Disusun Oleh:
NPM : A1D021011
Laporan Ke : 4 (Empat)
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
I. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari di lingkungan sekitar terdapat berbagai jenis
makhluk hidup dari mulai hewan dan juga tumbuhan. Dapatkah kamu
membedakan antara tumbuhan kelapa aren, nipah dan pinang? Atau dapatkah
kamu membedakan kelompok hewan kucing,singa,harimau dan macan? Setiap
makhluk hidup memiliki perbedaan yang dapat membedakan antara makhluk
hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya. Tiap tiap makhluk hidup
memiliki ciri khasnya masing masing, misalnya variasi bentuk tubuh, cara
beradaptasi, cara berkembang biak, cara memperoleh makanan dan tempat untuk
hidup yang berbeda beda. Berbagai perbedaan ini menciptakan suatu
keanekaragaman makhluk hidup yang disebut keanekaragaman hayati atau
biodiversitas.
Keanekaragaman dapat terjadi pada semua makhluk hidup dalam berbagai
tingkat kehidupan, mulai dari makhluk hidup tingkat rendah sampai makhluk
hidup tingkat tinggi. Tidak hanya memiliki perbedaan, setiap makhluk hidup juga
memiliki persamaan yang disebut keseragaman. Dari keseragaman inilah dapat
diciptakan suatu pengelompokkan makhluk hidup atau yang disebut dengan
klasifikasi makhluk hidup. Makhluk hidup dapat dikelompokkan atas Protista,
tumbuhan dan hewan. Istilah keanekaragaman hayati atau “biodiversitas”
menunjukkan sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen,
jenis dan ekosistem di suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman hayati yang ada
di bumi kita ini merupakan hasil proses evolusi yang sangat lama, sehingga
melahirkan bermacam-macam makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dapat
dikelompokkan atas keanekaraman gen, jenis dan ekosistem.
Manfaat dari mempelajari keanekaragaman hayati ialah dapat menjadi
modal dasar untuk melakukan rekayasa genetika dan kawin silang agar mendapat
bibit unggul, memahami manfaat kenaekaragaman hayati untuk kelangsungan
hidup manusia seperti mencari alternatif untuk bahan pangan,sandang dan papan
dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan
sumber daya hayati yang cocok dengan ekosistem tertentu dalam hal
pengembangan pertanian dan peternakan. Untuk lebih memahami berbagai macam
keanekaragaman makhluk hidup, maka dilakukan lah praktikum ini dengan tujuan
untuk mengenal beraneka ragam Protista, beraneka ragamTtumbuhan dan
beraneka ragam Hewan.
II. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini, ialah untuk:
1) Mengenal beranekaragam Protista
2) Mengenal beranekaragam Tumbuhan
3) Mengenal beranekaragam Hewan
1) Keanekaragaman Tumbuhan
(Prahasta,2009)
2) Keanekaragaman Hewan
1. 1. Mulut Kingdom:
Animalia
2. Segmen
Filum : Annalida
3. Klitelium
Kelas:
4. Anus
Oligochaeta
(Lumbricus Megadrilacea
terretris) Family:
Lumbriadae
Genus: Lumbricus
Spesies:
Lumbricu
s
terrestris
(John,2007)
2. 1. Kepala Kingdom:
Animalia
2. Mata
Filum : Mollusca
3.Tentakel
panjang Kelas:
Gastropoda
4.Cangkang
Cangkang siput utama Ordo:
Sytromatophora
( Achantina 5. Cangkang
fullicia ) 6. Sutura Family:
Achatinidae
7. Apex
Genus : Achatina
8.Tentakel
pendek Spesies :
Achatina fulica
9. Kaki
(Oemarjati,1990:6
1)
3. 1. Rostum Kingdom:
2. Mata
Animalia
3. Karapas
4. Ruas perut
1 Filum:
5. Ruas perut Arthropoda
2
6.Ruas perut Sub filum:
Udang 3
7. Ruas perut crustacean
( Panaeus 4
8. Ruas perut Ordo : decapoda
merguiensis ) 5
9. Ruas perut Family : penaedae
6
10.Uropoda Genus : Panaeus
11.Pleopoda
12.Pereiodop Spesies : Panaeus
a
merguiensis
13. Antenna
(Wyban.et.al,200
0)
1. Otak
4. Kingdom:
2. Mata Animalia
3. Insang
Filum : Chardata
4. Sirip
punggung Kelas:
5. Ginjal Aetinoprerygi
6. Tulang
Ikan mas punggung Ordo:
(Cyprinus sp.) 7. Sirip dada cyriniformes
8. Sisik
Family:
9. Empedu Cyprinidae
10. Perut
Genus : Cyprinus
11. Anus
12. Sirip Spesies :
belakang Cyprinus sp.
13. Daging
(Susanto,2003:23
14. Ekor
7)
5. 1. Mulut Kingdom:
2. Nostril
Animalia
3. Kepala
Pylum :
4. Mata
Chordata
5. Membrane
tempani Class : Amphibi
Katak
(Rana 6. Punggung
Ordo :
sp.) 7. Kloaka
Diploceola
8. Perut
9. Lengan Famili : Ranidae
bawah
Genus : Rana
10. Kaki
belakang Spesies
11. Selaput : Rana sp.
kaki
12.Kaki (Arie 1999)
depan
13. Jari
6. 1. Mulut Kingdom:
Animalia
2. Mata
Filum : Chordata
3. Telinga
Kelas : Reptil
7. 1. Mata Kingdom:
Animalia
2. Hidung
Filum : Chordata
3. Paruh
Merpati
Kelas : Aves
(Columba sp.) 4. Sayap
Ordo : Columbia
5. Dorsal
former
6. Ekor
Family:
7. Kaki Columbiadae
Genus : Columba
Spesies :
Columba sp
(John,2000)
8. 1. Ekor Kingdom:
Animalia
2. Badan
Filum : Chodarta
3. Lengan
kaki Kalas :
Mammalia
4.Kaki
belakang Ordo : Carnivora
11. kumis
3) Keanekaragaman Protista
1. 1. Flagella Kingdom:
Euglenophyta
2.Vakuola
kontraktil Filum:
Euglenoidea
3. Reservoir
Euglena viridis Kelas:
4. Fotoreseptor
Euglenales
5. Stigma
Ordo:
6. Badan golgi Euglenaceae
7. Kloroplas Genus:
8. Nucleolus Euglena
9. Nucleus Spesies
11. Mitokondria
12. Paramilon
VII. Pembahasan
Keanekaragaman makhluk hidup disebut juga keanekaragaman hayati atau
biodiversitas. Menurut teori Supriatna (2018: 12), biodiversitas adalah
kepanjangan dari biological diversity,pada 1989. Definisi biodiversitas sangatlah
beragam, dan devinisi yang mudah untuk dipahami adalah “kekayaan hidup di
bumi, jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, genetika yang
dikandungnya, dan ekosistem yang dibangunnya menjadi lingkungan hidup.”
Definisi ini dipertimbangkan dari 3 tingkatan, yaitu spesies yang mencakup
seluruh organisme di bumi termasuk bakteri dan Protista pada dunia hewan,
tumbuhan dan jamur. Dalam skala lebih kecil yaitu variasi genetic.
Keanekaragaman makhluk hidup adalah suatu istilah yang menunjukkan sejumlah
variasi yang ada pada makhluk hidup disuatu lingkungan tertentu. Keanekragaman
dapat terjadi karena adanya perbedaan ciri ciri dari masing masing makhluk hidup
seperti sifat, warna, ukuran, bentuk habitat dan lain sebagainya.
a. Keanekaragaman Tumbuhan
Pada praktikum mengenai keanekaragaman tumbuhan yang diamati adalah
morfologi dari tumbuhan Alga (Sargassum sp.) , jamur tiram (Pleurotus
ostreatus), lumut (Marchantia polymorpha), Jagung (Zea mays), suplir
(Adiatum sp), melinjo (Gnetum gnemon), kembang merak (Caesalpinia sp),
jamur tempe (Rhizopus oryzea).
b. Keanekaragaman Hewan
Pada praktikum mengenai keanekaragaman hewan yang diamati adalah
morfologi dari Cacing tanah (Lumbricus terretris), cangkang siput (Achatina
fulica), udang (Panaeus merguiensis), ikan mas (Cyprinus sp), katak (Rana
sp.), cicak (Cosymbotus platyurus), merpati (Columba sp.), kucing (Felis
catus).
1) Pengamatan Cacing tanah (Lumbricus terretris)
Pada pengamatan cacing tanah (Lumbricus terretris). Dari
pengamatan cacing, dapat dilihat bagian bagian cacing (Lumbricus
terretris),yaitu anus, segmen, klitelium,dan mulut. Cacing tanah
(Lumbricus terretris) termasuk ke dalam kelompok annelida kelas
Oligochaeta. Ciri khas kelompok annelida ini adalah tubuhnya yang beruas
ruas seperti segmen berbentuk cincin, cacing tanah (Lumbricus terretris)
hidup ditempat yang lembab, dan tubuhnya tersusun atas tiga lapis sel
(tripoblastik).
Hal ini sesuai pernyataan Campbell (2010) yang mengatakan jika cacing
tanah (Lumbricus terretris) termasuk kelompok annelida dari kelas
Oligochaeta, yaitu Annelida berarti cincin cincin kecil, mengacu pada
kemiripan tubuh annelida dengan serangkaian cincin yang menyatu.
Annelida merupakan selomata dan panjangnya sekitar dari 1 mm dan
lebarnya 3m, yaitu panjang cacing tanah Australia raksasa. Filum annelida
dibagi menjadi kelas, salah satunya kelas Oligochaeta. Kelas Oligochaeta
diberinama sesuai dengan seta yang relative tersebar atau rambut kejur
yang terbuat dari kitin. Contoh hewan yang masuk kelas Oligovhaeta
adalah cacing tanah.
Peran cacing tanah(Lumbricus terretris), untuk menyuburkan
tanah. Hal ini sesuai dengan teori menurut Dwiastuti (2021:449) bahwa
peran cacing tanah sebagai makrofauna tanah memainkan peran penting
dalam ekosistem yang berhubungan dengan siklus hara dan aliran energi
karena orgaanisme ini melakukan proses pelapukan bahan organik dan
akhirnya memberikan kontribusi pada faktor kesehatan tanah. Aktivitas
Cacing Tanah dapat mengubah struktur tanah, aliran air tanah, dinamika
hara dan pertumbuhan tanaman, keberadaannya tidak penting bagi sistem
tanah yang sehat tetapi lebih merupakan “ bioindikator” dari tanah yang
sehat sehingga cacing tanah ini mempunyai fungsi menguntungkan bagi
ekosistem. Anus pada cacing tanah (Lumbricus terretris) berfungsi untuk
mengeluarkan kotoran, mulut untuk memasukkan makanan dan warna
cacing tanah (Lumbricus terretris) adalah merah kegegelap gelapan.
Cacing tanah (Lumbricus terretris) ini bermanfaat untuk menyuburkan
tanah dan cacing tanah (Lumbricus terretris) ini bisa digunakan untuk obat.
2) Pengamatan Cangkang siput (Achatina fulica)
Berdasarkan hasil pengamatan cangkang siput (Achatina fulica)
terdiri dari apex (posterior), sutura, cangkang utama dan auterior.
Cangkang bekicot (Achatina fulica) terbentuk oleh membrane tipis yang
berasal dari bagian mantel. Cangkang bekicot (Achatina fulica) berwarna
coklat panjang dan terdapat garis garis transversal. Bekocot ini mempunyai
tubuh yang lunak sehingga bekicot masuk ke dalam hewan Mollusca kelas
Gasdropoda. Pada hewan yang memiliki cangkang seperti bekicot, bisa
memasukkan dirinya ke dalam cangkang untuk melindungi diri. Hal ini
sesuai literature Menurut Fried (2006)yaitu, hewan yang termasuk
Gastropoda, Ada siput, keong, bekicot, dan lintah bulan atau slug
(gastropoda tak bercangkang). Gastropoda merupakan kelompok molusca
yang paling besar dan beragam dengan lebih dari 75000 spesies.
Cangkangnya serungkali cukup komplek dan berhiaskan pola. Keseluruhan
hewan biasanya dapat menarik diri kedalam cangkang untuk melindungi
dirinya.
Peranan Cangkang siput (Achatina fulica) yaitu dimanfaatkan
untuk bahan makanan dimana (Achatina fulica) memiliki kandungan zat
besi sehingga bisa mencegah anemia, dan lender dari Acantina fulica bisa
digunakan obat ketika luka. Selain itu juga cangkang siput ini bisa
digunakan untuk membuat pupuk yang dapat mempersubur tanaman hal ini
sesuai dengan literature menurut Mawarni (2017:175) yang menyatakan
Pemberian bokashi cangkang bekicot berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman dan diameter batang umur, jumlah daun hal ini disebabkan
peranan unsur hara Ca dalam bokashi cangkang bekicot mampu
meningkatkan pertumbuhan pucuk tanaman dan bulu akar sehingga tinggi
tanaman dapat terpacu dan menunjukkan perbedaan yang nyata seperti
yang dinyatakan oleh Smile:9 pertumbuhan pada meristem ujung
menghasilkan sel-sel baru di ujung sehingga mengakibatkan bertambah
tinggi atau bertambah panjang tanaman. Pertambahan tinggi tanaman
tentunya juga akan diikuti pertambahan jumlah daun dan diameter batang
tanaman.
c. Keanekaragaman Protista
Pada praktikum kali ini, Protista yang diamati adalah Euglena
viridis. Bagian-bagian dari Euglena viridis ini Flagella, Vakuola kontraktil,
Reservoir, Fotoreseptor, Stigma, Badan golgi, Kloroplas, Nucleolus, Nucleus,
Pelikel, Mitokondria, Paramilon. Pada pengamatan, yang terlihat, bahwa
euglena viridis bergerak dengan bulu cambuk atau flagellata serta tubuhnya itu
berbentuk meruncing. Hal ini, sesuai dengan literature menurut Ka’bah
(2021:16-19) yang menyatakan bahwa Euglena viridis merupakan euglenoida
yang bersifat holozoic dan holofilik. Struktur tubuhnya yakni meruncing pada
ujung tubuhnya dengan satu buah flagella di bagian anterior dan tumpul pada
bagian atasnya. Ia juga menyatakan bahwa flagellate memiliki tubuh yang
tetap meskipun tidak memiliki rangka luar. Flagelata pergerakannya
menggunakan bulu cambuk (flagel), dan bentuk tubuhnya bersifat polimorfik
(menyerupai bentuk morfologi) ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola,
memanjang dan lainnya. Tubuh flagelata dilindungi oleh selaput fleksibel yang
disebut pellicle, sedangkan bagian ujungnya dilapisi selaput plasma.
Peranan Euglena viridis yaitu sebagai fitoplankton, yang berfungsi
sebagai produsen di perairan, dalam dunia sains euglena sering dijadikan
sebagi objek karena ganggang ini mudah didapat dan dibiakkan dan sebagai
indikator adanya pencemaran organik. Hal ini sesuai dengan literature menurut
Ka’bah (2021:19) yang menyatakan bahwa Euglena yang tergolong Flagellata
berperan untuk melakukan fotosintesis dan melakukan reproduksi secara
aseksual.
VIII. Penutup
a. Kesimpulan
Dari pengamatan keanekaragaman makhluk dapat disimpulkan bahwa :
1) Keanekaragaman Protista terdiri dari Protista mirip hewan yaitu protozoa
dengan berbagai variasi dan Protista mirip tumbuhan yaitu alga.
2) Keanekaragaman tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut, tumbuhan paku,
dan tumbuhan berbiji, dimana tumbuhan berbiji dibedakan menjadi dua
yaitu tumbuhan berbiji terbuka dan tumbuham berbiji tertutup, fungi.
3) Keanekaragaman hewan terdiri dari hewan verteberata (Aves, Reptil,
Ampibi, Mamalia dan Pisces) dan hewan avertebrata (Mollusca, arthropod,
vermes, Echinodermata)
b. Saran
1) Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya mempelajari penuntun
praktikum terlebih dahulu.
2) Mengamati setiap bagian morfologi spesies hewan, tumbuhan dan Protista
dengan baik dan teliti, sehingga didapatkanlah hasil praktikum dengan
hasil yang sesuai.
3) Bertanya terlebih dahulu kepada Asprak terkait spesies yang dijadikan
bahan raktikum, agar tidak terjadi kekeliruan.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Cacang. 2014. Kucing( Complete Guide Book For Your Cat). Jakarta:
Agriflo.
Pratama.
Mackinnon, John. 2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor:
Lipi Puslitbang Biologi.
Sudarmadji. 1981. Asam Fitat dan Fitase dalam Fermentasi Tempe. Agritech.
Supriatna, Jatna. 2018. Konservasi Biodiversitas . Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Widyawati, Veni. 2019. Seabrek Obat Tak Lazim dan Jorok Namun Tokcer. Yogyakarta:
Laksana.
Yonathan, Eric. 2003. Merawat dan Melatih Merpati Balap. Jakarta: Agromedia.
Jagung
(Zea mays)
Mellinjo
Suplir( Adiantum sp.)
(Gnetum gnemon
L.)
Euglena viridis
Kucing
(Felis catus)
LAPORAN SEMENTARA BIOLOGI DASAR
NPM : A1D021011
1. 1. Gas Bladder
2. Blade
3. Stipe
4. Holdfast
2. 1. Tudung jamur
2. Tangkai
3. Akar
4. 1. Bunga
2. Buah
3. Batang
4. Daun
5. Akar
6. 1. Buah
2. Daun
3. Batang
4. Akar
Kembang merak (
Caesalpinia
pulcherrima)
8. 1. Mulut
2. Segmen
3. Klitelium
4. Anus
9. 1. Kepala
2. Mata
3. Tentakel panjang
4. Cangkang utama
5. Cangkang
6. Sutura
Cangkang siput ( Achantina fullicia )
7. Apex
8. Tentakel pendek
9. Kaki
10. 1. Rostum
2. Mata
3. Karapas
4. Ruas perut 1
5. Ruas perut 2
6. Ruas perut 3
7. Ruas perut 4
8. Ruas perut 5
9. Ruas perut 6
Udang ( Panaeus merguiensis )
10. Uropoda
11. Pleopoda
12. Pereiodopoda
13. Antenna
11. 1. Otak
2. Mata
3. Insang
4. Sirip punggung
5. Ginjal
6. Tulang punggung
7. Sirip dada
8. Sisik
9. Empedu
1. Mulut
12. 2. Nostril
3. Kepala
4. Mata
5. Membrane tempani
6. Punggung
7. Kloaka
8. Perut
Katak (Rana sp.)
9. Lengan bawah
10. Kaki belakang
11. Selaput kaki
12. Kaki depan
13. Jari
13. 1. Mulut
2. Mata
3. Telinga
4. Kulit
5. Kloaka
6. Jari kaki
7. Ekor
14. 1. Mata
2. Hidung
3. Paruh
4. Sayap
5. Dorsal
6. Ekor
7. Kaki
16.
1. Sporangium
2. Sporangiofor
3. Hifa
4. Spora
17. 1. Flagella
2. Vakuola kontraktil
3. Reservoir
4. Fotoreseptor
5. Stigma
6. Badan golgi
7. Kloroplas
8. Nucleolus
9. Nucleus
Euglena viridis
10. Pelikel
11. Mitokondria
12. Paramilon