KOORDINATOR
Disusun oleh :
Kelompok 2
Sandi 1120041
2021
LATAR BELAKANG
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit infeksi yang penularannya terutama melalui
hubungan seksual. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di negara
berkembang. World Health Organization memperkirakan terdapat lebih dari 340 juta kasus baru
dari IMS yang dapat diobati seperti sifilis, gonorrhea, klamidia trakomatis dan trikomonas
vaginalis yang terjadi setiap tahun di dunia, terutama pada pria dan wanita berusia 15- 49
tahun.13 Berdasarkan data dari CDC pada tahun 2012 lebih dari 2,8 juta kasus Chlamydia dan
lebih dari 700.000 kasus gonorrhea yang terjadi pada remaja di Amerika Serikat.7
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012), pengetahuan remaja
(pria dan wanita umur 15-24 tahun) tentang IMS masih rendah dimana 35% wanita dan 19% pria
mengetahui gonorrhea, 14% wanita dan 4% pria mengetahui genital herpes, sedangkan
pengetahuan mengenai condylomata, chancroid, chlamydia, candida, dan jenis IMS lain
tergolong sangat rendah (dibawah 1%). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
Indonesia (SKRRI), 7 dari 10 pria dan wanita (masing-masing 72%) tidak memiliki pengetahuan
tentang gejala IMS. Pengetahuan tentang gejala IMS lebih rendah pada wanita dan pria yang
lebih muda.
Hubungan seks pertama kali yang terlalu muda akan meningkatkan risiko terinfeksi IMS.
Perilaku remaja yang rentan terhadap IMS meliputi: terlalu dini melakukan hubungan seks, tidak
konsisten memakai kondom, melakukan aktifitas seks tanpa perlindungan, berhubungan seks
dengan pasangan yang beresiko atau berganti-ganti pasangan.12 Hasil survei SDKI 2012
Kesehatan Reproduksi Remaja) KRR menunjukkan bahwa sekitar 9,3% atau sekitar 3,7 juta
remaja menyatakan pernah melakukan hubungan seksual pranikah, sedangkan hasil SKRRI 2007
hanya sekitar 7% atau sekitar 3 juta remaja. Data ini menunjukkan bahwa selama periode tahun
2007 sampai 2012 terjadi peningkatan kasus remaja yang pernah melakukan hubungan seksual
sebanyak 2,3%.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyebab penyakit Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dengan cara menyerang sel darah putih sehingga dapat
merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Kasus HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es,
dengan jumlah orang yang dilaporkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang sebenarnya.
Hal ini terlihat dari jumlah kasus AIDS yang dilaporkan setiap tahunnya sangat meningkat secara
signifikan. Di seluruh dunia, setiap hari diperkirakan sekitar 2000 anak di bawah 15 tahun
tertular HIV dan sekitar 1400 anak di bawah usia 15 tahun meninggal dunia, serta menginfeksi
lebih dari 6000 orang berusia produktif (Purwaningsih, 2008).
Berdasarkan hasil statistik kasus HIV/ AIDS yang dilaporkan oleh Ditjen Pengendalian
Penyakit (PP) dan Penyehatan Lingkungan (PL) Kemenkes RI tahun 2013, jumlah kasus HIV/
AIDS di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2013 adalah sebanyak 227 kasus HIV dan AIDS
sebanyak 134 kasus menempati urutan ke-28 dengan kasus tertinggi di Kabupaten Tanah Bumbu
sebanyak 189 orang kasus HIV dan tertinggi kedua kasus AIDS sebanyak 30 orang dari semua
Kabupaten di Kalimantan Selatan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 09.30-11.00
Setelah mengikuti penyuluhan yang kami laksanakan kurang lebih selama 90 menit,
diharapkan siswa/siswi MA BINA INSANI dapat mengetahui dan memahami lebih
spesifik materi yang kami jelaskan yang berhubungan dengan infeksi menular seksual.
D. Analisa Tugas
1. Know
a. Pengertian IMS
b. Contoh IMS
c. Pengertian HIV AIDS
d. Tanda dan gejala HIV AIDS
e. Pencegahan HIV AIDS
2. Do
Memberi tanggapan/pertanyaan pada saat penyuluhan berlangsung.
3. Show
Mendengarkan dengan penuh perhatian saat penyuluhan.
G. Lokasi Waktu
1. Apersepsi : 10 Menit
2. Kegiatan membuka : 15 Menit
3. Penjelasan/uraian materi : 45 Menit
4. Evaluasi dan penutup : 20 Menit
H. Strategi Instruksional
1. Menjelaskan materi penyuluhan.
2. Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah pemahaman peserta
penyuluhan.
3. Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta penyuluhan.
4. Mengadakan evaluasi.
I. Media Penyuluhan
J. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
K. Variasi Pengajaran
1. Suara : intonasi dan volume digunakan untuk memperjelas suatu pernyataan atau
pertanyaan.
2. Menggunakan mimik, gerak tangan dan lengan, anggukan kepala dan sikap tubuh.
3. Kontak mata.
M. Proses Pembelajaran
Infeksi menular seksual adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyebab
infeksi menular ini bisa dapat berupa jamus,virus, dan parasit. Infeksi menular seksual akan lebih
beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina,
oral maupun anal. Bagi remaja perempuan perlu disadari bahwa resiko untuk terkena IMS lebih
besar daripada laki-laki sebab alat reproduksi nya lebih rentan. Oleh karena bentuk dan letak alat
kelaminnya yang menonjol, pada laki-laki gejala IMS lebih mudah dikenali, dilihat dan
dirasakan, sedangkan pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak
disadari. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali,
sedangkan infeksi melanjut ke tahap lebih parah.
Infeksi Menular Seksual yang banyak terjadi di Indonesia berdasarkan data laporan
perkembangan HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual Kementiran Kesehatan
Indonesia tahun 2020 diantaranya
2. HIV AIDS
Pengertian
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia. AIDS adalah kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome.
Acquired berarti didapat, bukan keturunan. Immuno terkait dengan sistem kekebalan tubuh kita.
Deficiency berarti kekurangan. Syndrome atau sindrom berarti penyakit dengan kumpulan
gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau
kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir. Pengidap HIV AIDS disebut
ODHA
AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh kita selama lima hingga
sepuluh tahun atau lebih. HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang dapat
menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga
dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immuno Deficiency
Syndrome) atau kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu
akibat HIV. Ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh maka semua
penyakit dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Karena sistem kekebalan tubuhnya
menjadi sangat lemah, penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya.
Orang yang baru terpapar HIV belum tentu menderita AIDS. Hanya saja lama kelamaan sistem
kekebalan tubuhnya makin lama semakin lemah, sehingga semua penyakit dapat masuk ke dalam
tubuh. Pada tahapan itulah penderita disebut sudah terkena AIDS
Kasus AIDS terdeteksi pertama kali pada seorang pramugara homoseksual di Los Angeles,
Amerika Serikat tahun 1981.
1) Fase 1
Umur infeksi 1-6 bulan (sejak terinfeksi HIV) individu sudah t erpapar dan terinfeksi. Tetapi
ciri-ciri terinfeksi belum terlihat meskipun ia melakukan tes darah. Pada fase ini antibodi
terhadap HIV belum terbentuk. Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu
(biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri).
2) Fase 2
Umur infeksi : 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini individu sudah positif HIV
dan belum menampakkan gejala sakit. Sudah dapat menularkan pada orang lain. Bisa saja
terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri).
3) Fase 3
Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit. Belum disebut sebagai gejala AIDS. Gejala-gejala
yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu malam, diare terus menerus,
pembengkakan kelenjar getah bening, flu yang tidak sembuh-sembuh, nafsu makan berkurang
dan badan menjadi lemah, serta berat badan terus berkurang. Pada fase ketiga ini sistem
kekebalan tubuh mulai berkurang.
4) Fase 4
Sudah masuk pada fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sangat
berkurang dilihat dari jumlah sel-T nya. Timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi
oportunistik yaitu TBC, infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan kesulitan
bernafas, kanker, khususnya sariawan, kanker kulit atau sarcoma kaposi, infeksi usus yang
menyebabkan diare parah berminggu-minggu, dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan
mental dan sakit kepala.
- Gejala utama : Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan, diare kronis lebih dari 1 bulan,
penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 bulan.
- Gejala Minor : Batuk kronis selama lebih dari 1 bulan, infeksi pada mulut dan tenggorokan,
pembengkakan kelenjar getah bening, munculnya herpes zorter.
Penularan HIV/AIDS
a) Hubungan seksual : hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah terpapar
HIV.
b) Transfusi darah : melalui transfusi darah yang tercemar HIV.
c) Penggunaan jarum suntik : penggunaan jarum suntik, tindik, tato, dan pisau cukur yang dapat
menimbulkan luka yang tidak disterilkan secara bersama-sama dipergunakan dan sebelumnya
telah dipakai orang yang terinfeksi HIV. Caracara ini dapat menularkan HIV karena terjadi
kontak darah.
d) Ibu hamil kepada anak yang dikandungnya
( 1 ) Antenatal : saat bayi masih berada di dalam rahim, melalui plasenta.
( 2 ) Intranatal : saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina.
( 3 ) Postnatal : setelah proses persalinan, melalui air susu ibu. Kenyataannya 25-35% dari semua
bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah terinfeksi di negara berkembang tertular HIV, dan 90%
bayi dan anak yang tertular HIV tertular dari ibunya.
Gejala-gejala HIV bervariasi tergantung pada tahap infeksi. Meskipun orang yang hidup dengan
HIV cenderung paling menular dalam beberapa bulan pertama, banyak yang tidak menyadari
status mereka sampai tahap selanjutnya. Beberapa minggu pertama setelah infeksi awal, individu
mungkin tidak mengalami gejala atau penyakit seperti influenza termasuk demam, sakit kepala,
ruam, atau sakit tenggorokan. Ketika infeksi semakin memperlemah sistem kekebalan, seorang
individu dapat mengembangkan tanda dan gejala lain, seperti kelenjar getah bening yang
membengkak, penurunan berat badan, demam, diare dan batuk. Tanpa pengobatan, mereka juga
bisa mengembangkan penyakit berat seperti tuberkulosis, meningitis kriptokokus, infeksi bakteri
berat dan kanker seperti limfoma dan sarkoma kaposi
Pencegahan HIV Lima cara untuk mencegah penularan HIV, dikenal konsep “ABCDE” sebagai
berikut.
1) A (Abstinence): artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum
menikah.
2) B (Be faithful): artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak berganti-ganti
pasangan).
3) C (Condom): artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan menggunakan
kondom.
5) E (Education): artinya pemberian Edukasi dan informasi yang benar mengenai HIV, cara
penularan, pencegahan dan pengobatannya
Stigma ODHA adalah sikap dan keyakinan negatif tentang orang dengan HIV AIDS. Orang yang
mendapat stigma buruk biasanya dijauhi,dikucilkan bahkan di permalukan.
Karena adanya stigma dari masyarakat terhadap ODHA, membuat ODHA enggan untuk
mengungkapkan apa yang ia rasakan dan bisa menghambat proses perawatan pada ODHA.
Stigma muncul karena kurangnya pengetahuan seseorang tentang HIV AIDS.
Diskriminasi ODHA adalah tindakan memperlakukan ODHA secara berbeda dan tidak adil dari
orang lain.
Tindakan diskriminasi terhadap ODHA sangat mempengaruhi kesehatan mental ODHA, karena
merasa diperlakukan tidak adil.
MA BINA INSANI
Jam : 09.30-11.0
1. Persiapan
Pada tanggal 19 November 2021, kami mahasiswa melakukan pertemuan dengan siswa-
siswi MA BINA INSANI untuk menyetujui kegiatan yang akan diadakan pada tanggal 19
November 2021 yaitu melakukan Penyuluhan Kesehatan (Penyakit Seksual Dan Pencegahannya)
pada siswa-siswi kelas X (Sepuluh).
Acara penyuluhan dijadwalkan pada pukul 09.30 WIB. Penyuluhan Kesehatan (Penyakit
Seksual Dan Pencegahannya) dimulai dan dibuka oleh mahasiswa (Marbun, Pebri) dan
dilanjutkan oleh mahasiswa (Marbun,Pebri) sebagai pemateri dalam penyuluhan kesehatan (HIV
AIDS Dan Pencegahannya).
2. Pelaksanaan
selanjutnya penyuluhan diakhiri dengan diskusi oleh siswa-siswi yang ingin menanyakan lebih
lanjut tentang penyakit seksual dan pencegahannya
3. Evaluasi
Tanya Jawab
Referensi