Tugas Makalah Kak Mini
Tugas Makalah Kak Mini
KELOMPOK : 14
TINGKAT 1 A
Cover…………………………………………………………………… i
Kata Pengantar…………………………………………………………. ii
Daftar Isi……………………………………………………………….. iii
Bab I Pendahuluan…………………………………………………….. 1
a. Latar Belakang…………………………………………...……. 1
b. Rumusan Masalah………………………………………...…… 2
c. Tujuan Penulisan……………………………………...……… 2
Bab II Pembahasan……………………………………………….......... 3
a. Pengertian Puasa …………………………………………........ 3
b. Pembagian jenis injeksi yang membatalkan dan yang tidak 4
membatalkan puasa …………………......
c. Pembagian suntikan ………………………………………. 5
Bab III Penutup………………………………………………………… 9
a. Kesimpulan…………………………………………………..... 9
c. Daftar Pustaka……………………………………………........ 10
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masala
Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang hendak kami bahas
adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari puasa ?
2. Apasaja jenis injeksi yang membatalkan dan yang tidak membatalkan puasa ?
3. Apakah injeksi melalui kulit ( intra kutan) membatalkan puasa ?
4. Apakah injeksi melalui otot ( intra muskular) membatalkan puasa?
5. Apakah injeksi melalui pembuluh darah ( intra vena) membatalkan puasa?
C. Tujuan Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa
Secara umum, puasa berarti ‘menahan’ sebagaimana firman Allah SWT,
“…Aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih…”
Maksudnya adalah menahan diri dari berbicara, sedangkan menurut istilah
adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga
terbenam matahari dengan disertai niat.
C. PEMBAGIAN SUNTIKAN
Perlu diketahui suntikan ada tiga jenis:
1.suntikan melalui kulit (Intra cutan) misalnya suntikan Insulin
2.suntikan melalui otot (Intra muscular) misalnya suntik antihistamin dan
beberapa vaksinasi
3.suntikan melalui pembuluh darah (intra vena) misalnya antinyeri, infus dan
vitamin
Berdasarkan yang materi disuntik ada dua jenis:
1.suntikan bukan makanan misalnya antinyeri dan antihistamin
2.suntikan yang mengandung makanan misalnya suntikan glukosa atau infus
elektrolit
Kita akan bahas, apakah membatalkan puasa atau tidak.
1.suntikan melalui kulit (Intra cutan)
Suntikan melalui kulit TIDAK membatalkan puasa, karena tidak ada saluran
khusus ke organ pencernaan atau tidak menimbulkan energi dan tidak
mengeyangkan.Karena kaidah umumnya yang lebih shahih mengenai pembatal
puasa adalah bukan semata-mata sesuatu yang masuk di organ pencernaan akan
tetapi bisa menguatkan badan dan hakikatnya sama dengan makan dan minum.
DR. Ahmad bin Muhammad Al-Khalil hafidzahullah berkata,
بل حصول ما يتقوى به الجسم ويتغذىa،أن علة التفطير ليست وصول الشيء إلى الجوف من المنفذ المعتاد
“Alasan membatalkan bukanlah semaat-mata sampainya sesuatu (makanan)
menuju lambung (saluran pencernaan) akan tetapi bisa menguatkan badan dan
mengeyangkan (menghasilkan tenaga).”[1]
Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah menukil perkataan Ibnu Taimiyyah
rahimahullah mengenai kaidah ini,
، ال لغة، ال فطر باحلقنة ؛ ألنه ال يطلق عليها اسم األكل والشرب: وقال شيخ اإلسالم ابن تيمية رمحه اهلل
: ولو كان لقلنا، وليس هناك دليل يف الكتاب والسنة أن مناط احلكم وصول الشيء إىل اجلوف، ًوال عرف ا
لكن الكتاب والسنة دالَّ على شيء معني وهو األكل، كل ما وصل إىل اجلوف من أي منفذ كان فإنه مفطر
والشرب
“Tidak batal dengan suntikan (perkataan beliau masih global, pent), karena
suntikan bukanlan “makan dan minum” baik secara bahasa maupun ‘urf
/kebiasaan. Tidak ada dalil dalam kitab dan sunnah bahwa kaidah
hukum(membatalkan) adalah masuknya sesuatu ke lambung. Sedandainya kita
katakan, semua yang masuk ke lambung dengan cara apapun membatalkan, akan
tetapi AL-Quran dan Sunnah menunjukkan pembatal itu adalah sesuatu yang
sudah ditentukan yaitu makan dan minum.”[2]
Jadi suntikan melalui kulit TIDAK membatalkan puasa karena tidak
mengeyangkan dan tidak memberi energi
2.suntikan melalui otot (Intra muscular)
Ini juga TIDAK membatalkan puasa karena sama dengan suntikan melalui kulit,
yaitu tidak tidak ada saluran khusus ke organ pencernaan atau tidak menimbulkan
energi dan tidak mengeyangkan.
، فتعاطي تلك احلقن يعترب حيلة على اإلفطار يف رمضان، هنار رمضان ؛ ألنه يف حكم تناول الطعام والشراب
وإن تيسر تعاطي احلقن يف العضل والوريد ليال فهو أوىل ” انتهى
“Boleh berobat dengan disuntik di lengan atau pembuluh darah, bagi mereka yang
puasa di siang hari Ramadhan. Namun, orang yang sedang berpuasa tidak boleh
diberi suntikan nutrisi (infus) di siang hari Ramadhan karena ini sama saja dengan
makan atau minum. Oleh sebab itu, pemberian suntikan infus disamakan dengan
pembatal puasa Ramadhan. Kemudian, jika memungkinkan untuk melakukan
suntik lengan atau pembuluh darah di malam hari maka itu lebih baik.” [4]
3.suntikan melalui pembuluh darah (intra vena)
Maka ini dirinci:
a.suntikan yang mengandung bahan makanan misalnya suntik vitamin C dan
suntik infus, ini MEMBATALKAN puasa
b. suntikan yang tidak mengandung bahan makanan misalnya suntik antinyeri dan
antihistamin, ini TIDAK MEMBATALKAN puasa
syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata,
اaa أحدهما ما يقصد به التغذية ويستغنى به عن األكل والشرب ألنها بمعناه فتكون… أم:اإلبر العالجية قسمان
ا النصaه ال ينالهaaالقسم الثاني وهو اإلبر التي ال تغذي أي ال يستغنى بها عن األكل والشرب فهذه ال تفطر ألن
لفظا وال معنى فهي ليست أكالً وال شربا ً وال بمعنى األكل والشرب
“Suntikan pengobatan ada dua macam:
Pertama: bisa memberikan tenaga dan mengeyangkan serta bisa menggantikan
makan dan minum, maka ini semakna dengan pembatal puasa…
Kedua: tidak bisa memberikan tenaga dan mengeyangkan serta bisa menggantikan
makan dan minum, maka ini tidak membatalkan puasa. Karena tidak didapati dalil
nash ataupun makna akan hal ini. Dan suntikan bukanlah semakna dengan makan
dan minum.”[5]
Catatan:
Jika ada yang mangatakan bahwa meskipun suntikan intavena yang tidak
mengandung bahan makanan, akan tetapi ada cairan yang masuk, misalnya
suntikan ketorlac 1 ml atau ranitidin 2 ml. Maka kita katakan bahwa cairan yang
masuk lewat suntik pembuluh darah tersebut sangat sedikit yaitu 1 ml atau 2 ml.
Hal ini sebagaimana berkumur-kumur ketika bersiwak. Otomatis pasti ada
sisa cairan/air ketika berkumur-kumur yang menempel di lidah, mukosa mulut
dan gigi. Terkadang sisa cairan ini bercampur dengan air ludah dan bisa jadi
masuk ke kerongkongan. Akan tetapi karena jumlahnya sedikit maka tidak
teranggap. Demikian juga cairan yang masuk 1 ml atau 2 ml.
Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat sering bersiwak dan berkumur-
kumur ketika berpuasa. dari ‘Amir bin Rabi’ah, ia berkata,
ِ ْصائِ ٌم َما الَ أُح
صى أَوْ أَ ُع ُّد ُ َرأَي
َّ ِْت النَّب
ُ ى – صلى هللا عليه وسلم – يَ ْستَا
َ َوه َُو، ك
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersiwak saat puasa dan jumlahnya tak
terhitung.”[6]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian dari puasa ialah :
· Secara umum, puasa berarti ‘menahan’
· Menurut istilah adalah menahan diri dari segala yang membatalkan
puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat.
2. Pembagian suntikan ada 3:
1. suntikan melalui kulit (Intra cutan) TIDAK membatalkan puasa, karena
tidak ada saluran khusus ke organ pencernaan atau tidak menimbulkan
energi dan tidak mengeyangkan
2.suntikan melalui otot (Intra muscular) TIDAK membatalkan puasa
karena sama dengan suntikan melalui kulit, yaitu tidak tidak ada saluran
khusus ke organ pencernaan atau tidak menimbulkan energi dan tidak
mengeyangkan.
3.suntikan melalui pembuluh darah (intra vena)
a.suntikan yang mengandung bahan makanan misalnya suntik vitamin C
dan suntik infus, ini MEMBATALKAN puasa
b. suntikan yang tidak mengandung bahan makanan misalnya suntik
antinyeri dan antihistamin, ini TIDAK MEMBATALKAN puasa
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sayyid Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), Hal.
25.
[2] H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994),
Hal. 220.
[3] Ibid., hal. 227.
[4] Ibid., hal. 229
[5] Sayyid Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), Hal.
61.
[6] H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994),
Hal. 233.
[7] Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), Hal. 67.
[8] H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994),
Hal. 230
[9] Supiana dkk, Materi Pendidikan Islam (bandung : Remaja Rosdakarya,
2001), Hal.94