VI.13 - ENDOKRIN NON DM-fin
VI.13 - ENDOKRIN NON DM-fin
VI.13
BLOK SKILLS LAB 6.6
ENDOKRIN NON DM
C. PENGANTAR TEORI
1. Nama Blok Terkait
Modul Endokrin non DM merupakan bagian dari blok Skills Lab pada semester enam yang
berkaitan dengan blok Neuro-endocrine system.
2. Contoh Aplikasi Keterampilan Klinis dalam Praktik Klinis Dokter Layanan Primer
Endokrin non DM terdiri dari beberapa penyakit, antara lain yaitu dyslipidemia dan
hipertiroid. Modul endokrin non DM sangat berguna untuk melatih mahasiswa dalam
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik terkait, memberikan usulan pemeriksaan
penunjang dan menginterpretasikan hasilnya, melakukan penatalaksanaan farmakologi
dan non-farmakologi serta penulisan resep pada kasus endokrin non DM.
b. Dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Beberapa kelainan
fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan
atau trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL. Dislipidemia merupakan faktor
risiko terjadinya aterosklerosis sehingga dapat menyebabkan stroke, Penyakit
Jantung Koroner (PJK), Peripheral Arterial Disease (PAD), Sindroma Koroner Akut
(SKA).
Klasifikasi Dislipidemia
1. Dislipidemia primer
Dislipidemia primer adalah dyslipidemia akibat kelainan genetic. Pasien
dyslipidemia sedang disebabkan oleh hiperkolesterolemia poligenik dan
dyslipidemia kombinasi familial. Dislipidemia berat umumnya karena
hiperkolesterolemia familial, dyslipidemia remnant, dan hipertrigliseridemia
primer.
2. Dislipidemia sekunder
Dislipidemia sekunder adalah dyslipidemia yang terjadi akibat suatu penyakit lain
misalnya hipotiroidisme, sondroma nefrotik, diabetes mellitus, dan sindroma
metabolik. Pengelolaan penyakit primer akan memperbaiki dyslipidemia yang
ada. Dalam hal ini pengobatan penyakit primer yang diutamakan.
i. Diagnosis
Anamnesis (Subjective)
Pada umumnya dislipidemia tidak bergejala dan biasanya ditemukan pada
saat pasien melakukan pemeriksaan rutin kesehatan (medical check-up).
Menifestasi klinik yang timbul biasanya merupakan komplikasi dari dyslipidemia itu
sendiri seperti PJK dan stroke
Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan tanda-tanda vital
2) Pemeriksaaan antropometri (lingkar perut dan IMT/Indeks Massa Tubuh).
3) Cara pengukuran IMT(kg/m2)= BB(kg)/TB2(m)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting dalam menegakkan
diagnosa. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan:
1) Kadar kolesterol total
2) Kolesterol LDL
3) Kolesterol HDL
4) Trigliserida plasma
Penegakan diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.
Diagnosis dyslipidemia ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.
Komplikasi
- Penyakit jantung koroner
- stroke
Berikut ini adalah tabel faktor risiko (selain kolesterol LDL) yang menentukan
sasaran kolesterol LDL yang ingin dicapai berdasarkan NCEP-ATP III:
Tabel 2. Faktor risiko utama (selain kolesterol LDL) yang menentukan sasaran
kolesterol LDL
Perokok sigaret
Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat antihipertensi)
Kolesterol HDL rendah ( <40 mg/dl). Jika didapatkan kolesterol HDL
≥60mg/dl maka mengurangi satu faktor risiko dari jumlah total
Riwayat keluarga PJK dini yaitu ayah usia < 55 tahun dan ibu < 65 tahun
Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun
risiko tinggi, risiko sedang dan risiko tinggi. Hal ini digambarkan pada tabel
berikut ini:
Tabel 3. Tiga kategori risiko yang menentukan sasaran kolesterol LDL yang
ingin dicapai berdasarkan NCEP (Sudoyo, 2006)
Kategori Risiko Sasaran
Kolesterol
LDL (mg/dl)
1 Risiko Tinggi <100
a. Mempunyai Riwayat PJK dan
b. Mereka yang mempunyai risiko yang
disamakan dengan PJK
Diabetes Melitus
Bentuk lain penyakit aterosklerotik yaitu
stroke, penyakit arteri perifer, aneurisma
aorta abdominalis
Faktor risiko multipel (> 2 faktor risiko)
yang mempunyai risiko PJK dalam waktu
10 tahun > 20 % (lihat skor risiko
Framingham)
2 Risiko Multipel (≥2 faktor risiko) dengan risiko PJK <130
dalam kurun waktu 10 tahun < 20%
3 Risiko Rendah (0-1 faktor risiko) dengan risiko PJK <160
dalam kurun waktu 10 tahun < 10 %
Bagi orang dewasa disarankan untuk mengkonsumsi diet rendah kalori yang terdiri
dari buah-buahan dan sayuran (≥5 porsi/hari), biji-bijian (≥6 porsi/hari), ikan, dan daging tanpa
lemak. Asupan lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol harus dibatasi, sedangkan
makronutrien yang menurunkan kadar K-LDL harus mencakup tanaman sterol (2 g/hari) dan
serat larut air (10-25 g/hari).
b. Aktivitas fisik
Pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai kondisi dan
kemampuannya. Aktifitas fisik yang disarankan meliputi program latihan yang mencakup
setidaknya 30 menit aktivitas fisisk dengan intensitas sedang (menurunkan 4-7 kkal/menit)
4-6 kali seminggu, dengan pengeluaran minimal 200 kkal/hari. Kegiatan yang disarankan
meliputi jalan cepat, bersepeda statis, ataupun berenang. Tujuan aktivitas fisik harian dapat
dipenuhi dalam satu sesi atau beberapa sesi sepanjang rangkaian dalam sehari (minimal 10
menit). Bagi beberapa pasien, beristirahat selama beberapa saat di sela-sela aktivitas dapat
meningkatkan kepatuhan terhadap program aktivitas fisik. Selain aerobic, aktivitas
penguatan otot dianjurkan dilakukan minimal 2 hari seminggu.
c. Berhenti merokok
Merokok merupakan factor risiko kuat, terutama untuk penyakit jantung coroner,
penyakit vaskuler perifer, dan stroke. Merokok mempercepat pembentukan plak pada
coroner dan dapat menyebabkan rupture plak sehingga sangat berbahaya bagi orang
dengan aterosklerosis coroner yang luas. Sejumlah penelitian menunjukkan bahaw
amerokok memiliki efek negative yang besar pada kadar K-HDL dan rasio K-LDL. Merokok
juga memiliki efek negative pada lipid post prandial, termasuk trigliserid. Berhenti merokok
minimal 30 hari dapat meningkatkan K-HDL secara signifikan.
Obat Hipolopidemik
Jenis Obat Dosis Efek Samping
Resin 4 – 16 gram/hari Konstipasi, gangguan
Kolestiramin
Golongan Asam Nikotinat Lepas cepat 1,5-3 Flushing, hiperglikemia,
Asam Nikotinat gram/hari hiperuricemia,
Lepas lambat 1-2 hepatotoksik, gangguan
gram/hari saluran cerna
Golongan Statin 20 – 80 mg malam hari Miopati, Peningkatan
Fluvastatin 20– 80 mg malam hari SGOT/SGPT,
Kriteria Rujukan
1. Terdapat penyakit komorbid yang harus ditangani oleh spesialis.
2. Terdapat salah satu dari faktor risiko PJK
Prognosis
Dengan penatalaksanaan yang tepat maka dapat dicegah terjadinya komplikasi akibat dislipidemia.
4. Daftar Pustaka
- Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi DOkter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.Hal 372-376
- Perkeni. 2019. Pedoman Pengelolaan Dislipidemia Di Indonesia 2019. PB Perkeni
D. CONTOH SOAL/INSTRUKSI
Seorang laki-laki, 48 datang ke klinik rawat jalan dengan keluhan sering sakit
kepala. Sakit kepala dirasakan diseluruh area kepala disertai perasaan cengeng di bagian
leher. Tidak ada mual, muntah. Nafsu makan baik. Pasien adalah seorang direktur di
jajaran BUMN. Setiap hari harus menghadiri rapat dan menghabiskan waktunya di
kantor. Pasien gemar mengkonsumsi masakan padang, dan tidak pernah berolahraga
karena kesibukannya.
TB : 170 cm
IMT :
TD : 130/80
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,6C
Status generalis :
Kesadaran : komposmentis
Kepala : conjungtiva palpebra anemis -/-, xantelasma + di sekitar mata
Mukosa hidung : hiperemis -
Faring : hiperemis -
Tonsil : T1-1 hiperemis -
Leher : pembesaran kelenjar getah bening -/-, deviasi trachea -
Pembesaran kelenjar gondok -
Thorax :
Paru :
I:
Pa : stem fremitus kanan = kiri
Pe : sonor seluruh lapang paru
Au : SD vesikuler, suara tambahan -
Jantung :
I : IC tampak pada SIC5 line mid clavicular sinistra
Pa : IC teraba pada SIC5 line mid clavicular sinistra
Pe : batas jantung dalam batas normal
Au : Suara jantung normal, tidak ada suara tambaan
Abdomen dan genitalia : dbn
Pemeriksaan laboratorium :
Darah rutin : dbn
Kimia darah :
Kolesterol total : 310 mg/dl
HDL : 30 mg/dl
LDL : 187 mg/dl
Trigliserida : 358 mg/dl
Diagnosis : dislipidemia
Terapi farmakologi :
Atorvastatin 20 mg 1x1 dan Fenofibrat 1x300 mg
E. DURASI PELAKSANAAN
Penyelesaian kasus endokrin non DM secara komprehensif membutuhkan waktu sekitar
15 menit.
F. RUBRIK
0 1 2 3 bobot
0 1 2 3 bobot
0 1 2 3 bobot
0 1 2 3 bobot
diagnosis banding
0 1 2 3 bobot
0 1 2 3 bobot
0 1 2 3 bobot
Perilaku profesional Secara keseluruhan, Secara keseluruhan, Secara keseluruhan, Secara keseluruhan, 2
performa peserta performa peserta performa peserta performa peserta
menunjukkan tidak satu menunjukkan 1-3 hal dari menunjukkan 4-5 hal dari menunjukkan 6-7 hal dari
pun dari karakteristik karakteristik berikut: karakteristik berikut: karakteristik berikut:
berikut:
5) Melakukan setiap 5) Melakukan setiap 5) Melakukan setiap 5) Melakukan setiap
tindakan dengan berhati- tindakan dengan berhati- tindakan dengan berhati- tindakan dengan berhati-
hati dan teliti sehingga hati dan teliti sehingga hati dan teliti sehingga hati dan teliti sehingga
tidak membahayakan tidak membahayakan tidak membahayakan tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri pasien dan diri sendiri pasien dan diri sendiri pasien dan diri sendiri
6) Menunjukan rasa 6) Menunjukan rasa 6) Menunjukan rasa 6) Menunjukan rasa
hormat kepada pasien hormat kepada pasien hormat kepada pasien hormat kepada pasien
2. Kesalahan Umum
Kesalahan yang kerap ditemukan selama proses latihan dan ujian antara lain:
- Mahasiswa tidak melakukan pemeriksaan antropometri dan menganalisis hasilnya.
- Mahasiswa kurang berempati kepada pasien yang sedang ditemui, hanya menghafal
seperti Indonesia raya saja.
- TIdak menyampaikan keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila
diperlukan seperti yang tercantum pada point profesionalisme.
2. Manekin
o Tidak diperlukan.
3. Alat Medis
o Stetoskop
o Tensimeter
o Termometer
o Pen light
7. Kehadiran Laboran
o Tidak diperlukan
DAFTAR PENYUSUN
Penulis Modul :
dr. Afifah, M.Sc
Editor:
dr. Diah Krisnansari, MSi
Dr. dr. Pugud Samodro, Sp.PD-KEMD