Anda di halaman 1dari 18

STUDI ANALISIS GENDER TERHADAP MATERI FIQH

PEREMPUAN PADA PENGAJIAN MAJELIS TAKLIM


SE-KOTA PAREPARE

RAHMAWATI
RUKIAH
HJ. RUSDAYA BASRI

Abstract
Contextualization fiqh women are more dominant on fiqh issues including family muamalah. Therefore, knowledge
and experience possessed religious different then the understanding is quite varied and patterned into a semi -
contextual, contextual and contextual moderate liberal. When viewed from a gender committee analysis of the
understanding of women in the teaching of fiqh in the town of Parepare yet or no impact on the birth manipestasi
gender inequality. Eventhoughthere is a difference between the law of men and women in the areas of worship
mahdah and can not be understood contextually but it does not potentially give injustice.Implementation of the
study fiqh women basically do not lead to the birth of a gender gap. However manipestasi gender inequality is
mainly a culture or tradition of women who have been accustomed charged domestic roles. As a result , the role of
dual or double burden always looked at relationships between men and women in the family. Such as the role of
domestic and child education played a more dominant women/mothers.
Keyword: Gender and women fiqh.

Abstrak
Kontekstualisasi wanita fiqh yang lebih dominan pada isu-isu fiqh muamalah termasuk keluarga. Oleh karena
itu, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki agama yang berbeda maka pemahaman yang cukup bervariasi
dan bermotif ke semi - kontekstual, kontekstual dan kontekstual liberal moderat. Bila dilihat dari analisis komite
gender dari pemahaman perempuan dalam ajaran fiqh di kota Parepare belum atau tidak berdampak pada
manipestasi kelahiran ketidaksetaraan gender. Meskipun perbedaan antara hukum pria dan wanita di bidang
ibadah Mahdah dan tidak dapat dipahami secara kontekstual tetapi tidak berpotensi memberikan injustice.
Implementation studi perempuan fiqh pada dasarnya tidak menyebabkan kelahiran kesenjangan gender. Namun
manifestasi ketidaksetaraan gender terutama budaya atau tradisi dari perempuan yang telah terbiasa dibebankan
peran domestik. Akibatnya, peran beban ganda atau double selalu memandang hubungan antara pria dan
wanita dalam keluarga. Seperti peran pendidikan dalam negeri dan anak memainkan wanita lebih dominan ibu.
Kata Kunci: Gender dan fiqh wanita.

Pendahuluan pokok dalam ajaran Islam adalah persamaan


antara manusia, baik antara laki-laki dan
Al-Qur’an sebagai rujukan prinsip dasar
perempuan maupun antar bangsa, suku dan
masyarakat Islam menunjukkan bahwa pada
keturunan (Quraish Shihab,2004) Perbedaan
dasarnya mengakui bahwa kedudukan laki-
yang digarisbawahi dan yang meninggikan
laki dan perempuan adalah adil. Keduanya
atau merendahkan seseorang hanyalah nilai
diciptakan dari satu “nafs” (living entity), di
pengabdian dan ketakwaannya kepada Tuhan
mana yang satu tidak memiliki keunggulan
Yang Maha Esa.
terhadap lain (Mansour Fakih,1996), bahkan
Apa yang dicita-citakan al-Qur’an tidaklah
salah satu tema utama sekaligus prinsip
sebagaimana diduga atau dipraktekkan

[ 61 ]
Kuriositas, Edisi VI, Vol. 2, Desember 2013

sementara masyarakat. Bahkan pandangan bias gender. Di antara contoh hadis yang
masyarakat terhadap perempuan sebagai dimaksud adalah :
makhluk yang memiliki derajat di bawah laki-
ٌ َ َ ُْ ْ َ َّ‫َ َ ُ َ ه‬
laki seringkali didasarkan pada ajaran agama. ‫قال َرسول اللِ صىل اهلل عليه وسلم لن يفلِح ق ْوم‬
Tafsiran keagamaan yang bias gender disebabkan ً َ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ َّ َ
oleh faktor kedangkalan pengetahuan ‫ولواأمرهم امرأة‬
keagamaan terutama pada pemahaman ajaran-
Artinya: Rasulullah bersabda: “tidak
ajaran agama yang bersumber dari hadis-hadis akan jaya suatu kaum apabila urusannya
yang dikategorikan oleh kelompok feminis diserahkan kepada perempuan”.
sebagai hadis “misoginis”.
Hadis diatas diriwayatkan oleh 4 penyusun
Selain itu, fiqh sebagai salah satu bentuk
kitab hadis, yaitu al-Bukhari, al-Turmidzi, an-
pemahaman keagamaan yang berkenaan
Nasa’i, dan Ahmad bin Hanbal.lihat Imam
dengan hukum dan menjadi bagian dari
Bukhari, Shahih Bukhari, Bab Kitab an-Nabi
tafsir agama dipahami sebagai aturan agama
Ila Kisra, Juz 14, h. 365. Dan Bab Kitab an-
yang baku. Atho Mudzar menilai bahwa pada
Nabi Saw, juz 4 h. 1610. Bab al-Fitnah an-
umumnya masyarakat memandang fikih
Nabi al-latiy tamuju al-Bahri, Juz 6, h. 2600,
identik dengan hukum Islam dan hukum
Bab Haddasana Usman bin Haitsam, Juz 23,
Islam identik dengan aturan Tuhan. Dengan
h. 300. Imam at-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi,
cara pandang itu, maka kitab-kitab fiqh
Bablan yuflihu wa lau amrahu, Juz 9, h. 9.
klasik dipandang sebagai kumpulan hukum
Imam an-Nasai, Sunan an-Nasai, Bab an-
Tuhan, dan karena hukum Tuhan adalah
Nahyu an Istikmal an-Nisa’ fi al-Hukmi Juz 8,
hukum yang paling benar dan tidak bisa
h.227. Juz 16, h. 341. Imam Ahmad bin Hanbal,
dirubah maka kitab-kitab fiqh bukan saja
Musnad Ahmad Bin Hanbal, Bab Hadis Abu
dipandang sebagai produk keagamaan, tapi
BakrahNafi’ bin al-Haris bin Kildah, Juz 5, h.
sebagai buku agama itu sendiri. Padahal
38, 47, dan 51. CD Maktabah Syamilah.
fiqh merupakan salah satu produk pemikiran
Kedua, pemahaman yang kurang
hukum Islam yang tidak pernah terlepas dari
proporsional dalam memahami fiqh
pengaruh sosial budaya yang mengitarinya.
perempuan akan berdampak pada lahirnya
Dan bahkan bentuk pemikiran hukum Islam
ketidakadilan gender. Pada dasarnya hadis-
apapun pada hakekatnya merupakan hasil
hadis tersebut tidak menjadi persoalan ketika
dari adanya interaksi antara si pemikir hukum
disampaikan dalam ceramah keagamaan/
Islam baik berupa individu maupun institusi
pengajian dan bahkan dapat dijadikan sebagai
formal dengan lingkungan sosial kultural
sumber apabila hadis tersebut dikategorikan
maupun sosial politik di mana pemikiran itu
sahih karena ditransmisikan oleh sanad
dihasilkan (Cipto Sembodo)
yang sahih. Permasalahannya adalah ketika
Oleh karena itu, mengkaji ulang fiqh
hadis yang menyinggung pola relasi laki-
perempuan penting dilakukan karena selain
laki dan perempuan dan disampaikan oleh
materi fiqh ini disinyalir memuat pemahaman
ustadz dengan pemahaman tekstual dan
yang bias jender juga sering dijadikan rujukan
tidak imbang tentu akan berimplikasi pada
dalam materi ceramah dalam pengajian
perilaku keagamaan yang bias jender dalam
keagamaan terutama pada majelis taklim.
masyarakat. Ketakutan ibu-ibu akan dosa,
Ada beberapa alasan persoalan ini penting
dan pemahaman tentang peran domestik
diteliti. Pertama, pemahaman terhadap ajaran
merupakan bagian dari kewajiban perempuan
Islam terutama hadis yang berkenaan dengan
dan doktrin agama menunjukkan bahwa ada
eksistensi perempuan dan pemaknaannya
keterpengaruhan pemahaman keagamaan
secara tekstual melahirkan pemahaman yang

[ 62 ]
Rahmawati, Rukiah, dan Hj. Rusdaya Basri – Studi Analisis Gender Terhadap Materi Fiqh Perempuan...

terhadap lahirnya ketidakadilan gender. Sebuah pembedaan secara gender (gender differences)
penelitian menyebutkan bahwa pemahaman sangat potensial melahirkan ketidakadilan
tekstual terhadap hadis yang menyinggung gender (gender inequalities). Oleh karena itu,
eksistensi perempuan dan disampaikan langkah selanjutnya yang dilakukan analisis
dalam dakwah/ceramah keagamaan akan gender adalah menggugat pembedaan gender,
berpotensi melahirkan fiqh yang bias jender khususnya yang melahirkan ketidakadilan.
(Rahmawati,2011). Menurut analisis gender, ketidakadilan
gender bisa diidentifikasi melalui berbagai
Rumusan Masalah Penelitian manifestasi ketidakadilan, yakni: marginalisasi
Berdasarkan latar belakang di atas, maka (proses pemiskinan ekonomi), subordinasi
fokus permasalahan dalam penelitian ini (anggapan tidak penting), pelabelan negatif
adalah di antaranya bagaimana gambaran (stereptype), kekerasan (violence), dan beban
materi fiqh perempuan pada pengajian majelis kerja ganda (double burden) (Mansour Fakih,
taklim di kota Parepare, selanjutnya bagaimana 1996).
pemahaman fiqhnya ditinjau dari analisis 2) Fiqh Perempuan
gender dan apakah pemahaman tersebut
Istilah fiqh itu menunjuk kepada
berdampak lahirnya ketidakadilan gender
pengetahuan tentang hukum agama, hukum-
dan yang terakhir bagaimana implementasi
hukum syariat (knowledge of the law). Abdul
pemahaman fiqh perempuan pada kehidupan
Wahhab Khallaf mendefinisikan bahwa fikih
beragama dan bermasyarakat dan apakah
adalah ilmu tentang hukum-hukum syariat
berimplikasi pada lahirnya manifestasi
yang bersifat amaliyah, yang diambil dari
ketidakadilan gender?
dalil-dalilnya yang terperinci (Abdul Wahhab
Signifikansi Penelitian Khallaf,,1968). Dalam terminologi ushuluyyin
(pakar Ushul Fiqh), Menurut Muhammad Abu
Penelitian ini bertujuan untuk
Zahrah, fiqh didefinisikan :
mengungkapkan gambaran mengenai materi
fiqh perempuan pada pengajian majelis taklim
di kota Parepare, menganalisis tidak hanya
‫العلم باألحاكم الرشعية العملية املكتسب من‬
pada pemahaman terhadap fiqh perempuan
dari perspektif gender tetapi mengungkapkan
‫أدلة اتلفصيلية‬
dampak negatif dari pemahaman yang bias (Ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang
gender, dan mengetahui implementasi bersifat praktis yang digali dari dalil-dalil
pemahaman fiqh perempuan pada pengajian yang terperinci).
majelis taklimserta implikasinya pada lahirnya Dengan demikian, batasan yang dimaksud
manifestasi ketidakadilan gender. tentang fikih perempuan adalah hukum-
hukum amaliyah yang berkaitan dengan
Tinjauan Pustaka
perempuan dalam melaksanakan syariat,
1). Analisis gender yang diambil dari dalil-dalil yang bersifat
Analisis gender adalah serangkaian universal maupun partikular untuk merespon
kriteria yang digunakan gerakan feminisme persoalan-persoalan yang berkembang.
untuk mempertanyakan ketidakadilan sosial Karena fikih perempuan berkaitan dengan
dari aspek hubungan antar jenis kelamin hukum syara’ dan dalil naqli maupun aqli,
(Acep Sugiri,2009). Pada prinsipnya, analisis maka secara esensial fikih perempuan dalam
gender tidak mempermasalahkan pembedaan- arti pemahaman tentang eksistensi kaum
pembedaan itu selama tidak melahirkan perempuan merupakan hasil ijtihad yang
ketidakadilan. Akan tetapi, analisis ini melihat disebut dengan fikih ijtihādiy. Oleh karena itu,

[ 63 ]
Kuriositas, Edisi VI, Vol. 2, Desember 2013

tidak mengherankan jika dalam memahami Dalam kaitan ini H.M. Arifin mengatakan:
suatu obyek hukum, hasil pemahaman (fikih) “.Jadi peranan secara fungsional majelis ta’lim
yang dihasilkan oleh seorang mujtahid adalah mengokohkan landasan hidup manusia
terkadang bertentangan atau berbeda dengan muslim Indonesia pada khususnya di bidang
pemahaman (fikih) yang diperoleh mujtahid mental spiritual keagamaan Islam dalam
lainnya (Aisyah,2012). upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara
Dalam beberapa karya, ada beberapa integral, lahiriah dan batiniahnya, duniawi
materi fiqh yang mengkaji mengenai eksistensi dan ukhrawiah bersamaan (simultan), sesuai
perempuan, yaitu; fiqh ibadah, fiqh kehidupan tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan
bermasyarakat (muamalah), dan fiqh keluarga, taqwa yang melandasi kehidupan duniawi
Ketiga fiqh ini menjadi dasar dalam memetakan dalam segala bidang kegiatannya. Fungsi
materi fiqh perempuan dalam pengajian demikian sejalan dengan pembangunan
majelis taklim. nasional kita (Siti Muthia)
3). Majelis Taklim dan Peranannya
Metode Penelitian
Majelis taklim (Al-Munawir Kamus
Lokasi penelitian adalah kota Parepare
Bahasa Indonesia,1997) adalah salah satu
dengan obyek atau sasaran pada majelis taklim
lembaga pendidikan diniyah non formal
yang ada di kota Parepare
yang bertujuan meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia Jenis dan Sumber Data
bagi jamaahnya, serta mewujudkan rahmat Jenis penelitian ini adalah field researh
bagi alam semesta. Berdasarkan pengertian karena data diperoleh dari lapangan. Sedangkan
terminology, majelis adalah “tempat duduk sumber data diperoleh dari data primer,
melaksanakan pengajaran atau pengajian yakni data empiris yang bersumber atau yang
agama Islam” dari pengertian ini dapat didapatkan secara langsung dari pengurus
disimpulkan bahwa majelis taklim adalah majelis taklim, para muballigh (penceramah)
tempat perkumpulan orang banyak untuk atau pemateri fiqh perempuan dan peserta
mempelajari agama Islam melalui pengajian yang aktif mengikuti pengajian majelis taklim
yang diberikan oleh guru-guru dan ahli agama sedangkan data sekunder, yaitu data pendukung
Islam. yang bersumber dari dokumen-dokumen/
Secara strategis majelis-majelis ta’lim arsip organisasi. Data kepustakaan digunakan
menjadi sarana dakwah dan tabligh yang untuk menelusuri kerangka konseptual yang
berperan sentral pada pembinaan dan terkait dengan permasalahan. Pentingnya data
peningkatan kualitas hidup umat agama Islam kepustakaan agar diketahui kesesuaian antara
sesuai tuntunan ajaran agama. Majelis ini harapan dalam teori dan kenyataan yang ada
menyadarkan umat Islam untuk memahami di lapangan. Selain data ini dipakai juga untuk
dan mengamalkan agamanya yang kontekstual memonitor posisi penelitian dalam rangka
di lingkungan hidup sosial budaya dan alam menguatkan validitas penelitian ini belum
sekitar masing-masing, menjadikan umat pernah dikaji oleh peneliti sebelumnya juga
Islam sebagai ummatan wasathan yang digunakan sebagai landasan berpikir dalam
meneladani kelompok umat lain. Untuk mengembangkan teori yang sudah dibangun
tujuan itu, maka pemimpinnya harus berperan oleh peneliti sebelumnya.
sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan
sikap hidup Islami yang membawa kepada
Tehnik Pengumpulan Data
kesehatan mental rohaniah dan kesadaran Tehnik pengumpulan data yang digunakan
fungsional selaku khalifah dibuminya sendiri. adalah metode trianggulasi: observasi,

[ 64 ]
Rahmawati, Rukiah, dan Hj. Rusdaya Basri – Studi Analisis Gender Terhadap Materi Fiqh Perempuan...

wawancara mendalam (dept interview), dan partisipan, dengan menggunakan teknik


dokumentasi. purposive sampling dan system acak.
1). Observasi 3). Sampel pada ustadz/ustadzah
Penelitian ini menggunakan observasi Tehnik purposive sampling diaplikasikan
partisifatif. Observasi ini terdiri atas empat pada pemilihan sampel beberapa ustadz/
macam (Sugiyono,2008) akan tetapi peneliti ustadzah yang banyak mengisi ceramah pada
telah menggunakan observasi yang moderat; pengajian Majelis Taklim. Pada umumnya,
yaitu, peneliti ikut observasi partisipatif dalam materi yang disampaikan penceramah pada
beberapa kegiatan tapi tidak semuanya. Hal pengajian majelis taklim memuat materi
ini dilakukan karena waktu penelitian yang keagamaan yang bersifat umum. Oleh karena
digunakan sangat terbatas. itu, dipilih sampel beberapa muballigh
Setidaknya, observasi yang telah dilakukan yang banyak menyinggung persoalan fiqh
tidak hanya dalam masa penelitian tetapi jauh perempuan.
sebelum penelitian telah dimulai. Hal ini Untuk menghindarkan hasil penelitian
disebabkan karena tim peneliti merupakan yang bias jender dan menjaga obyektifitas
bahagian dari peserta/anggota Majelis Taklim penelitian maka prinsip keseimbangan antara
di Parepare yang berpartisipasi aktif dalam laki-laki dan perempuan menjadi penekanan
pengajian yang dilakukan setiap bulan. dalam pemilihan sampel. Oleh karena itu,
Sedangkan observasi selama penelitian sampel yang telah dipilih terdiri dari laki-laki
berlangsung dilakukan pada kegiatan dan perempuan dengan perincian: penceramah
pengajian majelis taklim tertentu yaitu BKMT laki-laki (ustadz) sebanyak 5 orang dan
Kota Parepare (Badan Kontak Majelis Taklim penceramah perempuan (ustadzah) sebanyak
se-kota Parepare). Pengajian ini dilaksanakan 5 orang. Pengambilan data yang bersumber
pada tanggal 5 setiap bulan. Pentingnya dari narasumber/informan diperoleh melalui
observasi pada lembaga tersebut karena pada depth interview (wawancara mendalam)
kegiatan pengajian ini mengcover dan dihadiri dengan mendatangi mereka ke rumah masing-
oleh peserta perwakilan dari masing-masing masing. Akan tetapi, dalam prosesnya, ada
majelis taklim yang ada di kota Parepare. beberapa informan yang ditemui di tempat
Di antaranya wawancara mendalam (dept tugas. Misalnya, Iriani Ambar dan Muh. Amin
interview) digunakan untuk mendapatkan data ditemui dan wawancara di Kantor Kemenag
primer langsung dari pemateri/penceramah Parepare. Sedangkan wawancara dengan ust.
yang menyampaikan materi fiqh perempuan. Munir Kadir di STAIN Parepare.
Tehnik ini digunakan untuk mendapatkan Tehnik wawancara yang digunakan
informasi/data tentang pemahaman dan bersifat semi struktural dan nonstruktural.
pendekatan yang mereka gunakan dalam Menurut Esterberg, Pemilihan terhadap jenis
memahami materi tersebut. wawancara ini karena model ini lebih bebas
2). Populasi dan Sampel dan tidak terlalu terikat oleh instrumen berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis sehingga
Populasi dalam penelitian ini cukup besar
tujuan menemukan permasalahan lebih
meliputi seluruh masyarakat yang terlibat
terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara
langsung dalam kegiatan pengajian majelis
diminta pendapat, dan ide-idenya. Oleh
taklim, mulai dari pengurus, penceramah,
karena sifatnya semi struktural maka dalam
peserta dan anggota Majelis Taklim. Oleh
proses pengumpulan data, kadang-kadang
karena itu, populasi tersebut ditarik beberapa
masih menggunakan list pertanyaan sebagai
sampel sebagai informan, narasumber dan
pedoman.

[ 65 ]
Kuriositas, Edisi VI, Vol. 2, Desember 2013

Sedangkan tehnik wawancara Dalam proses pengambilan data, sebagian


nonstruktural dilakukan secara lebih bebas besar pengurus ditemui di rumah seperti Ibu
karena peneliti tidak menggunakan pedoman Hj. Suwaeta, Ibu Hj. Hamdanah, Ibu Nimas
wawancara yang telah tersusun secara dan Ibu Hj. Bulan di rumah. Sebagiannya
sistematis sehingga pedoman wawancara ditemui di tempat lain seperti Ibu Iriani Ambar
yang digunakan hanya berupa garis-garis di tempat tugas dan Ibu Hj. Suwaeta, Hj St.
besar permasalahan yang ditanyakan. Tehnik Zaenab pada saat kegiatan pengajian BKMT
ini lebih bebas dan terbuka dibandingkan berlangsung. Sebagaimana pada penceramah,
dengan dua jenis wawancara yang lain karena tehnik wawancara yang digunakan juga
antara peneliti dengan informan seperti bersifat gabungan antara semi struktural
melakukan discuss dan prosesnya secara dan nonstructural. Tehnik semi structural
nonformal, tidak kaku sehingga tehnik ini digunakan pada beberapa informan seperti Ibu
tidak terkesan menggurui. Di antara informan Nimas, Hj. Suwaeta dan Hj. Bulan. Sedangkan
yang diwawancarai menggunakan tehnik ini nonstruktural digunakan pada Ibu Hj. St.
adalah ustadz Maskun, Hj. Andi Fatimah, Zaenab, dan Hj. Hamdanah Said, dan Iriani
Iriani Ambar, ustadz KH. Muh. Arif Fasih, dan Ambar.
ustadz Muh. Amin. Sedangkan wawancara 5). Populasi dan Sampel pada Peserta
nonstruktural dilakukan pada informan yang Pengajian
lain seperti Ustadz Munir Kadir, Hj. Hamdanah Sampel pada peserta/anggota majelis
Said, Ustadz Iskandar dan lain-lain. taklim dipilih melalui sistem acak. Pemilihan
Penggunaan kedua tehnik ini lebih sistem ini disebabkan karena metode yang
disebabkan pada kondisi obyektif pada digunakan adalah metode kuesioner/angket.
informan yang dihadapi. Selain karena respon Penggunaan angket dalam pengumpulan data
informan yang menghendaki demikian juga disebabkan karena populasi peserta pengajian
karena karakter informan yang berbeda sangat besar. Agar keterwakilan seluruh peserta
menentukan tehnik yang menurut peneliti majelis taklim se-kota Parepare terpenuhi
lebih cocok digunakan. maka peneliti menyebarkan angket pada 8
4). Populasi dan sampel Pengurus majelis taklim yang memiliki kegiatan paling
Pengambilan sampel pada pengurus Majelis aktif dan mewakili setiap kecamatan dari 4
Taklim dilakukan melalui tehnik gabungan kecamatan yang ada di Parepare. Di antara
antara purposive sampling dengan system majelis taklim yang dimaksud adalah Majelis
acak. Hal ini dilakukan karena selain jumlah Taklim al-Barkah, Mt. al-Irsyad, Mt. al-Ihsan,
populasi pengurus majelis taklim yang besar Mt. al-Washilah, Mt. ar-Rafiq, Mt. Qiblatain,
dan tidak seluruhnya memiliki keaktifan yang Mt. Mutaqaddimin, dan Mt. Nurussamawati.
sama dalam kegiatan pengajian juga kesibukan Sebagian angket disebarkan pada saat
masing-masing pengurus menyebabkan sulit pengajian berlangsung seperti yang dilakukan
untuk ditemui. Dalam hal ini, pengurus yang pada Mt. al-Barkah, al-Irsyad, al-Ihsan dan
telah diwawancarai sebanyak 6 orang. Jumlah terkadang diantarkan ke rumah masing-
ini jauh lebih sedikit dari jumlah 10 yang masing peserta seperti sebagian anggota Mt.
direncanakan pada awal pra riset. al-Barkah, ar-Rafiq, al-Washilah, dll. Secara
Pada pelaksanaannya, tim peneliti umum, sampel pada penelitian ini dapat dilihat
menganggap informan dari pihak pengurus pada hasil rekapitulasi yaitu pengurus Majelis
dengan jumlah tersebut sudah memadai dalam Taklim 6 (enam) orang, ustadz / ustadzah
memberikan data karena pada dasarnya data 10 (sepuluh) orang, anggota/peserta pengajian
yang diberikan memiliki persamaan antara 50 (lima puluh) orang. Jumlahnya: 66 (Enam
satu informan dengan informan yang lain. puluh enam) orang.

[ 66 ]
Rahmawati, Rukiah, dan Hj. Rusdaya Basri – Studi Analisis Gender Terhadap Materi Fiqh Perempuan...

Tehnik dokumentasi digunakan untuk materi fiqh dibahas tidak secara sistematis. Hal
mendapatkan data berupa dokumen/arsip ini disebabkan materi ini tidak dijadwalkan
mengenai materi fiqh serta gambar dan foto dalam jangka waktu tertentu selama satu
kegiatan selama pengajian berlangsung. Selain tahun. Penjadwalan materi pengajian tidak
itu, tehnik ini dipakai juga pada saat proses dilakukan karena selain materi tersebut dapat
wawancara dilakukan melalui video camera. dikembangkan secara lebih fleksibel mengikuti
Data informan telah terdokumentasi pada perkembangan zaman juga memberikan
saat melakukan wawancara dengan beberapa kebebasan bagi ustadz/ah menyampaikan
muballigh seperti Hj. Andi Fatimah, Iriani materi sesuai keilmuan yang mereka miliki.
Ambar, Ustadz Maskun, Iskandar dll. Data Fleksibilitas materi pengajian ini
inilah yang digunakan untuk menganalisis lebih berdampak positif bagi peserta pengajian
jauh tentang materi fiqh yang disampaikan misalnya terakomodasinya persoalan/
serta pemahaman mereka yang memungkinkan permasalahan yang dihadapi peserta. Selain
berpotensi melahirkan ketidakadilan jender. itu, permasalahan yang dihadapi antar
satu majelis taklim dengan yang lain juga
Analisis Data berbeda sehingga setiap majelis taklim bebas
Penelitian ini menggunakan analisis data menentukan materi apa yang saat itu penting
deskriptif kualitatif, yaitu melukiskan secara diangkat. Sebagaimana yang disampaikan oleh
sistematis, faktual dan akurat mengenai ibu Nimas:
fakta-fakta yang diperoleh. Proses analisis “materi pengajian itu tidak ditentukan
dimulai dengan menelaah seluruh data berdasarkan jadwal karena disesuaikan
yang tersedia dari berbagai sumber. Atas dengan kebutuhan. Bahkan dalam moment
data yang diperoleh dari hasil wawancara tertentu seperti menjelang Ramadhan,
topik yang diangkat berkaitan dengan
digunakan untuk menguraikan secara naratif puasa baik itu dikaji dari aspek hukum/
temuan penelitian. Sedangkan memahami fiqhnya, keutamaannya, hikmahnya dan
dasar epistemologi yang dibangun dalam lain-lain. Dan pada masa dan suasana
memahami fiqh diperlukan analisis yang lebih lebaran Idul Fitri, topiknya tentang
pentingnya bersilaturrahim, serta masa
mendalam sesuai kerangka teori yang sudah idul Adha banyak menyinggung tentang
ada agar diketahui pemahaman fiqh yang bias keutamaan berkurban”( Pengurus Bidang
gender. Dakwah Majelis Taklim al-Barkah,2012).
Hal senada juga disampaikan oleh Hj.
Pembahasan Zaenab dan Hj.Suwetha (Pengurus BKMT,
Pada umumnya materi pengajian Majelis 2013) yang menyebutkan bahwa materi yang
Taklim di kota Parepare muatannya lebih disampaikan tergantung kebutuhan dan
bersifat keagamaan. Apabila ditelusuri majelis taklimnya. Pada hari AIDS misalnya
beberapa arsip pengajian majelis taklim dan kadang-kadang menyinggung tentang anak
hasil wawancara pada beberapa informan dan bahaya Aids. Berbeda dengan majelis
pengurus Majelis Taklim maka materi tersebut Taklim al-Ihsan, Iriani ambar menyebutkan
dapat diklasifikasikan menjadi 3 bidang yaitu bahwa materi yang diangkat pada pengajian al-
aqidah, syariah, dan akhlak. Sedangkan materi Ihsan disesuaikan dengan silabus yang sudah
fiqh masuk dalam klasifikasi bidang syariah. disusun dan kebanyakan materinya bermuatan
Materi fiqh yang diangkat dalam pengajian fiqh yang berhubungan dengan ibadah seperti
Majelis Taklim pada dasarnya berkisar pada 5 shalat, wudhu dan lain-lain (Pengurus Mt. al-
rukun Islam seperti shalat, puasa, zakat dan Ihsan,2013) yang bersumber dari Ensiklopedi
haji. Sebagaimana dengan materi lain yang Fiqh Wanita (Abu Malik Kamal bin as-Sayyid
berhubungan dengan aqidah dan akhlak, Salim,2011) Buku ini menjadi rujukan karena

[ 67 ]
Kuriositas, Edisi VI, Vol. 2, Desember 2013

kandungannnya mencakup seluruh aspek Dokumentasi/arsip pengajian Majelis Taklim


kehidupan perempuan. al-Barkah Kec. Soreang).
Pada umumnya, Fiqh perempuan tidak Dari berbagai topik ini, dapat dipahami
dibahas secara khusus pada pengajian majelis bahwa pada dasarnya fiqh perempuan
taklim di Kota Parepare. Akan tetapi materi ini selalu dikaji dalam setiap pengajian di
dapat disorot dengan menelaah muatan dan majelis taklim. Kajian ini tidak hanya dalam
substansi materi pengajian majelis taklim yang wilayah fiqh ibadah, fiqh keluarga bahkan
menyinggung keperempuanan. fiqh yang berhubungan dengan kehidupan
Berdasarkan data yang diperoleh, hampir bermasyarakat. Hal ini sejalan konsepnya,
100% dari 50 peserta aktif pada majelis taklim fiqh perempuan merupakan hukum-hukum
mengakui bahwa masalah fiqh perempuan amaliyah yang berkaitan dengan perempuan
pernah disinggung dalam pengajian majelis dalam melaksanakan syariat, yang diambil
taklim baik yang berkaitan dengan fiqh ibadah, dari dalil-dalil yang bersifat universal maupun
fiqh keluarga dll. Ke-50 peserta dipilih secara partikular untuk merespon persoalan-
acak pada 8 majelis taklim di empat kecamatan persoalan yang berkembang.
se-Kota Parepare dengan perincian: 10 1) Fiqh Ibadah
responden masing-masing di Kec. Bacukiki,
Di antara materi yang berkaitan dengan
Kec. Ujung, Kec. Bacukiki Barat dan 20
persoalan perempuan dan mempengaruhi
responden di Kec. Soreang.
terhadap pembedaan syariat dengan laki-
Berdasarkan data di atas, ditemukan
laki adalah kepemimpinan perempuan dalam
bahwa 30 responden terpilih pada 3 Kecamatan
shalat.
(Bacukiki, Ujung dan Bacukiki Barat)
Dalam berbagai literature fiqh banyak
menyetujui bahwa materi fiqh perempuan
ulama yang menentukan bahwa salah satu
sering disinggung dalam pengajian majelis
persyaratan menjadi imam dalam shalat adalah
taklim sementara 1 dari 20 responden terpilih
laki-laki. Tidak syah salatnya jika perempuan
di Kecamatan Soreang tidak menyetujui.
mengimami laki-laki atau banci. Sebaliknya,
Dengan demikian, 98% dari 50 responden
perempuan hanya bisa menjadi imam bagi
menyetujui bahwa materi fiqh perempuan
teman-temannya sesama perempuan saja.
disinggung dalam pengajian majelis taklim.
Kriteria ini, berlaku pada salat wajib maupun
Data ini didukung oleh beberapa informan
sunnah (Hamim Ilyas,2005) Berbeda dengan
pihak muballigh dan dokumentasi materi
pandangan di atas, Abu Saur, Mazini dan Tabari
pengajian majelis taklim. Ustadz Maskun,
membolehkan imam perempuan atas pria
Ustadz Amin dan Ustadz Munir kadir sering
berdasarkan hadis Nabi :dari Ummu Waraqah:
menyampaikan materi fiqh munakahat dan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan al-
konsep keluarga sakinah (Hasil wawancara
Fatih Suryadilaga, disebutkan bahwa hadis ini
Tanggal 8 dan 22 Oktober, 15 November
sahih dari ummu waraqah
2012), Iriani Ambar menyajikan persoalan
etika perempuan (Hasil wawancara Tanggal
‫واكن رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم يزورها‬
08 Oktober 2012), Hj. Rusdaya Basri dengan
materi fiqh ibadah dan Hj. Andi Fatimah
‫فيبيتهاوجعل هلا مؤذنا يؤذن هلاوأمرها أن تؤم أهل‬
dengan materi peran publik dan domestik serta
keluarga sakinah (Hasil wawancara Tanggal
‫دارهاقال عبدالرمحن فأنارأيت مؤذنهاشيخاكبريا‬
22 Oktober 2012) serta Sri Muliana dengan
materi Gender dalam Pespektif Islam (Hasil “..Rasulullah saw. biasa berkunjung
wawancara Tanggal 14 Pebruari 2013 dan ke rumahnya Ummu Waraqah. Beliau
mengangkat muadzdzin untuk dia dan

[ 68 ]
Rahmawati, Rukiah, dan Hj. Rusdaya Basri – Studi Analisis Gender Terhadap Materi Fiqh Perempuan...

menyuruhnyauntuk menjadi imam tidak ditentukan secara khusus bahkan


keluarga rumahnya. Abdurrahman berkata materi yang disampaikan oleh muballigh
muazzinnya adalah seorang laki-laki yang
tidak berkaitan sama sekali, akan tetapi fiqh
lebih senior…”
keluarga seringkali disentil dan ditanyakan
Pendapat yang terakhir ini jarang sekali oleh peserta dalam sesi dialog. Misalnya
didengar oleh masyarakat. Demikianpula poligami dan persoalan peran dan relasi laki-
dengan pandangan para tokoh agama yang laki dan perempuan dalam keluarga.
berprofesi sebagai muballigh pada pengajian Pada dasarnya, Islam membolehkan
majelis taklim di kota Parepare. Hampir poligami. Akan tetapi, Pemahaman terhadap
semua informan berpandangan bahwa tidak dasar kebolehan jenis perkawinan ini
dibolehkan perempuan menjadi imam shalat seringkali menimbulkan pro dan kontra,
sepanjang ada laki-laki muslim yang sudah apakah perkawinan dalam Islam berazaskan
baligh. Menurut ustadz Maskun: monogamy ataukah poligami? Berdasarkan
“perempuan hanya boleh jadi imam dalam hasil perbincangan dengan beberapa
kondisi tertentu dan dalam keadaan informan mengarahkan pada pemhaman
darurat, misalnya tidak ada laki-laki yang
mampu baik dari segi umur maupun bahwa perkawinan Islam menganut prinsip
bacaan dan pengetahuan. Artinya, pada monogamy. Dasar yang dikemukakan adalah
dasarnya, hanya laki-lakilah yang dapat QS. An-Nisa’:3.
ُ ْ َ َ‫يْ َ َ ى‬ ُ ْ ُ َّ‫ْ ُ ْ َ ا‬
dijadikan Imam” (Wawancara tanggal 22
ْ
Oktober 2013).
‫كحوا‬ ِ ‫واف التام فان‬ ِ‫خفتم أل تق ِسط ي‬ ِ ‫َوإِن‬
Hal yang sama juga disampaikan oleh yang
ْ َ َ َ َ َ‫ِّ َ َ ْ ىَ ُ ا‬ ُ َ َ َ َ
seperti Ustadz Munir Kadir, Ustadz Iskandar, ‫ماطاب لك ْم م َِن النساءِ مثن َوثلث َو ُرباع فإِن‬
dan Hj. Andi Fatimah. Dengan demikian,
ْ‫كم‬ُ ُ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ً َ َ َ ُ ْ َ َّ‫ْ ُ ْ َ ا‬
permasalahan Imam dalam shalat berdasarkan ‫حدة أوماملكت أيمان‬ ِ ‫خفتم أل تع ِدلوافوا‬ ِ
syariat dibedakan secara gender. Pembedaan ُ ُ َ َّ‫َ َ َ ْ ىَ َ ا‬
ini, pada dasarnya lebih didasarkan pada ‫ذل ِك أدن أل تعولوا‬
pengetahuan yang diperoleh secara kultural
Terjemahnya:
dan pendidikan yang dimiliki. Secara kultural,
pandangan informan tentang kebolehan Dan jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan
perempuan menjadi imam dalam shalat hanya
yang yatim (bilamana kamu mengawininya),
dalam keadaan tertentu seejalan dengan maka kawinilah wanita-wanita (lain)
pendapat Imam Syafii. Pandangan inilah yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.
yang diikuti oleh mayoritas Muslim sebagai Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja,
penganut mazhab terbesar di Indonesia
atau budak-budak yang kamu miliki. Yang
termasuk di Parepare. Dari segi pendidikan, demikian itu adalah lebih dekat kepada
semua informan yang dijadikan sampel, tidak berbuat aniaya.
memiliki tingkat pendidikan yang berbeda dan
Menurut Ustadz Munir Kadir, ayat ini
memiliki keahlian tertentu serta pengetahuan
hanya menunjukkan tentang kebolehan
terbatas yang menyebabkan informasi lain
berpoligami sepanjang memenuhi syarat adil.
tentang pentingnya meneliti dan memahami
Akan tetapi pada prinsipnya perkawinan yang
hadis tentang perempuan mengimami laki-laki
dikehendaki al-Qur’an adalah monogami
dalam shalat terabaikan.
(Hasil wawancara Tanggal 15 November
2) Fiqh Keluarga 2012). Hal yang sama disampaikan oleh ust.
Kajian fiqh keluarga banyak dibahas pada Maskun, Hj. Andi Fatimah, dll. Bahkan begitu
pengajian majelis taklim. Meskipun topiknya pentingnya persyaratan tersebut, ust. Maskun

[ 69 ]
Kuriositas, Edisi VI, Vol. 2, Desember 2013

berpandangan bahwa boleh melakukan suami isteri tetap seimbang. Ustadz Munir
poligami meskipun tanpa seizin isteri pertama Kadir mengemukakan bahwa dalam keluarga,
asalkan mampu berlaku adil (Hasil wawancara antara hak dan kewajiban suami isteri harus
Tanggal 15 November 2012). seimbang bahkan dalam pembagian peran
Apa yang disampaikan oleh beberapa diperlukan kesepakatan dengan berdasarkan
informan tersebut sejalan dengan Undang- prinsip “al-Muasyarah bil Ma’ruf” (saling
undang perkawinan yang berlaku di Indonesia. bergaul dengan baik) (Hasil Wawancara
Kesesuaian tersebut dapat dilihat pada pasal Tanggal 15 November 2012) Bahkan menurut
5 yang menyebutkan bahwa pengadilan ustadz Maskun, kewajiban mengurus rumah
dapat memberikan izin bagi laki-laki untuk tangga harus kedua-duanya terutama jika
berpoligami dengan salah satu jaminannya isterinya juga punya kesibukan di luar
adalah suami akan berlaku adil terhadap (Wawancara Tanggal 22 Oktober 2012)
isteri-isteri dan anak-anak mereka dengan 3) Fiqh kehidupan bermasyarakat
pernyataan atau janji dari suami yang dibuat
Dirkursus Fiqh perempuan yang berkaitan
dalam bentuk yang ditetapkan untuk itu
dengan persoalan kehidupan bermasyarakat
(Lihat PP RI No. 9/1975 tentang pelaksanaan
kebanyakan berkaitan dengan masalah
UU. Perkawinan no 1 tahun 1974, pasal 41d.
kepemimpinan perempuan dalam dunia
Sedangkan persoalan pembagian peran antara
politik. Berdasarkan data dilapangan, hampir
laki-laki dan perempuan dalam keluarga
semua muballigh yang menjadi narasumber
lebih mengarah pada sistem sosial yang
dalam pengajian tidak mempersoalkan
membedakan peran publik dan domestik.
kepemimpinan perempuan dalam politik.
Bahkan pembedaan peran ini telah terbakukan
Menurut Ust. Munir Kadir, kepemimpinan
dalam peraturan perundangan-undangan.
perempuan dalam politik dibolehkan.
Misalnya UU Perkawinan No. 1 1974 Bab
Megawati menjadi presiden karena merupakan
VI tentang Hak dan Kewajiban Suami Isteri
amanat rakyat yang dipilih sesuai mekanisme
terutama pada pasal 31 (3) menyebutkan
yang berlaku di Indonesia (Hasil Wawancara
bahwa suami adalah kepala keluarga dan
Tanggal 15 November 2012).
isteri ibu rumah tangga. Konsekwensi aturan
Demikian pula Ust Maskun yang
ini berimplikasi pada kewajiban suami adalah
menyetujui kepemimpinan perempuan dengan
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
syarat memiliki kemampuan. Kepemimpinan
rumah tangga sedangkan isteri berkewajiban
yang dimaksud di sini hanya dibatasi dalam
mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
lingkup publik bukan dalam keluarga.
(Lihat pasal 34 UU Perkawinan no. 1/1974) Hal
Menurutnya:
inilah yang terdogma dalam sistem kehidupan
“bagaimanapun tingginya kemampuan
keluarga.
seorang perempuan tetapi laki-laki/
Berdasarkan data melalui angket suami tetap menjadi kepala dalam rumah
diperoleh 35 orang atau 70% beranggapan tangga. Contohnya: Hj. Andi Rasydianah
bahwa pekerjaan rumah tangga itu adalah menjadi pemimpin/rektor dalam suatu
lembaga pendidikan sedangkan suaminya
pekerjaan perempuan. Data ini merupakan
menjadi bawahannya sebagai dekan. Akan
hasil akumulasi dari 50 responden dengan tetapi dalam rumah tangganya, suaminya
perincian: 10 responden masing-masing di tetap menjadi kepala” (Hasil Wawancara
Kec. Bacukiki, Kec. Ujung, Kec. Bacukiki Barat Tanggal 22 Oktober 2012).
dan 20 responden di Kec. Soreang. Berbeda dengan pandangan ust. Amin.
Meskipun data di atas mengarah pada Menurutnya kepemimpinan perempuan
peran domestik dibebankan kepada isteri atau dimungkinkan dapat diwujudkan pada
perempuan, akan tetapi hak dan kewajiban semua lini dan tidak tetutup kemungkinan

[ 70 ]
Rahmawati, Rukiah, dan Hj. Rusdaya Basri – Studi Analisis Gender Terhadap Materi Fiqh Perempuan...

bisa juga terjadi dalam rumah tangga. Hal siapapun yang memiliki kemampuan baik laki-
ini disebabkan karena dominasi perempuan laki maupun perempuan (Hasil Wawancara
sudah semakin kuat. Terlebih lagi ketika Tanggal 13 februari 2013).
kondisi suaminya memiliki penyakit menahun Pandangan ini relatif berbeda dengan
yang tidak memungkinkan menjalankan Ust. Iskandar. Menurutnya, pada dasarnya
fungsinya sebagai pencari nafkah maka kepemimpinan perempuan hanya bersifat
dalam hal ini, perempuanlah atau isteri yang daruriy (mendesak). Dalam konteks politik,
mengambil alih fungsinya sebagai kepala laki-laki tetap memiliki kewenangan yang
rumah tangga. Adapun hadis yang menyatakan lebih dominan. Bahkan dalam rumah tangga,
bahwa “tidak akan jaya suatu kaum apabila perempuan tidak diperkenankan menjadi
urusan (kepemimpinan) itu diserahkan kepala dalam keluarga (Hasil Wawancara
kepada perempuan” itu harus dipahami Tanggal 22 Oktober 2012). Dengan demikian,
secara kontekstual dimana perempuan saat pandangan ini menunjukkan bahwa
itu tidak memiliki kekuatan atau “power” perempuan masih memiliki keterbatasan
yang mampu memikul tanggung jawab dalam berkarya.
kepemimpinan. Dengan demikian, hadis ini Secara umum, pandangan para muballigh
sangat dipengaruhi oleh sistem sosial pada saat mengenai fiqh perempuan relatif beragam
hadis ini disabdakan di mana laki-laki sangat namun dari aspek lain memiliki persamaan.
dominan sehingga kepemimpinan perempuan Untuk memahami aspek adanya manipestasi
tidak dapat diterima oleh masyarakat. Secara ketidakadilan gender dalam materi fiqh
sosiologis, perempuan pada saat itu tidak perempuan yang disampaikan pada pengajian
memiliki kewibawaan. Bahkan tidak tertutup majelis taklim di kota Parepare maka sisi
kemungkinan, perempuan bisa saja menjadi keberagaman dan persamaan tersebut akan
pemimpin dalam rumah tangganya bilamana dianalisis lebih jauh dalam pembahasan
perempuan itu memiliki peran yang lebih selanjutnya.
dominan dalam keluarga (Hasil Wawancara
Tanggal 08 Oktober 2012) Tinjauan Analisis Gender terhadap
Meskipun relatif sama, pandangan Ibu Sri Pemahaman Fiqh Perempuan pada
Muliana lebih bersifat moderat. Menurutnya, Majelis Taklim.
kepemimpinan dapat saja dimiliki oleh siapapun Pada dasarnya, pemahaman materi fiqh
tanpa memandang jenis kelamin. Adapun ayat perempuan yang disampaikan oleh Muballigh
yang ,membicarakan kepemimpinan laki-laki pada pengajian Majelis Taklim di kota Parepare
seperti dalam QS: an-Nisa’: 34 tidak harus cukup beragam. Keberagamaan tersebut
dipahami dengan arti laki-laki secara biologis tidak serta merta melahirkan atau berpotensi
karena kata ar-rijal pada ayat : menimbulkan ketidakadilan gender. Alasannya,
analisis gender tidak mempertanyakan dan
‫الرجال قوامون ىلع النساء بما فضل اهلل بعضهم‬ mempersoalkan perbedaan relasi laki-laki dan
perempuan. Karena perbedaan itu, baik secara
‫ىلع بعض وبما انفقوامن امواهلم‬ kodrati dan biologis maupun gender selalu
ada bahkan sudah menjadi sunnatullah yang
lebih dipahami laki-laki dalam arti
tidak dapat diganggu gugat. Apalagi adanya
realitas jender bukan pada biologisnya. Itulah
perbedaan peran laki-laki dan perempuan baik
sebabnya Allah tidak menggunakan kata az-
dalam lingkup keluarga maupun masyarakat
zakar dan al-unsa yang berkonotasi pada arti
justru melahirkan harmonisasi dalam menjalin
laki-laki dan perempuan secara biologis. Oleh
hubungan sesama manusia. Oleh karena
karena itu, kepemimpinan dapat dimiliki oleh
itu, peran analisis gender bukan menggugat

[ 71 ]
Kuriositas, Edisi VI, Vol. 2, Desember 2013

pembedaan itu tetapi menganalisis pembedaan laki-laki dan perempuan (Hasil Wawancara
tersebut dalam prosesnya melahirkan Tanggal 08 Oktober 2012 ).
ketidakadilan gender. Pandangan ini cukup liberal bahkan
Apabila ditelusuri pandangan beberapa sangat liberal sehingga pemahaman ini jarang
muballigh yang banyak mengkaji fiqh berkaitan disampaikan pada pengajian Majelis taklim
keperempuanan maka pemahaman materi karena menurut Amin, tidak cocok diangkat
tersebut pada umumnya dapat dikategorikan pada forum non akademik dan itu hanya
pada pemahaman kontekstual. Akan tetapi sebatas wacana.
tingkat kontekstualisasi pemahaman mereka Pemahaman lain yang cenderung moderat
cenderung berbeda. Berdasarkan olahan adalah berasal dari beberapa informan yang
data dari para informan mengarahkan pada mayoritas dari kalangan perempuan yang
perbedaan pemahaman yang kemudian aktif dalam kegiatan dan gerakan perempuan
dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori, seperti Hj. Hamdanah Said, Sri Muliana,
yaitu: pemahaman kontekstual dan semi Iriani Ambar, Hj. Andi Fatimah, Hj. Zaenab,
kontekstual. Hj. Suwaeta. Hampir semuanya menyetujui
1. Pemahaman Kontekstual bahwa perbedaan peran dan relasi laki-laki dan
perempuan lebih disebabkan konstruksi sosial
Pemahaman ini cenderung menerima
budaya sehingga perbedaan tersebut bukan
perubahan secara luas dan terbuka.
sesuatu yang kodrati dan senantiasa mengalami
Perbedaan peran gender lebih disebabkan
perubahan sesuai sikon, situasi dan kondisi.
oleh konstruksi sosial budaya bukan dari
Apabila perempuan yang memiliki kesibukan di
agama. Apabila ada pembedaan peran relasi
dunia publik, maka tidak ada salahnya laki-laki
laki-laki dan perempuan disebabkan oleh
yang menyelesaikan urusan domestik. Apabila
ajaran agama maka perbedaan itu timbul
kedua-duanya punya kesibukan atau karir di
bukan berdasarkan ajaran agama akan tetapi
luar rumah maka kedua-duanya juga punya
lebih banyak disebabkan atas tafsiran atas
tanggung jawab yang sama mengurus rumah
ajaran agama yang sangat dipengaruhi oleh
tangga berdasarkan kesepakatan berdasarkan
sosial-kultur yang berjalan pada masyarakat
prinsip al-Muasyarah bil Ma’ruf.Dengan
setempat. Oleh karena itu, pemahaman yang
demikian, relasi laki-laki dan perempuan dalam
masuk kategori ini sangat fleksibel menerima
rumah maupun di luar rumah merupakan
perubahan. Bahkan fleksibilitas pemahaman
makhluk Allah yang memiliki potensi yang
ini mampu mendekonstruksi dogma-dogma
sama dalam mengembangkan kualitas dirinya.
agama yang selama ini disakralkan. Misalnya
Selain itu, laki-laki dan perempuan juga
kepemimpinan perempuan dalam shalat
merupakan dua jenis makhluk Allah yang
dibolehkan meskipun ada laki-laki yang lebih
memiliki ketergantungan satu sama lain dalam
senior. Bahkan perbedaan secara kodrati pun
membangun peradaban. .
memungkinkan dapat digugat.
Ust. Muh. Amin menegaskan bahwa tidak 2. Pemahaman Semi-kontekstual
tertutup kemungkinan, suatu saat ada laki- Pemahaman semi kontekstual merupakan
laki yang melahirkan bila kemajuan ilmu pemahaman yang sudah berusaha beranjak
pengetahuan dan tekhnologi semakin canggih. dari pemahaman tekstual mengikuti perubahan
Karena kecanggihan dan kepintaran manusia untuk menyesuaikan perkembangan zaman.
dalam bidang ilmu pengetahuan, apa yang Dapat dikatakan bahwa pemahaman ini berada
tidak terpikirkan saat ini dan mustahil ada, antara pemahaman tekstual dan kontekstual.
suatu saat semuanya bisa saja terjadi. Sehingga Dikatakan demikian karena para muballigh
dengan demikian tidak ada lagi perbedaan kadang-kadang masih mempertahankan tradisi

[ 72 ]
Rahmawati, Rukiah, dan Hj. Rusdaya Basri – Studi Analisis Gender Terhadap Materi Fiqh Perempuan...

atau kultur sebelumnya dan keberanjakannya ketidakadilan jender. Kecenderungan ini


pada pendapat para ulama dulu. Contohnya, tampak pada pemahaman tekstual telah
ustadz Iskandar yang masih cenderung beranjak kepada pemahaman kontekstual.
mempertahankan kepemimpinan laki-laki atas Pemahaman tersebut mampu mengakomodir
perempuan dan peran domestik tetap dominan setiap perubahan yang ada karena sifatnya
pada perempuan.(hasil Wawancara Tanggal 22 yang terbuka.
Oktober 2012) Dalam sebuah penelitian disebutkan
Hal sama disampaikan oleh Ust. KH. bahwa lahirnya ketidakadilan jender dalam
Muh. Arief Fasih meskipun pemahamannya masyarakat ditentukan oleh corak pemahaman
cenderung lebih terbuka. Misalnya ketika keagamaan seseorang. Ketika seseorang
membicarakan konsep mahram bagi mengikuti pemahaman kontekstual maka
perempuan yang menunaikan ibadah haji ia akan berpandangan bahwa ketidakadilan
tidak mesti dipahami berasal laki-laki yang jender lahir bukan karena faktor agama tetapi
memiliki hubungan darah atau keluarga konstruksi sosial budaya. Beberapa informan
tetapi dapat diambil dari orang lain yang yang berpikiran moderat membahasakan
memiliki integritas, dapat dipercaya sebagai dengan faktor kebiasaan, gengsi, adat yang
pendamping haji sebagaimana pendapat atau sudah turun temurun, didikan dalam keluarga
fatwa ulama di Indonesia. Pandangan ini telah yang mempengaruhi lahirnya ketidakadilan
melampaui pendapat para ulama terdahulu jender. Sedangkan pemahaman fiqh tekstual
yang memaknai mahram perempuan yang justru berimplikasi pada lahirnya persepsi
dapat mendampinginya selama pelaksanaan bahwa ketidakadilan jender muncul karena
haji harus laki-laki dari pihak keluarga. faktor agama bukan konstruksi sosial
Keterbukaan menerima perubahan ini (Rahmawati,2012) Dengan demikian,
menunjukkan fleksibilitas hukum menghadapi pemahaman materi fiqh perempuan pada
perubahan zaman (Wawancara Tanggal 22 pengajian Majelis Taklim di kota Parepare
Oktober 2012). belum atau tidak berimplikasi pada lahirnya
Selain itu, ustadz Maskun dapat juga manifestasi ketidakadilan bahkan materi
dikategorikan muballigh dalam kelompok ini. dan pemahaman yang disampaikan oleh
Hal ini ditunjukkan pada pandangannya yang muballigh/muballighah sangat mendukung
masih mengarah pada dominasi laki-laki atas dalam mensosialisasikan pengarusutamaan
perempuan. Misalnya, kebolehan poligami gender dan pelaksanaan program Education
dengan persyaratan adil meskipun tanpa seizin For All (EFA) dan Millenium Development
isteri. Dominasi ini kuat juga pada relasi laki- Goals (MDGs).
laki dan perempuan dalam rumah tangga Implementasinya dalam Kehidupan
dimana posisi laki-laki sebagai kepala rumah Rumah Tangga
tangga, dalam keadaan apapun, harus mampu Kehidupan rumah tangga sangat rentan
dijalankan meskipun isteri memiliki kelebihan terjadi manifestasi ktidakadilan jender. Pada
secara ekonomi daripada laki-laki. Sedangkan institusi ini terbangun relasi laki-laki dan
keterbukaan pemahaman ustadz Maskun perempuan. Hak dan kewajiban pasangan
dapat dilihat pada keberpihakannya pada suami isteri seringkali dipahami keliru sehingga
perempuan yang memosisikan sebagai partner manispestasi ketidakadilan jender muncul
atau mitra bagi suami. seperti double burden, subordinat dan violence.
Apabila ditinjau dari analisis jender maka Oleh karena itu, perlu pengkajian mendalam
pemahaman terhadap materi fiqh perempuan tentang implementasinya sebagaimana
pada pengajian majelis taklim di kota Parepare pemahamannya terhadap materi fiqh tersebut.
cenderung tidak berpotensi melahirkan

[ 73 ]
Kuriositas, Edisi VI, Vol. 2, Desember 2013

Pada umumnya, penerapan materi fiqh Insya Allah hal itu saya jalankan (Wawancara
yang berkaitan dengan ibadah mahdah seperti Tanggal 22 Oktober 2012).
shalat, puasa, haji dan zakat tidak menimbulkan Hal yang sama juga ditegaskan ustadz
persoalan karena perbedaan syariat antara Iskandar, salah satu informan yang tekstual
laki-laki dan perempuan dalam bidang ibadah cenderung kontekstual. Bahkan kecenderungan
merupakan hal yang qat’i. Sedangkan dalam pihak laki-laki menjalankan urusan domestik
bidang muamalah sering dipersoalkan karena berdasarkan pengalaman peserta majelis
sifat dzanni, selalu mengalami perubahan taklim memperlihatkan tingkat persentasi
termasuk di dalam fiqh munakahat. yang tinggi bahkan ada yang menjalankan
Berdasarkan data yang diperoleh, secara bersama-sama. Berdasarkan angket
kecenderungan peran domestik masih yang disebarkan pada 50 responden, sebanyak
didominasi oleh perempuan. Sebagaimana 88% menyatakan bahwa peran domestik biasa
disebutkan sebelumnya, sebagian besar juga dilakukan oleh pihak laki-laki, 2% yang
responden mengakui bahwa pekerjaan rumah menyatakan bahwa peran itu dijalankan secara
tangga adalah pekerjaan perempuan. Bahkan bersama-sama.
ketika ditanyakan apakah pembagian peran Pada implementasinya, pendidikan anak
tersebut merupakan hal yang biasa dan sudah lebih banyak dibebankan oleh ibunya dan hanya
adil maka 70% peserta majelis taklim mengakui 10% yang menyatakan peran itu dijalankan
hal tersebut. secara seimbang. Data tersebut menunjukkan
Data di atas menunjukkan bahwa 19 bahwa peran domestik dalam hal mendidik
responden pada Majelis Taklim di Kecamatan anak masih didominasi oleh pihak ibu. Hampir
Soreang menyatakan pemahamannya tentang 80% peran itu dijalankan oleh ibu sedangkan
peran domestik bagi perempuan dan peran 14% dominan diperankan oleh bapak dan 10%
publik bagi laki-laki adalah hal yang biasa dijalankan secara seimbang. Dalam al-Qur’an,
dan sudah adil, 6 responden di kec. Ujung, Islam tidak memetakan peran itu dibebankan
10 responden di kec. Bacukiki dan 4 di kec. sepenuhnya oleh ibu. Konsep yang ditawarkan
Bacukiki barat. Sehingga jumlah total adalah Islam dalam membangun peran dan hubungan
35 orang/70 % menyetujui pembagian peran suami-isteri adalah al-muasyarah bil-ma’ruf.
tersebut. Pada implementasinya menunjukkan Konsep ini akan melahirkan harmonisasi
92% pihak laki-laki membantu mengurus dalam kehidupan rumah tangga. Apabila ada
pekerjaan rumah tangganya apabila isteri klasifikasi peran dan didominasi oleh pihak
memiliki kesibukan di luar. tertentu maka perlu dikembangkan kesadaran
Data ini menunjukkan bahwa peran gender agar tidak menimbulkan peran yang
domestik yang dilabelkan pada perempuan tidak imbang. Prinsip yang dikehendaki ajaran
tidak serta merta laki-laki tidak dapat Islam adalah keadilan. Dalam QS. Al-Maidah
menjalankan peran itu. bahkan ustadz Maskun (5): 8, disebutkan:
menyatakan peran itu semestinya dijalankan
َ ْ َّ ُ َ ْ َ َ ُ ُ ْ
oleh laki-laki karena hal itu bukan sesuatu yang ‫اع ِدلوا هو أقرب ل ِلتقوى‬
kodrati. Oleh karena itu, menurutnya, isteri itu
Terjemah:
sebetulnya bukan bawahan dan bukan pula
raja tapi adalah mitra. Dalam menyelesaikan ”berlaku adillah karena itu lebih dekat
pada ketaqwaan” ,
pekerjaan domestik misalnya; tidak ada
salahnya apabila isteri yang mencuci, suami Keadilan yang dimaksud pada ayat
yang menjemur atau bahkan mencuci dan tersebut tidak hanya dimaksudkan pada
menjemur semuanya dikerjakan suami. Dan aspek penegakan hukum tapi juga pada aspek
kehidupan bermasyarakat dan termasuk di

[ 74 ]
Rahmawati, Rukiah, dan Hj. Rusdaya Basri – Studi Analisis Gender Terhadap Materi Fiqh Perempuan...

dalamnya keadilan membangun relasi laki- menyinggung pembedaan syariat antara


laki dan perempuan dalam kehidupan rumah tatacara atau gerakan shalat, masalah mahram
tangga. Dan konkretisasi rasa keadilan tersebut perempuan dalam masalah haji, keabsahan
sangat ditentukan kultur masyarakatnya. perempuan menjadi imam shalat dan ketentuan
Apabila perbedaan peran tersebut telah khusus perempuan mengenai thaharah, haid
memenuhi rasa keadilan bagi semua kelompok dan nifas. Bidang fiqh keluarga menyinggung
masyarakat maka menurut analisis gender, pembedaan peran dan relasi laki-laki dan
tidak menjadi persoalan. perempuan, poligami serta hak dan kewajiban
Berdasarkan data yang diperoleh melalui suami isteri dalam rumah tangga. Sedangkan
angket, sebanyak 28 atau 58 % responden yang fiqh yang berkaitan dengan kehidupan
memiliki pekerjaan sebagai URT sedangkan bermasyarakat lebih banyak mengungkap
sebagian yang lain, 48% responden berprofesi tentang keabsahan kepemimpinan perempuan
ganda maka diperoleh Dominasi perempuan dalam politik.
dalam lingkup domestik dapat dipahami karena Pemahaman fiqh perempuan mengarah
kultur yang melekat pada masyarakat Parepare. pada pemahaman kontekstual. Kontekstualisasi
Selain itu, sebagian besar responden dari pihak fiqh perempuan lebih dominan pada persoalan
peserta pengajian adalah Ibu Rumah Tangga muamalah termasuk fiqh keluarga. Oleh karena
yang belum memiliki kesibukan/pekerjaan pengetahuan dan pengalaman keagamaan
dalam rangka membantu perekonomian yang dimiliki berbeda-beda maka pemahaman
keluarga. tersebut cukup variatif dan terpola menjadi
Meskipun demikian, atas dasar prinsip semi-kontekstual, kontekstual moderat
keadilan semestinya grafik di atas seharusnya dan kontekstual liberal. Apabila ditinjau
berbanding terbalik agar keseimbangan dalam dari analisis gender maka pemahaman fiqh
menjalankan hak dan kewajiban tampak lebih perempuan pada pengajian majelis taklim di
adil. Oleh karena itu, sosialisasi pengarustamaan kota Parepare belum atau tidak berdampak
jender masih perlu digalakkan digalakkan. pada lahirnya manipestasi ketidakadilan
Berdasarkan implementasinya, analisis jender. Mekipun ada perbedaan syariat antara
gender dapat mengidentifikasi manipestasi laki-laki dan perempuan pada wilayah ibadah
ketidakadilan gender terjadi pada masyarakat mahdah dan tidak dapat dipahami secara
di kota Parepare. Akan tetapi, fakta ini tidak kontekstual akan tetapi hal itu tidak berpotensi
dipengaruhi oleh pemahaman materi fiqh yang melahirkan ketidakadilan.
disampaikan pada pengajian majelis taklim di Implementasi fiqh perempuan pada
kota Parepare. pengajian majelis taklim pada dasarnya tidak
mengarah pada lahirnya ketidakadilan jender.
Simpulan Akan tetapi manipestasi ketidakadilan gender
Berdasarkan pembahasan yang telah lebih disebabkan kultur atau tradisi perempuan
dipaparkan pada bagian sebelumnya maka yang telah terbiasa dibebankan peran-peran
dapat disimpulkan sebagai berikut:Materi fiqh domestic. Akibatnya, peran ganda atau double
perempuan banyak diangkat pada pengajian burden selalu tampak pada relasi laki-laki dan
majelis taklim di kota Parepare. Akan tetapi perempuan dalam keluarga. Seperti peran
materi ini tidak disajikan dalam bentuk yang domestic dan pendidikan anak lebih dominan
sistematis. Kajian perempuan seringkali diperankan oleh perempuan/ibu. Manipestasi
diungkap pada tema fiqh ibadah, fiqh keluarga, ketidakadilan jender yang dimaksud adalah
dan fiqh yang berkaitan dengan kehidupan ketika suami dan isteri memiliki peran atau
masyarakat. Dalam bidang fiqh ibadah kesibukan yang sama dalam ranah publik, isteri
masih harus dibebankan urusan domestik.

[ 75 ]
Kuriositas, Edisi VI, Vol. 2, Desember 2013

Daftar Pustaka Zaidan, Abdul Karim, 1999Ensiklopedi Hukum


Wanita dan Keluarga, terj. Bahruddin
Ali, Zainuddin, 2010, Filsafat Hukum, Cet.IV; Fannani,Cet.I; Jilid: 3. Jakarta:Robbani
Jakarta : Sinar Grafika. Press.
Coulson, Noel. J., 1969, Conflict and Tensions
in Islamic Jurisprudence. Chicago: The Sumber Makalah, Jurnal,
University of Chicago Press. Penelitian, Tesis/Disertasi
Departemen Agama, 2005, al-Qur’an dan Aisyah, 2012, Fiqh Perempuan Kekinian dan
Terjemahnya. Semarang: Diponegoro. Keindonesiaan, Makalah dalam Seminar
Departemen Agama, 1989, Al-Qur’an dan Kelas Program Doktoral UIN Alauddin.
Terjemahnya. Semarang: Toha Putra. Fakih, Mansour, Analisis Gender dan
Dewan Redaksi, 1994, Ensiklopedi Islam. Ketidakadilan. Makalah disampaikan pada
Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. Kajian Intensif Masalah-masalah Jender
Kontemporer oleh HMI Komisariat Fakultas
Fakih, Mansour dkk, 1996, Membincang
Syariah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Feminisme Diskursus Gender Perspektif
Islam. Surabaya: Risalah Gusti. Kadir, Munir, H. 2004., Efektivitas Majelis
Taklim dalam Meningkatkan Pemahaman
Hamim Ilyas, 2005, Perempuan Tertindas;
dan Pengamalan Ajaran Islam di Kota
Kajian Hadis-hadis “Misoginis”. Cet.: II.
Parepare (Tinjauan dari Aspek Kurikulum
Yogyakarta: eLSAQ Press &PSW.
dan Metode). Tesis PPS UMI Makassar.
Muh. Quraish Syihab, 2011, Tafsir al-Misbah.
Rahmawati, 2011, Studi Analisis Gender
Jakarta : Lentera Hati.
terhadap Pemahaman Fiqh pada Pondok
Munawir, Ahmad Warson, 1997, Al-Munawir Pesantren DDI Kaballangan. Penelitian
Kamus Bahasa Indonesia. Cet. 14; Individual Kompetitif Diktis.
Yogyakarta: Pustaka Progresif.
Rahmawati, No. 1 Januari-Juni 2012, Tinjauan
Musa, Muhammad Yusuf, 1991, Politik dan Analisis Gender terhadap Pemahaman
Negara dalam Islam, terj. M. Thalib. Fiqh pada Pondok Pesantren DDI
Yogyakarta: pustaka LSI. Kaballangan Pinrang, Jurnal al-Maiyyah
Qardhawi, Yusuf, et.al. 2009, Fatawa al- PSG STAIN Parepare,
Nisa. Terj. Cecep Romli dkk, Ensoklopedi Supiah, 2011, Bias Jender dalam Pendidikan;
Muslimah Modern, Cet. I; Depok: Pustaka Analisis Materi Fiqh pada Madrasah
Iman. Aliyah. Disertasi PPs UIN Alauddin.
Sabiq, Sayyid, t.t., Fiqh as-Sunnah. Semarang:
Thoha Putra. Sumber Online (Internet dan CD)
Shihab, M. Quraish, 2004, Membumikan al- http://eprints.undip.ac.id/23558/2/343-ki-
Qur’an, Bandung: Mizan. lemlit-02-a.pdf
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Bisnis. http://idb4.wikispaces.com/file/view/ss4012-
Bandung: Alfabeta. PENDIDIKAN+AGAMA+ISLAM+DAL
Tim Penulis, 2010, Hukum Keluarga; AM+MAJELIS+TA%E2%80%99LIM+KA
Kumpulan Perundangan tentang UM+IBU+RW+01+KELURAHAN+TEGA
Kependudukan, Kompilasi Hukum Islam, L+PARANG+JAKARTA+SELATAN.pdf
Perkawinan, Perceraian, KDRT, dan http://idb4.wikispaces.com/file/view/fz4001-
Anak. Yogyakarta: Pustaka Yustisia, peranan+majelis+taklim+dlm+pembentu
Yasid, Abu LL.M., Dr, 2005, Fiqh Realitas kan+sikap+keagamaan+remaja.pdf
(Respon Ma’had Terhadap Wacana Hukum Sugiri, Acep, Mencari Teori Kesetaraan: Analisis
Islam Kontemporer). Cet. I; Yogyakarta: Jender Vs Teori Hukum Islam, diakses dari
Pustaka Pelajar. www.kesrepro.info/?q =node/ 246

[ 76 ]
Rahmawati, Rukiah, dan Hj. Rusdaya Basri – Studi Analisis Gender Terhadap Materi Fiqh Perempuan...

Daryati, Euis, Menjawab Tafsir Misoginis. wikispaces.com/file/view/fz4001-peranan


http://quran.al-shia.org/id/tafsir/01/01. +majelis+taklim+dlm+pembentukan+sik
html ap+keagamaan+remaja.pdf,
Mudzhar, M. Atho, Fiqh dan Reaktualisasi http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/226/
Ajaran Islam. http://media.isnet. rg/islam/ jiptummpp-gdl-s1-2007-shufashohi-
Paramadina/ Konteks/Reaktualisasi.html 11293-Pen dahul-n.pdf
Cipto Sembodo, Sosiologi Fatwa: Membaca http://uchinfamiliar.blogspot.com/2009/02/
Gelombang Ijtihad dalam Fatwa-fatwa pengertian-majelis-taklim-dasar-hukum.
Hukum Islam MUI. http://www.scribd. html.
com/doc/27304704/Sosiologi-Fatwa- http://badrus-rusly.blogspot.com/2011/01/
Hukum-Islam. peranan-majelis-taklim.html
Muthia, Siti, Peranan Majelis Taklim al- http://lemlita.wordpress.com/2012/02/06/
Mujahidin dalam Sikap Keagamaan majelis-taklim-di-kabupaten-barito-
Remaja di Kelurahan Belendung kuala/
Batu Ceper Tangerang, hhttp://idb4.

[ 77 ]

Anda mungkin juga menyukai