Anda di halaman 1dari 12

NAMA : MIFTAHUL JANNAH

NIM : 07011181722032

KELAS/KAMPUS : B / INDRALAYA

JURUSAN/FAKULTAS : ILMU ADMINISTRASI PUBLIK/FISIP

MATA KULIAH : PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN

PERUBAHAN

DOSEN PENGAMPU : DRA. MARTINA, M.SI.

Tugas Mingguan

Tugas 1 : Cari penelitian ilmiah mengapa perempuam sering melamun?

Hari/tanggal : Kamis/21 Maret 2019 (pertemuan ke 2)

Jawab :

Menurut sebuah penelitian ilmiah, ini bisa jadi tanda bahwa kapasitas

otakmu sangat besar sehingga otakmu akan menuntut pikiranmu tetap "terisi"

dengan sesuatu. Sebuah tim yang terdiri dari para psikolog menemukan bahwa

ada korelasi positif antara kecenderungan melamun seseorang dengan tingkat

kecerdasan serta kreativitasnya.

Menurut Eric Schumacher, dari Georgia Institute of Technology, orang

cenderung berpikir bahwa melamun adalah kebiasaan buruk, karena dilihat sebagai

seseorang yang gak bisa memfokuskan perhatian. Data dari penelitian

menunjukkan bahwa pemikiran tersebut gak sepenuhnya benar, karena beberapa

orang ternyata memiliki otak yang lebih efisien.

1
Para partisipan penelitian diminta untuk hanya melihat sebuah titik selama

5 menit di atas mesin fMRI. Perlakuan tersebut disebut sebagai resting state scan.

Para tim peneliti berusaha menemukan bagian otak yang mana saja yang bekerja

sama, untuk membentuk aktivitas yang dinamakan default mode network. Selain itu

mereka juga diberikan kuesioner dan tes kecerdasan serta kreativitas. Ada beberapa

korelasi yang ditemukan, salah satunya, mereka yang terbiasa melamun bisa

dengan mudah mengubah mode aktivitas otak mereka. Mereka juga terbukti

menghasilkan nilai dan performa yang lebih baik dalam tes kecerdasan serta

kreativitas dibandingkan mereka yang gak biasa melamun. Penelitian terbaru

menemukan bahwa melamun bisa membantu penyelesaian masalah dengan kreatif.

Selain itu juga bisa bermanfaat dalam perencanaan masa depan individu tersebut.

Jika dianalisis secara terbalik, kebiasaan melamun tersebut juga akan

ditemukan pada siswa-siswa yang berprestasi akademik baik. Penemuan

Schumacher dan tim terbukti lewat kebiasaan para siswa yang secara akademik

sangat bagus. Sementara teman-temannya pada umumnya menyelesaikan 5 menit

untuk mempelajari sesuatu yang baru, mereka bisa menyelesaikannya dalam 1

menit. Setelah mereka selesai melakukan pembelajaran baru tersebut, mereka akan

melihat ke suatu titik atau luar jendela, kemudian melamun.

Selain itu melamun juga memiliki sisi negatifnya, yaitu melamun dapat

ditimbulkan karena stres serta kurang konsentrasi, melamun yang berlebih juga

merupakan hal yang biasanya terjadi ketika tengah tidak bergairah serta

merupakan hal yang membuang-buang waktu. Dampak negatif dari melamun yaitu:

1. Membuat Kita Malas Jika tngah melamun ataupun melamun ke arah yang negatif,

kita akan merasa malas untuk melakukan apa saja. Maka dari itu terkadang timbul

2
pertanyaan kenapa kita bisa malas? Salah satunya adalah karena kebanyakan

melamun.

2. Kehilangan Konsentrasi Orang yang sedang melamun, ketika ada orang lain

nerbicara disebelahnya seakan tak mendengar apa-apa. Ini juga bisa membuat

kehilangan konsentrasi. Ketika orang disamping kita tengah berbicara dengan kita,

kita jadi tidak bisa menangkap informasi yang di dapat karena melamun.

3. Tidak bertindak tapi kebanyakan melamun, kalau kita melamun biasanya pasti

membuahkan beberapa ide baru atau solusi. Namun terkadang kita tidak melakukan

solusi itu, malah kita terus-terusan melamun. Dan melupakan apa yang harusnya

diperbuat dengan hasil lamunan tadi.

4. Pikiran kosong hati-hati, peribahasa mengatakan “jangan melamun nanti bisa-bisa

kesambet”. Terbukti ada beberapa berita di televisi ada peristiwa kesurupan karena

pikirannya kosong. Jadi jangan biarkan pikiran anda kosong.

Hati-hati kalau kelebihan melamun, melamun juga bisa mengakibatkan

stress dan otak lelah untuk berpikir. Melamun boleh-boleh saja, asalkan jangan

keseringan hingga otak dan pikiran kita menjadi stress.

Tugas 2 : - sebutkan berapa tahap/fase dalam perkembangan kehidupan manusia?

- analogikan jawaban no. 1 ke dalam organisasi?

Hari/tanggal : kamis/28 Maret 2019 (Pertemuan ke 3)

Jawab :

- Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang. Untuk

tujuan pengorganisasian dan pemahaman. Perkembangan adalah perubahan

3
individu yang lebih ke arah rohaniah yang menjadi unik untuk setiap individu,

karena perkembangan individu berbeda, perkembangan juga memiliki pola-pola

tersendiri yang khas yang hanya bisa diamati tanpa bisa diukur. Sedangkan

pertumbuhan adalah proses perubahan jasmani yang terjadi sampai mencapai

kematangan fisik yang bersifat kuantitatif yang dialami oleh individu yang satu

dengan yang lain berbeda. Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut

norma-norma tertentu. Fase perkembangan manusia secara umum dibagi kedalam

lima tahapan, yaitu:

1) bayi : periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24

bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa.

Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa,

pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial.

2) anak-anak : periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia

lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah.

Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka

sendiri.

 3) remaja : suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa,

yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun

hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat. Pada

perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran

semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar

keluarga.

4) Dewasa : perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal

usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluhan tahun. Ini adalah

4
masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir,

dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang

secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.

5) lansia : periode perkembangan yang bermula pada usia enam puluhan atau tujuh

puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas

berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun,

dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.

Setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa

berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Tugas fase yang muncul dalam setiap

perkembangan, merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara

otomatis, seperti kegiatan belajar terampil melakukan sesuatu pada fase

perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal. Selain itu, hal-hal

lain yang juga menimbulkan tugas-tugas perkembangan adalah: a) adanya

kematangan fisik tertentu pada fase perkembanangan tertentu, b) adanya dorongan

cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri, dan c) adanya

tuntutan kultural masyarakat.

- Tahapan Organisasi

1. Tahap Pertumbuhan Awal

Organisasi non profit dalam fase pertumbuhan awal kehidupan organisasinya

barangkali berawal dari ide atau gagasan satu dua orang saja. Ide atau gagasan itu

terus membesar dan jadilah apa yang dinamakan sebuah organissai. Karena niatan

dari para pendirinya yang besar, maka yang tadinya hanya terdiri dari beberapa

orang ini secara perlahan mencari orang lain untuk bergabung di dalamnya.

2. Tahap Pelembagaan

5
Setelah tahap awal sukses, dengan ukuran bertambahnya SDM yang ada serta

terdapatnya niatan dan tujuan yang sama dari para pendiri organisasi ini, maka

tahap keduanya adalah tahap pelembagaan organisasi. Pada tahapan ini, kebijakan-

kebijakan atau aturan-aturan baku mulai dibuat dan diberlakukan pada seluruh

SDM yang ada. Bahkan dalam perkembangan selanjutnya, organisasi ini semakin

mengarah secara professional. Pimpinan bahkan beberapa staf yang diangkat pada

tahap ini pun secara perlahan mendapatkan gaji tetap. Tapi jangan bayangkan gaji

tetap itu benar-benar profesional. Bisa saja gaji tetap ini "sekedar ikatan" antara

SDM yang ada dengan organisasi.

3. Tahap Desentralisasi

Tahap selanjutnya, setelah organisasi mulai terlembaga secara profesional, maka

mulaiilah terjadi pendistribusian tugas, kewenangan serta perluasan struktur dalam

kerangka menuju cita-cita organissai profit yang didirikan tersebut. Seiring dengan

banyaknya SDM yang juga mulai banyak, aturanpun mulai lebih berkembang dan

terbentuk hierarki-hierarki yang ada dalam organisasi sesuai kebutuhan yang juga

terus mengembang.

4. Tahap Koordinasi

Dalam tahap selanjutnya, ternyata dengan jumlah SDM yang banyak dan juga

jaringan yang semakin meluas, bahkan mitra kerjasama juga tumbuh seiring

aktivitas lembaga, maka tahap selanjutnya dibutuhkan apa yang dinamakan Tahap

koordinasi. Tahap ini merupakan tahap alamiah pengembangan kebutuhan

organisasi dalam menjawab sejumlah tantangan yang muncul dan dihadapi.

Implementasi tahapan ini beragam bentuknya, bisa dalam bentuk

rapat manajemen rutin, rapat koordinasi, rapat evaluasi serta rapat-rapat

kelembagaan lain yang dilakukan sesuai dengan keperluan organisasi.

6
5. Tahap Pemantapan

Tahap Pemantapan atau tahap terakhir dari oragnissai non profit merupakan tahap

puncak dari seluruh rangkaian tahapan organisasi. Dalam tahap ini, terjadi

pembakuan aturan dan kebijakan, standarisasi aktivitas, penerapan sistem dan

prosedur serta adanya birokrasi lembaga yang tidak bisa dihindari. Dalam tahap ini

juga mulai sangat banyak kerjasama-kerjasama dengan pihak lain. Ini tak bisa

dihindari, mengingat peran dan kiprah organisasi yang ada terus diketahui oleh

semakin banyak orang dan lembaga lainnya.

Tugas 3 : Buktikan konsep/tahapan pertumbuhan organisasi dengan organisasi yang

sudah ada benar atau tidak?

Hari/tanggal : Kamis/ 04 April 2019 (Pertemuan ke-4)

Jawab : 

Model Pertumbuhan Organisasi

            Pada permulaan tahun 1970-an Larry Greiner menyatakan bahwa evolusi

organisasi dikarakteristikkan oleh tahap pertumbuhan yang panjang dan tenang yang

selanjutnya disebut evolusi, kemudian diikuti oleh periode kekacauan yang disebut

revolusi.  Model pertumbuhan organisasi meliputi lima tahap, yaitu sebagai berikut :

1. Kreativitas : Kreativitas para pendiri organisasi merupakan tahap awal dari evolusi

suatu organisasi.  Bentuk kreativitas ini biasanya dalam mengembangkan produknya

dan pasar.  Disain organisasi pada tahap ini masih merupakan struktur sederhana dan

pengambilan keputusan dikontrol oleh manajer-pemilik atau top

7
manajemen.  Komunikasi antar tingkatan di dalam organisasi berlangsung intensif dan

informal.

Krisis yang muncul pada tahap awal pertumbuhan organisasi adalah krisis

kepemimpinan, karena manajer sukar mengelola organisasi dengan hanya

mengandalkan pada komunikasi informal.  Oleh karena itu  diperlukan manajemen

profesional yang dapat memperkenalkan dan mengimplementasikan manajemen dan

tehnik organisasi yang makin kompleks.

2. Pengarahan : Pada tahap pengarahan desain organisasi makin birokratis, komunikasi

antar tingkatan menjadi formal dan spesialisasi pekerjaan mulai diterapkan, seperti

aktivitas produksi dan pemasaran.  Pengambilan keputusan pada tahap ini bermuara

pada manajemen baru dan manajer tingkat bawah tidak diikut sertakan.  Keadaan ini

akan menimbulkan krisis otonomi, dimana manajer tingkat bawah akan mencari

pengaruh yang lebih besar di dalam pengambilan keputusan. Pada prinsipnya solusi

dari krisis otonomi tersebut adalah pendesentralisasian pengambilan keputusan.

3. Pendelegasian : Pada tahap pendelegasian manajer tingkat bawah mempunyai otonomi

yang lebih besar dalam menjalankan aktivitas unit kerjanya, sedangkan top

manajemen lebih berkonsentrasi pada perencanaan strategis jangka panjang.  Krisis

yang muncul dari tahap pendelegasian adalah krisis kontrol, karena manajer tingkat

bawah merasa nyaman dengan otonomi yang diberikan, sedangkan top manajemen

merasa takut organisasi akan dibawa ke berbagai arah.  Oleh karena itu diperlukan

suatu cara dalam mengelola jalannya roda organisasi.

4. Koordinasi : Tahap ini muncul sebagai akibat dari krisis kontrol pada tahap

pendelegasian.  Koordinasi sangat diperlukan oleh manajer lini dari unit-unit staf  dan

kelompok-kelompok produk dalam menjalankan fungsinya.  Namun adanya

8
koordinasi juga menimbulkan konflik garis-staf yang menyita banyak waktu dan

energi, sehingga muncul krisis birokrasi.

5. Tahap kerjasama : Jalan keluar dari krisis birokrasi pada tahap koordinasi adalah

kerjasama yang kuat antar individu di dalam organisasi.  Budaya organisasi menjadi

substitusi bagi kontrol formal manajemen organisasi.  Struktur organisasi bergerak ke

arah bentuk organik.

Dari tahapan pertumbuhan organisasi dengan organisasi yang sudah ada saat ini baik

organisasi yang masih dalam proses perkembangan ataupun organisasi yang telah

maju dan sukses saat ini, menurut saya dapat kita lihat dari tahapan-tahapan

pertumbuhan di atas menyatakan benar adanyanya jika sebuah organisasi tentunya

harus melewati fase-fase tersebut, dimana sebuah organisasi tentunya muncul karena

sebuah ide disertai gagasan yang tepat itu merupakan sebuah kreatifitas pemikiran,

setelah terjalannya sebuah organisasi memang seharusnya terdapat pengarahan untuk

mencapai tujuan, pendelegasian, koordinator serta kerja sama sudah menjadi pokok-

pokok penting dalam sebuah organisasi.

Tugas 4 : Cari teori manajemen perubahan!

Hari/tanggal : Kamis/18 April 2019 (Pertemuan ke-6)

Jawab :

 TEORI ROGER (1962) :

Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang 3 tahap perubahan

dengan menekankan pada latar belakang individu yang terlibat dalam perubahan

dan lingkungan dimana perubahan tersebut dilaksanakan. Roger(1962)

menjelaskan 5 tahap dalam perubahan, yaitu: kesadaran, keinginan, evaluasi,

9
mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga sebagai AIETA (Awareness, Interest,

Evaluation, Trial and Adoption).

 Teori Rogers(1962)

Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu :

Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan menjadi lebih baik

dari metode yang sudah ada (kesadaran).

1. Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada, tidak bertentangan perasaan.

2. Kompleksitas. Ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang

sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan (evaluasi).

3. Dapat dibagi Perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil (uji coba).

4. Dapat dikomunikasikan. Semakin mudah perubahan digunakan maka semakin

mudah perubahan disebarkan (adopsi).

 TEORI KURT LEWIN (1951)

Lewin (1951) mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)

tahapan, yang meliputi:

1) Tahap Unfreezing (pencairan)

Proses perubahan ini harus memiliki motivasi yang kuat untuk berubah dari

keadaan semula dengan meerubah terhadap keseimbangan yang ada. Masalah

biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan dalam sistem. Tugas perawat

pada tahap ini adalah mengidentifikasi masalah dan memilih jalan keluar yang

terbaik.

2) Tahap Moving (bergerak). Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila

seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk

10
berubah. Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari

dukungan dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.

3) Tahap Refreezing (pembekuan) Tahap ini dimana seseorang yang mengadakan

perubahan telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan

yang baru. Tugas perawat sebagai agen berubah berusaha mengatasi orang-orang

yang masih menghambat perubahan.

 TEORI LIPITTS (1973) :

Lippit (1973) mendefinisikan perubahan sebagai sesuatu yang direncanakan atau

tidak direncanakan terhadap status quo dalam individu, situasi atau proses dan

dalam perencanaan perubahan yang diharapkan, disusun oleh individu, kelompok,

organisasi atau sistem sosial yang mempengaruhi secara langsung tentang status

quo, organisasi lain atau situasi lain. Teori ini merupakan pengembangan dari teori

Lewin. Lippitt mengungkapkan tujuh hal yang harus diperhatikan seorang manajer

dalam sebuah perubahan yaitu : 7 tahap dalam proses perubahan:

1. Mendiagnosis masalah. Mengidentifikasi semua faktor yang mungkin

mendukung atau menghambat perubahan.

2. Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah mencoba mencari

pemecahan masalah.

3. Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen mencari dukungan baik internal

maupun eksternal atau secara interpersonal, organisasional maupun

berdasarkan pengalaman.

4. Menyeleksi objektif akhir perubahan. Menyusun semua hasil yang di dapat

untuk membuat perencanaan.

5. Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah. Pada tahap ini sering terjadi

konflik teruatama yang berhubungan dengan masalah personal.

11
6. Mempertahankan perubahan. Perubahan diperluas, mungkin membutuhkan

struktur kekuatan untuk mempertahankannya.

7. Mengakhiri hubungan saling membantu. Perawat sebagai agen berubah, mulai

mengundurkan diri dengan harapan orang-orang atau situasi yang diubah sudah

dapat mandiri.

Menurut Steward (1997) perubahan adalah fenomena yang bersifat alami

dan berkesinambungan. Kekuatan pendorong perubahan ada yang bersifat eksternal

dan ada yang bersifat intenal. Ada dua jenis perubahan, yang pertama perubahan

struktur dan yang kedua adalah perubahan teknologi. Manajemen perubahan

diperlukan karena perubahan adalah sesuatu yang selalu terjadi, baik evolusi

maupun revolusi, sehingga perlu dikelola sertau ntuk membuat perusahaan survive.

12

Anda mungkin juga menyukai