TAHUN 2020-2021
1
PENGESAHAN
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri ………… ini telah diperiksa, disetujui serta
disyahkan oleh Kepala Sekolah, Pengawas TK/SD, Kordinator Wilayah Kerja
Pendidikan Kec ………………..
Hari : Senin
Tanggal : 13 Juli 2020
Mengetahui
……………………………. ………………….
NIP.
Mengetahui/Mengesahkan
…………………………… ……………………………
NIP ….. NIP …..
2
KATA PENGANTAR
……………………...
NIP. ………………………..
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Surat Keputusan Kepala Sekolah
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Acuan Konseptual Pengembangan KTSP
C. Prinsip Pengembangan KTSP
Bab II Tujuan Pendidikan Dasar, Visi, Misi, dan Tujuan Satuan
A. Tujuan Pendidikan Dasar
B. Visi Sekolah
C. Misi Sekolah
D. Tujuan Satuan Pendidikan
Bab III Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
A. Muatan Nasional
B. Muatan Lokal
C. Kegiatan Ekstrakurikuler
D. Beban belajar
E. Beban Belajar Tambahan
F. Ketuntasan Belajar
G. Ketentuan Remedial
H. Pendidikan Karakter dan Budaya Sekolah
I. PPK
J. Literasi
Bab IV Kalender Pendidikan
A. Permulaan Tahun Ajaran
B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
C. Pengaturan Waktu Libur
Bab V Penutup
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke
desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa
aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum sekolah
dasarpun menjadi perhatian dan pemikiran-pemikiran baru, sehingga mengalami
perubahan-perubahan kebijakan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua
jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar
pemikiran itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
Kurikulum SDN ....................... merupakan kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Pengembangannya didasarkan pada satuan pendidikan, potensi daerah, atau
karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan
demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang
semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi
pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada satuan
pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi
dan tujuan pendidikan nasional dan Pasal 35 mengenai standar nasional
pendidikan.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan kondisi daerah harus segera dilaksanakan.Bentuk nyata
desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah diberikannya kewenangan kepada
satuan pendidikan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan
pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunan
maupun pelaksanaannya di satuan pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar Nasional Pendidikan tersebut antara
5
lain meliputi 1) standar isi; 2) Standar proses; 3) Standar Kompetensi Lulusan; 4)
Standar tenaga kependidikan; 5) Standar sarana dan prasana; 6) Standar
pengelolaan; 7) Standar pembiayaan; 8) Standar penilaian pendidikan.
KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan
pendidikan dengan mengacu kepada Standar isi dan Standar Kompetensi
Lulusan serta berpedoman pada paduan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).
Adapun wujud nyata dalam melaksanakan amanah tersebut SDN
…………………… Kecamatan ………….. menyusun Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Mulai tahun pelajaran 2018/2019 ini SDN ………….. melaksanakan
Kurikulum 2013 secara menyeluruh mulai kelas I sd VI.
Satuan pendidikan merupakan pusat pengembangan nilai-nilai positif.
Kurikulum SDN …………….. ini mengembangkan nilai-nilai positif melalui
pembiasaan dalam bentuk kegiatan non kurikuler. Hal ini sebagaimana
diamanatkan Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi
pekerti.
Sejak diumumkan oleh Presiden Joko Widodo mengenai kasus pertama
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) pada awal Maret 2020 yang lalu, Indonesia
kemudian dihadapkan pada masa pandemi. Hampir seluruh sektor kehidupan
lumpuh, tidak terkecuali di bidang pendidikan, maka SDN .......................................
memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kondisi Khusus. Melalui kurikulum ini sekolah dapat melaksanakan program
pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik.
Untuk itu, dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah dengan
berkoordinasi kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar sekolah.
Pelaksanaan kurikulum pada kondisi khusus bertujuan untuk memberikan
fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Satuan pendidikan pada kondisi
khusus dalam pelaksanaan pembelajaran dapat 1) tetap mengacu pada
Kurikulum Nasional; 2) menggunakan kurikulum darurat; atau 3) melakukan
penyederhanaan kurikulum secara mandiri.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan kondisi khusus darurat Covid ini
dikembangkan dan dilaksanakan untuk menghadapi masa darurat covid 19 oleh
Tim Pengembang Kurikulum Sekolah Dasar ............................. yang terdiri atas
unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas
Pendidikan Kabupaten Jombang.
6
B. Acuan Konseptual Pengembangan KTSP
Acuan konseptual pengembangan KTSP sesuai dengan Permendikbud nomor 61
tahun 2014 tentang KTSP meliputi:
a) Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang
memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman
dan takwa serta akhlak mulia.
b) Toleransi dan kerukunan umat beragama
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik berbagai
agama yang berkembang di masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya
masyarakat setempat dengan keanekaragamannya ditumbuhkan agar
toleransi dan kerukunan umat beragama terwujud.
c) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan
wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat
keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
d) Peningkatan potensi, kecerdasan, bakat, dan minat sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum
disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat,
kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta
didik.
e) Kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara.
f) Kebutuhan kompetensi masa depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan
moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam
masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk
bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap
7
lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu
mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
g) Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan
hidup.Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja.Hal ini sangat penting
terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
h) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan.Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara
berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
i) Keragaman potensi dan karakteristik daerah serta lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan.Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.Oleh karena
itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan
yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
j) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan
nasional.Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.
k) Dinamika perkembangan global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa,
yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan
dengan suku dan bangsa lain.
l) Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
8
C. Prinsip Pengembangan KTSP
Dalam menyusun KTSP perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentngan
peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatf, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokrats serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentngan peserta didik serta
tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berart bahwa kegiatan
pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatkan kebutuhan nasional sesuai
tujuan pendidikan, keragaman karakteristk peserta didik, kondisi daerah,
jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tdak diskriminatf
terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istadat, status sosial
ekonomi, dan jender. Kurikulum meliput substansi komponen muatan wajib
dan muatan lokal.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat
dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikut dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentngan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan kurikulum perlu memperhatkan keseimbangan antara hard
skills dan sof skills pada setap kelas antarmata pelajaran, dan memperhatkan
kesinambungan hard skills dan sof skills antarkelas.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran
yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar jenjang
pendidikan.
9
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatkan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentngan nasional dan kepentngan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatkan kepentngan nasional dan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentngan nasional dan daerah saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dalam
kerangka NKRI.
10
BAB II
TUJUAN PNDIDIKAN, VISI, MISI SEKOLAH
11
terakhir di SD perlu lebih ditekankan pada pembinaan pemahaman dan
penghayatan dasar akan ilmu pengetahuan dan teknologi secara sederhana,
tetapi sistematik. Landasan semacam itu diperlukan untuk mencapai
keberhasilan di tingkat SLTP.
B. Visi Sekolah
MENYIAPKAN SISWA YANG BERKUALITAS
Indikator VISI :
1. Beriman, bertaqwa dan berbudi luhur.
2. Cerdas dan berilmu.
3. Terampil, kreatif dan mandiri.
4. Sehat jasmani dan rohani.
C. Misi Sekolah
1. Menanamkan keyakinan.
2. Mengefektifkan pembelajaran
3. Mengembangkan keterampilan, seni budaya dan olah raga.
4. Melengkapi sarana prasarana.
D. Tujuan Satuan Pendidikan
1. Mengamalkan ajaran agama dan nilai-nilai moral anak melalui integritas
kegiatan sekolah, dengan indikator :
Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menghayati
dan mengamalkan nilai-nilai moral Pancasila, sabar, tabah, tenang,
jujur, tegas, adil, disiplin, tawakal, menghayati dan mengamalkan
etika, tata tertib, dan tata krama sosial kemasyarakatan dan
kebangsaan, kepribadian teguh, memiliki harga diri.
2. Terwujudnya budaya disiplin sekolah.
3. Melaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran student center, dengan
indikator:
Menerapkan pendekatan saintific, Problem Based Learning, serta
Project Based Leraning
Menghargai potensi siswa,
Membangun komunikasi aktif guru dan siswa dalam pembelajaran,
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan media pembelajaran.
4. Melaksanakan kegiatan Ekstrakurikuler yang mengembangkan bakat, minat
dan potensi siswa, dengan indikator :
Memfasilitasi pengembangan, bakat, minat dan potensi siswa,
Memberikan program ekstra: Pramuka, Drum band, Mulok
Keagamaan,Bahasa Inggris, komputer dan ketrampilan lain.
12
5. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan SNP
(Standart Nasional Pendidikan).
13
BAB III
MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
A. Muatan Nasional
1. Muatan Kurikulum
Muatan nasional dalam Kurikulum Sekolah Dasar Negeri ……………..
mengikuti Permendikbud nomor 37 Tahun 2018. Kompetensi Inti yang akan
dicapai dipaparkan berikut.
Tabel Kompetensi Inti Sekolah Dasar
2. Struktur Kurikulum
14
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum
dalam bentuk mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi mata pelajaran dalam
semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar
per minggu untuk setiap peserta didik.
Keterangan:
a. 1 (satu) jam pelajaran (JP) alokasi waktu 35 menit
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS
Terpadu”
c. Pengembangan diri dijelaskan lebih lanjut.
d. Kelas I, II, III pendekatan tematik integratif, pada semua mata pelajaran
kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan Muatan Lokal.
e. Muatan lokal memuat Bahasa Jawa dan keagamaan.
15
f. Kelompok A memberikan orientasi kompetensi lebih pada kognitif dan
afektif.
g. Kelompok B lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
h. Kelas I, II dan kelas III Kompetensi Dasar IPA dan IPS terintegrasi pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia, adapun kelas IV, V dan kelas V
Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri kemudian diintegrasikan ke
dalam tema-tema yang ada.
i. Kelas IV, V dan kelas VI PJOK dan Matematika berdiri sendiri.
B. Muatan Lokal
Merujuk Peraturan Gubernur Jatim No.19 Tahun 2014 tentang mata
pelajaran bahasa daerah sebagai muatan lokal wajib di sekolah/madrasah maka
muatan wajib yang dilaksanakan di SDN …………………. adalah muatan lokal
bahasa Jawa. Di samping itu SDN ………………. melaksanakan mulok wajib
keagamaan yang merupakan perwujudan dari Peraturan Bupati Jombang Nomor
41 Tahun 2019 Tentang Kurikulum Muatan Lokal Keagamaan Dan Pendidikan
Diniyah Pada Sekolah Dasar Dan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten
Jombang. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran muatan
lokal Bahasa Jawa, Keagamaan, dan Diniyah terlampir.
C. Kegiatan Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan non-pelajaran formal yang dilakukan
peserta didik sekolah atau universitas, umumnya di luar jam belajar kurikulum
standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah
dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat
mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di
luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah
maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran
sekolah.
Sesuai dengan permendikbud nomor 63 tahun 2014 pasal 2 ayat (1) dan
(2), menyebutkan bahwa, Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah. Kegiatan
Ekstrakurikuler wajib merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh
seluruh peserta didik. SDN …………….. melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib bagi semua peserta didiknya.
Berikut adalah kegiatan ekstrakurikuler yang lain yang diselenggarakan
SDN ……………………….:
D. Beban Belajar
Beban belajar yang digunakan adalah sistem paket sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum, yaitu :
Minggu Jumlah
Satu jam
Jumlah Jam Efektif Waktu jam per
Satuan Pembelajara
Kelas Pembelajara minimal Pembelajaran tahun
pendidikan n Tatap
n Perminggu Pertahun pertahun (@60
Muka (menit)
Pelajaran menit)
SD I 35 40 36 1.400 JP 840
50.400 menit
II 35 42 36 1.470 JP 882
52.920 menit
III 35 44 36 1.540 JP 924
55.440 menit
IV 35 46 36 1.610 JP 966
57.960 menit
V 35 46 36 1.610 JP 966
57.960 menit
35 46 36 1.610 JP 966
VI
57.960 menit
E. Ketuntasan Belajar
N KKM
Mata Pelajaran Kela Kelas Kelas Kela Kelas Kelas
o sI II III s IV V VI
Kelompok A (Umum)
1 Pendidikan Agama dan Budi 70 73 74 75 75 76
Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan 70 75 75 75 75 77
17
N KKM
Mata Pelajaran Kela Kelas Kelas Kela Kelas Kelas
o sI II III s IV V VI
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 71 73 74 72 72 75
4 Matematika 70 73 74 70 70 75
5 IPA - - - 72 72 73
6 IPS - - - 70 70 73
KELOMPOK B (Umum)
1 Seni Budaya dan Prakarya 70 75 75 75 75 75
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga 70 75 75 75 75 75
dan Kesehatan
KELOMPOK C (Muatan Lokal)
1 Bahasa Jawa 70 70 70 70 70 70
2 Mulok Keagamaan 90 90 90 90 90 90
18
2. Prinsip-prinsip program remedial
a. Adaptif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk
belajar sesuai dengan daya tangkap, kesempatan, dan gaya belajar
masing-masing.
b. Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya melibatkan keaktifan pendidik untuk
secara intensif berinteraksi dengan peserta didik dan selalu memberikan
monitoring dan pengawasan agar mengetahui kemajuan belajar peserta
didik.
c. Berbagai metode pembelajaran dan penilaian
Pembelajaran remedial perlu menggunakan berbagai metode
pembelajaran dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik.
d. Pemberian umpan balik sesegera mungkin
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik
mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin agar
dapat menghindari kesalahan belajar yang berlarut-larut dan mendeteksi
sedini mungkin kesulitan belajar.
e. Berkesinambungan
Pembelajaran remedial dilakukan berkesinambungan dengan proses
pembelajaran dan pendidik harus selalu menyediakan program remedial
sesuai dengan kebutuhan.
3. Langkah-langkah program remedial
Langkah-langkah program remedial sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi permasalahan pembelajaran berdasarkan hasil analisis
terhadap Penilaian Harian (PH) dan Penilaian Tengah Semester (PTS).
Permasalahan pembelajaran, antara lain keunikan peserta didik, materi
ajar,
dan strategi belajar.
b. Menyusun perencanaan berdasarkan permasalahan pembelajaran
c. Melaksanakan program remedial.
d. Melaksanakan penilaian untuk mengetahui keberhasilan peserta didik.
e. Menetapkan nilai yang diperoleh peserta didik setelah program remedial
sebagai nilai akhir capaian KD muatan pelajaran yaitu Menggunakan nilai
capaian akhir setelah remedial,
4. Program Pengayaan
Program pengayaan adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik
19
yang telah melampaui KKM KD muatan pelajaran. Bentuk pelaksanaan
pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di
perpustakaan terkait dengan tema/sub tema yang dipelajari pada jam-jam
pelajaran sekolah;
b. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai
sesuatu
yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan.
20
e. Penilaian Akhir Tahun
3. Jadwal
Penguatan budaya sekolah yang sifatnya rutin harian bisa dilakukan
berdasarkan prioritas nilai di SDN …………. dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Senin Nasionalis
Pada hari Senin, prioritas nilai yang akan dikembangkan dalam keseluruhan
pengalaman dan kesadaran peserta didik adalah fokus pada nilai cinta
bangsa. Sekolah mengadakan Upacara Bendera sebelum memulai
pelajaran dan menyanyikan lagu-lagu wajib dan lagu nasional. Cinta bangsa
menjadi fokus dan orientasi seluruh kegiatan di SDN ……………….., baik
dalam pembelajaran di dalam kelas, kegiatan ektrakurikuler, maupun
kokurikuler.
b. Selasa Integritas
21
Pada hari Selasa, prioritas nilai yang akan dikembangkan dalam
keseluruhan pengalaman dan kesadaran peserta didik adalah fokus pada
nilai integritas. Nilai Integritas menjadi fokus dan orientasi seluruh kegiatan
di lingkungan pendidikan, baik itu dalam pembelajaran di dalam kelas,
kegiatan ektrakurikuler, maupun kokurikuler.
c. Rabu Mandiri
Pada hari Rabu, prioritas nilai yang akan dikembangkan dalam keseluruhan
pengalaman dan kesadaran peserta didik adalah fokus pada nilai
kemandirian. Nilai kemandirian menjadi fokus dan orientasi seluruh kegiatan
di lingkungan pendidikan, baik itu dalam pembelajaran di dalam kelas,
kegiatan ektrakurikuler, maupun kokurikuler.
e. Jumat Religius
Pada hari Jumat, prioritas nilai yang akan dikembangkan dalam keseluruhan
pengalaman dan kesadaran peserta didik adalah fokus pada nilai religius.
Nilai religiusmenjadi fokus dan orientasi seluruh kegiatan di lingkungan
pendidikan, baik itu dalam pembelajaran di dalam kelas, kegiatan
ektrakurikuler, maupun kokurikuler.
a. Jadwal Harian
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
Nilai Nasionalis Integritas Mandiri Gotongroyong Religius Gorongroyong
Karakter
Waktu Upacara Sholat Sholat Sholat Dhuha Istighosah Senam
Pembias Bendera Dhuha Dhuha Membaca Bersama
aan menyanyik Membaca Membaca buku non- Bakti Sosial
an lagu buku non- buku non- pelajaran Setiap bulan
Indonesia pelajaran pelajaran tentang PBP, 1 kali
Raya, tentang tentang cerita
22
lagulagu PBP, PBP, rakyat, 15
nasional, cerita cerita menit sebelum
dan rakyat, 15 rakyat, 15 memulai
menit menit pembelajaran
sebelum sebelum berdoa
memulai memulai bersama. Lagu
pembelaj pembelaj Indonesia
aran aran Raya
berdoa berdoa
bersama. bersama.
Lagu Lagu
Indonesia Indonesia
Raya Raya
Waktu Terintegra Terintegr Terintegr Terintegrasi Terintegr Terintegrasi
Belajar si dalam asi dalam asi dalam dalam asi dalam dalam
pembelajar pembelaj pembelaj pembelajaran pembelaj pembelajara
an aran aran aran n
Kegiatan Sebelum menutup hari Siswa melakukan refleksi,
Pembias menyanyikan lagu daerah dan berdoa bersama, Jama’ah sholat Dhuhur
aan:
Selama masa pandemi kegiatan karakter dan budaya sekolah belum bisa
dilaksanakan bersama-sama di sekolah karena proses belajar dilakukan secara
BDR. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan secara normal kembali setelah
pandemic usai.
b. Jadwal Mingguan
23
KELAS III
06.30 - 07.00 Sholat Duha Tari Remo Tari Remo Sholat Duha Senam
1 07.00 - 07.35 UP DINIYAH T PAI T T
2 07.35 - 08.10 PJOK DINIYAH T PAI T T
3 08.10 - 08.45 PJOK T T T T T
08.45 - 09.05
4 09.05 - 09.40 T T PAI T T T
5 09.40 - 10.15 T T PAI MA MA PRA
6 10.15 - 10.50 T T DINIYAH MA MA PRA
10.50 - 11.10
7 11.10 - 11.45 T T DINIYAH BJ
8 11.45 - 12.20 T T PJOK BJ
9 12.20 - 12.55 T T PJOK
Kelas IV
06.30 - 07.00 Sholat Duha Tari Remo Tari Remo Sholat Duha Senam
1 07.00 - 07.35 UP PAI DINIYAH MTK PJOK T
2 07.35 - 08.10 T PAI DINIYAH MTK PJOK T
3 08.10 - 08.45 T T T PJOK DINYAH MTK
08.45 - 09.05
4 09.05 - 09.40 T T T PJOK DINYAH MTK
5 09.40 - 10.15 T T T T T PRA
6 10.15 - 10.50 PAI T T T T PRA
10.50 - 11.10
7 11.10 - 11.45 PAI T MTK T MA
8 11.45 - 12.20 BJ MA MTK T MA
9 12.20 - 12.55 BJ MA T
KELAS V
06.30 - 07.00 Sholat Duha Tari Remo Tari Remo Sholat Duha Senam
1 07.00 - 07.35 UP T T T DINIYAH PJOK
2 07.35 - 08.10 MTK T T T DINIYAH PJOK
3 08.10 - 08.45 MTK PAI T T T T
08.45 - 09.05
4 09.05 - 09.40 T PAI MTK T T T
5 09.40 - 10.15 T MTK MTK T PJOK T
6 10.15 - 10.50 T MTK PAI BJ PJOK PRA
10.50 - 11.10
7 11.10 - 11.45 T T PAI BJ PRA
8 11.45 - 12.20 MA T MA DINIYAH
9 12.20 - 12.55 MA T MA DINIYAH
Kelas VI
06.30 - 07.00 Sholat Duha Tari Remo Tari Remo Sholat Duha Senam
1 07.00 - 07.35 UP T PJOK MTK T T
2 07.35 - 08.10 MTK T PJOK MTK T T
3 08.10 - 08.45 MTK T T MTK T DINIYAH
08.45 - 09.05
4 09.05 - 09.40 MTK T T PAI T DINIYAH
5 09.40 - 10.15 T T T PAI MA PRA
6 10.15 - 10.50 T PAI T BJ MA PRA
10.50 - 11.10
7 11.10 - 11.45 T PAI T BJ PJOK
8 11.45 - 12.20 T MA DINIYAH T PJOK
9 12.20 - 12.55 MA DINIYAH T
24
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan
kelanjutan dan kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter
Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal ini butir
8 Nawacita: Revolusi Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam
pendidikan yang hendak mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara
bertindak, dalam mengelola sekolah.
Untuk itu, Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi
terdalam pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku
pendidikan. Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk
jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima
nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang
Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi
sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup
rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu
dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam
perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai
perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama
antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan,
ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang
kecil dan tersisih.
2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah
air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya,
suku,dan agama.
3. Mandiri
25
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada
orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan
banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
4. Gotongroyong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada
orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong,
solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter
integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat
dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang
berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan
menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
Gerakan PPK menempatkan pendidikan karakter sebagai dimensi terdalam
atau jantung-hati (heart) pendidikan nasional sehingga pendidikan karakter
menjadi poros pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah. Lebih lanjut,
Gerakan PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus
menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah
dilaksanakan sampai sekarang.
1. Struktur Kurikulum
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak mengubah kurikulum
yang sudah ada, melainkan optimasi kurikulum pada satuan pendidikan.
Gerakan PPK perlu dilaksanakan di satuan pendidikan Pelaksanaan Gerakan
PPK disesuaikan dengan kurikulum pada satuan pendidikan masing-masing
dan dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu:
26
intrakurikuler dan ko-kurikuler. Sebagai kegiatan ntrakurikuler dan
kokurikuler maka setiap guru menyusun dokumen perencanaan
pembelajaan berupa silabus dan RPP sesuai mata pelajarannya masing-
masing.
2. Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler, baik
ekstrakurikuler wajib dan pilihan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
Pada kegiatan Esktrakurikuler maka Satuan Pendidikan melakukan
penguatan kembali kegiatan-kegiatan ekskul dan menambah kegiatan-
kegiatan lain yang memberikan ruang kepada siswa untuk produktif.
3. Melalui kegiatan pembiasaan yang dilakukan melalui budaya sekolah, baik
melalui kegiatan rutin, spontan, pengkondisian, serta melalui keteladanan
orang dewasa di lingkungan sekolah. Kegiatan-kegiatan selepas jam
sekolah diadakan untuk memperkuat pembentukan karakter disesuaikan
dengan situasi, kondisi, ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan di
unit sekolah dan potensi lingkungan sekitar sebagai sumber pembelajaran.
Kegiatan penguatan pendidikan karakter dapat dilaksanakan melalui
kegiatan yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan.
Kegiatan Jenis Kegiatan
Rutin Sholat dhuha dan sholat dhuhur berjama’ah
Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas
Membaca 15 menit
Piket kelas
Upacara Bendera
Bakti sosial
Spontan Memberi dan menjawab salam
Meminta maaf
Berterima kasih
Mengunjungi keluarga sekolah yang sakit
Membuang sampah pada tempatnya
Menolong orang yang sedang dalam kesusahan
Melerai pertengkaran
Keteladanan Performa guru
Berpakaian rapi dan bersih
Memberi salam ketika bertemu
Cara berbicara yang sopan
Mengucapkan terima kasih
Meminta maaf
Menghargai pendapat orang lain
Memberikan kesempatan terhadap pendapat yang
berbeda
Mendahulukan kesempatan kepada orang tua
Penugasan peserta didik secara bergilir
Memberikan penghargaan kepada orang yang
berprestasi
Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat pada
peraturan)
Menepati janji
Berperilaku santun
27
Kegiatan Jenis Kegiatan
Pengendalian diri yang baik
Memuji pada orang yang jujur
Mengakui kebenaran orang lain
Mengakui kesalahan diri sendiri
Berani mengambil keputusan
Berani berkata benar
Melindungi kaum yang lemah
Membantu kaum yang fakir
Sabar mendengarkan orang lain
Mengunjungi teman yang sakit
Membela kehormatan bangsa
Mengembalikan barang yang bukan miliknya
Antri
Mendamaikan
Pengkondisian
Menciptakan lingkungan yang bersih
Penataan sarana yang rapi dan bersih
Tersedianya fasilitas tempat sampah dan toilet yang
bersih.
Adanya pagar yang menjamin keamanan dan
kenyamanan bagi warga sekolah
Adanya tempat bermain bagi siswa yang ramah
anak dan damai dalam pergaulan.
Gerakan PPK juga memiliki struktur pendukung lain yang terdiri atas
sebagai (1) Kokurikuler dan Ekstrakurikuler, merupakan kegiatan yang bersifat
penambahan, pengayaan, dan perluasan dari kegiatan pembelajaran
intrakurikuler, yang juga bersifat menyenangkan dan dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai karakter.
2. Struktur Kegiatan
28
Alokasi
No Jenis Kegiatan Keterangan
Waktu
1 Olahraga 4 Tatap muka dalam pembelajaran
2 Pramuka 2 Ekstrakurikuler
3 Drumband 2 Ekstrakurikuler
4 Silat 2 Ekstrakurikuler
5 UKS 2 Ekstrakurikuler
J. Literasi
Gerakan literasi di SDN ……………….. dilaksanakan secara bertahap
dengan mempertimbangkan kesiapan kapasitas fisik (ketersediaan fasilitas,
sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah (peserta didik, tenaga
pendidik, orangtua, dan komponen masyarakat lain), dan kesiapan sistem
pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat
kebijakan). Gerakan literasi di sekolah dilakukan secara bertahap. Adapun
tahapan pelaksanaan gerakan literasi di SDN …………………. adalah sebagai
berikut:
Tahapan Kegiatan
PEMBIASAAN Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam
(belum ada pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan
tagihan) nyaring (read aloud) atau seluruh warga sekolah
membaca dalam hati (sustained silent reading).
Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi,
antara lain: (1) menyediakan perpustakaan sekolah,
sudut baca, dan area baca yang nyaman; (2)
pengembangan sarana lain (UKS, kantin, kebun
sekolah); dan (3) penyediaan koleksi teks cetak, visual,
digital, maupun multimodal yang mudah diakses oleh
seluruh warga sekolah; (4) pembuatan bahan kaya teks
(print-rich materials)
PENGEMBANGAN membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau
(ada tagihan membacaterpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan
sederhana untuk non-akademik, contoh: membuat peta cerita (story
penilaian
map), menggunakan graphic organizers, bincang buku.
non-akademik)
Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah
yang kaya literasi dan menciptakan ekosistem sekolah
yang menghargai keterbukaan dan kegemaran terhadap
pengetahuan dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a)
memberikan penghargaan kepada capaian perilaku
positif, kepedulian sosial, dan semangat belajar peserta
didik; penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap
upacara bendera Hari Senin dan/atau peringatan lain;
(b) kegiatan-kegiatan akademik lain yang mendukung
terciptanya budaya literasi di sekolah (belajar di kebun
sekolah, belajar di lingkungan luar sekolah, wisata
perpustakaan kota/daerah dan taman bacaan
29
Tahapan Kegiatan
masyarakat, dll.)
Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di
perpustakaan sekolah/ perpustakaan kota/ daerah atau
taman bacaan masyarakat atau sudut baca kelas
dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a) membacakan
buku dengan nyaring, membaca dalam hati membaca
bersama (shared reading), membaca terpandu (guided
reading), menonton film pendek, dan/atau membaca
teks visual/digital (materi dari internet); (b) peserta didik
merespon teks (cetak/visual/digital), fiksi dan nonfiksi,
melalui beberapa kegiatan sederhana seperti
menggambar, membuat peta konsep, berdiskusi, dan
berbincang tentang buku.
PEMBELAJARAN Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam
(ada tagihan pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan
akademik) nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama,
dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain
dengan tagihan non-akademik dan akademik.
Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan
dengan tagihan akademik di kurikulum 2013.
Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks
dalam semua mata pelajaran (misalnya, dengan
menggunakan graphic organizers).
Menggunakan lingkungan fisik, sosial afektif, dan
akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual,
auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks
pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata
pelajaran.
Dalam tahap pembelajaran, semua mata pelajaran
sebaiknya menggunakan ragam
31
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
32
5. Hari Libur sekitar Idul Fitri adalah empat hari efektif sebelum tanggal 1 Syawal
dan enam hari efektif sesudah 2 Syawal ditetapkan Kementerian Agama untuk
seluruh satuan pendidikan;
6. Satuan Pendidikan dapat menetapkan hari-hari dalam bulan Ramadhan selain
dimaksud dalam ayat (1) sebagai hari belajar untuk meningkatkan iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa atau hari libur dengan persetujuan
Komite Sekolah dan dilaporkan kepada Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan Dinas Pendidikan Provinsi sesuai dengan
kewenangannya;
7. Satuan Pendidikan yang melakukan libur bulan Ramadhan selain hari-hari
sebagaimana dimaksud di atas dengan mengisi hari libur tersebut melalui
berbagai kegiatan yang diarahkan pada peningkatan akhlaq mulia,
pemahaman, pendalaman dan amaliah agama, termasuk berbagai kegiatan
ekstrakurikuler lainnya yang bernuansa moral.
33
KALENDER PENDIDIKAN
SDN …………………….., KECAMATAN ……………………..
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
34
BAB VI
PENUTUP
Kurikulum SDN ……… yang telah tersusun ini akan menjadi pedoman bagi
sekolah dan menjadi acuan seluruh stake holders sekolah selama 1 tahun pelajaran
2020/2021. Sesuai dengan tuntutan penjaminan sekolah, maka penyesuaian-
penyesuaian akan terus dilakukan terutama pada proses adaptasi/adopsi dan
pengayaan kurikulum KTSP.
Sejalan dengan harapan di atas, maka dukungan dari berbagai pihak akan terus
dibutuhkan demi pencapaian pelayanan standar minimal. Tanpa dukungan yang
nyata tentu akan berat bagi sekolah untuk memenuhi harapan semua pihak. Oleh
karena itu, kita semua berharap ada sinergi seluruh potensi stake holders sekolah
dalam mencapai tujuan yang dimaksud. Akhirnya, kami berharap masukan dari
berbagai pihak demi penyempurnaan kurikulum SDN ……………… pada tahun ini
dan pada tahun-tahun yang akan datang.
A. Kesimpulan
B. Saran
35
untuk menuju kesempurnaan dalam penyusunan. Sehingga dengan adanya kritik
dan saran dalam penyusunan KTSP, tidak akan terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan pembelajaran baik yang secara langsung maupun tidak langsung.
36
DAFTAR PUSTAKA
Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan dasar dan
Menengah
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan dasar
dan Menengah
Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilain Pendididikan
Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 tentang Kompetensi inti dan Kompetensi
Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah
Permendikbud Nomor 61 tahun 2014 tentang KTSP Pendidikan dasar dan
Menengah
Permendikbud Nomor 62 tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan
dasar dan Menengah
Permendikbud Nomor 63 tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler pramuka
Pendidikan dasar dan Menengah
Permendikbud Nomor 79 tahun 2014 tentang kegiatan mulok Pendidikan dasar
dan Menengah
Peraturan Bupati Jombang Nomor 16 Tahun 2017 Tentang Gerakan Literasi
Kabupaten Jombang.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016. Panduan Gerakan Literasi di
Sekolah Dasar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016. Konsep dan Pedoman
Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama.
37