Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
menguatamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derjat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya ..Puskesma bertugas memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat diwilayah kerja melalui program pokok dan program
pengembangan’
Salah satu program essensial Puskesmas adalah Program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA). Dalam pelaksanaannya, Kesehatan Ibu dan Anak dibagi dalam 2 jenis pelayanan, yaitu
pelayanan yang bersifat Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), dan pelayanan yang bersifat
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP).
Beberapa kegiatan KIA dimasukkan ke dalam Upaya Kesehatan Masyarakat seperti
kegiatan kelas ibu hamil, kelas ibu balita, kelas bakal calon bunda, pelayanan neonatus,
DDTK, pelayanan anak pra sekolah, dan lain – lain.
Beberapa kegiatan yang berbau UKP, diantaranya : pelayanan pemeriksaan ibu hamil,
pemeriksaan ibu nifas, ibu menyusui, pelayanaan KB, dan lain – lain. Begitu juga untuk
pelayanan kesehatan anak, dilayani dengan menggunakan algoritma MTBS dan MTBM.
Dalam penataan ruangan, ruangan pelayanan Ibu diintegrasikan dengan ruangan
pelayanan Keluarga Berencana sedangkan ruangan pelayanan anak diintegrasikan dengan
ruangan pelayanan imunisasi.
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan di ruangan pelayanan ibu dan anak,
perlu dibuat panduan pelayanan yang akan memandu semua petugas yang bertugas di ruangan
pelayanan ini.

1.2. Tujuan
1.1. 1. Tujuan Umum
Terlaksananya Pelayanan ibu dan anak yang bermutu di UPTD Puskesmas Mungo.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya pelayanan kesehatan pada ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas
yang bermutu,
1
b. Terlaksananya pelayanan kesehatan reproduksi yang bermutu,
c. Terlaksananya pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang bermutu,
d. Terlaksananya pelayanan Calon Pengantin (Catin) yang bermutu,
e. Terlaksananya pelayanan kesehatan Anak 0 – 5 tahun dengan MTBS yang bermutu,
f. Terlaksananya pelayanan kesehatan Anak usia 6 – 18 tahun yang bermutu,
g. Terlaksananya pelayanan Immunisasi dasar untuk bayi yang bermutu.

1.3. Sasaran
Panduan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak UPTD Puskesmas Mungo ini disusun
untuk digunakan bagi semua staf UPTD Puskesmas Mungo yang bertugas sebagai pelaksana
pelayanan di ruang Pelayanan Kesehatan ibu dan anak.

1.4. Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari panduan ini meliputi :
a. Ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusi,
b. Sasaran immunisasi,
c. Bayi dan balita sakit usia 0-5 tahun,
d. Anak usia 6 – 18 tahun,
e. Remaja dan calon pengantin
f. Pasangan Usia subur.

1.5. Landasan Hukum


a. Permenkes No.43 Tahun 2019 tentang Puskesmas,
b. Peraturan Menteri Kesehatan No 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi,
c. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien,
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI no 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual,
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI no 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan,
f. Permenkes RI No 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaran Imunisasi,

2
g. Permenkes RI No 70 Tahun 2013 tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis
Masyarakat,
h. Peraturan Menteri Kesehatan 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
i. Peraturan Menteri Kesehatan No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
j. Peraturan Menteri Kesehatan No 83 Tahun 2019 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

3
BAB II

STANDAR TENAGA, FASILITAS, DAN PERALATAN

Untuk dapat melaksanakan fungsinya dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan


ibu dan anak di Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi, baik jumlah
maupun mutunya. Kualifikasi tenaga pelayanan Ibu dan Anak di UPTD Puskesmas Mungo
adalah sebagai berikut :

2.1. Jenis dan Kualifikasi Tenaga Pemberi Pelayanan

N KUALIFIKASI
JENIS TENAGA KETERANGAN JUMLAH
O PENDIDIKAN
1 Penanggung Jawab Dokter Mempunyai STR dan SIP 1
2 Koordinator Minimal D3 Mempunyai STR dan SIPB, 1
pelayanan ibu Kebidanan Sudah mengikuti pelatihan
APN
3 Koordinator Minimal D3 Mempunyai STR dan SIPB, 1
pelayanan anak Kebidanan Sudah mengikuti pelatihan
MTBS
4 Petugas pelaksana Dokter Mempunyai STR dan SIP 1
D3 Kebidanan Mempunyai STR dan SIPB, 3
Sudah mengikuti pelatihan
MTBS dan atau APN

2.2. Uraian Tugas Pemberi Pelayanan

2.2.1. Penanggung jawab


a. Bertanggung jawab terhadap penyusunan semua SOP pelayanan ibu dan anak,
b. Bertanggung jawab terhadap penyusunan rencana peningkatan mutu pelayanan,
c. Menyelesaikan masalah yang mungkin timbul dalam proses pelayanan,
d. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan alat, kebersihan dan kerapian ruangan,
e. Bertanggung jawab terhadap upaya – upaya keselamatan pasien dan sistem pelaporan
insiden,
f. Melakukan evaluasi secara berkala.

2.2.2. Koordinator pelayanan Ibu


4
a. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan ibu secara komprehensif sesuai jenis – jenis
pelayanan yang disediakan,
b. Mengkoordinir kegiatan peningkatan mutu pelayanan,
c. Mengkoordinir upaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3),
d. Mengkoordinir pemeliharaan alat serta kebersihan dan kerapian ruangan,
e. Mengkoordinir upaya - upaya keselamatan pasien.

2.2.3. Koordinator pelayanan anak


a. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan anak secara komprehensif sesuai jenis – jenis
pelayanan yang disediakan,
b. Mengkoordinir kegiatan peningkatan mutu pelayanan,
c. Mengkoordinir upaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3),
d. Mengkoordinir pemeliharaan alat serta kebersihan dan kerapian ruangan,
e. Mengkoordinir upaya - upaya keselamatan pasien.

2.2.4. Petugas pelaksana pelayanan


1) Dokter
a. Melakukan anamnesis terfokus terhadap pasien,
b. Melakukan pemeriksaan fisik,
c. Menegakan diagnosis dan diagnosis banding,
d. Membuat rencana layanan klinis,

2) Bidan Pelaksana Pelayanan Ibu


a. Melakukan anamnesis tentang keluhan utama, riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga, riwayat kebiasaan, riwayat alergi, riwayat obstetric, riwayat
peslainan terdahulu, dan riwayat penggunaan kontrasepsi,
b. Melakukan pemeriksaan vital sign berupa pengukuran TB, BB, Lingkar Pinggang,
Tekanan Darah, Frekuensi Nadi, Frekuensi Nafas, Suhu,
c. Melakukan inspeksi, palpasi, auscultasi, percusi, dan pemeriksaan dalam pada ibu
dan calon akseptor keluarga berencana,
d. Memberikan konseling KB pada ibu dan catin,
e. Memberikan pelayanan imunisasi pada ibu hamil dan catin,
f. Melakukan konsultasi ke dokter,

5
g. Melakukan layanan terpadu dengan profesi lain sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan diagnosis kebidanan,
h. Melakukan asuhan kebidanan,
i. Membuat pencatatan dan pelaporan pasien rawat jalan.

4) Bidan Pelaksana Pelayanan Anak


a. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan menggunakan bagan
MTBM/MTBS pada bayi dan anak usia 0-5 tahun,
b. Melakukan konsultasi ke dokter dalam pelayanan bayi dan balita sesuai algoritma
pada bagan MTBM dan MTBS,
c. Melakukan konsultasi ke dokter dalam pelayanan anak usia 6 – 18 tahun,
d. Memberikan pelayanan imunisasi pada bayi.
e. Membuat pencatatan dan pelaporan pasien rawat jalan.

2.3. Jadwal Pelayanan

a. Senin-Kamis : 08.00-12.00 WIB,


b. Jumat : 08-00-11.00 WIB,
c. Sabtu : 08.00-12.00 WIB,
d. Imunisasi : Setiap hari Rabu minggu ke tiga setiap bulan.

2.4. Standar Ruangan


2.4.1. Ruang Pelayanan Ibu
a. Luas Ruangan 4x 8 m2,
b. Ruangan kering dan tidak lembab,
c. Memiliki ventilasi yang cukup,
d. Memiliki pencahayaan yang cukup,
e. Lantai terbuat dari keramik,
f. Dinding dicat warna hijau.

Denah Ruangan Pelayanan Ibu

6
Meja
Alat
Bed Pelayanan
Meja ADM

Bed
Lemari Gineko
Meja
IVA logy
Petugas
Lemari Lemari
arsip alat
PINTU MASUK
PELAYANAN KB Meja ADM

Meja Petugas Lemari


Arsip

Meja
Bed Periksa Alat

PINTU MASUK

2.4.2. Ruang Pelayanan Anak


a. Luas Ruangan 4x 8 m2,
b. Ruangan kering dan tidak lembab,
c. Memiliki ventilasi yang cukup,
d. Memiliki pencahayaan yang cukup,
e. Lantai terbuat dari keramik,
f. Dinding dicat warna hijau.

7
Denah Ruang Pelayanan Anak

Bed
Lemari Kulkas
Arsip Meja
Petugas
RUANG ASI
Lemari
arsip Pintu Masuk Meja
Administrasi
Pint
RUANG IMUNISASI u
ma
Bed Pint
suk
RUANG ANAK u
ma
Meja suk
Petugas

RUANG
Meja
Bed BERMAIN
arsip
Periksa

Meja Dokter Meja


alat

RUANG BERMAIN

2.5 Standar Fasilitas dan Peralatan

2.5.1. Standar Fasilitas Pelayanan Ibu

NO FASILITAS JUMLAH
1 Meja Administrasi 2 Buah
2 Meja Petugas 2 Buah
3 Kursi Petugas 4 Buah
4 Kursi Pasien 2 Buah
5 Bed Periksa 2 set
6 Tangga (Alat bantu naik Bed) 1 set
7 Lemari arsip 1 buah
8 Meja Alat 1 buah
8
9 Tempat Sampah Medis 1 Buah
10 Tempat sampah Non Medis 1 Buah
11 Safety Box 1 Buah
12 Cold Cain 1 Buah
13 Tirai Pembatas 2 Buah
15 Komputer 2 Set
16 Printer 1 Set
17 Kipas Angin 2 Set
18 Appar 1 Set
19 Kursi Tunggu Pasien 2 Set
20 Tabung Nitrogen 1 set
21 Tabung O2 1 set
22 Lampu sorot 1 buah
23 Sumber arus listrik dan Internet
24 Papan nama “ Ruang Pelayanan Ibu “

2.5.2. Standar Peralatan Pelayaanan Ibu

N
PERALATAN JUMLAH
O
1 Alat pengukur tensi/tensimeter dengan manset dewasa 1 buah
2 Alat ukur LILA 1 buah
3 Dopler 1 buah
4 Partus set 1 Set
5 Palu Refleks 1 buah
6 Set Pemeriksaan dalam 1 set
7 Stamp lamp 1 buah
8 Stetoskop dewasa 2 buah
9 Sudip lidah 4 buah
10 Tabung korentang 1 buah
11 Tampon tank 1 buah
12 Tempat tidur periksa 2 buah
13 Termogan 2 buah
14 Timbangan 2 buah
15 Tromol kassa 2 buah
16 Alat ukur tinggi badan(mikrotice) 2 buah
17 Baki logam steril 2 buah
18 Meja instrument 2 buah
19 Senter periksa 2 buah
20 Stoples kassa/kapas steril 2 buah
21 Waskom benkok kecil 2 buah
22 Waskom bengkok besar 2 buah
23 Monoculer Statescope 1 buah
24 Implan Set 1 Set
25 AKDR Set 1 Set
26 Perbekalan kesehatan lain

9
2.5.3. Bahan Habis Pakai Pelayaanan Ibu

N BAHAN HABIS PAKAI


O
1 Cairan Desinfektan
2 Cairan Handrubs
3 Disposable syringe 2.5 – 3 cc
4 Disposable syringe 0.5 cc
5 Kapas
6 Kasa steril
7 Kasa non steril
8 Kapas lidi steril
9 Implant
10 AKDR
11 Depo Injeksi
\12 Pil KB
13 Kondom
14 Duk Lubang disposable
15 Sarung Tangan
16 Lublikan gel
17 Tissue
18 Vaksin TT
19 Surgical Blades
20 Dermafik
21 Folifik/Plester
22 Cairan asam Asetat
23 Disposable Speculum
24 Masker
25 Fenol Gliserol

2.5.4. Buku Pencatatan dan Pelaporan Pelayaanan Ibu

N
BUKU PENCATATAN
O
1 Register harian ibu
2 Register Catin
3 Register Ibu nifa /menyusui
4 Register Ginekoloy
5 Register harian KB
6 Register IVA
7 Register Surat keterangan
8 Register ibu hamil Resti
9 Register rujukan internal

2.5.5. Blangko - blanko Pelayanan Ibu

10
N
BLANKO
O
1 Kertas Resep
2 Formulir Permintaan Pemeriksaan Labor
3 Formulir Rujukan Internal
4 Formulir Rujukan Eksternal
5 Formulir Surat Keterangan Sehat
6 Formulir Surat Keterangan Sakit
7 Formulir Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan
8 Formulir Informed Consent
9 Formulir K1 KB
10 Formulir K4 KB
11 Formulir Keterangan Catin
12 Buku KIA
13 Formulir Keterangan Hamil
14 Formulir keterangan rekomendasi jampersal
15 Media cetak berupa poster,lembar balik,leaflet dan brosur
16 Kohor ibu

2.5.6. Standar Fasilitas Pelayanan Anak

N FASILITAS JUMLAH
O
1 Meja Administrasi 1 Buah
2 Meja Petugas 2 Buah
3 Kursi Petugas 2 Buah
4 Kursi Pasien 4 Buah
5 Bed Periksa 2 set
6 Tangga (Alat bantu naik Bed) 2 set
7 Lemari arsip 2 buah
8 Meja Alat 2 buah
9 Tempat Sampah Medis 2 Buah
10 Tempat sampah Non Medis 2 Buah
11 Safety Box 2 Buah
12 Cold Cain 1 Buah
13 Komputer 2 Set
14 Printer 2 Set
15 Kipas Angin 2 Set
16 Appar 1 Set
17 Kursi Tunggu Pasien 1 Set
18 Sumber arus listrik dan Internet
19 Papan nama “ Ruang Pelayanan anak “

2.5.7. Standar Peralatan Pelayanan Anak

N PERALATAN JUMLAH
11
O
1 Alat pengukur tensi/tensimeter dengan manset anak 1 buah
2 Alat ukur LILA 2 uah
3 Alat penghisap lender 1 set
4 Stetoskop anak 1 buah
5 Stand lamp 1 buah
7 Stamp lamp 1 buah
8 Sudip lidah 3 buah
9 Tabung oksigen dengan regulator 1 buah
10 Termogan 1 buah
11 Timbangan berdiri 1 buah
12 Alat ukur lingkar kepala 1 buah
13 Alat ukur tinggi badan(mikrotice) 1 buah
14 Timbangan bayi 1 buah
15 Alat pengukur panjang bayi 1 buah
16 Soundtimer 1 buah
17 Senter 1 buah
18 Set tumbuh kembang 1 buah

2.5.8. Bahan Habis Pakai Pelayanan Anak

N BAHAN HABIS PAKAI


O
1 Cairan Desinfektan
2 Cairan Handrubs
3 Disposable syringe 2.5 – 3 cc
4 Disposable syringe 1,0 cc
5 Kapas
6 Kasa steril
7 Kasa non steril
8 Sarung Tangan
9 Tissue
10 Masker

2.5.9. Buku Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Anak

N
BUKU PENCATATAN
O
1 Register anak
2 Media cetak berupa poster, lembar balik, leaflet, dan brosur
3 Register kohor anak balita
4 Register kohor bayi

2.5.10. Blangko - blanko Pelayanan Anak

12
N
BLANKO
O
1 Kertas Resep
2 Formulir MTBM
3 Formulir MTBS
4 Formulir Permintaan Pemeriksaan Labor
5 Formulir Rujukan Internal
6 Formulir Rujukan Eksternal
7 Formulir Surat Keterangan Sehat
8 Formulir Surat Keterangan Sakit
9 Formulir Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan
10 Formulir Informed Consent
11 Formulir DDTK
12 Formulir kuiseioner pra skring perkembangan(KPSP)
13 Formulir laporan kesehatan anak balita dan prasekolah
14 Buku KIA

13
BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN

3.1. Pelayanan ibu


3.1.1. Jenis – jenis Pelayanan :
a. Pelayanan pemeriksaan ibu hamil,
b. Pelayanan pemeriksaan ibu nifas,
c. Pelayanan pemeriksaan gangguan reproduksi,
d. Pelayanan pemeriksaan ibu menyusui,
e. Pelayanan Konseling dan Imunisasi catin,
f. Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi,
g. Pelayanan Membuka alat kotrasepsi IUD dan Implan,
h. Pelayanan Konseling KB,
i. Pelayanan Pemeriksaan IVA,
j. Pelayanan Krioteraphy,
k. Pelayanan Surat Keterangan Hamil,
l. Rujukan internal dalam lingkungan puskesmas,
m. Pelayanan Rujukan ke rumah sakit berdasarkan diagnosis dan kriteria yang telah di
tetapkan dokter.

3.1.2. Metode Pelayanan


1) Anamnesis
Untuk semua jenis pelayanan ibu, sebelum anamnesis dilakukan, sebaiknya
dikonfirmasi dahulu identitas pasien. Anamnesis adalah wawancara terhadap pasien atau
keluarganya tentang keluhan yang dirasakan (Subjektif). Anamnesis yang dilakukan oleh
bidan adalah :
a. Keluhan utama
Adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat, sehingga mendorong
pasien datang berobat atau mencari pertolongan medis. Bagi calon akseptor, keluhan
utama bisa diganti dengan rencana pemasangan alat kontrrasepsi.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Merupakan informasi tentang riwayat penyakit dahulu yang harus digali secara
lengkap dan runut, karena seringkali keluhan yang diderita sekarang merupakan

14
kelanjutan atau komplikasi dari penyakit dahulu. Penggalian informasi termasuk
riwayat pengobatan yang pernah diterimanya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Merupakan penyakit yang berhubungan dengan faktor keturunan seperti diabetes
melitus, hipertensi, asma, dan lain - lain. Petugas menanyakan riwayat penyakit orang
tua, kakek, nenek dan lain - lain.
d. Riwayat Alergi
Riwayat apakah pasien pernah mengalami reaksi alergi setelah mengkonsumsi atau
memakai obat-obatan, atau alat kontrasepsi tertentu, atau makanan tertentu.
e. Riwayat Kebiasaan/Sosial Budaya
Kebiasaan yang biasa dilakukan oleh pasien yang bisa mempengaruhi kondisi
kesehatannya, seperti kebiasaan merokok, atau minum alkohol, sering melakukan
ritual tertentu, dan lain lain.
f. Riwayat obstetric gynekologi
Menanyakan riwayat kehamilan sekarang, kehamilan dan persalinan yang lalu
g. Riwayat Keluarga Berencana
Menanyakan Riwayat kontrasepsi yang dipakai sebelumnya

2) Pemeriksaan tanda – tanda vital


Untuk seluruh pelayanan ibu, dilakukan pemeriksaan tanda – tanda vital, meliputi :
1. Tinggi badan,
2. Berat badan,
3. Tekanan darah,
4. Frekuensi nadi,
5. Frekuensi nafas,
6. Suhu,
7. Lingkaran pinggang.

3) Pelayanan ibu hamil


Setelah anamnesis, bidan melakukan pemeriksaan fisik dan penatalaksanaan ibu hamil
sesuai standart (10 T plus) terdiri dari :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan,

15
2. Penimbangan dilakukan disetiap kunjungan untuk mendeteksi gangguan
pertumbuhan janin sedangkan pengukuran tinggi badan hanya dilakukan sekali
selama kunjungan,
3. Ukur tekanan darah,
4. Pengukuran dilakukan disetiap kunjungan untuk mendeteksi hipertensi pada
kehamilan,
5. Nilai status gizi (ukur LILA/ lingkar lengan atas),
6. Pengukuran dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko
KEK,
7. Ukur tinggi fundus,
8. Pengkuran dilakukan disetiap kunjungan untuk mendeteksi pertumbuan sesuai
atau tidak dengan usia kehamilan,
9. Tentukan presentasi dan denyut jantung janin,
10. Pengukuran dilakukan pada kehamilan akhir trimester 2 sampai kelahiran dengan
tujuan untuk mengetahui letak dan bagian terbawah janin serta pengukuran
frekuensi denyut jantung janin,
11. Skrining status imunisasi tetanus,
12. Skrining ini dilakukan pada saat kontak pertama dengan ibu hamil,
13. Riwayat konsumsi tablet tambah darah,
14. Ibu hamil harus meminum 90 tablet FE selama kehamilan,
15. Pemeriksaan laboratorium rutin, terdiri dari :
a. Golongan darah,
b. HB,
c. Protein,
d. Kadar gula darah,
e. Malaria,
f. Tes sifilis,
g. HIV,
h. HBSag,
i. BTA ( untuk pasien di curigai TB).
16. Setelah melakukan pelayanan dengan standar 10 T plus, dilakukan temu wicara
atau koseling, meliputi :
a. Kesehatan ibu,

16
b. PHBS,
c. Peran suami/ keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan,
d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, nifas dan kesiapan menghadapi
komplikasi,
e. Asupan gizi seimbang,
f. Gejala penyakit menular dan tidak menular,
g. IMD dan ASI Esklusif,
h. Imunisasi,
i. KB pasca salin.

17
18
19
4) Pelayanan Ibu Nifas
1. Setelah anamnesis dan pemeriksaan tanda – tanda vital, bidan melakukan
pemeriksaan jalan lahir, lochia, tinggi fundus uteri, kontraksi Rahim, dan
pemeriksaan payudara. Bila diperlukan dilakukan pemeriksaan laboratorium Hb,
HbSAg, reduksi urine, dan protein urine.
2. Menegakkan diagnosis kebidanan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
dan penunjang..
3. Menyusun rencana asuhan kebidanan,
20
4. Melakukan edukasi :
- Tekhnik menyusui yang benar,
- Perawatan luka perineum,
- Perawatan bayi baru lahir,
- Merencanakan KB pasca salin,
- Melakukan konsultasi ke dokter bila diperlukan.

5) Pelayanan Calon Pengantin (catin)


Setelah anamnesis dan pemeriksaan tanda – tanda vital, bidan melakukan :
1. Perencanaan tindakan immunisasi,
2. Memberikan konseling immunisasi,
3. Memberikan penjelasan tentang kesehatan reproduksi,
4. Melakukan pengisian inform concent,
5. Memberikan immunisasi catin.

21
6) Pelayanan Ginekologi Dasar.
Pelayanan ginekologi dasar yang bisa diberikan adalah masalah gangguan haid dan
mendeteksi kelainan – kelainan pada alat reproduksi. Setelah anamnesis dan pemeriksaan
tanda – tanda vital, bidan melakukan konsultasi ke dokter.

7) Pelayanan bagi WUS, meliputi pelayanan kontrasepsi dan pelayanan Inspeksi


Visual Asam Asetat (IVA) :
1. Pelayanan Kontrasepsi.
Setelah anamnesis dan pemeriksaan tanda – tanda vital, bidan menggali data –
data sebagai berikut :
a. Bio data kedua pasangan,
b. Jumlah anak (laki – laki dan perempuan),
c. Usia anak terkecil,
d. Status kepesertaan KB, apakah baru atau lama,
e. Cara KB terakhir,
Khusus untuk peserta KB baru atau ganti cara dilakukan penapisan :
a. Informasi hari pertama haid terakhir,
b. Apakah hamil atau diduga hamil,
c. Apakah menyusui atau tidak,
d. Riwayat penyakit sebelumnya (sakit kuning, perdarahan per vaginam,
keputihan, tumor payudara, tumor Rahim, tumor indung telur),
e. Pemeriksaan penunjang laboratorium HCG.
Setelah semua assesmen dilakukan dan diputuskan bahwa WUS ini bisa dipasang alat
kontrasepsi yang sesuai, dilakukan :
a. Perencanaan pemasangan alat kontrasepsi,
b. Melakukan pengisian inform concent,
c. Menjadwalkan kunjungan ulang.

22
23
24
25
26
27
2. Pelayanan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Setelah anamnesis dan pemeriksaan tanda – tanda vital, bidan menggali data –
data calon pasien yang akan diperiksa IVA sebagai berikut :
a. Bio data kedua pasangan,
b. Riwayat perkawinan,
c. Jumlah anak (laki – laki dan perempuan),
d. Faktor – faktor risiko,
e. Riwayat kanker di keluarga,
f. Riwayat tumor.
Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, meliputi :
a. Pemeriksaan payudara (kulit, areola, papilla, benjolan kalau ada),
b. Pemeriksaan vulva, vagina, dan cerviks,
c. Bila ditemukan benjolan, dilakukan palpasi untuk mengidentifikasi benjolan.
Setelah semua assesmen dilakukan dan diputuskan bahwa WUS ini akan
dilakukan pemeriksaan IVA, dilakukan tindakan :
a. Perencanaan pemeriksaan IVA,
b. Melakukan pengisian inform concent,
c. Melakukan pemeriksaan IVA,
d. Mengkonsultasikan ke dokter untuk menginterpretasikan hasil pemeriksaan
dan tindakan selanjutnya,
e. Bila hasil pemeriksaan IVA positif dan menurut dokter memungkinkan akan
dilakukan krioterapi, dilakukan persiapan krioterapi.
f. Menjadwalkan kunjungan ulang.

28
29
30
31
3.2. Pelayanan anak
3.2.1. Jenis – jenis Pelayanan Anak :
a. Pelayanan pemeriksaan bayi umur kurang dari 2 bulan,
b. Pelayanan pemeriksaan anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun,
c. Pelayanan pemeriksaan anak usia 6 sampai 18 tahun,
d. Pelayanan Surat Keterangan Kelahiran,
e. Pelayanan Surat Keterangan Sehat,
f. Pelayanan Surat Keterangan Sakit,
g. Pelayanan Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan,
h. Pelayanan Rujukan internal dalam lingkungan Puskesmas,
i. Pelayanan Rujukan ke rumah sakit.

3.2.2. Metode Pelayanan


3.2.2.1. Kajian Oleh Bidan untuk Anak Sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun
Kajian oleh bidan dilaksanakan dengan menggunakan algoritma Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS). Secara sistimatis, urutan – urutan anamnesis dan pemeriksaannya
adalah sebagai berikut :
1. Menanyakan keluhan utama
Adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat, sehingga mendorong
pasien datang berobat atau mencari pertolongan medis.
2. Memeriksa tanda bahaya umum dengan cara :
a. Menanyakan apakah bisa minum atau menyusu,
b. Mennyakan apakah anak memuntahkan semuanya,
c. Menanyakan apakah anak kejang,
d. Memeriksa apakah anak letargis atau tidak sadar,
e. Memeriksa adakah terdengar stridor,
f. Memeriksa apakah anak tampak biru,
g. Memeriksa apakah ujung tangan dan kaki pucat dan dingin.
3. Menanyakan apakah anak batuk atau sukar bernafas. Bila jawaban ibu iya,
teruskan memeriksa :
a. Tanyakan sudah berapa lama,
b. Hitung nafas,
c. Adakah tarikan dinding dada ke dalam,

32
d. Adakah wheezing,
e. Memeriksa saturasi oksigen.
4. Menanyakan apakah anak diare. Bila jawaban ibu iya, teruskan memeriksa :
a. Tanyakan sudah berapa lama,
b. Adakah darah dalam tinja,
c. Periksa keadaan umum apakah letargis atau tidak sadar,
d. Perhatikan apakah anak rewel,
e. Perhatikan matanya, apakah kelihatan cekung,
f. Lihat anak minum, apakah anak tidak bisa minum atau malas minum, atau minum
dengan lahap,
g. Cubit kulit perut untuk melihat turgor, apakah kembali segera, kembali dengan
lambat, atau kembali sangat lambat.
5. Menanyakan apakah anak sedang demam. Bila jawaban ibu iya, teruskam
pemeriksaan :
a. Ukur suhu,
b. Tentukan daerah risiko malaria dimana anak mulai menderita demam,
c. Tanyakan sudah berapa lama,
d. Lihat tanda – tanda kaku kuduk,
e. Lihat tanda – tanda campak (ruam kemerahan, batuk, pilek, mata merah)
f. Lihat tanda – tanda kemungkinan DBD (petekhie, darah di gusi, darah dari
hidung, muntah darah, tanda – tanda syok),
6. Menanyakan apakah anak mempunyai masalah telinga. Bila jawaban ibu iya,
terukan pemeriksaan :
a. Lihat, apakah telinganya nyeri (anak menangis terus menerus),
b. Lihat cairan dari telinga, kalau ada tanyakan sudah berapa hari,
c. Raba pembengkanan yang nyeri di belakang telinga
7. Memeriksa status gizi :
a. Tanyakan apakah anak punya masalah pemberian ASI,
b. Apakah anak terlihat sangat kurus,
c. Lihat pembengkakan di kedua punggung kaki,
d. Periksa berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan,
e. Periksa lingkaran lengan atas,
8. Memeriksa status anemia :

33
Periksa kedua telapak tangan, apakah sangat pucat atau ucat atau normal.

9. Memeriksa status HIV :


a. Telusuri apakah anak menderita pneumonia berulang, atau diare persisten, atau
sangat kurus, atau anemia berat,
b. Telusuri apakah anak pernah test HIV,
c. Telusuri apakah ibu pernah test HIV,
d. Telusuri riwayat HIV anggota keluarga lain,
e. Lihat adakah bercak putih di rongga mulut.
10. Memeriksa status immunisasi.
11. Memeriksa status pemberian vitamin A.
12. Memeriksa masalah atau keluhan lain (gatal – gatal, bisulan, dan lain – lain).
Setelah bidan melakukan pemeriksaaan sesuai algoritma MTBS, ditentukan klasifikasi
penyakit anak.Sesuai dengan bagan MTBS, anak dengan klassifikasi hijau atau kuning bisa
ditangani langsung oleh bidan, sedangkan anak dengan klassifikasi merah dirujuk segera ke
dokter. Untuk memandu bidan melakukan pemeriksaan, gunakan form Rekam Medis khusus
untuk anak sakit 2 bulan sampai 5 tahun, seperti di bawah ini.

34
35
36
3.2.2.2. Kajian Oleh Bidan untuk Bayi umur kurang dari 2 bulan
Kajian oleh bidan dilaksanakan dengan menggunakan algoritma Manajemen Terpadu
Bayi Muda (MTBM). Secara sistimatis, urutan – urutan anamnesis dan pemeriksaannya
adalah sebagai berikut :
1. Memeriksa kemungkinan Penyakit sangat berat atau Infeksi Bakteri
a. Menanyakan 2 hal :
- Apakah bayi tidak mau minum atau memuntahkan semua ?
- Apakah bayi kejang?
b. Lihat, dengar, dan rasakan :
Hitung napas dalam 1 menit, ulangi menghitung jika bayi bernapas cepat (≥ 60
kali/menit) atau bernapas lambat (< 40 kali/menit)
c. Lihat gerakan pada bayi
- Apakah bayi bergerak atas kemauan sendiri ?
- Bayi bergerak, setelah di stimulasi ?
- Apakah bayi tidak bergerak sama sekali ?
d. Lihat adanya tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat,
e. Ukur suhu aksiler,
f. Lihat, adakah pustul di kulit ?
g. Lihat apakah mata bernanah? Apakah nanah banyak di mata ?
h. Apakah pusar kemerahan/bernanah ? Dan jika ada, apakah kemerahan meluas
sampai ke dinding perut lebih dari 1 cm?
i. Lihat, adakah pustul di kulit ?
2. Memeriksa Ikterus
a. Periksa kulit bayi, apakah kelihatan kuning. Jika ya, tanyakan pada umur berapa
pertama kali timbul kuning ?
b. Lihat adanya ikterus pada bayi (kuning pada mata atau kulit),
c. Lihat telapak tangan dan telapak kaki bayi, apakah kuning ?
3. Memeriksa Diare
a. Lihat keadaan umum bayi :
- Apakah bayi bergerak atas kemauan sendiri ?
- Apakah bayi bergerak hanya ketika dirangsang ?
- Apakah bayi tidak bergerak sama sekali ?
- Apakah bayi gelisah / rewel ?
37
b. Lihat apakah matanya cekung ?
c. Cubit kulit perut, apakah kembalinya :
- Sangat lambat ( > 2 detik),
- Lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit),
- Kembali segera.
4. Memeriksa Status HIV
a. Ditanyakan apakah ibu pernah tes HIV. Jika pernah apakah hasilnya Positif atau
Negatif. Jika positif apakah ibu sudah meminum ARV? Jika sudah, apakah ARV
sudah diminum minimal 6 bulan?
b. Jika status ibu dan bayi tidak diketahui atau belum dites HIV anjurkan tes serologis
HIV pada ibu. Jika hasil tes HIV ibu Positif, maka rencanakan tes HIV virologis
untuk bayi mulai usia 6 minggu.
5. Memeriksa Pemberian ASI
a. Ditanyakan berapa kali bayi diberi ASI sepanjang pagi, siang dan malam ?
b. Apakah bayi diberi makan / minum selain ASI. Jika iya, berapa kali selama 24 jam.
Alat apa yang digunakan untuk memberi minum bayi.
6. Memeriksa Status Vitamin K, apakah diberikan atau tidak.
7. Memeriksa Status Immunisasi Hb 0, BCG dan Polio 1.
Setelah bidan melakukan pemeriksaaan sesuai algoritma MTBM, ditentukan
klasifikasi penyakit bayi. Sesuai dengan bagan MTBM, bayi dengan klassifikasi hijau atau
kuning bisa ditangani langsung oleh bidan, sedangkan bayi dengan klassifikasi merah dirujuk
segera ke dokter. Untuk memandu bidan melakukan pemeriksaan, gunakan form Rekam
Medis khusus untuk bayi berumur kurang dari 2 bulan.

38
39
40
3.2.2.3. Kajian Oleh dokter
Kajian oleh dokter dalam pelayanan ibu dan anak hanya jika menerima rujukan oleh
bidan. Kajian oleh dokter meliputi pemeriksaan rekam medis yang sudah diisi oleh bidan,
anamnesis terfokus pada riwayat penyakit sekarang, pemeriksaan fisik menyeluruh, malkukan
permintaan pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis, dan membuat rencana
penatalaksanaan.
1. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang (Subjektif)
Dokter melakukan anamnesis sederhana secara terfokus setelah memeriksa rekam medis
yang dibuat oleh bidan, baik untuk pelayanan ibu maupun untuk pelayanan anak.
2. Pemeriksaan fisik (Objektif)
Pemeriksaan fisik oleh dokter mencakup :
a. Inspeksi : Keadaan umum pasien secara visual,
b. Palpasi : Pemeriksaan raba (perabaan benjolan),
c. Perkusi : Pemeriksaan ketuk (batas jantung, paru hepar),
d. Auskultasi : Periksa dengan menggunakan stetoskop,
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari kepala hingga kaki (head to
toe) dan pemeriksaan fisik per sistem tubuh )seperti system cardiovaskuler, pencernaan,
musculoskeletal, pernafasan, endokrin, integument, neurologi, reproduksi, dan perkemihan).
3. Pemeriksaan penunjang sederhana (Objektif)
Bila pemeriksaan penunjang yang diperlukan belum diminta oleh bidan, dokter
melakukan permintaan pemeriksaan penunjang untuk memperkuat penegakkan diagnosis.
4. Penegakan diagnosis (Assesment)
Dokter menetapkan diagnosis bila jenis penyakit yang diderita oleh pasien berdasarkan
hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh
dokter atau oleh bidan.
5. Rencana penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Rencana penatalaksanaan hanya dibuat oleh dokter untuk kasus – kasus yang dirujuk oleh
bidan ke dokter. Bagian ini berisi rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
Rencana penatalaksanaan meliputi :
a. Pengobatan.
Pengobatan diberikan sesuai dengan diagnosis. Pengobatan juga memberikan
kesempatan kepada pasien untuk memilih menerima atau pun menolak akan tindak
lanjut terapi yang akan diberikan kepada pasien.

41
b. Tindakan medis.
Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan kompetensi dokter yang melakukan
tindakan dan disetujui oleh pasien atau keluarga pasien. Mekanisme inform concent
dilaksanakan sbelum tindakan diambil.
c. Rujukan internal.
Adalah rujukan yang ditujukan ke unit – unit pelayanan lain dalam lingkungan
Puskesmas meliputi ; Konsultasi gizi, konsultasi sanitasi, dan konsultasi gigi.
d. Rujukan Eksternal.
Apabila penatalaksanaan tidak memungkinkan dilakukan di Puskesmas, maka
dilakukan rujukan eksternal ke rumah sakit rujukan yang bekerjasama dengan UPTD
Puskesmas Mungo. Rujukan eksternal dilaksanakan berdasarkan persetujuan dari
pasien.
e. Pengisian rekam medis.
Dokter mengisi rekam medis untuk melengkapi isi rekam medis yang sebelumnya
sudah diisi oleh bidan yang bertugas. Setiap Rencana Pelyanan Klinis yang akan
diberikan harus melibatkan pasien. Karena itu di rekam medis dibubuhkan nama,
SIP, dan tanda tangan bidan dan dokter pemberi pelayanan sebagai tanda bahwa
rencana pelayanan tersebut sudah disetujui oleh pasien atau keluarga pasien.

3.2.3. Pelayanan imunisasi


3.2.3.1. Jenis – jenis Pelayanan Imunisasi :
a. Pelayanan imunisasi dasar lengkap,
b. Penanganan kasus KIPI,
c. Konseling pre/pasca imunisasi.
3.2.3.2. Metode Pelayanan
a. Pelayanan imunisasi dasar lengkap,
Pelayanan immunisasi diberikan ke bayi dan balita sakit yang terdeteksi pada waktu
pemeriksaan dengan metoda MTBM atau MTBS, dan dari bayi yang tidak sempat datang ke
Posyandu untuk diimunisasi. Setelah dilakukan anamnesis sederhana dan pemeriksaan tanda –
tanda vital, petugas melanjutkan dengan langkah langkah sebagai berikut :
1) Mengisi informed concent,
2) Mempersiapkan alat dan bahan,
3) Mencuci tangan dan memakai APD,

42
4) Menyiapkan vaksin yang akan diberikan dan pastikan condisi VVM A/B, tidak beku,
dan tidak kadaluwarsa. Tuliskan tanggal dan waktu pertama kali vaksin digunakan,
5) Posisikan pasien,
6) Berikan imunisasi sesuai dengan SOP pemberian Imunisasi,
7) Berikan informasi kepada orang tua bayi tentang kapan kunjungan berikutnya, dan
kemungkinan efek samping yang dialami sesudah imunisasi serta cara penangannya,
8) Catat dalam kolom imunisasi yang tersedia dalam buku KIA dan status pasien,
9) Mencuci tangan setelah imunisasi di berikan,
10) Lakukan pemantauan pada bayi selama 30 menit untuk memantau kemungkinan
terjadinya efek samping imunisasi,
11) Berikan resep obat simptomastis seperti parasetamol.

b. Penanggulangan KIPI
Kejadian Ikutan Pasca Immunisasi (KIPI) merupakan bentuk respon tubh terhadap
vaksin yang disuntikkan. Vaksinasi memiliki reaksi yang berbeda – beda di setiap orang.
Gejala KIPI dapat bersifat lokal atau sistemik. KIPI ringan bersifat lokal dapat berupa nyeri
atau pembengkakan di tempat bekas suntikan. Sedangkan gejala sistemik dapat berupa
munculnya demam, sakit kepala, lemas, atau rasa tidak enak badan.
KIPI ringan biasanya terjadi sesaat atau beberapa saat setelah diimmunisasi, dan dapat
membaik dengan atau tanpa pengobatan. KIPI berat langka terjadi, tetapi bisa menimbulkan
dampak serius. KIPI berat umumnya disebabkan respon sistem immune terhadap vaksin dan
menyebabkan reaksi alergi berat terhadap bahan vaksin, menurunkan trombosit, menyebabkan
kejang, dan hipotonia. Semua gejala KIPI berat dapat diatasi dan sembuh secara total tanpa
adanya dampak jangka panjang.
Penanggulangan KIPI di UPTD Puskesmas Mungo dilaksanakan untuk mengantisipasi
munculnya KIPI. Langkah-langkah penanggulangan KIPI adalah sebagai berikut :
1) Di ruang pelayanan immunisasi disediakan obat – obat emergensi seperti adrenalin,
sulfas atropine, difenhidramin, dan dexamethazon,
2) Lakukan penanggulangan bila muncul KIPI sesaat setelah tindakan immunisasi,
3) Bila KIPI tidak dapat ditanggulangi di Puskesmas siapkan rujukan ke rumah sakit,
4) Lakukan rujukan setelah pasien stabil dan lengkapi dengan formulir KIPI,
5) Pulangkan pasien setelah kondisi stabil,
6) Koordinasikan kasus dengan KOMDA PP KIPI Kabupaten Lima Puluh Kota,

43
7) Untuk penanggulangan KIPI ringan, anak yang selesai dibekali obat simptomatik
seperti parasetamol setiap selesai pelayanan immunisasi.

c. Konseling
Pelayanan konseling sangat diperlukan berkaitan dengan immunisasi. Orang tua atau
keluarga bayi dan anak yang diimmunisasi perlu mendapat informasi yang benar terkait
dengan immunisasi. Konseling yang dilakukan meliputi :
1) Jenis – jenis immunisasi,
2) Manfaat setiap jenis immunisasi,
3) Jadwal setiap jenis immunisasi,
4) Tempat pelaksanaan immunisasi,
5) Bila diperlukan, diterangkan proses pembuatan vaksin,
6) Masalah atau efek samping yang mungkin muncul setelah diimmunisasi,
7) Berikan bantuan untuk menangani masalah efek samping tersebut,
8) Bila diperlukan, dilakukan kunjungan rumah.

3.3. Pencatatan dan Pelaporan


a. Pencatatan
Pencatatan hasil pelayanan ibu dan anak, dilakukan sebagai bahan pemantauan dan
untuk keperluan evaluasi. Pencatatan pelayanan ibu dan anak antara lain :
1. Register harian pelayanan pemeriksaan,
2. Register surat keluar / rujukan,
b. Pelaporan
Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala berupa laporan bulanan dari hasil
rekapitulasi pencatatan harian berupa :
1) Laporan jumlah kunjungan ibu,
2) Laporan jumlah kunjungan bayi dan anak sakit yang dilayani dengan metode MTBM
dan MTBS
3) Laporan rasio rujukan,
4) Laporan 10 penyakit terbanyak,
5) dan laporan LB1.

44
45
BAB IV

UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

4.1. Penyusunan Indikator Mutu Pelayanan

Untuk mencapai mutu pelayanan yang baik, diperlukan indikator. Indikator adalah
tolok ukur untuk menilai sesuatu yang ingin dicapai. Banyak teori bermunculan sebagai
pegangan menetapkan indikator mutu pelayanan. Pada umumnya untuk menentukan indikator
mutu, didasarkan kepada :
a. Dipersyaratkan peraturan,
b. Dipersyaratkan pemilik,
c. Dipersyaratkan pelanggan,
d. Mempertimbangkan Hihg Risk, High Cost, High Volume, dan Problem Prone,
e. Konsensus,
f. Ketersediaan Data
Menurut Donadebian (1996), ada 3 aspek mutu yang bisa diukur, yaitu :
a. Input (fasilitas, staf, peralatan, perlengkapan),
b. Proses (kepatuhan terhadap protokol dan standar),
c. Output atau hasil.
Berdasarkan teori ini, maka indikator mutu di ruang pelayann ibu dan anak dikaji dari
3 variabel sebagai berikut :
a. Variabel input :
 Tenaga,
 Fasilitas,
 Peralatan Pelayanan,
b. Variabel Proses :
 Kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur Kajian oleh bidan,
 Kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur Kajian oleh dokter.
c. Variabel Out put :
 Kelengkapan isi rekam medis.

46
4.1.1. Indikatot Mutu Pelayanan Ibu
1) Dari variabel tenaga, ada 2 indikator mutu, yaitu :
1. Bidan , jumlah 1 orang, berpendidikan minimal D3 kebidanan memiliki STR dan
SIPB,
2. Dokter, jumlah 1 orang, memiliki STR dan SIP.

2) Dari variabel fasilitas pelayanan, ada 14 indikator, yaitu :


1. Punya papan nama “Ruang Pelayanan Ibu”,
2. Tangga (Alat bantu naik Bed),
3. Meja alat,
4. Cold Cain,
5. Kipas angina,
6. APAR,
7. Sumber arus listrik,
8. Safety box,
9. Tersedia 2 meja dan 4 kursi,
10. Tersedia Bed Periksa dengan sampiran pembatas,
11. Tersedia komputer dan printer,
12. Tersedia lemari alat periksa,
13. Tersedia lemari arsip,
14. Tersedia tempat sampah medis dan non medis.

3) Dari variabel peralatan, ada 29 indikator, yaitu :


1. Head Lamp/Senter untuk periksa,
2. Tensimeter,
3. Partus set,
4. Set pemerikasaan dalam,
5. Sudip lidah,
6. Tabung korentang,
7. Tampon tank,
8. Tromol kassa,
9. Pengukur tinggi badan,
10. Baki logam steril,

47
11. Waskom kecil,
12. Waskom besar,
13. Stetoskop,
14. Termometer,
15. Palu Reflex,
16. Alat ukur LILA,
17. Doppler,
18. Metline( pengukur lingkar pinggang),
19. Timbangan injak dewasa,
20. Masker wajah,
21. Sarung tangan non steril,
22. Hand sanitizer,
23. Buku Register Harian,
24. Buku Register Surat Keterangan,
25. Kertas Resep,
26. Formulir Permintaan pemeriksaan laboratorium,
27. Formulir Rujukan Eksternal,
28. Formulir Rujukan Internal,
29. Formulir Informed Consent,

4) Dari variabel proses pelayanan ibu, ada 10 indikator mutu, yaitu :


1. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan pemeriksaan ibu hamil,
2. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan pemeriksaan ibu nifas,
3. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan pemeriksaan gangguan reproduksi,
4. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan pemeriksaan ibu menyusui,
5. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan Konseling dan Imunisasi catin,
6. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi,
7. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan Membuka alat kotrasepsi IUD dan
Implan,
8. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan Konseling KB,
9. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan Pemeriksaan IVA,
10. Tingkat kepatuhan terhadap SOP Pelayanan Krioteraphy.

48
5) Dari variabel Kelengkapan Isi Rekam Medis, ada 4 indikator mutu, yaitu :
1. Kelengkapan isi rekam medis di kolom Anamnesis,
2. Kelengkapan isi rekam medis di kolom Pemeriksaan fisik dan (bila perlu)
peneriksaan penunjang,
3. Kelengkapan isi rekam medis di kolom Diagnosis,
4. Kelengkapan isi rekam medis di kolom Rencana Layanan Klinis.

6) Dari Variabel Perilaku Pemberi Layanan, ada 6 indikator mutu, yaitu :


1. Ketanggapan petugas terhadap Pasien,
2. Keramahan Petugas,
3. Kejelasan Petugas dalam Memberikan Informasi,
4. Kecepatan Pelayanan,
5. Kenyamanan Ruang Tunggu,
6. Kebersihan dan Kerapian Ruang Pemeriksaan.

4.1.2. Indikatot Mutu Pelayanan Anak


1) Dari variabel tenaga, ada 2 indikator mutu, yaitu :
1. Bidan , jumlah 1 orang, berpendidikan minimal D3 kebidanan memiliki STR dan
SIPB,
2. Dokter, jumlah 1 orang, memiliki STR dan SIP.

2) Dari variabel fasilitas pelayanan, ada 12 indikator mutu, yaitu :


1. Punya papan nama “Ruang anak”,
2. Meja instrument,
3. Sumber arus listrik dan Internet,
4. Kipas angin,
5. APAR,
6. Cold cain,
7. Tersedia 2 meja dan 4 kursi,
8. Tersedia Bed Periksa dan imunisasi,
9. Tersedia komputer dan printer,
10. Tersedia lemari alat periksa,
11. Tersedia lemari arsip,
12. Tersedia tempat sampah medis dan non medis.

49
3) Dari variabel peralatan, ada 25 indikator mutu,yaitu :
1. Senter untuk periksa,
2. Alat ukur LILA,
3. Stetoskop anak,
4. Stand lamp,
5. Sudip lidah,
6. Alat penghisap lender,
7. Tensimeter,
8. Tabung oksigen dengan regulator,
9. Termo gun,
10. Timbangan dewasa,
11. Alat ukur tinggi badan(mikrotice),
12. Alat ukur lingkar kepala,
13. Timbangan bayi,
14. Soundtimer,
15. Alat pengukur panjang bayi,
16. Set tumbuh kembang,
17. Masker wajah,
18. Sarung tangan non steril,
19. Hand sanitizer,
20. Buku Register Harian,
21. Buku Register Surat Keterangan,
22. Kertas Resep,
23. Formulir Permintaan pemeriksaan laboratorium,
24. Formulir Rujukan Eksternal,
25. Formulir Rujukan Internal.

4) Dari variabel proses pelayanan anak, ada 3 indikator mutu, yaitu :


1. Tingkat kepatuhan bidan terhadap algoritma MTBM dalam pemeriksaan bayi
umur kurang dari 2 bulan,
2. Tingkat kepatuhan bidan terhadap algoritma MTBS dalam pemeriksaan anak sakit
umur 2 bulan sampai 5 tahun,
3. Tingkat kepatuhan bidan terhadap SOP pelayanan immunisasi.

50
5) Dari variabel Kelengkapan Isi Formulir MTBM dan MTBS sebagai Rekam
Medis bayi dan anak, ada 4 indikator mutu, yaitu :
1. Kelengkapan isi formulir / rekam medis di kolom Penilaian,
2. Kelengkapan isi formulir / rekam medis di kolom Klassifikasi,
3. Kelengkapan isi formulir / rekam medis di kolom Tindakan dan Pengobatan.

6) Dari Variabel Perilaku Pemberi Layanan, ada 6 indikator mutu, yaitu :


7. Ketanggapan petugas terhadap Pasien,
8. Keramahan Petugas,
9. Kejelasan Petugas dalam Memberikan Informasi,
10. Kecepatan Pelayanan,
11. Kenyamanan Ruang Tunggu,
12. Kebersihan dan Kerapian Ruang Pemeriksaan.

4.2. Upaya Peningkatan Mutu

Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu system
kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk
atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan klinis
diperlukan agar kualitas pelayanan yang diberikan dapat memuaskan masyarakat sebagai
pelanggan. Dalam pelayanan kesehatan keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh
puskesmas ditujukan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen. Upaya
pengendalian mutu pelayanan ibu dan anak dilakukan dengan cara sebagai berikut :

4.2.1. Audit Internal


Audit internal merupakan salah satu upaya yang paling penting untuk dilaksanakan
dalam menjaga mutu pelayanan ibu dan anak. Kegiatan audit internal dilaksanakan dengan
mengumpulkan informasi faktual dan signifikan (dapat dipertanggung jawabkan) melalui
interaksi (pemeriksaan, pengukuran dan penilaian yang berujung pada penarikan kesimpulan)
secara sistematis, objektif, dan terdokumentasi yang berorientasi pada azas penggalian nilai
atau manfaat.
Secara sederhana, pengertian audit internal adalah kegiatan untuk melihat sejauh mana
penerapan sistem pelayanan yang sudah disusun, apakah sudah sesuai standar atau belum.
Dalam pelaksanaannya, tim audit internal Puskesmas akan membandingkan praktek
51
pelayanan dengan standar atau indikator yang sudah disusun. Sistimatika audit internal secara
ringkas adalah sebagai berikut :
1. Menentukan objek audit,
2. Menyusun instrument audit (jadwal, auditor, metoda, kriteria audit),
3. Melaksanakan audit,
4. Menyimpulkan temuan audit,
5. Melakukan analisis temuan audit,
6. Membuat rekomendasi perbaikan,
7. Menentukan jadwal audit kedua untuk objek audit yang sama.
Bagi tim audit internal, indikator mutu yang disusun bisa dijadikan sebagai “kriteria
audit”. Kriteria audit adalah pembanding (denumerator) dari “hasil audit” untuk variabel yang
sama. Perbandingan antara kriteria audit dengan hasil audit akan menjadi “temuan audit”.
Temuan audit inilah yang akan diinterpretasikan oleh tim audit internal untuk dianalisis.
Interpretasi dari audit internal, akan menghasilkan tiga kemungkinan yaitu ;
1. Mutu pelayanan umum dikatakan baik apabila temuan audit di satu variabel >
80%,
2. Mutu pelayanan umum dikatakan sedang apabila temuan audit di satu variabel 60 –
80%,
3. Mutu pelayanan umum dikatakan kurang apabila temuan audit < 60%.
Berdasarkan interpretasi di atas, tim audit internal akan memberikan rekomendasi
untuk ditindaklanjuti. Berdasarkan rekomendasi ini, dibuat rencana tindak lanjut untuk
perbaikan mutu layanan umum selanjutnya. Dengan demikian, diharapkan mutu pelayanan
umum di Puskesmas akan bisa ditingkatkan secara berkesinambungan (Continues Quality
Improvement).

4.2.2. Survey Kepuasan Pelanggan

Survei kepuasan pelanggan dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kepuasan penerima


layanan di Ruang Pelayanan Ibu dan Anak. Survei adalah salah satu metode untuk mengukur
mutu pelayanan dari sisi pengguna layanan. Metode survei juga macam – macam. Secara
umum, proses survei bisa dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut :
1. Menentukan topik survei,
2. Membuat instrumen survei,
3. Menentukan penanggung jawab,

52
4. Menentukan pelaksana,
5. Menentukan jadwal,
6. Melaksanakan survei,
7. Menyusun laporan hasil survei,
8. Menganalisis hasil survei,
9. Membuat rekomendasi perbaikan.

4.2.3. Penanganan Keluhan Pelanggan

Penanganan keluhan pelanggan atau pengguna adalah salah satu upaya yang bisa
dilakukan untuk peningkatan mutu pelayanan ibu dan anak. Merespon keluhan pelanggan
secara psikologis akan menimbulkan kesan adanya kerjasama dan interaksi yang intens antara
pemberi pelayanan dengan penerima pelayanan. Secara umum, proses penangan keluhan
pelanggan dilakukan dengan cara berikut :
1. Menentukan penanggungjawab penanganan keluhan pelanggan,
2. Membuat sistim pengaduan pelanggan melalui kotak saran, SMS, WA, dll,
3. Menentukan jadwal membuka kotak saran, merekap SMS, WA, dll,
4. Melakukan identifikasi keluhan pelanggan, dan menglompokkan keluhan yang
sama atau relatif sama,
5. Lakukan analisis keluhan pelanggan untuk menentukan prioritas penanganan,
6. Membuat rekomendasi untuk perbaikan.

4.2.4. Kaji Banding

Kaji banding adalah proses membandingkan pelaksanaan pelayanan ibu dan anak yang
dilaksanakan UPTD Puskesmas Mungo ke Puskesmas lain yang dianggap lebih baik. Dengan
melakukan kaji banding, Puskesmas bisa menggali ke Puskesmas yang lebih baik tersebut
berbagai trik dan cara memberikan pelayanan, sehingga bisa dijadikan acuan untuk
melakukan berbagai perbaikan. Proses kaji banding bisa melakukan dengan urutan sebagai
berikut:
1. Menentukan penanggung jawab,
2. Membuat instrumen kaji banding ,
3. Menentukan jadwal,
4. Melaksanakan kaji banding,

53
5. Menyusun laporan kaji banding,
6. Melakukan analisis hasil kaji banding,
7. Menyusun rekomendasi perbaikan.

4.3. Upaya Keselamatan Pasien


Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan ibu dan anak perlu diidentifikasi
dan dikelola dengan baik untuk mengupayakan keselamatan pasien,yang dilayani. Terdapat
enam sasaran keselamatan pasien yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan
keselamatan pasien di UPTD Puskesmas Mungo, yaitu :
a. Tidak terjadinya salah identifikasi pasien,
b. Komunikasi efektif dalam pelayanan,
c. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat,
d. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan,
e. Pengurangan terjadinya risiko infeksi dalam pelayanan klinis,
f. Tidak terjadinya pasien jatuh.

Dari enam sasaran keselamatan pasien, maka yang sesuai dengan karakteristik
pelayanan ibu dan anak adalah :
a. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien di pelayanan ibu dan anak,
b. Komunikasi efektif dalam pelayanan ibu dan anak,
c. Pengurangan resiko infeksi terkait pelaksanaan pelayanan,
d. Pengurangan resiko pasien jatuh.

Agar ke-empat sasaran keselamatan pasien tersebut dapat dicapai maka perlu
dilakukan kegiatan-kegiatan yang nyata untuk mencapai sasaran - sasaran tersebut, untuk
selanjutnya dimonitor secara periodik dengan menggunakan indikator yang jelas dan terukur.
Indikator keselamatan pasien yang disusun di UPTD Puskesmas Mungo disesuaikan dengan
kondisi sarana dan prasarana yang ada, sebagai berikut :

Sasaran Upaya Mencapai


Indikator
No Keselamatan Target Sasaran Keselamatan
Keselamatan Pasien
Pasien Pasien
a. Tidak terjadinya Kepatuhan 100 % 1. Melakukan identifikasi
kesalahan melakukan pasien minimal dengan dua
identifikasi pasien identifikasi pasien cara yaitu dengan
dalam pelayanan pada saat akan memanggil nama dan

54
umum melaksanakan alamat pasien,
pelayanan 2. Menyusun prosedur
identifikasi pasien,
3. Sosialisasi pelaksanaan
identifikasi pasien,
4. Kepatuhan melaksanakan
identifikasi pasien,
5. Monitoring dan tindak
lanjut terhadap kepatuhan
identifikasi pasien.
b Komunikasi efektif Kepatuhan 100 % 1. Menyusun prosedur
dalam Pelayanan melaksanakan komunikasi efektif dalam
umum prosedur pada saat pemberian edukasi
Pemberian Informasi kepasien,
dan edukasi pada 2. Sosialisasi SOP ke petugas
pasien pemberi layanan,
3. Memonitor dan menindak
lanjut pelaksanaan
sosialisasi SOP
c Pengurangan resiko Kepatuhan hand 100% 1. Petugas melakukan 6
infeksi terkait higine dan APD langkah cuci tangan di
pelayanan lima waktu cuci tangan,
kesehatan 2. Pemakaian APD ( Masker)
d Pengurangan resiko Pencegahan pasien 100%1. Pemberian tangga naik turun
pasien jatuh terjatuh dari tempat 2. adanya pelindung kiri kanan
tidur pemeriksaan tempat tidur

55
BAB V
PENUTUP
Pelayanan ibu dan anak merupakan bagian penting dari upaya pelayanan kesehatan
perseorangan di Puskesmas. Agar pelayanan ibu dan anak bisa dilaksanakan sesuai standar
mutu, telah disusun Panduan Pelayanan Ibu dan Anak yang berlaku di UPTD Puskesmas
Mungo. Dengan selesainya panduan ini, selanjutnya perlu ditinjau ulang kembali seluruh
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah disusun, untuk disesuaikan dengan panduan
ini.
Panduan ini juga dilengkapi dengan upaya – upaya peningkatan mutu pelayanan
seperti audit internal, survei kepuasan pelanggan, penanganan keluhan pelanggan, dan
pelaksanaan kaji banding.
Panduan ini tentu saja tidak akan ada artinya apabila para pemberi pelayanan tidak
menerapkan proses pelayanan secara disiplin dan konsisten sesuai panduan. Demikian juga
dengan ketersediaaan pendukung pelayanan seperti fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan,
harus diupayakan untuk dilengkapi.
Diharapkan dengan adanya panduan ini, pelayanan ibu dan anak di UPTD Puskesmas
Mungo semakin hari semakin baik.

56

Anda mungkin juga menyukai