A. Pokok Pikiran
1. Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran, transparan,
etos kerja, tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang
rasa, persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
3. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban,
menjaga ketertiban, mengutamakan kepentinngan public, dan gotong
royong.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat,
kekeluargaan, menghargai pendapat, dan bijaksana.
5. Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap
adil, tidak serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.
1. Kebijakan publik Sebagai ASN, kita harus memiliki nilai kepublikan yang
memiliki orientasi pada kepentingan public, menempatkan kepentingan
public, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya serta kepentingan
nasional diatas kepentingan sectoral atau golongan
2. Pelayanan publik Sebagai ASN kita harus memiliki integritas tinggi dalam
melayani yang disesuaikan dengan kode etink ASN. Bersikap adil, tidak
diskriminatid, professional dan berintegritas dalam memberkan pelayanan
kepada masyarakat. Selain itu ASN harus menjunjung tinggi nilai-nilai
kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memiliki
kinerja yang memuaskan public.
3. Sebagai Perekat dan Pemersatu bangsa Sebagai ASN kita harus memiliki
rasa nasionalisme yang kuat, memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga
kedaulatan negara dan pemersatu bangsa serta mengupayakan sutuasi
yang damai di seluruh Indonesia dan terus menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
B. Profil Tokoh
Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden ketiga Indonesia. Sebelum
berkarier di Indonesia bapak B.J. Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan,
spesialisasi konstruksi pesawat terbang di Rhenisch Wesfalische Tehnische
Hochscule Jerman. Ia pun menerima gelar Diplom Ingenieur pada 1960 dan gelar
Doktor Ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cumlaude dari Technische
Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean. Beliau menemukan
rumus yang dinamakan "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan
atau crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang.
Sehingga beliau pun dijuluki "Mr Crack" karena keahliannya itu.
Ada banyak pelajaran terkait nasionalisme dan cinta tanah air dari beliau.
Kecerdasan, totalitas dan tanggung jawab terhadap negara rupanya tidak hanya
terlihat saat berada di Indonesia. Sebelum Indonesia sadar akan potensinya,
beliau sudah beberapa kali ditawari oleh beberapa negara lain untuk
menggalakkan teknologi pesawat terbang. Tawaran pertama datang datang dari
Jerman. Jerman yang saat itu tahu Pak Habibie bukan orang biasa, langsung saja
menawarinya dengan status 'warga negara kehormatan'. Bukannya senang
dengan status yang jarang diberikan Jerman, beliau justru menolak. Karena rasa
nasionalisme beliau yang tinggi, beliau tetap memilih pulang ke Indonesia untuk
mengabdikan diri kepada bangsa dan negaranya, walaupun beliau tidak
mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia ketika melanjutkan studi di
Jerman. Ada banyak terobosan dan sumbangsih yang beliau buat sejak di
Indonesia, salah satunya ketika memegang jabatan Menteri Riset dan Teknologi.
Beliau berhasil membuat pesawat terbang N250 yang ditujukan sebagai alat
transportasi utama di Indonesia yang merupakan negara kepulauan, walaupun
cita-cita tersebut tidak kesampaian karena adanya krisis moneter tahun 1998. B.J.
Habibi ini menunjukkan rasa memiliki serta rasa cinta tanah air dan bangsa.
C. Penerapan
Penerapan sikap nasionalisme yang bisa diterapkan selaku pegawai Dinas
Tenaga Kerja adalah dengan cara tidak melakukan tindakan korupsi baik itu
korupsi waktu semisal datang terlambat dan bolos masuk kantor, menggunakan
produk mdalam negeri semisal sepatu lokal untuk pergi ke kantor, mengikuti apel
pagi setiap hari senin dan mengikuti kegiatan upacara bendera pada hari-hari
nesar nasional.