Anda di halaman 1dari 19

ENDOKRIN NON DM

VI.13
BLOK SKILLS LAB 6.6

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS
TAHUN AJARAN 2020/2021
LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

ENDOKRIN NON DM

A. DIAGNOSIS TERKAIT DAN TINGKATAN PENCAPAIAN KOMPETENSI


- Hipertiroid : 3A
- Hipotiroid :2
- Dislipidemia : 4A

B. KETERAMPILAN KLINIS TERKAIT DAN TINGKATAN PENCAPAIAN KOMPETENSI


- Penilaian kelenjar tiroid: hipertiroid dan hipotiroid : 4A
- Anamnesis dan konseling kasus gangguan metabolism dan endokrin : 4A
- Pemeriksaan antropometri : 4A

C. PENGANTAR TEORI
1. Nama Blok Terkait
Modul Endokrin non DM merupakan bagian dari blok Skills Lab pada semester enam yang
berkaitan dengan blok Neuro-endocrine system.

2. Contoh Aplikasi Keterampilan Klinis dalam Praktik Klinis Dokter Layanan Primer
Endokrin non DM terdiri dari beberapa penyakit, antara lain yaitu dyslipidemia dan
hipertiroid. Modul endokrin non DM sangat berguna untuk melatih mahasiswa dalam
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik terkait, memberikan usulan pemeriksaan
penunjang dan menginterpretasikan hasilnya, melakukan penatalaksanaan farmakologi
dan non-farmakologi serta penulisan resep pada kasus endokrin non DM.

3. Landasan Teori dan Rasional Teknis Pelaksanaan Keterampilan Klinis


a. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu:
1) Melakukan anamnesis pada pasien (simulasi) dengan kasus endokrin non
DM.
2) Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien (simulasi) dengan kasus endokrin
non DM.
3) Mengusulkan pemeriksaan penunjang yang sesuai dengan kasus endokrin
non DM pada pasien (simulasi).
4) Menginterpretasikan hasil pemeriksaan penunjang kasus endokrin non DM
pasien (simulasi).
5) Melakukan penatalaksanaan farmakologi dan non-farmakologi pada pasien
(simulasi) dengan kasus endokrin non DM.

b. Dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Beberapa kelainan
fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan
atau trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL. Dislipidemia merupakan faktor
risiko terjadinya aterosklerosis sehingga dapat menyebabkan stroke, Penyakit

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 2


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

Jantung Koroner (PJK), Peripheral Arterial Disease (PAD), Sindroma Koroner Akut
(SKA).

Klasifikasi Dislipidemia
1. Dislipidemia primer
Dislipidemia primer adalah dyslipidemia akibat kelainan genetic. Pasien
dyslipidemia sedang disebabkan oleh hiperkolesterolemia poligenik dan
dyslipidemia kombinasi familial. Dislipidemia berat umumnya karena
hiperkolesterolemia familial, dyslipidemia remnant, dan hipertrigliseridemia
primer.

2. Dislipidemia sekunder
Dislipidemia sekunder adalah dyslipidemia yang terjadi akibat suatu penyakit lain
misalnya hipotiroidisme, sondroma nefrotik, diabetes mellitus, dan sindroma
metabolik. Pengelolaan penyakit primer akan memperbaiki dyslipidemia yang
ada. Dalam hal ini pengobatan penyakit primer yang diutamakan.

i. Diagnosis
Anamnesis (Subjective)
Pada umumnya dislipidemia tidak bergejala dan biasanya ditemukan pada
saat pasien melakukan pemeriksaan rutin kesehatan (medical check-up).
Menifestasi klinik yang timbul biasanya merupakan komplikasi dari dyslipidemia itu
sendiri seperti PJK dan stroke

Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan tanda-tanda vital
2) Pemeriksaaan antropometri (lingkar perut dan IMT/Indeks Massa Tubuh).
3) Cara pengukuran IMT(kg/m2)= BB(kg)/TB2(m)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting dalam menegakkan
diagnosa. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan:
1) Kadar kolesterol total
2) Kolesterol LDL
3) Kolesterol HDL
4) Trigliserida plasma

Penegakan diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.
Diagnosis dyslipidemia ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.

Tabel 1. Interpretasi kadar lipid plasma berdasarkan NECP (National Cholesterol


Education Programme)
Kolesterol LDL
< 100 mg/Dl Optimal

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 3


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

100-129 mg/dL Mendekati optimal


130-159 mg/dL Borderline
160-189 mg/dL Tinggi
≥ 190 mg/dL Sangat tinggi
Kolesterol Total
< 200 mg/dL Diinginkan
200-239 mg/dL Borderline
≥ 240 mg/dL Tinggi
Kolesterol HDL
< 40 mg/dL Rendah
≥ 60 mg/dL Tinggi
Trigeliserida
< 150 mg/dL Optimal
150-199 mg/dL Borderline
200-499 mg/dL Tinggi
≥ 500 mg/dL Sangat tinggi

Komplikasi
- Penyakit jantung koroner
- stroke

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan dalam dislipidemia dimulai dengan melakukan penilaian
jumlah faktor risiko penyakit jantung koroner pada pasien untuk
menentukan kolesterol-LDL yang harus dicapai.

Berikut ini adalah tabel faktor risiko (selain kolesterol LDL) yang menentukan
sasaran kolesterol LDL yang ingin dicapai berdasarkan NCEP-ATP III:

Tabel 2. Faktor risiko utama (selain kolesterol LDL) yang menentukan sasaran
kolesterol LDL
Perokok sigaret
Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat antihipertensi)
Kolesterol HDL rendah ( <40 mg/dl). Jika didapatkan kolesterol HDL
≥60mg/dl maka mengurangi satu faktor risiko dari jumlah total
Riwayat keluarga PJK dini yaitu ayah usia < 55 tahun dan ibu < 65 tahun
Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun

2) Setelah menemukan banyaknya faktor risiko pada seorang pasien, maka


pasien dibagi kedalam tiga kelompok risiko penyakit arteri koroner yaitu

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 4


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

risiko tinggi, risiko sedang dan risiko tinggi. Hal ini digambarkan pada tabel
berikut ini:

Tabel 3. Tiga kategori risiko yang menentukan sasaran kolesterol LDL yang
ingin dicapai berdasarkan NCEP (Sudoyo, 2006)
Kategori Risiko Sasaran
Kolesterol
LDL (mg/dl)
1 Risiko Tinggi <100
a. Mempunyai Riwayat PJK dan
b. Mereka yang mempunyai risiko yang
disamakan dengan PJK
 Diabetes Melitus
 Bentuk lain penyakit aterosklerotik yaitu
stroke, penyakit arteri perifer, aneurisma
aorta abdominalis
 Faktor risiko multipel (> 2 faktor risiko)
yang mempunyai risiko PJK dalam waktu
10 tahun > 20 % (lihat skor risiko
Framingham)
2 Risiko Multipel (≥2 faktor risiko) dengan risiko PJK <130
dalam kurun waktu 10 tahun < 20%
3 Risiko Rendah (0-1 faktor risiko) dengan risiko PJK <160
dalam kurun waktu 10 tahun < 10 %

3) Selanjutnya penatalaksanaan pada pasien ditentukan berdasarkan kategori


risiko pada tabel diatas. Berikut ini adalah bagan penatalaksanaan untuk
masing-masing kategori risiko:

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 5


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 6


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 7


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

4. Terapi non farmakologis


a. Terapi nutrisi medis
Pasien dengan kadar kolesterol LDL tinggi dianjurkan untuk mengurangi asupan lemak
total dan lemak jenuh, dan meningkatkan asupan lemak tak jenuh rantai tunggal dan ganda.
Pada pasien dengan trigliserida tinggi perlu dikurangi asupan karbohidrat, alcohol dan lemak.

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 8


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

Bagi orang dewasa disarankan untuk mengkonsumsi diet rendah kalori yang terdiri
dari buah-buahan dan sayuran (≥5 porsi/hari), biji-bijian (≥6 porsi/hari), ikan, dan daging tanpa
lemak. Asupan lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol harus dibatasi, sedangkan
makronutrien yang menurunkan kadar K-LDL harus mencakup tanaman sterol (2 g/hari) dan
serat larut air (10-25 g/hari).

b. Aktivitas fisik
Pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai kondisi dan
kemampuannya. Aktifitas fisik yang disarankan meliputi program latihan yang mencakup
setidaknya 30 menit aktivitas fisisk dengan intensitas sedang (menurunkan 4-7 kkal/menit)
4-6 kali seminggu, dengan pengeluaran minimal 200 kkal/hari. Kegiatan yang disarankan
meliputi jalan cepat, bersepeda statis, ataupun berenang. Tujuan aktivitas fisik harian dapat
dipenuhi dalam satu sesi atau beberapa sesi sepanjang rangkaian dalam sehari (minimal 10
menit). Bagi beberapa pasien, beristirahat selama beberapa saat di sela-sela aktivitas dapat
meningkatkan kepatuhan terhadap program aktivitas fisik. Selain aerobic, aktivitas
penguatan otot dianjurkan dilakukan minimal 2 hari seminggu.

c. Berhenti merokok
Merokok merupakan factor risiko kuat, terutama untuk penyakit jantung coroner,
penyakit vaskuler perifer, dan stroke. Merokok mempercepat pembentukan plak pada
coroner dan dapat menyebabkan rupture plak sehingga sangat berbahaya bagi orang
dengan aterosklerosis coroner yang luas. Sejumlah penelitian menunjukkan bahaw
amerokok memiliki efek negative yang besar pada kadar K-HDL dan rasio K-LDL. Merokok
juga memiliki efek negative pada lipid post prandial, termasuk trigliserid. Berhenti merokok
minimal 30 hari dapat meningkatkan K-HDL secara signifikan.

5. Tata laksana farmakologis


Terapi farmakologis dilakukan setelah 6 minggu terapi non farmakologis.

Obat hipolpidemik dan efek terhadap kadar lipid plasma


Jenis Obat Kolesterol LDL Kolesterol HDL Trigliserida
Statin ↓ 18 – 55 % ↑ 5- 15 % ↓ 7 – 30 %
Resin ↓ 15 – 30 % ↑ 3- 5 % -
Fibrat ↓ 5 – 25 % ↑ 10 - 20 % ↓ 20 – 50 %
Asam Nikot inat ↓ 5 – 25 % ↑ 15- 35 % ↓ 20 – 50 %
Ezetimibe ↓ 17 – 18 % ↑ 3- 4 % -

Obat Hipolopidemik
Jenis Obat Dosis Efek Samping
Resin 4 – 16 gram/hari Konstipasi, gangguan
Kolestiramin
Golongan Asam Nikotinat Lepas cepat 1,5-3 Flushing, hiperglikemia,
Asam Nikotinat gram/hari hiperuricemia,
Lepas lambat 1-2 hepatotoksik, gangguan
gram/hari saluran cerna
Golongan Statin 20 – 80 mg malam hari Miopati, Peningkatan
Fluvastatin 20– 80 mg malam hari SGOT/SGPT,

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 9


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

Lovastatin 10 – 80 mg malam hari Rhabdomiolosis


Pravastatin 10 – 80 mg malam hari
Simvastatin 5 – 80 mg malam hari
Atorvastatin 10 – 80 mg malam hari
Rosuvastatin 5 – 40 mg
Pitavastatin 2-4 mg
Golongan Asam Fibrat 145,160 mg 1x/hari Dispepsia, miopati
Fenofibrat 48-300 mg 1x/hari Kontraindikasi: gangguan
Gemfibrozil 600-1200 mg 1x/hari fungsi hati dan ginjal berat
Penghambat Absorbsi 10 mg 1x/ hari Dispepsia, sakit kepala dan
Kolesterol punggung
Ezetimibe

Konseling dan Edukasi


1.Perlu adanya motivasi dari pasien dan keluarga untuk mengatur diet pasien dan aktivitas fisik yang
sangat membantu keberhasilan terapi.
2.Pasien harus kontrol teratur untuk pemeriksaan kolesterol lengkap untuk melihat target terapi dan
maintenance jika target sudah tercapai.

Kriteria Rujukan
1. Terdapat penyakit komorbid yang harus ditangani oleh spesialis.
2. Terdapat salah satu dari faktor risiko PJK

Prognosis
Dengan penatalaksanaan yang tepat maka dapat dicegah terjadinya komplikasi akibat dislipidemia.

4. Daftar Pustaka
- Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi DOkter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.Hal 372-376
- Perkeni. 2019. Pedoman Pengelolaan Dislipidemia Di Indonesia 2019. PB Perkeni

D. CONTOH SOAL/INSTRUKSI
Seorang laki-laki, 48 datang ke klinik rawat jalan dengan keluhan sering sakit
kepala. Sakit kepala dirasakan diseluruh area kepala disertai perasaan cengeng di bagian
leher. Tidak ada mual, muntah. Nafsu makan baik. Pasien adalah seorang direktur di
jajaran BUMN. Setiap hari harus menghadiri rapat dan menghabiskan waktunya di
kantor. Pasien gemar mengkonsumsi masakan padang, dan tidak pernah berolahraga
karena kesibukannya.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan :


BB : 76 kg

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 10


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

TB : 170 cm
IMT :
TD : 130/80
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,6C
Status generalis :
Kesadaran : komposmentis
Kepala : conjungtiva palpebra anemis -/-, xantelasma + di sekitar mata
Mukosa hidung : hiperemis -
Faring : hiperemis -
Tonsil : T1-1 hiperemis -
Leher : pembesaran kelenjar getah bening -/-, deviasi trachea -
Pembesaran kelenjar gondok -
Thorax :
Paru :
I:
Pa : stem fremitus kanan = kiri
Pe : sonor seluruh lapang paru
Au : SD vesikuler, suara tambahan -
Jantung :
I : IC tampak pada SIC5 line mid clavicular sinistra
Pa : IC teraba pada SIC5 line mid clavicular sinistra
Pe : batas jantung dalam batas normal
Au : Suara jantung normal, tidak ada suara tambaan
Abdomen dan genitalia : dbn
Pemeriksaan laboratorium :
Darah rutin : dbn
Kimia darah :
Kolesterol total : 310 mg/dl
HDL : 30 mg/dl
LDL : 187 mg/dl
Trigliserida : 358 mg/dl

Diagnosis : dislipidemia

Terapi farmakologi :
Atorvastatin 20 mg 1x1 dan Fenofibrat 1x300 mg

Terapi non farmakologi :


- modifikasi gaya hidup

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 11


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

- olahraga rutin minimal 5x/minggu


- kurangi konsumsi makanan berlemak
- hindari stress

E. DURASI PELAKSANAAN
Penyelesaian kasus endokrin non DM secara komprehensif membutuhkan waktu sekitar
15 menit.

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 12


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

F. RUBRIK

JUDUL MODUL ENDOKRIN NON DM


KODE MODUL VI.13

  0 1 2 3 bobot

Melakukan penggalian Melakukan penggalian Melakukan penggalian


informasi terhadap 1-4 informasi terhadap 5-8 informasi terhadap 9-10
aspek berikut: aspek berikut: aspek berikut:
1) Keluhan utama 1) Keluhan utama 1) Keluhan utama
2) Onset 2) Onset 2) Onset
3) Kuantitas 3) Kuantitas 3) Kuantitas
Tidak mampu melakukan
satu pun penggalian 4) Kualitas keluhan 4) Kualitas keluhan 4) Kualitas keluhan 2
Kemampuan anamnesis informasi lebih lanjut. 5) Faktor yang 5) Faktor yang 5) Faktor yang  
  memperberat memperberat memperberat  
  6) Faktor yang 6) Faktor yang 6) Faktor yang
memperingan memperingan memperingan
7) Keluhan tambahan 7) Keluhan tambahan 7) Keluhan tambahan
lainnya lainnya lainnya
8) RPD 8) RPD 8) RPD
9) RPK 9) RPK 9) RPK
10) RPsosek 10) RPsosek 10) RPsosek

  0 1 2 3 bobot

Tidak mampu melakukan Melakukan 1-3 Melakukan 4-6 Melakukan keseluruhan


Kemampuan pemeriksaan fisik satu pun pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik berikut pemeriksaan fisik berikut pemeriksaan fisik berikut 5
secara lege artis secara lege artis secara lege artis secara lege artis

1) Cuci tangan secara 1) Cuci tangan secara 1) Cuci tangan secara


WHO WHO WHO

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 13


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

2) Pemeriksaan vital 2) Pemeriksaan vital


  2) Pemeriksaan vital sign  
sign sign
3) Pemeriksaan 3) Pemeriksaan 3) Pemeriksaan
antropometri antropometri antropometri

4) Pemeriksaan kepala 4) Pemeriksaan kepala 4) Pemeriksaan kepala


* apabila tidak lege artis
dianggap tidak melakukan
5) Pemeriksaan thorax 5) Pemeriksaan thorax 5) Pemeriksaan thorax

6) Pemeriksaan 6) Pemeriksaan 6) Pemeriksaan


abdomen abdomen abdomen
7) Pemeriksaan 7) Pemeriksaan 7) Pemeriksaan
ekstremitas ekstremitas ekstremitas

  0 1 2 3 bobot

Tidak mampu mengajukan Mampu mengajukan Mampu mengajukan


Tidak ada nilai 1 1
pemeriksaan profil lipid pemeriksaan profil lipid pemeriksaan profil lipid
Melakukan tes/prosedur klinik
atau intrepretasi data untuk ATAU   TETAPI DAN  
menunjang diagnosis banding
Mengajukan pemeriksaan
atau diagnosis Tidak mampu Mampu
lain yang tidak dapat
  menginterpretasikan menginterpretasikan  
dilakukan di Puskesmas
hasilnya dengan tepat. hasilnya dengan tepat.
atau tidak relevan.

  0 1 2 3 bobot

Tidak mampu menyebutkan Mampu menyebutkan Mampu menyebutkan


Menyebutkan diagnosis
diagnosis kerja dan diagnosis kerja dengan diagnosis kerja dengan 4
kerja: dislipidemia
diagnosis banding tepat: dislipidemia tepat: dislipidemia
Menentukan diagnosis dan
diagnosis banding   DAN ATAU DAN  
Menyebutkan diagnosis Mampu menyebutkan Mampu menyebutkan
  banding yang salah/ tidak diagnosis banding dengan diagnosis banding dengan  
mampu menyebutkan tepat: ... tepat:

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 14


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

diagnosis banding

  0 1 2 3 bobot

Menyebutkan tata laksana Menyebutkan tata laksana Menyebutkan keseluruhan


Tidak mampu menyebutkan
tindak lanjut berupa salah tindak lanjut sebagai tata laksana tindak lanjut 4
tata laksana tindak lanjut.
satu dari berikut: berikut: sebagai berikut:
Tata laksana Non   1) Aktivitas fisik 1) Aktivitas fisik 1) Aktivitas fisik  
farmakoterapi/prosedural   2) Terapi nutrisi 2) Terapi nutrisi 2) Terapi nutrisi  
Atau menyebutkan lengkap  
  (seperti pada skor 3), tetapi    
hanya salah satu.

  0 1 2 3 bobot

Tidak mampu menjelaskan Mampu menjelaskan


Mampu menjelaskan Mampu menjelaskan
kepada keluarga pasien kepada keluarga pasien
kepada keluarga pasien kepada keluarga pasien 2
perihal satu pun hal perihal salah satu dari hal
perihal 2 dari 3 hal berikut: perihal ketiga hal berikut:
berikut: berikut:
1)      Kondisi yang 1)    Kondisi yang 1)    Kondisi yang
1)    Kondisi yang dialami
dialami pasien dialami pasien dialami pasien  
pasien (kegawatdaruratan)
Komunikasi dan edukasi pasien (kegawatdaruratan) (kegawatdaruratan) (kegawatdaruratan)
2)      Rencana tindak 2)    Rencana tindak 2)    Rencana tindak 2)    Rencana tindak
lanjut (terapi awal dan lanjut (terapi awal dan lanjut (terapi awal dan lanjut (terapi awal dan  
rujukan) rujukan) rujukan) rujukan)
3)      Alasan dan
3)    Alasan dan tujuan 3)    Alasan dan tujuan 3)    Alasan dan tujuan
tujuan dari rencana tindak  
dari rencana tindak lanjut dari rencana tindak lanjut dari rencana tindak lanjut
lanjut

  0 1 2 3 bobot

Perilaku profesional Secara keseluruhan, Secara keseluruhan, Secara keseluruhan, Secara keseluruhan, 2
performa peserta performa peserta performa peserta performa peserta
menunjukkan tidak satu menunjukkan 1-3 hal dari menunjukkan 4-5 hal dari menunjukkan 6-7 hal dari
pun dari karakteristik karakteristik berikut: karakteristik berikut: karakteristik berikut:
berikut:

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 15


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

1)      Menunjukkan 1)      Menunjukkan 1)     Menunjukkan 1)       Menunjukkan


ketenangan dalam ketenangan dalam ketenangan dalam ketenangan dalam
 
menghadapi kasus gawat menghadapi kasus gawat menghadapi kasus gawat menghadapi kasus gawat
darurat. darurat. darurat. darurat.
2)      Meminta izin 2)      Meminta izin 2)      Meminta izin 2)      Meminta izin
secara lisan kepada secara lisan kepada secara lisan kepada secara lisan kepada
keluarga pasien untuk keluarga pasien untuk keluarga pasien untuk keluarga pasien untuk
 
melakukan beberapa melakukan beberapa melakukan beberapa melakukan beberapa
pemeriksaan yang pemeriksaan yang pemeriksaan yang pemeriksaan yang
diperlukan. diperlukan. diperlukan. diperlukan.
3)      Melakukan 3)      Melakukan 3)      Melakukan 3)      Melakukan
 
tindakan sesuai prioritas tindakan sesuai prioritas tindakan sesuai prioritas tindakan sesuai prioritas
4)      Mencuci tangan 4)      Mencuci tangan 4)      Mencuci tangan 4)      Mencuci tangan
sebelum dan sesudah sebelum dan sesudah sebelum dan sesudah sebelum dan sesudah  
melakukan tindakan. melakukan tindakan. melakukan tindakan. melakukan tindakan.

5)      Melakukan setiap 5)      Melakukan setiap 5)      Melakukan setiap 5)      Melakukan setiap
tindakan dengan berhati- tindakan dengan berhati- tindakan dengan berhati- tindakan dengan berhati-
hati dan teliti sehingga hati dan teliti sehingga hati dan teliti sehingga hati dan teliti sehingga  
tidak membahayakan tidak membahayakan tidak membahayakan tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri pasien dan diri sendiri pasien dan diri sendiri pasien dan diri sendiri

6)      Menunjukan rasa 6)      Menunjukan rasa 6)      Menunjukan rasa 6)      Menunjukan rasa
 
hormat kepada pasien hormat kepada pasien hormat kepada pasien hormat kepada pasien

7)      Mengetahui 7)      Mengetahui 7)      Mengetahui 7)      Mengetahui


keterbatasan dengan keterbatasan dengan keterbatasan dengan keterbatasan dengan
 
merujuk atau melakukan merujuk atau melakukan merujuk atau melakukan merujuk atau melakukan
konsultasi bila diperlukan konsultasi bila diperlukan konsultasi bila diperlukan konsultasi bila diperlukan

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 16


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

G. PENJELASAN TEKNIS LATIHAN BERDASARKAN RUBRIK


1. Teknis Pelaksanaan Tiap Nomor dalam Rubrik
i) Kemampuan anamnesis
Mahasiswa secara berpasangan berperan sebagai dokter dan pasien. Mahasiswa
yang berperan sebagai dokter melakukan anamnesis kepada pasien. Mahasiswa yang
berperan sebagai pasien menjawab sesuai yang tercantum pada scenario.
ii) Kemampuan pemeriksaan fisik
Mahasiswa yang berperan sebagai dokter melakukan praktik pemeriksaan fisik
kepada mahasiswa yang berperan sebagai pasien atau mahasiswa lain yang
memungkinkan dilakukan pemeriksaan fisik (contoh: mahasiswa laki-laki)
iii) Melakukan tes/prosedur klinik atau intrepretasi data untuk menunjang diagnosis
banding atau diagnosis
Mahasiswa yang berperan sebagai dokter mengajukan usulan pemeriksaan
penunjang kepada trainer. Trainer memberikan hasil pemeriksaan dan selanjutnya
mahasiswa yang berperan sebagai dokter menginterpretasikan.
iv) Menentukan diagnosis dan diagnosis banding
Mahasiswa yang berperan sebagai dokter menyebutkan diagnosis dan diagnosis
banding kepada trainer.
v) Tata laksana Non farmakoterapi/prosedural
Tidak dilakukan tata laksana non farmakologi/procedural.
vi) Komunikasi dan edukasi pasien
Mahasiwa yang berperan sebagai dokter melakukan edukasi dan komunikasi kepada
mahasiwa yang berperan sebagai pasien sesuai point yang tercantum dalam rubric.
vii) Perilaku profesional
Perilaku professional dinilai mulai dari awal dokter melakukan anamnesis sampai
selesai melakukan edukasi kepada pasien sesuai point yang tercantum dalam rubrik.

2. Kesalahan Umum
Kesalahan yang kerap ditemukan selama proses latihan dan ujian antara lain:
- Mahasiswa tidak melakukan pemeriksaan antropometri dan menganalisis hasilnya.
- Mahasiswa kurang berempati kepada pasien yang sedang ditemui, hanya menghafal
seperti Indonesia raya saja.
- TIdak menyampaikan keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila
diperlukan seperti yang tercantum pada point profesionalisme.

3. Tips dan Trik


- Membayangkan sedang bertemu dengan pasien sesungguhnya saat melakukan
latihan maupun ujian

H. SARANA PRASARANA PENDUKUNG


1. Setting Ruang
o Setting ruang standar
o Terdapat meja dokter, kursi dokter dan kursi pasien yang berhadapan/ membentuk
sudut 90o
o Disediakan intruksi/ scenario dan pertanyaan di meja dokter.
o Meja pemeriksaan (bed pasien) menempel tembok, yang memungkinkan mahasiswa
memeriksa dari sisi kanan pasien.
o Penguji menempatkan diri di sisi pojok dekat dengan sumber listrik (stpk kontak).

2. Manekin
o Tidak diperlukan.

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 17


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

3. Alat Medis
o Stetoskop
o Tensimeter
o Termometer
o Pen light

4. Bahan Habis Pakai


o Tidak diperlukan.

5. Sarana Pendukung Lain


o TIdak diperlukan

6. Kebutuhan Pasien Simulasi


o Jenis kelamin sesuai skenario
o Peran: menjawab anamnesis sesuai scenario, mengikuti instruksi saat dilakukan
pemeriksaan fisik.

7. Kehadiran Laboran
o Tidak diperlukan

I. SUMBER BELAJAR TERTULIS


- Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi DOkter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.Hal 372-376
- Perkeni. 2019. Pedoman Pengelolaan Dislipidemia Di Indonesia 2019. PB Perkeni

J. SUMBER BELAJAR AUDIOVISUAL


alamat channel youtube/link/vcd interaktif dll

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 18


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

DAFTAR PENYUSUN

Penulis Modul :
dr. Afifah, M.Sc

Editor:
dr. Diah Krisnansari, MSi
Dr. dr. Pugud Samodro, Sp.PD-KEMD

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 19

Anda mungkin juga menyukai