset menyala dan
mensuplai daya ke On Delay Timer yang telah disetting waktunya misalnya
selama 5 detik. Setelah 5 detik berjalan.
5. Suplai tegangan dari accu ke starter genset akan terputus.
6. Timer T2 akan bekerja untuk menghidupkan contactor K2 penggunaan timer T2
adalah untuk penundaan penyambungan genset ke beban (menunggu mesin stabil
/ panas).
7. Besarnya waktu timer dapat anda setting sesuai kebutuhan anda.
8. Dan setelah Contactor K2 bekerja, maka contactor K2 akan menyuplai daya dari
genset ke sumber beban. Sehingga sumber beban berasal dari Genset.
9. Setelah dipasang sesuai dengan Gambar rangkaian ATS / AMF Genset otomatis
dapat anda lihat pada gambar rangkaian starter genset terintegrasi dengan
rangkaian ATS / AMF Genset Otomatis
Namun jika anda memiliki genset yang tidak mempunyai starter motor seperti
genset dengan daya 3500VA ke bawah, anda bisa memodifikasi gensetnya
dengan menambahkan starter motor, aki, relay dan sekering.
51
Genset yang digunakan Pasar Pabrik Sofindo Aek Pamienke berjumlah 6
unit, deagan kapasitas masing – masing unit 2000 kVA. Maka total daya listrik
dari 6 unit genset adalah 12.000 kVA, Dinding ruangan genset di lapisi oleh
Rockwool sebagai peredam untuk menghindari kebisingan atau di desain kedap
suara ( Soundproof ). Untuk spesifikasi datanya sebagai berikut :
1. Merk Genset : Mitsubishi Stamfort ( 2006)
Engine Model: MGS2000B S16R-PTA2-S-14517
Kapasitas : 2000 kVA
Voltage : 380 V, 50 Hz, 1500 rpm
Altenator : Kato MG-KT83
2. Merk Genset : Mitsubishi Stamfort ( 2006)
Engine Model: MGS2000B S16R-PTA2-S-14517
Kapasitas : 2000 kVA
Voltage : 380 V, 50 Hz, 1500 rpm
Altenator : Kato MG-KT83
52
5. Merk Genset : Mitsubishi Stamfort ( 2006)
Engine Model: MGS2000B S16R-PTA2-S-14517
Kapasitas : 2000 kVA
Voltage : 380 V, 50 Hz, 1500 rpm
Altenator : Kato MG-KT83
53
Gambar 3.14 Panel Sinkrount Genset
1. `Keadaan Normal
Pada keadaan normal sumber daya listrik diperoleh dari PLN dengan tegangan
menengah 20 kV. Kemudian sumber daya listrik didistribusikan ke PDTM 1 dan
PDTM 2 tanpa melalui transformator penurun tegangan. Sumber listrik PLN
tersebut mensuplai seluruh jenis beban yang ada didalam Pabrik Sofindo Aek
Pamienke.
54
jenis beban yang ada didalam gedung dengan kata lain daya listrik digedung
Pasar Tanah Abang Blok A di kafer atau di Bac-up oleh daya listrik yang
dihasilkan oleh generator untuk beban yang ada didalam gedung. Proses
penggantian sumber daya listrik dari PLN ke generator set direncanakan
maksimal ± 15 detik.
3. Keadaan Emergency
Pada keadaan ini sumber daya listrik dapat diproleh salah satu dari PLN
(apabila PLN tidak dipadamkan) ataupun dari diesel generator set. Proses
pengaturan kerja generator apabila PLN dipadamkan sama seperti pada keadaan
PLN padam. Pada saat emergency, beban-beban yang tidak mendukung bagi
penanggulangan kebakaran (beban-beban Non prioritas) harus dipadamkan
sedangakan beban-beban prioritas lain yang berfungsi untuk usaha pemadaman
kebakaran atau pun untuk usaha penyelamatan jiwa manusia harus tetap disuplai.
BAB IV
A. Kesimpulan
55
distribusi menjadi tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh
saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen.
2. System pendistribusian pada PT.Sofin Indonesia ialah diawali dari Trafo Step Down
yang digunakan untuk menurunkan tegangan, dalam hal ini trafo ditempatkan pada
bagian distribusi listrik yang suplay listriknya berasal dari PLN dan genset. PLN
menyuplai listrik sebesar 20 KV sedangkan mesin-mesin produksi yang ada di
PT.Socfin Indonesia (Socfindo). ini tegangan kerjanya sebesar 380/400 V, Oleh karena
itu trafo step down digunakan untuk menurunkan tegangannya yakni dari tegangan PLN
sebesar 20 KV turun menjadi 380/400 V. Selanjutnya disalurkan ke mesin-mesin
produksi yang ada dan beban-beban yang lainnya.
B. Saran
1. Mengingat bahwa perkembangan pada sistem distribusi ini dari waktu ke waktu
terus meningkat, dimana dalam hal ini dapat menyebabkan perpanjangan saluran
yang menyebabkan peningkatan nilai rugi tegangan. Untuk itu penulis
menyarankan agar rugi tegangan ini dapat mendapat perhatian.
2. Mendapatkan pemeliharaan yang teratur dan terkontrol terhadap
peralatanperalatan yang terdapat pada gardu Induk.
3. PT.PLN agar dapat mengurangi jarak penyaluran energi listrik dari penyulang ke
pemakaian atau konsumen sehingga rugi tegangan dapat dikurangi sekecil
mungkin.
56
DAFTAR PUSTAKA
Suhadi, dkk. (2008). Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 1. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Wibowo, Ratno, dkk. (2010). Buku 1 Kriteria Desain Enjinering Konstruksi Jaringan
Distribusi Tenaga Listrik. Jakarta: PT PLN (Persero).
57
LAMPIRAN-LAMPIRAN
58
B. Surat Balasan PKLI
59
C. Surat Keterangan PKLI
60
D. Surat Penugasan Dosen Pembimbing PKLI
61
E. Kartu Bimbingan
62
F. Jurnal Harian
63
G. Absensi
64
H. Foto Dokumentasi Sewaktu PKLI
65
1. Dokumentasi 1
Gambar 4.1 Pengamatan system distribusi PLN ke pabrik Sofindo Aek Pamienke
2. Dokumentasi 2
66
3. Dokumentasi 3
4. dokumentasi 4
67
68