Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

“KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP”

Disusun Oleh:

Nama : Distira Viro Nika

NPM : A1D021011

Laporan Ke : 4 (Empat)

Dosen Pengampu : 1. Neni Murniati, M.Pd

2. Irwandi Ansori, M.Si

Asisten Dosen : 1. Meina Elsa Putri Kurniati (A1D019001)

2. Zahrotin Saleha (A1D019013)

3. Lonni Bubdah (A1D019016)

4. Dinda Triski Oktaria HA (A1D020001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
I. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari di lingkungan sekitar terdapat berbagai jenis
makhluk hidup dari mulai hewan dan juga tumbuhan. Dapatkah kamu
membedakan antara tumbuhan kelapa aren, nipah dan pinang? Atau dapatkah
kamu membedakan kelompok hewan kucing,singa,harimau dan macan? Setiap
makhluk hidup memiliki perbedaan yang dapat membedakan antara makhluk
hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya. Tiap tiap makhluk hidup
memiliki ciri khasnya masing masing, misalnya variasi bentuk tubuh, cara
beradaptasi, cara berkembang biak, cara memperoleh makanan dan tempat untuk
hidup yang berbeda beda. Berbagai perbedaan ini menciptakan suatu
keanekaragaman makhluk hidup yang disebut keanekaragaman hayati atau
biodiversitas.
Keanekaragaman dapat terjadi pada semua makhluk hidup dalam berbagai
tingkat kehidupan, mulai dari makhluk hidup tingkat rendah sampai makhluk
hidup tingkat tinggi. Tidak hanya memiliki perbedaan, setiap makhluk hidup juga
memiliki persamaan yang disebut keseragaman. Dari keseragaman inilah dapat
diciptakan suatu pengelompokkan makhluk hidup atau yang disebut dengan
klasifikasi makhluk hidup. Makhluk hidup dapat dikelompokkan atas Protista,
tumbuhan dan hewan. Istilah keanekaragaman hayati atau “biodiversitas”
menunjukkan sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen,
jenis dan ekosistem di suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman hayati yang ada
di bumi kita ini merupakan hasil proses evolusi yang sangat lama, sehingga
melahirkan bermacam-macam makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dapat
dikelompokkan atas keanekaraman gen, jenis dan ekosistem.
Manfaat dari mempelajari keanekaragaman hayati ialah dapat menjadi
modal dasar untuk melakukan rekayasa genetika dan kawin silang agar mendapat
bibit unggul, memahami manfaat kenaekaragaman hayati untuk kelangsungan
hidup manusia seperti mencari alternatif untuk bahan pangan,sandang dan papan
dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan
sumber daya hayati yang cocok dengan ekosistem tertentu dalam hal
pengembangan pertanian dan peternakan. Untuk lebih memahami berbagai macam
keanekaragaman makhluk hidup, maka dilakukan lah praktikum ini dengan tujuan
untuk mengenal beraneka ragam Protista, beraneka ragamTtumbuhan dan
beraneka ragam Hewan.
II. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini, ialah untuk:
1) Mengenal beranekaragam Protista
2) Mengenal beranekaragam Tumbuhan
3) Mengenal beranekaragam Hewan

III. Tinjauan Pustaka


Istilah keanekaragaman hayati (biodiversity) pertama kali digunakan dalam
versi panjangnya (biological diversity) oleh Lovejoy pada tahun 1980. Pada
awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah atau kekayaan spesies.
Pada tahun 1996, De Long mengajukan definisi yang lebih komprehensif.
Keanekaragaman hayati menurut definisi ini adalah atribut (ciri( suatu area yang
menyangkut keragaman di dalam dan di antara organisme hidup, kumpulan
organisme, komunitas biotik dan proses biotik yang masih bersifat ilmiah maupun
yang sudah diubah oleh manusia (Leksono, 2011 :1).
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi organisme hidup
pada tiga tingkatan yaitu tingkat gen, spesies dan ekosistem
(Irnaningtyas, 2013 : 410).
Istilah keanekargaman hayati yang meliputi tiga tingkatan disampaikan oleh
Gaston dan Spicer tahun 1998. Tiga tingkatan tersebut menurut skala organisasi
biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies, ekosistem dan proses proses ekologi
dimana bentuk dan kehidupan ini merupakan bagiannya. Istilah ini juga diartikan
sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma
tertentu. Pengetian masing masing tingkatan keanekaragaman hayati tersebut
sebagai beritut :
a. Keanekaragaman genetic, yaitu jumlah total informasi genetic yang
terkandung di dalam individu individu suatu spesies atau populasi
tertentu.
b. Keanekaragaman spesies, yaitu keanekaragaman organisme hidup
atau keanekaragaman spesies suatu area, habitat atau komunitas.
c. Keanekaragaman ekosistemm, yaitu keanekaragaman habitat,
komunitas biotik dan proses ekologi di biosfer (daratan) atau lautan.
Antara individu satu spesies dengan spesies lain terdapat sejumlah perbedaan
anatara lain ukuran tubuh, pola warna, cara pengembangbiakan, variasi bentuk dan
lain sebagainya. Oleh karena, jumlah individu serta keanekaragaman yang begitu
besa, para ilmuwan biologi telah mengembangkan suatu system yang dapat
memudahkan kita mempelajari dan mengenali makhluk hidup. System tersebut
adalah system klasifikasi. Cabang ilmu biologi yang mengkaji pengelompokkan
makhluk hidup disebut taksonomi. System khlasifikasi makhluk hidup pertama
kali dipelopori oleh Carolus Linnaeus pada abad ke -18. Prinsip klasifikasi yang
digunakan oleh Linnaeus adalah pengelompokkan berdasarkan persamaan ciri dan
pemberian nama dengan system tata nama ganda (Leksono, 2011 : 23).
Pada penulisan format nama ilmiah binomial terdiri dari dua bagian, bagian
pertama dari binomial adalah nama genus (jamak;genera) yang menaungi spesies
tersebut. Bagian kedua disebut epitet spesifik, bersifat unik untuk masing masing
spesies di dalam genus tersebut. Contoh binomial adalah Panthera pardus, nama
ilmiah bagi kucing besar yang umumnya disebut macan tutul. Huruf pertama dari
genus ditulis dengan huruf capital dan seluruh binomial dicetak miring.
Selain pemberian nama spesies, Linnaeus juga mengelompokkan mereka di
dalam jenjang katagori yang semakin luas. Pengelompokkan pertama terbentuk
dalam binomial, yaitu spesies yang tampak berkerabat dekat dikelompokkan ke
dalam genus yang sama. System taksonomi yang dinamai berdasarkan Linnaeus,
system Linnaeus, menempatkan sejumlah genus yang sekerabat dalam family yang
sama, family ke dalam ordo, ordo ke dalam kelas, kelas ke dalam filum
(jamak,fila), filum ke dalam kingdom, dan yang terbaru, kingdom ke dalam
domain. Unit taksonomik tertentu pada tingkat jenjang apapun disebut takson
(jamak;taksa) (Campbell, 2010 : 97-98).
Jadi, takson merupakan tingkatan dalam klasifikasi. Takson tersebut dari atas
sampai bawah adalah Kingdom, Phylum/Division, Class, ordor, Family, Genus
Spesies. Semakin ke atas, jumlah makhluk hidup semakin banyak, lebih sedikit
persamaan, lebih banyak perbedaan, dan penggolongan semakin lebih secara
umum. Sebaliknya, semakin ke bawah jumlah makhluk hidup semakin sedikit,
lebih banyak persamaan, lebih sedikit perbedaan, dan penggolongan semakin lebih
secara khusus (Tia Mutiara, 2006).
Klasifikasi dapat berfungsi sebagai alat untuk mempelajari keanekaragaman
hayati. Keanekaragaman hayati dapat dipelajari dengan klasifikasi. Adapun tujuan
pengklasifikasian adalah unutuk :
a. Menyederhanakan objek studi agar mudah dipelajari
b. Mendiskripsikan ciri ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap tiap
jenis
c. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri cirinya d.
Mengetahui hubungan kekerabatan dan sejarah evolusinya e.
Pengklasifikasian melalui pengelompokkan dapat memudahkan dalam
mempelajari organisme yang beranekaragam (Susilowarno, 2007 : 147).

Dalam melakukan suatu proses klasifikasi pada makhluk hidup diperlukan


suatu proses yang disebut identifikasi. Proses identifikasi adalah suatu proses yang
digunakan untuk menentukan suatu persamaan dan perbedaan dua unsur, yaitu
hewan dan tumbuhan, sehingga bisa diketahui apakah dua unsur tersebut
mempunyai hubungan yang sama atau tidak. Mengidentifikasi hewan dan
tumbuhan yang sangat beragam memerlukan pengetahuan morfologi tubuh
organisme (Rifa’I, 2020 : 30).
Beberapa system klasifikasi yang sudah dikembangkan para ilmuan biologi
adalah :
1) Sistem Dua Kingdom System dua kingkom adalah system klasifikasi yang
pertama. Dalam system ini makhluk hidup dikelompokkan dalam dua
kelompok besar, yaitu kelompok tumbuhan (Kingkom Plantae) dan kelompok
hewan (Kingdom Animalia). Kesulitan kesulitan dalam membedakan
semacam ini membuat para ahli biologi menerima system tiga domain. System
tiga domain terdiri dari Bacteria, Archaea, dan Eukarya
(Campbell, 2010 : 113).
2) System Tiga Kingdom System tiga kingdom muncul setelah adanya
mikroskop. Penggunaan mikroskop mengungkapkan adanya makhluk hidup
renik (mikroorganisme) bersel satu (uniseluler) atau bersel banyak
(multiseluler) yang memiliki ciri tumbuhan dan hewan. Makhluk hidup
tersebut dikelompokkan tersendiri, yaitu kingdom Protista. Dengan demikian,
sitem tiga kingdom terdiri dari Protista, Plantae dan Animalia.
3) Sistem Empat Kingdom System Empat Kingdom muncul setelah
berkembangnya teknik dan alat penelitian yang lebih canggih, salah satunya
adalah mikroskop elekronik. Dalam system empat kingdom ini terdiri dari
Monera, Protista, Plantae dan Animalia.
4) Sistem Lima Kingdom System lima kingdom ini dikembangkan oleh
R.H.Whittaker pada tahun 1969. System ini didukung oleh banyak ilmuwan
biologi. Pada system lima kingkom, jamur dipisahkan dari kingdom plantae
berdasarkan ciri struktur sel dan cara memperolehnya. System lima kingkom
terdiri dari Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia
5) System Enam Kingdom Pada system enam kingdom ini terdiri dari
eubacteria, archaebacteria, Protista, fungi, plantae, dan animalia. Klasifikasi
terus berkembang, selain makhluk hidup dalam enam kingdom di atas,
ditemukan virus (Aryulina, 2006 : 27-30).
Kingdom Protista meliputi bermacam macam organisme :
1. Organisme bersel tunggal yang semula dikategorikan sebagai
hewan (Protozoa)
2. Alga bersel tunggal dan multiseluler seaweeds
3. Jamur lender dan beberapa organisme yang semula dimasukkan
ke dalam fungi (Soeprobowati, 2016).
Protista secara harfiah berarti”yang paling pertama”. Protista muncul di
muka bumi sebelum tumbuhan maupun hewan. Terdapat pengelompokan Protista
dari beberapa kelompok, yaitu yang pertama dari protozoa:
a. Rhizopoda ( Filum sarcodina ) Anggota filum ini bergerak dengan isi selnya
kedalam penonjolan sementara yang disebut pseudopodia. Amoeba
merupakam contoh klasik pengelompokan ini. Amoeba makan dengan
fagositosis.
b. Flagelata ( Filum mastigophora ) Flagelata bergerak dengan bantuan satu atau
lebih flagea. Sejumlah spesies flagelata contohnya trichonympha dan
mysotricha. Beberapa flagelata juga bergerak dengan bantuan pseudopodia.
Manusia dan ternak dapat terserang parasite sekelompok flagelata dari genus
trypanosome. Organisme ini menyebabkn penyakit tidur pada manusia dan
penyakit nagana pada ternak.
c. Ciliata ( Filum Ciliophora) Ciliata bergerak dengan menggunakan silia secara
teratur. Semua cilia bersel tunggal. Ciliata ini termasuk filum Ciliophora.
Paramecium yang berbentuk sandal merupakan contoh dari ciliata umumnya
paramecium ini dujumpai dalam air tawar. Ciliata juga bereproduksi dengan
cara reduksi sexual.
d. Sporozoa ( filum sporozoa ) Semua sporozoa hidup sebagai parasite dengan
mengambil makanan dengan menyerap nutrient dari inangnya. Mereka tidak
mempunyai daya gerak pindah. Anggota yang paling dikenal dalam filum ini
adalah genus plasmodium. Sporozoa menyerang sel darah merah yang akan
mengakibatkan penyakit malaria (Kimball, 1988 : 859-865)
Selanjutnya kelompok Protista selanjutnya kelompok Protista yang kedua,
yaitu dari jenis alga. Menurut Tomascik (1997) Alga merupakan salah satu
organisme tingkat rendah yang keberadaannya sangat melimpah, termasuk di
negara kita yang menjadi habitat bagi 88 jenis alga dari seluruh alga yang ada di
dunia. Ditinjau dari segi ekologis, alga berfungsi sebagai sumber makanan bagi
hewan laut, serta alga juga memegang peran penting dalam produksivitas primer di
laut. Dari segi ekonomis alga sering dikaitkan dengan karaginan, alginate, dan
agar-agar dimana ketigabahan ini sering dikembangkan untuk industry makanan,
industry tekstil dan industru kosmetik serta serina dmanfaatkan sebagai pupuk
organik untuk kegiatan pertanian dan juga sebagai media tumbuh untuk kultur
jaringan Alga laut (Seaweed) merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak
memiliki perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang dan daun, meskipun
tampak seperti adanya perbedaan, tetapi sebenarnya hanya merupakan bentuk
thallus. Menurut Sumich (1992), struktur tubuh alga laut terdiri dari 3 bagian
utama, pertama dikenal dengan sebutan blade, yaitu struktur yang menyerupai
daun pipih yang biasanya lebar, bagian kedua Stipe yaitu struktur yang
menyerupai batang yang lentur dan berfungsi sebagai penahan goncangan ombak
dan ketiga holdfast yaitu bagian yang menyerupai akar dan berfungsi untuk
melekatkan tubuhnya pada substrat (Meriam, 2016 : 84-85).
Alga (Protista mirip tumbuhan), mampunyai ciri ciri berklorofil dan bersifat
fotosintetis. Alga dibedakan menjadi enam filum, yaitu :
a) Alga merah (Filum Rhodophyta) Hidup di lautan, beberapa uniseluler,
multiseluler, alga merah melakukan fotosintetis dengan klorofil alga merah
digunakan sebagai makanan, agar-agar merupakan hasil ekstraksi dari alga merah.
b) Dinoflagelata Hampir seluruh dinoflagelata uniseluler, dengan ciri-ciri tidak
mempunyai histon pada kromosomnya, dan pembelahan metosesnya tidak begitu
kopleks.
c) Filum Euglenphyta Euglena merupakan anggota yang khas karena tidak ada
dinding sel, dapat berubah bentuk dengan mudah, bergerak cepat drngan bantuan
flagella panjang yang terletaik diujung anteriornya. Euglenophyta melakukan
fitisintetis dengan kloropil A dan B.
d) Alga pirang (Filum Chrysopyta) Alga pirang mendapat warnanya dari
karotenoit coklat-kuning yang disebut fukosantin. Berklorovfil A dan C,
merupakan kelompok uniseluler dan memiliki banyak flagella.
e) Alga Coklat (Filum Phaeophyta) Anggota filum ini terdiri dari 1500 spesies
mengandung fukosantin yang melapisi waran hijau klorofil (A dan C), bersifat
multiseluler serta bentuk yang hamoir seperti tumbuhan ditemukan di air Asia.
Alga coklat dipakaim untuk makanan dan sebagian dipakai sebagai pupuk dan
yodium (Kimbball, 1988 : 865-870).
f) Alga Hijau Alga hijau terdiri dari dua kelompok utama, Chalorophyta (dari kata
Yunani Chloros, hijau) dan Charophyta. Clorophyta yang paling sederhana adalah
organisme uniuniseluler seprti chlamydomonas, yang menyerupai gamet dan
zoospore dari kloropyta yang lebih komplek. Berbagai spesies klopyta uniseluler
hidup sebagai planton atau mendiami tanah lembab. Kebanyakan kloropyta
memiliki siklus hidup yang komplek, dengan tahapan-tahapan reproduksi seksual
dan aseksual (Campbell, 2010: 155-156).
Menurut Dawes (1998), Alga Hijau pada umumnya mempunyai thallus
berbentuk filament yang bercabang da nada juga tidak bercabang da nada juga
yang berbentuk daun. Alga tersebut mengandung klorofil a dan b yang
memberikan warna hijau, alfa dan beta karoten, lutein serta zeaxanthin
(Meriam, 2016 : 85).
Fungi, sebagian besar eukariota ini tumbuh sebagai filament tubular yang
disebut hifa, jalinan masa hifa disebut miselium. Didinding hifa ini diperkuat oleh
kitin, yang merupakan suatu polimer dari N-asetil glukosamin dan peptidoglikan.
Fungi tidak mempunyai klorofil (heterotrofit), fungi memperoleh makanan dengan
menyerap molekul makanan dari alam sekitarnya. Makanannya dapat berasal dari
sumber-sumber misalnya tanah subur, produk makanan buatan pabrik, tubuh
hewan dan tumbuhan ( baik yang mati maupun yang hidup). Siklus hidup fungi :
spora haploid yang dihasilkan secara aseksual dan seksual.
Fungi debedakan menjadi empat divisi ( penggunaan istilah divisi untuk
menggantikan vilum), terutama berdasarkan macam spora yang dihasilkan yaiotu
Phycomycetes, Ascomycetes Basidiomycetes dan Deuteromycetes ( Impervecti ).
a. Phycomycetes Sebagian hidup di air dan beberapa hidup di darat, dapat
membentuk spora berflagela. Contohnya adalah Phytophthora infestans,
penyebab late blight pada kentang yang menyebabkan kehancuran tanaman
kentang. Phycomycetes darat tidak mempunyai sporamotil ataupun gamet
motil. Sporanya disebar melalui aliran udara. Anggota dari kelompok ini
adalah Rhizopus, misalnya Rhizopus oryzae yang digunakan untuk pembuatan
tempe. Fungi yang dikelompokkan kedalam Pycomycetes berdasarkan dua
kriteria, yaitu pembentukan spora di dalam sporangium dan tidak mempunyai
septa (dinding sekat) pada hifa.
b. Ascomycetes Menghasilkan dua macam spora, yang terbentuk secara aseksual
disebut konidia, berkembang dalam rantai di ujung hifa. Dan sebaliknya ada
yang menguntungkan, yaitu penicillium yang menghasilkan pinisilin
(antibiotic), berperan dalam pembuatan alcohol, industry roti, serta produksi
vitamin dalam industry.
c. Basidiomycetes Fungi dalam divisi ini disebar luaskan oleh spora yang
terbentuk di ujung berbentuk ganda yang disebut basidium. Divisi ini
mencakup jamur (Mushroom), jamur papan,jamur tiram, jamur karat. Jamur
(Mushroom) yang dikenal hanyalah sebagian dari tubuh fungi. Bila keadaan
sesuai, maka miselium membentuk jamur (tubuh buah) di atas permukaan.
Tubuh buah adalah massa hifa terjalin. Basidiomycetes itu penting dalam
ekomoni kita, jamur secara luas digunakan untuk makanan dan budidayanya
merupakan usaha yang penting. Jamur yang hidup liar banyak dimakan.
Beberapa spesies seperti Amanita muscaria teramat beracun (Kimball, 1988 :
874-875).
d. Imperfecti (Divisi Deuteromycetes) Ascomycetes dan Basidiomycetes
dibedakan karena spora seksual yang dihasilkan masing masing, yaitu
askospora dan basidiospora. Akan tetapi banyak di antara fungi tidak dapat
membentuk spora seksual kecuali kalau ada galur berlainan yang berfungsi
sebagai dua induk. Fungi demikian digolongkan dalam fungi Imperfecti.

Liken (Lichenes) bukan merupakan organisme tunggal, melaikan gabungan


miselium fungi yang didalamnya terjalin sel sel alga. Pada beberapa liken,
funginya adalah Basidiomycetes atau Imperfecti, tetapi umumnya adalah
Ascomycetes. Alganya dapat alga hijau atau hijau biru yang uniseluler. Beberapa
alga yang terdapat pada liken (misalnya Nostoc) juga dapat hidup mandiri di alam.
Fungi yang terdapat pada liken mampu hidup pada lingkungan yang paling tidak
sesuai. Penyebaran fungi dengan membentuk spora, yang diterbangkan oleh
angina, tetapi tidak disertai algaenya (Wijayani, 2013 : 119-122).
Plantae merupakan salah satu organisme eukariotik multiseluler yang
memiliki dinding sel dan klorofil. Plantae atau dunia tumbuhan memiliki ciri ciri,
yaitu mengandung klorofil A dan klorofil B, kekurangan daya gerak atau daya
berpindah tempat dengan cara pengerutan serabut, mempunyai tubuh yang
tersusun dari banyak sel yang berlainan untuk membentuk jaringan dan organ,
mempunyai organ seks yang tersusun dari banyak sel tambahan dan menghasilkan
keturunan (Fananiar, 2018 : 254- 255)
Keanekaragaman tumbuhan, di dalam dunia tumbuhan akan tercakup semua
organisme terutama yang mengandung klorofil. Dunia tumbuhan (Regnum
plantanum) dapat dibagi menjadi 3 divisi, yaitu :
1) Divisi Bryophyta (Tumbuhan Lumut) Tumbuhan lumut (Bryophyta)
merupakan tumbuhan penting sebagai perintis yang berperan sebagai pengisi
vegetasi yang ada pada lahan gundul dan membantu memantapkan permukaan
tanah yang mengalami erosi. Lumut (Bryophyta) dapat tumbuh subur di tempat
lembab, merupakan kelompok tumbuhan berspora yang memiliki tubuh
bertalus.. Secara ekologis, keterdapatan lumut dipengaruhi oleh lingkungan
berupa factor biotik dan abiotic.
(Azwad, 2020 : 230-231).
Lumut hati Marchantia polymorpha mempunyai susunan talus yang tegak
rumit. Talus Marchantia polymorpha seperti pita kurang lebih 2 cm lebarnya,
agak tebal, berdaging, bercabang cabang menggarpu dan mempunyai suatu
rusuk tengah yang tidak begitu menonjol. Bagian bawah cabang bertalus
bergulung, merupakan suatu tangkai, didalam gulungan itu terdapat suatu
saluran dengan benang benang rizoid. Bagian atas cabang tadi berulang ulang
mengadakan percabangan menggarpu, hingga akhirnya membentuk suatu bada
seperti batang. Tempat anteridium dan arkegonium terpisah, jadi Marchantiales
berumah dua
(Citrosupomo, 2001 : 186-190).
2) Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku Pakuan) Tumbuhan epifit golongan
paku pakuan (Pteridophyta) menyenangi daerah lembab dan teduh, dapat hidup
di tanah atau menopang pada pohon lain. Tumbuhan paku memiliki bentuk
yang beranekaragam, ada yang berdaun tunggal dan kaku, kadang kadang ada
yang menyerupai jenis anggrek. Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang
wajahnya telah jelas memiliki kormus, artinya telah dengan nyata dapat
dibedakan dalam tiga bagian pokok, yaitu akar, batang dan daun
(Suwila, 2015 : 48)
Tumbuhan paku pakuan mempunyai peranan sangat penting dalam ekosistem
hutan dan manusia. Tumbuhan paku pakuan pada ekosistem hutan berperan
dalam pembentukan humus dan melindungi tanah dari erosi. Tumbuhan paku
pakuan bagi kehidupan manusia berpotensi sebagai sayur sayuran, tanaman
hias, maupun sebagai obat obatan tradisional. Tumbuhan paku dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik dilahan terbuka. Menurut Khamalia et al (2018)
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan perintis setelah terjadi kebakaran hutan
ataupun di hutan yang tertutup tajuk pohon dengan intensitas cahaya matahari
yang cukup dan derajat keasaman (pH) berkisar antara 3,5-6,5 serta intensitas
suhu yang berkisar antara 21-270C untuk mendukung pertumbuhannya.
(Kirno, 2018 :11-12).
3) Divisi Spermatophyta (Tumbuhan berbiji) Tumbuhan berbiji memiliki manfaat
antara lain sebagai makanan pokok sebagai sayuran, sebagai bahan sandang,
sebagai bahan obat obatan, sebagai bahan bangunan dan perabotan rumah
tangga, sebagai peneduh dan sebagai dekorasi. Tumbuhan berbiji
(Spermatophyta) merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat
perkembangan filogenetik tertinggi. Ciri khas yang dimiliki oleh tumbuhan
berbiji yaitu berupa biji (dalam bahasa yunani:Sperma). Tumbuhan berbiji
(Spermatophyta) terdiri dari dua subdivision, yaitu Gymnospermae dan
Angiospermae (Fananiar, 2018 : 254-255).
a. Angiospermae (Tumbuhan Berbiji tertutup) Angiospermae dikelompokkan
menjadi dua kelas yaitu berdasarkan jumlah keeping biji atau daun
lembaga pada bakal embrionya. Tumbuhan berkeping biji tunggal
(Monokotil) adalah salah satu kelompok besar tumbuhan berbunga yang
bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu dau lembaga,
sedangkan tumbuhan berkeping biji dua (Dikotil) adalah segolongan
tumbuhan berbungan yang memiliki ciri khas yang sama dengan memiliki
sepasang dau lembaga. Ciri lain untuk membedakan tumbuhan monokotil
dan dikotil dapat dilihat dari bagian bagian tubuh tumbuhan tersebut,
seperti bagian akar, batang, daun dan bunga.
a) Tumbuhan Dikotil
- Akar berupa tunggang
- Batang berkambium dan bercambang cabang
- Daun bertulang daun sejajar atau melengkung
- Bertulang daun menyirip atau menjari
- Bunga umumnya bagian bunga berjumlah 2,4, dan 5 atau
kelipatannya
- Berkas pengangkut pada batang, pembuluh kayu dan pembuluh
tapis letaknya teratur. Pembuluh kayu sebelah dalam dari pembuluh
tapis
b) Tumbuhan Monokotil
- Akar tersusun atas serabut
- Batang tidak berkambium
-Daun berbentuk pita dan panjang
- Daun lebar lebar dengan bentuk beraneka ragam
- Bunga umumnya bagian bagian bunga berjumlah 3 atau kelipatannya
- Berkas pengangkut pada batang, pembuluh kayu dan pembuluh tapis
letaknya tersebar pada batang (Safitri, 2018 : 33-34).
b. Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka)
Gymnospermae adalah tumbuhan berkayu dan memiliki cambium.
Pembuluh kayu tersusun atas tracheid. Pada pembuluh floem tidak terdapat
sel pengiring kecuali pada melinjo (Gnetum gnemon). Gymnospermae
memiliki beberpa divisi, yaitu :
- Divisi Cycadophyta Tumbuhan dari divisi Cyacadophyta
bercabang sedikit atau bahkan tidak bercabang sama sekali.
Sporofit tersusun dalam strobilus yang terdiri atas strobilus betina
dan strobilus jantan. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan berumah
dua. Contohnya adalah pakis haji (Cycas rumphii).
- Divisi Ginkgophyta Divisi Ginkgophyta hanya memiliki satu
speseies, yaitu Ginkgo biloba. Ginkgo biloba memiliki struktur
daun yang mirip dengan suplir. Tumbuhan ini dipercaya memiliki
khasiat sebagai obat, yaitu sebagai obat asma dan bronchitis.
- Divisi Gnetophyta Divisi ini memiliki daun tunggal yang letaknya
berhadapan. Biji pada Gnetophyta diselubungi mantel. Bunganya
merupakan bunya majemuk. Contohnya melinjo (Gnetum gnemon).
- Divisi Pinophyta (Coniferophyta) Divisi ini memiliki ciri khas,
yaitu daun berbentuk jarum, tumbuhan ini ada yang berumah satu
dan berumah dua. Strobilus betina berukuran besar dan muncul
pada ketiak daun atau ujung cabang yang pendek. Contohnya damar
(Agathis alba) dan pinus (Pinus merkusii)
(Karmana, 2007 : 173-174).
Hewan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu hewan bertulang
belakang (Vertebrata) dan hewan tidak bertulang belakang (Avertebrata). Hewan
tidak bertulang belakang terdiri dari beberapa golongan, yaitu hewan bersel satu
(Protozoa), cacing (Vermes), hewan lunak (Mollusca), hewan berongga
(Coelentera), hewan berkuli duri (Echinodermata), dan hewan berbuku buku
(Athrhopoda). Sedangkan jenis hewan bertulang belakang, yaitu Ikan (Pisces),
Ampibi (Amphibi), Reptil (Reptilia), Burung (Aves) dan Mamalia)
(Lose, 2015 : 119).
Selain itu, hewan juga organisme organisme eukariotik multiseluler yang
dicirkan oleh pola-nutrisionalnya-hewan menelan (ingesti) organisme hidup
lainnya. Banyak hewan yang memangsa hewan lainnya dan dikenali sebagai
karnivora. Yang lainnya memakan tumbuhan dan diklasifikasikan sebagai
herbivore. Ada beberapa kingdom Animalia, yaitu :
1) Platyhelminthes Adalah hewan triploblastic yang paling sederhana, tetapi
kompleksitasnya berada pada tingkat organ, dibandingkan dengan Cnidaria dan
Ctenophora yang berada pada tingkat jaringan. Tubellaria adalah kelas yang
terdiri daric acing cacing pipih yang hidup bebas. Contohnya adalah Planaria.
2) Pseudoselomata : Rotifera dan Nematoda Rotifer dan nematode memiliki
Pseudoselomata. Retifera berukuran amat kecil dan walaupun bersifat
multiseluler, ukurannya bisa jadi lebih kecil daripada amoeba besar.
Sedangkan Nematoda (cacing giling) adalah jumlah individu paling banyak
dari semua filum. Kebanyakan cacing cacing tersebut memiliki ciri khas
berupa bagian yang menyempit, hidup bebas.
3) Selomata Protostoma Annelida, Mollusca, dan Arthropoda adalah ketiga filum
Protostoma utama yang mengalami divergensi evolusioner yang sama.
Arthropoda dan kebanyakan molusca memiliki sitism sirkulatoris terbuka
dengan rongga-rongga besar (hemosoel) diantara arteri dan vena. Annelida
memiliki sistim sirkulatoris tertutup dalam pembuluhpembuluh tertutup (arteri,
kapiler, dan vena) yang menyebar bercabang-cabang keseluruh sisitim
transport. Ketiga filum itu merupakan selomata (fried, 2006:343-345). Kelas
Oligochaeta diberinama sesuai dengan seta yang relative tersebar atau rambut
kejur yang terbuat dari kitin. Contoh hewan yang masuk kelas Oligovhaeta
adalah cacing tanah (Campbell, 2010 : 253-254).
a) Cacing Bersegmen ( Filum Annalida) Cacing dari filum ini bersegmen, artinya
tubuhnya terdiri atas satuan yang berulang-ulang, segmentasi ini tampak
seoerti rangkaian cincin. Ciri-ciri khas annalida adalah simetri bilateral, sistim
peredaran darah tertutup, pembuluh saraf utama terdapat dibagian sentral.
Cacing tanah biasa dan sejumlah cacing air tawar adalah anggota olligochaeta.
Kelas ketiga, hirudinea, terdiri atas lintah.
b) Hewan Lunak (Filum Mollusca) Terdiri atas hewan bertubuh lunak, tidak
bersegmen, banyak diataranya dikelilingi oleh cangkang yang terdiri dari zat
kapur (kalsium karbonat). Sebagian Mollusca hidup di air laut, kebanyakan di
air tawar, dan beberapa di darat. Filum ini dibagi atas tiga kelas besar dan
beberapa kelas kecil, yaitu :
- Kelas bivalvia. Kijing, kerang, kepah, remis, dan sebagainya.
Umumnya dsebut bivalvia karena tubuhnya dilindungi oleh dua
cangkang.
- Gastropoda. Ada siput, keong, bekicot, dan lintah bulan atau slug
(gastropoda tak bercangkang). Gastropoda merupakan kelompok
molusca yang paling besar dan beragam dengan lebih dari 75000
spesies. Cangkangnya serungkali cukup komplek dan berhiaskan
pola. Keseluruhan hewan biasanya dapat menarik diri kedalam
cangkang untuk melindungi dirinya (Fried, 2006: 349).
- Kelas Cephlopoda berbagai jenis gurita dan cumu-cumi.
- Kelas Scaphoda (siput gigi) merupakan kelas kecil hewan laut yang
menghabiskan kehidupan dewasanya didalam pasir.
- Kelas Polypiacophora. Kiton adalah organisme lamban yang hidup
di pantai laut, cangkangnya terdiri atas beberapa lempeng
bertumpantindih.
- Kelas Monoplacophora. Hewan ini sangat menarik karena
mempunyai ciri khas molusca, hewan ini bersegmen seperti
annalida.
c. Hewan Beruas Ruas ( Filum Arthropoda ) Semua anggota filum
Arthropoda mempunyai tubuh bersegmen yang terbungkus dalam suatu
sitoskeleton ( rangka luar ) bersegmen yang kuat terdiri atas, kitin, suatu
polimer NAG. Segmen-segmen utu biasanya dibagi dalam tiga daerah
utama, yaitu kepala, toraks, dan abdomen. Arthropoda mempunyai sistim
peredaran darah terbuka.
d. Filum Chelicerata Terdiri dari kepala dan toraks melebur menjadi
sevalotoraks. Anggota kelompok ini tidak mempunyai antenna.
(Kimball,1983:907-1913).
4) Selomata Deuterostoma Chordata dan Echinodermata adalah kedua filum
filum utama dari kelompok Deuterostoma.
-Echinodermata Merupakan hewan tak bertulang belakang. Hewan ini disebut
hewan berkulit duri. Anggota filum Echinodermata terdiri dari 5 kelas yaitu
asteroidean, ophiurodea, echinodea dan cnidarian. Contoh contoh
Echinodermata yang berperan sebagai detritus yaitu bintang laut, bintang ular
dan bulu babi (Arifah, 2017 :117).
- Chordata Chordata avertebrata terdiri atas dua subfilum, yaitu uruchordata
(Tunikata) yang mendiami habitat benfik (dasar
laut) dan Cephalo chordate (misalnya Lancelet). Kedua subfilum itu juga
vertebrata (Fried, 2006 : 352)
Vertebrata dikelompokka menjadi lima, yaitu :
1) Reptilia Reptilia berasal dari bahasa Latin repere yang artinya
merangkak atau merayap. Kura kura, ular, kadal, buaya tokek, cicak,
semuanya termasuk kelas Reptilia. Reptilian mempunyai pertumbuhan
kulit yang dinamakan sisik, yang pada dasarnya lain daripada sisik ikan.
Reptilian bernapas dengan paru paru. Suhu bada berubah ubah sesuai
dengan keadaan (perubahan lingkungannya). Oleh karena itu, dikatakan
bahwa reptilia itu berdarah dingin. Menurut Campbell (2010 : 289) yaitu
reptile memiliki sisik sisik yang mengandung protein keratin.
2) Amphibia Ada beberapa jenis amphibian yang mirip dengan kadal tetapi
antara amphibia dan reptilia terdapat perbedaan perbedaan yang jelas.
Jantung amphibia hanya terdiri dari satu vertrikel, telur amphibia tidak
memiliki kulit yang keras, sehingga ampibi harus bertelur didalam air
atau pada tempat yang basah. Ada jenis jenis amphibia, yaitu katak
sawah, bancet, dan kodok. Beberapa spesies terrestrial tidak memiliki
paru paru dan hanya bernapas dengan menggunakan kulit dan rongga
mulut. Fertilisasi pada ampibi secara eksternal
(Campbell, 2010 : 285 – 286).
3) Pisces (Latin : Piscis = Ikan) Ikan hanya mempunyai satu vertikel.
Karena itu ikan berdarah dingin. Hampir semua ikan, baik muda maupun
dewasa, mendapatkan udara hanya melalui insang. Terdapat beraneka
macam ikan, masalnya ikan karamura, ikan mujair, ikan kakap, ikan mas
koki, dan ikan lumpur (Sastrodinoto, 1980 : 143-147).
4) Aves (Burung) Aves merupakan sekelompok hewan yang bertulang
belakang (vertebrata) yang unik, karena pada sebagian besar aves adalah
binatang yang beradaptasi dengan kehidupan secara sempurna. Habitat
burung meliputi hutan tropis, rawa rawa, padang rumput, pesisir pantai,
tengah lautan, gua gua batu, perumahan bahkan wilayah perkotaan
(Hidayat, 2017 : 696-697).
Menurut Campbel (2010 : 292), yaitu burung bersifat endotermik,
mereka menggunakan panas metaboliknya sendiri untuk
mempertahankan suhu tubuh yang tinggi dan konstan. 5Rambut,
merupakan karakteristik lainnya dan lapisan lemak di bawah kulit
membantu tubuh mempertahankan panas. System pernapasan dan
sirkulasi yang efesien (termasuk jantung berbilik empat). Mamalia
umumnya memiliki otak yang lebih besar daripada verteberata lainnya
yang berukuran setara. Gigi yang terdiferensiasi merupakan ciri penting
mamalia yang lain. (Campbell, 2010 : 294-295).
IV. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gelas benda
2) Gelas penutup
3) Mikroskop
4) Pinset
b. Bahan
1) Alga ( Sargassum sp. )
2) Jamur tiram ( Pleurotus ostreatus )
3) Lumut ( Marchantia polymorpha)
4) Jagung (Zea mays)
5) Suplir (Adiantum sp.)
6) Melinjo ( Gnetum gnemon L. )
7) Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima)
8) Spesimen cacing tanah (Lumbricus terretris)
9) Cangkang siput (Achantina fullicia)
10) Spesimen udang (Panaeus merguiensis)
11) Spesimen ikan: Ikan mas (Cyprinus sp. )
12) Spesimen amphibia: Katak (Rana sp. )
13) Spesimen reptilia: Cecak (Cosymbotus plathyurus)
14) Spesimen burung: Merpati (Columba sp. )
15) Spesimen mamalia: Kucing (Felis catus)
16) Jamur tempe ( Rhizopus oryzae )
17) Protista Euglena viridis
V. Langkah Kerja
a. Untuk Keanekaragaman Protista
1) Diambil setetes air kolam yang sudah lama tidak diganti
2) Diletakkan di atas gelas benda dan tutup dengan gelas penutup
3) Diamati di bawah mikroskop
4) Diperhatikan bentuk selnya, nukleusnya, kloroplas, bintik pigmen dan
flagelanya
5) Digambar dan diberi keterangan bagian-bagiannya
6) Dituliskan klasifikasinya
b. Untuk Keanekaragaman Tumbuhan
 Pengamatan pada Sargassum sp.
1) Diperhatikan morfologi talusnya (warna, bentuk aksis dan
gelembung udara “Holdfast”) tempat melekat pada habitatnya
2) Digambar dan diberi keterangan bagian bagiannya
3) Ditulis klasifikasinya
 Pengamatan Jamur Rhizopus oryzae
1) Diambil jamur tempe dengan pinset
2) Diletakkan diatas gelas benda, tetesi dengan air dan tutup dengan
gelas penutup
3) Diamati di bawah mikroskop
4) Diperhatikan hifa, stolon, rizoid, sporangium dengan sporangiofor
dan spora sporanya
5) Digambar dan diberi keterangan bagian bagiannya 6. Ditulis
klasifikasinya
 Pengamatan Marchantia polymorpha
1) Diperhatikan morfologi gametofit (bentuk, warna talus dan rhizoid)
dan gametangiumnya (gametangiofor, bentuk cakram dan
gametangium)
2) Digambar dan diberi keterangan bagian-bagiannya
3) Ditulis klasifikasinya
 Pengamatan Adiatum sp.
1) Diperhatikan morfologi: rhizome, akar, batang, bentuk dan letak
sorus pada daun
2) Digambar dan diberi keterangan bagian bagiannya
3) Ditulis klasifikasinya
 Pengamatan Caesalphinia dan Zae mays
1) Diperhatikan morfologi batang, tipe akar, bentuk dan pola
pertulangan daun, jumlah bagian kelopak dan mahkota bunga
2) Digambar dan diberi keterangan bagian bagiannya
3) Ditulis klasifikasinya
c. Untuk Keanekaragaman Hewan
 Pengamatan Cacing Tanah (Lumbricus terretris)
1) Digambar morfologi cacing dan disebutkan bagian bagian
tubuhnya, seperti
- Prostomim: semacam belalai yang dapat dijulurkan dan pada
bagian ini terdapat mulut
- Peristomium: segmen pertama tubuh dan terletak setelah
prostomium
- Setae : Semacam duri yang terdapat pada setiap segmen tubuh
kecuali pada
- segmen pertama dan terakhir (gunakan mikroskop stereo untuk
melihat bagian ini)
- Klitelium : Bagian yang menebal dari segmen tubuh dan
berbentuk seperti cincin dan berfungsi untuk memproduksi
kokon
- Anus : terletak dibagian ujung posterior.
 Pengamatan cangkang siput dan udang
1) Digambar morfologi hewan tersebut dan disebutkan bagian
bagiannya
 Pengamatan pada Ikan Nila dan Ikan Mas
1) Diperhatikan tubuh bagian luar ikan, dipelajari kepala (caput),
badan (truncus) dan ekor (kauda)
2) Digambar dengan seksama dengan memberikan keterangan
seperlunya. Pada bagian kepala terdapat celah mulut (Rima oris),
cekung hidung (Fovea nasalis), mata (Organo ficus), dan tutup
insang (Apparatus apercularis). Pada bagian badan terdapat sisik
(Squama), Linea lateralis, anus, porus genitalia, pinna pectoralis
(sirip dada), Pinna abdomeniales, Pinna analis (sirip anal), Pinna
dorsalis (sirip punggung), dan pada bagian ekor terdapat sirip
ekor(Pinna caudalis).
 Pengamatan Katak (Rana sp.)
1) Digambar morfologi katak
2) Ditulis bagian kepala, truncus dan kaki depan (ekstremitur
anterior)serta kaki belakang (ekstremitur posterior)
3) Ditulis pula organ organ seperti alat penglihatan, celah mulut,
mulut, alat pendengaran, cekung hidung, dan anus dalam bahasa
latin
 Pengamatan Cecak (Cosymbotus plathyurus)
1) Digambar morfologi hewan
2) Ditulis bagian bagian kepala, , truncus dan kaki depan (ekstremitur
anterior)serta kaki belakang (ekstremitur posterior)
3) Ditulis pula organ organ seperti alat penglihatan, celah mulut,
mulut, alat pendengaran, cekung hidung, dan anus dalam bahasa
latin
 Pengamatan Kucing (Felis catus)
1) Digambar morfologi hewan
2) Ditulis bagian bagian kepala,truncus dan kaki depan serta kaki
belakang
3) Ditulis pula organ organ seperti mata, hidung, lupang pelepasan
dalam bahasa latin
 Pengamatan Merpati (Columba sp.)
1) Digambar morfologi hewan
2) Dituliskan bagian bagian Leher (Cervix), sayap, ekor dan kaki
3) Ditulis pula organ organnya seperti alat penglihatan, paruh, lubang
pendengaran, lubang hidung (sudah berhubungan dengan
tenggorokan), dalam bahasa latin.
VI. Hasil
Berikut hasil pengamatan terhadap berbagai spesies, baik itu Tumbuhan, Hewan
ataupun Protista.

1) Keanekaragaman Tumbuhan

No Foto Gambar Keterangan Klasifikasi


Pengamatan
Kingdom : Protista
1. Gas
1. Divisi : Phaeophyta
Bladd
er Klas:Phaeophyceae
2. Blade Ordo : Fucales
3. Stipe Family :
Holdf
ast Sargassaceae
Genus : Sargassum
Alga Coklat
Spesies :
(Sargassum sp.)
Sargasum sp.
(Pakidi,2017:553)

2. 1. Tudu Kingdom : Fungi


ng Kelas:
jamur Homobasydiomyce
2. Tangk tec
ai Ordo : Agaricales
3. Akar Family:
Jamur tiram
Tricholomataceae
( Pleurotu
Genus : Pleurotus
s ostreatus
Spesies :
)
Pleurotus ostreatus
(Moore,1996)

3. 1. Arkeg Kingdom : Plantae


onium Divisi:
2. Anteri
Marchantiophyta
dium
3. Talus Kelas:
Lumut daun Marchantiopsida
( Marchanti 4. Rhizo Ordo:
a id Marchantiales
polymorpha) 5. Gem Family:
ma Marchantiaceae
Genus:
Marchantia
Spesies:
Marchantia
polymorpha L.
(Glime:9)

4. 1. Bung Kingdom : Plantae


a Divisi:
angiospermae
2. Buah
Kelas:
Jagung 3. Batan
Monocotyledonae
(Zea mays) g
Ordo : Poales
4. Daun
Family : Poaceaae
5. Akar
Genus : Zea
Spesies : Zea
mays

(Prahasta,2009)

5. 1. Daun Kingdom : Plantae


2. Spora Divisi:
3. Batan Pteridophyta
g Kelas : filicopsida
4. Akar Ordo: Polypodiales
Family:
Suplir Pterideceae
Genus : Adiatum
( Adiantum sp.)
Spesies : Adiatum
sp.
(Ika.,dkk,2021:98)
6. 1. Buah Kingdom : Plantae
2. Daun Divisio : Pinophyta
3. Batan Sub Divisi :
g Gnetophytina
4. Akar Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Mellinjo Family : Gnetaceae
Genus : Gnetum
(Gnetum gnemon
Spesies : Gnetum
L.)
gnemon L.
(Honton,2004)

7. 1. Bung Kingdom : Plantae


a Divisi:
2. Ranta Magnoliophyta
i Kelas:
3. Daun Magnoliopsida
4. Batan Ordo : fabales
Kembang merak
g Family:
(Caesalpinia 5. Akar Caesalpiniaceae
pulcherrima) Genus:
Caesalpinia
Spesies:
Caesalipinia
pulcherrima L.
(Rideng,1989)

8. 1. Spora Kingdom : Fungi


ngium Divisi: Zigomycota
2. Spora Klelas:
ngiof Zigomycetes
or Ordo : Mucorales
Jamur tempe
3. Hifa Family:
(Rhizopus oryzae)
4. Spora Mucoraceae
Genus :
Rhizopus
Spesies : Rizopus
oryzae
(Germain,2006)

2) Keanekaragaman Hewan

No Foto Gambar Keterangan Klasifikasi


Pengamatan

1. 1. Mulut Kingdom:
Animalia
2. Segmen
Filum : Annalida
3. Klitelium
Kelas:
4. Anus
Oligochaeta

Cacing tanah Ordo:

(Lumbricus Megadrilacea

terretris) Family:
Lumbriadae

Genus: Lumbricus

Spesies:
Lumbricu
s
terrestris
(John,2007)

2. 1. Kepala Kingdom:
Animalia
2. Mata
Filum : Mollusca
3.Tentakel
panjang Kelas:
Gastropoda
4.Cangkang
Cangkang siput utama Ordo:
Sytromatophora
( Achantina 5. Cangkang
fullicia ) 6. Sutura Family:
Achatinidae
7. Apex
Genus : Achatina
8.Tentakel
pendek Spesies :
Achatina fulica
9. Kaki
(Oemarjati,1990:6
1)

3. 1. Rostum Kingdom:
2. Mata
Animalia
3. Karapas
4. Ruas perut
1 Filum:
5. Ruas perut Arthropoda
2
6.Ruas perut Sub filum:
Udang 3
7. Ruas perut crustacean
( Panaeus 4
8. Ruas perut Ordo : decapoda
merguiensis ) 5
9. Ruas perut Family : penaedae
6
10.Uropoda Genus : Panaeus
11.Pleopoda
12.Pereiodop Spesies : Panaeus
a
merguiensis
13. Antenna
(Wyban.et.al,200
0)

1. Otak
4. Kingdom:
2. Mata Animalia
3. Insang
Filum : Chardata
4. Sirip
punggung Kelas:
5. Ginjal Aetinoprerygi
6. Tulang
Ikan mas punggung Ordo:
(Cyprinus sp.) 7. Sirip dada cyriniformes
8. Sisik
Family:
9. Empedu Cyprinidae
10. Perut
Genus : Cyprinus
11. Anus
12. Sirip Spesies :
belakang Cyprinus sp.
13. Daging
(Susanto,2003:23
14. Ekor
7)

5. 1. Mulut Kingdom:
2. Nostril
Animalia
3. Kepala
Pylum :
4. Mata
Chordata
5. Membrane
tempani Class : Amphibi
Katak
(Rana 6. Punggung
Ordo :
sp.) 7. Kloaka
Diploceola
8. Perut
9. Lengan Famili : Ranidae
bawah
Genus : Rana
10. Kaki
belakang Spesies
11. Selaput : Rana sp.
kaki
12.Kaki (Arie 1999)
depan
13. Jari

6. 1. Mulut Kingdom:
Animalia
2. Mata
Filum : Chordata
3. Telinga
Kelas : Reptil

Cecak Ordo : Squamata


(Cosymbotu 4. Kulit Family:
Gekkonidae
s
5. Kloaka
Genus:
plathyurus)
Cosymbotus
6. Jari kaki
Spesies:
7. Ekor Cosymbotu
s
plathyurus
(De Rooij, N.
1915)

7. 1. Mata Kingdom:
Animalia
2. Hidung
Filum : Chordata
3. Paruh
Merpati
Kelas : Aves
(Columba sp.) 4. Sayap
Ordo : Columbia
5. Dorsal
former
6. Ekor
Family:
7. Kaki Columbiadae

Genus : Columba

Spesies :
Columba sp

(John,2000)

8. 1. Ekor Kingdom:
Animalia
2. Badan
Filum : Chodarta
3. Lengan
kaki Kalas :
Mammalia
4.Kaki
belakang Ordo : Carnivora

Kucing 5. Jari kuku Family : Felidae


(Felis catus) 6. Kaki depan Genus : Felis
7. Telinga
Spesies:
8. Mata
Felis catus
9. Hidung
(Sulaiman,2010)
10. Mulut

11. kumis

3) Keanekaragaman Protista

No Foto Pengamatan Gambar Keterangan Klasifikasi

1. 1. Flagella Kingdom:
Euglenophyta
2.Vakuola
kontraktil Filum:
Euglenoidea
3. Reservoir
Euglena viridis Kelas:
4. Fotoreseptor
Euglenales
5. Stigma
Ordo:
6. Badan golgi Euglenaceae

7. Kloroplas Genus:

8. Nucleolus Euglena

9. Nucleus Spesies

10. Pelikel Euglena viridis

11. Mitokondria
12. Paramilon
VII. Pembahasan
Keanekaragaman makhluk hidup disebut juga keanekaragaman hayati atau
biodiversitas. Menurut teori Supriatna (2018: 12), biodiversitas adalah
kepanjangan dari biological diversity,pada 1989. Definisi biodiversitas sangatlah
beragam, dan devinisi yang mudah untuk dipahami adalah “kekayaan hidup di
bumi, jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, genetika yang
dikandungnya, dan ekosistem yang dibangunnya menjadi lingkungan hidup.”
Definisi ini dipertimbangkan dari 3 tingkatan, yaitu spesies yang mencakup
seluruh organisme di bumi termasuk bakteri dan Protista pada dunia hewan,
tumbuhan dan jamur. Dalam skala lebih kecil yaitu variasi genetic.
Keanekaragaman makhluk hidup adalah suatu istilah yang menunjukkan sejumlah
variasi yang ada pada makhluk hidup disuatu lingkungan tertentu. Keanekragaman
dapat terjadi karena adanya perbedaan ciri ciri dari masing masing makhluk hidup
seperti sifat, warna, ukuran, bentuk habitat dan lain sebagainya.

a. Keanekaragaman Tumbuhan
Pada praktikum mengenai keanekaragaman tumbuhan yang diamati adalah
morfologi dari tumbuhan Alga (Sargassum sp.) , jamur tiram (Pleurotus
ostreatus), lumut (Marchantia polymorpha), Jagung (Zea mays), suplir
(Adiatum sp), melinjo (Gnetum gnemon), kembang merak (Caesalpinia sp),
jamur tempe (Rhizopus oryzea).

1) Pengamatan Alga (Sargassum sp.)


Pada pengamatan Alga (Sargassum sp.) tampak bagian-bagian
morfologi dari alga (Sargassum sp) ialah memiliki Gas Bladder, Blade, Stipe,
Holdfast. Dalam penglihatan langsung, Nampak terlihat seperti akar, daun dan
juga memiliki tangkai seperti batang dan semuanya berwarna coklat. Daunnya
sendiri berbentuk bulatan dan Nampak semperti gelembung. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan ini, sesuai dengan teori menurut Pansing
(2017:14-15) yang menyatakan bahwa alga Pada jenis ini memiliki tinggi
tallus 30 cm berwarna coklat, setelah di herbarium yang berubah menjadi
coklat tua. Tipe bergerigi agak berjarak terpisah yang ada pada bagian luar
ujung daun. Bagian permukaan daun terdapat banyak bulat seperti gelembung,
titik kecil-kecil berwarna hitam , Pangkal DaunSedikit meruncing agak kasar
pada bagian permukaannya, Percabangan menyatuh, padat dan banyak dan
gelembung atau vesicle.
Peranan Alga (Sargassum sp.) dalam kehidupan ini sangatlah banyak,
misalnya saja dapat dimanfaatkan dalam industri makanan, misalnya
Laminaria, Fucus, Ascophylum Alga cokelat bermanfaat bagi industri
makanan dan farmasi. Algin (asam alginat) yang merupakan bagian
koloid dari alga cokelatdigunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet,
salep, obat pembersihgigi, losion, dan krem sehabis bercukur. Selain
itu, alga cokelatdigunakan untuk makanan ternak dan sebagai pupuk karena
kandungannitrogen dan kaliumnya cukup tinggi sedangkan fosfornya rendah.
Selain itu, sebagaimana yang dijelaskan oleh Pansing (2017: 553-554)
dinyatakan bahwa Alga dimanfaatkan dalam dunia industri tekstil untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri. Digunakan sebagai
bahan pembuat bahan biomaterial untuk teknik pengobatan, misalnya
Macrocytis Pyrifers. Telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam
bidang industri makanan, farmasi, kosmetika, pakan, pupuk, tekstil, kertas, dan
lain sebagainya. Hasil ekstraksi Sargassum sp. berupa alginat banyak
digunakan industri makanan untuk memperkuat tekstur atau stabilitas dari
produk olahan, seperti es krim, sari buah, pastel isi, dan kue. Sargassum sp.
juga telah dimanfaatkan di bidang farmasi dan ternak.

2) Pengamatan Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)


Pengamatan kedua pada Jamur tiram (Pleurotus ostreatus), terlihat
adanya bagian tudung (pileus), tangkai (stipe) dan rizoid. Rizoid pada jamur ini
berfungsi untuk mengambil nutrient yang ada didalam tanah. Jamur tiram
(Pleurotus ostreatus), termasuk kedalam Basidiomycetes, karena mempunyai
tudung (tubuh buah). Memiliki spora yang disebut basidium. Dimana tubuh
buah ini berkembang di bawah hifa dan menyebarkan spora melalui udara.
Pada fungi kelompok Basidiumycete ini beberapa bisa dimakan kecuali spesies
seperti Amanita muscaria teramat beracun. Hal ini sesuai dengan literature
Menurut Kimball (1988) Fungi dalam divisi ini disebar luaskan oleh spora
yang terbentuk di ujung berbentuk ganda yang disebut basidium. Divisi ini
mencakup jamur (Mushroom), jamur papan,jamur tiram, jamur karat. Jamur
(Mushroom) yang dikenal hanyalah sebagian dari tubuh fungi. Bila keadaan
sesuai, maka miselium membentuk jamur (tubuh buah) di atas permukaan.
Tubuh buah adalah massa hifa terjalin. Basidium berkembang di bagian
bawahnya dan menyebarkan spora di udara.Basidiomycetes itu penting dalam
ekomoni kita, jamur secara luas digunakan untuk makanan dan budidayanya
merupakan usaha yang penting. Jamur yang hidup liar banyak dimakan.
Beberapa spesies seperti Amanita muscaria teramat beracun.
Peranan Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) yaitu bagi kesehatan, bisa
mencegah penyakit kanker dan jantung, bisa digunakan sebagai bahan sayuran
dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi jika dijaul. Sebagaimana
literature menurut Nasution (2016:38) yang menyatakan Jamur tiram putih
mempunyai manfaat sangat besar bagi kesehatan karena didalamnya
banyak mengandung zat gizi yang seimbang terutama kandungan
karbohidrat dan protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jamur tiram
putih merupakan jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih
tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya.Jamur tiram putih
mengandungprotein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan riboflavin lebih
tinggi dibandingkan jenis jamur lain .

3) Pengamatan Lumut (Marchantia polymorpha),


Pada pengamatan tumbuhan lumut (Marchantia polymorpha),
terlihat adanya bagian bagian seperti Arkegonium, Anteridium, Arkegoniofor,
Anteridiofor, talus, gemma dan rhizoid. Tumbuhan lumut hati (Marchantia
polymorpha) termasuk ke dalam golongan tumbuhan lumut (Bryophyta)
karena belum bisa dibedakan antara daun, akar, dan batang atau disebut juga
dengan tumbuhan bertalus. Tumbuhan lumut hati (Marchantia polymorpha)
termasuk ke dalam bangsa Marchantiales. Gametangium Marchantia didukung
oleh cabang talus yang tumbuh tegak dan bagian bawahnya bergulung. Hal ini
seperti yang dijelaskan dalam literature, yaitu Menurut Citrosupomo (2001)
Lumut Marchantia polymorpha masuk ke dalam bangsa Marchantiales.
Lumut hati mempunyai susunan talus yang tegak rumit. Talus Marchantia
polymorpha seperti pita kurang lebih 2 cm lebarnya, agak tebal, berdaging,
bercabang cabang menggarpu dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak
begitu menonjol. Gametangium Marchantia didukung oleh suatu cabang yang
tumbuh tegak. Bagian bawah cabang bertalus bergulung, merupakan suatu
tangkai, didalam gulungan itu terdapat suatu saluran dengan benang benang
rizoid. Bagian atas cabang tadi berulang ulang mengadakan percabangan
menggarpu, hingga akhirnya membentuk suatu bada seperti batang. Tempat
anteridium dan arkegonium terpisah, jadi Marchantiales berumah dua.
Peranan Tumbuhan lumut (Bryophyta) yaitu sebagai pengisi vegetasi
pada lahan gundul, membantu memantapkan permukaan tanah, yang
mengalami erosi. Lumut juga memiliki spora. Akar pada lumut dinamakan
rizoid, dimana akar ini berfungsi untuk melekatkan diri lumut pada dinding.
Pernyataan itu sesuai dengan literature Menurut Azwad (2020), yaitu
Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan penting sebagai perintis
yang berperan sebagai pengisi vegetasi yang ada pada lahan gundul dan
membantu memantapkan permukaan tanah yang mengalami erosi. Lumut
(Bryophyta) dapat tumbuh subur di tempat lembab, merupakan kelompok
tumbuhan berspora yang memiliki tubuh bertalus. Lumut primitive, talusnya
berbentuk lembaran, sedangkan lumut yang lebih maju talusnya menyerupai
tumbuhan tingkat tinggi dengan batang tegak dan dikelilingi daun.Lumut
secara morfologis, memiliki struktur mirip akar yairu (rizoid) sebagai penyerap
air sekaligus berfungsi untuk melekatkan diri pada substrat tanah, bebatuan
atau pepohonan.

4) Pengamatan Jagung (Zea mays)


Pada pengamatan tumbuhan jagung (Zea mays), tampak bagian
bagian morfologi dari jagung (Zea mays) terdiri dari akar, batang, daun dan
buah. Akar pada tanaman jagung (Zea mays) adalah serabut, memiliki batang
yang tegak dan batangnya tidak berkambium, dan batangnya beruas ruas. Ruas
terbentuk oleh pelepah daun. Daun pada Zae mays merupakan daun sempurna
dengan bentuk yang memanjang, berwarna hijau saat muda dan berwarna
kuning saat tua. Tanaman jagung (Zea mays) memiliki tulang daun sejajar.
Dari penjelasan morfologi di atas, tanaman jagung (Zea mays) termasuk
kedalam tumbuhan monokotil, karena memiliki akar serabut, batangnya yang
tegak lurus serta bentuk tulang daun yang sejajar. Dari pengamatan morfologi,
sama seperti literature, yaitu Menurut Safitri (2018) ciri ciri tumbuhan
monokotil yaitu akar tersusun atas serabut, batang tidak berkambium, daun
berbentuk pita dan panjang, daun lebar lebar dengan bentuk beraneka ragam,
bunga umumnya bagian bagian bunga berjumlah 3 atau kelipatannya dan
berkas pengangkut pada batang, pembuluh kayu dan dan pembuluh tapis
letaknya tersebar pada batang.
Peranan tanaman jagung (Zea mays) yaitu sebagai sumber makanan
salah satu bahan pangan, jagung berpotensi untuk diolah menjadi berbagai
jenis makanan baik bahan makanan konsumsi ataupun untuk pakan ternak atau
bahkan menjadi souvenir . Hal tersebut sesuai literratur menurut Sinjai (2009)
yang menyatakan Kedudukan jagung sebagai bahan pangan nasional
merupakan makananpokok utama setelah beras, sehingga menjadi penyangga
ketahanan pangannasional. Perbaikan perekonomian nasional yang ditandai
dengan meningkatnyapendapatan perkapita, proporsi jagung sebagai bahan
pangan tergeserkanmenjadi bahan baku utama industri pakan ternak.
Komponen utama (54 s.d60%) dalam ransum pakan ternak adalah jagung.
Pada bagian berfungsi untuk menyerap air, unsur hara, dan mineral dari dalam
tanah menuju akar. Fungsi batang pada tanaman jagung adalah untuk
menyokong tubuh tumbuhan, tempat lalu lintasnya pengangkutan air, mineral,
dan zat makanan serta tempat melekatnya daun. Sedangkan fungsi daun dalah
sebagai tempat fotositetis dan sebagai alat pernapasan yang terjadi di stomata.
Pada tanaman jagung (Zea mays) yang dapat dimanfaatkan adalah bagian
buahnya, yaitu untuk makanan pokok pengganti nasi, untuk pembuatan tepung
maizena, melancarkan pencernaan dan menyehatkan mata.

5) Pengamatan Suplir (Adiantum sp.)


Pada pengamatan tumbuhan suplir (Adiatum sp), tampak bagian
bagian morfologi, yaitu akar, batang, daun dan spora Akar pada tumbuhan
suplir (Adiatum sp) adalah serabut. Tumbuhan suplir (Adiatum sp) termasuk ke
dalam tumbuhan paku pakuan (Pteridophyta) karena sudah dapat di bedakan
antara batang, daun dan akar. Tumbuhan suplir ini juga termasuk ke dalam
tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Hal ini sama
seperti yang dijelaskan di literature, yaitu Menurut Suwila (2015) Tumbuhan
epifit golongan paku pakuan (Pteridophyta) menyenangi daerah lembab dan
teduh, dapat hidup di tanah atau menopang pada pohon lain. Tumbuhan paku
memiliki bentuk yang beranekaragam, ada yang berdaun tunggal dan kaku,
kadang kadang ada yang menyerupai jenis anggrek. Tumbuhan paku
merupakan suatu divisi yang wajahnya telah jelas memiliki kormus, artinya
telah dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok, yaitu akar,
batang dan daun. Pada daun tanaman suplir ini terdapat spora yang berfungsi
sebagai alat perkembang biakan. Spora pada tumbuhan suplir terletak disisi
bawah daun bagian tepi, berwarna hitam mengkilap, dan kadang kadang
bersisik halus ketika dewasa.
Peranan tumbuhan Paku dapat digunakan sebagai tiang bangunan
seperti Alsophila glauca. Memiliki manfaat untuk menjadi sebuah bahan yang
digunakan utnuk melakukan pembuatan petasan pada tumbuhan pyrotechinics
dengan bantuan dari Lycopodium sp , sesuai dengan literature menurut Kirno
(2018) yang menyatakan Tumbuhan paku pakuan mempunyai peranan sangat
penting dalam ekosistem hutan dan manusia. Tumbuhan paku pakuan pada
ekosistem hutan berperan dalam pembentukan humus dan melindungi tanah
dari erosi. Tumbuhan paku pakuan bagi kehidupan manusia berpotensi sebagai
sayur sayuran, tanaman hias, maupun sebagai obat obatan tradisional.
Tumbuhan paku dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dilahan terbuka.

6) Pengamatan Melinjo (Gnetum gnemon L.)


Pada pengamatan tumbuhan Melinjo (Gnetum gnemon), terlihat
adanya bagian daun, tangkai daun dan buah. Melinjo (Gnetum gnemon), bukan
termasuk kedalam tumbuhan dikotil (Angiospermae) walaupun pada tumbuhan
melinjo terdapat akar tunggang, batangnya bercabang dan berkambium, itu
karena melinjo memiliki biji yang tidak dilindungi daging buah. Dimana pada
melinjo (Gnetum gnemon), bijinya ditutupi mantel dan berbunga majemuk.
Oleh karena itu melinjo termasuk kedalam tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae). Melinjo (Gnetum gnemon), termasuk ke dalam divisi
Gnetophyta. Hal ini sesuai dengan literature menurut Karmana (2007)
Gymnospermae adalah tumbuhan berkayu dan memiliki cambium. Pembuluh
kayu tersusun atas tracheid. Pada pembuluh floem tidak terdapat sel pengiring
kecuali pada melinjo (Gnetum gnemon).Divisi Gnetophyta memiliki daun
tunggal yang letaknya berhadapan. Biji pada Gnetophyta diselubungi mantel.
Bunganya merupakan bunya majemuk. Contohnya melinjo (Gnetum gnemon).
Peranan Melinjo (Gnetum gnemon L.) yaitu sebagai sumber makanan
yang dapat dijadikan sayur, serta banyak kandungan gizi yang terkandung
didalamnya. Hal ini sesuai dengan teori menurut Sembodo,Tri A P (2016: 1)
yang menyatakan banyak senyawa antioksidan yang telah direkomendasikan
sebagai pencegahan radikal bebas, sebagai contohnya sumber antioksidan
alami dari tanaman melinjo (Gnetum gnemon L.). Dari hasil penelitian
sebelumnya melaporkan bahwa protein dari biji melinjo (Gg-PI) mempunyai
potensi aktif sebagai antioksidan yang efektif untuk mengikat radikal bebas.
Bagian daun pada melinjo (Gnetum gnemon) berfungsi sebagai tempat
fotosintetis dan tangkai daun berfungsi untuk menghubungkan pelepah atau
batang dengan helai daun. Buah Melinjo (Gnetum gnemon) dapat digunakan
untuk membuat makanan seperti emping, sebagai obat obatan dan bisa
digunakan sebagai campuran sayur asam. Serta daunnya juga bisa digunakan
sebagai sayuran.

7) Pengamatan Kembang merak (Caesalpinia sp.)


Pada pengamatan tumbuhan kembang merak (Caesalpinia sp),
tampak bagian bagian morfologi yaitu akar, batang, daun dan bunga. Akar
pada kembang merak (Caesalpinia sp) adalah tunggang, memiliki batang yang
bercabang cabang dan berkambium, bentuk daun menyirip rangkap dua,
bunganya termasuk bunga majemuk dan mahkota bunga berjumlah 5 buah.
Tumbuhan kembang merak (Caesalpinia sp) termasuk tumbuhan dikotil,
karena akarnya yang tunggang, bantangnya yang bercabang, bentuk daunya
yang menyirip dan mahkota bunga yang berjumlah 5 buah. Dari pengamatan
morfologi tumbuhan kembang merak (Caesalpinia sp) sesuai literature ciri ciri
tumbuhan dikotil yaitu Menurut Safitri (2018) Akar berupa tunggang, batang
berkambium dan bercambang cabang ,daun bertulang daun sejajar atau
melengkung, bertulang daun menyirip atau menjari,bunga umumnya bagian
bunga berjumlah 2,4, dan 5 atau kelipatannya,berkas pengangkut pada batang,
pembuluh kayu dan pembuluh tapis letaknya teratur. pembuluh kayu sebelah
dalam dari pembuluh tapis.
Tumbuhan kembang merak ini dapat digunakan sebagai tanaman
hias, dapat juga sebagai pencegan pengikisan tanah, karena pada tumbuhan
kembang merak ini memiliki akar yang kokoh, sehingga mampu menahan
tanah saat terjadinya banjir. Selain itu, akar pada tumbuhan ini juga dapat
berfungsi untuk menyimpan air. Batang yang besar pada tumbuhan merak ini
berguna untuk menyokong tubuh tumbahan merak juga tempat melekatnya
daun. Pada saat tumbuhan merak tumbuh besar dan daunnya yang rindang, bisa
berfungsi untuk membuat udara di lingkungan sekitar menjadi sejuk, karena
tumbuhan berfungsi sebagai penghasil oksigen. Kembang merak juga bisa
dijadikan obat sebagaimana literature menurut Arif (2013) yang menyatakan
kulit batang dapat dijadikan obat kejang, bunganya berkhasiat sebagai obat
demam, obat radang selaput lendir, melancarkan haid dan urus-urus.
(Arif,2013) Akarnya bisa digunakan sebagai anti-konvulsan, dan kulit
batangnya juga dapat digunakan untuk obat diare.(Madical Herb Index in
Indonesia, 1986).

8) Pengamatan Jamur Tempe (Rhizopus oryzae)


Pada pengamatan jamur tempe (Rhizopus oryzae), tampak struktur
morfologinya yaitu adanya sporangium, sporangiofor, spora dan hifa. Pada
Rhizopus oryzae tidak terdapat septa (dinding sekat) pada hifa, pembentukan
spora terjadi di sporangium, dan hifa yang bercabang membentuk sporangium
yang berisi spora. Jamur tempe (Rhizopus oryzae) masuk ke dalam
Pycomycetes. Hal ini sama seperti yang disampaikan oleh Kimball (1988)
yaitu Phycomycetes darat tidak mempunyai sporamotil ataupun gamet motil.
Sporanya disebar melalui aliran udara. Anggota dari kelompok ini adalah
Rhizopus, misalnya Rhizopus oryzae yang digunakan untuk pembuatan tempe.
Fungi yang dikelompokkan kedalam Pycomycetes berdasarkan dua kriteria,
yaitu pembentukan spora di dalam sporangium dan tidak mempunyai septa
(dinding sekat) pada hifa.
Peranan jamur tempe (Rhizopus oryzae) yaitu sebagai sumber protein,
sebagaimana literature Menurut Sudarmadji (1981), fermentasi tempe juga
dapat menurunkan asam fitat sebanyak 30% dari kadar fitat kedelai mentah
sebelum fermentasi. Hal ini merupakan peran dari jamur tempe yaitu Rizhopus
sp. yang menghasilkan enzim fitase untuk mengurai asam fitat menjadi inositol
dan fosfor anorganik. Tanpa dilakukannya fermentasi, zat gizi kedelai seperti
kalsium dan fosfat masih terikat dengan asam fitat di dalam kedelai sehingga
apabila dikonsumsi, tubuh tidak dapat menyerap dan memanfaatkan kalsium
dan fosfat tersebut. Hal ini mengakibatkan secara tidak disadari, seseorang
dapat mengalami defisiensi fosfat dan kalsium.

b. Keanekaragaman Hewan
Pada praktikum mengenai keanekaragaman hewan yang diamati adalah
morfologi dari Cacing tanah (Lumbricus terretris), cangkang siput (Achatina
fulica), udang (Panaeus merguiensis), ikan mas (Cyprinus sp), katak (Rana
sp.), cicak (Cosymbotus platyurus), merpati (Columba sp.), kucing (Felis
catus).
1) Pengamatan Cacing tanah (Lumbricus terretris)
Pada pengamatan cacing tanah (Lumbricus terretris). Dari
pengamatan cacing, dapat dilihat bagian bagian cacing (Lumbricus
terretris),yaitu anus, segmen, klitelium,dan mulut. Cacing tanah
(Lumbricus terretris) termasuk ke dalam kelompok annelida kelas
Oligochaeta. Ciri khas kelompok annelida ini adalah tubuhnya yang beruas
ruas seperti segmen berbentuk cincin, cacing tanah (Lumbricus terretris)
hidup ditempat yang lembab, dan tubuhnya tersusun atas tiga lapis sel
(tripoblastik).
Hal ini sesuai pernyataan Campbell (2010) yang mengatakan jika cacing
tanah (Lumbricus terretris) termasuk kelompok annelida dari kelas
Oligochaeta, yaitu Annelida berarti cincin cincin kecil, mengacu pada
kemiripan tubuh annelida dengan serangkaian cincin yang menyatu.
Annelida merupakan selomata dan panjangnya sekitar dari 1 mm dan
lebarnya 3m, yaitu panjang cacing tanah Australia raksasa. Filum annelida
dibagi menjadi kelas, salah satunya kelas Oligochaeta. Kelas Oligochaeta
diberinama sesuai dengan seta yang relative tersebar atau rambut kejur
yang terbuat dari kitin. Contoh hewan yang masuk kelas Oligovhaeta
adalah cacing tanah.
Peran cacing tanah(Lumbricus terretris), untuk menyuburkan
tanah. Hal ini sesuai dengan teori menurut Dwiastuti (2021:449) bahwa
peran cacing tanah sebagai makrofauna tanah memainkan peran penting
dalam ekosistem yang berhubungan dengan siklus hara dan aliran energi
karena orgaanisme ini melakukan proses pelapukan bahan organik dan
akhirnya memberikan kontribusi pada faktor kesehatan tanah. Aktivitas
Cacing Tanah dapat mengubah struktur tanah, aliran air tanah, dinamika
hara dan pertumbuhan tanaman, keberadaannya tidak penting bagi sistem
tanah yang sehat tetapi lebih merupakan “ bioindikator” dari tanah yang
sehat sehingga cacing tanah ini mempunyai fungsi menguntungkan bagi
ekosistem. Anus pada cacing tanah (Lumbricus terretris) berfungsi untuk
mengeluarkan kotoran, mulut untuk memasukkan makanan dan warna
cacing tanah (Lumbricus terretris) adalah merah kegegelap gelapan.
Cacing tanah (Lumbricus terretris) ini bermanfaat untuk menyuburkan
tanah dan cacing tanah (Lumbricus terretris) ini bisa digunakan untuk obat.
2) Pengamatan Cangkang siput (Achatina fulica)
Berdasarkan hasil pengamatan cangkang siput (Achatina fulica)
terdiri dari apex (posterior), sutura, cangkang utama dan auterior.
Cangkang bekicot (Achatina fulica) terbentuk oleh membrane tipis yang
berasal dari bagian mantel. Cangkang bekicot (Achatina fulica) berwarna
coklat panjang dan terdapat garis garis transversal. Bekocot ini mempunyai
tubuh yang lunak sehingga bekicot masuk ke dalam hewan Mollusca kelas
Gasdropoda. Pada hewan yang memiliki cangkang seperti bekicot, bisa
memasukkan dirinya ke dalam cangkang untuk melindungi diri. Hal ini
sesuai literature Menurut Fried (2006)yaitu, hewan yang termasuk
Gastropoda, Ada siput, keong, bekicot, dan lintah bulan atau slug
(gastropoda tak bercangkang). Gastropoda merupakan kelompok molusca
yang paling besar dan beragam dengan lebih dari 75000 spesies.
Cangkangnya serungkali cukup komplek dan berhiaskan pola. Keseluruhan
hewan biasanya dapat menarik diri kedalam cangkang untuk melindungi
dirinya.
Peranan Cangkang siput (Achatina fulica) yaitu dimanfaatkan
untuk bahan makanan dimana (Achatina fulica) memiliki kandungan zat
besi sehingga bisa mencegah anemia, dan lender dari Acantina fulica bisa
digunakan obat ketika luka. Selain itu juga cangkang siput ini bisa
digunakan untuk membuat pupuk yang dapat mempersubur tanaman hal ini
sesuai dengan literature menurut Mawarni (2017:175) yang menyatakan
Pemberian bokashi cangkang bekicot berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman dan diameter batang umur, jumlah daun hal ini disebabkan
peranan unsur hara Ca dalam bokashi cangkang bekicot mampu
meningkatkan pertumbuhan pucuk tanaman dan bulu akar sehingga tinggi
tanaman dapat terpacu dan menunjukkan perbedaan yang nyata seperti
yang dinyatakan oleh Smile:9 pertumbuhan pada meristem ujung
menghasilkan sel-sel baru di ujung sehingga mengakibatkan bertambah
tinggi atau bertambah panjang tanaman. Pertambahan tinggi tanaman
tentunya juga akan diikuti pertambahan jumlah daun dan diameter batang
tanaman.

3) Pengamatan Udang (Panaeus merguiensis)


Pada pengamatan udang (Panaeus merguiensis). Bentuk tubuh
udang (Panaeus merguiensis) terdiri atas dua bagian yaitu kepala dada
yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen).
Berdasarkan pengamatan tubuh udang terdiri dari rostum, mata, karapas,
ruas perut, uropoda, pleopoda, pereiopoda dan antenna. Tubuh udang
(Panaeus merguiensis) terdiri dari bagian bagain yaitu, 2 buah pasang
mata, 5 pasang kaki depan, dan 5 pasang kaki belakang. Karena tubuh
udang (Panaeus merguiensis) yang beruas ruas dan udang (Panaeus
merguiensis) termasuk hewan berdarah dingin, maka udang (Panaeus
merguiensis) masuk ke dalam filum Arthropoda subfilum crustacean.
Sebagaiman yang dijelaskan di literature, yaitu Menurut Kimball (1988)
yaitu Semua anggota filum Arthropoda mempunyai tubuh bersegmen yang
terbungkus dalam suatu sitoskeleton ( rangka luar ) bersegmen yang kuat
terdiri atas, kitin, suatu polimer NAG. Segmen-segmen utu biasanya dibagi
dalam tiga daerah utama, yaitu kepala, toraks, dan abdomen. Arthropoda
mempunyai sistim peredaran darah terbuka. Fungsi sepasang antenna pada
udang untuk mengetahui benda atau makhluk apa saja yang di sekitarnya,
ekor udang (Panaeus merguiensis) digunakan untuk keseimbangan saat
bergerak, kaki depan pada udang untuk berenang sedangkan kaki belakang
pada udang untuk berjalan dan sepasang mata udang (Panaeus
merguiensis) berguna untuk melihat lingkungan sekitar.
Peranan Udang (Panaeus merguiensis) ialah untuk kepentingan
sebagai habitat laut. Sesuai dengan teori menurut Situmenag (2017:240)
yang menyatakan udang memiliki peran penting dalam ekosistem terumbu
karang dengan menjaga populasi dan memelihara semua spesies yang ada
baik secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku hidup dari Udang
yang menggali lubang pada terumbu karang memberi peluang untuk
oksigenisasi sehingga kesehatan terumbu karang akan lebih terjaga. Udang
akan menggali terumbu karang yang kondisinya tidak baik, sehingga dapat
disimpulkan peran Udang dalam ekosistem laut sebagai bioindikato ini
kaya akan kandungan nutrisi. Dalam udang terdapat vitamin B12 (zat besi),
kaslsium dan fosfor dimana dapat mencegah anemia dan menyehatkan
tulang. Selain itu juga kandungan nutrisi dalam udang dapat menyehatkan
jantung. Selain diolah menjadi makanan yang bisa menyehatkan tubuh
manusia, udang (Panaeus merguiensis) juga memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi jika dijual.

4) Pengamatan Ikan mas (Cyprinus sp)


Pada pengamatan ikan mas (Cyprinus sp). Berdasarkan hasil
pengamatan tubuh ikan mas (Cyprinus sp) dibagi atas 3 bagian, yaitu
kepala (Caput), bagian ini meliputi ujung mulut terdepan sampai ujung
tutup insang paling belakang. Bagian kepala ikan terdiri dari mulut, rahang
atas, rahang bawah, hidung, mata, insang, gigi, tutup insang dan organ
didalamnya seperti otak. Bagian kedua yaitu bagian badan (truncus).
Bagian ini dimulai dari tutup insang bagian belakang sampai permukaan
sirip dubur, dibagian truncus (bagian badan) terdapat sirip dada, sirip
punggung, sirip perut dan organ organ dalam yang tidak terlihat seperti
hati, empedu, lambung, usus,gonad,ginjal dan limfa). Bagian ketiga yaitu
bagian ekor (Cauda). Bagian cauda dimulai dari permulaan sirip dubur
hingga ujung sirip ekor bagian paling belakang. Pada bagian ini terdapat
anus dan sirip ekor. Ikan mas (Cyprinus sp) merupakan vertebrata. Ikan
mas (Cyprinus sp) merupakan hewan berdarah dingin, permukaan tubuh
yang ditutupi oleh sisik mendapatkan udara hanya melalui insang, dan
berkembang biak dengan cara bertelur. Ikan mas ini termasuk ke dalam
kelompok pisces. Hal ini sesuai dengan literature yaitu menurut
Sastrodinoto (1980) Ikan termasuk ke dalam pisces, ikan hanya
mempunyai satu vertikel. Karena itu ikan berdarah dingin. Hampir semua
ikan, baik muda maupun dewasa, mendapatkan udara hanya melalui
insang. Terdapat beraneka macam ikan, masalnya ikan karamura, ikan
mujair, ikan kakap, ikan mas koki, dan ikan lumpur. Selain itu terdapat
juga fungsi dari bagian bagian tubuh ikan antara lain, sirip berfungsi
mempertahankan keseimbangan tubuhnya saat berenang. Sisik pada ikan
mas berfungsi melindungi tubuhnya dari lingkungan luar. Insang berfungsi
sebagai alat pernapasan pada ikan mas, mulut berfungsi untuk
memasukkan makanan, mata digunakan untuk penglihatan dan ekor
digunakan untuk penggerak.
Peranan Ikan mas (Cyprinus sp) ini atau kelompok dari pisces ini
bisa digunakan untuk bahan makanan, bernilai ekonomis, yaitu bisa dijual.
Dan bagian morfologinya seperti sisiknya digunakan untuk bahan membuat
hiasan dan kerajinan sebagaimana literature menurut Zaku et.al (2011)
yang menyatakan Cangkang kerang simping dan sisik ikan mas merupakan
salah satu by-product dari hasil perikanan yang belum dimanfaatkan
dengan baik dan terbuang menjadi limbah. Hasil penelitian Esmaeli et al.
(2012) dan Checa et al. (2007) menunjukkan bahwa hasil Scanning
Electron Microscope (SEM) pada struktur sisik ikan mas dan cangkang
pada kerang memiliki luas permukaan yang berpori-pori yang dapat
digunakan untuk mengadsorpsi secara fisika suatu adsorbat melalui kontak
langsung permukaan. Selain itu cangkang simping dan sisik ikan mas
mengandung kitin yang berfungsi sebagai pengkelat ion logam

5) Pengamatan Katak (Rana sp.)


Morfologi katak (Rana sp.) terdiri dari Mulut, Nostril ,Kepala,
Mata ,Membrane tempani ,Punggung,Kloaka,Perut ,Lengan bawah ,Kaki
belakang ,Selaput kaki ,Kaki depan,Jari. Berdasarkan pengamatan Rana sp
terdapat bagian bagian dari Rana sp adalah kloaka, membrane timpani,
mata, hidung, mulut, jari kaki, lengan bawah, pess, dan branchium. Tubuh
katak berlindir, katak (Rana sp) memiliki 4 kaki, dimana pada kaki katak
(Rana sp) terdapat selaput yang berguna untuk membantu berenang,
memiliki mulut dengan lidah yang bisa memanjang yang digunakan untuk
menangkap mangsanya, mata digunakan untuk alat penglihatan dan
membrane timpani yang digunakan untuk menangap suara. Katak (Rana
sp) termasuk hewan yang hidup di dua alam, yaitu di darat dan di air, katak
(Rana sp) berkembang biak dengan bertelur, katak bertelur harus ditempat
yang berair, dan katak termasuk kedalam hewan yang berdarah dingin.
Oleh karena itu, katak (Rana sp) termasuk ke dalam kelompok Amphibia.
Pada kelompok Amphibia umumnya sangat bergantung pada kulitnya yang
lembab untuk bernapas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Menurut
Campbell (2010) yaitu Ampibi berasal dari kata amphibious, yang berarti
kedua cara hidup, mengacu pada tahapan tahapan kehidupan dari
kebanyakan spesies katak yang awalnya hidup di air dan kemudian hidup
di darat. Amphibi umunya sangat bergantung pada kulitnya yang lembab
untuk pertukaran gas dengan lingkungannya. Beberapa spesies terrestrial
tidak memiliki paru paru dan hanya bernapas dengan menggunakan kulit
dan rongga mulut. Fertilisasi pada ampibi secara eksternal. Teori menurut
Candra (2018:349) yang menyatakan bahwa katak bermacam-macam jenis
dan memiliki ukuran tubuh kecil, pendek dan lebar dengan ukuran tubuh
3cm,kaki belakang dengan panjang 1,6cm dan kaki depan 1,8cm. Kepala
agak sedikit meruncing dan kaki belakang pendek. Memiliki jari-jari yang
gemuk dengan ujung jari kaki melebar dengan selaput setengah. Warna
bervariasi, beberapa individu berwarna cokelat muda, bagian dada dan
perut berwarna abu-abu pucat atau putih. Bagian leher biasanya terdapat
bercak-bercak berwarna cokelat. Katak jenis ini ditemukan di bebatuan
sungai berair pelan.
Pernanan Katak (Rana sp.) yaitu sebagai obat untuk
menyembuhkan berbagai penyakit. Sebagaimana yang dijelaskan dalam
literature menurut Widyawati (2019:15) yang menyatakan kulit katak
mempunyai khasiat yang luar biasa dalam menyembuhkan penyakit.
Diantara penyakit yang dapat disembuhkan adalah gatal, kanker/tumor,
impotensi, asma, bronchitis, dan penyakit pernapasan lainnya. Untuk
penyakit kanker, protein katak mampu menghambat pertumbuhan dan
dapat digunakan untuk membunuh sel tumor kanker.

6) Pengamatan cecak (Cosymbotus platyurus)


Pengamatan pada cicak (Cosymbotus platyurus). Terdapat bagian
bagian, yaitu mulut, ekor yang panjang, hidung, mata, kaki, gendang
telinga, dan kloaka. Mulut pada cicak (Cosymbotus platyurus) berguna
untuk memasukkan makanan, dimana mulut cicak terdapat lidah yang
panjang yang berguna untuk menangkap mangsa, kaki cicak (Cosymbotus
platyurus) berguna untuk merayap, dimana pada kaki cicak terdapat zat
perekat sehingga memudahkan cicak (Cosymbotus platyurus) untuk
merayap di dinding yang tegak dan plapon. Mata pada cicak (Cosymbotus
platyurus) berguna untuk alat penglihatan dan gendang telinga berguna
untuk alat pendengeran serta hidung berguna untuk alat pernapasan. Cicak
(Cosymbotus platyurus) masuk ke dalam kelompok Reptilia, karena cicak
memiliki sisik, cicak (Cosymbotus platyurus) dan berkembang biak dengan
cara bertelur (fertilisasi terjadi secara internal). Hal ini sesuai dengan
pernyataan Menurut Campbell (2010) yaitu reptile memiliki sisik sisik
yang mengandung protein keratin. Sisik membantu melindungi kulit hewan
dari desikasi dan abrasi. Kebanyakan reptilia menghasilkan telur telur
bercangkang di darat. Fertilisasi secara internal, tetapi kebanyakan spesies
ular dan kadal adalah vivivar.
Peranan cecak (Cosymbotus platyurus) yaitu memiliki sejuta
manfaat sebagai obat - obatan, yang dipercaya dapat mengobati asma,
gatal-gatal atau penyakit kulit, wasir, gangguan pencernaan, hingga dapat
mengobati kanker. Selain itu, cecak kering juga digunakan untuk
kecantikan dan bahan baku pakan ikan.

7) Pengamatan Merpati (Columba sp.)


Pada pengamatan merpati (Columba sp). Berdasarkan hasil
pengamatan tubuh merpati terbagi menjadi kepala atau leher (Carvie),
sayap, badan, ekor dan kaki. Bagian leher atau kepala terdiri dari paruh,
lubang hidung, mata, penutup telinga,. Kepala memiliki bentuk relative
kecil dan terdapat paruh, bentuk mata bulat berwarna coklat, dan juga
terdapat telinga untuk menangkap sumber suara. Kemudian bagian badan
merpati ditutupi oleh bulu yang beragam sesuai dengan spesies. Serta
bagian ekor merpati (Columba sp) yang berbentuk memanjang dengan
bagian ujung tumpul. Merpati (Columba sp) memiliki bulu yang berfungsi
untuk menghangatkan tubuh saat udara dingin, berkembang biak dengan
bertelur, merupakan hewan berdarah panas, maka dengan itu merpati
termasuk kedalam aves yaitu kelompok burung. Hal ini sesuai dengan
literature Menurut Hidayat (2017) Aves merupakan sekelompok hewan
yang bertulang belakang (vertebrata) yang unik, karena pada sebagian
besar aves adalah binatang yang beradaptasi dengan kehidupan secara
sempurna. Aves ialah hewan berdarah panas, berkembang biak dengan
ovivar (bertelur). Sebagian besar hidup menetap, dan ada juga yang hidup
berpindah pindah tempat. Habitat burung meliputi hutan tropis, rawa rawa,
padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua gua batu, perumahan
bahkan wilayah perkotaan Aves (burung) bersifat endotermik, dimana aves
dapat mempertahankan suhu tubuhnya yang tinggi dan konstan melalui
panas metaboliknya. Hal ini sesuai dengan literature Menurut Campbel
(2010), yaitu burung bersifat endotermik, mereka menggunakan panas
metaboliknya sendiri untuk mempertahankan suhu tubuh yang tinggi dan
konstan.
Peranan merpati (Columba sp) selain sebagai hewan peliharaan
manusia, burung ini juga dimanfaatkan untuk menghasilkan daging, hiasan,
balpan merpati dan untuk keperluan komunikasi. Hal ini sesuai dengan
literature menurut Yonathan (2003:19-20) yang menyatakan merpati
mempunyai peranan sebagai hewan yang diperlombakan. Adapun fungsi
dari bagian bagian tubuh burung merpati (Columba sp) antara lain, paruh
pada merpati digunakan mengambil makanan, sayap berfungsi untuk
terbang, ekor berfungsi untuk menjaga keseimbangan saat terbang, mata
digunakan untuk melihat lingkungan sekitar.

8) Pengamatan Kucing (Felis catus)


Pada pengamatan kucing (Felis catus), terdapat bagian bagian
kucing, yaitu daun telinga, kaki, bulu, hidung, ekor, mata, mulut, badan,
kumis, dan kepala. Daun telinga pada kucing (Felis catus) berfungsi
sebagai alat pendengaran, kaki pada kucing (Felis catus) untuk bergerak
dan pada kaki kucing (Felis catus) terdapat kuku yang tajam berguna untuk
memanjat dan menyecram mangsa, mulut pada kucing (Felis catus)
berguna untuk memasukkan makanan, dimana pada mulut kucing (Felis
catus) terdapat gigi kucing yang runcing berguna untuk mengoyak
makanan. Mata pada kucing untuk alat penglihatan. Hidung pada kucing
(Felis catus) untuk alat pencium bau, penciuman kucing itu tajam. Dan
pada tubuh kucing (Felis catus) diselimuti bulu yang berguna untuk
melindungi tubuh kucing dari suhu dingin. Kuncing termasuk ke dalam
kelompok Mamalia. Ciri utama yang menandakan bahwa kucing (Felis
catus) termasuk kelompok mamalia adalah kucing memiliki kelenjar susu,
memiliki bulu, berkembang biak dengan cara beranak, jantungnya
memiliki 4 ruang dan kucing termasuk hewan yang berdarah panas.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Menurut Campbell (2010) yaitu
Karakter khas yang menjadi sumber nama mamalia adalah kelenjar susu
(mammary gland), yang menghasilkan susu untuk anak. Rambut,
merupakan karakteristik lainnya dan lapisan lemak di bawah kulit
membantu tubuh mempertahankan panas. System pernapasan dan sirkulasi
yang efesien (termasuk jantung berbilik empat). Mamalia umumnya
memiliki otak yang lebih besar daripada verteberata lainnya yang
berukuran setara. Gigi yang terdiferensiasi merupakan ciri penting mamalia
yang lain.
Peranan Kucing (Felis catus) yaitu sebagai hewan yang dapat
dijadikan peliharaan yang menggemaskan, karena bulunya halus dan
lembut sehingga menjadi binatang yang cerdas dan menghibur. Hal ini
sesuai dengan literature menurut Effendi (2014:4) yang menyatakan bahwa
kucing telah menjadi bagian gaya hidup cosmopolitan yang serba praktis.
Terlebih sosoknya yang ramah,cerdas, bulu nya yang lembut, bentuknya
yang lucu dan bersahabat menjadikan kucing sebagai hewan peliharaan
yang menyenangkan.

c. Keanekaragaman Protista
Pada praktikum kali ini, Protista yang diamati adalah Euglena
viridis. Bagian-bagian dari Euglena viridis ini Flagella, Vakuola kontraktil,
Reservoir, Fotoreseptor, Stigma, Badan golgi, Kloroplas, Nucleolus, Nucleus,
Pelikel, Mitokondria, Paramilon. Pada pengamatan, yang terlihat, bahwa
euglena viridis bergerak dengan bulu cambuk atau flagellata serta tubuhnya itu
berbentuk meruncing. Hal ini, sesuai dengan literature menurut Ka’bah
(2021:16-19) yang menyatakan bahwa Euglena viridis merupakan euglenoida
yang bersifat holozoic dan holofilik. Struktur tubuhnya yakni meruncing pada
ujung tubuhnya dengan satu buah flagella di bagian anterior dan tumpul pada
bagian atasnya. Ia juga menyatakan bahwa flagellate memiliki tubuh yang
tetap meskipun tidak memiliki rangka luar. Flagelata pergerakannya
menggunakan bulu cambuk (flagel), dan bentuk tubuhnya bersifat polimorfik
(menyerupai bentuk morfologi) ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola,
memanjang dan lainnya. Tubuh flagelata dilindungi oleh selaput fleksibel yang
disebut pellicle, sedangkan bagian ujungnya dilapisi selaput plasma.
Peranan Euglena viridis yaitu sebagai fitoplankton, yang berfungsi
sebagai produsen di perairan, dalam dunia sains euglena sering dijadikan
sebagi objek karena ganggang ini mudah didapat dan dibiakkan dan sebagai
indikator adanya pencemaran organik. Hal ini sesuai dengan literature menurut
Ka’bah (2021:19) yang menyatakan bahwa Euglena yang tergolong Flagellata
berperan untuk melakukan fotosintesis dan melakukan reproduksi secara
aseksual.
VIII. Penutup
a. Kesimpulan
Dari pengamatan keanekaragaman makhluk dapat disimpulkan bahwa :
1) Keanekaragaman Protista terdiri dari Protista mirip hewan yaitu protozoa
dengan berbagai variasi dan Protista mirip tumbuhan yaitu alga.
2) Keanekaragaman tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut, tumbuhan paku,
dan tumbuhan berbiji, dimana tumbuhan berbiji dibedakan menjadi dua
yaitu tumbuhan berbiji terbuka dan tumbuham berbiji tertutup, fungi.
3) Keanekaragaman hewan terdiri dari hewan verteberata (Aves, Reptil,
Ampibi, Mamalia dan Pisces) dan hewan avertebrata (Mollusca, arthropod,
vermes, Echinodermata)
b. Saran
1) Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya mempelajari penuntun
praktikum terlebih dahulu.
2) Mengamati setiap bagian morfologi spesies hewan, tumbuhan dan Protista
dengan baik dan teliti, sehingga didapatkanlah hasil praktikum dengan
hasil yang sesuai.
3) Bertanya terlebih dahulu kepada Asprak terkait spesies yang dijadikan
bahan raktikum, agar tidak terjadi kekeliruan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifah. 2017. INDEKS KEANEKARAGAMAN ECHINODERMATA PANTAI TANJUNG


SETIA KABUPATEN PESISIR BARAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
SMA KELAS X.BIOEDUKASI. Jurnal Pendidikan Biologi Universitas
Muhammadiyah Metro. Vol 2 No 8. Dapat diakses pada
http://www.fkip.ummetro.ac.id/journal/index.php/biologi/article/view/1068 Diakses
tanggal 15 November 2021

Aryulina, Diah. 2006. BIOLOGI 2. Jakarta: Erlangga.

Azward, Rifaldi. 2020. JENIS-JENIS LUMUT (Bryophyta) DI HUTAN SEKUNDER DESA


SEPANDAN KECAMATAN BATANG LUPAR KABUPATEN KAPUAS HULU.
Jurnal Florea . Vol 8 No 2. Dapat diakses pada
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/view/39786 Diakses tanggal 15
November 2021

Campbell. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 123. Jakarta: Erlangga.

Candra, M. 2017. STUDI JENIS KATAK DAN KODOK DI BUKIT BELUAN


KECAMATAN HULU GURUNG KABUPATEN KAPUAS HULU. Jurnal
Unka.
Vol 4 No 27, Hal 170-175. Dapat diakses pada
http://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/viewFile/193/255 Diakses tanggal 16
November 2021

Citrosupomo. 2001. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University.

Effendi, Cacang. 2014. Kucing( Complete Guide Book For Your Cat). Jakarta:

Agriflo.

Fananiar, Aulia. 2018. IDENTIFIKASI KERAGAMAN TUMBUHAN BERBIJI


(SPERMATOPHYTA) DI KAWASAN PESISIR PANTAI SOGE PACITAN.
Prosiding Seminar.Nasional SIMBIOSIS III. Dapat diakses pada
http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/simbiosis/article/view/666 Diakses tanggal 15
November 2021

Glime. (n.d.). Bryophyte Ecology Volume 1. Physiological Ecology.

Hidayat, R. 2017. STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN


SEBADAL TAMAN NASIONAL GUNUNG PALUNG KABUPATEN KOYONG
UTARA. JURNAL HUTAN LESTARI . Vol 5 No 3 Hal 696-703. Dapat diakses pada
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/view/22072 Diakses pada 16
November 2021

Ka'bah. 2021. Pedoman Parasitologi. Bantul,Yogyakarta: Penerbit KBM

Indonesia. Karmana, Orman. 2007. Biologi Cerdas. Bandung: Gralindo Media

Pratama.

Kimball. 2013. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Kirno, Furwoko. 2018. KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN PAKU-PAKUAN
(PTERIDOPHYTA) KONDISI TEMPAT TUMBUHNYA PADA HUTAN RAWA
GAMBUT SEKUNDER DAN LAHAN GAMBUT TERBUKA. JURNAL HUTAN
LESTARI, Vol 7 No 1 Hal 11-20. Dapat diakses pada
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/view/30656 Diakses tanggal 14
November 2021

Leksono, A. S. 2011. KEANEKARAGAMAN HAYATI. Malang: Universitas Brawijaya.

Lose, Ismil. 2018. KEANEKARAGAMAN JENIS FAUNA DARAT PADA KAWASAN


WISATA MANGROVE . Jurnal Ilmiah Kehutanan Warta Rimba, Vol 3 No 2 Hal 32-
38. Dapat diakses pada
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/WartaRimba/article/view/6358 Diakses
tanggal 14 November 2021

Mackinnon, John. 2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor:
Lipi Puslitbang Biologi.

Mawarni, Rita.dkk., 2017. PEMBERIAN PUPUK NPK DAN BOKASHI CANGKANG


BEKICOT BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Ilmu Pertanian,
170-175. Vol 20 No 3. Dapat diakses pada
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/agrium/article/view/1045/983 Diakses tanggal 16
November 2021

Meriam. 206. INVENTARISASI MAKROALGA DI PERAIRAN PESISIR PULAU


MANTEHAGE . Jurnal Ilmiah Platax. Vol 4 No 2 Hal 84-108. Dapat diakses pada
https://pdfs.semanticscholar.org/4858/2ce10a74d664f9224bb39e2bf6b69e1683fe.pdf
Diakses tanggal 15 November 2021

Nasution, Jamilah. 2018. KANDUNGAN KARBOHIDRAT DAN PROTEIN JAMUR


TIRAM PUTIH (Pleurotusostreatus) PADA MEDIA TANAM SERBUK KAYU
KEMIRI (Aleurites moluccana) DAN SERBUK KAYU CAMPURAN. Jurnal
Eksakta. Vol 1 No 1, Hal 38. Dapat diakses pada http://jurnal.um-
tapsel.ac.id/index.php/eksakta/article/view/48 Diakses tanggal 16 November 2021

Oemarjati. 1990. Taksonomi Avertebrata. Jakarta: Universitas Indonesia.

Pakidi, C. S.,dkk. 2017. POTENSI DAN PEMANFAATAN BAHAN AKTIF ALGA


COKELAT SARGASSUM SP . Jurnal Muhammadiyah University of Makassar. Vol
6 No 1 Hal 14-15. Dapat diakses pada https://core.ac.uk/download/pdf/233601405.pdf
Diakses tanggal 6 November 2021

Pansing, Jenita.,dkk. (2017). MORFOLOGI Sargassum sp DI KEPULAUAN RAJA


AMPAT,PAPUA BARAT . Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, Vol 5 No 1, Hal 14-15
Dapat diakses pada
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jplt/article/view/14990/14562 Diakses tanggal
16 November 2021

Prahasta. 2009. Agribisnis Jagung. Bandung: Pustaka Grafika.


Rideng. 1989. dalam Hassannudin Taksonomi Tumbuhan Berbiji. Jakarta: FKIP Universitas
Udayana Singaraja.

Rifa'i, R.,dkk. 2020. PERSEPSI MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN APLIKASI


PLANTNET PADA MATA KULIAH KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP .
Jurnal
Pendidikan IPA. Vol 1 No 1 Hal 29-37. Dapat diakses pada https://vektor.iain-
jember.ac.id/index.php/vtr/article/view/4 Diakses tanggal 15 November 2021

Safitri, J. 2018. IMPLEMENTASI AUGMENTED REALITY SEBAGAI PEMBELAJARAN


. Jurnal Sistem Informatika dan Komunikasi. Vol 9 No Hal 132-38. Dapat diakses
pada https://jurnal.umj.ac.id/index.php/just-it/article/view/3230 Diakses tanggal 14
November 2021

Sahubawa, L. 2014. Teknologi Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press.

Sastrodinoto. 1980. Biologi Umum 1. Jakarta: PT Gramedia.

Situmeang, N. S.,dkk. 2017. IDENTIFIKASI SPESIES UDANG MANTIS


(STOMATOPODA) DI PERAIRAN KOTA BENGKULU . Jurnal Enggano Vol.
2,
No. 2, ,Hal 170-175. Dapat diakses pada
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jurnalenggano/article/view/4057/2258 Diakses
tanggal 16 November 2021

Sudarmadji. 1981. Asam Fitat dan Fitase dalam Fermentasi Tempe. Agritech.

Sulaiman. 2010. Berbisnis Pembibitan Kucing. Yogyakarta: Andi.

Supriatna, Jatna. 2018. Konservasi Biodiversitas . Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Susanto. 2003. Ikan Hias Air Tawar. Jakarta: Penebar.

Susilowarno, G. R. 2006. Biologi. Jakarta: PT Grasindo.

Suwila, T. M. 2015. IDENTIFIKASI TUMBUHAN EPIFIT BERDASARKAN CIRI


MORFOLOGI DAN ANATOMI BATANG DI HUTAN PERHUTANAN SUB
BKPH KEDUNGGALAR SONDE DAN NATAH. Jurnal Biologi dan
Pembelajarannya . Vol 2 No 1 Hal 47-50 . Dapat diakses pada http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/JF/article/view/406 Diakses pada 14 November 2021

Widyawati, Veni. 2019. Seabrek Obat Tak Lazim dan Jorok Namun Tokcer. Yogyakarta:
Laksana.

Wijayani, Suprih. 2013. Biologi. Yogyakarta: Amara Books.

Yonathan, Eric. 2003. Merawat dan Melatih Merpati Balap. Jakarta: Agromedia.

Zaku. (2011). Extraction and Characterization of chitin; a functional biopolymer obtained


from scales of commo carp fish (Cyprinus carpio); A lesser known source. Africa:
Africal Food Science.
LAMPIRAN

Alga Coklat Jamur tiram Lumut


(Sargassum sp.) ( Pleurotus ostreatus )
( Marchanti
a
polymorpha)

Jagung
(Zea mays)
Mellinjo
Suplir( Adiantum sp.)
(Gnetum gnemon

L.)

Jamur tempe (Rhizopus oryzae)


Kembang merak Cacing tanah

(Caesalpinia pulcherrima) (Lumbricus terretris)


Cangkang siput Udang
Ikan mas (Cyprinus sp.)
( Achantina fullicia ) ( Panaeus merguiensis )

Merpati (Columba sp.)


Katak (Rana sp.)
Cecak
(Cosymbotus
plathyurus)

Euglena viridis

Kucing
(Felis catus)
LAPORAN SEMENTARA BIOLOGI DASAR

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

Nama : Distira Viro Nika

NPM : A1D021011

Kelas : 1B Pendidikan Biologi

Dosen Pengampu : 1. Neni Murniati, M.Pd

2. Irwandi Ansori, M.Si

Asisten Dosen : 1. Meina Elsa Putri Kurniati (A1D019001)

2. Zahrotin Saleha (A1D019013)

3. Lonni Bubdah (A1D019016)

4. Dinda Triski Oktaria HA (A1D020001)

No. Gambar spesies Keterangan

1. 1. Gas Bladder
2. Blade
3. Stipe
4. Holdfast

Alga Coklat (Sargassum sp.)

2. 1. Tudung jamur
2. Tangkai
3. Akar

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)


3. 1. Arkegonium
2. Anteridium
3. Talus daun
4. Rhizoid
5. Gemma

Lumut (Marchantia polymorpha)

4. 1. Bunga
2. Buah
3. Batang
4. Daun
5. Akar

Jagung (Zea mays)


5. 1. Daun
2. Spora
3. Batang
4. Akar

Suplir ( Adiantum sp.)

6. 1. Buah
2. Daun
3. Batang
4. Akar

Mellinjo (Gnetum gnemon L.)


7. 1. Bunga
2. Rantai
3. Daun
4. Batang
5. Akar

Kembang merak (
Caesalpinia
pulcherrima)

8. 1. Mulut
2. Segmen
3. Klitelium
4. Anus

Cacing tanah ( Lumbricus terretris)

9. 1. Kepala
2. Mata
3. Tentakel panjang
4. Cangkang utama
5. Cangkang
6. Sutura
Cangkang siput ( Achantina fullicia )
7. Apex
8. Tentakel pendek
9. Kaki
10. 1. Rostum
2. Mata
3. Karapas
4. Ruas perut 1
5. Ruas perut 2
6. Ruas perut 3
7. Ruas perut 4
8. Ruas perut 5
9. Ruas perut 6
Udang ( Panaeus merguiensis )
10. Uropoda
11. Pleopoda
12. Pereiodopoda
13. Antenna

11. 1. Otak
2. Mata
3. Insang
4. Sirip punggung
5. Ginjal
6. Tulang punggung
7. Sirip dada
8. Sisik
9. Empedu

Ikan mas (Cyprinus sp.) 10. Perut


11. Anus
12. Sirip belakang
13. Daging
14. Ekor

1. Mulut
12. 2. Nostril
3. Kepala
4. Mata
5. Membrane tempani
6. Punggung
7. Kloaka
8. Perut
Katak (Rana sp.)
9. Lengan bawah
10. Kaki belakang
11. Selaput kaki
12. Kaki depan
13. Jari

13. 1. Mulut
2. Mata
3. Telinga
4. Kulit
5. Kloaka
6. Jari kaki
7. Ekor

Cecak (Cosymbotus plathyurus)

14. 1. Mata
2. Hidung
3. Paruh
4. Sayap
5. Dorsal
6. Ekor
7. Kaki

Merpati (Columba sp.)


15. 1. Ekor
2. Badan
3. Lengan kaki
4. Kaki belakang
5. Jari kuku
6. Kaki depan
7. Telinga
8. Mata
Kucing (Felis catus)
9. Hidung
10. Mulut
11. Kumis

16.

1. Sporangium
2. Sporangiofor
3. Hifa
4. Spora

Jamur tempe (Rhizopus oryzae)

17. 1. Flagella
2. Vakuola kontraktil
3. Reservoir
4. Fotoreseptor
5. Stigma
6. Badan golgi
7. Kloroplas
8. Nucleolus
9. Nucleus
Euglena viridis
10. Pelikel
11. Mitokondria
12. Paramilon

Anda mungkin juga menyukai