Larutan Elektrolit 2
Larutan Elektrolit 2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Teoritis
1. Model Pembelajaran
sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.25
Model adalah suatu bentuk tiruan (replika) dari suatu benda yang
konseptual atau prosedural dari suatu program, sistem, atau proses yang
dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam mencapai tujuan. Atau suatu
25
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2012, hlm. 140
26
Agus Suprijono, Op. Cit., hlm. 45.
11
12
contoh bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
ialah:29
pengembangannya.
tercapai.
27
Miterianifa, Op. Cit., hlm. 14
28
Agus Suprijono, Op. Cit., hlm. 46
29
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, hlm. 14
13
POE.
bahwa “POE adalah singkatan dari Predict Observe Explain. POE ini
penjelasan”.31
30
Agus Suprijono, Op. Cit., hlm. 46
31
Ni Kadek Juniari, Pengaruh Model Pembelajaran POE dan Motivasi Belajar terhadap
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD, Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Vol:
2 No: 1 Tahun 2014, Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, 2014.
14
dengan hasil observasi. Cara yang seperti ini, menjadikan konsep yang
explain.
apa saja yang harus dilakukan siswa terkait peralatan tersebut. Para siswa
kemudian membuat suatu prediksi apa yang dapat terjadi, hasil apa yang
32
Putu Edi Sastrawan, Pengaruh Metode Predict Observe Explain terhadap Prestasi
Belajar IPS Siswa Kelas IV SD di Gugus II Santalia Kecamatan Kubutambahan. Jurnal Mimbar
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 2 No: 1 Tahun 2014, Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha, 2014
33
Obimita Ika Permatasari, Keefektifan Model Pembelajaran Predict Observe Explain
(POE) Berbasis Kontekstual dalam Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas
VIII pada Pokok Bahasan Tekanan, Skripsi Online, Semarang: Universitas Negeri Semarang,
2011.
15
tersebut.34
Mengamati adalah tahap penting dari urutan POE, karena tahap ini
Dari sini dapat diketahui prediksi mana yang paling benar, dan prediksi
mana saja yang ternyata salah. Dapat saja terjadi beberapa prediksi yang
ternyata benar, sebaliknya dapat juga terjadi bahwa seluruh prediksi yang
pembelajarannya sendiri.37
34
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014, hlm. 41
35
Ibid., hlm. 41
36
Dian Ma’rifatun, Op. Cit., hlm. 12
37
Suyono dan Hariyanto, Op. Cit., hlm. 41
38
Ibid., hlm. 42
16
Tabel II.1 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran POE
(di kutip dari Liew)39
Langkah Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pembelajaran
Tahap 1 Memberikan apersepsi Memberikan hipotesis
Meramalkan terkait materi yang akan bedasarkan permasalahan
(Predict) di bahas. yang diambil dari
pengalaman siswa, atau buku
panduan yang memuat suatu
fenomena terkait materi yang
akan dibahas.
Tahap 2 Sebagai fasilitator dan Mengobservasi dengan
Mengamati mediator apabila siswa melakukan eksperimen atau
(Observe) mengalami kesulitan demonstrasi berdasarkan
dalam melakukan permasalahan yang dikaji dan
pembuktian. mencatat hasil pengamatan
untuk direfleksikan satu sama
lain.
Tahap 3 Memfasilitasi jalannya Mendiskusikan fenomena
Menjelaskan diskusi apabila siswa yang telah diamati secara
(Explain) mengalami kesulitan. konseptual-matematis, serta
membandingkan hasil
observasi dengan hipotesis
sebelumnya bersama
kelompok masing-masing.
Mempresentasikan hasil
observasi di kelas, serta
kelompok lain memberikan
tanggapan, sehingga
diperoleh kesimpulan dari
permasalahan yang sedang
dibahas.
39
Kurnia Novita Sari, Keefektifan Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain)
terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Sifat Benda pada Siswa Kelas V SD
Negeri Kejambon 4 Kota Tegal, Skripsi Online, Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2014,
hlm. 78
17
c. Percobaan harus bisa diamati dengan jelas oleh siswa dan dapat
sebagai alat untuk mendeteksi kemampuan dan konsep awal siswa. POE
siswa.
18
siswa.
belum dipahami.
3. Aktivitas Belajar
segi proses dan segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan
didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses
semangat belajar yang besar, dan percaya pada diri sendiri. Dari segi hasil
pembangunan.42
aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi
melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari pelajaran yang
disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia
sendiri.
secara integral.
demokratis.
42
Ahmad Susanto, Op. Cit., hlm. 53-54
43
Slameto, Op. Cit., hlm. 36
44
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, hlm.175-176
20
verbalistis.
kehidupan di masyarakat.
interupsi.
45
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Op. Cit., hlm. 24-25
21
(personal).
b. Tanggungjawab (Responsibility)
46
Mohammad Jauhar, Op. Cit., hlm. 156-157
22
keputusan sendiri.
c. Motivasi (Motivation)
siswa. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari
belajar.
a. Bertanya/meminta penjelasan
4. Ilmu Kimia
komposisi dan struktur zat kimia, serta hubungan keduanya dengan sifat
47
Ibid., hlm. 157
48
Syukri S, Op. Cit., hlm. 1
23
penelitian sederhana.49
alam.
b. Ilmu kimia dibangun dengan metode ilmiah yang terdiri dari tahapan
c. Sebagian besar bahan kajian kimia bersifat abstrak oleh sebab itu
d. Ilmu kimia mengkaji pula soal hitungan, namun hitungan dalam ilmu
hukum-hukum tersebut.
49
Michael Purba, Kimia 1 untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006, hlm.9
50
Miterianifa, Op. Cit., hlm. 2
24
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang
dihubungkan dengan kutub arus listrik searah. Bola akan hidup atau
jarum akan bergerak untuk larutan elektrolit dan mati untuk non-
elektrolit.52
ion dan larutan air yang mengandung zat-zat ini akan mempunyai
tidak akan menyala karena air adalah konduktor listrik yang sangat
51
Raymond Chang, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1, Jakarta:
Erlangga, 2003, hlm. 90
52
Syukri S, Op. Cit., hlm. 378
25
buruk. Akan tetapi, apabila suatu senyawa ion yang larut seperti NaCl
ditambahkan pada air, setelah zat terlarutnya larut, bola lampu mulai
Ketika zat larut dalam air, ion-ion yang tadinya terikat kuat
bebas satu dengan yang lain. Senyawa dikatakan telah terdisosiasi atau
Oleh karena zat terlarut ini tidak menghasilkan ion dalam larutan,
b. Pembentukan Ion
53
James E. Brady, Kimia Universitas: Asas dan Struktur Jilid Satu, Jakarta: Binarupa
Aksara, hlm. 191
54
Ibid., hlm. 194
26
karena terjadi ikatan antara ion dengan pelarut yang disebut solvasi.
2) Zat terlarut senyawa kovalen, tetapi dalam air terurai menjadi ion
tidak?
Elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar yang
dapat terhidrolisis.58
1) Senyawa Ion
ion, misalnya NaCl dan NaOH. NaCl terdiri atas ion-ion Na+ dan
Cl-, sedangkan NaOH terdiri atas ion Na+ dan OH-. Dalam kristal
58
Michael Purba, Op. Cit., hlm. 168
59
James E. Brady, Op. Cit., hlm. 347
28
air, jaringan tiga dimensi dari ion-ion dalam padatan akan rusak,
dan ion-ion Na+ dan Cl- terpisahkan satu sama lain. Dalam
larutan, setiap ion Na+ dikelilingi oleh sejumlah molekul air yang
setiap ion Cl- dikelilingi oleh molekul air yang ujung positifnya
60
Michael Purba, Op. Cit., hlm. 168-169
61
Raymond Chang , Op. Cit., hlm.91
62
James E. Brady, Op. Cit., hlm. 347
29
CH3COOH berikut:
Daya Hantar
Jenis Elektrolit Padatan Lelehan Larutan
Senyawa ion nonkonduktor Konduktor Konduktor
Senyawa kovalen nonkonduktor Nonkonduktor Konduktor
63
Michael Purba, Op. Cit., hlm.169
64
Loc. Cit.
65
Loc. Cit.
30
apabila zat terlarut dianggap telah 100 persen terdisosiasi menjadi ion-
air; sebagai contoh, pada saat gas asam klorida larut dalam air, maka
Dengan kata lain, semua molekul HCl yang terlarut akan terpisah
menjadi ion-ion H+ dan Cl- yang terhidrasi dalam larutan. Oleh karena
itu ketika kita menuliskan HCl (aq), hal ini berarti bahwa larutan
tersebut hanya mengandung ion-ion H+ (aq) dan Cl- (aq) dan tidak ada
66
Ibid., hlm. 171
67
Raymond Chang, Op.Cit., hlm. 91
68
Michael Purba, Op. Cit., hlm. 171
31
dengan:
69
Raymond Chang, Op. Cit., hlm. 91-92
70
Ibid., hlm. 91
32
Ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan
penyampaian yang satu kepada cara atau gaya penyampaian yang lain,
71
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010, hlm. 6-8
72
Ibid., hlm. 114
73
Abdul Majid, Op. Cit., hlm. 261
33
Julaiha adalah:75
pembelajaran.
tersebut.
74
Ibid., hlm. 262
75
Ibid., hlm. 262-263
34
dari dugaan sementara dalam bentuk penjelasan mengapa hal itu bisa
terjadi. Dengan cara demikian konsep yang diperoleh siswa akan melekat
menyenangkan.76
Menurut teori ini, satu hal yang paling penting dalam psikologi
mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar
76
Ni Kadek Juniari, Op. Cit.,
77
Santhiy, Op. Cit., hlm. 141
78
Ahmad Susanto, Op. Cit., hlm. 95
79
Ibid., hlm. 96
35
bermakna.
secara bermakna.
pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh
Predict Observe Explain (POE) terhadap aktivitas belajar kimia siswa pada
1. Penelitian yang dilakukan oleh Desi Nur Anisa pada tahun 2013
80
Suyono dan Hariyanto, Op. Cit., hlm. 108
81
Ibid., hlm. 108
36
siswa pada materi pokok asam, basa dan garam siswa kelas VII SMP N 1
Jaten.82
Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel bebas (variabel X1)
terikat (variabel Y), penelitian yang dilakukan Desi Nur Anisa terhadap
siswa.
82
Desi Nur Anisa, Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict, Observe and
Explanation) dan Sikap Ilmiah Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Asam, Basa dan
Garam Kelas VII Semester 1 SMP N 1 Jaten Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan
Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2013.
83
Dian Ma’rifatun, Pengaruh Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE)
menggunakan Metode Eksperimen dan Demonstrasi terhadap Prestas Belajar Siswa pada Pokok
Bahasan Larutan Penyangga Kelas XI SMA Al-Islam 1 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014, Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2014.
37
C. Konsep Operasional
1. Rancangan Penelitian
84
Santhiy, Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Larutan Penyangga Kelas
XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015, Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2015.
38
belajar siswa, aktivitas belajar ini dapat dilihat dari hasil observasi yang
pelaksanaan eksperimen.86
2. Prosedur Penelitian
a. Tahap Persiapan
85
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D,
Bandung: Alfabeta, 2008, hlm. 61
86
Ibid., hlm. 114
39
b. Tahap Pelaksanaan
kepada kedua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol
pembelajaran.
praktikum.
metode ceramah dan tanya jawab dengan materi yang sama yaitu
a) Kelas Eksperimen
doa.
(Predict).
dipelajari.
siswa (Observe).
yang dipelajari.
b) Kelas Kontrol
doa.
siswa.
yang dipelajari.
c. Tahap Akhir
2. Pelaporan.
43
D. Hipotesis