PEGANGAN MAHASISWA
MODUL BIOETIKA
“DILEMA ETIK”
DISUSUN OLEH :
PENGANTAR
Etika kedokteran merupakan bagian penting dari profesionalisme yang perlu
dikuasai oleh dokter. Pendidikan etika kedokteran seharusnya sudah didapatkan pada
masa pendidikan di fakultas kedokteran. Pada kenyataannya, etika kedokteran baru
mendapatkan porsi pendidikan kedokteran setelah keluarnya Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang mendasarkan pendidikan kedokteran pada standar
kompetensi yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun
2012. Dalam standar kompetensi tersebut, Etika Kedokteran menjadi satu dari tujuh
area kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang dokter. sehingga materi Bioetika,
Humaniora, dan Profesionalisme Kedokteran diharapkan mampu menjawab
tantangan untuk meningkatkan profesionalisme lulusan pendidikan dokter di
Indonesia.
Ketiadaan pendidikan etika kedokteran yang memadai di masa lalu tidak
berarti bahwa dokter Indonesia tidak beretika. Pun tidak adanya tuntutan terhadap
seorang dokter memastikan bahwa ia adalah dokter yang beretika.
Pembelajaran tentang Etika, Humaniora, dan Profesionalisme Kedokteran
untuk mahasiswa kedokteran dalam masalah yang prularistik seperti di Indonesia
merupakan tugas yang mendesak. Pembelajaran tentang etika kedokteran,
humaniora, dan Profesionalsme dapat membantu siswa mencapai kematangan
secara individual, meningkatkan kewaspadaan etika, mampu bersikap dalam
wilayah moral, yang nantinya akan menghasilkan dokter yang humanis dan
profesional dalam pelayanan kesehatan.
Dalam modul ini, dititikberatkan pada skenario yang mengandung dilema
etik dan moral dalam praktek pelayanan kesehatan sehari-hari. Diberikan beberapa
skenario dan selanjutnya akan dibahas oleh para mahasiswa berdasarkan tujuh
langkah penyelesaian masalah dan analisa berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik,
prinsip Etika Klinik menurut Jonsen, Siegler dan Winslade, serta prinsip dasar
Etika Islam. Pembahasan berhubungan dengan aktivitas tutorial yang dilakukan
oleh para mahasiswa. Disamping diskusi, para mahasiswa juga mengasah
keterampilan sesuai dengan tujuan yaitu melatih keterampilan kedokteran dan
sebagai perkenalan terhadap berbagai permasalahan yang akan ditemukan para
siswa nantinya, khususnya dalam menjalin kepercayaan, komunikasi, dan
hubungan yang baik antara pasien dan dokter serta terampil dalam melakukan dan
menerapkan Prinsip / Kaidah Dasar Bioetik terhadap masalah dan keputusan etik
klinik serta masalah humaniora kesehatan, sebagai persiapan untuk terjun ke
masyarakat dan bertanggung jawab sebagai seorang dokter yang profesional.
Blok Bioetik, Humaniora, dan Profesionalisme Kedokteran ini disajikan
pada mahasiswa semester I Fakultas kedokteran Universitas Muslim Indonesia
dengan jumlah beban 4 SKS dan jadwal kegiatan perkuliahan selama 4 minggu.
Kami berterimakasih pada semua orang, bagian terkait dan segala pihak
yang telah membantu menyelesaikan modul ini. Saran dan kritik yang membangun
untuk meningkatkan isi modul ini sangat kami harapkan.
PENDAHULUAN
Pada modul Dilema Etik, terdapat 3 skenario yang akan dibahas oleh para
mahasiswa dalam waktu 1 minggu. Setiap wacana akan diselesaikan dalam 2 kali
pertemuan setiap minggunya.
Istilah atau konsep yang tidak jelas atau yang dapat menyebabkan berbagai
interpretasi perlu untuk ditulis dan diklarifikasi pertama-tama dengan
menggunakan kamus umum, kamus kedokteran dan menanyakan ke tutor.
Menentukan masalah
Menganalisa masalah
Memecahkan masalah melalui analisa dengan cara brain storming. Pada lompatan
ini setiap anggota dapat memberikan penjelasan secara tentatif, mekanismenya,
penyebab yang berhubungan dan kasus lainnya.
Pengetahuan dan informasi lain yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah ini
diformulasikan dan dibuat secara sistematis sebagai tujuan pembelajaran atau
tujuan instruksional khusus.
Sintesis dan eveluasi informasi yang terbaru adalah hasil yang diperoleh setelah
siswa melakukan belajar mandiri.
Setiap akhir kegiatan ketua kelompok menyimpulkan hasil diskusi dan memimpin
doa sebagai penutup kegiatan tutorial.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
C. TOPIC TREE
Ethics Environmental
Ethics &
Physician- Health Law
Medical Legislations
Colleagues
Research
Ethics Hospital Law
Physician- Regulations
Society Basic
principles of
medical
ethics Works Health
Ethics Law
Physician-
Patients Medico-
ethico-
legal MEDICAL
BIOETHICS LAW
HEALTH
MEDICAL conflict LAW
ETHICS
KUHAP,
KUHP,
Ethical Code, Medical
Administration
KODEKI Forensic
Profession standard,
MEDICAL
Standard Operating
SCIENCE
Procedures
MEDICAL SCHOOL
Professional Physician
SKENARIO
Seorang laki laki (Tn. X) berusia 35 tahun mengeluh flu yang disertai badan pegal-
pegal, demam, batuk, dan sakit tenggorokan. Keluhan sudah dirasakan oleh pasien
sejak 3 hari sebelumnya. Dari anamnesis Tn. X diketahui sering keluar rumah tanpa
memakai masker dan sering makan siang bersama dengan teman kerjanya. Tn. X
memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Tn. X kemudian mengkonsumsi obat flu yang
dibeli, namun tidak ada perbaikan bahkan keluhan semakin memberat.
***
Pertanyaan :
- Rumuskan beberapa dilema etik pada kasus ini
- Bagaimana anda melihat dilema etik sentral pada kasus ini, dimana
pada satu pihak anda sebagai dokter dan dilain pihak anda sebagai
keluarga pasien .
- Dari dilema etik yang ada, cobalah anda analisis berdasarkan Kaidah
Dasar Bioetik, Etika Klinik Jonsen Siegler “The Four Box Method”
(gunakan tabel kriteria KDB & pertanyaan etik klinik Jonsen S)
- Bagaimana anda melihat kasus ini jika kita melihatnya dalam
perspektif Humaniora dan perspektif Islam.
Kasus II: Korban “ Begal”, Tidak Sadar dan Tidak Di Dampingi Keluarga.
Seorang laki-laki (Tn Y) berusia 23 tahun masuk di IGD Rumah Sakit Harapan di
antar oleh ambulans, pasien tersebut terluka parah dikepala dan dalam kondisi tidak
sadar setelah mengalami perampokan dijalan raya (Begal), Tn Y diduga mengalami
pendarahan di otak dan harus segera mungkin di operasi, jika tidak segera di operasi,
pasien akan meninggal, dan bila segera di operasi pasien ada harapan kembali ke
keadaan normalnya. Untuk tindakan operasi segera dokter sangat berharap bisa
berkomunikasi secara singkat dengan pasien dan atau keluarganya, namun sayangnya
Tn Y dalam keadaan tidak sadar dan tidak ditemani oleh keluarga ataupun temannya,
identitas pasien pun tak diketahui karena pasien juga telah kehilangan dompetnya saat
dirampok, sebagai seorang dokter yang bertugas untuk menyelamatkan nyawa pasien,
apakah tindakan operasi harus sesegera mungkin dilakukan tanpa persetujuan pasien
ataupun keluarganya atau dokter menunggu sampai ada konfirmasi dari petugas Polisi
atau keluarga Tn. Y, pertimbangan dokter dan RS adalah jika terjadi masalah dalam
penanganan Tn. Y, dokter dan RS tersebut harus menerima segala konsekuensinya,
namun setelah kasus ini dibahas secara internal oleh pihak RS maka untuk
menyelamatkan jiwa pasien, akhirnya dokter tersebut memutuskan untuk melakukan
tindakan operasi cito.
Pertanyaan :
- Rumuskan beberapa dilema etik pada kasus ini
- Bagaimana anda melihat dilema etik sentral pada kasus ini, dimana
pada satu pihak anda sebagai dokter dan dilain pihak anda sebagai
keluarga pasien .
- Dari dilema etik yang ada, cobalah anda analisis berdasarkan Kaidah
Dasar Bioetik, Prima facia, dan Etika Klinik Jonsen Siegler “The Four
Box Method” (gunakan tabel kriteria KDB & pertanyaan etik klinik
Jonsen S)
- Bagaimana anda melihat kasus ini jika kita melihatnya dalam
perspektif Humaniora dan perspektif Islam.
Seorang perempuan (Ny C) berusia 28 tahun saat ini hamil anak pertama (G1P0A0),
usia kehamilan saat ini 10 minggu. Ada keluhan mual dan muntah disertai sakit
kepala sejak 1 minggu terakhir, Ny C sangat sulit makan dan minum. Pertimbangan
kondisi Ny C saat ini oleh suaminya ingin dibawa kontrol ke dokter untuk dilakukan
pemeriksaan kehamilan sekaligus pengobatan terhadap keluhan mual dan muntah
tersebut di Klinik atau RS. Ny C dan keluarga yang lain bersikeras untuk tidak
kontrol ke Klinik atau RS dengan berbagai alasan, terutama bahwa saat ini dengan
kondisi Pandemi COVID-19. Pasien dan keluarga lain sangat takut terhadap
penyebaran COVID-19 apalagi jika harus ke Klinik atau RS, saran kelurga baiknya
menggunakan fasilitas telemedicine (HelloDoc). Setelah melakukan konsultasi
melalui Hellodoc, Ny C mendapatkan obat, setelah mengkomsumsi obat tersebut
keluhan mual muntah semakin bertambah bahkan disertai diare, karena kondisi ini
suami Ny C keberatan dengan Hellodoc dan segera membawa istrinya ke RS untuk
mendapatkan pengobatan lanjut
Pertanyaan :
- Rumuskan beberapa dilema etik pada kasus ini
- Dari dilema etik yang ada, cobalah anda analisis berdasarkan Kaidah
Dasar Bioetik, Prima facia, dan Etika Klinik Jonsen Siegler “The Four
Box Method” (gunakan tabel kriteria KDB & pertanyaan etik klinik
Jonsen S)
- Bagaimana anda melihat kasus ini jika kita melihatnya dalam
perspektif humaniora dan perspektif Islam.
D. JADWAL KEGIATAN
Pertemuan pertama : dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk
penjelasan dan tanya jawab. Tujuannya adalah menjelaskan tentang modul dan
cara menyelesaikan modul, serta membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan
pertama buku modul dibagikan.
Belajar mandiri, Tujuannya adalah untuk mencari informasi baru yang diperlukan.
Diskusi mandiri : dengan proses yang sama dengan diskusi tutorial, bila
informasi telah cukup, diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan
penyajian dan laporan tertulis. Diskusi mandiribisa dilakukan berulang-ulang di
luar jadwal.
TIME TABLE
I II III IV V VI VII
E. STRATEGI PEMBELAJARAN
F. SUMBER INFORMASI
BAHAN DISKUSI 1 :
BENEFICENCE
Menguntungkan dokter.
7) Pembatasan goal-based.
BAHAN DISKUSI 2 :
NONMALEFICENCE
ada
BAHAN DISKUSI 3 :
AUTONOMI
3) Berterus terang.
4) Menghargai privasi.
BAHAN DISKUSI 4 :
JUSTICE
14) Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alas
an sah/tepat.
penyakit/gangguan kesehatan.
BAHAN DISKUSI 5 :
AUTONOMY
BENEFICENCE
1. MEDICAL INDICATION
2. PATIENT PREFERRENCES
3. QUALITY OF LIFE
4. CONTEXTUAL FEATURES