Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum Dosen Pembimbing

Instrumentasi dan Pengendalian Proses Ir.Rozanna Sri Irianty,M.Si

FLOWMETER

FLOWMETER

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV
KELAS A

Ardiansyah (1907035358)
Ifra Jufinda Yasa (1907036010)
Riza Amelia (1907036034)
Satria Lian (1907035321)

LABORATORIUM DASAR-DASAR PROSES KIMIA


PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2021
Abstrak

Flowmeter adalah alat untuk mengukur jumlah atau laju aliran dari suatu fluida yang
mengalir dalam pipa atau sambungan terbuka. Dalam suatu aliran fluida ada suatu debit yang
dapat diukur berdasarkan beda tinggi dan waktu yang didapat dalam 1 Liter dan dapat juga
diukur dengan persamaan kalibrasi. Praktikum ini bertujuan agar dapat mengukur debit aliran,
menentukan persamaan kalibrasi alat dan menghitung ketelitian alat yang digunakan. Alat
yang digunakan dalam percobaan adalah, venturimeter, orificemeter dan rotameter. Prinsip
kerja antara orificemeter dan venturimeter hampir sama, yaitu dengan mengalirkan fluida
melalui nozzle maka akan terjadi beda tekanan pada nozzle tersebut. Namun yang
membedakan adalah pada orificemeter beda tekanan terjadi sebelum dan sesudah nozzle, pada
venturimeter beda tekanan terjadi sebelum dan pada saat melalui nozzle tersebut. Sedangkan
rotameter dengan mengalirkan fluida dari bawah ke atas melalui tabung dan float yang ada
pada tabung. Dari hasil percobaan dengan menggunakan tiga alat flowmeter seperti,
venturimeter, orificimeter dan rotameter, maka dapat disimpulkan alat yang mempunyai
keakuratan dalam mengukur debit air adalah rotameter karena persamaan R2 paling mendekati
1 yaitu R² = 0,9944 dan persamaan pendekatan y = 0,9426x-0,9302.

Kata Kunci : aliran fluida; flowmeter; orificemeter; rotameter dan venturimeter.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Dasar Teori


1.1.1. Flowmeter
Flowmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa atau laju aliran
volumetrik cairan atau gas. Sebelum menetapkan flowmeter, juga dianjurkan untuk
menentukan apakah aliran informasi akan lebih berguna jika disajikan dalam unit
massa atau volumetrik. Ketika mengukur aliran bahan yang mempunyai tekanan, aliran
volumetrik tidak terlalu berarti, kecuali kepadatan adalah konstan. Ketika kecepatan
(volumetric aliran) dari cairan mampat diukur, faktor gelembung udara akan
menyebabkan kesalahan, karena itu, udara dan gas harus dipindahkan sebelum
mencapai fluida meter. (Noor Yudha Priyantini, 2010).
Tidak semua fluida yang berpindah dinamakan fluida bergerak. Yang dimaksud
fluida bergerak adalah jika fluida tersebut bergerak lurus terhadap sekitar. Aliran fluida
dikatakan aliran garis lurus apabila aliran fluida yang mengalir mengikuti suatu garis
(lurus melengkung) yang jelas ujung pangkalnya. Aliran garis lurus juga disebut aliran
berlapis atau aliran laminar (laminar flow). Kecepatan- kecepatan partikel di setiap titik
pada garis arus, searah dengan garis singgung di titik itu. Dengan demikian garis arus
tidak pernah berpotongan. Pada fluida yang tak termampatkan, hasil kali antara
kelajuan aliran fluida dan luas penampangnya selalu tetap. Jadi A.v = konstan, atau
disebut debit (Q).
Debit adalah volume fluida ( m3 ) yang mengalir melewati suatu penampang
dalamm selang waktu tertentu. Dirumuskan dengan persamaan berikut:
Q = V/ t………………………………………………………..…………… (1.1)
Keterangan :
Q = debit ( m3 / s )
V = volume fluida ( m3 )
t = waktu fluida mengalir (s)
Sistem kontrol fluida adalah sebuah alat yang dapat mengatur jumlah debit air
yang akan dikeluarkan. Dengan sistem digital, sistem kontrol ini dirancang untuk
mempermudah dalam pengemasan atau penakaran cairan dengan batas keluaran yang
ditentukan. Rancangan alat ini berupa perangkat keras dimana perangkat yang satu
dengan yang lainya berhubungan dan saling mendukung, adapun perangkat keras
tersebut terdiri dari Mikrokontroler, piringan derajat, optocoupler, water meter
termodifikasi, solenoid, pompa air dan LCD karakter. Sedangkan perangkat lunaknya
berupa program pada mikrokontroler dengan menggunakan bahasa pemrograman
assembly sehingga dapat mengontrol perangkat tersebut baik berupa input maupun
output (Fathor Rohman, 2009).
Pengukuran aliran pada saluran terbuka dilakukan dengan menggunakan weir.
Weir adalah sebuah obstruksi yang dilalui cairan di dalam sebuah aliran terbuka. Weir
merupakan dam penahan dimana cairan ditampung ke dalamnya dan cairan dalam weir
merupakan laju aliran. Istilah beda permukaan bending biasanya diartikan tinggi cairan
diatas ambang bendungan tepat di hulu dimana pengisian bending diberi tanda “H”
yang dinyatakan dalam meter.
1.1.2. Aliran Fluida
Aliran fluida nyata lebih rumit daripada aliran fluida ideal, sehingga persamaan-
persamaan diferensial parsial yang biasa digunakan untuk menghitung aliran ideal
(persamaan Euler) tidak mempunyai persamaan umum. Untuk menjawab soal-soal
aliran fluida nyata digunakan cara-cara semi empiris dan hasil percobaan. Ada dua jenis
aliran mantap dari fluida-fluida nyata yang harus dipahami dan diselidiki. Aliran-
aliran itu disebut aliran laminer dan aliran turbulen. Kedua jenis aliran tersebut diatur
oleh hukum-hukum yang berbeda.
1.1.3. Aliran Laminer (Re ≤ 2000)
Dalam aliran laminer partikel-partiel fluidanya bergerak di sepanjang lintasan-
lintasan lurus, sejajar dalam lapisan-lapisan atau laminer. Besarnya kecepatan-
kecepatan dari laminae yang bedekatan tidak sama. Aliran laminer diatur oleh hukum
yang menghubungkan tegangan geser ke laju perubahan bentuk sudut, yaitu hasil kali
kekentalan fluida dan gradien kecepatan atau t = µ dv/dy. Kekentalan fluida tersebut
dominan dan karenanya mencegah setiap kecenderungan menuju kondisi-kondisi
turbulen.
1.1.4. Aliran Turbulen (Re > 2000)
Dalam aliran turbulen partikel-partikel bergerak secara serampangan ke semua
arah. Tidaklah mungkin untuk menjejaki gerakan sebuah partikel tersendiri.
1.1.5. Orificemeter
Orificemeter adalah alat ukur yang sangat sedehana, terdiri atas piringan datar
dengan lubang pada pusatnya. Pelat berlubang tersebut dipasang di dalam pipa, tegak
lurus pada arah aliran dan fluida mengalir melewati lubang..

Gambar 1.1. Orificemeter.


Perhitungan kecepatan fluida dengan menggunakan orificemeter :
2 . gc ( - DP / r )
u =C
0 0

A
2

1
-1 ……………………………………………....…….(1.2)
A
2

dimana :
C0 : koefisien orifice
A0 : luas penampang lubang orifice
Q : Debit Aliran, ft3/det
A1 : Luas Penampang Pipa, ft2
A2 : Luas Penampang Nozzle,ft2
Ρ : Berat Jenis Fluida, lbm/ft3
gc : Konstanta Gravitasi, 32,174 lbm ft/lbf det
Δp : Penurunan Tekanan, lbf/ft2
Δh : Beda Tinggi Fluida pada Manometer
1.1.6. Venturimeter
Hambatan meter adalah suatu alat ukur yg meminimumkan rugi karena bentuk.
Disini bentuk garis alir jelas mengeliminasi pemisahan lapisan batas sehingga
hambatan dapat diabaikan. Sudut konvergen berkisar antara 25 – 300, dan sudut
divergen tidak lebih dari 70. Venturimetr ini pembuatannya cukup sulit dan mahal, dan
untuk ukuran besar terlalu memakan tempat. Rugi tekanan pada venturi sekitar 10 %
dari penurunan tekanan total (lebih kecil dari orifice).

Gambar 1.2. Venturimeter


Dengan persamaan :

æ Δp ö
2.g c ç
ç p ÷÷
Q = Cv . A2 è ø ..................................................................(1.3)
2
æ A2 ö
1- ç
çA ÷ ÷
è 1ø

Dengan :

Q : Debit Aliran, ft3/det


Cv : Koefisien Discharger Venturimeter
A1 : Luas Penampang Pipa, ft2
A2 : Luas Penampang Nozzle,ft2
Ρ : Berat Jenis Fluida, lbm/ft3
gc : Konstanta Gravitasi, 32,174 lbm ft/lbf det
Δp : Penurunan Tekanan, lbf/ft2
Δh : Beda Tinggi Fluida pada Manometer
1.1.7. Rotameter
Rotameter terdiri dari pipa tirus tegak yang didalamnya ditempatkan sebuah
benda pengapung. Aliran fluida mengalir dari bawah ke atas memasuki ruang
rotameter. Karena laju aliran fluida, maka benda pengapung yang ada di dalamnya
bergerak naik dan turun sesuai dengan besarnya debit aliran fluida.

Gambar 3. Rotameter
Pada rotameter ini perubahan tekanannya tetap, tetapi area aliran fluidanya
berubah-ubah sesuai dengan kecepatan debit aliran fluida. Hal ini berakibat pada naik
turnunya benda pengapung. Perubahan naik turun benda pengapung ini dijadikan dasar
untuk menentukan debit aliran fluida.
Berdasarkan gaya-gaya yang bekerja pada benda pengapung pada keadaan
seimbang dan dibantu dengan memanfaatkan persamaan kontinuitas, berikutnya juga
dengan melakukan manipulasi matematis untuk penyederhanaan, maka didapat
persamaan untuk rotameter :
2g c .Vf (ρ f - ρ ).1
Q = C r .A 0 .................................................................................(1.4)
æ A 2ö
A f .ρç1 - 0 2 ÷
ç A ÷
è 1 ø
Dengan :
Q : Debit Aliran, ft3/det
Cr : Koefisien Discharger Venturimeter
A0 : Luas Penampang Pipa, ft2
A1 : Luas Penampang Nozzle, ft2
Ρ : Berat Jenis Fluida, lbm/ft3
gc : Konstanta Gravitasi, 32,174 lbm ft/lbf det
Δp : Penurunan Tekanan, lbf/ft2
Δh : Beda Tinggi Fluida pada Manometer
Secara empiris, debit aliran fluida untuk venturimeter, orificemeter maupun
rotameter juga dapat dirumuskan dengan
Q = a.h b ..................................................................................................................(1.5)

Dengan :

Q = Debit Aliran Fluida, ft3/det


h = Beda Tinggi Tekan , ft
1.2. Tujuan Praktikum
1. Melakukan kalibrasi rotameter, venturimeter dan orificemeter.
2. Mencari kisaran kerja terbaik untuk venturimeter dan orificemeter
3. Membandingkan keakuratan rotameter, venturimeter dan orificemeter.
4. Membandingkan kehilangan tenaga pada rotameter, venturimeter dan
orificemeter.
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam percobaan flowmeter adalah 1 set alat berupa
flowmeter yang terpasang berurutan: venturimeter, rotameter, dan orificimeter, serta
stopwatch dan gelas ukur 1000 ml. Sedangkan bahan yang digunakan dalam percobaan
ini adalah air.
2.2 Prosedur Percobaan
1. Disiapkan alat flowmeter kemudian dilihat jumlah air yang ada di dalam alat dan
ditambahkan air seperlunya jika air didalam alat sedikit.
2. Dihubungkan alat ukur dengan kontak listrik.
3. Dihidupakan pompa listrik dengan meng-ON-kan stop kontak.
4. Diatur debit aliran fluida dengan memutar atau memperbesar dan memperkecil
bukaan valve. Gunakan bukaan valve dengan kecepatan 4, 5, 6, 7, dan 8 liter/menit.
5. Setelah keadaan aliran fluida konstan, praktikan membaca debit aliran Q,
perbedaan tinggi tekan h, untuk masing-masing alat venturimeter, orificemeter dan
rotameter.
6. Diukur debit yang keluar secara manual dengan menggunakan gelas ukur dan
stopwatch. Pengambilan sampel sebanyak 1 liter kemudian catat waktu yang
diperoleh. Dilakukan 3 kali pengulangan.
7. Dicatat debit yang diperoleh.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Percobaan


Data Hasil Percobaan untuk Venturimeter, Orificemeter dan Rotameter pada
Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan
Debit Venturimeter Orificemeter Rotameter
Skala (L/
h1- h2 h1- h3 h6- h7 h6- h8 H h4-h5
Flowmeter menit)

(h) (h) (h)

4 5,195 22 6 17 7 4 3
6 7,488 30 10 50 11 6 5
7 8,314 40 15 35 20 7 5

3.2 Pembahasan
Didapatkan hubungan kurva Ketinggian Air vs debit air pada venturimeter,
orificemeter dan rotameter dan hubungan kurva kehilangan tenaga pada venturimeter,
orificemeter, dan rotameter sebagai berikut:
3.2.1 Kurva Ketinggian Air Vs Debit Air pada venturimeter,Orificemeter dan
Rotameter
Percobaan flowmeter dilakukan dengan cara mengalirkan air menggunakan
pompa ke dalam alat flowmeter yang terdiri dari venturimeter, orificemeter, dan
rotameter. Kecepatan alir air diatur sehingga didapat tinggi air minimum pada setiap
manometer yang terhubung pada flowmeter. Untuk venturimeter, perbedaan tinggi air
merupakan selisih tinggi air pada manometer h1 dan h2. Perbedaan tinggi air pada
orificemeter merupakan selisih tinggi air pada manometer h6 dan h7, sedangkan
perbedaan tinggi air pada rotameter terukur langsung pada nilai yang tertera di dinding
tabung rotameter tersebut. Kecepatan alir air kemudian dinaikkan kembali dan
dilakukan pengukuran tinggi air pada setiap manometer. Pengukuran dihentikan jika
salah satu manometer telah mencapai tinggi maksimum.
Selain mengukur perbedaan tinggi air pada setiap flowmeter, juga dilakukan
pengukuran debit aliran air yang keluar dari alat sebanyak 3 kali pengulangan.
Pengukuran dilakukan dengan menampung air yang keluar menggunakan gelas ukur
1000 ml. Waktu yang dibutuhkan untuk menampung air yang keluar sebanyak 1000 ml
dicatat dan dihitung debit alirannya. Pengukuran debit aliran ini dilakukan untuk
mengetahui jenis flowmeter yang memiliki tingkat keakuratan terbaik.
Berdasarkan data pada Tabel B.1 dalam lampiran, dapat dibuat grafik hubungan
antara ketinggian air dalam manometer (h, mmH2O) dengan debit air rata-rata (Q,
L/menit) pada venturimeter, orificemeter dan rotameter.

60

50 y = 7,6203x - 19,333
R² = 0,5555
Tinggi Unggun (mmH2O)

40 Venturimeter
Orificemeter
30
Rotameter
y = 5,2812x - 6,2953
20 Linear (Venturimeter)
R² = 0,8956
Linear (Orificemeter)
10 y = 0,9426x - 0,9302
R² = 0,9944 Linear (Rotameter)

0
5 6 7 8 9 10
Debit Air, Q (L/m)

Gambar 3.1 Kurva hubungan antara ketinggian air dalam manometer (mmH2O)
dengan debit air (L/menit) pada venturimeter, orificemeter dan
rotameter

Berdasarkan Gambar 3.1 pada venturimeter, orificemeter dan rotameter, dapat


dilihat semakin besar debit aliran air maka semakin tinggi pula tinggi air yang terbaca
pada manometer (pada rotameter yang dilihat yaitu tinggi benda apung yang terdapat
di dalam tabung). Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan tinggi
air pada ketiga flowmeter. Nilai R2 merupakan gradien atau garis lurus yang
menyatakan tingkat ketelitian atau keakuratan dari data yang diperoleh. Untuk standar
penelitian biasanya nilai R2 berkisar antara 0,98 hingga 1,00. Nilai R2 yang mendekati
1,00 yaitu pada rotameter sebesar 0,9944 kemudian venturimeter sebesar 0,8956 dan
yang memiliki nilai R2 yang paling rendah yaitu orificemeter sebesar 0,5555.
Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa flowmeter yang memiliki
keakuratan terbaik yaitu rotameter, dengan nilai R2 = 0,9944 karena mendekati 1,00
dan persamaan pendekatan y = 0,9426x – 0,9302.
3.2 Kurva Kehilangan Tenaga pada Venturimeter, Orificemeter, dan
Rotameter
Untuk venturimeter, kehilangan tenaga dalam bentuk pressure drop merupakan
selisih tinggi air pada manometer h1 dan h3. Kehilangan tenaga pada orificemeter
merupakan selisih tinggi air pada manometer h6 dan h8, sedangkan kehilangan tenaga
pada rotameter didapat dari selisih tinggi air pada manometer h4 dan h5.
Berdasarkan data hasil perhitungan pada Tabel B.1 (lampiran B), dapat dibuat
kurva hubungan antara kehilangan tenaga (mmH2O) dengan debit air (L/menit) pada
venturimeter, orificemeter, dan rotameter seperti yang disajikan pada Gambar 3.2
25

20
Kehilangan Tenaga, h

y = 3,6478x - 12,864
R² = 0,7839 Venturimeter
15
Orificemeter

y = 2,6406x - 8,1477 Rotameter


10
R² = 0,8956 Linear (Venturimeter)
Linear (Orificemeter)
5
y = 0,6908x - 0,5012 Linear (Rotameter)
R² = 0,9346
0
5 6 7 8 9 10
Debit Air, Q (L/m)
Gambar 3.2. Kurva hubungan antara kehilangan tenaga (pressure drop) vs debit air
(L/menit) pada venturimeter, orificemeter, dan rotameter

Berdasarkan Gambar 3.2 kehilangan tenaga yang dihasilkan pada venturimeter,


orificemeter, dan rotameter cenderung meningkat seiring bertambahnya debit aliran air.
Kehilangan tenaga terbesar dihasilkan oleh venturimeter, sedangkan kehilangan tenaga
terkecil dihasilkan oleh rotameter dan orificimeter.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan tiga alat flowmeter yaitu
orificimeter, venturimeter, dan rotameter maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kalibrasi pada venturimeter, rotameter, dan orificemeter berfungsi untuk
menjaga kualitas proses dan hasil proses pengukuran, mengetahui terjadinya
penyimpangan alat ukur, dan kelayakan pakai dari alat tersebut.
2. Kisaran kerja terbaik pada venturimeter saat mendapatkan hasil beda tekanan
dan kisaran kerja terbaik pada orificemeter saat mendapatkan hasil laju alir
volum dan massa fluida pada prinsip beda tekanan.
3. Alat yang mempunyai keakuratan dalam mengukur debit aliran air adalah
rotameter, karena persamaan R² = 1 dan persamaan pendekatan y = 0,9426x –
0,9302.
4. Kehilangan tenaga terbesar dihasikan oleh rotameter, sedangkan kehilangan
tenaga terkecil dihasilkan oleh venturimeter dan orificimeter.
4.2 Saran
Praktikan diharapkan agar lebih teliti dalam menentukan kehilangan tenaga, beda
tinggi tekanan, dan pengaturan laju alir air.
DAFTAR PUSTAKA

Ardy Haryanto, Agung Widodo dan Francisca Dewi. 2013. Pengaruh Jarak Peletakan
Vortab Flow Conditioner Terhadap Koefisien Kerugian Head Aliran Fluida Pada
Orifice. Malang:Universitas Brawijaya Malang.
Fathor Rohman, 2009, Prototype Alat Pengukur Kecepatan Aliran Dan Debit Air.
(Flowmeter) Dengan Tampilan Digital, Universitas Gunadarma, Depok.
Tim penyusun. 2021. Penuntun Praktikum Instrumentasi dan Pengendalian Proses.
Program Studi DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.
Pekanbaru.
Tri Hartono. 2010. Aliran Fluida Dalam Pipa. Makassar: Politeknik Negri Ujung
Pandang.
Yudha, Priyantini, Noor, 2010, “Sistem Pengukuran Kecepatan Arus Air Sungai.
Berbasis Mikrokontroler At89s8252”, Universitas Islam Negeri, Malang
LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA

Judul Praktikum : Flowmeter


Hari/Tanggal Praktikum : 12 November 2021
Pembimbing : Ir. Rozanna Sri Irianty, M.Si
Asisten Laboratorium : Azni Febriani Zulma/Gustina A.md
Nama Kelompok V : 1. Ardiasnyah
2. Ifra Jufinda Yasa
3. Riza Amelia
4. Satria Lian
Data Hasil Percobaan
Tabel A.1 Data Hasil Pengamatan
Hasil Percobaan :

Tabel A.1 Hasil percobaan pada tiap skala flowmeter 4, 6, dan 7


Skala Waktu, t (detik) h1 h2 h3 h4 h5 h6 h7 h8
flowmeter
1 2 3

4 11,55 11,78 11,92 322 300 316 250 253 248 231 241

6 7,98 8,06 8,00 323 293 313 245 250 248 198 237

7 7,16 7,17 7,32 328 288 313 243 248 248 213 228

Pekanbaru, 12 November 2021


Mengetahui,
Praktikan Asiten

Ifra Jufinda Yasa Azni Febrianti Zulma


LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

B.1 Waktu
Untuk skala flowmeter 4:
!!,## %&'()
Percobaan 1: *+
= 0,193 menit
!!,,- %&'()
Percobaan 2: *+
= 0,196 menit
!!,./ %&'()
Percobaan 3: *+
= 0,198 menit
(+,!.12+,!.*2+,!.-)4&)56
Waktu rata-rata: 1
= 0,196 menit

Perhitungan waktu dengan variasi skala flowmeter lainnya dihitung dengan


menggunakan cara yang sama.

B.2 Debit
Untuk skala flowmeter 4:
7(894& ! <
𝑄 = :;'69 = +,!.* 4&)56 = 5,195 L/menit

Perhitungan debit dengan variasi skala flowmeter lainnya dihitung dengan


menggunakan cara yang sama.

B.3 Venturimeter
Untuk skala flowmeter 4:
Beda tinggi (Δh) = h1 – h2 = 322 – 300 = 22
Kehilangan tenaga (h) = h1 – h3 = 322 – 316 = 6

Perhitungan venturimeter dengan variasi skala flowmeter lainnya dihitung


dengan menggunakan cara yang sama.

B.4 Orificemeter
Untuk skala flowmeter 4:
Beda tinggi (Δh) = h6 – h7 = 248 – 231 = 17
Kehilangan tenaga (h) = h6 – h8 = 248 – 241 = 7

Perhitungan orificemeter dengan variasi skala flowmeter lainnya dihitung


dengan menggunakan cara yang sama.

B.5 Rotameter
Untuk skala flowmeter 4:
Beda tinggi (Δh) = h5 – h4= 253 – 250 = 3

Perhitungan rotameter dengan variasi skala flowmeter lainnya dihitung


dengan menggunakan cara yang sama.

Tabel B.1 Data Hasil Perhitungan untuk Venturimeter, Orificemeter, Rotameter


Skala Waktu Venturimeter Orificemeter Rotameter
Flowmeter (menit) Debit (mmH2O) (mmH2O) (mmH2O)
(L/m)

1 2 3 Rata- h1- h2 h1- h3 h6- h7 h6- h8 h4- h5


rata (∆h) (h) (∆h) (h) (∆h)

0,193 0,196 0,1987 0,196 0,193 5,195 22 6 17 7 3


0,133 0,134 0,1333 0,134 0,133 7,488 30 10 50 11 5
0,119 0,12 0,122 0,12 0,119 8,314 40 15 35 20 5

Keterangan:
∆h : Beda Tinggi (mm)
h : Kehilangan Tenaga (mm)
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai