Iit Nikesari 856736358
Iit Nikesari 856736358
NIM : 856736358
Kelas : PGSD 3A
Jawaban :
a) Faktor Biologis : Setiap anak dilengkapi dengan kemampuan kodrati atau potensi
bawaan yang memungkinkannya mampu berbahasa.Perangkat biologis yang
menentukan penguasaan bahasa anak adalah otak (system syaraf ) , alat dengar dan alat
ucap.
b) Faktor lingkungan sosial: Untuk menumbuhkembangkan kemampuan
berbahasa,seorang anak memerlukan lingkungan sosial sebagai contoh atau model
berbahasa,memberikan rangsangan, dan tanggapan,serta melakukan latihan dan uji
coba berbahasa dalam konteks yang sesungsisguhnya. Lingkungan sosial disini adalah
perilaku berbahasa orang tua,saudara,kerabat,keluarga,teman atau anggota masyarakat.
Pengguna bahasa yang baik perlu menguasai 2 hal, pertama menguasai system atau
aturan bahasa yang di gunaka.kedua,memahami aturan sosial suatu penggunaan bahasa.
c) Faktor inteligensi Inteligansi : adalah kemampuan seseorang dalam berpikir atau
bernalar,termasuk memecah kan suatu masalah.intelegensi bersifat abstrak dan tak
dapat di amati langsung ,kecuali memiliki perilaku.
d) Faktor motivasi : Sebagaimana kita ketahui, motifasi itu bersumber dari dala dan dari
luar diri anak.dalam belajar bahas, anak tidak melakukannya demi bahasa itu
sendiri.anak belajar bahasa karnaadanya kebutuhan dasar yang bersifat praktis,seperti
lapar,haus,sakit,serta perhatian dan kasih saying.inilah yang di sebut motivasi
interinsik,yang berasal diri anak itu sendir
3) Strategi pemerolehan bahasa
Jawaban :
a. Mengingat : dengan mengingat melalui pengalaman indrawi yang dilakukan anak akan
tercatat didalam benaknya. Ketika dia melakukan menyentuh, menyerap, mencium,
mendengar dan melihat sesuatu, memori anak akan merekam.
b. Meniru : Berkaitan dengan meniru apa yang si anak dengar minsalnya meniru bunyi
burung beo, walaupun tidak sama persis.
c. mengalami langsung : mengalami langsung secara konteks dalam kegiatan
berkemunikasi dengan baik
d. bermain :melalui bermain anak akan mendapatkan dorongan kemampuan berbahasa
anak.
4) Tahapan pemerolehan bahasa pada anak:
Jawaban :
a) Tahap Meraban (Pralinguistik) : Pada tahap meraban pertama, selama bulan-bulan awal
kehidupan, bayi-bayi menangis, mendekut, mendenguk, menjerit, dan tertawa.
b) Tahap Holofrasis : Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12 – 18 bulan. Pada masa ini,
anak menggunakan satu kata yang memiliki arti yang mewakili keseluruhan idenya.
Tegasnya satu – kata mewakili satu atau bahkan lebih fase atau kalimat. Oleh karena itu,
fase ini disebut juga tahap holofrasis
c) Tahap Dua – Kata : Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18 – 24 bulan.
Pada masa ini, kosakata dan gramatika anak berkembang dengan cepat. Anak-anak mulai
menggunakan 2 kata dalam berbicara. Tuturannya mulai bersifat telegrafik. Artinya, apa
yang dituturkan anak hanyalah kata-kata yang penting saja, seperti kata benda, kata sifat,
dan kata kerja. Kata-kata yang tidak penting, seperti halnya kalau kita menulis telegram,
dihilangkan.
d) Tahap Telegrafis : Antara usia 2-3 tahun anak telah menghsilkan ujaran dalam bentuk
kalimat-kalimat pendek. Ciri yang paling mencolok pada fase ini bukanlah pada jumlah
kata yang dihasilkan anak, tetapi pada variasi bentuk kata yang sudah mulai
muncul.Namun demikian, pada fase ini anak belum menggunakan kata tugas dalam
bertutur. Oleh karena itu, perkembangan bahasa anak pada fase ini disebut dengan tahap
telegrafis.
3. Jelaskan perbedaan pendekatan, metode dengan teknik?
Jawaban :
a) Pendekatan merupakan sikap atau pandangan guru tentang hakikat bahasa dan
pengajarannya yang diyakini kebenarannya.
b) Metode adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang
meliputi hal-hal berikut : Pemilihan Bahan, urutan Bahan, penyajian bahan, dan pengulangan
bahan.
c) Teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru atau cara yang digunakan guru untuk mencapai
tujuan langsung dalam peleksanaan pembelajaran didalam kelas pada saat itu, teknik ini
bersifat implementasional.
MODUL 3
2. Metode
Pada umumnya metode diartikan sebagai „cara mengajar‟. Sebenarnya pengertian yang
tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sendangan metode pada hakikatnya adalah suatu
prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal berikuit.
a. Pemilihan Bahan
b. Urutan Bahan
c. Penyajian Bahan
d. Pengulangan Bahan
Tentang pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah atau
random. Prinsip alamiah dalam pemilihan bahan adalah sesuai dengan apa yang diperlukan, seperti
halnya kalau kita mempelajari bahasa sendiri. Pemilihan bahan secara random, yaitu pemilihan
bahasa yang dirasa penting (oleh guru) dan sesuai pula dengan situasi yang dihadapi. Baik secara
alamiah atau ranbom, pemilihan bahan itu didasarkan kriteria berikut ini.
Kelancaran berbahasa merupakan suatu malasah pengulangan. Ada dua cara untuk
mengulangi bahasa, dengan cara dihafalkan dikepala, atau dengan cara substitusi (penggantian).
Suatu contoh substitusi adalah urutan kegiatan, yaitu berupa lakukan dan kataan.
Dalam pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera, 1987:19) terdapat lima belas macam
metode, seperti berikut ini.
1. Direct Method
2. Natural Method
3. Psychological Method
4. Phonetic Method
5. Reading Method
6. Granmnar Language Method
7. Translation Method
8. rammar Translation Method
9. Eclectic Method
10. The Unit Method
11. Language Control Method
12. Mim-Mem Method
13. Practice-theory Method
14. The Dual Language
15. Cognate Method
a. Direct Method
Direct method atau metode langsung ialah metode pengajaran bahasa yang didalam
pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran yaitu bahasa yang diajarkan. Dari
pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa pertamanya sebelum pembelajaran
berlangsung.
Penggunaan Metode Langsung dalam pengajar bahasa menuntut agar semua aspek bahasa
yang diberikan disajikan dalam bahasa Indonesia pula, tetapi apabila mengajar bahasa inggris maka
pelajaran disajikan dalam bahasa inggris. Hal ini, yaitu pembelajaran bahasa Indonesia di SD,
dengan menggunakan Metode Langsung tidak begitu menyulitkan guru karena di jenjang
pendidikan TK pada umumnya siswa sudah biasa menggunakan bahasa Indonesia. Tujuan Metode
Langsung di SD ialah penggunaan bahasa secara sasaran dalam hal ini bahasa Indonesia, yang
merupakan bahasa ke dua secara lisan agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa ke dua
tersebut.
Adapun fungsi Metode langsung ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu bagi siswa dan bagi
guru. Bagi siswa berfungsi memudahkan siswa untuk mampu berbahasa (lisan) dengan tepat,
memberikan situasi yang menyenangkan, dan mendorong siswa untuk belajar bahasa, sendangan
bagi guru metode ini memudahkan guru untuk mengajar berbahasa tanpa menggunakan bahasa
pengantar bahasa lain selain bahasa sasaran.
b. Natural Method
Natural Method yang disebut Metode Murni atau Metode Alamiah adalah metode yang dalam
pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-gambar, atau peragaan
secara langsung dalam aktivitas sehari-hari. Metode Murni atau Metode Alamiah ini mempunyai
ciri-ciri, seperti berikut ini.
1) Kosakata baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata yang sudah diketahui siswa
sebelumnya.
2) Makna sesuatu kata yang di ajarkan dengan cara inferensi/menarik kesimpulan dari
beberapa contoh yang diberikan.
3) Kamus digunakan untuk mengingatkan kata-kata yang dilupakan atau mencari makna kata-
kata baru.
4) Tata bahasa dipergunakan untuk membetulkan kesalahan.
5) Penyajian pelajaran mengikuti urutan: Mendengarkan (menyimak), Berbicara, Membaca,
dan menulis, kemudian diajarkan tata bahasa.
c. Reading Method
Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun 1929-an
baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara lain, untuk
memberikan pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang mereka perlukan
dalam study mereka. Metode ini dapat juga diterapkan untuk pembelajran bahasa Indonesia di SD
dengan jalan dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Metode ini
cocok diterapkan di SD kelas Tinggi.
d. Eclectic Method
Lahirnya metode ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak ada satupun
metodepengajaran bahasa yang paling baik karena setiap metode yang ada, di sam[ing ada
keuntungan/keunggulan/kebaikan, juga ada kerugian/kelemahan/kejelasannya.
Eclectic artinya „memilih secara bebas‟. Dalam hubungannya dengan metode pengajaran
bahasa, bebas di sini adalah bebas untuk menambah atau mengombinasi/mencapur antar metode
yang satu dengan lainya yang dianggap cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Itulah sebabnya Eclectic Method diterjemahkan secara bebas
dalam bahasa Indonesia Metode Campuran.
3. Teknik
Teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk
mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Jadi,
teknik ini bersifat implementasional. Karena kata teknik mengandung makna „cara-cara, dan
metode juga mengandung makna „penyajian bahan‟ maka kedua istilah ini adakalanya dipakai
dalam arti yang sama.
Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai pembelajaran
mata pelajaran lain), seperti berikut ini (Saliwangi, 1989:56-63).
1) Teknik ceramah: Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakan guru dalam proses
belajar-mengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa mengajar itu adalah
menerapakan dengan berbicara/berceramah. Itulah sebabnya mengapa salah satu fungsi guru
di dalam kelas adalah sebagai informatory, yaotu pemberi informasi pada siswa-siswanya.
2) Teknik Tanya-jawab: Pada umumnya Teknik Tanya-jawab ini mengikuti Teknik Ceramah
yang telah kita lakukan. Tujuanmnya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap
ceramah yang bari diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek
pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca. Jika Teknik Tanya-jawab ini
tika laksanakan pada waktu membuka pelajaran, secara tidak langsung kita sudah
melaksanakan pretes, yaitu untuk menjajaki sampai dimana penguasaan siswa terhadap
bahan yang akan kita diberikan.
3) Teknik Diskusi Kelompok: Tujuan digunakan tekni ini adalah melatih siswa untuk
mengeluarkan pendapat dan mau menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang
benar. Juga melalui diskusi kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya
sesuatu hal.
4) Teknik Pemberian Tugas : Teknin Pemberian Tugas ini disebut juga Resitas yang dapat
diberikan kapada siswa secara individu atau kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa
lebih mendalami materi pelajaran yang diberikan guru. Biasanya pemberian tugas ini diikuti
oleh tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi.
5) Teknik Ramu Pendapat (brainstorming) : Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik
Tanya-jawab dan Teknik Diskusi. Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra
misalnya. Siswa kita ajak mendiskusi karya sastra, coba anda sebutkan! Baik, bisa puisi,
cerpen, atau novel.
6) Simulasi : Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali untuk melatih
keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan peran-
peran yang akan dilakukan oleh guru siswa dalam permainan simulasi, misalnya ada yang
berperan (berpura-pura) sebagai kepala desa, sebagai ketua RW, sebagai ketua RT, sebagai
warga RT yang sedang bersengketa soal air, dan sebagainya.
1. Pendekatan Cara Belajar Siswa Akti : Pendekatan cara belajar siswa aktif diartikan sebagai
kegiatan belajar menbgajar yang melibatkan siswa. Artinya, siswa secara aktif terlibat dalam
proses pengajaran.
2. Pendekatan Kontekstual : Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/
CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
3. Pendekatan keterampilan proses : Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan
pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan sikap dan nilai (Semiawan, 1999).
Langkah-langkah keterampilan proses, yaitu: Mengamati, Mengklasifikasi, Menafsirkan,
Meramalkan, Menerapkan, Merencanakan penelitian, Mengkomunikasikan, Pendekatan
tematik, dan Pendekatan integrative
MODUL 4
A. PENGERTIAN KURIKULUM
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh. Dalam
dunia pendidikan diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau
sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.
Ada beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
1. Menurut John Dewey kurikulum adalah pengalaman, pengalaman ras, pengalaman anak yang
dikonstruksi terus menerus menjadi sejumlah pengetahuan atau bidang studi.
2. Menurut Franklin Bobbit kurikulum dirumuskan: a)Sebagai keseluruhan pengalaman yang
berkaitan dengan perkembangan individu, b) Serangkaian pengalaman pendidikan yang
dipergunakan oleh sekolah untuk menyempurnakan perkembangan anak.
3. Menurut Caswell dan Campbell kurikulum adalah semua pengalaman yang dimiliki anak
dibawah bimbingan guru.
4. Menurut Ralph Tyler kurikulum adalah semua pengalaman belajar yang direncanakan dan
diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
5. Menurut Krug kurikulum terdiri dari semua alat pengajaran yang dipakai sekolah untuk
memberi kesempatan belajar kepada siswa menuju belajar yang dikehendaki.
6. Menurut Hilda Taba kurikulum tersusun dari unsure-unsur tertentu.
7. Menurut Johnson kurikulum rangkaian hasil belajar yang diinginkan.
8. Menurut Robert Gagne kurikulum sebagai suatu rangkaian rumit yang disusun sedemikian rupa
sehingga setiap unit dipelajari secara utuh, dengan syarat kecakapan dan kemampuan yang
terdapat dalam tujuan unit sebelum harus dikuasai oleh anak terlebih dahulu.
9. Menurut Harnack kurikulum meliputi semua pengalaman belajar dan mengajar yang terpimpin
dan diarahkan oleh sekolah.
10. Menurut Hass kurikulum adalah semua pengalaman individu anak dari suatu program
pendidikan yang tujuannya mencapai tujuan umum maupun tujuan yang spesifik yang
direncanakan dalam rangka teori, riset atau praktek professional masa lalu dan sekarang. Dalam
UU Pendidikan No. 2 tahun 1989 disebutkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Ragam kurikulum menurut Goodlad yaitu:
1) Kurikulum ideal, yaitu kurikulum diharapkan dapat mencerminkan pengetahuan yang
diakumulasikan berzaman-zaman.
2) Kurikulum formal, kurikulum yang direstui dan disahkan oleh pemerintah.
3) Kurikulum “bayangan” , yaitu kurikulum yang ada dalam pikiran yang diinginkan oleh orang
tua dan guru.
4) Kurikulum operasoanal, yaitu kurikulum yang dilaksanakan di dalam kelas.
5) Kurikulum pengalaman, yaitu kurikulum yang dialami oleh setiap anak didik.
a) The adjustive of adaptive funtion (fungsi penyesuaian), yaitu penyesuaian anak didik
terhadap lingkungannya.
b) The integrating function (fungsi pemanduan), yaitu terciptanya kepaduan pribadi anak didik.
c) The differentiating function (fungsi pembedaan), maksudnya kurikulum harus mampu
melayani perbedaan-perbadaan individu anak didik.
d) The prapaedetic function (fungsi penyiapan), kurikulum harus mampu menyiapkan anak
didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
e) The selective function (fungsi pemilihan), berhubungan dengan pemilihan program yang
mampu mengembangkan bakat masing-masing anak didik.
f) The diagnostic function (fungsi diagnostic), berhubungan dengan pelayanan terhadap anak
didik agar dia memahami akan dirinya sendiri.
Fungsi dan tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia SD dalam kurikulum 2004, yaitu:
1. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara, yaitu:
a) Sarana Pembina persatuan dan kesatuan bangsa.
b) Sarana peningkatan pengetahuan ddan ketrampilan dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya.
c) Sarana peningkatan pengetahuan
d) Sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik.
e) Sarana pengembangan penalaran
f) Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia.
2. Secara umun tujuan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai beriut:
a. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan
bahasa Negara.
b. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi serta penggunaanya
yang tepat dan kreatif.
c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, emosional, dan kematangan social.
d. Siswa memiliki disiplin dalam berfikir dan bebahasa.
e. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya satra untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan, dan
kemampuan berbahasa.
f. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
C. KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Kurikulum Berbasi Kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki 4 komponen, yaitu:
1. Pengelolaan Kurikulum Berbasi Kompetensi Memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga
kependidikan dan sumberdaya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar.
2. Kegiatan Belajar Mengajar Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan
pengajaran untuk mencapai kompeensi yang ditetapkan dan gagasan-gagasan pedagogis dan
androgogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik.
3. Penilaian Berbasis Kelas Memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan
yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas public melalui penilaian terpadu
dengan belajar mengajar di kelas, kinerja, dan tes tulis.
4. Kurikulum dan Hasil Belajar Memuat perencanaan pengembangan kompetensi, hasil
belajar, dan indikator peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai
18 tahun.
MODUL 5
Menurut W.F. Mackey ( dalam Hanafi, 1981) prinsip-prinsip penyususnan buku teks adalah:
Menurut Tarigan (1986) ada dua patokan dalam penyusunan buku teks adalah Patokan Umum
(belaku untuk setiap buku) bersumber dari kurikulum. Patokan Khusus (berlaku untuk buku teks
tertentu) bersumber dari karakteristik setiap mata pelajaran. Patokan Umum ini harus dilengkapi,
diisi dengan kekhususan setiap mata pelajaran meliputi:
Menurut Imam Machfuds dan Solchan (1995) dalam menyusun naskah buku pelajaran harus
memperhatikan:
1) Ketentuan Umum Pertama, naskah yang ditulis hendaknya mempunyai bagian yang
lengkap: Bagian awal naskah (halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar,
daftar tabel, daftar lampiran. Bagian isi naskah Bagian akhir naskah (daftar pustaka dan
jika ada lampiran, indeks) Kedua, naskah yang ditulis harus asli dan belum pernah
diterbitkan artinya uraian dan susunan kalimat dalam menyajikan naskah merupakan
hasil formulasi penulis sendiri.
2) Ketentuan Khusus berkaitan dengan (1) keamanan nasional (2) isi buku teks, (3) cara
penyajian, (4) penggunaan bahasa, (5) ilustrasi.
Persyaratan yang berhubungan dengan keadaan nasional isi buku teks tidak boleh
bertentangan atau menyimpang dari Pancasila, UUD 1945, dan GBHN dalam cara penyajian,
bahasanya, dan ilustrasinya.