Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Itik Petelur Di Harum Selalu Farm Kec. Geger Kab. Madiun Propinsi Jawa Timur
Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Itik Petelur Di Harum Selalu Farm Kec. Geger Kab. Madiun Propinsi Jawa Timur
ABSTRAK
Peternakan Itik di Kabupaten Madiun bukan tanpa masalah. Permasalahan umum yang sering
dihadapi peternak Itik adalah biaya pakan yang semakin mahal. Biaya pakan memiliki komposisi lebih
dari 70 persen dari total biaya produksi atau biaya pemeliharaan.
Penelitian dilaksanakan di Peternakan “Harum Selalu Farm” Desa Slambur, Kecamatan Geger,
Kabupaten Madiun dengan metode survey. Metode analisis untuk mengetahui pengaruh kenaikan
harga pakan digunakan uji t (SPSS), untuk mengetahui aspek non finasial digunakan metode
deskriptif, sedangkan untuk menjelaskan keuntungan dan kelayakan usaha ternak itik petelur
digunakan perhitungan pendapatan bersih (π), R/C, BEP, dan Rentabilitas.
Kesimpulan adalah: (1) Terdapat pengaruh harga bahan baku pakan terhadap produksi telur;
(2) Analisis kelayakan usaha dari aspek non finansial tergolong layak. (3) Analisis kelayakan usaha
dari aspek finansial tergolong layak. Hal ini terbukti B/C Ratio peternakan Harum Selalu Farm sebesar
(1,011 >1) yang berarti bahwa usaha peternakan tersebut feasible (untung), titik impas saat produksi
telur ke 43.930,5 kg (Rp 528.396.054,-), nilai R/C yaitu (1,22) >1 usaha itu dikatakan mengalami
keuntungan jadi layak untuk untuk di usahakan dengan keuntungan 21,51%.(tergolong rendah).
Kata kunci : Analisis Kelayakan Usaha, Itik Petelur, Harum Selalu Farm
ABSTRACT
The common problems faced by duck breeders in Madiun, East Java was the expensive cost of
feed. The feed cost has a composition of more than 70 percent of the total production cost or
maintenance cost.
The research was conducted at "Harum Selalu Farm", Slambur Village, Geger District, Madiun
Regency with survey method. The analysis method to find out the influence of the increase of feed
price is used t-test (SPSS), to know the nonfinancial aspect is used descriptive method, while to
explain the profit and feasibility of laying duck business used net income calculation (π), R / C, BEP,
and Profitability.
The conclusion is: (1) There was influence of feed raw material price to egg production; (2)
Business feasibility analysis from non financial aspect is considered feasible. (3) The feasibility
analysis of business from the financial aspect is considered feasible. This is proven by B / C Ratios of
Harum Selalu Farm (1.011> 1), which means that the livestock business is feasible, the break even
point of egg production to 43.930.5 kg (Rp 528.396.054,-), the value of R / C that is (1.22)> 1 business
is said to be profitable so it is feasible to be gained with a profit of 21.51% (relatively low).
dan pustaka untuk permasalahan yang Data sekunder adalah data yang telah
sama pada masa yang akan datang. lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh
orang diluar diri penyelidik (Suparmoko, 2009).
Sumber data sekunder adalah data yang
MATERI DAN METODE PENELITIAN diperoleh dari Peternakan “Harum Selalu
Farm”, Kantor Desa Slambur, Kecamatan
Waktu dan Lokasi Penelitian Geger, Kabupaten Madiun, Kantor Dinas
Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Kabupaten Madiun, Kantor BPS
Peternakan “Harum Selalu Farm” Desa (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Madiun.
Slambur, Kecamatan Geger, Kabupaten
Madiun, mulai tanggal 15 Juli s/d 5 Agustus Teknik Pengumpulan Data
2017. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara: wawancara, observasi dan
Materi Penelitian pencatatan. Teknik wawancara digunakan
Materi yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data primer dengan
ini adalah Usaha Peternakan Itik Petelur di melakukan wawancara secara langsung
Peternakan “Harum Selalu Farm” Desa kepada responden berdasarkan daftar
Slambur, Kecamatan Geger, Kabupaten pertanyaan (kuesioner) yang telah
Madiun. dipersiapkan sebelumnya.
Observasi merupakan metode
Metode Penelitian pengumpulan data dengan cara mencatat
Metode yang digunakan adalah metode semua informasi yang diperoleh sebagaimana
survey, yaitu cara pengumpulan data dari yang disaksikan selama penelitian dilakukan
sejumlah unit atau individu dalam waktu (atau (Suparmoko, 2009). Teknik ini dilakukan
jangka waktu) yang bersamaan (Suparmoko, dengan mengadakan pengamatan langsung
2009). terhadap obyek yang akan diteliti, sehingga
diperoleh gambaran yang jelas mengenai
Populasi dan Sampel obyek yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah Pencatatan dilakukan dengan cara
peternakan itik petelur yang ada di Kec. Geger melakukan pencatatan terhadap hasil
Kab. Madiun. Daerah penelitian ini ditentukan wawancara pada kuisioner maupun data yang
secara purposive sampling, berdasarkan diperoleh dari sumber data sekunder yang
pertimbangan bahwa daerah ini merupakan mempunyai keterkaitan dengan penelitian.
salah satu daerah yang memiliki ternak itik
petelur dalam rentang waktu lebih dari 3 tahun Metode Analisis Data
dengan jumlah itik sebanyak 9.000 ekor. Metode analisis untuk mengetahui
Sampel adalah sebagian atau wakil dari pengaruh kenaikan harga pakan terhadap
populasi yang menjadi sumber data yang produksi telur itik digunakan uji t dengan
sebenarnya dalam suatu penulisan dimana bantuan program SPSS; untuk mengetahui
sebagian individu yang ditelilti tersebut aspek non finasial digunakan metode
sebagai contoh (Nawawi, 2007). Sampel deskriptif; sedangkan aspek finansial
penelitian ini adalah Peternakan “Harum digunakan untuk menjelaskan keuntungan dan
Selalu Farm” Desa Slambur, Kecamatan kelayakan usaha ternak itik petelur digunakan
Geger, Kabupaten Madiun milik Bapak Anwar perhitungan pendapatan bersih (π), R/C, BEP,
dengan jumlah itik petelur sebanyak 9.000 dan Analisis Rentabilitas.
ekor.
Batasan Istilah
Jenis dan Sumber Data Usaha ternak itik petelur adalah usaha
Data yang dikumpulkan dalam penelitian pemeliharaan ternak itik petelur produksi
ini adalah data primer dan data sekunder. Data yang dipelihara secara intensif.
primer adalah data yang langsung dan segera Sistem kandang intensif adalah
diperoleh dari sumber data oleh peneliti pemeliharaan ternak itik petelur produksi
(Suparmoko, 2009). Data primer diperoleh dengan cara dikandangkan terus menerus.
dengan melakukan wawancara secara Produksi adalah jumlah telur dan itik afkir
langsung dengan pemilik peternak itik petelur yang laku dijual dalam satu periode
“Harum Selalu Farm” (Bapak Anwar) dan pemeliharaan dihitung dalam satuan (kg)
beberapa pekerja dengan bantuan daftar Faktor produksi adalah faktor-faktor yang
pertanyaan. mempengaruhi produksi atau sarana
produksi itik seperti bibit, pakan,kandang
Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia Volume 3 Nomor 2 Oktober 2018 - 14 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi:10.32503/fillia.v3i2.232
dan peralatan, tenaga kerja, dan obat- Analisis pada lokasi usaha menunjukan
obatan dan vitamin. bahwa Peternakan Harum Selalu Farm memilih
Biaya produksi adalah jumlah biaya yang lokasi yang tepat. Hal ini dikarenakan semua
dikeluarkan selama proses produksi. variabel utama dapat dipenuhi dengan baik.
Penerimaan adalah hasil produksi yang Variabel-variabel utama antara lain:
dihasilkan dalam hal ini adalah penjualan ketersediaan bahan baku, letak pasar yang
telur dan itik afkir yang dihitung dalam dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga
bentuk rupiah. kerja, dan fasilitas transportasi. Analisis
Pendapatan atau Keuntungan dihitung mengenai variabel bukan utama juga
berapa pendapatan bersih usaha ternak menunjukan bahwa lokasi peternakan
yaitu selisih antara penerimaan usaha didukung dengan variabel bukan utama yang
ternak dengan total biaya produksi yang meliputi aspek hukum dan peraturan, iklim dan
dikeluarkan. keadaan tanah, sikap dari masyarakat, dan
Analisis kelayakan adalah perbandingan rencana masa depan perusahaan.
antara penerimaan dengan biaya untuk
menentukan usaha ternak itik petelur b. Ketersediaan Bahan Baku dan
tersebut layak atau tidak untuk Peralatan
dikembangkan dengan menggunakan Bahan baku merupakan komponen
analisis R/C (Return Cost Ratio), BEP, dan penting dalam proses produksi (Soekartawi,
Analisis Rentabilitas. 2002). Bahan baku yang diperlukan berupa
input produksi diantaranya adalah bibit atau
DOD (Day Old Duck), pakan, obat-obatan,
HASIL PENELITIAN vitamin, dan vaksin.
Kebutuhan bibit dan bahan baku
A. Gambaran Obyek Penelitian (konsentrat, katul dan jagung) yang cukup
Pelitian menggunakan obyek penelitian besar dipenuhi dari pemasok yang berasal dari
Peternakan “Harum Selalu Farm” Desa daerah Jawa Tengah. Jenis itik yang
Slambur, Kecamatan Geger, Kabupaten dibudidayakan yaitu jenis itik Tegal. Hal ini
Madiun milik Bapak Anwar yang berdiri pada didasarkan atas pertimbangan manajemen
tahun 2009. Peternakan ini dibangun di sebuah perusahaan bahwa itik Tegal cukup baik
lahan dengan luas tanah sebesar 1,5 ha sebagai itik penghasil telur dan lebih tahan
(hektar), dengan jumlah ternak itik sebanyak terhadap penyakit.
9.000 ekor yang diletakkan pada 2 kandang. Peralatan kerja dapat diperoleh dari
Dalam pengelolaan peternakan ini, pemilik pasar terdekat yang banyak terdapat disekitar
dibantu oleh 4 (empat) orang pekerja. lokasi kandang sehingga banyak alteratif
Jalur pendistribusian hasil produksi telur pemilihan pemasok peralatan. Dengan
melalui agen/distributor/bakul yang demikian dapat dipilih harga yang paling
menggunakan sistem barang diambil langsung. rendah dengan kualitas yang sama.
Meskipun untuk beberapa kesempatan
penyaluran hasil produksi (telur) dapat c. Sarana dan Prasarana
dilakukan secara langsung dengan menjualnya Peternakan “Harum Selalu Farm”
ke pasar atau secara eceran, dimana harga menggunakan luas area lahan seluas total
jualnya lebih tinggi dibandingkan harga melalui 2.000 meter persegi dengan ketentuan luasan
agen/distributor/bakul. panjang 50 meter dan lebar 40 meter. Lahan
Iklim di Desa Slambur, Kecamatan ini digunakan untuk kandang, gudang, kantor,
Geger, Kabupaten Madiun sangat mendukung tower air, dan lahan untuk menanam talas
untuk proses pengelolaan peternakan. sebagai makanan tambahan.
Ketinggian tanah pada Kecamatan Geger yang Kandang yang digunakan adalah
tertinggi mencapai 1.160 m di atas permukaan kandang semi permanen dengan spesifikasi
laut, sedangkan yang terendah mencapai 520 dinding terbuat dari batako, tiang dari kayu
m di atas permukaan laut. balok, dan atap dari asbes. Kandang yang ada
memiliki dua fungsi yang berbeda, yaitu untuk
B. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan tidur dan bertelur dengan komposisi sebesar
Itik Petelur Harum Selalu Farm dari 30 % untuk tidur dan 70 % kandang untuk
Aspek Non Finansial mencari makan serta beraktifitas.
Gudang dan kantor pada peternakan
1. Aspek Teknis dan Zooteknis “Harum Selalu Farm” terdapat dalam satu
a. Lokasi Usaha bangunan. Total luas gudang dan kantor
adalah 50 meter persegi, dengan rincian
Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia Volume 3 Nomor 2 Oktober 2018 - 15 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi:10.32503/fillia.v3i2.232
Januari 2017. Dan bulan Februari 2017 hingga kecilnya tidak mempengaruhi terhadap hasil
Juni 2017 mengalami kenaikan lagi. produksinya, terdiri dari :
Kemudian dilakukan analisis regresi Biaya Pembuatan Kandang
untuk mengetahui hasil pengaruh antara harga Pemilik peternakan mengeluarkan biaya
pakan terhadap produksi telur dengan hasil sebesar Rp 365.000.000,-untuk
sebagai berikut: membangun kandang. Penyusutan
kandang 10% = Rp. 36.500.000,-
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Biaya Tenaga Kerja
a
Coefficients Usaha peternakan ini di bantu oleh 4
Standardized orang pekerja, dimana masing- masing
Unstandardized Coefficients Coefficients pekerja memiliki gaji sebesar Rp
Model B Std. Error Beta t Sig. 600.000,- per bulan = Rp. 2.400.000,-
1 (Constant) -3401.974 3254.955 -1.045 .307 2) Variable Cost
Variable Cost atau biaya tidak tetap
HARGA 1.043 .233 .690 4.477 .000
PAKAN adalah biaya yang besar kecilnya akan
berpengaruh terhadap hasil produksinya,
a. Dependent Variable: PRODUKSI TELUR terdiri dari :
Sumber: Data Primer yang Diolah Pembelian bibit itik petelur dara sebanyak
Persamaan regresi: 9.000 ekor, harga per ekor Rp. 45.000,- =
Y = -3401,974 + 1.043 X Rp. 405.000.000,-
Dimana: Y = produksi telur Biaya listrik dan air per bulan = Rp.
X = harga pakan 550.000,-
Berdasarkan pada tabel 5. diketahui Rata-rata biaya obat-obatan dan vaksin
bahwa nilai signifikansi t sebesar 0,000 < 0,05 per bulan sebesar Rp 2.250.000,-,
artinya terdapat pengaruh antara harga pakan sedangkan untuk biaya vitamin ternak per
terhadap produksi telur. Dengan demikian bulan sebesar Rp. 1.200.000,-.
dapat dikatakan bahwa ada pengaruh harga Biaya Bahan Baku atau Pakan
pakan terhadap produksi telur. Nilai koefisien (konsentrat, jagung, dan katul) pada ternak
regresi sebesar 1,043 menunjukkan adanya itik untuk 1 ekor itik per hari sebanyak 125
pengaruh negatif. Jadi semakin tinggi harga gram, dengan harga pakan rata-rata Rp.
pakan baik katul, konsentrat maupun jagung, 3.900,- , dengan jumlah ternak 9.000 ekor,
maka akan semakin menurunkan produksi sehingga biaya bahan baku per bulan
telur yang ada. Hal ini disebabkan karena sebesar Rp. 80.496.000,-.
apabila harga pakan semakin meningkat
berarti budget atau dana yang dikeluarkan
semakin tinggi sehingga dengan dana yang
tetap akan cenderung menurunkan produksi
telur yang ada.
2. Analisis Biaya dan Manfaat Budidaya
Peternakan itik Petelur