Anda di halaman 1dari 20

PERIOPERATIVE CARE PADA ANAK

Disusun oleh kelompok

1. Afifatus sholikhah
2. Ela farera
3. Moh holilurrahaman

STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO


TAHUN 2018-2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah keperawatan bedical bedah dengan
judul “perioperative care pada anak”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa
Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Mojokerto, september 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi
hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan
membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya
menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami.
Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing
yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala
prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan.
Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan
pembedahan baik pada masa sebelum, selama maupun setelah operasi. Intervensi
keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik
maupun psikis. Tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap
tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait
(Dokter bedah, Dokter anestesi da Perawat) disamping peranan pasien yang
kooperatif selamka proses perioperatif
Ada tiga faktor penting yang terkait dalam pembedahan, yaitu penyakit pasien,
jenis pembedahan yang dilakukan, dan pasien sendiri. Dari ketiga faktor tersebut,
faktor pasien merupakan hal yang paling penting. Karena bagi penyakit tersebut
tindakan pembedahan adalah hal yang baik/benar. Tetapi bagi pasien sendiri
pemebdahan mungkin merupakan hal yang mengerikan yang pernah mereka alami.
Mengingat hal tersebut, maka sangatlah penting untuk melibatkan pasien dalam setiap
langkah-langkah perioperatif. Tindakan perawatan perioperatif yang
berkesinambungan dan tepat akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya
pemebdahan dan kesembuhan pasien. Anak adalah individu yang rentan karena masih
dalam proses tumbuh kembang. Kekhawatiran orang tua pada anak ketika anaka
mendapatkan tindakan pembedahan cenderung sangat tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh
kurangnya pengetahuan orang tua dan anak terhadap tindakan pembedahan. Sehingga
peran perawat sangat penting disetiap tahapan operasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Konsep Keperawatan Perioperative pada Anak ?
2. Apa Definisi Keperawatan Perioperatif?
3. Apa saja indikasi pembedahan?
4. Apa saja jenin-jenis pembedahan?
5. Apa saja Fase Terapi Perioperative pada Anak ?
6. Bagaimana pendekatan pada pasien anak sesuai usia perkembangan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep keperawatan perioperative pada anak
2. Untuk mengetahui definisi keperawatan perioperatif
3. Untuk mengetahui indikasi pembedahan
4. Untuk mengetahui jenin-jenis pembedahan
5. Untuk mrngrtahui fase terapi perioperative pada Anak
6. Untuk mengetahui pendekatan pada pasien anak sesuai usia perkembangan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Keperawatan Perioperative pada Anak


Undang-undang No.23 Tahun 2002 menjelaskan bahwa anak merupakan
individu dengan usia mulain dari dalam kandungan hingga berusia 18 tahun. Anak
merupakan individu yang unik dan memiliki ketergantungan pada orang tua. Pada
tahapan ini kondisi individu sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan
secara cepat. Mulai dari sistem kekebalan tubuh sampai dengan emosional. Anak
snagat rentan mengalami penyakit sehingga perlu dilakukan tindaan preventif. Tidak
memungkiri anak mengalami penyakit yang memerlukan tindakan medis khusus
seperti operasi.
Operasi merupakan tindakan pembedahan yang bertujuan untuk memperbaiki
keadaan tubuh, mendiagnosa penyakit, dan mengganti organ tubuh. Tahapan operasi
juga disebut dengan peri-operatif. Peri-operatif merupakan tindakan pembedahan
yang terdiri dari tiga tahapan, antara lain : tahapan pre-operasi, intra operasi, dan
pasca operasi.
Pada setiap tahapan tersebut memiliki ciri khas tersendiri. Keperawatan pei-
operatif merupakan asuahan keperawatan yang dilakukan pada pasien anak yang
mendapatkan indikasi tindakan operasi dari persiapan sebelum operasi sampai dengan
perbaikan kondisi setelah tindakan operasi.
B. Definisi Keperawatan Perioperatif
Keperawatan perioperative adalah perawatan yang diberikan sebelum
(praoperasi), selama (intraoperasi), dan setelah operasi (pascaoperasi).Ini terjadi di
rumah Sakit, di pusat-pusat bedah yang ada di rumah sakit, di pusat yang ada di
rumah sakit, di pusat-pusat bedah yang -pusat bedah yang berdiri sendiri, atau di
kantor-kantor penyedia layanan kesehatan. Keperawatan perioperatif adalah istilah
yang digunakan untuk menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang
berkaitan dengan pengalaman bedah pasien.
Faktor-faktor penting yang terkaitan dalam pembedahan yaitu penyakit pasien,
pembedahan yang dilakukan, dan faktor pasien sendiri. Dari ketiga faktor tersebut.
Faktor pasien merupakan hal yang paling penting,  karena pada faktor penyakit-
penyakit tertentu tertentu dan faktor tindakan pembedahan adalah hal yang sudah
berjalan dengan baik dan benar. Hal ini didasarkan pada pemahaman perawat tentang
prinsip-prinsip penting, termasuk hal-hal berikut :
1. Pelayanan yang berkualitas tinggi dan perawatan yang berfokus
 pada keselamatan klien
2. Kerja tim multidisiplin
3. Komunikasi terapeutik yang efektif dan kolaborasi dengan klien,
keluarga klien, dan tim bedah.
4. Pengkajian dan intervensi dalamsemua tahap operasi dengan
efektif dan efisien.
5. Advokasi untuk klien dan keluarga klien
6. Memahami pengendalian biaya.

Tahap-tahap di dalam keperawatan perioperatif :


1. Fase pra operasi
Fase pra operasi dimulai ketika dilakukan intervensi bedah dan diakhiri ketika
pasien berada di meja operasi sebelum pembedahan dilakukan. Lingkup aktivitas
keperawatan selam waktu tersebut dapat mencangkup pengkajian dasar pasien
ditatanan klinik ataupun rumah, wawancara praoperasi dan menyiapakan pasien
untuk anestesi yang diberikan dan pembedahan.
Tujuan perawatan praoperasi :
a. Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien, memberikan penyuluhan
tentang tindakan  penyuluhan tentang tindakan anesthesia. anesthesia.
b. Mengkaji, merencanakandan memenuhim kebutuhan pasien
c. Mengetahu akibat tindakan anesthesia yang akan dilakukan
d. Mengantisipasi dan menggulangi kesulitan yang mungin timbul.
2. Fase intra operasi
Fase intar operasi dimulai ketika asien masuk atau dipindahkan ke instalasi bedah
(meja operasi) dan berakhir saat pasien  pasien dipindahkan dipindahkan ke
ruangan ruangan pemulihan pemulihan (recovery (recovery room) atau istilah
lainnya adalah Post Anestesi Care Unit (PACU). Pada fase ini ruangna lingkup
aktivitas keperawatan mencangkup pemasangan intarvena kateter, pemberian
medifikasi intarvena, melakukan pemantaun  pemantaun kondisi kondisi fisiologis
fisiologis menyeluruh menyeluruh sepanjang sepanjang prosedur prosedur
pembedah dan menjaga keselametan pasien. Perawatan anestesi dimulai sejak
pasien berada di meja operasi sampai dengan pasien dipindahkan ke ruangan pulih
sadar.
Tujuan perawatan Intra Operasi :
Mengupayaan fungsi vital pasien selama anestesi berada dalam kondisi optimal
agar pembedah dapat berjalan lancar dengan baik.
3. Fase pasca operasi
Fase pasca operasi dimulai dengan masuknya pasien ke ruangan pemulihan dan
berakhir dengan evaluasi tindakan, lanjut pada tatanan klinik atau ruang
perawatan bedah atau dirumah. Lingkup aktivitas keperawatan meliputi tentang
aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase ini focus pengkajian pengkajian
efek agen atau obat anestesi dan memantau fungsi vital serta mencegah
komplikasi.
Aktivitas perawat berfokus pada peningkatan penyembuhan dan rehabilitasi dan
pemulangan pasien. Perawatan pasca anestesi atau pembedahan di mulai sejak
pasien dipindahkan ke ruangan pulih sadar sampai diserah terimakan kembali
pada perawat di rungan rawat inap. Jika kondisi klien tetap kritis pasien
dipindahkan ke ICU.
Tujuan perawatan Pasca Operasi :
a. Mengawasi kemajuan pasien sewaktu masa pulih
b. Mecegah dan segera mengatasi komplikasi yang terjadi
c. Menilai kesadaran fungsi vital tubuh pasien untuk menentukan saat
pemindahan / pemulangan pasien.
Pengkajian yang dilakukan perawat pada periode perioperatif diantaranya adalah:
 Rumah atau klinik
- Melakukan pengkajian periopertif awal
- Merencanankan metode penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
- Melibatakan keluarga dalam wawancara
- Memastika kelengkapan pemeriksaan pra-operatif
- Mengkaji kebutuhan klien terhadap transpotasi dan perawatan pasca
operasi
 Unit perawatan bedah
- Melengkapi pengkajian pre-operatif
- Koordinasi penyuluhan terhadap pasien dengan staf kepewaratan lain
- Menjelaskan fase-fase dalam periode perioperatif dan hal-hal mungkin
akan terjadi
- Membuat rencana asuhan keperawatan.
 Ruang operasi
- Mengkaji tingkat esadaran klien
- Melakukan penilaian ulang lembar observasi pasien atau rekam medis
- Mengidentifikasi pasien
- d. Memastiakn daerah pembedahan
C. Indikasi Pembedahan
Tindakan pembedahan (operasi) dilakukan berdasarkan atau sesuai dengan indikasi.
Beberapa indikasi yang dapat dilakukan dilakukan saat pembedahan diantaranya
adalah :
1. Diagnostik, misalnya eksisi tumor atau laparotomi eksplorasi
2. Kuratif, misalnya infeksi tumor atau mengangkat afendiks yang mengalami
inflamasi
3. Reparatif, misalnya memperbaiki luka multiple
4. Rekontruksi atau kosmetik, misalnya mammoplasty atau bedah plastik
5. Paliatif, misalnya menghilangkan nyeri atau memperbaiki masalah, seperti
pemasangan selang gastrostomi yang dipasang untuk mengkonpensasi terhadap
ketidakmampuan menelan makanan.
D. Jenis-jenis pembedahan
Operasi bedah atau yang juga disebut dengan pembedahan merupakan sebuah
spesialisasi dalam dunia kedokteran. Tujuan dari pembedahan biasanya adalah untuk
mengobati luka atau penyakit dengan memanfaatkan operasi instrumen atau manual.
Ahli bedah, dokter umum, dokter hewan dan dokter gigi yang berkemampuan atau
berspesialisasi didalam ilmu bedah. Jenis-jenis operasi bedah cukup beragam dimana
ini berdasarkan pada bagian tubuh yang perlu dibedah, seberapa mendesak
pemebedahan tersebut dapat harus segera dilaksanakan, jumlah sayatan yang pasien
butuhkan, penggunaan alat, serta tujuan pembedahan. Berikut ini ada beberapa
kategori jenis tindakan bedah, yaitu :
Berdasarkan jenis prosedur
1. Reseksi : Pebedahan dengan mengangkat seluruh atau sebagian dari organ tubuh
pasien
2. Amputasi : Amputasi merupakan operasi bedah untuk memotong bagian tubuh
tertentu. Operasi bedah seperti ini pada umumnya hanyalah dilakukan agar bisa
mencegah peyebaran infeksi ke area tubuh lainnya.
3. Bedah Rekontruktif : Jenis operasi bedah ini lebih berfokus pada cara untuk
membuat bagian tubuh yang terluka mengalami perbaikan. Baik itu kerusakan
atau kecacatan serius yang diakibatkan oleh penyakit, operasi dilakukan
sebelumnya, atau cedera. Oleh karena itu tindakan bedah rekontruktif mampu
menjadi solusinya.
4. Bedah Kecantikan : Bedah kecantikan merupakan jenis operasi yang memang
tujuannya untuk membuat penampilan seseorang lebih cantik, jenis operasi bedah
ini sedang populer dikalangan masyarakat.
5. Cangkok : Jenis operasi bedah ini akan dilakukan dokter untuk organ atau bagian
tubuh tertentu untuk menggantikannya dengan organ dari sumber lain
6. Penanaman kembali : Operasi bedah satu ini adalah jenis yang akan dilakukan
oleh dokter dengan tujuan melekatkan kembali bagian tubuh yang sempat terlepas.
Ini adalah jenis operasi yang berlawanan dengan reseksi.
Berdasarakan Alat yang digunakan
Ada juga jenis operasi yang memang berdasarkan dari alat atau teknologi yang
digunakan dirumah sakit atau oleh dokter, seperti:
1. Bedah Mikroskopi : Jenis operasi bedah ini merupakan bedah saraf mikroskopis
yang memangmemanfaatkan teknologi mikroskopis supaya dokter mampu
mengobati area otak yang sakit lewat lubang berukuran kecil, yakni dengan
membuat area perawatan lebih besar.
2. Bedah Endoskopi : Gambaran umum dari jenis operasi bedah endoskopi ini adalah
denganmenggunakan alat endoskop atau tabung fleksibel nan lentur yang
dilengkapi kamera disalah satu ujungnya. kamera tersebut nantinya bakal
digunakan untuk pengambilan gambar bagian dalam di saluran pencernaan.
Biasanya memang tindakan medis inidilakukan untuk mengatasi masalah penyakit
gangguan pencernaan.
3. Bedah Robotik : Pada robotic surgery ini, dokter bedah bakal memakai sistem
komputer yang bakal dimanfaatkan untuk mengendalikan lengan robot beserta
ujung-efektor. Keuntungan dalam praktik bedah ini adalah bahwa dokter bedah
dapat cukup mengandalkan mengandalkan metode komputerisasi komputerisasi
serta tak perlu hadir di kamar operasi langsung, bahkan operasi jarak jauh pun
memungkinkan.
4. Bedah Laser : Pada tindakan operasi bedah jenis laser, dokte Pada tindakan
operasi bedah jenis laser, dokter bedah  biasanya  biasanya bakal menggunakan
sinar laser supaya area yang rusak di dalam tubuh dapat terobati. Contohnya
adalah seperti ketika dokter hendak menutup bagian pembuluh darah yang ada di
bagian mata para pasien penderita diabetes.
Berdasarkan Jenis Sayatan
Ada juga jenis-jenis operasi bedah yang didasarkan pada jenis sayatan yang
dilakukan oleh dokter ahli bedah, seperti :
1. Laparoskopi : Jenis operasi bedah ini cukup memerlukan sayatan berukuran
kecil dan perlu diketahui bahwa rata-rata tindakan operasi bedah yang besar
malah justru mempunyai padanan tindakan bedah dengan memakai teknik
laparoskopi. Dengan demikian, waktu pemulihan dari pasien bakal berkurang
dan biasanya juga tak akan begitu terasa sakit.
2. Laparotomi : Jenis operasi bedah ini akan berfokus pada pembedahan dengan
sa  pembedahan dengan sayatan berukuran besar. Operasi yatan berukuran
besar. Operasi ini justru berlawanan dengan laparoskopi.
Berdasarkan Pemilihan Waktu
Jenis operasi bedah yang ditentukan oleh pemilihan waktu, yaitu :
1. Bedah Darurat Darurat/Cito : Operasi atau tindakan pembedahan ini bertujuan
untuk membuat hidup pasienterselamatkan. ketika pasien baru saja mengalami
mengalami kecelakaan kecelakaan parah atau cedera yang memicu trauma,
langkah bedah inilah yang dokter pilih.
2. Bedah Semi-Elektif : Jenis operasi bedah ini bertujuan sebagai pencega efek atau
akibat buruk dari suatucedera maupun penyakit. Jenis operasi semi-elektif tidaklah
harus cepat-cepat dilaksanakan dan bisa dokter tunda untuk sejenak.
3. Bedah Elektif : Jenis operasi ini dokter akan lakukan dengan tujuan supaya
penyakit tertentu tidak membuat nyawa pasien terancam. Pembedahan pun hanya
dilakukan apabila pasien sudah memintanya sendiri.
Berdasarkan Tujuan
Ada juga proses operasi pembedahan yang didasarkan pada fokus dan tujuannya,
seperti :
4. Bedah Terapi : Dokter melakukan jenis pembedahan ini hanya dengan tujuan
untuk mengatasi sebuah penyakit yang memang telah dipastikan sebelumnya
diderita oleh pasien.
5. Bedah Penyelidikan : Dokter melakukan jenis pembedahan ini dengan tujuan
utama untuk memastikanakan sebuah dugaan dari hasil diagnosa di mana hasil
diagnosa belumlah pasti. Dengan bedah ini, maka otomatis dugaan diagnosa lebih
terdukung.

E. Fase Terapi Perioperative pada Anak  


Who dalam pedoman standar keamanan operasi menyebutkan bahwa tahapan operasi
dibagi menjadi 3 yaitu : sign in (pre-operatif), time out (intra operatif), dan sign out
(post operatif) (WHO, 2018).
a) Fase preoperative
1.  Konsep Dasar Pre- Operatif
Pre-Operatif merupakan tahapan ketika pasien dinyatakan oleh dokter
mendapatkan indikasi tindakan pembedahan. Pada tahapan biasanya
dilakukan pengisian inform consent stabilisasi kondisi pasien, dan
persiapan pasien sebelum memasuki ruangan operasi. Perawatan pre
operasi merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang operasi
merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang dimulai sejak
pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien
dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan.
2. Tahap - Tahapan Per-Opera Per-Operatif
a. Persiapan fisik Persiapan fisik
Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum
operasi antara lain:
1) Status Kesehatan Fisik secara umum
Sebelum dilakukan pembedahan, penting
dilakukan pemeriksaan status kesehatan secara umum, meliputi
identitas riwayat penyakit seperti kesehatan masa lalu, riwayat
klien, riwayat kesehatan keluarga pemeriksaan fisik lengkap,
anatara lain status hemodinamika, status kardiovaskuler, status
pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin, fungsi
imunologi, dan lain-lain. Selain itu pasien harus istirahat yang
cukup karena dengan istirahat yang cukup pasien tidak akan
mengalami stres fisik, tubuh lebih rileks sehingga bagi pasien
yang memiliki riwayat hipertensi, tekanan darahnya dapat
darahnya dapat stabil dan pasien wanita tidak akan memicu
terjadinya haid lebih awal.
2) Status Nutrisi
Kebutuhan nutrisi Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan
mengukur tinggi badan dan berat badan, lipat kulit trisep,
lingkar lengan atas, kadar protein darah protein darah (albumin
dan globulin) dan kesimbangan nitrogen. Segala bentuk
defisiensi nutrisi harus di koreksi sebelum pembedahan untuk
memberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan.
Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami
berbagai komplikasi pasca operasi operasi dan
mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah
sakit.
3) Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input
dan output cairan. Demikian juga kadar elektrolit serum harus
berada dalam rentang normal. Keseimbangan cairan dan
elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal. Dimana ginjal
berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi
metabolic obat-obatan anastesi. Jika fungsi ginjal baik maka
operasi dapat dilakukan dengan baik.
4) Pencukuran Daerah Operasi
Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari
terjadinya infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan
karena rambut yang tidak dicukur dapat menjadi tempat
bersembunyi kuman dan juga mengganggu/menghambat proses
penyembuhan dan perawatan luka. demikian ada
beberapa kondisi tertentu yang tidak memerlukan pencukuran
sebelum operasi, misalnya pada pasien luka incise pada lengan.
Tindakan pencukuran(scheren) harus dilakukan dengan hatihati
jangan sampai menimbulkan luka pada daerah yang
dicukur. Sering kali pasien diberikan kesempatan untuk
mencukur sendiri agar pasien merasa lebih nyaman. Daerah
yang dilakukan pencukuran tergantung pada jenis operasi dan
daerah yang akan dioperasi.
5) Personal Hygiene
Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi
karena tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan
dapat mengakibatkan infeksi pada daerah yang di operasi. Pada
pasien yang kondisi fisiknya kuat dianjurkan dianjurkan untuk
mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi dengan lebih
seksama. Sebaiknya jika pasien tidak mampu memenuhi
kebutuhan personal hygiene secara mandiri maka perawat akan
memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.
6) Pengosongan Kandung Kemih
Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan
pemasangan kateter. Selain untuk pengosonganisi bladder
tindakan kateterisasi juga diperlukan untuk mengobservasi
balance cairan.
7) Latihan Pra Operasi
Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi,
hal ini sangat penting sebagai persiapan pasien dalam
menghadapi kondisi pasca operasi, seperti: nyeri daerah operasi,
batuk dan banyak lender pada tenggorokan. Latihan-latihan
yang diberikan pada pasien sebelum operasi , antara lain:
1. Latihan Nafas Dalam
Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk
mengurangi nyeri setelah operasi dan dapat membantu
pasien relaksasi sehingga pasien lebih mampu beradaptasi
dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur. Selain
itu teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
oksigenasi darah setelah anastesi umum. Dengan
melakukan latihan tarik nafas dalam secara efektif dan
benar maka pasien dapat segera mempraktekkan hal ini
segera setelah operasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
pasien.
2. Latihan Batuk Efektif
Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien
terutama klien yang mengalami operasi dengan anestesi
general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat
bantu nafas selama dalam kondisi teranestesi. Sehingga
ketika Sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman
pada tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di
tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi
pasien setelah operasi mengeluarkan lendir atau secret
tersebut.
3. Latihan gerak sendi
Latihan gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi
pasien pasien sehingga sehingga setelah setelah operasi,
pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang
diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan.
Pasien atau keluarga pasien seringkali mempunyai
pandangan yang keliru tentang pergerakan setelah operasi.
Banyak pasien yang tidak tidak berani menggerakkan tubuh
karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka
operasinya lama sembuh. Pandangan seperti ini jelas keliru
karena justru jika pasien selesai operasi dan segera bergerak
maka pasien akan lebih cepat merangsang usus (peristaltic
usus) sehingga pasien akan lebih cepat kentut/flatus.
Keuntungan lain adalah menghindarkan penumpukan lendir
pada saluran pernafasan dan terhindar dari kontraktur sendi
dan terjadinya dekubitus. Tujuan lainnya adalah
memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan
menunjang fungsi pernafasan optimal.

b. Persiapan penunjang
Persiapan penunjang merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari tindakan pembedahan. Tanpa adanya hasil
pemeriksaan penunjang, maka dokter bedah tidak mungkin bisa
menentukan tindakan operasi yang harus dilakukan pada pasien.
Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah berbagai
pemeriksaan pemeriksaan radiologi, laboratorium maupun
pemeriksaan lain seperti EKG, dan lain-lain.Sebelum dokter
mengambil keputusan untuk melakukan operasi pada pasien, dokter
melakukan berbagai pemeriksaan terkait dengan keluhan penyakit
pasien sehingga dokter bisa menyimpulkan penyakit yang diderita
diderita pasien. Setelah dokter bedah memutuskan untuk dilakukan
operasi maka dokter anastesi berperan untuk menentukan apakah
kondisi pasien layak menjalani operasi. Untuk itu dokter anastesi
juga memerlukan berbagai macam pemeriksaan laboratorium
terutama pemeriksaan masa perdarahan (bledding time) dan masa
pembekuan (clotting time) darah pasien, elektrolit serum,
hemoglobin, protein darah, dan hasil pemeriksaan radiologi berupa
foto thoraks dan berupa foto thoraks dan EKG.
c. Pemeriksaan Status Anastesi
Pemeriksaan status fisik untuk pembiusan perlu dilakukan untuk
keselamatan selama pembedahan. Sebelum dilakukan anastesi
demi kepentingan pembedahan, pasien akan mengalami
pemeriksaan status fisik yang diperlukan untuk menilai sejauh
mana resiko pembiusan terhadap diri pasien. Pemeriksaan yang
bisa digunakan adalah pemeriksaan dengan menggunakan metode
ASA (American Society of Anasthesiologist). Pemeriksaan ini
dilakukan karena obat dan teknik anastesi pada umumnya akan
mengganggu fungsi pernafasan, peredaran darah dan sistem saraf.
Anastesi dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini bergantung pada
jenis operasi. Adapun jenis anastesi adalah anastesi local, umum,
regional.
d. Inform Consent
Selain dilakukannya berbagai macam pemeriksaan penunjang
terhadap pasien, hal lain yang snagat penting terkait dengan aspek
hukum dan tanggung jawab dan tanggung gugat, yaitu gugat, yaitu
Inform Consent. Baik pasien maupun keluarganya harus menyadari
bahwa tindakan medis, operasi sekecil apapun mempunyai resiko.
Oleh karena itu setiap pasien yang akan menjalani tindakan medis,
wajib menuliskan surat pernyataan persetujuan dilakukan tindakan
medis (pembedahan dan anastesi). Inform consent sebagai wujud
dari upaya rumah sakit menjunjung tinggi aspek etik hukum, maka
pasien atau orang yang bertanggung bertanggung jawab terhadap
pasien wajib untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan
operasi. Artinya apapun tindakan yang dilakukan pada pasien
terkait dengan pembedahan, keluarga mengetahui manfaat dan
tujuan serta segala resiko dan konsekuensinya. Pasien maupun
keluarganya sebelum menandatangani surat pernyataan tersebut
akan mendapatkan informasi yang detail terkait dengan segala
macam prosedur pemeriksaan, pembedaha serta yang akan dijalani.
yang akan dijalani. Jika petugas belum menjelaskan menjelaskan
secara detail, maka pihak pasien/keluargannya berhak untuk
menanyakan kembali sampai betul-betul paham. Hal ini sangat
penting untuk dilakukan karena jika tidak maka penyesalan akan
dialami oleh pasien/keluarga setelah tindakan operasi yang
dilakukan ternyata tidak sesuai dengan gambaran keluarga.
F. Pendekatan pada pasien anak sesuai usia perkembangan
1. Neonatal-infant
 Bayi dan toddler tidak memerlukan penjelasan tentang penyakit dan
prosedur
 Penuhi kebutuhan dasarnya:kasih-sayang,ASI, kehangatan, suara yang
tenang.
 Minimalkan/menurunkan stress/kecemasan pada ibu atau pengasuh:
memvalidasi kecemasan, memberikan dukungan emosional, expres
feeling, supportive listening, kolaborasi dengan psikolog/psikiater.
 Jika kondisi memungkinkan gunakan humor.
 Berikan usapan lembut, gentle rocking, dot, selimut hangat pada neonatus
dan bayi.
 Berikan mainan yang bergerak, berwarna dan menegeluarkan suara untuk
mendistraksi.
 Dukungan orang tua untuk selalu bersama anak (meminimaalkan stress
akibat perpisahan}
 Meminta pengasuh unruk membawakan benda-benda kesukaan: selimut,
bantal, dot/empeng, gelas anak, boneka dll (mininalkan stress anak akibat
perubahan lingkungan)
2. Toddler
 Mendukung ibu untuk melakukan kegiatan dengan anak seperti rutinitas
dirumah. (meminimalkan stress anak akibat perubahan)
 Dukungan orang tua untuk selalu bersama anak (meminimaalkan stress
akibat perpisahan)
 Orag tua harus menemani anak saat induksi anestesisampai anak tertidur
dan harus disamping anak saat terbangun dari anestesi dirunag PACU.
 Gunakan kata kata yang sederhana dan izinkan anak untuk
memegang/menggunakan alat-alat selama pengajian untuk membangun
trust dan comperation.
 Saya aakn mendengarkan bunyi jantung adek, bagaimana kalau saya
mendengarkan mama dulu, baaru setelah itu mendengarkan bunyi jantung
adek (anak akan menggunakan ibu mereka sebagai barometer, jika ibunya
mau diperiksa dan tidak apa-apa, tidak takut, makan diapun tidak takut)
 Beriksan pilihan pada anak-anak: tangan kiri/kanan, gelas warna apa?
3. Prasekolah
 Sudah memiliki kemampuan berbicara yang baik, penting untuk
menggunakan bahasa yang di fahami anak jangan yang abstrak.
 Minal penggunaan kata bius, anestesi, atau dibuat pingsan. Gunakanan
kata kita akan membuat anak tertidur.
 Jelaskan pada anak kenapa sakit dan harus masuk rumah sakit (bukan
karena nakal, atau membuat kesalahan atau sebgai hukuman bag dia)
 Berbicaralah dengan pandangan sejajar dengan anak dan libatkan orang
tua saat berbicra dengan anak.
 Penting mnggunakan boneka anatomi dan mainan peraltann-peralatan
medis
 Ini stetoskop untuk mendengarkan suara jangtung(dan sambil
mempraktekkan ke boneka)
 Sampaikan ke anak bahwa saat dokter melakukan operasi maka adek
sedang tidurdan adek tidak perlu takut karena mama akan selalu menemani
 Orang tua harus menemani anak saat induksi anestesi sampai anak tertidur
dan harus di samping anak saat terbangun dari anestesi di ruang PACU
4. Usia sekolah (6-
 Sudah memahami konsep sakit dan memiliki toleransi lebih untuk berpisah
dari pengasuh
 Mereka mulai menunjukkan kemampuan dan pengetahuan maka
dukunglah untuk menunjukkanya dengan lebih banyak bertanyake anak
ketimbang orang tua : coba adekn sampaikan apa yang membuat adek di
bawa kerumah sakit
 Mulai tepapar informasi dari sinetron dan teman bermain: muncul rasa
takut tidak akan bangun lagi setelah dibius
 Jelaskan pada anak bahwa tidur dirumah berbeda dengan di bius saat
operasi
 Gunangan gambar atau video yang bisa membantu mennjelaskan
 Gunakan buku anatomi yang sederhana untuk menjelaskan organ yang
dimaksud dan bagian yang akan dioperasi
 Minta izin anak dan berikan pilihan : saya akan mengukur nadi, suhu dan
tekanan darah adek, adek mau yang mana dulu?
 Tanyakan pada anak anak terkait strategi koping yang digunakan: bermain
game, melihat kartun, men dengarkan music, menggambar, memegang
tangan orang tua mereka
5. Remaja
 Focus lebih pada anak bukan pada orang tua (dukung kehendak dan
kemandirian anak: mandi, memakan)
 Ajak untuk mendiskusikan kasusnya dan mengambil keputusan
 Jagalah privasi anak
 Dukung hubungan dengan teman-temannya: mengizinkan untuk
berkomunikasi baik handphone atau menjenguk dan menemani
 Dukung mekanisme koping anak

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Perawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan
sesudah operasi berlangsung, yang mana tugas seorang perawat
yaitu memberikan kenyamanan terhadap pasien supaya saat
dilaksanakannya operasi hingga paska operasi sampai pemulihan
pasien, sampai anak sembuh, anak merasa nyaman dan tercukupi
kebutuhan – kebutuhannya.
b. Dalam fase penyembuhan apabila anak sudah diperbolehkan
pulang tugas perawat yaitu memberikan penyuluhan tindakan
perawatan diri anak, terhadap keluarga dan pasien itu sendiri,
supaya terjaga kesehatan pasien dan terawat dengan baik, sehingga
anak sehat seperti sediakala.
B. Saran
Diharapkan dengan ditulisnya makalah ini bisa bermanfaat bagi permbaca
khususnya mahasiswa dalam bidang kesehatan untuk lebih bisa mengerti
dan memahami tentang perioperative care pada anak.
Daftar pustaka

Downloads/kupdf.net_perioperative-care-pada-anak-oktav.pdf

Downloads/docdownloader.com-pdf-171886-terapi-perioperative-care-pada-anak-
dd_4233fba8b8d271782409c3cfc9dcaffa%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai