Anda di halaman 1dari 21

TUGAS TUTORIAL 1

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia di SD

Nama : IIT NIKESARI

NIM : 856736358

Kelas : PGSD 3A

Tutor : Elinda Novriana, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR BI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TUGAS PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD (TUGAS 1)

A. Jawablah Pertanyaan Berikut!


1. Jelaskan dengan contoh mengenai:
a. Hakikat bahasa : adalah sebuah simbol bunyi arbiter alat komunikasi yang dipergunakan
oleh untuk keperluan sehari-hari,misalnya belajar,bekerja sama,dan berinteraksi.
b. Ragam bahasa : adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Berdasarkan pemakaiannya ragam bahasa : (1) asal daerah penutur, (2) kelompok
sosial,yang melahirkan dialek atau beragam variasi (3)sikap bahasa, yang melahirkan ragam
resmi dan tak resmi atau keseharian.
Ragam bahasa dilihat dari sudutnya : (1) bidang perbincangan, yang melahirkan ragam
ilmiah, ragam satra, (2)media berbahasa, yang memunculkan ragam lisan dan tulisan,
(3)situasi berbahasa, yang memunculkan ragam baku dan tak baku.
c. Fungsi bahasa :
1) Fungsi bahasa personal :yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat,
pikiran, sikap atau perasaan pemakaianya.
2) Fungsi sosial adalah mengacu pada peranan bahasa sebagai alat komunikasi dan
berinterasi antara individu atau kelompok sosial.

2. Jelaskan dengan contoh


a. Pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara tetap melalui pengalaman,
pengamatan dan bahasa, yang dilakukan secara aktif.
Contohnya : (1) Belajar ceria : a). Menyimak : mendengarkan guru menjelaskan
materi atau membaca cerita , b). Membaca : membaca cerita bersama teman-teman, c).
Berbicara : menceritakan Kembali cerita yang sudah dibaca, d). Menulis : menuliskan
kembali cerita yang di kenal oleh siswa (2) Perubahan seseorang dari tidak bisa membaca
menjadi bisa membaca dengan dia belajar
b. Belajar bahasa : merupakan belajar berkomunikasi dengan baik dan benar dengan orang lain.
Contoh : Anak belajar bahasa menyimak, berbicara bahkan mereka membaca dan
menulis saat disekolah.
c. Perolehan bahasa pada anak dari sisi :
1) Teori pemerolehan bahasa
Jawaban :
a) Pandangan Nativistik Adalah kemampuan bawaan atau alami seorang anak untuk dapat
berbahasa.Bukan lingkungan yang membuat anak mampu berbahasa dan juga bukan meniru
orang lain karena banyak juga ungkapan kreatif yang di munculkan anak ketika berbahasa
yang belum pernah di contohkan sebelumnya. Kemampuan bawaan itu di sebut “piranti
pemerolehan Bahasa ( Language Acquisition Device atau LAD ).
b) Pandangan Behavioristik Menurut behavioristik, penguasan bahasa anak ditentukan oleh
rangsangan yang diberikan lingkungannya. Anak tidak memiliki peranan aktif, hanya
sebagai penerima pasif. Perkembangan bahasa anak ditentukan oleh kekayaan dan lamanya
latihan yang diberikan oleh lingkungan, serta peniruan yang dilakukan anak terhadap tindak
berbahasa lingkungannya.
c) Pandangan Kognitif Menurut pandangan kognitif, penguasaan dan perkembangan bahasa
anak ditentukan oleh daya kognitifnya. Lingkungan tidak memeberikan pengaruhnya
terhadap perkembangan intelektual dan bahasa anak,kalau anak sendiri tidak melibatkan
secara aktif dengan lingkungannya. Disini anaklah yang berperan aktif untuk terlibat
dengan lingkungannya agar penguasaan bahasanya dapat berkembang secara optimal.
2) Hal-hal yang mempengaruhi pemerolehan bahasa :

Jawaban :

a) Faktor Biologis : Setiap anak dilengkapi dengan kemampuan kodrati atau potensi
bawaan yang memungkinkannya mampu berbahasa.Perangkat biologis yang
menentukan penguasaan bahasa anak adalah otak (system syaraf ) , alat dengar dan alat
ucap.
b) Faktor lingkungan sosial: Untuk menumbuhkembangkan kemampuan
berbahasa,seorang anak memerlukan lingkungan sosial sebagai contoh atau model
berbahasa,memberikan rangsangan, dan tanggapan,serta melakukan latihan dan uji
coba berbahasa dalam konteks yang sesungsisguhnya. Lingkungan sosial disini adalah
perilaku berbahasa orang tua,saudara,kerabat,keluarga,teman atau anggota masyarakat.
Pengguna bahasa yang baik perlu menguasai 2 hal, pertama menguasai system atau
aturan bahasa yang di gunaka.kedua,memahami aturan sosial suatu penggunaan bahasa.
c) Faktor inteligensi Inteligansi : adalah kemampuan seseorang dalam berpikir atau
bernalar,termasuk memecah kan suatu masalah.intelegensi bersifat abstrak dan tak
dapat di amati langsung ,kecuali memiliki perilaku.
d) Faktor motivasi : Sebagaimana kita ketahui, motifasi itu bersumber dari dala dan dari
luar diri anak.dalam belajar bahas, anak tidak melakukannya demi bahasa itu
sendiri.anak belajar bahasa karnaadanya kebutuhan dasar yang bersifat praktis,seperti
lapar,haus,sakit,serta perhatian dan kasih saying.inilah yang di sebut motivasi
interinsik,yang berasal diri anak itu sendir
3) Strategi pemerolehan bahasa

Jawaban :

a. Mengingat : dengan mengingat melalui pengalaman indrawi yang dilakukan anak akan
tercatat didalam benaknya. Ketika dia melakukan menyentuh, menyerap, mencium,
mendengar dan melihat sesuatu, memori anak akan merekam.
b. Meniru : Berkaitan dengan meniru apa yang si anak dengar minsalnya meniru bunyi
burung beo, walaupun tidak sama persis.
c. mengalami langsung : mengalami langsung secara konteks dalam kegiatan
berkemunikasi dengan baik
d. bermain :melalui bermain anak akan mendapatkan dorongan kemampuan berbahasa
anak.
4) Tahapan pemerolehan bahasa pada anak:

Jawaban :

a) Tahap Meraban (Pralinguistik) : Pada tahap meraban pertama, selama bulan-bulan awal
kehidupan, bayi-bayi menangis, mendekut, mendenguk, menjerit, dan tertawa.
b) Tahap Holofrasis : Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12 – 18 bulan. Pada masa ini,
anak menggunakan satu kata yang memiliki arti yang mewakili keseluruhan idenya.
Tegasnya satu – kata mewakili satu atau bahkan lebih fase atau kalimat. Oleh karena itu,
fase ini disebut juga tahap holofrasis
c) Tahap Dua – Kata : Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18 – 24 bulan.
Pada masa ini, kosakata dan gramatika anak berkembang dengan cepat. Anak-anak mulai
menggunakan 2 kata dalam berbicara. Tuturannya mulai bersifat telegrafik. Artinya, apa
yang dituturkan anak hanyalah kata-kata yang penting saja, seperti kata benda, kata sifat,
dan kata kerja. Kata-kata yang tidak penting, seperti halnya kalau kita menulis telegram,
dihilangkan.
d) Tahap Telegrafis : Antara usia 2-3 tahun anak telah menghsilkan ujaran dalam bentuk
kalimat-kalimat pendek. Ciri yang paling mencolok pada fase ini bukanlah pada jumlah
kata yang dihasilkan anak, tetapi pada variasi bentuk kata yang sudah mulai
muncul.Namun demikian, pada fase ini anak belum menggunakan kata tugas dalam
bertutur. Oleh karena itu, perkembangan bahasa anak pada fase ini disebut dengan tahap
telegrafis.
3. Jelaskan perbedaan pendekatan, metode dengan teknik?

Jawaban :

a) Pendekatan merupakan sikap atau pandangan guru tentang hakikat bahasa dan
pengajarannya yang diyakini kebenarannya.
b) Metode adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang
meliputi hal-hal berikut : Pemilihan Bahan, urutan Bahan, penyajian bahan, dan pengulangan
bahan.
c) Teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru atau cara yang digunakan guru untuk mencapai
tujuan langsung dalam peleksanaan pembelajaran didalam kelas pada saat itu, teknik ini
bersifat implementasional.

4. Jelaskan Pendekatan dalam pembelajaran bahasa beserta contohnya?


Jawaban :
Pendekatan adalah : sikap atau pandangan tentang suatu yang biasanya berupa asumsiatau
seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh sebab itu pendektan
bersifat aksiomatis, artinya tidak perlu dibuktikan lagi keberannya. Didalam pengajaran
bahasa Indonesia, pendekatan merupakan pandangan, filsafat atau kepercayaan tentang
hakikat bahasa dan pengajaran bahasa yang diyakini oleh giri bahasa.

Contohnya : Pendekatan Keterampilan Proses (PKP)


Pendekatan keterampilan proses adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar
yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil
belajar. Jadi dapat diartikan bahwa pendekatan ketrampilan proses dalam
pembelajaran bahasa adalah pendekatan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan bahasa.

Langkah –langkah PKP


1) Kemampuan mengamati : Merupakan salah satu ketrampilan yang sangat penting untuk
memperoleh pengetahuan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalm
pengembangan ilmu pengetahuan. Pengamatan dilaksanakan denagan memanfaatkan
seluruh panca indara yang mungkin bias digunakan untuk memperhatikan hal-hal yang
diamati. Kemudian, mencatat apa yang diamati, memilih-milih bagiannya berdasarkan
criteria tertentu berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan
menulis hasilnya..
2) Kemampuan mengklasifikasi : Merupakan kemampuan mengelompokkan atau
menggolongkan sesuatu yang berupa benda, akta, informasi, dan gagasan..
pengelompokan ini didasarkan pada karakteristik atau cirri-ciri yang sama dalam satu
tujuan. Dalam pembelajan bahasa Indonesia, kemampuan ini misalnya berupa
kemampuan membedakan antara opini dan fakta dalam suatu wacana dan
mengelompokkan karya sastra berdasarkan cirri strukturnya.
3) Kemampuan menafsir : Yang termasuk dalam kemampuan ini adalah fakta, informasi,
gagasan, pendapat, ruang, dan waktu. Kemampuan ini diwujudkan dalam kemampuan
siswa menentukan hubungan antara fakta yang terdapat dalam bacaan untuk membangun
pemahaman kritis dan kreatif terhadap bacaan.
4) Kemampuan meramal : Kemampuan membuat prediksi atau perkiraan yang didasari
penalaran, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan. Kemampuan membuat prediksi disebut juga kemampuan menyusun
hipotesis.
5) Kemampuan menerapkan : Merupakan bagian dari kemampuan mengadakan penelitian.
Siswa perlu menguasai bagaimana cara-cara mengumpulkan data, baik dalam penelitian
kuantitatif maupun kualitatif. Anak-anak dilatih untuk mengumpulkan data dalam
pengamatan lapangan, kemudian meganalisis data tersebut dan membuat kesimpulan.
6) Kemampuan melaksanakan penelitian : Merupakan kegiatan para ilmuan dalam
kehidupan ilmiah. Namun dalam kehidupan sehari-hari kita juga perlu mengadakan
penelitian. Artinya, mengadakan pengkajian terhadap sesuatu untuk memecahkan
masalah yang kita hadapi.
7) Kemampuan mengkomunikasikan hasil : Misalnya siswa dilatih untuk menyusun
laporan hasil pengamatan, kemudian mempresentasikannya didepan kelas dalm sebuah
kegiatan diskusi.

Contoh: Kompetensi Dasar: Siswa dapat menyusun sebuah pengumuman sebagai


sarana menyampaikan informasi (keterampilan proses yang tersirat dalam kompetensi dasar
adalah mengkomunikasikan).

5. Jelaskan Fungsi Kurikulum Bagi :


a. Fungsi kurikulum Bagi Siswa :
Jawaban : Fungsi kurikulum bagi siswa adalah, diharapkan mereka akan mendapat
sejumlah pengetahuan dan kecakapan yang baru yang dapat dikembangkan dan melengkapi
bekal hidup mereka setelah terjun dalam masyarakat.

b. Fungsi kurikulum Bagi guru :


Jawaban :
1) Kurikulum dapat digunakan sebagai pedoman untuk merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran.
2) Kurikulum dapat membantu memberikan pemahaman kepada tenaga pengajar dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
3) Kurikulum dapat mendorong tenaga pengajar untuk lebih kreatif dalam proses belajar-
mengajar.
4) Kurikulum dapat membantu menunjang pengajaran agar lebih baik.

c. Fungsi kurikulum sebagai Pembelajaran :


Jawaban :
a) Untuk keseimbangan proses pendidikan
b) Penyiapan Tenaga Kerja baru
c) Kurikulum akan mendorong sekolah untuk menyukseskan penyelenggaraan pendidikan
d) Kurikulum akan membuka peluang bagi pihak sekolah untuk mengembangkan
kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
e) Kurikulum dapat digunakan sebagai alat dalam upaya pencapaian tujuan program
pendidikan.
RANGKUMAN
PENDDIDIAKAN BAHASA INDONESIA DI SD

MODUL 3

PENDEKATAN , METODE DAN TEKNIS PEMBELAJARAN BAHASA

A. HAKIKAT PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK


Menurut pendapat Anthony yang dikemukakan oleh Jos Daniel Parera (1987) dan SriUtari
Subyakto-N (1987). Dalam pembelajaran bahasa, ketiga istilah atau konsep tersebutsaling
berhubungan atau saling menentukan, yaitu pendekatan menentukan metode, dan metode
menentukan teknik yang ketiganya untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
1. Pendekatan
Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang suatu yang biasanya berupa asumsiatau
seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh sebb itu pendektanbersifat
aksiomatis, artinya tidak perlu dibuktikan lagi keberannya.

Adapun prinsip-prinsip pokok aliran empiris dan rasionalis, meliputi:

a) Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan


b) Bahasa adalah serangkaian kebiasaan
c) Ajarkanlah bahasanya, bukan tentang bahasanya
d) Bahasa adalah apa-apa yang dikatakan oleh pemakainya, bukan apa yang olehseseorang
sehrusnya dikatakan demikian
e) Tidak ada satu bahasa pun yang persis sama dengan bahasa yang lain.

2. Metode
Pada umumnya metode diartikan sebagai „cara mengajar‟. Sebenarnya pengertian yang
tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sendangan metode pada hakikatnya adalah suatu
prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal berikuit.
a. Pemilihan Bahan
b. Urutan Bahan
c. Penyajian Bahan
d. Pengulangan Bahan
Tentang pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah atau
random. Prinsip alamiah dalam pemilihan bahan adalah sesuai dengan apa yang diperlukan, seperti
halnya kalau kita mempelajari bahasa sendiri. Pemilihan bahan secara random, yaitu pemilihan
bahasa yang dirasa penting (oleh guru) dan sesuai pula dengan situasi yang dihadapi. Baik secara
alamiah atau ranbom, pemilihan bahan itu didasarkan kriteria berikut ini.

a. Bagian-bagian yang paling sering digunakan


b. Paling berguna
c. Paling muda mengerjakannya
d. Gabungan ketiganya.

Kelancaran berbahasa merupakan suatu malasah pengulangan. Ada dua cara untuk
mengulangi bahasa, dengan cara dihafalkan dikepala, atau dengan cara substitusi (penggantian).
Suatu contoh substitusi adalah urutan kegiatan, yaitu berupa lakukan dan kataan.

Dalam pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera, 1987:19) terdapat lima belas macam
metode, seperti berikut ini.

1. Direct Method
2. Natural Method
3. Psychological Method
4. Phonetic Method
5. Reading Method
6. Granmnar Language Method
7. Translation Method
8. rammar Translation Method
9. Eclectic Method
10. The Unit Method
11. Language Control Method
12. Mim-Mem Method
13. Practice-theory Method
14. The Dual Language
15. Cognate Method
a. Direct Method
Direct method atau metode langsung ialah metode pengajaran bahasa yang didalam
pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran yaitu bahasa yang diajarkan. Dari
pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa pertamanya sebelum pembelajaran
berlangsung.
Penggunaan Metode Langsung dalam pengajar bahasa menuntut agar semua aspek bahasa
yang diberikan disajikan dalam bahasa Indonesia pula, tetapi apabila mengajar bahasa inggris maka
pelajaran disajikan dalam bahasa inggris. Hal ini, yaitu pembelajaran bahasa Indonesia di SD,
dengan menggunakan Metode Langsung tidak begitu menyulitkan guru karena di jenjang
pendidikan TK pada umumnya siswa sudah biasa menggunakan bahasa Indonesia. Tujuan Metode
Langsung di SD ialah penggunaan bahasa secara sasaran dalam hal ini bahasa Indonesia, yang
merupakan bahasa ke dua secara lisan agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa ke dua
tersebut.
Adapun fungsi Metode langsung ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu bagi siswa dan bagi
guru. Bagi siswa berfungsi memudahkan siswa untuk mampu berbahasa (lisan) dengan tepat,
memberikan situasi yang menyenangkan, dan mendorong siswa untuk belajar bahasa, sendangan
bagi guru metode ini memudahkan guru untuk mengajar berbahasa tanpa menggunakan bahasa
pengantar bahasa lain selain bahasa sasaran.
b. Natural Method
Natural Method yang disebut Metode Murni atau Metode Alamiah adalah metode yang dalam
pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-gambar, atau peragaan
secara langsung dalam aktivitas sehari-hari. Metode Murni atau Metode Alamiah ini mempunyai
ciri-ciri, seperti berikut ini.
1) Kosakata baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata yang sudah diketahui siswa
sebelumnya.
2) Makna sesuatu kata yang di ajarkan dengan cara inferensi/menarik kesimpulan dari
beberapa contoh yang diberikan.
3) Kamus digunakan untuk mengingatkan kata-kata yang dilupakan atau mencari makna kata-
kata baru.
4) Tata bahasa dipergunakan untuk membetulkan kesalahan.
5) Penyajian pelajaran mengikuti urutan: Mendengarkan (menyimak), Berbicara, Membaca,
dan menulis, kemudian diajarkan tata bahasa.
c. Reading Method
Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun 1929-an
baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara lain, untuk
memberikan pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang mereka perlukan
dalam study mereka. Metode ini dapat juga diterapkan untuk pembelajran bahasa Indonesia di SD
dengan jalan dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Metode ini
cocok diterapkan di SD kelas Tinggi.
d. Eclectic Method
Lahirnya metode ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak ada satupun
metodepengajaran bahasa yang paling baik karena setiap metode yang ada, di sam[ing ada
keuntungan/keunggulan/kebaikan, juga ada kerugian/kelemahan/kejelasannya.
Eclectic artinya „memilih secara bebas‟. Dalam hubungannya dengan metode pengajaran
bahasa, bebas di sini adalah bebas untuk menambah atau mengombinasi/mencapur antar metode
yang satu dengan lainya yang dianggap cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Itulah sebabnya Eclectic Method diterjemahkan secara bebas
dalam bahasa Indonesia Metode Campuran.

3. Teknik
Teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk
mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Jadi,
teknik ini bersifat implementasional. Karena kata teknik mengandung makna „cara-cara, dan
metode juga mengandung makna „penyajian bahan‟ maka kedua istilah ini adakalanya dipakai
dalam arti yang sama.
Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai pembelajaran
mata pelajaran lain), seperti berikut ini (Saliwangi, 1989:56-63).
1) Teknik ceramah: Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakan guru dalam proses
belajar-mengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa mengajar itu adalah
menerapakan dengan berbicara/berceramah. Itulah sebabnya mengapa salah satu fungsi guru
di dalam kelas adalah sebagai informatory, yaotu pemberi informasi pada siswa-siswanya.
2) Teknik Tanya-jawab: Pada umumnya Teknik Tanya-jawab ini mengikuti Teknik Ceramah
yang telah kita lakukan. Tujuanmnya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap
ceramah yang bari diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek
pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca. Jika Teknik Tanya-jawab ini
tika laksanakan pada waktu membuka pelajaran, secara tidak langsung kita sudah
melaksanakan pretes, yaitu untuk menjajaki sampai dimana penguasaan siswa terhadap
bahan yang akan kita diberikan.
3) Teknik Diskusi Kelompok: Tujuan digunakan tekni ini adalah melatih siswa untuk
mengeluarkan pendapat dan mau menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang
benar. Juga melalui diskusi kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya
sesuatu hal.
4) Teknik Pemberian Tugas : Teknin Pemberian Tugas ini disebut juga Resitas yang dapat
diberikan kapada siswa secara individu atau kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa
lebih mendalami materi pelajaran yang diberikan guru. Biasanya pemberian tugas ini diikuti
oleh tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi.
5) Teknik Ramu Pendapat (brainstorming) : Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik
Tanya-jawab dan Teknik Diskusi. Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra
misalnya. Siswa kita ajak mendiskusi karya sastra, coba anda sebutkan! Baik, bisa puisi,
cerpen, atau novel.
6) Simulasi : Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali untuk melatih
keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan peran-
peran yang akan dilakukan oleh guru siswa dalam permainan simulasi, misalnya ada yang
berperan (berpura-pura) sebagai kepala desa, sebagai ketua RW, sebagai ketua RT, sebagai
warga RT yang sedang bersengketa soal air, dan sebagainya.

B. JENIS- JENIS PENDEKATAN

Berdasarkan prinsip pendekatan komunikatf, pengajaran menulis harus diarahkan pada


penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pembelajaran menulis surat.

1. Pendekatan Cara Belajar Siswa Akti : Pendekatan cara belajar siswa aktif diartikan sebagai
kegiatan belajar menbgajar yang melibatkan siswa. Artinya, siswa secara aktif terlibat dalam
proses pengajaran.
2. Pendekatan Kontekstual : Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/
CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
3. Pendekatan keterampilan proses : Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan
pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan sikap dan nilai (Semiawan, 1999).
Langkah-langkah keterampilan proses, yaitu: Mengamati, Mengklasifikasi, Menafsirkan,
Meramalkan, Menerapkan, Merencanakan penelitian, Mengkomunikasikan, Pendekatan
tematik, dan Pendekatan integrative
MODUL 4

TALAAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

A. PENGERTIAN KURIKULUM
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh. Dalam
dunia pendidikan diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau
sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.
Ada beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
1. Menurut John Dewey kurikulum adalah pengalaman, pengalaman ras, pengalaman anak yang
dikonstruksi terus menerus menjadi sejumlah pengetahuan atau bidang studi.
2. Menurut Franklin Bobbit kurikulum dirumuskan: a)Sebagai keseluruhan pengalaman yang
berkaitan dengan perkembangan individu, b) Serangkaian pengalaman pendidikan yang
dipergunakan oleh sekolah untuk menyempurnakan perkembangan anak.
3. Menurut Caswell dan Campbell kurikulum adalah semua pengalaman yang dimiliki anak
dibawah bimbingan guru.
4. Menurut Ralph Tyler kurikulum adalah semua pengalaman belajar yang direncanakan dan
diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
5. Menurut Krug kurikulum terdiri dari semua alat pengajaran yang dipakai sekolah untuk
memberi kesempatan belajar kepada siswa menuju belajar yang dikehendaki.
6. Menurut Hilda Taba kurikulum tersusun dari unsure-unsur tertentu.
7. Menurut Johnson kurikulum rangkaian hasil belajar yang diinginkan.
8. Menurut Robert Gagne kurikulum sebagai suatu rangkaian rumit yang disusun sedemikian rupa
sehingga setiap unit dipelajari secara utuh, dengan syarat kecakapan dan kemampuan yang
terdapat dalam tujuan unit sebelum harus dikuasai oleh anak terlebih dahulu.
9. Menurut Harnack kurikulum meliputi semua pengalaman belajar dan mengajar yang terpimpin
dan diarahkan oleh sekolah.
10. Menurut Hass kurikulum adalah semua pengalaman individu anak dari suatu program
pendidikan yang tujuannya mencapai tujuan umum maupun tujuan yang spesifik yang
direncanakan dalam rangka teori, riset atau praktek professional masa lalu dan sekarang. Dalam
UU Pendidikan No. 2 tahun 1989 disebutkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Ragam kurikulum menurut Goodlad yaitu:
1) Kurikulum ideal, yaitu kurikulum diharapkan dapat mencerminkan pengetahuan yang
diakumulasikan berzaman-zaman.
2) Kurikulum formal, kurikulum yang direstui dan disahkan oleh pemerintah.
3) Kurikulum “bayangan” , yaitu kurikulum yang ada dalam pikiran yang diinginkan oleh orang
tua dan guru.
4) Kurikulum operasoanal, yaitu kurikulum yang dilaksanakan di dalam kelas.
5) Kurikulum pengalaman, yaitu kurikulum yang dialami oleh setiap anak didik.

Ragam kurikulum menurut Goltthorn yaitu:


1) Kurikulum rekomendasi, yaitu kurikulum yang direkomendasikan para ahli, asosiasi
professional, komisi pembaruan pendidikan, dan juga berdasarkan kebijakan pemerintah.
2) Kurikulum tertulis, merupakan kurikulum yang sudah disetujui pemerintah.
3) Kurikulum dukungan dibentuk dari sumber-sumber yang dialokasi untuk menunjang
kurikulum (alokasi waktu untuk mata pelajaran, untuj guru, alokasi personel, dan bahan ajar).
4) Kurikulum yang diajarkan, yaitu kurikulum yang diajarkan guru dalam kelas yang
seharusnya didasarkan pada kurikulum yang tertulis.
5) Kurikulum yang diuji, yaitu kurikulum yang terdiri dari serangkaian kegiatan belajar yang
dinilai melalui tes.
6) Kurikulum yang dipelajari, yaitu kurikulu yang merupakan hasil belajar.
7) Kurikulum yang tersembunyi, yaitu kurikulum yang tidak berwujud namun berpengaruh
terhadap perubahan tingkah laku anak didik.

B. FUNGSI DANTUJUAN KURIKULUM


Bagi sekolah fungsi kurikulum dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Bagi sekolah yang bersangkutan yaitu sebagai:
a) Alat untuk mencapai tujuan.
b) Pedoman bagi guru untuk menyusun dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa
serta mengevaluasi siswa.
c) Pedoman supervise kepala sekolah.
2. Bagi sekolah tingkat atasnya berfungsi untuk:
a) Keseimbangan proses pendidikan,
b) Penyiapan tenaga baru.
Fungsi kurikulum bagi anak didik, diharapkan mereka akan mendapat sejumlah
pengetahuan dan kecakapan yang baru yang dapat dikembangkan dan melengkapi bekal
hidup mereka setelah terjun dalam masyarakat.
Fungsi kurikulum bagi masyarakat yaitu orang tua dan pemakai lulusan. Dengan
memahami kurikulum, orang tua akan mengetahui program-program apa saja yang akan
dilaksanakan sekolah. Sedangkan bagi pemakai lulusan akan membantu memperlancar
pelaksanaan program dan akan memberikan kritik/saran untuk menyempurnakan program
yang dilaksanakan/ direncanakan.

Fungsi kurikulum menurut Alexander Inglis:

a) The adjustive of adaptive funtion (fungsi penyesuaian), yaitu penyesuaian anak didik
terhadap lingkungannya.
b) The integrating function (fungsi pemanduan), yaitu terciptanya kepaduan pribadi anak didik.
c) The differentiating function (fungsi pembedaan), maksudnya kurikulum harus mampu
melayani perbedaan-perbadaan individu anak didik.
d) The prapaedetic function (fungsi penyiapan), kurikulum harus mampu menyiapkan anak
didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
e) The selective function (fungsi pemilihan), berhubungan dengan pemilihan program yang
mampu mengembangkan bakat masing-masing anak didik.
f) The diagnostic function (fungsi diagnostic), berhubungan dengan pelayanan terhadap anak
didik agar dia memahami akan dirinya sendiri.

Fungsi dan tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia SD dalam kurikulum 2004, yaitu:

1. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara, yaitu:
a) Sarana Pembina persatuan dan kesatuan bangsa.
b) Sarana peningkatan pengetahuan ddan ketrampilan dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya.
c) Sarana peningkatan pengetahuan
d) Sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik.
e) Sarana pengembangan penalaran
f) Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia.
2. Secara umun tujuan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai beriut:
a. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan
bahasa Negara.
b. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi serta penggunaanya
yang tepat dan kreatif.
c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, emosional, dan kematangan social.
d. Siswa memiliki disiplin dalam berfikir dan bebahasa.
e. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya satra untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan, dan
kemampuan berbahasa.
f. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.

C. KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Kurikulum Berbasi Kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki 4 komponen, yaitu:
1. Pengelolaan Kurikulum Berbasi Kompetensi Memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga
kependidikan dan sumberdaya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar.
2. Kegiatan Belajar Mengajar Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan
pengajaran untuk mencapai kompeensi yang ditetapkan dan gagasan-gagasan pedagogis dan
androgogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik.
3. Penilaian Berbasis Kelas Memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan
yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas public melalui penilaian terpadu
dengan belajar mengajar di kelas, kinerja, dan tes tulis.
4. Kurikulum dan Hasil Belajar Memuat perencanaan pengembangan kompetensi, hasil
belajar, dan indikator peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai
18 tahun.

D. ASPEK-ASPEK PEMBELAJARAN BAHASA


1. Aspek-Aspek Keterampilan Bahasa
a. Mendengarkan Aspek mendengarkan seperti mendengarkan berita, petunjuk,
pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan,
laporan, ceramah, kotbah, pidato, pembicaraan nara sumber, dialog atau percakapan,
pengumuman, serta perintah yang didengar dengan memberikan respons secara tepat
serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra
berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu,
pantun dan menonton drama anak.
b. Berbicara Aspek berbicara seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan,
menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri
sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang gambar tunggal, gambar
seri, kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh, kesukaan/ketidaksukaan, kegemaran,
peraturan, tata tertib, petunjuk, dan laporan, serta mengapresiasi dan berekspresi sastra
melalui kegiatan melisankan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat,
cerita binatang, uisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak.
c. Membaca Aspek membaca seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf,
berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedi,
serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa
dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun,
dan drama anak.
d. Menulis Aspek menulis seperti menulis karangan naratif dan normatif dengan tulisan
rapi dan jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan
tanda baca, dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat
majemuk serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis hasil
sastra berupa cerita dan puisi. Komponen menulis juga diarahkan untuk menumbuhkan
kebiasaan menulis.

MODUL 5

TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD KELAS TINGGI

A. PERPADUAN ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA DI KELAS TINGGI


Aspek pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI terdiri atas 4 (empat) aspek yaitu: 1)
mendengarkan, 2)berbicara, 3)membaca dan 4) menulis
Di dalam keempat aspek pembelajaran bahasa Indonesia terdapat kemampuan berbahasa dan
kemampuan bersastra. dimana yang termasuk kemampuan berbahasa yaitu mendengarkan
cerita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pidato,
dialog atau percakapan serta perintah yang didengar dengan memberikan respon secara tepat.
Sedangkan yang termasuk kemampuan bersastra, yaitu mengapresiasi dan berekspresi sastra
melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rayat,
cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak.
1. PERPADUAN KETERAMPILAN BERBAHASA: MENDENGAR DAN BERBICARA
Contoh : Kelas 3 aspek berbicara, kompetensi dasarnya menceritakan pengalaman yang
indikatornya adalah :
a) Menceritakan pengalaman tertentu yang berkaitan dengan kegiatan seharihari.
b) Menanggapi cerita pengalaman teman dengan bertanya atau mengemukakan pendapat.
Kedua indikator tersebut berkaitan dengan keterampilan berbicara dan mendengarkan. Pada
indikator 1 ada pihak yang berbicara (menceritakan) dan ada pihak yang (mendengarkan),
tidak mungkin siswa dapat menanggapi kalau dia tidak mendengarkan.jadi di sini sudah ada
perpaduan antara aspek berbicara dan mendengarkan. Dengan demikian pada hasil belajar
“menceritakan pengalaman lucu, menarik atau mengesankan” (aspek berbicara) kita tambah
dengan hasil belajar menjadi “Menanggapi cerita pengalaman teman kemudian mengajukan
pertanyaan” (perpaduan dari aspek mendengarkan dan berbicara).
2. PERPADUAN KETERAMPILAN BERBAHASA: MENDENGAR, BERBICARA DAN
MENULIS
Contoh : Kelas 4, aspek mendengar, kompetensi dasarnya mendengarkan pengalaman teman
yang indikatornya adalah :
1. Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan cerita yang didengarnya.
2. Mengutarakan kembali isi cerita
3. Menyampaikan cerita yang isinya mirip atau cerita yang lain
4. Menuliskan isi cerita Pada indikator 1 ada aspek mendengarkan, indikator 2 dan 3 ada aspek
berbicara dan indikator 4 ada aspek menulis, sehingga pada hasil belajar mengutarakan
kembali isi cerita yang di dengar menjadi: Mengutarakan kembali dan Menuliskan kembali
isi cerita yang di dengar

3. PERPADUAN ASPEK KETERAMPILAN BAHASA DENGAN ASPEK SASTRA


Pada kelas 6 aspek sastra terdapat pada materi pokok cerita anak, drama anak, novel anak dan
puisi anak. Contoh : Pada kelas 5 aspek sastra terdapat pada materi pokok teks cerita rakyat,
drama anak, puisi karya anak Pada kelas 4 aspek sastra terdapat pada materi pokok dongeng
dan pantun Pada kelas 3 aspek sastra terdapat pada materi pokok teks cerita dan teks drama serta
teks fiksi dan dongeng. di kelas tinggi Yang termasuk kemampuan bersastra yaitu:
mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra berupa
dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun dan
menonton drama anak.
B. SYARAT –SYARAT BUKU TEKS
1. Mampu menjelaskan syarat-syarat buku teks yang baik
2. Dapat mengidentifikasi komponen-komponen buku teks
3. Dapat memberikan pendapat atas kelemahan dan kelebihan sebuah buku teks mata pelajaran
Bahasa Indonesia SD kelas tinggi

Menurut W.F. Mackey ( dalam Hanafi, 1981) prinsip-prinsip penyususnan buku teks adalah:

1. Seleksi hal-hal yang dipertimbangkan dalam seleksi adalah:


a) Tujuan pengajaran bahasa, level bahasa yang diajarkan dan jumlah waktu belajar
b) Tipe bahasa yang diajarkan (dialek, register, style, dan media)
c) Jumlah materi yang disajikan
d) Pilihan butir-butir yang akan diajarkan mencangkup fonetik, tata bahasa, kosakata dan
makna kata.
e) Kreteria yang dipakai melandasi pilihan
2. Gradasi Bahan Pelajaran Gradasi bahan pelajaran mempersoalkan tataan yang dipandang
paling baik untuk menyajikan bahan pelajaran yang telah dipilih atau diseleksi. Gradasi ini
tampak, seperti berikut ini.
a) Pengelompokan yangmencakup (1) Pengelompokan berdasarkan sistem (
pengelompokan fonetis, leksikal) dan berdasarkan bunyi-bunyi bahasa menjadi kata,
kata menjadi frase, frase menjadi kalimat, kalimat menjadi konteks.
b) Pengurutan / sekuensi mencakup sekuensi berdasarkan sistem di satu pihak dan struktur
di pihak lain.
3. Presentasi Bahan, Presentasi Bahan pengomunikasikan bahan ajar kepada siswa yakni:
a) Penahapan bahan pelajaran, baik jumlah maupun satuan-satuannya.
b) Pendemonstrasikan bahan pelajaran baik secara lisan maupun tertulis.
c) Prosedur yang ditempuh dalam menyajikan isi pelajaran yang terdiri ragam prosedur
yaitu eksplanasi,translasi, otentik atau peragaan (dengan benda, gerak atau situasi),
gambar dan konteks.
4. Repetisi Bahan Pelajaran Repetisi Bahan Pelajaran perilaku guru dalam menyajikan bahan
pelajaran yang telah tertata dalam buku pelajaran (telah terseleksi, degradasi, dan
dipresentasikan) yang berhubungan dengan pembinaan keterampilan kepada peserta didik
dalam hal menyimak, berbicara, menulis atau mengarang.

Menurut Tarigan (1986) ada dua patokan dalam penyusunan buku teks adalah Patokan Umum
(belaku untuk setiap buku) bersumber dari kurikulum. Patokan Khusus (berlaku untuk buku teks
tertentu) bersumber dari karakteristik setiap mata pelajaran. Patokan Umum ini harus dilengkapi,
diisi dengan kekhususan setiap mata pelajaran meliputi:

a) Pendekatan Keterampilan proses meliputi:1)Mengamati, 2)Menginterpretasikan,


3)Mengaplikasikan konsep, 4)Meramalkan, 5)Merencanakan dan melaksanakan penelitian,
6)Mengomunikasikan hasil penelitian.
b) Tujuan yang meliputi : Kognitif, Afektif , Psikomotor.
c) Bahan Pengajaran
d) Program yang meliputi : Kelas, Semester/cawu, Jam pelajaran
e) Methode
f) Sarana dan sumber
g) Penelitian
h) Bahasa

Menurut Imam Machfuds dan Solchan (1995) dalam menyusun naskah buku pelajaran harus
memperhatikan:

1) Ketentuan Umum Pertama, naskah yang ditulis hendaknya mempunyai bagian yang
lengkap: Bagian awal naskah (halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar,
daftar tabel, daftar lampiran. Bagian isi naskah Bagian akhir naskah (daftar pustaka dan
jika ada lampiran, indeks) Kedua, naskah yang ditulis harus asli dan belum pernah
diterbitkan artinya uraian dan susunan kalimat dalam menyajikan naskah merupakan
hasil formulasi penulis sendiri.
2) Ketentuan Khusus berkaitan dengan (1) keamanan nasional (2) isi buku teks, (3) cara
penyajian, (4) penggunaan bahasa, (5) ilustrasi.

Persyaratan yang berhubungan dengan keadaan nasional isi buku teks tidak boleh
bertentangan atau menyimpang dari Pancasila, UUD 1945, dan GBHN dalam cara penyajian,
bahasanya, dan ilustrasinya.

1. Persyaratan yang berhubungan dengan isi buku teks yaitu:


a. memuat sekurang-kurangnya bahan pelajaran minimal yang harus dikuasai siswa sesuai
dengan jenjang pendidikan yang diikuti.
b. relevan dengantujuan pendidikan
c. menhormati kerukunan hidup umat beragama dan antarumat beragama.
d. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
e. benar ditinjau dari segi ilmu pengetahuan
f. sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
g. sesuai jenjang pendidikan yang menjadi sasaran penulisan buku sesuai teks.
2. Persyaratan yang berkaitan dengan cara penyajian yaitu: a) urutan uraian yang teratur b)
penahapan dalam penyajian, dimulai dari yang sederhana ke yang kompleks atau dari yang
mudah ke yang sulit, c) menarik minat dan perhatian siswa, d) menantang dan merangsang
siswa untuk terus mempelajarai buku teks tersebut, e) pengorganisasian bahan pelajaran yang
sistematik dan mangacu kepada berbagai aspek kemampuan siswa (kognitif, afektif,
psikomotor)
3. Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa yaitu: a) menggunakan bahasa Indonesia yang benar
dan baku, b) menggunakan kalimat yang sesuai tingkat kematangan dan perkembangan siswa, c)
menggunakan istilah, kosakata, dan simbol-simbol yang mempermudah pemahaman isi buku
teks, d) menggunakan transliterasi yang telah dibakukan
4. Persyaratan yang berkaitan dengan ilustrasi yaitu: a) relevan dengan isi buku teks yang
bersangkutan, b) tidak menggangu kesinambungan antarkalimat dan antar paragraf serta bagian
keseluruhan isi buku teks, c) merupakan bagian terpadu dari keseluruhan isi buku teks, d) jelas,
baik dan merupakan hal yang esensial untuk membantu siswa memahami konsep atau
pengertian yang diuraikan dalm buku teks tersebut

C. BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS TINGGI


Buku teks resmi yang wajib digunakan dalam mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas
Tinggi adalah yang dikeluarkan oleh Diknas yaitu Lancar Berbahasa Indonesia 2 untuk Sekolah
Dasar Kelas 4 oleh Dendy Sugono. Tugas guru sebelum pembelajaran dilaksanakan harus
menetapkan terlebih dahulu kompetensi siswa yang mana yang akan dikembangkan, misalnya
kompetensi dasar yang akan dikembangkan berhubungan dengan aspek membaca untuk siswa kelas
4 maka guru harus mencari dalam kurikulum 2004 Standar Kompetensi untuk aspek membaca
siswa kelas 4. Misalnya Membaca: Standar Kompetensi: mampu membaca dan memahami ragam
teks nonsastra dengan berbagai cara membaca melalui membaca memindai, membaca sekilas,
membaca intensif, dan membacakan teks untuk orang lain, serta membaca cerita rakyat dan pantun.

Anda mungkin juga menyukai