Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Keberhasilan Usaha

Usaha atau bisnis didefinisikan sebagai sebuah kegiatan atau aktivitas

yang mengalokasiakan sumber-sumber daya yang memiliki suatu kegiatan

produksi yang menghasilkan jasa atau barang, dengan tujuan barang dan jasa

tersebut bisa di pasarkan kepada konsumen agar dapat memperoleh keuntungan

atau pengembalian hasil. Adapun ayat yang membahas tentang kerja keras (usaha)

dalam surah QS. At-Taubah [9]:105

Dan katakanklah: “ bekerjalah kamu, maka allah dan rasul-nya serta orang-orang

mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan akan dikembalikan kepada (Allah)

yang mengetahui akan ghoib dan yang nyata, lalu diberikan-nya kepada kamu apa

yang telah kamu kerjakan.

1. Motivasi Pengembangan Usaha

Perusahaan pada umumnya akan selalu menginginkan untuk berkembang

menjadi lebih besar dan lebih menguntungkan sebagaimana juga motif ekonomi

setiap pribadi manusia. Untuk mengembangkan diri agar lebih besar, perusahaan

akan mempertimbangkan untuk menciptakan sinergi dengan usaha yang ada.

Tujuan tersebut yang menjadi dasar mendorong keinginan untuk mengembangkan

15
2

usaha. Bagi investor pribadi maupun perusahan investasi, bisa menempuh

beberapa cara dalam pengembangan usaha seperti halnya.

a. Membuat perusahaan baru untuk memproduksi sebuah produk

(mungkin produk lama atau produk baru) di pasar untuk ditawarkan ke

pasar.

b. Mengakuisisi perusaan yang telah ada di pasar atau melakukan

investasi dengan membeli sebagai saham perusahaan tersebut

c. Meluncurkan produk baru yang akan di tawarkan ke pasar.

d. Mengakuisisi produksi yang telah ada di pasar tanpa perusahaannya,

dimana mugkin produk tersebut telah terkenal akan tetapi belum

maksimal.

2. Defenisi Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis adalah sebuah studi untuk mengkaji secara

komperehensip dan mendalam terhadap kelayakan sebuah usaha. Layak atau tdk

layak dijalankannya sebuah usaha merujuk pada hasil pembandingan semua faktor

ekonomi yang akan dialokasikan ke dalam sebuah usaha atau bisnis baru dengan

hasil penengembalian yang akan diperoleh dalam jangka waktu tertentu.1

Suatu organisasi perusahaan umumnya telah melakukan berbagai upaya

dalam membentu strategi bisnis, dengan harapan pada akhirnya bisnis yang di

geluti perusaaan dapat berhasil. Keberhasialn usaha atau bisnis suatu perusahaan

merupakan suatu keberhasilan perusahaan dalam menghadapi persaingan pasar.

1
Suwinto Johan, Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis ( Cet. I ; Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011),

h. 6-8.
3

Sedangkan menciptakn kinerja keuangan merupakan target keuangan atau

keuntungan yang di harapakan pada masa depan. Selain kinerja keuangan atau

finansial, terhadap kinerja nonfinansial yang juga menjadi target, sesuai dengan

tujuan dan sasaran stratejik perusahaan.

Dalam keberhasilan usaha ini sebagi contoh adalah apa yang di harapkan

oleh PT Kalbe Farma, yang telah menjadi perusahaan dapat menguasai pasar yang

dominan dalam industri kesehatan indonesia, dengan tingkat ke untungan di atas

rata-rata perusahaan di dalam industrinya. seperti yang telah di katakan oleh Sdr.

Vidjongtius sebagai Corporate Secretary Kalbe farma, pada tahun lalu (2010)

perseroan diperkirakan mendapat laba mencapai Rp1,3 triliun- Rp 1,4 triliun, dan

di harapkan ada pertumbuhan sekitar 12%-15% pada tahun ini (2011) atau

mencapai Rp 1,6 triliun. Pendapat tahun lalu (2010) mencapai Rp 10 triliun, dan

naik 12%- 14% menjadi Rp 11 triliun pada tahun ini (2011) (bisnis indonesia, 3

Maret 2011).

 Keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat di lihat dari sisi kuantitatif

dan atau dari sisi kualitatif. Dari sisi kuantitatif, umumnya berkaitan dengan

keuangan atau finansial dan nonfinansial. Sedangkan dari sisi kualitatif, umumnya

berkaitan dengan nonfinansial, seperti paten, reputasi dan kecepatan

pengembangan produk. Kedua kriteria keberhasilan usaha itu sering dipergunakan

suatuperusahaan untuk ngetetahui perkembangan keberhasilan usaha perusahaan

tersebut.

Kriteria keberhasilan dari sisi keuangan atau finansial suatu perusahaan

antara lain dapat berupa:


4

a. Pertumbuhan penjualan Ssales Growth)

b. Rasio keuntungan denagan modal ekuitas (Return on Invested Capital)

c. Rasio keuntumgan dengan ekuitas (Return on Equity)

d. Rasio keuntungan dengan aset (Return on Assets)

e. Rasio keuntungan dengan penjualan (Return on Sales)

f. Penjualan per karyawan (Sales per Employee)

g. Perputaran persediaan (Inventory Turnover)

h. Perputaran piutang (Account Receivable Turnover)

i. Rasio utang (Debt Ratio)

j. Penghemat biaya (Cost Reduction)

Kriteria keberhasilan usaha dari sisi nonfinansial suatu perusahaan

antara lain dapat berupa:

a. Kepuasan pelanggan

b. Keluhan pelanggan

c. Retensi pelanggan

d. Pengembalian produk (Product Returns)

e. Kualitas atau mutu produk

f. Paten

g. Reputasi

h. Produk baru yang masuk pasar (New Product Released)

i. Kecepatan penegmbangan produk (Product Development Speed)

j. Employee Turnover
5

Kedua kriteria penilaian kinerja stratejik dari keberhasilan usaha

perushaan, seperti yang telah diutarakan di atas, tidak semuanya selalu digunakan

oleh suatu perusahaan. Faktor yang digunakan oleh suatu perusahaan tergantung

dari faktor kriteria yang digunakan untuk menjadi target dalam tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan dalam keputusan stratejik perusahaan.

Keberhasilan usaha perusahaan dari waktu ke waktu tentunya harus

dinilai atau dievaluasi, terutama berkaitan dengan posisi perusahaan di pasar

terutama posisi bersaing, posisi bersaing dalam rangka keberhasilan usaha

perusahaan harus dapat ditinggalkan dan dipertahankan, sehingga menjadi

keberhasilan usaha yang berkelanjutan.2

B. Kajian tentang Kesejahteraan

1. Konsep Kesejahteraan

Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diketahui dengan melihat

kemampuanya dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka, semakin seseorang

mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya maka dapat dikatakan semakin

tinggi pula kesejahteraanya. Kita dapat memberikan gambaran umum tentang

sejahtera tersebut, tetapi kita masih mengalami kesulitan menilai apakah

seseorang tergolong sejahtera atau tidak karena penilaian tentang tingkat

kesejahteraan seseorang sangat relatif. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial, adalah kondisi

2
Sofjan Assauri,Strategic Management Sustainable Competitive Advantages (Cet . I ;
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 29.
6

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat

hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan

fungsi sosialnya. Pengertian ini menunjukan bahwa sejahtera sebenarnya tidak

hanya melulu pada kecukupan material saja, akan tetapi terpenuhinya juga unsur

spiritual dan sosial dari seseorang.3 Ada beberapa ayat yang menjelaskan

mengenai konsep hidup sejahtera diantaranya QS. al-A’raf ayat 31 dan 96.

Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki)

mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihlebihan.”

Artinya: Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,

pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,

tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka

disebabkan perbuatannya.
3
Mutiara Pradipta,”Tingkat Kesejahteraan Keluarga Petani Padi di Desa Sumberagung

Kecematan Moyudan Kabupaten Sleman Eaerah Istimewah Yogyakarta)” Skripsi, Program

Sarjana Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2017), h. 10.


7

Adapu pengertian Kesejahteraan menurut para ahli:

a. Gertrude Wilson

Kesejahteraan sosial adalah kekwatiran yang diselenggarakan dari semua

orang untuk semua orang.

b. Walter Friedlander

Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dan institusi dan

pelayanan sosial yang dirancang untuk membantu individu atau kelompok untuk

mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih baik.

c. Elizabeth Wickenden

Kesejahteraan sosial, termasuk undang-undang, program, manfaat dan jasa

yang menjamin atau memperkuat layanan untuk memenuhi kebutuhan sosial dasar

rakyat dan menjaga ketertiban dalam masyarakat.

d. Pre-conference working commottee for the XVth International Conference of

Social Welfare

Kesejahteraan sosial adalah usaha sosial secara keseluruhan yang

terorganisir dan memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kehidupan orang

berdasarkan konteks sosial. Ini termasuk kebijakan dan layanan yang berkaitan

dengan berbagai kehidupan dimasyarakat seperti pendapatan, jaminan sosial,

kesehatan perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya, dll.

Definisi kesejahteraan dalam konsep dunia modern adalah sebuah kondisi

di mana seorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan

makanan, pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih serta kesempatan untuk

melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang memadai yang dapat


8

menunjang kualitas hidupnya sehingga memiliki status sosial yang mengantarkan

pada status sosial yang sama terhadap sesama warga lainnya. Kalau menurut

HAM, maka definisi kesejahteraan kurang lebih berbunyi bahwa setiap laki laki

ataupun perempuan, pemuda dan anak kecil memiliki hak untuk hidup layak baik

dari segi kesehatan, makanan, minuman, perumahan, dan jasa sosial, jika tidak

maka hal tersebut telah melanggar HAM.

Adapun pengertian kesejahteraan menurut UU tentang kesejahteraan yakni

suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun spiritual yang

diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang

memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaikbaiknya bagi

diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hakhak asasi serta

kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.4

Kesejahteraan terdiri dari dua macam yaitu:

a. Kesejahtraan perorangan

Kesejahteraan perorangan adalah kesejahteraan yang menyangkut

kejiwaan (state of mind). Perorangan yang diakibatkan oleh pendapataan

kemakmuran dan faktor-kaktor ekonomis, oleh karena itu kesejahteraan

perorangan selalu merupakan saldo dari “utilities” yang positif termasuk

4
M. Taufik Berutu,”Kesejahteraan Ekonomi Tradisional Bawang Merah Di Haranggaol)” Skripsi,

Program Sarjana Jurusan Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 2017),

h. 23-24.
9

kenikmatan yang di peroleh masyarakat dari semua barang langkah pada dasarnya

dapat memenuhi kebutuhan manusiawi.

Dalam “utilities” negatif termasuk biaya-biaya yang di butuhkan untuk

memperoleh barang-barang itu (seperti, terbuang waktu senggang) dan dampak-

dampak negatif dari perbuatan-perbuatan warga lain (seperti, dampak negatif

terhadap lingkungan) terhadap dimana kesejahteraan perorangan adalah

kesejahteraan individu saja.5

b. Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan yang menyangkut kesejahteraan semua perorangan secara

keseluruhan anggota masyarakat. Dalam hal ini kesejahteraan yang dimaksudkan

adalah kesejahteraan masyarakat, kesejahteraan dari beberapa individu atau

kesejahteraan bersama. Adapun tahapan yang harus diperhatikan dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat di antaranya adalah:

1) Adanya persediaan sumber-sumber pemecahan masalah yang

dapat,digunakan. Dalam hal ini memang harus diperhatikan guna

menyelesaikan permasalahan yang ada khusunya dalam hal meningkatkan

kesejahteraan. Karena tanpa adanya sumber pemecahan masalah maka

masalah tersebut akan tetap ada.

5
Wardatul asriyah, “Strategi Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui Usaha

Tambak di Desa Babalan Kecematan Wedung Kabupaten Demak Jawa Tengah)” (Skripsi,

Program Sarjana Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2007), h. 16-17.


10

2) Pelaksanaan usaha dalam menggunakan sumber-sumber pemecahan

masalah harus efesien dan tepat guna. Pada tahap ini kita harus dapat

menyesuaikan antara masalah dengan sumber pemecahan masalah yang

tepat dan dapat selesai dengan cepat.

3) Pelaksanaan usaha meningkatkan kesejahteraan harus bersifat

demokratis. Dalam hal ini meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat

lebih baik masyarakat tersebut dilibatkan didalamnya.

4) Mencegah adanya dampak buruk dari usaha tersebut. Hal ini juga harus

diperhatikan dalam meningkatkan kesejahteraan. Sebaiknya dalam

melakukan usaha tersebut tidak menimbulkan dampak negative bagi

masyarakat, tetapi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan sehingga

menimbulkan dampak positif bagi masyarakat.6

Sebaiknya dalam melakukan usaha tersebut tidak menimbulkan dampak

negative bagi masyarakat, tapi sebaliknya dapat membantu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesungguhnya adalah ungkapan dari demokrasi

ekonomi (economi democtracy) dengan pengacua dalam pasal 33 tercantum dasar

demokrasi ekonomi, para penyusun UUD 1945 secara resmi menggeser isu

ekonomi rakyat (people economy) menjadi ekonomi kerakyatan (people cented

economy). Sasaran utma dari ekonomi kerakyatan adalah di hapuskannya

stratifikasi status ekonomi masyarakat baik berdasarkan ras atau suku bangsa,

maupun dari modal atau penguasaan faktor-faktor produksi.

6
M. Taufik Berutu,”Kesejahteraan Ekonomi Tradisional Bawang Merah Di
Haranggaol)” Skripsi, Program Sarjana Jurusan Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan, 2017), h. 34-35.
11

Upaya penggerakan sumber daya manusia untuk mengembangkan potensi

ekonomi masyarakat ini akan meningkatkan produktivitas masyrakat, sehingga

baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam di sekitar masyarakat dapat

di tingkatkan produktivitasnya. Dengan demikian masyarakat dan lingkungan

mampu secara partisipatif menghasilkan dan menumbuhkan nilai tambah yang

meningkat kemakmuran dan kesejahteraan mereka.

Keberhasilan upayah kesejahteraan dapat dinilai secara kuantitatif maupun

kualitatif. Kuantitatif dimungkinkan karena hasil-hasil yang di capai dapat di

jelaskan dalam hal-hal yang bisa di ukur. Sedangkan penilaian secara kualitatif

indikatornya antara lain adanya partisipasi masyarakat, kemandirian klien untuk

memenuhi kebutuhan secara layak dan sebagainya.7

2. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan

Telah diketahui bahwa kesejahteraan dapat diperoleh apabila terjadi

keseimbangan atau keserasian antara pemenuhan kebutuhan jasmani dan

kebutuhan rohani. Biro Pusat Statistik Indonesia (2000) menerangkan bahwa

untuk melihat tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah beberapa

indikator yang menjadi ukuran, antara lain:

a. Tingkat pendapatan keluarga.

7
Wardatul asriyah, “Strategi Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui Usaha

Tambak di Desa Babalan Kecematan Wedung Kabupaten Demak Jawa Tengah)” (Skripsi,

Program Sarjana Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2007), h 19-20.


12

b. Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran

untuk pangan dan non-pangan.

c. Tingkat pendidikan keluarga.

d. Tingkat kesehatan keluarga, dan

e. Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.

Melihat indikator dari Biro Pusat Statistik tersebut kiranya pendidikan

memanglah penting dalam rangka peningkatan kesejahteraan keluarga.

Menempuh pendidikan penting dilakukan guna meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia yang dimiliki. Dengan menempuh pendidikan diharapkan

seseorang mempunyai pola pikir yang lebih maju sehingga dia mempunyai lebih

banyak pilihan untuk melakukan sesuatu guna mencapai kesejahteraan hidupnya.8

8
Mutiara Pradipta,”Tingkat Kesejahteraan Keluarga Petani Padi di Desa Sumberagung

Kecematan Moyudan Kabupaten Sleman Daerah Istimewah Yogyakarta0)” Skripsi, Program

Sarjana Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2017), h.12


13

Anda mungkin juga menyukai