Anda di halaman 1dari 35

PENGUATAN

KEMBALI
IMPLEMENT
ASI JOGO
TONGGO
KondisiCOVID-19 di JawaTengah

Sebaran kasus berdasarkan jenis kelamin relatif sama,


lebih banyak pada perempuan 50,53 %.

Sebaran kasus berdasarkan usia paling banyak pada rentang usia


30-49 tahun sejumlah 10.874 kasus (36,49%). 2
Apa yang harus dilakukan??

Penanganan Covid-19 & Kunci keberhasilannya : Masyarakat adalah


krisis pasca Covid-19 pengetahuan, sikap dan kekuatan dan garda
membutuhkan sinergi perilaku masyarakat yang terdepan penanganan
pemerintah pusat dan mampu menghindarkan diri Covid-19, dipayungi dengan
daerah didukung dengan dari penularan penyakit kebijakan pemerintah pusat
kekuatan pemberdayaan dan daerah
masyarakat adalah deteksi,
prevensi, promosi serta
respon

3
Rantai penyebaran VIRUS CORONA harus SEGERA DIHENTIKAN

Tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, masyarakat juga berperan aktif untuk menghentikan transmisi
Virus Corona.
Caranya adalah dengan menerapkan ADAPTASI KEBIASAAN BARU

3M

Memakai Masker Mencuci Tangan


Menjaga Jarak Pakai Sabun

INGAT PESAN IBU yaa..


3M TEKO…COVID LUNGO

4
PEMUTUSAN MATA RANTAI PENULARAN

ENYAHKAN CEK KESEHATAN


AKTIVITAS FISIK
ASAP ROKOK BERKALA

JAGA KEBERSIHAN
MAKAN dengan GIZI LINGKUNGAN
yang SEIMBANG
WARGA TERDAMPAK COVID-19
DAMPAK SOSIAL DAMPAK EKONOMI
• Stigma mengakibatkan pasien dan keluarga mengalami • Warga yg harus ‘dirumahkan’ karena tempat
isolasi, penolakan, bullying dari orang sekitar melalui kerja mengalami kolaps akibat Covid 19
• Bahkan stigma negative menyebabkan warga cenderung • Warga yang tidak dapat bekerja karena harus
tidak jujur ketika berobat ke dokter mengenai riwayat menjalanai karantina di RS, maupun dirumah
perjalanannya.

TIDAK SEMUA
DIBEBANKAN
KEPADA
PEMERINTAH
• kekhawatiran, kecemasan, ketakutan, stress
• Banyak terjadi KRIMINALITAS akibat dampak ekonomi yang disebabkan karena terlalu lama di
dari COVID-19 rumah, terkena PHK/dirumahkan

DAMPAK KEAMANAN DAMPAK PSIKOLOGIS


6
PERCEPATAN PENANGANAN
COVID-19 BERBASIS
MASYARAKAT TINGKAT RW DI
JAWA TENGAH

7
Instruksi Gubernur Jawa Tengah Instruksi Gubernur Jawa Tengah
no. 2 tahun 2020
no. 1 tahun 2020

tentang Pemberdayaan Masyarakat Dalam tentang Pedoman Bagi Masyarakat Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Covid19 Di Tingkat Rukun Persiapan Menuju Pemulihan Bencana Covid19
Warga Melalui Pembentukan Satgas Jogo Tonggo di Jawa Tengah

REGULASI

Surat Edaran Gubernur Jawa


Tengah no. 180/0011684

tentang Pelaksanaan Inpres no.6 tahun 2020


Peningkatan Disiplin Dan Penegakan Hukum Protokol
Kesehatan Dalam Pencegahan Dan Pengendalian
Covid-19 8
Pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan Covid 19
merupakan segala upaya yang dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat
dengan MENGGALI POTENSI yang dimiliki masyarakat agar BERDAYA dan
MAMPU BERPERAN SERTA menegah penularan Covid-19

SATUAN TUGAS JOGO TONGGO

9
BIDANG TUGAS SATGAS

10
ANGGOTA JOGO TONGGO PRINSIP JOGO TONGGO

 SALING MENGINGATKAN
 EDUKASI
 DAMPINGI
 PEDULI
 LIBATKAN SEMUA PIHAK
 TRANSPARAN

11
SUMBER DAYA
SUMBER DAYA MANUSIA SARANA & PRASARANA
 Membentuk Satgas  Posko Jogo Tonggo(Balai
Kesehatan JT yang terdiri dari: RW), ruang isolasi/karantina
Kader kesehatan, Kader PKK, bisa memakai fasilitas
Karang taruna, Relawan, desa/kelurahan/kec. PEMBIAYAAN
 Meningkatkan kapasitas  Alat komunikasi untuk
SDM dalam kesiapsiagaan koordinasi dengan unit-unit
menghadapi COVID-19 dengan terkait. Satgas Jogo Tonggo
melakukan sosialisasi, table dengan dana Gotong
top exercises/drilling dan  Alkes, APD serta melengkapi Royong masyarakat/ warga
simulasi COVID19. logistik lainnya.

 Meningkatkan jejaring kerja  Bahan KIE antara lain


dengan Puskesmas dan brosur, banner, leaflet serta
jaringannya (Puskesmas media untuk melakukan
pembantu, Pos Kesehatan komunikasi risiko terhadap
Desa) masyarakat

12
TUGAS KETUA SATGAS RW
1. Menunjuk/meminta kesukarelaan Warga utk menjadi Penanggung Jawab Bidang Tertentu dalam
Satgas Jogo Tonggo
2. Membentuk Satgas dan penanggung jawab per bidang
3. Satgas yang diperlukan : Kesehatan, Sosial, Keamanan, Hiburan
4. Mengeluarkan Peraturan untuk keselamatan warga
5. Memastikan komunikasi dilakukan kepada seluruh warga (Whatsapp, Sms, Aplikasi lainnya)
6. Mencegah timbulnya Stigma.
7. Memastikan tersedianya data seluruh warga RW, termasuk warga kelompok rentan : Lansia, ibu hamil,
anak2 dan difable

13
PERATURAN YANG HARUS DIBUAT OLEH KETUA RT/ RW

1. Wajib lapor RT/RW. bila ada :


 pendatang yang masuk wilayah RW.
 Warga yang akan pergi keluar RW.
 Warga yang menjadi Suspect
2. Melarang acara sosial yang menyebabkan orang berkumpul
3. Larangan datangnya pemudik/pendatang disertai sangsi.
4. Pemberlakuan jam malam apabila diperlukan
5. Kewajiban menyediakan tempat cuci tangan di fasum dan rumah
warga.
6. Kewajiban pakai masker bagi semua warga

14
PELAKSANAAN
JOGO TONGGO
TUGAS SATUAN TUGAS KESEHATAN JOGO TONGGO
1. Memastikan warga RW yang berstatus sebagai Probable, Germas.
Suspect, dan confirm setiap hari dimutakhirkan
statusnya 8. Berkoordinasi dengan Petugas Kesehatan Desa untuk
pemeriksaan lebih lanjut, dan jika dinilai ada warga
2. Mengupayakan Suspect untuk menjalankan karantina dalam kondisi darurat Satgas Kesehatan Jogo Tonggo
mandiri langsung membawa pasien ke fasilitas kesehatan
terdekat.
3. Membantu petugas kesehatan membawa orang yang
teridentifikasikan sebagai Suspect ke RS rujukan 9. Bekerja sama dengan satgas bidang yang lain.

4. Meregistrasi setiap orang yang keluar masuk desa terkait 10. Mendata warga berisiko tinggi: lansia, bumil, balita,
dengan indikator serangan covid-19 difable dan penyakit kronis (infeksi paru, TBC, jantung,
diabetes)
5. Memastikan lokasi tempat cuci tangan pakai sabun,
ketertiban warga RW keluar rumah wajib memakai 11. Mengumpulkan semua nomor telepon penting
masker, jaga jarak fisik. (Ambulans, RS, Polisi, dll.)
6. Memantau kesehatan warga secara rutin seperti suhu
badan, check gejala covid-19, 12. Bertanggung jawab sebagai penghubung ke RS bilamana
7. Mendorong praktek hidup bersih dan sehat (PHBS), ada Probable atau Suspect yang harus dievakuasi ke RS
16
1. MEMASTIKAN DAN UPDATE DATA SIAPA SAJA YANG
BERSTATUS SUSPECT

1. Satgas Kesehatan Jogo Tonggo bersama tenaga kesehatan


Puskesmas/Puskesmas Pembantu/PKD melakukan kegiatan
penemuan kasus COVID-19 :
2. Pelaku Perjalanan (Mudik, Pulang kampung),selanjutnya
dilakukan tatalaksana sesuai dengan kondiei pasien:
-Gejala ringan: Karantina diri di rumah
-Gejala sedang: Rujuk ke RS Darurat
3. Pasien yang melakukan isolasi diri di rumah tetapi tetap
dalam pemantauan petugas Jogo Tonggo kesehatan
berkoordinasi dengan puskesmas dan Dinkes setempat
4. Segera melaporkan secara berjenjang dalam waktu ≤ 24 jam
ke Dinkes

17
2. MENDATA SETIAP ORANG YANG KELUAR MASUK RW

1. Jika ada orang datang/ pelaku perjalanan dari luar daerah ke wilayah RW
maka segera lapor ke Ketua RT atau lapor ke keluarga.
2. Keluarga yang kedatangan orang datang (anaknya, tamu atau keluarga yg
lain) segera melaporkan kedatangan orang ke ketua RT. Jika keluarga tidak
melaporkan maka bisa kader atau warga lain yang melaporkan ke ketua
RT
3. Ketua RT mendata orang yang baru datang atau pelaku perjalanan

4. Ketua RT melaporkan kedatangan pelaku perjalanan ke Ketua RW

5. Ketua RW selaku ketua Satgas memerintahkan kepada Koordinator Satgas


Kesehatan RW untuk memfasilitasi atau mengantar orang datang/ pelaku
perjalanan dari warga RW setempat ke Fasyankes
6. Satgas Kesehatan RW memastikan status orang datang/ pelaku
perjalanan apakah Suspect atau kontak erat
7. Satgas Kesehatan RW melakukan tindakan sesuai denga protokol
kesehatan yang ada baik untuk karantina maupun isolasi
18
2. MENDATA SETIAP ORANG YANG KELUAR MASUK RW

8. Jika ada warga yang akan berpergian keluar wilayah RW maka segera lapor ke Ketua RT

9. Ketua RT mendata orang yang akan bepergian identitasnya, berapa orang, maksud
kepergiannya, alamat yang dituju, berapa hari.

10. Ketua RT melaporkan ke warga ke Ketua RW

11. Ketua RW selaku ketua Satgas memerintahkan kepada Koordinator Satgas Kesehatan RW
untuk memfasilitasi atau mengantar orang datang/ pelaku perjalanan dari warga RW setempat
ke Fasyankes setempat (PKD, Pustu, Puskesmas)

12. Satgas Kesehatan RW memeriksa orang yang akan keluar dari RW untuk mengetahui lokasi
yang dituju, lokasi perjalanan, apakah daerah yang dituju daerah terjangkit atau bukan,
memakai masker atau tidak dan kondisi badan sehat atau tidak

19
3. MEMASTIKAN LOKASI STRATEGIS TEMPAT CUCI TANGAN PAKAI
SABUN, KETERTIBAN WARGA WAJIB MEMAKAI MASKER, DAN JAGA
JARAK FISIK ANTAR WARGA

1. Tempat cuci tangan pakai sabun harus tersedia di


kantor, balai dan tempat2 umum seperti rumah ibadah,
terminal, rumah makan maupun di rumah masing
masing warga.

2. Menertibkan warga harus selalu memakai masker


apalagi warga yang keluar rumah.

3. Menegakkan larangan berkumpul dan memastikan


setiap orang menjaga jarak 2 M

20
4. MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN WARGA :
SUHU BADAN, CHECK GEJALA COVID-19.

1. Satgas memantau kondisi warga secara


langsung maupun tidak langsung.

2. Secara tidak langsung dengan menggunakan


alat telekomunikasi yang disepakati : telpon,
whatsap, sms. Warga melaporkan kondisinya
dan keluhan masing2.

3. Secara langsung dengan mendatangi warga


secara selektif dan memeriksa suhu tubuh dan
dan menanyakan keluhan yang diderita.
Tentunya petugas harus memakai APD.

4. Satgas mencatat dan melaporkan kepada


petugas puskesmas untuk tindak lanjut
penanganannya.

21
5. MENDORONG PRAKTEK PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT :
Tindakan yg efektif pencegahan dan
pengendalian Covid-19 :
• Cuci Tangan Pakai Sabun
• Menghindari menyentuh mata, hidung dan
mulut;
• Terapkan etika batuk atau bersin dengan
menutup hidung dan mulut dengan lengan atas
bagian dalam atau tisu.
• Pakailah masker medis jika memiliki gejala
pernapasan dan melakukan kebersihan tangan
setelah membuang masker;
• Menjaga jarak (minimal 2 meter) dari orang
lain.
• Makanan dan minuman seimbang, olahraga,
• Mandi teratur,
• Lingkungan bersih dan
• Istirahat yang cukup
22
6. JIKA ADA WARGA DALAM KONDISI DARURAT
BERKOORDINASI DENGAN PETUGAS KESEHATAN DESA UNTUK PEMERIKSAAN LEBIH LANJUT

• Warga yang mengalami kondisi kesehatan tertentu seperti :


demam/panas tinggi, sesak nafas, muntah, diare segera melapor
kepada satgas melalui saluran komunikasi yang ada.

• Satgas berkoordinasi dengan puskesmas dan jaringannya untuk


mengkonsultasikan penderita agar mendapatkan penanganan lebih
lanjut.

• Apabila dimungkinkan penderita tsb diantar ke faskes rujukan (RS)

23`’
DATA PERILAKU HASIL PENDATAAN JOGO TONGGO (sd 18 Okt 2020)

CTPS Memakai MASKER JAGA JARAK

0.04%
18.01% 18.15% 14.65%
0.09% 22.15% 18.09%
0.44%
2.27% 33.24%
5.54%
11.53
11.98%
%
18.46% 29.79%
35.61%
34.91%
25.05%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
90.00%

80.00%
100.00%

0.00%
Karanganyar
Pemalang
Purworejo
Rembang
Sragen
Wonosobo
Temanggung
Banyumas
Banjarnegara
Boyolali
Kota Salatiga
Demak
Brebes
Magelang
Jepara
Semarang

25
Grobogan
Pati
Wonogiri
Kudus
Sukoharjo
Sumber : Dispermades Prov Jateng

Tegal
Kota Pekalongan
Kendal
Kota Surakarta
Blora
Batang
Kota Tegal
Cilacap
Pekalongan
Kebumen
sdh membentuk JT

Klaten
71,83% RW di Jateng

Purbalingga
Persentase RW di Jateng Yang Membentuk Jogo Tonggo (per 18 Okt 20)
PRAKTIK DI LAPANGAN

Struktur resmi Jogo Tonggo tidak selalu berlabel “Jogo Tonggo” namun bisa berlabel
apa saja namun berfungsi seperti Jogo Tonggo
EDUKASI DIMANA SAJA DAN KAPAN SAJA
• Pendampingan warga • Desinfeksi rumah warga • Penyediaan sarana CTPS
PICTURE #1 PICTURE #2 di tempat strategis
PICTURE
yang nikahan dan#1beri
#1
edukasi
PENDAMPINGAN DI TEMPAT IBADAH

PICTURE #1 PICTURE #2 PICTURE #3


ADD PICTURES
AKTIVASI LUMBUNG PANGAN WARGA DENGAN PENYIAPAN KOLAM LELE

DAPURPICTURE #1
UMUM DIAKTIFKAN PICTURE
14 HARI GUNA #2
MENSUPLAI MAKANAN BAGIPICTURE
WARGA#3YG
POSITIF COVID19 & HARUS KARANTINA DI RUMAH
Secara fleksibel, namun dengan
prinsip-prinsip yang sama Jogo
Tonggo dapat dikembangkan
menjadi Jogo Santri, Jogo Pasar,
Jogo Sekolah, Jogo Plesiran,
Jogo Kerjo, dll
KENDALA IMPLEMENTASI JOGO TONGGO

1. Banyak desa yang membubarkan satgas covid-19 karena masalah anggaran. Untuk
membentuk satgas Jogo Tonggo tingkat RW agak kesulitan karena tidak ada
anggaran.
2. Ada Kepala Desa yang tidak berkenan membuat SK Jogo Tonggo karena sudah ada
SK Gugus Tugas
3. Masih terdapat Kab kota yang belum melakukan Sosialisasi Jogo Tonggo kepada
Camat dan Lurah, namun ada juga sosialisasi yang sudah dilakukan bersamaan
dengan pembagian jogo tonggo kit.
4. Belum semua Ketua RW dan Kepala Desa memahami tentang Program Jogo Tonggo
5. Masih ada sebagian masyarakat yang belum mengetahui Jogo Tonggo
6. Bahasa new normal menimbulkan persepsi salah di masyarakat, sehingga tidak patuh
pada protokol kesehatan
7. Masih ada beberapa Stigma terhadap pasien pasca covid.
8. Masih terjadi penolakan warga, jika ada yang positif covid-19 tanpa gejala, tidak
karantina mandiri di rumah, namun agar di rawat di Rumah Sakit
9. Desa kurang merespon saat diminta mengumpulkan atau memberikan data Laporan
Jogo Tonggo
10. Belum terkoordinasinya pelaporan Jogo Tonggo dari tingkat RW
Sudah 357.762 orang terinfeksi COVID-19 di Indonesia,
12.431 di antaranya meninggal dunia.

Bagaimana jika salah satunya orang yang kita sayangi?

Putus rantai penularan mulai dari diri kita sendiri!


MATURNUWUN

Anda mungkin juga menyukai