Anda di halaman 1dari 4

Reny Ekawati/182011101078/KesehatanLingkungan/ dr. Angga Mardro Raharjo, Sp.

PHBS DITENGAH PANDEMI COVID-19

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti
demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi
terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan
akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Infeksi COVID-19 telah dinyatakan WHO sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Meluasnya
penyebaran COVID-19 ke berbagai negara dengan risiko penyebaran ke Indonesia terkait dengan mobilitas
penduduk. Tingginya mobilitas penduduk antar daerah merupakan salah satu mata rantai penularan yang
sulit diputus. Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat dan menyebar ke berbagai negara dalam
waktu singkat. Penyebaran COVID-19 saat ini sudah hampir menjangkau seluruh wilayah provinsi di
Indonesia dengan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian semakin meningkat. Sampai dengan tanggal 18
Agustus 2020, WHO melaporkan terdapat 176 negara yang terkena COVID-19 dengan 21.549.706 kasus
konfirmasi COVID-19 dan 767.158 kasus kematian di seluruh dunia (Case Fatality Rate/CFR 3,6%).
Indonesia melaporkan kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus meningkat dan menyebar dengan
cepat di seluruh wilayah Indonesia. Sampai dengan tanggal 18 Agustus 2020 Kementerian Kesehatan
melaporkan 143.043 kasus konfirmasi COVID-19 dengan 6.277 kasus meninggal (CFR 4,4%).
Infeksi COVID-19 berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menetapkan Keputusan
Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19). Situasi COVID-19 saat ini di tingkat global maupun nasional masih dalam risiko
sangat tinggi. Pandemi COVID-19 yang berdampak pada banyak aspek kehidupan memaksa sejumlah negara
menerapkan kebijakan yang berdampak besar bagi perekonomian rakyat dan kondisi sosial budaya di dalam
negeri, tidak terkecuali Indonesia.  Segala upaya dikerahkan mulai dari hulu ke hilir, dari sektor ekonomi
hingga kesehatan.  Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk mengurangi penularan
COVID-19. Namun laju penularan ini belum menunjukkan keberhasilan. Munculnya beberapa cluster baru
penularan menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang beraktifitas di luar rumah. Kebijakan
pemerintah yang sering kali berubah turut menambah peluang pada masyarakt untuk tetap beraktifitas di luar
rumah sebagaimana biasanya. Hal ini ditandai dengan jalananpun tetap ramai seperti tidak ada kondisi yang
mengkhawatirkan karena corona. Jika kesadaran masyarakat belum juga membaik, maka penurunan grafik
penderita covid-19 ini akan sangat lama dicapai.
Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 agar tidak
menimbulkan sumber penularan baru. Mengingat cara penularannya berdasarkan droplet infection dari
individu ke individu, maka penularan dapat terjadi baik di rumah, perjalanan, tempat kerja, tempat ibadah,
tempat wisata maupun tempat lain dimana terdapat orang berinteaksi sosial. Sampai saat ini vaksin untuk
mencegah dan obat khusus untuk mengobati virus corona ini belum ditemukan. Maka salah satu cara yang
paling efektif adalah dengan cara mencegah yaitu dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan orientasi hidup sehat dalam
budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan
melindungi kesehatannya baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Manfaat PHBS secara umum
yaitu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau dan mampu menjalankan hidup bersih dan sehat.
Hal tersebut penting dilakukan agar masyarakat sadar dan dapat mencegah serta mengantisipasi atau
menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang mungkin muncul seperti COVID-19 ini. Dengan
menerapkan dan mempraktikan PHBS diharapkan masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Perilaku hidup bersih dan sehat ini dapat diterapkan di berbagai
area, seperti sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan masyarakat.
Penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari memiliki tolok ukur yang dapat digunakan sebagai
ukuran bahwa seseorang dikatakan sudah melakukan atau memenuhi kriteria menjalankan perilaku hidup
bersih dan sehat. Indikator-indikator PHBS yaitu
1. Persalinan ditolong oleh tenaga Kesehatan (dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya). Selain
tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi (paraji) inipun
dikhawatirkan berisiko
2. Memberi bayi ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif
3. Menimbang bayi dan anak sampai dengan usia 6 tahun secara rutin setiap bulan. Hal ini bertujuan
untuk memantau pertumbuhan balita tersebut setiap bulan.
4. Menggunakan Air Bersih
5. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan benar. Cuci tangan pakai sabun di waktu-waktu penting
dapat mengurangi resiko terkena penyakit diare sebanyak 42-48% dan secara signifikan dapat
mengurangi penyakit pernafasan akut termasuk mencegah terjakit Virus Corona. Waktu penting
yang wajib untuk mencuci tangan pakai sabun yaitu sebelum makan, setelah BAK/BAB, setelah
bermain, sebelum ibu menyusui, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makanan dan
kapanpun setelah memegang suatu benda yang tidak diyakini kebersihannya.
6. Gunakan Jamban Sehat
7. Memberantas jentik nyamuk di rumah sekali seminggu secara rutin
8. Makan makanan yang sehat dan bergizi (mengandung banyak vitamin, serat, mineral dan zat-zat
yang dibutuhkan oleh tubuh serta bermanfaat bagi kesehatan)
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari (olahraga maupun kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga)
10. Tidak merokok
Dalam rangka mengurangi resiko tertular COVID-19, maka 3 hal ini yang sebenarnya juga
mengandung poin-poin indikator PHBS harus diperhatikan, yaitu menjaga kebersihan, hindari kontak
langsung, menjaga kesehatan fisik dan mental.
1. Menjaga kebersihan.
Menjaga kebersihan dengan cara cuci tangan pakai sabun saat tiba di rumah, tempat kerja atau
sekolah, sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, dan setelah menggunakan toilet,
menggunakan cairan pembersih tangan (minimal 60% alkohol) bila sabun dan air mengalir tidak
tersedia, menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat saat batuk atau bersin atau gunakan tisu,
yang langsung dibuang ke tempat sampah tertutup setelah digunakan. Lalu mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir atau cairan pembersih tangan, menjaga jarak paling sedikit 1 meter dengan
orang. Jangan berada dekat orang yang tidak sehat, menghindari menyentuh wajah karena mulut,
hidung mata dapat menjadi pintu masuk virus, membersihkan benda, permukaan, dan alat-alat yang
sering digunakan, khususnya yang berada / digunakan secara umum, seperti meja, keyboard
computer, pegangan pintu, dll dengan cairan disinfektan, sering cuci tangan pakai sabun dan air
mengalir minimal 20 detik dan ingatkan anak untuk mencuci tangan pakai sabun secara benar.
(Gunakan cara mudah mengukur durasi 20 detik, semisal menyanyi lagu Selamat Ulang Tahun 2x).
2. Mengurangi kontak langsung
Mengurangi kontak langsung dengan cara menyesuaikan atau menunda perjalanan,
pertemuan/kegiatan dengan skala besar (lebih dari 10 orang) dan mempertimbangkan penggunaan
media (video conference, telpon, aplikasi tele conference & media internet lainnya), berhenti untuk
berjabat tangan, tidak pergi ke sarana kesehatan kecuali diperlukan. Bila memiliki anggota keluarga
atau kawan dirawat di rumah sakit, batasi pengunjung, terutama bila mereka anak-anak atau
kelompok risiko tinggi (lanjut usia dan orang dengan penyakit yang dapat memperberat, misalnya
gangguan jantung, diabetes dan penyakit kronis lainnya), orang berisiko tinggi sebaiknya tetap di
rumah dan menghindari pertemuan atau kegiatan lain yang dapat membuatnya terpapar virus,
termasuk melakukan perjalanan, memberi dukungan pada anggota keluarga (yang tidak tinggal di
rumah) ataupun tetangga yang terinfeksi tanpa harus bertemu langsung, misalnya melalui telepon
ataupun WA, mengikuti panduan resmi wilayah yang bisa saja merubah rutinitas termasuk kegiatan
sekolah atau pekerjaan, mengikuti perkembangan informasi karena situasi dapat berubah dengan
cepat sesuai perkembangan penyakit dan penyebarannya, tutup mulut dan hidung dengan siku
terlipat saat batuk atau bersin atau gunakan tisu, yang langsung dibuang ke tempat sampah tertutup
setelah digunakan. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan pembersih tangan,
menjaga jarak paling sedikit 1 meter dengan orang. Jangan berada dekat orang yang tidak sehat.
3. Menjaga kesehatan fisik dan mental
Menjaga asupan makanan gizi seimbang supaya tetap sehat, tidak merokok, tidur yang cukup, tidak
makan menggunakan tangan, menggunakan sendok dan garpu terpisah, mengelola stres, misalnya
dengan berolahraga dan berpikir positif, segera menghubungi dokter atau layanan dukungan
kesehatan mental/psiko sosial jika dibutuhkan, jika memiliki penyakit sebelumnya, pastikan anda
tidak putus obat, dan memiliki stok obat yang mencukupi, hindari menyentuh wajah karena mulut,
hidung mata dapat menjadi pintu masuk virus, bersihkan benda, permukaan, dan alat-alat yang
sering digunakan, khususnya yang berada / digunakan secara umum, seperti meja, keyboard
computer, pegangan pintu, dll.
DAFTAR PUSTAKA

1. Fakultas Kedokteran Universitas Jember. 2020. Modul Materi Pembelajaran Kepaniteraa Klinik
Ilmu Kesehata Masyarakat. Jember: Fakultas Kedokteran Universitas Jember
2. Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disesase
(COVID-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
3. Kementerian Sosial RI. 2020. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta: Kementerian Sosial
4. COVID-19. 2020. https://covid19.kemkes.go.id/category/situasi-infeksi-emerging/info-corona-
virus/#.XzumhjXgrIVv (dikutip tanggal 18 Agustus 2020)
5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Cegah COVID-19. 2010. https://dinkes.slemankab.go.id/perilaku-
hidup-bersih-dan-sehat-cegah-covid-19.html (dikutip tanggal 18 Agustus 2020)

Anda mungkin juga menyukai