1 – 9
ISSN: 2503-0221 1
Abstrak
Dalam sebuah sistem kelistrikan yang ada di rumah tangga dapat terjadi gangguan yang
disebabkan oleh tegangan yang tidak stabil, meliputi tegangan lebih dan tegangan kurang.
Gangguan ini akan merusak perangkat rumah tangga yang digunakan. Perlu adanya parameter
yang harus dipertimbangkan, terutama dalam masalah proteksi tegangan sistem kelistrikan
tersebut. Pada tugas akhir ini dibuat sistem proteksi tegangan yang bertujuan akan melindungi
perangkat rumah tangga dari gangguan tegangan. Cara kerja sistem yaitu dengan diawali dengan
pembacaan sumber tegangan oleh sensor tegangan lalu dilakukan pengaturan proteksi oleh
mikrokontroler agar relay dapat memutuskan aliran arus jika terjadi tegangan lebih dan tegangan
kurang. Salah satu kelebihan dari sistem yang dirancang dibandingkan dengan sistem yang
sudah ada yaitu memiliki kemampuan untuk monitoring tegangan yang terkoneksi dengan
internet sehingga dapat dipantau. Sistem yang akan dibuat hanya dikhususkan untuk melakukan
proteksi tegangan yang ada di rumah tangga, dengan tegangan normal 220 V AC. Dari pengujian
yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa sensor tegangan yang berfungsi mengukur tegangan
menunjukan hasil pengukuran dengan tingkat akurasi sebesar 99,62% dan dalam fungsi proteksi
relay sudah mampu melakukan fungsi proteksi dengan menunjukan keadaan mati saat tegangan
yang terbaca di atas 231 dan di bawah 198 VAC. Saat kondisi normal, relay berada pada kondisi
hidup. Dalam fungsi monitoring proses penggiriman data menunjukan waktu selisih pengiriman
rata-rata sebesar 20s.
Abstract
In an electrical system that is in the household can occur disturbances caused by unstable
voltage, including overvoltage and undervoltage. This disturbances can damage the household
device. It needs a parameter that should be considered, especially in voltage protection system
of the electrical system. In this final assignment, be made voltage protection system that aims to
protect home appliances from disturbance of voltage. The way the system works is by beginning
with the read voltage source by the voltage sensor and then set the protection rule by the
microcontroller so that relay can cut the current flow if there are overvoltage and undervoltage.
The advantages of the designed system compared to existing systems which have the ability to
monitor the voltage that connected to the internet, so it can be monitored. The system will be
made specific only to voltage protection that is in the household, with normal
Makalah dikirim 23 Maret 2017; Revisi 25 Mei 2017; Diterima 1 Juli 2017
Sistem Proteksi dan Monitor Tegangan terhadap Beban Kelistrikan Rumah Tangga,
Geba Wirarahman, Ekki Kurniawan, ST., MT., Estananto, ST., M.SC., M.B.A
ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 1 – 9
ISSN: 2503-0221 2
voltage of 220 V AC. From the test conducted, the result shows that the voltage sensor which
measures the voltage shows the measurement results with an accuracy of 99.62% and in the
protective function of the relay is able to perform the protection function by showing off condition
when the voltage reads above 231 and below 198 VAC. When normal conditions, the relay is on
conditions. In the monitoring function of data submission process by showing the average
shipping time difference is 20s.
1. Pendahuluan
Dalam pembangunan sistem kelistrikan rumah tangga dapat terjadi penurunan kualitas
sistem yang disebabkan oleh gangguan tegangan ketika penyaluran daya listrik ke beban.
Gangguan tersebut berupa tegangan naik dan tegangan turun. Gangguan tegangan naik dan
turun dapat memiliki dampak buruk untuk perangkat. Sistem proteksi tegangan merupakan
sebuah pengaturan keamanan tegangan terhadap beban agar tegangan masukan sesuai dengan
tegangan normal yang dibutuhkan oleh beban. Sistem proteksi tegangan dapat memiliki banyak
manfaat jika digunakan. Adanya sistem proteksi maka perangkat yang berhubungan dengan
listrik akan menjadi aman dan terhindar dari kerusakan. Perangkat proteksi yang selama ini
dipakai di rumah tangga yaitu sebuah MCB (Miniature Circuit Breaker) yang berfungsi untuk
membatasi arus. Namun menggunakan MCB saja belum cukup untuk melakukan proteksi, karena
hanya melakukan proteksi terhadap beban lebih saja. Sistem yang dicancang bertujuan untuk
menambahkan fungsi proteksi yang ada di rumah tangga, bukan untuk mengantikan fungsi MCB.
Alat yang digunakan dalam sistem proteksi tegangan terdiri dari sensor tegangan, mikrokontroler
dan solid state relay yang bekerja sebagai pemutus arus. Dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi internet maka ditambahkan fungsi monitoring yang berguna untuk memantau nilai
tegangan yang terukur.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Tegangan
Saat merancang suatu sistem tenaga listrik harus memperhatikan banyak hal, jika
terdapat hal kecil yang terlupakan maka akan dengan mudah sistem tersebut mendapatkan
Sistem Proteksi dan Monitor Tegangan terhadap Beban Kelistrikan Rumah Tangga,
Geba Wirarahman, Ekki Kurniawan, ST., MT., Estananto, ST., M.SC., M.B.A
ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 1 – 9
ISSN: 2503-0221 3
gangguan. Menurut peraturan menteri energi dan sumber daya mineral Republik Indonesia No 4
(2009), dalam bab aturan penyambungan dijelaskan bahwa batasan titik sambung meliputi
sambungan konsumen. Semua titik sambung mengikuti persyaratan teknik sistem distribusi
antara lain frekuensi nominal sistem adalah 50 Hz dan frekuensi normal mempunyai rentang
antara 49,3 Hz sampai dengan 50,5 Hz. Tegangan sistem distribusi harus dijaga pada batas-
batas kondisi normal yaitu maksimal +5% dan minimal -10% dari tegangan nominal [2].
Merancang sistem yang ada hubungannya dengan tegangan atau arus listrik diperlukan sistem
proteksi. Dengan adanya sistem proteksi diharapkan akan lebih aman dari gangguan. Banyak
gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik. Perangkat harus tetap dilindungi terhadap
gangguan yang memungkinkan untuk terjadi. Gangguan bisa berupa tegangan turun sering
disebut undervoltage. Gangguan lain bisa berupa tegangan yang tiba-tiba naik atau sering
disebut overvoltage [3]. Akibat dari tegangan naik dan turun ini, harus sudah diperhitungkan pada
waktu perencanaan sistem tenaga listrik tersebut.
Untuk mempermudah memahami prinsip kerja dari perancangan, maka di buat diagram
blok sistem. Gambar 1 merupakan blok diagram sistem proteksi tegangan terhadap beban
kelistrikan rumah tangga.
Sumber
Tegangan
PC/HP Sensor Tegangan
Pemutus Arus
Indikator Beban
Sistem
Berdasarkan perancangan, prinsip kerja sistem proteksi ini akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Berdasarkan pembacaan sumber tegangan AC yang bersumber dari PLN oleh sensor
tegangan. Sensor tegangan bekerja menurunkan tegangan terlebih dahulu dengan
menggunakan transformator lalu merubah tegangan AC menjadi DC dengan menggunakan
dioda jembatan. Setelah itu ditambahkan elekrolit kondensator yang berfungsi untuk
melakukan filter. Tegangan DC yang didapat akan diolah yang nantinya akan menjadi
masukan ADC mikrokontroler. Sebelum memasuki mikrokontroler dirancang rangkaian
pembagi tegangan untuk membatasi tegangan yang masuk ke mikrokontroler.
2. Dalam mikrokontroler terjadi beberapa pengaturan tegangan yang akan diproteksi, meliputi
tegangan normal, tegangan lebih dan tegangan kurang. Mikrokontroler yang digunakan yaitu
Atmega328 yang terdapat dalam modul arduino nano. Pemilihan modul arduino nano yaitu
Sistem Proteksi dan Monitor Tegangan terhadap Beban Kelistrikan Rumah Tangga,
Geba Wirarahman, Ekki Kurniawan, ST., MT., Estananto, ST., M.SC., M.B.A
ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 1 – 9
ISSN: 2503-0221 4
memiliki spesifikasi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan sistem. Seperti port digital,
analog dan kapasitas memori yang terpenuhi.
3. Sumber tegangan AC yang masuk akan ditampilkan melalui layar penampil. Dengan
menggunakan algoritma tetentu maka tegangan yang terukur dapat ditampilkan ke LCD yang
berukuran 16x2.
4. Untuk memantau nilai tegangan dan waktu terjadinya tegangan turun dan naik dibutuhkan
modul wifi yang dapat terhubung internet yang bertujuan merekam nilai tegangan, sehingga
dapat terpantau ketika terjadi gangguan. Modul wifi yang digunakan yaitu ESP 01. Pemilihan
modul ini dikarenakan dapat terkoneksi dengan arduino dengan mudah dan harga yang relatif
murah. Dalam monitoring dapat dilakukan melalui PC atau smartphone yang terkoneksi ke
internet melaui web thingspeak atau aplikasi android virtuino.
Sistem Proteksi dan Monitor Tegangan terhadap Beban Kelistrikan Rumah Tangga,
Geba Wirarahman, Ekki Kurniawan, ST., MT., Estananto, ST., M.SC., M.B.A
ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 1 – 9
ISSN: 2503-0221 5
Dalam perancangan sistem proteksi tegangan digunakan software arduino IDE untuk
mengatur kerja dari mikrokontroler. Software arduino menggunakan bahasa pemrograman C.
Dalam melakukan monitoring digunakan web thingspeak dan aplikasi virtuino. Sebelum itu
dilakukan koordinasi antara mikrokontroler dengan modul ESP 01 dapat berkomunikasi dengan
baik. Dalam komunikasi antara mikrokontroler dengan modul wifi digunakan AT command melalui
serial monitor dari software arduino IDE. Untuk monitoring melalui aplikasi android virtuino data
yang didapatkan dari web thingspeak akan diambil oleh virtuino. Setelah menginstal virtuino
langkah selanjutnya yaitu desain background yang nantinya akan menjadi tampilan dalam
aplikasi virtuino. Dalam aplikasi tersebut dilakukan pengaturan agar data dari thingspeak dapat
diambil. Pada Gambar 4 menunjukan bahwa fungsi monitoring dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu melalui LCD, web thingspeak dan aplikasi virtuino.
LCD
Monitoring Thingspeak
Virtuino
Mikrokontroler
Pada aplikasi virtuino ditambahkan fungsi tambahan yaitu pada saat kondisi proteksi sedang
bekerja maka aplikasi virtuino dapat mengirimkan sebuah pesan SMS dan alarm seperti yang
ditunjukan pada Gambar 5, sehingga pada saat terjadi gangguan dapat diketahui keadaanya.
Pengirimkan SMS dan alarm diatur melalui aplikasi virtuino.
SMS
Gangguan Tegangan ?
Alarm
Sistem Proteksi dan Monitor Tegangan terhadap Beban Kelistrikan Rumah Tangga,
Geba Wirarahman, Ekki Kurniawan, ST., MT., Estananto, ST., M.SC., M.B.A
ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 1 – 9
ISSN: 2503-0221 6
Sensor tegangan berfungsi untuk membaca nilai tegangan yang terukur pada sumber
tegangan AC. Pada pengujian ini dilakukan pengambilan data berupa nilai tegangan terukur pada
sumber tegangan AC dan tegangan DC yang masuk ke mikrokontroler dengan rangkaian sensor
tegangan yang telah dibuat. Gambar 6 dan 7 merupakan grafik hasil perbandingan antara
tegangan AC (VAC) dan tegangan DC (VDC) yang diperoleh dari pengukuran.
V DC
V DC
1 2
0
-1 0 100 200 0
V AC 175 225 275
V AC
Gambar 6. Perbandingan VAC dan VDC 1. Gambar 7. Perbandingan VAC dan VDC 2.
Pada Gambar 6 dan 7 di atas diperoleh hubungan yang linier, ketika tegangan AC naik
maka tegangan DC juga naik. Tabel 1 dan 2 merupakan pengukuran tegangan AC oleh
rancangan sensor dibandingkan pengukuran multimeter dan dilakukan perhitungan kesalahan.
Pada data tersebut diperoleh bahwa %RMSE pada pengukuran 1 dan 2 masing-masing
adalah 0,21% dan 0,39 %. Dilakukan pengukuran 3 dan 4 diperoleh %RMSE masing-masing
0,44% dan 0,42% Rata-rata kesalahan dari hasil pengukuran yaitu sebesar 0,38%. Jadi alat
Sistem Proteksi dan Monitor Tegangan terhadap Beban Kelistrikan Rumah Tangga,
Geba Wirarahman, Ekki Kurniawan, ST., MT., Estananto, ST., M.SC., M.B.A
ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 1 – 9
ISSN: 2503-0221 7
memiliki tingkat ketelitian sebesar 99,62 %. Hal ini dapat dikatakan bahwa alat yang dirancang
memiliki ketelitian yang relatif tinggi.
Pengujian ini dilakukan setelah pembacaan sensor tegangan telah bekerja dengan baik.
Sebuah modul wifi dan mikrokontroler dihubungkan agar fungsi monitoring ini dapat tercapai.
Dalam menghubungkan modul wifi dan mikrokontroler digunakan pengaturan AT command.
pengaturan mode, koneksi dan baudrate dilakukan agar dapat berkomunikasi dengan baik.
Dalam Tabel 3 dan 4 merupakan hasil dari pembacaan data tegangan beserta waktu terkirim
pada web thingspeak.
Dari data di atas dilakukan pengiriman pembacaan nilai tegangan. Nilai tegangan yang
terukur dan data yang terbaca pada web Thingspeak terdapat kesamaan dan diperoleh hasil
masing masing rata-rata selisih waktu pengiriman yaitu 20s. Hal tersebut menjadikan pengiriman
data tegangan yang sudah relatif cepat.Terdapat perbedaan selisih waktu dalam proses
pengiriman data disebabkan oleh adanya delay dalam pemrosesan mikrokontroler dan adanya
noise dalam rangkaian sehingga terjadi gangguan dalam transmisi data. Dibutuhkan waktu dalam
melakukan pemrosesan untuk melakukan pembacaan data tegangan, tegangan DC yang masuk
dalam mikrokontroler dilakukan sampling sehingga memerlukan waktu. Penyebab lain yaitu
waktu yang dibutuhkan modul wifi untuk mengirimkan data agar dapat diterima dengan baik
dalam web.
Dalam tahap ini dilakukan meliputi pembacaan sensor tegangan oleh mikrokontroler yang
dibandingkan dengan pengukuran multimeter buatan pabrik. Data tegangan yang terbaca pada
mikrokontroler akan dikirimkan pada web thingspeak, setelah itu aplikasi virtuino mengambil data
Sistem Proteksi dan Monitor Tegangan terhadap Beban Kelistrikan Rumah Tangga,
Geba Wirarahman, Ekki Kurniawan, ST., MT., Estananto, ST., M.SC., M.B.A
ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 1 – 9
ISSN: 2503-0221 8
dari thingspeak dan melakukan fungsi monitoring. Dalam fungsi proteksi diberikan simulasi
tegangan naik dan turun. Ketika terjadi gangguan maka sistem akan mengirimkan sebuah SMS
dan alarm sebagai penanda terjadi gangguan. Indikator beban yang dipakai adalah sebuah lampu
5 watt dan 2 buah kipas angin. Pada Tabel 5 merupakan hasil pengujian sistem secara
keseluruhan yang diperoleh.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari perancangan dan hasil pengujian dari sistem yang dirancang yaitu sistem
proteksi dan monitor tegangan terhadap kelistrikan rumah tangga dapat disimpulkan beberapa
hal berikut :
1. Pada pengukuran tegangan AC, alat ukur yang dirancang memiliki tingkat akurasi yang relatif
tinggi yaitu sebesar 99,62%.
2. Dalam proses monitoring data yang terkirim memiliki selisih waktu pengiriman rata-rata yaitu
masing masing 20s. Terdapat selisih waktu pengiriman dikarenakan dibutuhkan waktu dalam
melakukan pemrosesan untuk melakukan pembacaan data tegangan dan waktu yang
dibutuhkan modul wifi untuk mengirimkan data ke dalam web dan aplikasi.
3. Pada proses proteksi, relay mampu bekerja dengan cukup baik. Pada saat diberi tegangan
di atas 231 VAC dan di bawah 198 VAC maka relay secara langsung akan memutuskan arus
yang mengalir pada beban.
5.2 Saran
1. Digunakan mikrokontroler yang memiliki kapasitas memori, kecepatan dan resolusi ADC
yang lebih tinggi.
Sistem Proteksi dan Monitor Tegangan terhadap Beban Kelistrikan Rumah Tangga,
Geba Wirarahman, Ekki Kurniawan, ST., MT., Estananto, ST., M.SC., M.B.A
ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 1 – 9
ISSN: 2503-0221 9
2. Digunakan modul wifi yang memiliki spesifikasi yang lebih tinggi agar dapat melakukan
pengiriman data lebih cepat dan baik.
3. Penambahan parameter yang diukur seperti arus dan daya sehingga memperlengkap
pengukuran kelistrikan dalam rumah tangga.
Daftar Pustaka
Sistem Proteksi dan Monitor Tegangan terhadap Beban Kelistrikan Rumah Tangga,
Geba Wirarahman, Ekki Kurniawan, ST., MT., Estananto, ST., M.SC., M.B.A