Anda di halaman 1dari 27

1.

Ayat Tathir adalah Landasan bagi Imamah


Memandang pembahasan-pembahasan yang lalu bahwa hikmah ilahiah membuat Allah swt mengenalkan syarat
terpenting bagi imamah (kesucian) dan orang-orang yang memiliki syarat terpenting itu secara langsung kepada
masyarakat agar mereka tidak terjatuh ke dalam kesesatan. Untuk itulah, Allah swt menurunkan ayat tathir
sebagai landasan untuk mengenalkan dan mengarahkan umat kepada Ahlulbait Rasulullah dan para imam suci.

Salah satu ayat yang menunjukkan kesucian Ahlulbait adalah ayat yang sangat populer, yang berbunyi, Dan
hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliah
yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya Allah
bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih- bersihnya.[4]

Ulama Syiah dan juga sebagian Ahlus Sunnah menjadikan ayat tersebut sebagai alasan atau argumen mengenai
kesucian Ahlulbait. Sehubungan dengan ini, harus ditelaah beberapa persoalan.

Sebab Turunnya Ayat (sya’nun nuzul ayat) Ahlul Kisa


Tidak ada yang memperselisihkan bahwa ayat di atas diturunkan berkaitan dengan Rasulullah saw, Imam Ali,
Fatimah, Hasan dan Husain. Kitab-kitab Syiah dan Ahlus Sunnah meriwayatkan tentang itu. Di antaranya adalah
beberapa riwayat berikut ini.

1. Aisyah berkata, “Suatu pagi, Rasulullah saw keluar dari rumahnya dengan mengenakan jubah hitam yang
terbuat dari kain wol. Imam Hasan, Imam Husain, Fatimah, serta Ali diminta untuk masuk ke dalam jubah itu
seraya berkata, Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlulbait dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya. [5]
2. Ummu Salamah berkata, Ayat Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai
Ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya turun di rumahku. Hari itu, Fatimah membawa sebuah
tempat yang dipenuhi oleh makanan. Kemudian Rasulullah meminta Fatimah agar memanggil Ali, Hasan, serta
Husain. Ketika semua sudah datang, Rasulullah mengajak mereka makan. Kemudian ayat tathir turun. Rasul
menyelimuti mereka semua dengan aba’ah (semacam jubah) dari kota Khaibar dan sebanyak tiga kali Rasulullah
berdoa, “Ya Allah! Mereka adalah Ahlubaitku, jauhkanlah kotoran dari mereka dan sucikanlah mereka.”[6]
3. Amer bin Abi Salamah berkata, “Ayat Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari
kamu, hai Ahlulbait, dan membersihkan kamu sebersih bersihnya turun di rumah Ummu Salamah. Kemudian
Rasulullah saw memanggil Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain. Kemudian beliau menyelimuti mereka dengan kain
seraya berkata, “Ya Allah! Mereka adalah Ahlulbaitku, hapuskanlah kotoran dari mereka dan sucikanlah mereka.”
Ummu Salamah bertanya, “Ya Rasulullah! Adakah aku juga bersama mereka?” Rasulullah berkata, “Tetaplah di
tempatmu! Engkau juga baik.”[7]
4. Zainab berkata, “Tatkala Rasulullah saw menyaksikan rahmat Allah turun dari langit, beliau bertanya,
“Siapakah diantara kalian yang bisa memanggil Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain?” Aku menawarkan diri untuk
memanggil mereka.” Zainab memanggil mereka. Ketika mereka sudah datang, Rasulullah saw menyelimuti
mereka dengan aba’ah dan beliau sendiri masuk ke dalam aba’ah itu lantas Jibril turun dan membawakan ayat
tathir.[8]
5. Shaddad-abi Amarah berkata, “Aku berkunjung ke rumah Watsilah bin Astqa’ bersama beberapa orang
lainnya. Tak lama kemudian mereka (menggunjing Ali). Ketika mereka keluar, Watsilah membisiki telingaku,
“Maukah aku ceritakan kepadamu suatu peristiwa yang aku saksikan dengan kedua mataku.” Aku
menganggukkan kepalaku dan dia mulai mengisahkan apa yang disaksikannya, “Hari itu, aku berkunjung ke
rumah Fatimah untuk menjumpai Ali. Sesampainya di rumah Ali, Fatimah mengatakan bahwa suaminya sedang
bersama Hasan dan Husain pergi ke rumah Rasulullah. Kemudian aku menyusul mereka ke rumah Baginda Rasul.
Di sana, aku menyaksikan Rasulullah mengambil tangan Hasan dan Husain untuk masuk bersama Ali. Kemudian
Rasulullah mendudukan Ali dan Fatimah di sisinya serta mendudukkan Hasan dan Husain di atas pahanya
(memangkunya). Kemudian beliau menyelimutkan kain ke atas mereka seraya berkata, Sesungguhnya Allah
bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
Kemudian beliau berkata, “Mereka adalah Ahlulbaitku dan Ahlulbaitku adalah lebih layak.”[9]
6. Abu Said Khudri mengatakan, “Ayat Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari
kamu, hai Ahlulbait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya diturunkan mengenai lima orang, yakni
Rasulullah saw, Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain.” [10]
7. Dalam khutbahnya, Imam Hasan berkata, “Kami adalah Ahlulbait yang dalam firman Allah disebutkan,
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlulbait dan membersihkan kamu
sebersih- bersihnya[11]
Memandang hadis-hadis yang disebutkan itu -banyak lagi contoh yang seperti itu- sya’nun nuzul ayat tathir adalah
bahwa suatu hari, Rasulullah saw memanggil Imam Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain ke sisinya dan mereka duduk
di atas permadani. Kemudian Rasulullah meletakkan kain atau aba’ah atau karpet kasar hitam dari Khaibar ke atas
mereka. Kemudian turun ayat tathir dari Allah dan beliau membacakannya lalu berkata, “Ya Allah! Mereka
adalah keluargaku. Maka sucikanlah kotoran dan kekejian dari mereka.”

Hadis tersebut populer dengan nama hadis kisa’ dan dinukilkan dalam berbagai ungkapan serta tercatat
di dalam kitab Ahlus Sunnah dan Syiah.
Para Saksi Kejadian
Peristiwa Kisa’ merupakan salah satu peristiwa penting Rasulullah saw yang disaksikan sejumlah keluarga dekat,
pembantu, dan para sahabat khusus beliau.

Mereka itulah yang meriwayatkan peristiwa tersebut. Sebagian dari mereka adalah sebagai berikut.

1. Rasulullah saaw merupakan tokoh pertama kejadian itu dan berkali-kali mengisahkannya kepada para sahabat.
2. Ali bin Abi Thalib merupakan salah satu dari mereka. Imam Ali menceritakan peristiwa tersebut kepada
banyak orang dan berhujah dengannya.
3. Imam Hasan adalah salah seorang dari mereka.
4. Aisyah, istri Rasulullah saaw, dalam sebuah hadis mengatakan, “Aku juga menyaksikan kejadian ini.”
5. Umar putra Abi Salamah yang merupakan hasil didikan rumah Rasulullah saw.
6. Zainab yang hidup di rumah Ummu Salamah.
7. Stauban yang merupakan budak yang dibebaskan oleh Rasulullah saw. Mengenai Stauban disebutkan bahwa
dia senantiasa berada dengan Rasulullah, baik ketika Rasulullah berada dalam perjalanan maupun tidak.
8. Wastilah bin Asqa’ yang merupakan salah seorang abdi di rumah Rasulullah saw.
9. Ummu Salamah merupakan salah seorang istri Rasulullah saw yang seolah-olah peristiwa tersebut terjadi di
rumahnya dan mengisahkannya kepada banyak orang.
10. Kelompok lain dari perawi hadis seperti Abul Hamra’, Anas bin Malik, Abu Sa’id Khudri, dan Ibn
Abbas -meskipun tidak tentu bahwa orang-orang ini menyaksikan peristiwa yang sebenarnya, namun kemudian
hari, mendengar kisah itu dari Rasulullah saw atau dari salah seorang saksi atau mereka melihat bahwa setelah
peristiwa ini, Rasulullah saw untuk sekian lama melewati rumah Sayyidah Fatimah Az-Zahra dan memanggil
penghuni rumah itu dengan sebutan Ahlulbait dan mengatakan, Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlulbait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.[12]
Abul Hamra mengatakan, “Rasul saw selama enam bulan menghampiri pintu rumah Fatimah seraya berkata,
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlulbait, dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya.[13]

Abu Barzah mengatakan, “Selama tujuh belas bulan, aku shalat bersama Rasulullah saw dan manakala keluar dari
rumah, beliau mengunjungi rumah Fatimah dan berkata, “Ash-shalatu alaikum”! Sesungguhnya Allah bermaksud
hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlulbait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”

Imam Ali bin Abi Thalib berkata, “Setiap pagi, Rasulullah saw datang ke rumah kami dan berkata, “Semoga Allah
merahmati kalian! Bangunlah dan dirikanlah shalat! Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa
dari kamu, hai Ahlulbait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” [14]

Abu Said Khudri berkata, “Tatkala ayat Wa’mur ahlaka bish-shalat turun, Rasulullah saw selama sembilan bulan,
setiap harinya, mendatangi pintu rumah Fatimah dan Ali seraya berseru, “Telah tiba saat shalat. Semoga Allah
merahmati kalian. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlulbait, dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”[15]

Untuk sekian lama, Rasulullah saw melanjutkan kebiasaan ini dengan tujuan pertamanya adalah beliau ingin
menunjukkan bahwa perlakuannya itu bukan perkara biasa. Beliau ingin memberitahukan kepada para sahabatnya
agar nanti tidak ada dari mereka yang berkata, “Peristiwa Kisa’ hanya pertemuan kekeluargaan biasa; kedua,
beliau ingin menjelaskan siapa sebenarnya Ahlulbait sehingga nantinya tidak ada yang mengatakan bahwa ayat ini
diturunkan untuk istri-istri Nabi saw; dan ketiga, beliau ingin agar para sahabatnya menceritakan hal ini kepada
orang-orang lain.

___________________________________________________________________________________________
__

NASH-NASH HADITS “AL-KISA” Menurut Ahlussunnah


Hadits “Al-Kisa” mengandung dua pengertian pokok yang amat besar dan penting. Yaitu:

1. Pembuktian atau Dalil tentang kesucian “Ahlul-Bait” Rasulullah SAW


2. Bahwa yang dimaksud “Ahlul-Bait” ialah Imam Ali bin Abi Thalib r.a., Fatimah Azzahra r.a., Al-
Hasan dan Al-Husein radhiyallahu `anhuma.
Nash-nash Hadits tersebut diriwayatkan oleh berbagai sumber dan oleh banyak Rawi (orang yang menyampaikan
riwayat) dengan teks yang agak berlain-lainan, tetapi mempunyai makna yang sama.

Dibawah ini kami kutipkan Firman Allah SWT dan beberapa nash dari Hadits “Al-Kisa” :

‫)ه‬۳۳/‫( األحزاب‬.ً‫ت َويُطَ ِّه ُر ُك ْم تَ ْط ِه ْيرا‬


ِ ‫س اَ ْه َل ا ْلبَ ْي‬ َ ‫اِنَّ َمايُ ِر ْيدُهللا ُ لِيُ ْذ ِه‬
َ ‫ب َع ْن ُك ُم ال ِّر ْج‬
Sesungguhnya Allah hendak menghapuskan noda dan kotoran dari kalian “Ahlul-Bait” dan mensucikan kalian
sesuci-sucinya.

/‫ األحزاب‬.ً‫ت َويُطَ ِّه ُر ُك ْم تَ ْط ِه ْيرا‬ ِ ‫س اَ ْه َل ا ْلبَ ْي‬ َ ‫ (اِنَّ َمايُ ِر ْي ُدهللاُ لِيُ ْذ ِه‬:‫سلَ َمةَ أَنَهُ لَ َّما نَزَ َل قَ ْولُهُ تَعاَلَى‬
َ ‫ب َع ْن ُك ُم ال ِّر ْج‬ َ ‫ى ْا ِإل َما ْم أَ ْح َمد َْوالت ُْر ُم ِذي عَنْ أُ ِم‬ َ ‫َو ُر ِو‬
ْ َ َ ٰ
‫ (اَلل ُه َّم ٰهؤُآل ِء أ ْه ُل بَ ْيتِ ْي فَأذ ِه ْب َع ْن ُه ُم‬:‫ض َي هللاُ َع ْن ُه ْم فَقَا َل‬ ِ ‫س ْي ِن َر‬ َ ‫س ِن َوا ْل ُح‬ َ ‫سا َءهُ َعلَى َعلِي َوفَا ِط َمةَ َوا ْل َح‬ َ ‫َارالنَّبِي صلّى هللا عليه وسلّم ِك‬ َ ‫ أَد‬ )۳۳
‫س َوطَ ِّهر ُه ْم تَ ْط ِه ْيراً)ه‬ َ ‫ال ِّر ْج‬
‫ في التفسير باب (ومن سورة األحزب) وفي‬ )۳۷۸٦ ،۳۲۰٥( ‫) والترمذي رقم‬۳۰٤ ،۲۹۷ ،٦/۲۹۲ ،۲۸٥ ،٣/۲٥۹ ،١/٣٣١( ‫أحمد في المسند‬
‫ ) في (فضل فاطمة رضي هللا عنها) وقال حديث حسن‬۳۸۷۰( ‫) ورقم‬٦۲١ ،٥/۳۲۸( ‫المناقب باب (مناقب أهل بيت النبي صلى هللا عليه وسلم‬
‫) ه‬۲٦۷۲–۲٦٦۳( ‫) من رقم‬٥١-۳/٤٦( ‫ والطبراني في (( الكبير)) من عدة طرق‬.)۳/١٤٦( ‫ والحاكم في المستدرك‬.‫صحيح‬

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Turmudzi dari Umi Salamah, sesungguhnya pada saat Firman Allah
SWT: (Sesungguhnya Allah hendak menghapuskan noda dan kotoran dari kalian “Ahlul-Bait” dan mensucikan
kalian sesuci-sucinya. Al Ahzab/33 )  Nabi SAW mengerubungkan (menutupi) kain Kisa` nya diatas Sayyidina
Ali bin Abi Thalib, Sayyidatuna Fatimah, Sayyidina Hasan, Sayyidina Husein RA. Dan beliau Nabi SAW
berdo`a: (Ya Allah, mereka ini adalah Ahlulbaitku. Karena itu hilangkanlah noda kotoran (ar-rijsa) dari mereka
dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya.)

،ً‫ فَ َج َع ْلتُ لَ ُه ْم ُخ َز ْي َرة‬، ُ‫سيْن‬َ ‫سنُ َوا ْل ُح‬ َ ‫اط َمةُ َوا ْل َح‬ ِ َ‫ي َو َعلِ ٌّي َوف‬ ْ ‫سلَّ َم ِع ْن ِد‬
َ ‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫ َكانَ النَّبِ ُّي‬:‫ض َي هللا ُ َع ْن َها‬ َ ‫قَلَتْ أُ ُّم‬
ِ ‫س ْل َمةَ َر‬
ْ َ ْ َ ٰ ُ ً َ َّ َ َ َ
ً‫س َوط ِّهر ُه ْم تَط ِه ْيرا‬ َ ‫اَللّ ُه َّم ٰهؤُآل ِء أ ْه ُل بَ ْيتِ ْي اَذ ِه ْب َع ْن ُه ُم ال ِّر ْج‬   :‫سا ًء أ ْوقَ ِط ْيفَة ث َّم قَا َل‬ َ ‫اوغطى َعلَ ْي ِه ْم ِك‬ َ ‫فأ َكلُ ْوا َونَا ُم ْو‬
Ummu Salamah r.a. berkata: pada suatu hari Rasulullah SAW berada ditempat kediamanku bersama Ali, Fatimah,
Al-Hasan dan Al-Husein. Untuk mereka kubuatkan Khazirah (makanan terbuat dari tepung dan daging). Setelah
makan mereka tidur, kemudian oleh Rasulullah SAW mereka diselimuti dengan kisa, atau kain sutera, seraya
berucap: “Ya Allah, mereka Ahlul-Baitku, hilangkanlah kotoran dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci-
sucinya”.

(Dari Hadits Zaid, dari Syahr bin Hausyab. Lihat Tafsir At-Thabariy: 22/6)
‫صلَّى هللا‬ َ ‫هللا‬ِ ‫س ْو ُل‬ ُ ‫﴾ َدعَا َر‬.ً‫ت َويُطَ ِّه ُر ُك ْم تَ ْط ِه ْيرا‬ِ ‫س اَ ْه َل ا ْلبَ ْي‬َ ‫ب َع ْن ُك ُم ال ِّر ْج‬ َ ‫ لَ َّما نَزَ لَتْ ٰه ِذ ِه ْا ٰأليَةُ ﴿ اِنَّ َمايُ ِر ْيدُهللا ُلِيُ ْذ ِه‬:‫ض َي هللا ُ َع ْن َها‬ َ ‫قَالَتْ أُ ُّم‬
ِ ‫س ْل َمةَ َر‬
ْ َ ْ ْ ّ ٰ َ ٰ ّ ٰ َ َ َّ َ َ َ َّ
‫ت‬
ِ ‫س أ ْه َل البَ ْي‬ َ َ َ
َ ‫ الل ُه َّم اذ ِه ْب َعن ُه ُم ال ِّر ْج‬،‫الل ُه َّم هؤُآل ِء أ ْه ُل بَ ْيتِ ْي‬  :‫ي َوقا َل‬ َ
ٍّ ‫سا ٍءخ ْيبَ ِر‬ َ ‫ ف َجل َل َعل ْي ِه ْم بِ ِك‬،‫س ْينا‬ ً َ ‫او ُح‬
َ ‫سن‬ً َ ‫اط َمة َو َح‬ ً
ِ ‫سل َم َعلِيّا َوف‬ َ ‫ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ٰ
‫ت إِلى خ ْي ٍر‬ ْ َ َ ْ َ َ ْ
ِ ‫ أن‬:‫ ألسْتُ ِمن ُه ْم ؟ قا َل‬:‫ض َي هللا ُ َعن َها‬ َ
ِ ‫سل َمة َر‬ ْ ُ َ َ ْ
َ ‫ قالتْ أ ُّم‬.‫َويُط ِّه َر ُك ْم تَط ِه ْي ًرا‬ َ
Ummu Salamah r.a. berkata: ketika turun ayat (Sesungguhnya Allah hendak menghapuskan noda dan kotoran dari
kalian “Ahlul-Bait” dan mensucikan kalian sesuci-sucinya) Rasulullah SAW memanggil  Ali, Fatimah, Hasan dan
husein, kemudian beliau menyelimuti mereka dengan kisa buatan Khaibar seraya berucap: “Ya Allah, mereka
Ahlul-Baitku, ya Allah, hilangkanlah kotoran dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya”. Ummu
Salamah bertanya: “Tidaklah aku termasuk mereka?”, Rasulullah SAW menjawab: “Engkau berada didalam
kebajikan”.

(Dari Hadits Waki`, dari Abdulhamid bin Bahram, dari Syahr bin Hausyab, dari Fudhail bin Marzuq, dari
`Athiyyah, dari Abu Sa`id Al-Khudriy, bersal dari Ummu Salamah r.a. Lihat Tafsir At-Thabariy:22/7)
‫ض َي‬ِ ‫سيْنَ َر‬َ ‫سلَّ َم َج َم َع فَا ِط َمةَ َوا ْل َحسَنَ َوا ْل ُح‬ َ ‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫س ْو َل هللا‬ ُ ‫ أَنَّ َر‬:‫ض َي هللا ُ َع ْن َها‬ َ ‫ أَ ْخبَ َر ْتنِ ْي أُ ُّم‬:‫ب ْب ِن زُ ْم َع ٍة‬
ِ ‫س ْل َمةَ َر‬ ِ ‫قَا َل َع ْب ُدهللاِ بْنُ َو ْه‬
‫ فَقَالَتْ أُ ُّم‬.‫ ٰهؤُآل ِء أَ ْه ُل بَ ْيتِ ْي‬:‫الى َوقَا َل‬ ٰ ‫ ثُ َّم َجأ َ َر إِلَى هللاِ تَ َع‬،‫ ثُ َّم أَد َْخلَ ُه ْم ت َْحتَ ثَ ْوبِ ِه‬،‫هللا ُ َع ْن ُه ْم‬
‫ إِنَّ ِك ِمنْ أَ ْهلِ ْي‬:‫ قَا َل‬،‫ أَد ِْخ ْلنِ ْي َم َع ُه ْم‬،ِ‫س ْو َل هللا‬ُ ‫ يَا َر‬:َ‫س ْل َمة‬
َ
Abdullah bin Wahab bin Zam`ah mengatakan: Ummu salamah r.a. memberitahu kepadaku, bahwa pada suatu hari
Rasulullah SAW mengumpulkan Fatimah, Al-Hasan dan Al-Husein r.a, kemudian ketiga-tiganya dimasukkan
kedalam jubahnya, lalu beliau berdo`a mohon kepada AllAh SWT: “mereka Ahlul-Baitku”. Ummu Salamah
berkata: “Ya Rasulullah, masukkanlah aku bersama mereka..” Rasulullah SAW menjawab: “Engkau termasuk
keluargaku”.

(Dari Hadits Hasyim bin `Utbah bin Abi Waqqas, berasal dari Abdullah bin Wahab bin Zam`ah. Lihat Tafsir At-
Thabraniy: 22/7 dan Tuhfatul-Ahwadziy: 9/66)
ُ ‫س ْل َمةَ ” اِنَّ َمايُ ِر ْيدُهللا‬َ ‫سلَّ َم َو ُه َو فِ ْي أُ ِّم‬
َ ‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ نَزَ لَتْ ٰه ِذ ِه ْا ٰأليَةُ َعلَى النَّبِ ِّي‬:‫سلَّ َم‬َ ‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬َ ‫ب النَّبِ ِّي‬ َ ‫قَا َل ُع َم ُربْنُ أَبِ ْي‬
ُ ‫س ْل َمةَ َربِ ْي‬
‫ فَت ََجلَّ َل ُه َو َو ُه ْم‬،ُ‫سهُ َخ ْلفَه‬ َ
َ َ‫ َو َدعَا َعلِيًّافَأ ْجل‬،‫س ُه ْم بَيْنَ يَ َد ْي ِه‬ َ
َ َ‫اط َمةَفَأ ْجل‬
ِ َ‫س ْينًا َوف‬ َ ‫سنًا َو ُح‬ َ ‫ت َويُطَ ِّه ُر ُك ْم تَ ْط ِه ْيراً” فَ َدع‬
َ ‫َاح‬ ِ ‫س اَ ْه َل ا ْلبَ ْي‬ َ ‫الر ْج‬ِّ ‫ب َع ْن ُك ُم‬ َ ‫لِيُ ْذ ِه‬
ٰ
‫ت َعلَى َخ ْي ٍر‬ ِ ‫ت َعلَى َمكَانِ ِك أَ ْن‬ َ ‫ً قَالَتْ أُ ُّم‬.‫س َوطَ ِّهر ُه ْم تَ ْط ِه ْيرا‬
ِ ‫ أَ ْن‬:‫ أَنَا َم َع ُه ْم؟ قَا َل‬:َ‫س ْل َمة‬ َ ‫الر ْج‬ ِّ ‫ فَأ َ ْذ ِه ْب َع ْن ُه ُم‬،‫ اَللّ ُه َّم ٰهؤُآل ِء أَ ْه ُل بَ ْيتِ ْي‬:‫سا ِءثُ َّم قَا َل‬ َ ‫بِاا ْل ِك‬
Umar bin Abi Salamah anak tiri Rasulullah SAW mengatakan, bahwa ayat “Sesungguhnya Allah hendak
menghilangkan kotoran dari kalian Ahlul-Bait dan hendak mensucikan kalian sesuci-sucinya“, turun kepada
Rasulullah SAW dirumah Ummu Salamah, kemudian Rasulullah SAW memanggil Hasan, Husein dan Fatimah,
lalu ketiganya diminta duduk didepan beliau. Beliau memanggil Ali lalu diminta duduk dibelakang beliau.
Kemudian beliau bersama mereka menyelimuti diri dengan kisa seraya berucap: Ya Allah, mereka Ahlul-Baitku,
maka hilangkanlah kotoran dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya. Ummu Salamah berkata: apakah
aku bersama mereka? Rasulullah SAW menjawab: engkau berada ditempatmu dan engkau memperoleh kebajikan.

(dari Hadits Muhammad bin Sulaiman Al-Ashbahaniy, dari Yahya bin Ubaid Al-Makky, dari `Atha bin Abi
Rabbah, berasal dari Umar bin Abi Salamah. Lihat Tafsir At-Thabariy:22/7 dan Tuhfatul-Ahwadziy: 9/66)
_____________________________________________________________________
Hadist Tsaqalain Menurut Ahlussunnah
Fatwa Al-Alim Al-Alamah Assayyid Al-Habib Hasan Bin Ali Bin Hasyim Bin Ahmad Bin Alwy Ba’agil Al-
Alawy (Mufti Mazhab Syafi’i di Makkah Al-Mukarramah Wafat Tahun 1335 H.)
Jawaban Mengenai Hadits,”Aku tinggalkan pada kalian Ats-tsaqalain (dua pusaka), yaitu Kitabullah (Alqur’an)
dan Keluargaku (yaitu) Ahli Baitku”.

Saya pernah ditanya mengenai hadits, “Aku tinggalkan pada kalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat
setelah (berpegang teguh kepada) keduanya; kitabullah (Alqur’an) dan ……..” apakah -kata penanya itu-hadits tsb
shahih jika ditambah dengan kata-kata (akhirnya) ‘itraty wa ahli baity (keluargaku yaitu ahli Baitku) atau
mungkin yang benar, wasunnaty (dan sunnahku). Dia berharap agar dapat menjelaskan sanad hadits tsb.

Sebenarnya, hadits yang tsabit dan shahih adalah hadits yang berakhir dengan wa ahli baity. Sedang yang
berakhir dengan kata-kata wa sunnaty itu bathil (salah) dari sisi matan dan sanadnya. Berikut penjelasan
mengenai sanad hadits tsb.
Hadits tsb diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya (IV: 1873 no. 2408 cetakan Abdul-Baqy) dari
Sayyidina Zaid bin Arqam r.a. Dia berkata, “Suatu hari Rasulullah saw. Pernah berdiri dihadapan kami seraya
berkhutbah disuatu tempat (kebun) kosong diantara Makkah dan Madinah. Beliau saw memuji Allah SWT dan
menyanjung-Nya. Lalu menasehati dan mengingatkan (ummatnya). Kemudian bersabda, “Amma ba’du (adapun
sesudah itu), ingatlah wahai sekalian manusia, sesunguhnya aku ini hanya manusia biasa, hampir-hampir (sebentar
lagi) akan datang utusan Tuhanku (yang akan memanggilku ke Hadhrat-Nya), maka akupun (pasti)
mengabulkannya. Dan aku akan meninggalkan pada kalian dua pusaka. Pertama, Kitabullah itu dan peganglah
teguh-teguh.” Beliau saw. Memerintahkan untuk berpegang teguh pada Al-Qur’an sebagai Kitabullah dan
mendorong untuk mengamalkannya. Kemudian beliau saw bersabda, “Dan Ahli Baitku (keluargaku)”

Itulah Lafadh atau redaksi Imam Muslim. Dan diantara perawi lain yang meriwayatkan dengan redaksi seperti itu
ialah Al-Darimy dalam Sunan-nya (II : 431 – 432) dengan isnad shahih seperti (terangnya) matahari. Ada juga
perawi lain yang meriwayatkan hadits tsb seperti redaksi Imam Muslim itu.

Sedang riwayat Imam Turmudzi terdapat kata-kata, wa ‘itraty ahli baity (dan keturunanku [yaitu] ahli baitku
[keluarga rumahku]).” Dalam Sunan Turmidzi (V: 663 no. 3788), Rasulullah saw. Bersabda,

“Sesungguhnya aku meninggalkan pada kalian apa yang jika kalian pegang (erat-erat) pasti kalian tidak akan sesat
sudah aku (tiada). Salah satunya lebih agung dari pada yang lainnya, (yaitu) Kitabullah. Dia merupakan tali yang
memanjang dari langit ke bumi. Dan keturunanku (yaitu) ahli baitku. Kedua pusaka itu tidak akan berpisah
sehingga keduanya dapat mendatangkan haudh-telaga-kepadaku. Perhatikanlah (berhati-hatilah dan pikirkanlah)
bagaimana kalian memperlakukan mereka sepeninggalku.”Hadits shahih.

Adapun kata-kata wa sunnaty (dan sunnahku), saya tidak meragukan ke-maudhu’-annya karena ke-
dha’if-an sanadnya, dan faktor-faktor lainnya yang sangat mempengaruhi kelemahannya.
_______________________________________________________________
Hadist 12 Imam Menurut Ahlussunnah
Dengan hadis Indzar kita akan mengetahui bahwa sejak awal kenabiannya Rasulullah saw telah memilih dan
mengangkat Ali bin Abi Thalib (as) sebagai saudaranya, washi dan khalifahnya.

Allah swt berfirman:

‫يرتَ َك ا ْال ْق َربِين‬


َ ‫ش‬ِ ‫َوأَ ْن ِذ ْر َع‬
“Berilah peringatan kerabatmu yang terdekat” (Asy-Syu’ara’: 214),

Ketika ayat ini turun Rasulullah saw mengumpulkan tokoh-tokoh dari keluarga terdekatnya dan mengajak mereka
agar masuk Islam. Kisah ini disebutkan dalam buku-buku sejarah Islam, kitab-kitab tarikh, sirah, tafsir dan hadis.

Dalam suatu riwayat disebutkan: Abdullah bin Abbas mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: Ketika
ayat ini turun kepada Rasulullah saw, beliau mengajakku dan bersabda: “Wahai Ali, sesungguhnya Allah
memerintahkan kepadaku untuk mengingatkan kerabatku yang terdekat.” Kemudian Rasulullah saw
mengumpulkan keluarga terdekatnya dan menyampaikan apa yang diperintahkan oleh Allah swt. Ketika mereka
berkumpul Rasulullah saw bersabda: “Wahai Bani Abdullah Muthallib, aku datang kepada kalian untuk
menyampaikan dua kebaikan dunia dan akhirat. Allah memerintahkan aku untuk mengajak kalian pada kebaikan
itu. Siapakah di antara kalian yang bersedia membantuku untuk urusanku ini, dan menjadi saudaraku, washiku dan
khalifahku untuk kalian?” Mereka yang hadir semuanya diam, tidak bersedia. Lalu aku (Ali), yang saat itu paling
muda dari mereka, berkata: Ya Nabiyallah, aku bersedia menjadi pembantumu dalam urusanmu ini. Kemudian
Rasulullah saaw memegang pundakku dan bersabda:
“Sesungguhnya ini (Ali) adalah saudaraku, washiku dan khalifahku untuk kalian, maka dengarlah dia dan
taatilah dia.” Kemudian mereka berdiri sambil tertawa dan berkata kepada Abu Thalib: Dia
(Muhammad) menyuruhmu mendengar Ali dan mentaatinya. (Ma’alim At-Tanzil 4: 278-279).
Macam-macam Redaksi Hadis Indzar
Redaksi hadis Indzar bermacam, antara lain:

Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya ini (Ali) adalah saudaraku, washiku dan khalifahku untuk kalian, maka dengarlah dia dan taati.”

Rasulullah saw bersabda:

“Siapakah yang akan berbaiat padaku untuk menjadi saudaraku, washiku, dan pemimpinmu sesudahku?”
Kemudian aku (Ali) mengulurkan tanganku dan berkata: Aku mau berbaiat kepadamu. Lalu Rasulullah saw
membaiatku.

Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya ini (Ali) adalah saudaraku demikian dan demikian.”


Mengapa dalam riwayat ini tidak disebutkan kalimat: Washiku dan khalifahku? Di sinalah terjadinya
penyimpangan hadis Nabi saw oleh orang-orang tertentu.
Kisah dan Hadis Indzar dengan segala macam redaksinya terdapat dalam kitab:

1. Tafsir Ad-Durrul Mantsur, jilid 6, halaman 324-329, Darul Fikr, Bairut 1403.

2. Tafsir Ath-Thabari, jilid 19, halaman 74 dan 75, Darul ma’rifah, Bairut.

3. Tafsir Ibnu Katsir, jilid 6, halaman 168, Dar Thayyibah, Riyadh 1418 H.

4. Tafsir Ibnu Hatim, jilid 9, halaman 26-28; berbeda dengan cet Maktaba Nazzar Baz, Mekkah Mukarramah 1417
H.

5. Musnad Ahmad, jilid 1, halaman 111, no: 885, Dar Ihya’ Turats Al-Arabi, Bairut 1414 H.

6. Sunan Al-Kubra, jilid 9, halaman 7, Darul Ma’rifah, Bairut.

7. Sunan An-Nasa’i, jilid 6, halaman 248. Dar Ihya’ Turats Al-Arabi.

8. Kanzul Ummal, jilid 13, halaman 131 dan 149, Muassasah Ar-Risalah, Bairut 1405 H.

9. Majma’uz zawaid, jilid 8, halaman 113 dan 303.

10. Ta’rib At-Tahdzib, jilid 2, halaman 144.

11. Khashaish Amirul Mu’minin, halaman 86, cet Al-Ghura.

12. Minhaj As-Sunnah, jilid 7, halaman 302.

Para perawi hadis Indzar


1. Ibnu Ishhaq, penulis Sirah

2. Ibnu Jarir Ath-Thabari

3. Ibnu Abi Hatim Ar-Razi


4. Ibnu Mardawaih

5. Al-HafizhAbu Na’im Al-Isfahani

6. Al-Baihaqi

7. Ahmad bin Hanbal

8. An-Nasa’i

9. Al-Hafizh Abu Bakar Al-Bazzar, penulis Musnad

10. Said bin Manshur, penulis Musnad

11. Al-Hafizh Abul Qasim Ath-Thabari, penulis Mu’jam Al-Awsath

12. Al-Hafizh Abu Abdillah Al-Hakim An-Naisaburi, penulis Al-Mustadrak

13. Al-hafizh Abu Ja’far Ath-Thahawi, penulis Musykilul Atsar.

14. Abdurrahman bin Abi Hatim Ar-Razi, penulis Tafsir.

15. Al-Hafizh Al-Baghawi, penulis Tafsir.

16. Al-Hafizh Ibnu Asakir Ad-damsiqi, penulis Tarikh Damsiq.

17. Al-Hafizh Ibnu Atsir, penulis Al-Kamil fit Tarikh.

18. Al-Hafizh Abu Bakar Al-Haitsami, penulis Majma’uz zawaid.

19. Al-Hafizh Adz-Dzahabi

20. Al-Hafizh Jalaluddin As-Suyuthi, penulis Ad-Durrul Mantsur.

21. Syeikh Ali Al-Muttaqi Al-Hindi, penulis Kansul Ummal.

Hadis tentang 12 imam  menunjukkan bahwa pasca Rasulullah saw hanya ada 12 imam, amir atau
khalifah. Tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. Dari mana kita harus menghitungnya, ya dari pasca
Rasulullah saw … Dan siapa saja orang-orangnya?   Dan apa konsekuensi mengingkarinya?
Redaksi hadis ini bermacam-macam, mari kita telusuri:
Dalam Shahih Bukhari juz 4, kitab Ahkam disebutkan:
‌‫ كلّهم‌ من‬:‌‫ أنّه‌ قال‬:‌‫– فقال‌ أبي‬،‫ فقال‌ كلمة‌ً لم‌أسمعها‬.ً‫ يكون‌ اثنا عشر أميرا‬:‌‫ت‌ النب ّي صلّي‌ هللا عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌ يقول‬
ُ ‫ سمع‬:‌‫روى‌ جابر بن‌ َس ُمرة‌ فقال‬
‫‌قريش‬.

Jabir bin Samurah meriwayatkan, “Aku mendengar Nabi (saww) berkata” :”Kelak akan ada Dua Belas
Pemimpin.” Ia lalu melanjutkan kalimatnya yang saya tidak mendengarnya secara jelas. Ayah saya mengatakan,
bahwa Nabi menambahkan, ”Semuanya berasal dari suku Quraisy.”[Sahih Bukhari (inggris), Hadits: 9.329,
Kitabul Ahkam; Sahih al-Bukhari (arab) , 4:165, Kitabul Ahkam]

Dalam Shahih Muslim 4: 79 disebutkan:


Jabir bin Sammarah berkata: aku bersama ayahku datang kepada Nabi saw, lalu aku mendengar beliau bersabda:

“Sungguh persoalan ini tidak akan tercapai sehingga ia berada di bawah kepemimpinan dua belas khalifah.”
Kemudian beliau mengucapkan suatu kalimat yang tidak jelas bagiku. Lalu aku bertanya kepada ayahku tentang
apa yang diucapkan oleh beliau. Ayahku berkata bahwa Nabi saw bersabda: “Semuanya dari suku Quraisy.”
Dalam Shahih Muslim 2, bab mengikuti suku Quraisy disebutkan:
Rasulullah saw bersabda:

“Agama akan selalu tegak sampai hari kiamat di bawah pimpinan dua belas khalifah yang semuanya dari
golongan quraisy.” Di sini redaksi hadis ini bermacam-macam, antara lain bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Islam selalu mulia di bawah pimpinan dua belas khalifah yang semuanya dari quraisy.”

“Persoalan manusia senantiasa berlalu di bawah kepemimpinan dua belas tokoh, semuanya dari suku Quraisy.”

“Agama ini akan selalu mulia dan terjaga di bawah kepemimpinan dua belas khalifah, semuanya dari suku
Quraisy.”

Dalam Shahih At-Turmidzi, jilid 2:

“Islam akan selalu tegak di bawah kepemimpinan dua belas amir, semuanya dari suku Quraisy.”

Dalam Musnad Ahmad bin Hanbal 1: 398 disebutkan:


Masyruq berkata: aku pernah duduk-duduk dengan Abdullah bin Mas’ud, ia membacakan ayat Al-Qur’an kepada
kami. Kemudian ada seseorang bertanya kepadanya: wahai Abu Abdurrahman, apakah kamu pernah bertanya
kepada Rasulullah saw berapa jumlah khalifah yang akan memimpin ummat Islam. Ibnu Mas’ud menjawab: ya,
aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw, lalu beliau bersabda:

“Dua belas khalifah seperti jumlah pemimpin Bani Israil.”

Dalam redaksi yang lain:


Jabir bin Sammarah berkata: aku mendengar Rasulullah saw bersabda dalam haji wada’:

“Agama ini akan selalu jelas bagi orang yang bermaksud padanya, dan tidak membahayakannya orang yang
menentang dan menyerangnya, sehingga berlalu dari ummatku dua belas amir, semuanya dari suku
Quraisy.” (Musnad Ahmad 5: 89).
Dalam Shawa’iq Al-Muhriqah, Ibnu Hajar, bab 11, pasal 2 disebutkan:
Jabir bin Sammarah berkata bahwa Nabi saw bersabda:

“Akan ada sesudahku dua belas amir, semuanya dari suku Quraisy.”

Dalam Kanzul Ummal, Al-Muttaqi, jilid 6: 160 disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Akan ada sesudahku dua belas khalifah.”

Dalam Kitab Yanabi’ul Mawaddah, oleh Al-Qunduzi Al-Hanafi, bab 95:


Jabir bin Abdillah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Wahai Jabir, sesungguhnya para washiku (penerima
wasiatku) dan para Imam kaum muslimin sesudahku adalah: pertama Ali, kemudian Al-Hasan, kemudian Al-
Husein, kemudian Ali bin Husein, kemudian Muhammad bin Ali yang terkenal dengan julukan Al-Baqir dan
kamu akan menjumpainya wahai Jabir, dan jika kamu menjumpainya sampaikan padanya salamku; kemudian
Ja’far bin Muhammad, kemudian Musa bin Ja’far, kemudian Ali bin Musa, kemudian Muhammad bin Ali,
kemudian Ali bin Muhammad, kemudian Al-Hasan bin Ali; kemudian Al-Qaim, namanya sama dengan namaku,
nama panggilannya sama dengan nama panggilanku, yaitu putera Al-Hasan bin Ali, di tangan dialah Allah
tabaraka wa ta’ala membuka kemenangan di bumi bagian timur dan barat, dialah yang ghaib dari para kekasihnya,
ghaib yang menggoncangkan kepercayaan terhadap kepemimpinannya kecuali orang yang hatinya telah Allah uji
dalam keimanan.”

Kemudian Jabir bertanya kepada Rasulullah saw: Ya Rasulullah, apakah manusia memperoleh manfaat dalam
keghaibannya? Nabi saw menjawab: “Demi Zat Yang Mengutusku dengan kenabian, mereka memperoleh cahaya
dari cahaya wilayahnya (kepemimpinannya) dalam keghaibannya seperti manusia memperoleh manfaat dari
cahaya matahari walaupun matahari itu tertutup oleh awan. inilah rahasia Allah yang tersimpan dan ilmu Allah
yang dirahasiakan, Allah merahasiakannya kecuali dari ahlinya.”
Hadis Tsaqalayn adalah hadis yang menegaskan bahwa umat Islam wajib berpegang teguh dengan Al-Qur’an
dan Ahlul bait Nabi saw. Redaksi hadis ini bermacam-macam, antara lain:
Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua pusaka yang berharga: Al-Qur’an dan ‘Itrahku, Ahlul baitku.”

“Wahai manusia, sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian, yang jika kalian bepegang teguh dengannya kalian
tidak akan tersesat: Al-Qur’an dan ‘Itrahku, Ahlul baitku.”

“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh dengannya, kalian tidak
akan tersesat sesudahku: Al-Qur’an dan ‘Itrahku.”

“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua khalifah: Al-Qur’an dan ‘Itrahku. Jika kalian berpegang teguh
dengan keduanya, kalian tidak akan tersesat sesudahku.”

“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua pusaka yang berharga: Al-Qur’an dan ‘Itrahku, Ahlul baitku.
Jika kalian berpegang teguh dengan keduanya kalian tidak akan tersesat sesudahku. Maka janganlah kalian
mendahului keduanya sehingga kalian binasa, jangan menganggap enteng keduanya sehingga kalian binasa, dan
jangan mengajari mereka karena mereka lebih tahu dari kalian.”

“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian sesuatu jika kalian berpegang teguh dengannya kalian tidak akan
tersesat sesudahku, yang satu lebih agung dari yang lain: Al-Qur’an adalah tali penyambung dari langit ke bumi
dan ‘Itrahku, Ahlul baitku. Keduanya tidak akan terpisahkan sehingga keduanya kembali padaku di telaga surga,
maka perhatikan bagaimana sikap mereka kepada keduanya sesudahku”

Hadis Tsaqalayn dengan bermacam-macam redaksinya terdapat dalam:


1. Shahih At-Tirmidzi, jilid 2, halaman 219; jilid 5, halaman 662 dan 663, no: 3786 dan 3788, Dar Ihya’ at-Turats
al-‘Arabi, Bairut.

2. Musnad Ahmad, jilid 5, halaman 492, no: 1878; jilid 6, halaman 232, no: 21068, 21145, dan 244.

3. Mustadrak Al-Hakim, jilid 3, halaman 109.

4. Thabaqat Ibnu Sa’d, jilid 1, halaman 194.

5. Al-Mathalib Al-‘Aliyah, Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, no hadis: 1873.

6. Mu’jam Al-Kabir, Ath-Thabrani, jilid 3, halaman 62, no hadis: 2678; jilid 5, halaman 186-187, cet. Dar Ihya’
at-Turats Al-‘Arabi.

7. Mashabih As-Sunnah, jilid 4, halaman 190, no hadis: 4816, cet. Dar Ma’rifah, Bairut tahun 1407 H.

8. Jami’ul Ushul, jilid 1, halaman 278, no hadis: 66, cet. Darul Fikr, Bairut tahun 1403 H.

9. Ash-Shawa’iqul Muhriqah, Ibnu Hajar, halaman 90, 231, 233, cet Darul kutun ilmiyah, Bairut tahun 1414 H.

10. Usdul Ghabah, jilid 1, halaman 490, cet Darul Fikr, Bairut tahun 1409 H.

11. Tafsir Ar-Razi, jilid 8, halaman 173.

12. Tafsir Al-Khazin, jilid 1, halaman 277, cet Darul kutub ilmiyah, Bairut tahun 1415 H.

13. Kitab As-Sunnah oleh Ibnu Abi ‘Ashim, halaman 336, no: 754, cet. Al-Maktab Al-‘Arabi, Bairut tahun 1405
H.

14. Majma’uz Zawaid, jilid 9, halaman 165, cet. Darul kutun al-‘Arabi, Bairut tahun 1402 H.
15. Al-Jami’ush Shaghir bisyarhil Manawi, jilid 3, halaman 14.

16. Faydhul Qadir, jilid 3, halaman 14, syarah hadis ke 2631, cet Darul Fikr, Bairut tahun 1391 H.

17. Jami’ul Ushul 1/ 277.

18. Sunan Al-Darimi 2/ 310

19. Sunan Al-Baihaqi 2/ 148

20. Al-Bidayah wan-Nihayah 5/ 209

21. Kasyful Astar 3/ 221

22. Tarikh Baghdad 8/ 443

23. Tarikh Ash-Shaghir 1/ 302

24. Al-Ishabah, Ibnu hajar 7/ 78, no: 4767

25. As-Sirah Al-Halabiyah 3/ 274.

Para Perawi hadis Tsaqalayn dari kalangan sahabat


1. Imam Ali bin Abi Thalib (as)

2. Imam Hasan bin Ali (as)

3. Abu Dzar Al-Ghifari

4. Salman Al-Farisi

5. Jabir bin Abdullah Al-Anshari

6. Abul Haytsim Ibnu An-Tihan

7. Hudzaifah Al-Yamani

8. Hudzaifah bin Asid Abu Syarikhah

9. Zaid bin Tsabit

10. Abu Said Al-Khudri

11. Khuzaimah bin Tsabit

12. Abdurrahman bin Auf

13. Thalhah

14. Abu Hurairah

15. Said bin Abi Waqqash


16. Abu Ayyub Al-Anshari

17. Amru bin Ash

18. Fatimah Az-Zahra’

19. Ummu Salamah Ummul mukminin

20. Ummu Hani (saudara perempuan Imam Ali as)

Para Perawi pasca sahabat:


1. Said bin Masruq Ats-Tsauri

2. Sulaiman bin Mahran Al-A’masy

3. Muhammad bin Ishaq, shahibus Sirah

4. Muhammad bin Sa’d, shahibuth Thabaqat

5. Abi Bukar bin Abi Syaibah

6. Ibnu Rahawaih, shahibul Musnad

7. Ahmad bin Hanbal, shahibul Musnad

8. Abd bin Humaid, shahibul Musnad

9. Muslim bin Hujjaj, penulis Shahih Muslim

10. Ibnu Majah Al-Qazwini, shahibus Sunan

11. Abu Dawud, shahibus Sunan

12. At-Tirmidzi, penulis shahih Tirmidzi

13. Abu Bakar Al-Bazzar, penulis Musnad.

14. An-Nasa’i shahibush Shahih

15. Abu Ya’la Al-Mawshili, shahibul Musnad

16. Ibnu Abi Ashim, penulis kitab As-Sunnah

17. Muhammad bin jarir, mufassir dan penulis Tarikh.

18. Abul Qasim Ath-Thabrani, penulis Mu’jam

19. Abul hasan Ad-Daraquthni Al-Baghdadi

20. Al-Hakim An-Naisaburi, penulis Al-Mustadrak

21. Abu Na’im Al-Isfahani


22. Abu Bakar Al-Baihaqi, penulis Sunan al-Kubra

23. Ibnu Abd Al-Birr, penulis Al-Isti’ab

24. Al-Khathib Al-Baghdadi, penulis Tarikh Baghdad

25. Razin Al-Abdari, penulis Al-Jam’u bayna Ash-Shahhah As-Sunnah

26. Muhyissunnah Al-Baghawi, penulis Mashahihus Sunnah

27. Al-Qadhi ‘Iyad, penulis kitab Asy-Syifa’

28. Ibnu Asakir Ad-Damsiqi, penulis Tarikh Damsiq

29. Ibnu Atsir Al-Juzuri, penulis Usdul Ghabah

30. Fakhrur Razi, penulis Tafsir Al-Kabir

31. Abu Zakariya An-Nawawi, penulis syarah Shahih Muslim

32. Abul Hujjaj Al-Muzzi, penulis Tahdzibul Kamal

33. Syamsuddin Adz-Dzahabi, penulis kitab-kitab yang masyhur

34. Adh-Dhiya’ Al-Muqaddasi, pwnulis kitab Al-Mukhtarah

35. Ibnu Katsir Ad-Damsiqi, mufassir dan penulis Tarikh

36. Nuruddin Al-Haitsami, penulis kitab Majma’uz zawaid

37. Jalaluddin As-Suyuthi, penulis kitab-kitab yang terkenal

38. Syihabuddin Al-Qasthalani, pensyarah Al-Bukhari.

39. Syamsuddin Ash-Shalihi Ad-Damsiqi, murid As-Suyuthi, penulis Sirah An-

1. Nabawiyah.

40. Syihabuddin Ibnu Hajar Al-Asqalani.

41. Syamsuddin Ibnu Thulul Ad-Damsiki.

42. Syihabuddin Ibnu Hajar Al-Makki, penulis Shawaiqul Muhriqah

43. Al-Muttaqi Al-Hindi, penulis Kanzul Ummal.

44. Ali Al-Qari Al-Harawi.

45. Al-Mannawi, pensyarah Jamiush Shaghir.

46. Al-Halabi, penulis Sirah.


47. Dahlan, penulis Sirah.

48. Manshur bin Nashib, penulis At-Tajul Jami’ lil-Ushul.

49. An-Nabhani, penulis terkenal.

50. Al-Mubarak Yuri, pensyarah shahih Tirmidzi.

____________________________________________________________________________________
Siapakah Syaikh Sulaiman Al-Qunduzi Al-Balkhi Al-Hanafi
Nama 12 Imam Yang Disebutkan dalam Hadis Rasulullah (saww):
BAGIAN I
Selama ini banyak kalangan yang tidak mengetahui siapa sebenarnya Syaikh Sulaiman al Qunduzi al Balkhi al
Hanafi, yang merupakan salah satu Ulama Sunni yang banyak mencatat riwayat-riwayat mengenai keutamaan
Rasulullah (saww) dan Ahlul Bait (as). Dan anehnya, oleh kaum Nawashib, Syaikh Sulaiman Al Hanafi
dituduh sebagai Syiah, apa motif dibalik semua itu..?
Apakah kebiasaan kaum pembenci Syi’ah yang suka menuduh seseorang yang banyak menulis keagungan
Rasulullah (saww) dan Ahlul Bait (as) pada khususnya langsung mereka vonis sebagai Syiah..!? hal ini tak jauh
beda dengan Ibn Abil Hadid seorang bermazhab Mu’tazilah yang mereka katakan Syiah..!

Kaum pembenci Syi’ah seharusnya sadar bahwa kedekilan otak mereka sampai detik ini bukanlah suatu yang
asing, apakah mereka tidak malu dengan cara mereka yang suka menyembunyikan keterangan yang jelas bahkan
terkadang memelintir sebuah riwayat atau membuangnya jika tidak sesuai dengan nafsu mereka..!?

Sayikh Sulaiman Al Hanafi adalah salah satu Mufti Agung Konstantinopel dan Ketua Kekhalifahan
Utsmani, pusat Islam Sunni pada masanya. Sangat tidak masuk akal jika dikatakan beliau sebagai Syiah dan
apakah logis orang Syiah menjadi mufti agung dalam kekahlifahan Ustmani tersebut..?? Sedangkan Ottoman
sangat tidak suka dengan Syiah atau siapapun yang cenderung kepada Syiah..!
Bahkan sejarah tidak mencatat adanya pengusiran atau tuduhan kepada Syaikh Sulaiman al Hanafi pada saat
penulisan kitab beliau yang agung yaitu Yanabiul Mawaddah, jika memang beliau seorang Syiah maka
pemerintahan Ottoman pasti akan menyingkirkannya.

Pandangan Sunni tentang Syaikh Sulaiman Al Qunduzi Al Balkhi Al Hanafi


Dalam Kitab ‫ األعالم‬:

“(Al Qunduzi) (1220-1270H) (1805-1863 M) Sualyman putra dari Khuwajah Ibrahim Qubalan Al Husaini Al
Hanafi Al Naqshbandi al Qunduzi : Seorang yang shaleh, berasal dari Balakh, wafat di kota Qustantinya, ia
memiliki kitab “Yanabiul Mawaddah” yang berisi tentang keutamaan Rasulullah dan Ahlul Baitnya”

(‫األعالم‬, j.3, h.125)


Link Download Kitab ‫ موافق للمطبوع‬/ ‫ األعالم‬:

Klik disini

Umar Ridha Kahalah mencatat dalam ‫ معجم المؤلفين‬:


Sulaiman Al Qunduzi (1220-1294 H) (1805-1877)

Sulaiman bin Ibrahim al Qunduzi al Balkhi al Husaini al Hasymi, seorang Sufi, kitabnya (karyanya) : Ajma
al Fawaid, Musyriq al Akwan, Yanabiul Mawaddah….”

(Muajam al Mualfiin, oleh Umar Ridha Kahalah, j. 4)


Link Download Kitab ‫ عمر رضا كحالة‬/ ‫معجم المؤلفين‬

Klik disini

Ulama Sunni Ismail Basya Al Baghdadi (‫ )اسماعيل باشا البغدادي‬dalam ‫هدية العارفين‬
Mencatat :

“Al Qunduzi – Sulayman ibn Khuwajah Qalan Ibrahim ibn Baba Khawajah al Qunduzi al Balkhi al Sufi Al
Husaini, tinggal di Qustantinya, lahir pada tahun 1220 H dan wafat 1294″
(Hidyat al Arifin, j.1, h. 408)
Download kitab ‫ موافق للمطبوع‬/ ‫هدية العارفين اسماء المؤلفين واثار المصنفين‬

Dalam ‫ايضاح المكنون في الذيل على كشف الظنون‬

Ismail Basya Al Baghdadi juga mencatat :


“Al Qunduzi – Sulayman bin Khawaja Qalan Ibrahim bin baba Khuwaja Al Qunduzi al Balkhi al Sufi al
Husaini. Dia tinggal di Qustantiya, lahir pada 1220 H dan wafat tahun 1294 H. Karyanya : Jama’ Al Fawa’id,
Masyriq al Akwan, Yanabiul Mawadah mengenai karakteristik Rasulullah (saww) dan hadis dari Ahlul Bait”

Download kitab ‫ ايضاح المكنون‬oleh Ismail Basya Al Baghdadi

Yusuf Alyan Sarkys mencatat dalam ‫معجم المطبوعات العربية‬, j.1 h.586 :


“Sulayman bin Khujah Qublan al Qunduzi al Balkhi. (kitabnya) Yanabiul Mawadah berisi Keutamaan amirul
Mu’minin Ali”

Sangat aneh jika dikatakan bahwa Syaikh Sulayman yang bermazhab Hanafi ini di tuduh sebagai Syiah..!
Kenyataannya beberapa ulama Sunni (Mazhab Hanafi) seperti :

1. Saim Khisthi al Hanafi dalam Musykil Kushah mengutip banyak Hadis dari Yanabiul Mawaddah yang
disusun oleh Syaikh Sulaiman al Hanafi.
2. Dr. Muhamad Tahir ul Qadri (“Hub Ali” hal.28) mengacu pada Yanabiul Mawaddah ketika mengutip
Hadis mengenai keutamaan Ahlul Bait (as).
3. Mufti Ghulam Rasul (Hasab aur Nasab, j.1 h.191, London) juga mengacu pada Yanabiul Mawadah
ketika mengutip hadis keutamaan Ahlul Bait (as).
Jika memang Syaikh Sulayman Al Hanafi dikatakan Syiah oleh kaum pembenci Syi’ah lalu apakah beberapa
ulama terkemuka Mazhab Hanafi yang disebutkan diatas begitu bodoh atau buta huruf hingga mereka mengutip
catatan ulama Syi’ah bagi para pembaca Sunni…?  Alasan paling dasar dibalik “pengecapan” dengan menyatakan
figur yang sebenarnya Sunni sebagai Syiah oleh kaum Nawashib adalah karena ulama sejati seperti Syaikh
Sulayman Al Hanafi dianggap berpihak kepada Syiah hanya karena banyak mencatat hadis Rasulullah (saww)
yang mana riwayatnya banyak dianggap sesuai dengan keyakinan Syiah..!

BAGIAN II
Syaikh Sulayman Al Qunduzi Al Hanafi Mencatat Nama-Nama Para Imam Yang Harus Di ikuti Setelah
Rasulullah Saww Dalam Kitabnya Yanabiul Mawaddah
Yanabiul Mawaddah (j.3, h.100-101) dan Yanabiul Mawaddah (j.3 h.284, Tahqiq oleh Sayyid Ali Jamali Asyraf
Al Husayni), riwayat dari Jabir al-Anshari (ra) berkata :

Jundal bin Janadah berjumpa Rasulullah (saww) dan bertanya kepada beliau beberapa masalah. Kemudian dia
berkata :

Beritahukan kepadaku wahai Rasulullah tentang para washi anda setelah anda supaya aku berpegang kepada
mereka.

Beliau (saww) menjawab : “Washiku dua belas orang.”

Lalu Jundal berkata : “Begitulah kami dapati di dalam Taurat.”


Kemudian dia berkata : “Namakan mereka kepadaku wahai Rasulullah.”

Maka Beliau (saww) menjawab :


“Pertama adalah penghulu dan ayah para washi adalah Ali. Kemudian dua anak lelakinya Hasan dan
Husain. Berpeganglah kepada mereka dan janganlah kejahilan orang-orang yang jahil itu memperdayakanmu.
Kemudian Ali bin Husain Zainal Abidin, Allah akan mewafatkan (Ali bin Husain) dan menjadikan air susu
sebagai minuman terakhir di dunia ini.”
Jundal berkata :
“Kami telah mendapatinya di dalam Taurat dan di dalam kitab-kitab para Nabi (as) seperti Iliya, Syibra dan
Syabir. Maka ini adalah nama Ali, Hasan dan Husain, lalu siapa setelah Husain..? siapa nama mereka..?”
Bersabda(Rasulullah) saww :
Setelah wafatnya Husain, imam setelahnya adalah putranya Ali dipanggil Zainal Abidin setelahnya adalah
anak lelakinya Muhammad, dipanggil al-Baqir. Setelahnya anak lelakinya Ja’far dipanggil al-Shadiq.
Setelahnya anak lelakinya Musa dipanggil al-Kadzim. Setelahnya anak lelakinya Ali dipanggil al-Ridha.
Setelahnya anak lelakinya Muhammad dipanggil al Taqy Az Zaky. Setelahnya anak lelakinya Ali dipanggil
al-Naqiy al-Hadi. Setelahnya anak lelakinya Hasan dipanggil al-Askari. Setelahnya anak lelakinya
Muhammad dipanggil al-Mahdi al-Qa’im dan al-Hujjah.
Beliau ghaib dan akan keluar memenuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana itu dipenuhi dengan
kefasadan dan kezaliman. Alangkah beruntungnya bagi orang-orang yang bersabar semasa ghaibnya. Dan
alangkah beruntungnya bagi orang-orang yang bertaqwa terhadap Hujjah mereka. Dan mereka itulah orang yang
disifatkan oleh Allah di dalam firmanNya “Petunjuk bagi mereka yang bertaqwa yaitu mereka yang beriman
kepada yang ghaib.”(1) Kemudian beliau membaca “Maka sesungguhnya partai Allah itulah yang pasti
menang.”(2) Beliau bersabda : Mereka adalah dari partai Allah (hizbullah).”

Riwayat seperti diatas tidak hanya satu dalam kitab Yanabiul Mawaddah, namun ini sudah cukup sebagai bukti
bahwa nama para Imam Ahlul Bait telah dijelaskan oleh Rasulullah (saww) dan tercatat dalam Kitab Sunni
sendiri.

[1]. Surah al-Baqarah (2) : 2-3

[2]. Surah al-Mai’dah (5) :56

*************************************************************************************

Jabir bin Abdillah berkata:”ketika ayat 55 dari surat Nisa turun yang menegaskan ”taatilah Allah, dan
taatilah rasul, dan para pemimin dari kalian” aku bertanya pada rasul SAWW, “kami telah mengetahui
tuhan dan rasulnya, namaun Ulil Amr yang wajib kita taati tersebut belum kami ketahui, siapakah
gerangan mereka itu? Beliau bersabda:”mereka penggantiku, para Imam dan pemimpin sepeninggalku,
yang pertama Ali, kemudian secara berurutan Hasan pura Ali, Husain putra Ali, Ali putra Al Husain, Muhammad
putra Ali yang dalam Taurat dikenal dengan Baqirul Ulum, dan kamu pada suatu saat akan berjumpa dengannya,
dan kapanpun kau menjumpainya sampaikanlah salamku padanya. Kemudian setelahnya secara urut Ja’far putra
Muhammad, Musa putra Ja’far, Ali putra Musa, Muhammad putra Ali, Ali putra Muhammad, Hasan putra Ali,
dan kemudian putranya yang nama dan kunyahnya (panggilan) sama dengan ku. Tuhan akan menjadikannya
pemimin bagi dunia, dan ia akan tersembunyi dari pandangan dan penglihatan, dan ia akan gaib lama sekali.
Sampai suatu saat di mana hanya ada orang-orang yang memiliki keiman yang kokoh, yang teruji dan mendalam
akan keyakinan terhadap kepemimpinannya. [Muntakhabul Atsar, halaman 101.]
Riwayat-Riwayat Dari Ahli Sunnah Berkenaan Dengan Ke-Imamahan 12 Orang Imam
Tepat sekali kalau pada kajian ini kita bawakan riwayat- riwayat tentang ke-Imamahan para Imam 12 yang
termuat dalam kitab-kitab standar Ahli Sunnah, riwayat- riwayat tersebut diantaranya:

Bukhari menukil dari Jabir bin Samarah:”Aku mendengar rasul bersabda:”setelahku 12 orang pemimpin akan
datang.” Saat itu beliau melanjutkan ucapannya yang tak terdengar olehku kemudian ayahku berkata bahwa
keseluruhan imam tersebut semuanya dari bangsa Quraisy.” [Sahih Bukhari, jild 9, bab Istikhlaf, halaman 81.]
dari Jabir bin Samurah, ia berkata, “Saya masuk bersama ayah saya kepada Nabi SAW. maka saya mendengar
beliau berkata, ‘Sesungguhnya urusan ini tidak akan habis sampai melewati dua belas khalifah.’ Jabir berkata,
‘Kemudian beliau berbicara dengan suara pelan. Maka saya bertanya kepada ayah saya, ‘Apakah yang
dikatakannya?’ Ia berkata, ‘Semuanya dari suku Quraisy.’ Dalam riwayat yang lain disebutkan, ‘Urusan manusia
akan tetap berjalan selama dimpimpin oleh dua belas orang.’ Dalam satu riwayat disebutkan. ‘Agama ini akan
senantiasa jaya dan terlindungi sampai dua belas khalifah. (H.R.Shahih Muslim, kitab “kepemimpinan”,
bab”manusia pengikut bagi Quraisy dan khalifah dalam kelompok Quraisy”)
Muslim juga menukil dari Jabir bin samarah:”aku mendengar rasul SAWW bersabda:”Islam akan memiliki
pemimpin sampai 12 orang. Kemudian beliau bersabda yang tak bisa kupahami. Aku bertanya pada ayahku
tentang apa yang tidak aku pahami itu, ia berkata:”beliau bersabda semuanya dari kaum Quraisy. [Sahih Muslim,
jild 6, kitab Al-Amarah, bab annas taba’un li quraisy, halaman 3.]
Muslim dari Jabir juga menukil, ia (Jabir) berkata:”aku dan ayahku berjalan bersama rasul SAWW saat itu beliau
bersabda:”agama ini akan memiliki 12 pemimpin, yang kesemuanya dari bangsa Quraisy. [Sahih Muslim, jild 6,
kitab Al-Amarah, bab annas taba’un li quraisy, halaman 3.]
Muslim juga menukil dari Jabir:”aku mendengar rasul bersabda:”agama Islam akan langgeng sampai hari kiamat
nanti, sampai dua belas orang khalifah memerintah yang kesemuanya dari Quraisy.

Agama ini akan tetap tegak berdiri dengan kepemimpinan dua belas orang khalifah, sebagaimana yang telah
dijelaskan oleh riwayat-riwayat sebelumnya. Pada saat yang sama terdapat riwayat-riwayat yang menekankan
keseiringan Ahlul Bait dengan Kitab Allah. Ini merupakan sebaik-baiknya dalil yang menunjukkan bahwa yang
dimaksud dengan “dua belas orang khalifah” itu adalah para Imam dari kalangan Ahlul Bait.

Al-Qanduzi al-Hanafi sendiri telah menukilnya di dalam kitabnya Yanabi’ al-Mawaddah. Pada mawaddah
kesepuluh dari kitab Mawaddah al-Qurba, bagi Sayyid Ali al-Hamadani —semoga Allah SWT mensucikan
jalannya dan mencurahkan keberkahannya kepada kita— disebut-kan, “Dari Abdul Malik bin ‘Umair, dari Jabir
bin Samrah yang ber-kata, ‘Saya pernah bersama ayah saya berada di sisi Rasulullah saw, dan ketika itu
Rasulullah saw bersabda, ‘Sepeninggalku akan ada dua belas orang khalifah.’ Kemudian Rasulullah saw
menyamarkan suar-anya. Lalu saya bertanya kepada ayah saya, ‘Perkataan apa yang disamarkan olehnya?’ Ayah
saya menjawab, ‘Rasulullah saw berkata, ‘Semua berasal dari Bani Hasyim.”

Bahkan Al-Qanduzi meriwayatkan banyak hadis lain yang lebih jelas dari hadis-hadis di atas. Al-Qanduzi telah
meriwayat dari ‘Abayah bin Rab’i, dari Jabir yang mengatakan, “Rasulullah saw telah bersabda, ‘Saya adalah
penghulu para nabi dan Ali adalah penghulu para washi, dan sesungguhnya para washi sepeninggalku berjumlah
dua belas orang. Yang pertama dari mereka adalah Ali, dan yang terakhir dari mereka adalah al-Qa’im al-
Mahdi.”‘

Hadis Tsaqalain maka kelihatan jelas bahwa 12 Imam adalalah dari Ithrahti Ahlulbait.

Ulama terkenal Al-Dhahabi mengatakan dalam bukunya Tadzkirat al-Huffaz , jilid 4, halaman 298, dan Ibn Hajar
al-’Asqalani menyatakan dalam al-Durar al-Kaminah, jilid 1, hal. 67 bahwa Sadruddin Ibrahim bin Muhammad
bin al-Hamawayh al-Juwayni al-Shafi’i (disingkat Al-Juwayni) adalah seorang ahli Hadis yang mumpuni. Al-
Juwayni menyampaikan dari Abdullah bin Abbas (ra) bahwa Nabi (sawa) mengatakan,”Saya adalah penghulu
para Nabi dan Ali bin Abi Thalib adalah pemimpin para penerus, dan sesudah saya akan ada dua belas penerus.
Yang pertama adalah Ali bin Abi Thalib dan yang terakhir adalah Al-Mahdi.”
Al-Juwayni juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas (r) bahwa Rasulullah (sawa) berkata: ”Sudah pasti bahwa wakil-
wakilku dan Bukti Allah bagi makhluk sesudahku ada dua belas. Yang pertama di antara mereka adalah saudaraku
dan yang terakhir adalah anak (cucu) ku.” Orang bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah saudaramu itu?”. Beliau
menjawab: “Ali bin Abi Thalib.” Lalu beliau ditanyai lagi: “ Dan siapakan anak (cucu) mu itu?” Nabi yang suci
(sawa) menjawab: ”Al-Mahdi. Dia akan mengisi bumi dengan keadilan dan persamaan ketika ia (bumi) dipenuhi
ketidakadilan dan tirani. Dan demi Yang Mengangkatku sebagai pemberi peringatan dan memberiku kabar
gembira, meski seandainya masa berputarnya dunia ini tinggal sehari saja, Allah SWT akan memperpanjang hari
itu sampai diutusnya (anakku) Mahdi, kemudian ia akan disusul Ruhullah Isa bin Maryam (a.s.) yang turun ke
bumi dan berdoa di belakangnya (Mahdi). Dunia akan diterangi oleh sinarnya, dan kekuatannya akan mencapai
hingga ke timur dan ke barat.”

Al-Juwayni juga meriwayatkan bahwa Rasulullah (saw) mengatakan: ”Aku dan Ali dan Hasan dan Husain dan
sembilan anak cucu Husain adalah yang disucikan (dari dosa) dan dalam kebenaran.” [Al-Juwayni, Fara’id al-
Simtayn, Mu’assassat al-Mahmudi li-Taba’ah, Beirut 1978, p. 160.] Sekaitan dengan ayat di atas, Jabir bin
Abdillah bertanya, “Ya Rasulullah, Siapa kah orang-orang yang wajib ditaati seperti yang diisyaratkan dalam ayat
ini?” Rasulullah saaw menjawab, “Yang wajib ditaati adalah para khalifahku wahai Jabir, yaitu para Imam kaum
Muslimin sepeninggalku nanti. Imam pertama mereka adalah Ali bin Abi Thalib, kemudian Hasan,
kemudian Husein, kemudian Ali bin Husein, kemudian Muhammad bin Ali yang telah dikenal di dalam
kitab Taurat dengan nama “Al-Baqir” dan engkau akan berjumpa dengannya wahai Jabir. Apabila
engkau nanti berjumpa dengannya, maka sampaikanlah salamku kepadanya. Kemudian setelah itu As-
Shadiq Ja’far bin Muhammad, kemudian Musa bin Ja’far, kemudian Ali bin Musa, kemudian Muhammad
bin Ali, kemudian Ali bin Muhammad, kemudian Hasan bin Ali,kemudian yang terakhir ialah Al-Mahdi 
bin Hasan bin Ali sebagai Hujjatullah di muka bumi ini dan Khalifatullah yang terakhir. ( Rujuk ke
Ghayah al-Maram, jilid 10, hal. 267, Itsbat al-Hudat, jilid 3/123 dan Yanabi’ al-Mawaddah, hal. 494, 443-
Qundusi al hanafi )
Seorang ulama Ahlusunah terkemuka bernama Al-Juwaini menukil sebuah riwayat, “Ketika ayat tersebut turun,
Abu Bakar dan Umar berkata, ‘Ya Rasul Allah, apakah kepemimpinan ini dikhususkan untuk Ali?’

Rasul menjawab, ‘Ya, wilayah (kepemimipinan) ini diturunkan untuknya dan untuk para washi-ku sampai
Hari Kiamat.’
Lalu kedua orang itu berkata lagi, ‘Ya Rasul Allah, jelaskanlah kepada kami siapa sajakah mereka itu?’

Beliau menjawab, ‘Mereka itu adalah Ali, ia adalah saudaraku, wazirku, pewarisku, washiku dan khalifahku bagi
umatku, dan dialah wali (pemimpin) setiap mukmin sepeninggalku, kemudian setelahnya adalah cucuku Al-
Hasan, kemudian cucuku Al-Husein dan kemudian sembilan orang dari putra-putra keturunan Al-Husein secara
berurutan. Al-Qur’an senantiasa bersama mereka, sebagaimana mereka selalu bersama Al-Qur’an, keduanya itu
tidak akan pernah berpisah hingga mereka menjumpaiku di telaga Surga.”[ Ghayatul Maram, bab 58, hadis ke-
4.]
"Yanabiul Mawaddah" (Tahqiq, Sayyid Ali Jamal Asyraf Al Husayni) Karya Ulama Sunni : Syaikh Sulayman Al Qunduzi al-Balkhi
al-Hanafi

*************************************************************************
HADIS HADIS TENTANG 12 IMAM
Walaupun Muslim Syiah tidak menggunakan dasar-dasar keyakinan mereka dengan hadis-hadis yang biasa
digunakan saudara mereka Muslim Sunni, namun ternyata hal itu pun tercatat pada banyak hadis-hadis Sunni.
Yang sering saya herankan adalah tingkah “ustadz-ustadz” Anti Syi’ah yang sok tahu tentang keyakinan Muslim
Syiah tanpa mempelajari terlebih dahulu apa yang mendasari keyakinan Muslim Syiah. Begitu pun terhadap
muslim lainnya, dengan gegabah dan serampangan mereka melancarkan berbagai tuduhan dan fitnah keji. Seperti
keyakinan atas 12 imam yang dianut Muslim Syiah, seharusnya mereka mengetahui bahwa hadis-hadis tentang
12 imam atau khalifah itu ternyata juga terdapat di dalam hadis-hadis Ahlus Sunnah yang diyakini berasal
dari Rasulullah saw. Hadis-hadis ini terdapat diriwayatkan di dalam berbagai kitab Sunni seperti : Shahih
Bukhari, Shahih Muslim, Shahih Tirmidzi, Sunan Abu Dawud dan Musnad Ahmad bin Hanbal.
Jika mereka tidak mengetahui hal ini, mengapa begitu cepat dan mudahnya tuduhan-tuduhan keji dilemparkan
kepada saudara Muslim mereka sendiri? Jika mereka mengetahui hal ini, bukankah berarti mereka telah
menyebarkan kebohongan di antara umat Muslim lainnya? Kami berlindung kepada Allah Swt dari perbuatan-
perbuatan semacam ini!

Sekarang kita lihat dari mana sebenarnya sumber pemikiran Muslim Syiah tentang 12 Imam berasal?
1. Di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, diriwayatkan dari Jabir bin Samrah, ia berkata: Aku bersama
ayahku menemui Rasulullah Saw, lalu aku mendengar beliau bersabda: “Sesungguhnya urusan ini tidak akan
berakhir sebelum 12 orang khalifah (pemimpin) memerintah mereka.” Kemudian beliau berbicara dengan suara
perlahan sehingga aku tidak dapat mendengarnya. Lalu aku bertanya kepada ayahku: Apakah yang beliau
katakan? Ayahku menjawab: Semua khalifah itu berasal dari kaum Quraisy. 
Memang ada perbedaan kata imam dan khalifah di sini, namun jika kita teliti ternyata kedua-duanya bermakna :
pemimpin. 
2. Dengan teks yang berbeda Muslim meriwayatkan di dalam Shahih-nya yang juga dari Jabir bin Samurah, yang
mengatakan : aku mendengar Rasulullah Saw bersabda : “Islam akan tetap jaya sampai ada 12 khalifah.”
Kemudian Rasulullah Saw mengatakan sesuatu yang tidak kumengerti. Lalu aku bertanya kepada ayahku : Apa
yang beliau katakan? Ayahku mengatakan : mereka (ke-12 khalifah) itu berasal dari kaum Quraisy.
3. Diriwayatkan dari Amir bin Sa’ad bin Abu Waqqas yang mengatakan : Aku menulis (sebuah surat) untuk Jabir
bin Samurah dan mengirimkannya melalui pelayanku, Nafi’, untuk meminta kepadanya (Jabir bin Samurah) agar
memberitahu kepadaku sesuatu yang pernah ia dengar dari Rasulullah Saw. Dia (Jabir) menulis (surat jawaban)
kepadaku : Aku telah mendengar Rasulullah Saw, pada Jumat malam, pada hari al-Aslami dihukum rajam sampai
mati (karena berzina): (Rasulullah Saw bersabda) : Islam akan tetap tegak sampai Hari Kiamat, atau kalian akan
diperintah oleh 12 khalifah, mereka semua berasal dari Quraisy…”
4. Juga diriwayatkan dari Jabir bin Samurah yang mengatakan : Aku pergi bersama ayahku menemui Rasulullah
Saw dan kudengar beliau bersabda: Agama ini akan tetap bertahan, kokoh dan jaya sampai berlangsung 12
khalifah. Kemudian beliau menambahkan kata-kata yang tak dapat kutangkap karena suara berisik banyak orang.
Lalu kutanyakan kepada ayahku: Apa yang beliau katakan? Ayahku menjawab: Beliau mengatakan semua
khalifah itu berasal dari Quraisy.
5. Dengan teks yang hampir sama.
Musnad Ahmad No. 3593
‫ق قَا َل‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا َح َسنُ بْنُ ُمو َسى َح َّدثَنَا َح َّما ُد بْنُ َز ْي ٍد ع َِن ْال ُم َجالِ ِد ع َِن ال َّش ْعبِ ِّي ع َْن َم ْسرُو‬
ُ‫ك هَ ِذ ِه اأْل ُ َّمة‬ َ ِ ‫ُكنَّا ُجلُوسًا ِع ْن َد َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن َم ْسعُو ٍد َوهُ َو يُ ْق ِرئُنَا ْالقُرْ آنَ فَ …قَا َل لَهُ َر ُج ٌل يَا أَبَا َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن هَلْ َسأ َ ْلتُ ْم َرسُو َل هَّللا‬
ُ ِ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َك ْم تَ ْمل‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل ْاثنَا َع َش َر َك ِع َّد ِة‬َ ِ ‫ك ثُ َّم قَا َل نَ َع ْم َولَقَ ْد َسأ َ ْلنَا َرسُو َل هَّللا‬ َ ‫ت ْال ِع َرا‬
َ َ‫ق قَ ْبل‬ ُ ‫ِم ْن خَ لِيفَ ٍة فَقَا َل َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ َم ْسعُو ٍ–د َما َسأَلَنِي َع ْنهَا أَ َح ٌد ُم ْن ُذ قَ ِد ْم‬
‫نُقَبَا ِء بَنِي إِ ْس َرائِي َل‬
Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Al
Mujalid] dari [Asy Sya’bi] dari [Masruq] ia berkata; Tatkala kami duduk-duduk bersama Abdullah bin Mas’ud,
saat itu ia sedang membacakan Al Qur`an kepada kami, lalu seorang laki-laki berkata kepadanya; Wahai Abu
Abdurrahman, apakah kalian pernah menanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam BERAPAKAH
UMAT INI MEMILIKI KHALIFAH? [Abdullah bin Mas’ud] berkata; Tidak ada seorang pun yang menanyakan
hal itu kepadaku sejak aku datang ke Iraq sebelum engkau, kemudian ia melanjutkan; Ya, kami pernah
menanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam, lalu beliau menjawab: “Sebanyak DUA
BELAS orang seperti jumlah pemimpin bani Israil.”

Hadis-hadis yang diungkapkan di atas belumlah seluruhnya. Masih banyak hadis lainnya yang bernada serupa
namun karena keterbnatasan waktu dan ruang di sini maka saya kira semua informasi itu sudah lebih dari cukup.
Lalu pertanyaan saya : Apakah hadis-hadsi yang sedemikian banyak dan shahih ini tidak pernah dibaca oleh
“ustadz-ustadz” Anti Syi’ah itu? Jika belum, maka saya sarankan mereka untuk lebih banyak memperdalam
terlebih dahulu ketimbang berfatwa serampangan dan melakukan adu domba antar umat Islam. Ingatlah hadis
Nabi Saw yang dirwayatkan oleh syaikhan : “Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba (al-
Nammâm)”

6.  Shahih al-Bukhari, vol. 4, halaman 168


Jabir berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 pemimpin dan khalifah.’ Kemudian beliau
menambahkan sesuatu yang tidak bisa kudengar. Ayahku berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Semuanya
dari golongan Qurays’”
(Lihat Kitab al-Ahkam, Mesir 1351, no. 6682; lihat juga Shahih Muslim, Kitab al-‘Imarah, no. 3393, 3394, 3395,
3396, dan 3397; juga Sunan at-Turmudzi, Kitab al-Fitan, no. 2149; juga Sunan Abi Dawud, Kitab al-Mahdi, no
3731 dan 3732; juga Musnad Ahmad, Musnad al-Basyiryin, no. 19875, 19901, 19920, 19963, 20017, 20019,
20032, dan 20125)
7. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 4 (Syarh Nawawi)
Rasulullah saw telah bersabda, “Agama ini akan tetap berdiri sampai 12 khalifah, yang semuanya dari golongan
Qurays, memerintah atas kamu.” (Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398)
8. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 3
Jabir meriwayatkan, “Aku dan ayahku pergi menemui Rasulullah saw. Kami mendengarnya bersabda, ‘Persoalan
ini (khilafah) tidak akan berakhir sampai datang 12 khalifah.’ Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak
kudengar. Aku menanyakan pada ayahku apa yang Rasulullah saw sabdakan. Beliau saw bersabda, ‘Semuanya
dari golongan Qurays’” (Lihat Kitab al-Imarah, no. 3398, Mesir 1334)
9. Shahih Muslim, vol. 6, halaman 3
Jabir meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah saw yang agung bersabda, “Islam akan selalu besar hingga
datang 12 Imam.” (Jabir berkata), “Kemudian beliau mengatakan sesuatu yang tidak kumengerti. Aku bertanya
pada ayahku, ‘Apa yang beliau katakana?’ Ia menjawab, ‘Semuanya dari golongan Qurays.’” (Lihat Kitab al-
Imarah, no. 3398)
10. Shahih at-Tirmidzi, vol. 2, halaman 45
Jabir berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 Imam dan pemimpin setelahku.’ Kemudian beliau
mengatakan sesuatu yang tidak dapat kumengerti. Aku menanyakan pada seseorang di sampingku tentang itu. Ia
berkata, ‘Semuanya dari golongan Qurays.’”
(Lihat cetakan New Delhi (tahun 1342), no. 2149. Tirmidzi menulis tentang hadits ini, “Hadits ini baik dan
shahih, diriwayatkan oleh Jabir dari jalur sanad yang berbeda. Hal yang sama dikutip dari Jabir dalam ‘Shahih Abi
Daud’, vol. 2, cet. Matba’a Taziyah, Mesir. Kitab al-Manaqib halaman 207 no. 3731)
11. Musnad Ahmad, vol. 5, hal. 106
Rasulullah bersabda, “Terdapat dua belas khalifah untuk umat ini”
Catatan: Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad mengutip hadits tentang persoalan ini dalam tiga puluh empat
rantai hadits yang berlainan dari Jabir.
(Lihat: Matba’a Miymaniyyah, Mesir 1313, Musnad al-Basriyyin, no. 19944) 
12. Shahih Abu Daud, vol. 2, hal. 309
“Agama ini akan tetap agung sampai datang dua belas Imam.” Mendengar hal ini, orang-orang mengagunkan
Allah dengan berkata, “Allahu Akbar” (Allah maha besar) dan menangis keras. Kemudian beliau mengatakan
sesuatu dengan suara yang pelan. “Aku bertanya pada ayahku, ‘Apa yang beliau katakan?’ ‘Mereka semua dari
golongan Qurays,’ jawabnya.”
Catatan: Hakim Naysaburi meriwayatkan hadits ini dengan sanad yang berbeda dari yang sebelumnya disebutkan.
(Lihat: Edisi pertama dari ‘Dar- Al-Fikr, 1334)

Seperti sudah kita yakini bersama bahwa jika seseorang benar-benar memperdalam pengetahuan agamanya
dengan cara yang benar, mestinya dia akan menjadi semakin arif dan semakin toleran terhadap pemikiran dan
keyakinan orang lain. Namun jika seseorang “memperdalam” agamanya lalu dia menjadi sedemikian fanatik dan
tidak toleran maka bisa dipastikan telah terjadi penyimpangan di dalam penanaman “pengetahuan”. Seperti yang
saya ketahui, bahwa umumnya penyimpangan terjadi karena pengetahuan agama yag diajarkan tidak secara alami,
yaitu dengan cara indoktrinasi atau brain-washing; atau dengan kata lain doktrin-doktrin “agama” dijejalkan
secara paksa dan sistematis.
Akhirnya dari sebagian hadis shahih yang saya ungkapkan di atas dapat kita ketahui bahwa keyakinan 12 imam
yang dianut oleh Muslim Syiah bukanlah berasal dari Yahudi maupun Nasrani seperti yang disebarkan oleh kaum
Wahabi yang kita yakini adalah antek-antek AS dan Zionis Israel. Mereka inilah cikal bakal kaum teroris al-
Qaeda yang tersebar di seluruh dunia. Mereka didoktrin, dicuci otak dan pikiran mereka dimanipulasi untuk
menyebarkan teror dan adu domba antar kaum Muslim di dunia. Kita melihat sendiri bahwa hadis-hadis yang
diungkapkan di atas adalah sabda-sabda Rasul Saw yang memang benar-benar terdapat di dalam literatur Islam.
Akhirnya tulisan ini saya tutup dengan doa: semoga mereka, kaum Wahabi yang membaca tulisan ini segera
merekonstruksi pemikiran mereka.

Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Tiada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah jua!

Catatan kaki:
1. Hadis ini sudah tidak asing lagi bagi mereka yang sering mengkaji hadis-hadis Bukhari Muslim, namun
anehnya para “ustadz” Wahabi seolah-olah tidak pernah mendengar hadis ini sehingga dengan nekadnya mencerca
Muslim Syiah bahwa mereka (Muslim Syiah) mengambil akidah 12 imam dari Yahudi dan Nasrani. Oleh karena
itu saya persilahkan pembaca membuka kitab hadis :

– Shahih Bukhari, hadis no. 6682.

– Shahih Muslim, Bab Imarah, hadis no. 3393

– Al-Tirmidzi, hadis no. 2149

– Abu Dawud, Bab al-Mahdi, hadis no. 3731

– Ahmad bin Hanbal, Bab 5, hlm. 87, 90, 92, 95, 97, 99, 100, 101, 106, 107, 108.

Hadis di atas saya kutip dari situs Kerajaan Saudi yang bermazhab Wahabi dan insya Allah Anda bisa langsung
mengkliknya :

http://hadith.al-islam.com/bayan/display.asp?Lang=ind&ID=1060
2. Kata al-khilafah bermakna al-niyabah ‘an al-ghayr atau pengggantian juga berarti : al-imamah al-‘uzhma atau
kekhalifahan atau kepemimpinan yang agung. Lihat Kamus al-Munawwir hlm. 393, Catakan th. 1984. Contoh
faktualnya adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang diangkat sebagai khalifah. Dan di dalam sebuah hadis
disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Inilah dia saudaraku, penerima wasiatku (al-washî) dan khalifahku
(khalîfatî)…” Rujukan :
– Târikh al-Thabarî Jil. 2, hlm. 319, dan

– al-Kâmil fî al-Târikh li Ibni al-Atsîr

Jil. 2 hlm. 63.


Sementara itu dikalangan Muslim Syiah, Sayyidina Ali juga dianggap sebagai salah seorang dari 12 imam
mereka.

3. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4480

4. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4483

5. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4482

6. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4481

7. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4477

8. Shahih Bukhari, Muslim, Abu dawud dan Tirmidzi dari sahabat Hudzaifah al-Yamani. Al-Dzahabi
memasukkan dosa nammâm atau namîmah (mengadu domba) sebagai salah satu dari dosa-dosa besar. Lihat
kitab al-Kabâir karangan Muhammad bin ‘Utsman al-Dzhaby.
*******************************************************************************************
**********

12 Imam Ahlul Bait Ada Dalam Al Qur’an


Dr. Majdi Wahbe as Syafi’i (Khatib al Azhar) berhasil menetapkan jumlah para imam Ahlul Bait (as)
melalui Al Quran
Salah seorang pemerhati Agama Mesir dan Khatib Universitas al Azhar berhasil menetapkan jumlah para imam
Ahlul Bait (as) melalui Al Quran. Berdasarkan laporan ini disebutkan bahwa beliau mampu membuktikan
kebenaran 12 imam yang dimulai dari Imam Ali sampai Imam terakhir, yaitu Imam Mahdi (as).

Menurut kantor berita Abna, DR. Majdi Wahbe as Syafi’i berhasil menetapkan jumlah para imam Ahlul Bait (as)
melalui Al Quran. Berdasarkan laporan ini disebutkan bahwa beliau mampu membuktikan kebenaran 12 imam
yang

dimulai dari Imam Ali sampai Imam terakhir, yaitu Imam Mahdi (as). Berita ini disebutkan dalam salah satu
majalah berita Mesir dimana di situ dijelaskan: Tak diragukan lagi bahwa jumlah/angka dalam Al Qur’an itu
memiliki dalil

tersendiri. Misalnya, kata “yaum” (hari) yang berjumlah 365 kali diulang dalam Al Qur’an menunjukkan
bilangan hari selama satu tahun, demikian juga kata “syaher” (bulan) yang berulang sebanyak 12
kali menunjukkan bahwa selama 1 tahun itu terdapat 12 bulan.
Kemudian laporan itu melanjukan: Kata yang merupakan derivasi (pecahan)
dari “al imamah” (imam/kepemimpinan) juga berulang sebanyak 12 kali
dalam Al Qur’an yang bermakna 12 imam dimana berdasarkan riwayat yang dinukil

dari Nabi saw urutannya adalah dari Imam Ali (as), Imam Hasan (as) dan Imam

Husain serta mencakup 9 Imam dari keturunan Imam Ketiga.

Dua belas (12) Ayat Al Quran yang mencakup kata “imam dan
imamah”, yaitu:
– ُ‫ { َوإِ ِذ ا ْبتَلَى إِ ْب َرا ِهي َم َربُّه‬:124 ‫ اآلية‬،‫سورة البقرة‬

‫اس إِ َماما ً قَا َل َو ِمن ُذرِّ يَّتِي قَا َل الَ يَنَا ُل‬ َ ُ‫ت فَأَتَ َّمه َُّن قَا َل إِنِّي َجا ِعل‬
ِ َّ‫ك لِلن‬ ٍ ‫بِ َكلِ َما‬

‫} َع ْه ِدي الظَّالِ ِمين‬.

2- ‫سورة‬

‫وا أَ ْي َمانَهُم ِّمن بَ ْع ِد َع ْه ِد ِه ْم‬


ْ ُ‫ { َوإِن نَّ َكث‬:12 ‫ اآلية‬،‫التوبة‬
‫وا أَئِ َّمةَ ْال ُك ْف ِر‬
‫وا فِي ِدينِ ُك ْم فَقَاتِلُ ْ‬
‫َوطَ َعنُ ْ‬

‫‪}.‬إِنَّهُ ْم الَ أَ ْي َمانَ لَهُ ْم لَ َعلَّهُ ْم يَنتَهُونَ‬

‫‪،‬سورة هود ‪3-‬‬

‫اآلية‪{ :17‬أَفَ َمن َكانَ َعلَى بَيِّنَ ٍة ِّمن َّربِّ ِه َويَ ْتلُوهُ شَا ِه ٌد‬

‫ِّم ْنهُ َو ِمن قَ ْبلِ ِه ِكتَابُ ُمو َسى إَ َماما ً‬

‫َو َرحْ َمةً أُوْ لَـئِ َ‬


‫ك ي ُْؤ ِمنُونَ بِ ِه َو َمن يَ ْكفُرْ ِب ِه ِمنَ األَحْ زَا ِ‬
‫ب‬

‫ك فِي ِمرْ يَ ٍة ِّم ْنهُ إِنَّهُ ْال َح ُّ‬


‫ق ِمن‬ ‫فَالنَّا ُر َموْ ِع ُدهُ فَالَ تَ ُ‬

‫ك َولَـ ِك َّن أَ ْكثَ َر النَّ ِ‬


‫اس الَ ي ُْؤ ِمنُونَ‬ ‫‪َّ }.‬ربِّ َ‬

‫سورة ‪4-‬‬

‫االسراء‪ ،‬اآلية‪{ :70‬يَوْ َم نَ ْدعُو ُك َّل أُنَا ٍ‬


‫س بِإِ َما ِم ِه ْم‬

‫فَ َم ْن أُوتِ َي ِكتَابَهُ بِيَ ِمينِ ِه فَأُوْ لَـئِ َ‬


‫ك يَ ْق َرؤ َ–‬
‫ُون ِكتَابَهُ ْم‬

‫‪َ }.‬والَ ي ْ‬
‫ُظلَ ُمونَ فَتِيال‬

‫سورة ‪5-‬‬

‫االنبياء‪ ،‬اآلية ‪َ { :72‬و َج َع ْلنَاهُ ْم أَئِ َّمةً‬

‫ُون بِأ َ ْم ِرنَا َوأَوْ َح ْينَا إِلَ ْي ِه ْم فِ ْع َل ْال َخ ْي َرا ِ‬


‫ت َوإِقَا َم‬ ‫َي ْهد َ–‬

‫‪}.‬الصَّال ِة َوإِيتَاء ال َّزكَا ِة َوكَانُوا لَنَا عَابِ ِدين‬

‫‪،‬سورة القصص ‪6-‬‬

‫اآلية ‪َ { :5‬ونُ ِري ُد أَن نَّ ُم َّن َعلَى الَّ ِذينَ ا ْستُضْ ِعفُوا فِي االَرْ ِ‬
‫ض‬

‫َونَجْ َعلَهُ ْم أَئِ َّمةً َونَجْ َعلَهُ ُم‬

‫ارثِين‬ ‫ْ‬
‫‪}.‬ال َو ِ‬

‫‪،‬سورة الحجر ‪7-‬‬

‫اآلية ‪{ :79‬فَانتَقَ ْمنَا ِم ْنهُ ْم َوإِنَّهُ َما لَبِإِ َم ٍام‬

‫ين‬
‫‪ُّ }.‬مبِ ٍ‬

‫سورة ‪8-‬‬

‫السجدة‪ ،‬اآلية ‪َ { :24‬و َج َع ْلنَا ِم ْنهُ ْم أَئِ َّمةً‬

‫ُون بِأ َ ْم ِرنَا لَ َّما َ‬


‫صبَرُوا َوكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُون‬ ‫‪}.‬يَ ْهد َ–‬
‫‪،‬سورة يس ‪9-‬‬

‫اآلية ‪{ :12‬إِنَّا نَحْ نُ نُحْ يِي ْال َموْ تَى َونَ ْكتُبُ َما قَ َّد ُموا‬

‫ص ْينَاهُ فِي إِ َم ٍام‬ ‫َوآثَا َرهُ ْم َو ُك َّل ش ْ‬


‫َي ٍء أحْ َ‬

‫ين‬
‫‪ُ }.‬مبِ ٍ‬

‫سورة ‪10-‬‬

‫القصص‪ ،‬اآلية ‪َ { :41‬و َج َع ْلنَاهُ ْم أَئِ َّمةً‬

‫ار َويَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ال يُن َ‬


‫صرُون‬ ‫‪}.‬يَ ْد ُعونَ إِلَى النَّ ِ‬

‫سورة ‪11-‬‬

‫الفرقان‪ –،‬اآلية ‪َ { :74‬والَّ ِذينَ يَقُولُونَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن‬

‫اجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ إِ َماما ً‬
‫‪}.‬أَ ْز َو ِ‬

‫سورة ‪12-‬‬

‫األحقاف‪ ،‬اآلية ‪َ { :12‬و ِمن– قَ ْبلِ ِه ِكتَابُ ُمو َسى إِ َماما ً‬

‫ق لِّ َسانا ً َع َربِيّا ً لِّيُن ِذ َر الَّ ِذينَ‬ ‫َو َرحْ َمةً َوهَ َذا ِكتَابٌ ُّم َ‬
‫ص ِّد ٌ‬

‫‪}.‬ظَلَ ُموا َوبُ ْش َرى لِ ْل ُمحْ ِسنِينَ‬

‫‪Yang menarik Khatib Masjid al Azhar ini juga membuktikan bahwa yang dimaksud Ahlul  Bait –sebagaimana‬‬
‫‪yang termaktub dalam surah al Ahzab, ayat 33 itu hanya 5 orang (yaitu Rasul saw, Ali, Fatimah, Hasan dan‬‬
‫‪Husain) dan sama sekali tidak‬‬

‫‪mencakup istri-istri Nabi saw, sebagaimana diriwayatkan sendiri oleh Ummu Salamah. Hal ini ditegaskan oleh‬‬
‫‪Nabi saw dalam hadisnya yang terkenal dengan “hadis kisa”. (Kisa berarti kain penutup). Beliau menyatakan‬‬
‫‪bahwa kata kisa’ pun lima kali disebutkan dalam al Quran, yaitu:‬‬
‫ض ْعنَ ‪1-‬‬ ‫سورة البقرة‪ ،‬اآلية ‪َ { :233‬و ْال َوالِد ُ‬
‫َات يُرْ ِ‬

‫أَوْ الَ َده َُّن حَوْ لَي ِْن كَا ِملَي ِْن لِ َم ْن أَ َرا َد أَن يُتِ َّم ال َّر َ‬
‫ضا َعةَ‬

‫َوعلَى ْال َموْ لُو ِد لَهُ ِر ْزقُه َُّن َو ِك ْس َوتُه َُّن‬

‫بِ ْال َم ْعر ِ‬


‫ُوف الَ تُكَلَّفُ نَ ْفسٌ إِالَّ ُو ْس َعهَا الَ تُ َ‬
‫ضآ َّر َوالِ َدةٌ‬

‫ث ِم ْث ُل َذلِ َ‬
‫ك‬ ‫ِب َولَ ِدهَا َوالَ َموْ لُو ٌد لَّهُ بِ َولَ ِد ِه َو َعلَى ْال َو ِ‬
‫ار ِ‬

‫اض ِّم ْنهُ َما َوتَشَا ُو ٍر فَالَ ُجنَا َح‬ ‫فَإِ ْن أَ َرادَا فِ َ‬
‫صاالً عَن تَ َر ٍ‬

‫ُوا أَوْ الَ َد ُك ْم فَالَ ُجنَا َح‬


‫ضع ْ‬‫َعلَ ْي ِه َما َوإِ ْن أَ َردتُّ ْم أَن تَ ْستَرْ ِ‬

‫وا هّللا َ‬
‫ُوف َواتَّقُ ْ‬
‫َعلَ ْي ُك ْم إِ َذا َسلَّ ْمتُم َّما آتَ ْيتُم ِب ْال َم ْعر ِ‬

‫وا أَ َّن هّللا َ بِ َما تَ ْع َملُونَ بَ ِ‬


‫صير‬ ‫‪َ }.‬وا ْعلَ ُم ْ‬
‫سورة ‪2-‬‬

‫البقرة‪ ،‬اآلية ‪{ :259‬أَوْ كَالَّ ِذي َم َّر َعلَى قَرْ يَ ٍة َو ِه َي خ ِ‬


‫َاويَةٌ َعلَى‬

‫ُوشهَا قَا َل أَنَّ َى يُحْ يِـي هَـ َ ِذ ِه هّللا ُ بَ ْع َد َموْ تِهَا فَأ َ َماتَهُ‬
‫ُعر ِ‬

‫َام ثُ َّم بَ َعثَهُ قَا َل َك ْم لَبِ ْثتَ قَا َل لَبِ ْث ُ‬


‫ت يَوْ ما ً‬ ‫هّللا ُ ِمئَةَ ع ٍ‬

‫ْض يَوْ ٍم قَا َل بَل لَّبِ ْثتَ ِمئَةَ ع ٍ‬


‫َام فَانظُرْ ِإلَى طَ َعا ِم َ‬
‫ك‬ ‫أَوْ بَع َ‬

‫ك آيَةً‬
‫ك َولِنَجْ َعلَ َ‬ ‫ك لَ ْم يَتَ َسنَّ ْه َوانظُرْ إِلَى ِح َم ِ‬
‫ار َ‬ ‫َو َش َرابِ َ‬

‫اس َوانظُرْ إِلَى ال ِعظَ ِام َك ْيفَ نُ ِ‬


‫نش ُزهَا ثُ َّم نَ ْكسُوهَا لَحْ ما ً فَلَ َّما تَبَيَّنَ لَهُ قَا َل‬ ‫لِّلنَّ ِ‬

‫‪}.‬أَ ْعلَ ُم أَ َّن هّللا َ َعلَى ُكلِّ ش ْ‬


‫َي ٍء قَ ِدير‬

‫سورة ‪3-‬‬

‫َاخ ُذ ُك ُم هّللا ُ بِاللَّ ْغ ِو فِي أَ ْي َمانِ ُك ْم‬


‫المائدة‪ ،‬اآلية ‪{ :89‬الَ يُؤ ِ‬

‫َاخ ُذ ُكم بِ َما َعقَّدتُّ ُم األَ ْي َمانَ فَ َكفَّا َرتُهُ إِ ْ‬


‫ط َعا ُم‬ ‫َولَـ ِكن يُؤ ِ‬

‫َع َش َر ِة َم َسا ِكينَ ِم ْن أَوْ َس ِط َما تُ ْ‬


‫ط ِع ُمونَ أَ ْهلِي ُك ْم أَوْ ِك ْس َوتُهُ ْم أَوْ تَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة فَ َمن لَّ ْم‬

‫ك َكفَّا َرةُ أَ ْي َمانِ ُك ْم إِ َذا‬


‫صيَا ُم ثَالَثَ ِة أَي ٍَّام َذلِ َ‬
‫يَ ِج ْد فَ ِ‬

‫ك يُبَيِّنُ هّللا ُ لَ ُك ْم آيَاتِ ِه‬


‫وا أَ ْي َمانَ ُك ْم َك َذلِ َ‬
‫َحلَ ْفتُ ْم َواحْ فَظُ ْ‬

‫‪}.‬لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون‬

‫سورة ‪4-‬‬

‫المؤمنون‪ ،‬اآلية ‪{ :14‬ثُ َّم خَ لَ ْقنَا النُّ ْ‬


‫طفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَ ْقنَا‬

‫ْال َعلَقَةَ ُمضْ َغةً فَ َخلَ ْقنَا ْال ُمضْ َغةَ ِعظَاما ً فَ َكسَوْ نَا‬

‫ْال ِعظَا َم لَحْ ما ً ثُ َّم أَنشَأْنَاهُ خ َْلقا ً آ َخ َر فَتَبَا َر َ‬


‫ك هَّللا ُ‬

‫‪}.‬أَحْ َسنُ ْالخَالِقِين‬

‫سورة ‪5-‬‬

‫وا ال ُّسفَهَاء أَ ْم َوالَ ُك ُم الَّتِي َج َع َل‬


‫النساء‪ ،‬اآلية ‪َ { :5‬والَ تُ ْؤتُ ْ‬

‫هّللا ُ لَ ُك ْم قِيَاما ً َوارْ ُزقُوهُ ْ–م فِيهَا َوا ْكسُوهُ ْم‬

‫‪َ }.‬وقُولُ ْ‬
‫وا لَهُ ْم قَوْ الً َّم ْعرُوفا‬

‫‪Muhammad Rasulullah , Imam Ali, Sayyidah Fathimah az Zahra, Imam Hasan, Imam Husayn a.s.‬‬
‫__________________________________________________________________________‬
‫‪Pendapat Ulama Sunni Tentang 12 Pemimpin‬‬
‫‪BAGIAN I‬‬
‫‪Hadis 12 Pemimpin‬‬
‌ ‫ كلّهم‌ م‬:‌‫ أنّه‌ قال‬:‌‫– فقال‌ أبي‬،‫ فقال‌ كلمة‌ً لم‌أسمعها‬.ً‫ يكون‌ اثنا عشر أميرا‬:‌‫ت‌ النب ّي صلّي‌ هللا عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌ يقول‬
‫ن‬ ُ ‫ سمع‬:‌‫روى‌ جابر بن‌ َس ُمرة‌ فقال‬
‫‌قريش‬.

Jabir bin Samurah meriwayatkan, “Aku mendengar Nabi (saww) berkata” :”Kelak akan ada Dua Belas
Pemimpin.” Ia lalu melanjutkan kalimatnya yang saya tidak mendengarnya secara jelas. Ayah saya mengatakan,
bahwa Nabi menambahkan, ”Semuanya berasal dari suku Quraisy.”[Sahih Bukhari (inggris), Hadits: 9.329,
Kitabul Ahkam; Sahih al-Bukhari (arab) , 4:165, Kitabul Ahkam]

BAGIAN II
Pendapat Para Ulama Sunni

Ibn Arabi

… ،‫ معاوية‌ بن‌ يزيد‬،‫– يزيد‬،‌‫ معاوية‬،‌‫ الحسن‬،‫– عليًّا‬،‌‫ عثمان‬،‫– عمر‬،‫ فوجدنا أبابكر‬،‫فعددنا بعد رسول‌ هللا صلّي‌ هللا عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌ اثني‌ عشر أمي ًرا‬
‌‫… وبعده‌ سبعة‬،‌‫ السفّاح‬،‫‌مروان‌ بن محمد بن مروان‬، ‫– يزيد بن‌ عبدالملك‬،‫ عمر بن‌ عبد العزيز‬،‌‫ سليمان‬،‫– الوليد‬،‌‫ عبد الملك‌ بن‌ مروان‬،‌‫مروان‬
‌‫ وإذا عددناهم‌ بالمعني‌ كان‌ معنا منهم‬.‌‫ وإذا عددنا منهم‌ اثني‌ عشر انتهي‌ العدد بالصّورة‌ إلي‌ سليمان‌ بن‌ عبد الملك‬.‌‫وعشرون‌ خليفة‌ بن‌ بني‌ العبّاس‬
‫ وعمر بن‌ عبد العزيز‬،‌‫ الخلفاء االربعة‬،‌‫خمسة‬.
69 ‫ ـ‬68 :9 »ّ‌‫ «شرح‌ سنن‌ التّرمذي‬،‌‫ ابن‌ العرب ّي‬.‌‫ولم‌ أعلم‌ للحديث‌ معني‬

Kami telah menghitung pemimpin (Amir-Amir) sesudah Nabi (sawa) ada dua belas. Kami temukan nama-nama
mereka itu sebagai berikut: Abubakar, Umar, Usman, Ali, Hasan, Muawiyah, Yazid, Muawiyah bin Yazid,
Marwan, Abdul Malik bin Marwan, Yazid bin Abdul Malik, Marwan bin Muhammad bin Marwan, As-Saffah…
Sesudah ini ada lagi 27 khalifah Bani Abbas.

Jika kita perhitungkan 12 dari mereka, kita hanya sampai pada Sulaiman. Jika kita ambil apa yang tersurat saja,
kita cuma mendapatkan 5 orang di antara mereka dan kepadanya kita tambahkan 4 ‘Khalifah Rasyidin’, dan Umar
bin Abdul Aziz….

Saya tidak paham arti hadis ini. [Ibn Arabi, Syarh Sunan Tirmidzi, 9:68-69]

Qadi Iyad Al-Yahsubi


‫ وقد‬.‌‫ يلي‬:‌‫ اليلي‌ االّ اثنا عشرخليفة‌؛ وإنّما قال‬:‌‫ وهذا اعتراض‌ باطل‌ النّه‌ صلّى‌ هللا عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌ لم‌ يقل‬:‌‫ وقال‬.‫ إنّه‌ قد ولي‌ أكثر من‌ هذا العدد‬:‌‫قال‬
339 :16 »‌‫ «فتح‌ الباري‬:‌‫ ابن‌ حجر العسقالن ّي‬.202 ‫ ـ‬201 :12 »‌‫ «شرح‌ صحيح‌ مسلم‬:ّ‌‫– النووي‬.‌‫– واليض ّر كونه‌ ُوجد بعدهم‌ غيرهم‬،‫ولي‌ هذا العدد‬

Jumlah khalifah yang ada lebih dari itu. Adalah keliru untuk membatasinya hanya sampai angka dua belas. Nabi
(saw) tidak mengatakan bahwa jumlahnya hanya dua belas dan bahwa tidak ada tambahan lagi. Maka mungkin
saja jumlahnya lebih banyak lagi. [Al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, 12:201-202; Ibn Hajar al-‘Asqalani, Fath
al-Bari, 16:339]

Jalaludin as-Suyuti
‌‫ق‌ وإن‌ لم‌ تتوال‌ أيّامهم‌…وعلى‌ هذا فقد ُوجد من‌ االثني‌ عشر خليفة‬ ّ ‫إ ّن‌ المراد وجود اثني‌ عشر خليفة‌ في‌ جميع‌ م ّدة‌ االسالم‌ إلي‌ يوم‌ القيامه‌ يعملون‌ بالح‬
‫ النّه‌ فيهم‌ كعمر‬،‌‫ ويحتمل‌ أن‌ يُض ّم‌ إليهم‌ المهتدي‌ من‌ العبّاسيّين‬.‌‫ هؤالء ثمانية‬،‫ وعمر بن‌ عبد العزيز‬،‫ وابن‌ ال ّزبير‬،‌‫ ومعاوية‬،‌‫– والحسن‬،‌‫الخلفاء االربعة‬
]‌‫– وبقي‌ االثنان‌ المنتظران‌ أحدهما المهدي‌ النّه‌ من‌ آل‌ بيت‌ مح ّمد صلّي‌ هللا عليه‌ [وآله‬،‌‫ وكذلك الطاهر لما اوتي‌ من‌ العدل‬.‌‫بن‌ عبد العزيز في‌ بني‌ أُميّة‬
19 :‌‫ الصّواعق‌ المحرقة‬:‌‫ ابن‌ حجر الهيثم ّي‬.12 :»‫ «تاريخ‌ الخلفاء‬:‌‫ السّيوطي‬.‌‫وسلّم‬

Hanya ada dua belas Khalifah sampai hari kiamat. Dan mereka akan terus melangkah dalam kebenaran, meski
mungkin kedatangan mereka tidak secara berurutan. Kita lihat bahwa dari yang dua belas itu, 4 adalah Khalifah
Rasyidin, lalu Hasan, lalu Muawiyah, lalu Ibnu Zubair, dan akhirnya Umar bin Abdul Aziz. Semua ada 8. Masih
sisa 4 lagi. Mungkin Mahdi, Bani Abbasiyah bisa dimasukkan ke dalamnya sebab dia seorang Bani Abbasiyah
seperti Umar bin Abdul Aziz yang (berasal dari) Bani Umayyah. Dan Tahir Abbasi juga bisa dimasukkan sebab
dia pemimpin yang adil. Jadi, masih dua lagi. Salah satu di antaranya adalah Mahdi, sebab ia berasal dari Ahlul
Bait Nabi (as).” [Al-Suyuti, Tarikh al-Khulafa, Halaman 12; Ibn Hajar al-Haytami, Al-Sawa’iq al-Muhriqa
Halaman 19]

Ibn Hajar al-’Asqalani


‫ ابن‌ حجر‬.‫ فاليص ّح‌ أن‌ يكون‌ المراد‬،‌‫ يعني‌ بشي‌ء معيّن‌؛ فا ّن‌ في‌ وجودهم‌ في‌ عصر واحد يوجد عين‌ االفتراق‬،‌‫لم‌ ألق‌ أحدًا يقطع‌ في‌ هذا الحديث‬
341 ‫ ـ‬338 :16 »‌‫ «فتح‌ الباري‬،‌‫العسقالن ّي‬

Tidak seorang pun mengerti tentang hadis dari Sahih Bukhari ini.

Adalah tidak benar untuk mengatakan bahwa Imam-imam itu akan hadir sekaligus pada satu saat bersamaan. [Ibn
Hajar al-‘Asqalani, Fath al-Bari 16:338-341]
Ibn al-Jawzi
‌‫ فإذا أسقطناهم‬.‌‫– وال ابن‌ ال ّزبير لكونهم‌ صحابة‬،‌‫ و معاوية‬،‌‫ واليع ّد عثمان‬.‫ وع ّدتهم‌ ثالثة‌ عشر‬.‫– وآخرهم‌ مروان‌ الحمار‬،‌‫وأ ّول‌ بني‌ أُميّة‌ يزيد بن‌ معاوية‬
‌‫ أو النّه‌ كان‌ متغلّبًا بعد أن‌ اجتمع‌ النّاس‌على‌ عبد هللا بن‌ ال ّزبير ص ّحت‌ الع ّدة‌…وعند خروج‌ الخالفة‌ من‬،‌‫منهم‌ مروان‌ بن‌ الحكم‌ لالختالف‌ في‌ صحبته‬
‌‫ «كشف‬، ‌‫ي‬ ّ ‫ ابن‌ الجوز‬.‫ فتغيّرت‌ االحوال‌ ع ّما كانت‌ عليه‌ تغيّرًا بيّنًا‬،‌‫بني‌ أُميّة‌ وقعت‌ الفتن‌ العظيمة‌ والمالحم‌ الكثيرة‌ حتّى‌استق ّرت‌ دولة‌ بني‌ العبّاس‬
ّ ‫ عن‌ سبط‌ ابن‌ الجوز‬،340 :16 »‌‫ نقالً عن‌ ابن‌ حجر العسقالن ّي‌ في‌ «فتح‌ الباري‬، »‌‫المشكل‬.
‌‫ي‬

Khalifah pertama Bani Umayyah adalah Yazid bin Muawiyah dan yang terakhir adalah Marwan Al-Himar. Total
jumlahnya tiga belas. Usman, Muawiyah dan Ibnu Zubair tidak termasuk karena mereka tergolong Sahabat Nabi
(s). Jika kita kecualikan (keluarkan) Marwan bin Hakam karena adanya kontroversi tentang statusnya sebagai
Sahabat atau karena ia berkuasa padahal Abdullah bin Zubair memperoleh dukungan masyarakat, maka kita
mendapatkan angka Dua Belas.… Ketika kekhalifahan muncul dari Bani Umayyah, terjadilah kekacauan yang
besar sampai kukuhnya (kekuasaan) Bani Abbasiyah. Bagaimana pun, kondisi awal telah berubah total. [Ibn al-
Jawzi, Kashf al-Mushkil, sebagaimana dikutip dalam Ibn Hajar al-‘Asqalani, Fath al-Bari 16:340 dari Sibt Ibn al-
Jawzi]

Al-Nawawi
‫‌ويُحتمل‌ أن‌ المراد [باالئ ّمة‌ االثني‌ عشر] َم ْن‌ يُ َع ُّز اإلسالم‌ في‌ زمنه‌ ويجتمع‌ المسلمون‌ عليه‬.

203 ‫ ـ‬202 :12 »‌‫ «شرح‌ صحيح‌ مسلم‬،ّ‌‫النووي‬

Ia bisa saja berarti bahwa kedua belas Imam berada dalam masa (periode) kejayaan Islam. Yakni ketika Islam
(akan) menjadi dominan sebagai agama. Para Khalifah ini, dalam masa kekuasaan mereka, akan menyebabkan
agama menjadi mulia.[Al-Nawawi, Sharh Sahih Muslim ,12:202-203]

Al-Bayhaqi
‫ ث ّم‌ وقع‌ الهرج‌ والفتنة‌العظيمة‌…ث ّم‌ ظهر ملك العبّاسيّة‌…وإنّما‬.‫وقد ُوجد هذا العدد (اثنا عشر) بالصفة‌ المذكورة‌ إلي‌ وقت‌ الوليد بن‌ يزيد بن‌ عبد الملك‬
‫ أو ُع َّد منهم‌من‌ كان‌ بعد الهرج‌ المذكور– فيه‬،‌‫‌يزيدون‌ على‌ العدد المذكور في‌ الخبر إذا تركت‌ الصفة‌ المذكورة‌ فيه‬.

11:»‫ «تاريخ‌ الخلفاء‬،‌‫؛ السّيوط ّي‬249 :6 »‌‫ «البداية‌ والنّهاية‬:‫ابن‌ كثير‬

Angka (dua belas) ini dihitung hingga periode Walid bin Abdul Malik. Sesudah ini, muncul kerusakan dan
kekacauan. Lalu datang masa dinasti Abbasiyah. Laporan ini telah meningkatkan jumlah Imam-imam. Jika kita
abaikan karakteristik mereka yang datang sesudah masa kacau-balau itu, maka angka tadi menjadi jauh lebih
banyak.” [Ibn Katsir, Ta’rikh, 6:249; Al-Suyuti, Tarikh al-KhulafaHalaman 11]

Ibn Katsir
‫ وقد وافقه‌ عليه‌ جماعة‌ من‌ أ ّن‌ المراد بالخلفاء االثني‌ عشر المذكورين‌ في‌ هذا الحديث‌ هم‌المتتابعون‌ إلي‌ زمن‌ الوليد بن‌ يزيد‬،‌‫فهذا الّذي‌ سلكه‌ البيهق ّي‬
،‫ فانّه‌ مسلك‌ فيه‌ نظر…فان‌ اعتبرنا والية‌ ابن‌ الزبير قبل‌ عبد الملك‌ صاروا ستّة‌ عشر‬،‫بالذ ّم‌ والوعيد‬ ّ ‌‫بن عبد الملك‌ الفاسق‌ الّذي‌ ق ّدمنا الحديث‌ فيه‬
‌‫ و يخرج‌ منهم‌ عمر بن‬،‌‫ فهذا الّذي‌ سلكه‌ على‌ هذا التّقدير يدخل‌ في‌ االثني‌ عشر يزيد بن‌ معاوية‬.‫وعلى ك ّل تقدير فهم‌ اثنا عشر قبل‌ عمر بن‌ عبد العزيز‬
:6 »‌‫ «البداية‌ والنّهاية‬،‫ ابن‌ كثير‬.‌‫ وأجمع‌ الناس‌ قاطبة‌ على‌ عدله‬،‌‫– وعد ّوه‌ من‌ الخلفاء الرّاشدين‬،‌‫عبد العزيز الّذي‌ أطبق‌ االئ ّمة‌ على شكره‌ وعلى مدحه‬
250 ‫ ـ‬249

Barang siapa mengikuti Bayhaqi dan setuju dengan pernyataannya bahwa kata ‘Jama’ah’ berarti Khalifah-khalifah
yang datang secara tidak berurutan hingga masa Walid bin Yazid bin Abdul Malik yang jahat dan sesat itu, maka
berarti ia (orang itu) setuju dengan hadis yang kami kritik dan mengecualikan tokoh-tokoh tadi.

Dan jika kita menerima Kekhalifahan Ibnu Zubair sebelum Abdul Malik, jumlahnya menjadi enam belas. Padahal
jumlah seluruhnya seharusnya dua belas sebelum Umar bin Abdul Aziz. Dalam perhitungan ini, Yazid bin
Muawiyah termasuk di dalamnya sementara Umar bin Abdul Aziz tidak dimasukkan. Meski demikian, sudah
menjadi pendapat umum bahwa para ulama menerima Umar bin Abdul Aziz sebagai seorang Khalifah yang jujur
dan adil. [Ibn Katsir, Ta’rikh, 6:249-250]

MEREKA BINGUNG ?
Kita perlu pendapat seorang ulama Sunni lain yang dapat mengklarifikasi siapa Dua Belas Penerus, Khalifah, para
Amir atau Imam-imam sebenarnya.

Al-Dzahabi mengatakan dalam Tadzkirat al-Huffaz , jilid 4, halaman 298, dan Ibn Hajar al-’Asqalani menyatakan
dalam al-Durar al Kaminah, jilid 1, hal. 67, bahwa Shadrudin Ibrahim bin Muhammad bin al-Hamawayh al-
Juwaini al-Syafi’i adalah seorang ahli Hadis yang mumpuni.
Lebih lengkap tentang Al-Juwaini, silahkan rujuk catatan Al-Muhadits Al-Juwaini Asy-Syafi’i (ra) dan Hadis
Tentang Sayyidah Fathimah sa“

BAGIAN III

Al-Juwayni Asy-Syafi’i :

‌ّ ‫ وأ‬،‌‫ وعل ّي‌ بن‌ أبي‌ طالب‌ سيّدالوصيّين‬،‌‫ أنا سيّد ال ُمر َسلين‬:‌‫ عن‌ النّب ّي‌ صلّي‌ هللا عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌ أنّه‌ قال‬،‌‫عن‌ عبد هللا بن‌عبّاس‌ رضي‌ هللا عنه‬
‫ن‬
‫ وآخرهم‌ القائم‬،‌‫ أوّلهم‌ عل ّي‌ بن‌ أبي‌ طالب‬،‫‌أوصيائي‌ بعدي‌ اثنا عشر‬.

dari Abdullah bin Abbas (ra) bahwa Nabi (sawa) mengatakan,”Saya adalah penghulu para Nabi dan Ali bin Abi
Thalib adalah pemimpin para penerus, dan sesudah saya akan ada dua belas penerus. Yang pertama adalah Ali bin
Abi Thalib dan yang terakhir adalah al-Qaim.”

‌‫ أوّلهم‬،‫ أ ّن‌ خلفائي‌ وأوصيائي‌وححج‌ هللا على‌ الخلق‌ بعدي‌ الثنا عشر‬:‌‫ عن‌ النب ّي‌ صلّي‌ هللا عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌ أنّه‌ قال‬،‌‫عن‌ ابن‌ عبّاس‌ رضي‌ هللا عنه‬
‫ي‌ الّذي‌ يمالها قسطًا وعدالً كما ُملئت‌ جورًا‬ّ ‫ المهد‬:‌‫ فمن‌ َولَ ُدك‌َ؟ قال‬:‌‫ قيل‬.‌‫ عل ّي‌ بن‌ أبي‌طالب‬:‌‫ ومن‌ أخوك‌؟ قال‬،‫ يا رسول‌ هللا‬:‌‫ قيل‬.‌‫ وآخرهم‌ َولَدي‬،‌‫أخي‬
ّ ‫ والّذي‌ بعثني‌ بالح‬.‫وظل ًما‬
‌‫– فينزل‌روح‌ هللا عيسى بن‌ مريم‬،‌‫ق‌ بشيرًا لو لم‌ يبق‌ من‌ ال ّدنيا االّ يوم‌ واحد لطَ َّول‌ هللا ذلك‌ اليوم‌ حتّي‌ يخرج‌ فيه‌ ولدي‌ المهدي‬
‫ ويبلغ‌ سلطانه‌ المشرق‌ والمغرب‬،‫ وتُشرق‌ االرض‌ بنور ربّها‬،ُ‌‫‌فيُصلّي‌ خلفَه‬.

Dari Ibnu Abbas (r) bahwa Rasulullah (sawa) berkata: ”Sudah pasti bahwa washi-washiku dan Bukti (hujjah)
Allah bagi makhluk sesudahku ada dua belas. Yang pertama di antara mereka adalah saudaraku dan yang terakhir
adalah anak (cucu) ku.” Orang bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah saudaramu itu?”. Beliau menjawab: “Ali
bin Abi Thalib.” Lalu beliau ditanyai lagi: “ Dan siapakan anak (cucu) mu itu?” Nabi yang suci (sawa) menjawab:
”Al-Mahdi. Dia akan mengisi bumi dengan keadilan dan persamaan ketika ia (bumi) dipenuhi ketidakadilan dan
tirani. Dan demi Yang Mengangatku sebagai pemberi peringatan dan memberiku kabar gembira, meski
seandainya masa berputarnya dunia ini tinggal sehari saja, Allah SWT akan memperpanjang hari itu sampai
diutusnya (anakku) Mahdi, kemudian ia akan disusul Ruhullah Isa bin Maryam (as) yang turun ke bumi dan
berdoa di belakangnya (Mahdi). Dunia akan diterangi oleh sinarnya, dan kekuatannya akan mencapai hingga ke
timur dan ke barat.”

‫ «فرائد‬،‌‫– الجوين ّي‬.‌‫ وتسعة‌ من‌ ولد الحسين‌ مطهّرون‌ معصومون‬،‌‫ والحسين‬،‌‫ والحسن‬،‌‫ وعل ّي‬،‫ أنا‬:‌‫رسول‌ هللا صلّي‌ هللا عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌ أنّه‌ قال‬
‫ ص‬،1978 ،‌‫ بيروت‬،‫ي‌ للطّباعة‌ والنشر‬ –ّ ‫‌السمطين‌» مؤسّسة‌ المحمود‬

Rasulullah (saw) mengatakan: ”Aku dan Ali dan Hasan dan Husain dan sembilan anak cucu Husain adalah yang
disucikan (dari dosa) dan dalam kebenaran.” [Al-Juwaini, Fara’id al-Simthain, Mu’assassat al-Mahmudi li-
Taba’ah, Beirut 1978, h. 160.]

Di antara semua mazhab Islam, hanya Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah yang percaya pada individu-individu
sebagai Dua Belas orang dari Ahlul Bait Raulullah saww yang berhak sebagai Penerus Rasulullah saww.
__________________________________________________________________________

Sebagai pembanding tentang definisi Ahlul Bayt klik link berikut ini :

AHLUL BAIT TELADAN SEMPURNA


https://satuislam.wordpress.com/2009/02/28/ahlu-bait-teladan-sempurna/
KECINTAAN WAHABI/SALAFI TERHADAP AHLUL BAIT (CINTA PALSU PENUH REKAYASA
POLITIK )https://satuislam.wordpress.com/2009/06/04/kecintaan-salaf-terhadap-ahlul-bait-cinta-palsu-penuh-
rekayasa-politik/
MENGENAL AHLUL BAIT NABI MENURUT KAUM WAHABI
http://almanhaj.or.id/content/2937/slash/0
Iklan
TERKAIT
AL-QURAN DAN RAHASIA ANGKA-ANGKA (I'JAZ 'ADADI)Dengan 5 komentar
Wasiat Nabi saw Tentang Ahlul Bait
Fatwa MUI Jawa Timur Bahwa Syi'ah Sesat dan MenyesatkanDengan 18 komentar

Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

11 RESPONSES TO “12 IMAM SETELAH RASULULLAH SAAW DALAM


RIWAYAT AHLUSSUNNAH”
1. zannah | 11 Februari 2012 pukul 9:03 pm |
kalo ane boleh komen, orang syiah itu ngga beres baca qurannya, coba baca dari ayat 28-33 siapa sih yang masuk
kategori ahlul bait, jangan cuma sepotong mengambil kata ahlubaitnya aja di ayat 33.

2. Satu Islam | 14 Februari 2012 pukul 2:28 pm |


artikel diatas banyak memakai hujjah ahlussunnah yg membenarkan siapa itu ashabul kisa

3. Satu Islam | 14 Februari 2012 pukul 2:29 pm |


‫ «فرائد‬،‌‫– الجوين ّي‬.‌‫ وتسعة‌ من‌ ولد الحسين‌ مطهّرون‌ معصومون‬،‌‫ والحسين‬،‌‫ والحسن‬،‌‫ وعل ّي‬،‫ أنا‬:‌‫رسول‌ هللا صلّي‌ هللا عليه‌ [وآله‌] وسلّم‌ أنّه‌ قال‬
‫ ص‬،1978 ،‌‫ بيروت‬،‫ي‌ للطّباعة‌ والنشر‬ –ّ ‫‌السمطين‌» مؤسّسة‌ المحمود‬

Rasulullah (sawa) mengatakan: ”Aku dan Ali dan Hasan dan Husain dan sembilan anak cucu Husain adalah yang
disucikan (dari dosa) dan dalam kebenaran.” [Al-Juwaini, Fara’id al-Simthain, Mu’assassat al-Mahmudi li-
Taba’ah, Beirut 1978, h. 160.]

Di antara semua mazhab Islam, hanya Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah yang percaya pada individu-individu
sebagai Dua Belas orang dari Ahlul Bait Raulullah saww yang berhak sebagai Penerus Rasulullah saww.

4. Satu Islam | 14 Februari 2012 pukul 2:32 pm |


Rasulullah saaw bersabda, “Yang wajib ditaati adalah para khalifahku wahai Jabir, yaitu para Imam kaum
Muslimin sepeninggalku nanti. Imam pertama mereka adalah Ali bin Abi Thalib, kemudian Hasan, kemudian
Husein, kemudian Ali bin Husein, kemudian Muhammad bin Ali yang telah dikenal di dalam kitab Taurat dengan
nama “Al-Baqir” dan engkau akan berjumpa dengannya wahai Jabir. Apabila engkau nanti berjumpa dengannya,
maka sampaikanlah salamku kepadanya. Kemudian setelah itu As-Shadiq Ja’far bin Muhammad, kemudian Musa
bin Ja’far, kemudian Ali bin Musa, kemudian Muhammad bin Ali, kemudian Ali bin Muhammad, kemudian
Hasan bin Ali,kemudian yang terakhir ialah Al-Mahdi bin Hasan bin Ali sebagai Hujjatullah di muka bumi ini dan
Khalifatullah yang terakhir. ( Rujuk ke Ghayah al-Maram, jilid 10, hal. 267, Itsbat al-Hudat, jilid 3/123 dan
Yanabi’ al-Mawaddah, hal. 494, 443-Qundusi al hanafi )

5. Abu Sadra | 28 Februari 2012 pukul 1:14 am |


Mas Said , maaf….. justeru mas sendiri tampaknya kurang beres baca qurannya kayaknya ga ngerti bahasa arab
Bila kita perhatikan sekilas, memang seolah QS 33: 31-33 seluruh ayat-ayat tersebut berbicara tentang
sekelompok orang yang sama, seperti satu kesatuan.Itulah sebabnya mengapa banyak orang awam terutama yang
tidak mengerti bahasa Arab yang terkecoh dengan ta`wil kelompok yang menamakan diri mereka Salafi.
Kelompok ini kemudian mengeluarka banyak syubhat bahwa yang dimaksud ahlul bait adalah isteri-isteri nabi.
Padahal bila kita mau teliti dan memperhatikan ayat-ayat tersebut satu demi satu,maka kita akan menemukan
bahwa rangkaian ayat-ayat tersebut berbicara tentang dua kelompok orang yang berbeda.

6. Abu Sadra | 28 Februari 2012 pukul 1:15 am |


1. Rangkaian ayat-ayat sebelumnya adalah teguran pada isteri-isteri Nabi , berkenaan dengan tingkah laku dua
isteri Nabi yaitu Aisyah dan Hafsah yang kemudian ditegur Allah melalui ayat tersebut, sementara ayat thahir
yang sengaja saya pisahkan dibawahnya adalah terpisah dan turun berkenaan dengan peristiwa pengemulan kain
kisa pada Ali, Fatimah Hasan dan Husein. Asbabunnuzul ayat teguran untuk isteri-isteri nabi dan penyucian ahlul
bait ( Ayat Thahir) ini pun turun secara terpisah pada waktu yang berlainan, saudara pembaca bisa periksa di
berbagai kitab asbabun nuzul ahlusunnah misalnya Asbabnun Nuzulnya Jalalluddin Suyuthi.Ini saja sudah
membuktikan bahwa antara ayat sebelumnya yang menegur isteri-isteri nabi dan ayat Thahir yang menyebutkan
penyucian ahlul bait adalah berbeda. Artinya dalam rangkaian ayat-ayat tersebut ada dua tema yang berbeda, yang
satu menegur isteri-isteri Nabi, sementara yang satunya lagi ( ayat Thahir) menyebutkan kesucian Ahlul Bait.
2.

7. Abu Sadra | 28 Februari 2012 pukul 1:17 am |


Selanjutnya bila kita perhatikan lagi Arabnya dengan teliti ,kita akan temukan pula tata bahasa yang berbeda saat
Qur`an bicara pada kedua kelompok ini. Pada isteri-isteri Nabi dalam rangkaian ayat-ayat sebelumnya Quran
menggunakan kata Buyut (rumah-rumah / jama` dari rumah ) untuk menyebut rumah-rumah mereka.Sementara
pada ahlul bait nabi yakni Ahlulkisa, Qur`an sengaja gunakan kata BAIT (satu rumah) untuk membedakan kedua
kelompok orang yang qur`an ajak bicara dalam rangkaian ayat-ayat tersebut.
4. Dan bila kita lihat berbagai kitab tarikh, misalnya yang disusun Haekal, bila kita melihat denah lingkungan di
sekitar masjid Nabawi, kita akan temukan bahwa rumah-rumah isteri-isteri Nabi itu terpisah-pisah satu dengan
yang lain, dan tidak adasatupun pintu rumah mereka yang terhubung ke masjid. Sementara untuk ahlulkisa (Ali
,Fatimah, Hasan, dan Husein ) rumahnya satu atap dengan Nabi hanya dipisahkan sekat , tetapi kata jama` Buyut
untuk menyebut rumah-rumah isteri-isteri nabi, sementara untuk ahlul bait nabi Qur`an gunakan kata tunggal Bait.

8. Abu Sadra | 28 Februari 2012 pukul 1:19 am |


Selanjutnya, inilah ayat yang menyebutkan tentang adanya penyucian Ahlul Bait , silakan mas Said periksa
arabnya kalo masig ga ngerti juga bisa tanyakan ke ustadz yang ngerti bahasa arab….jgn ustadz Wahabi-Salafi
lo…tukang ngibul mreka ;
“Wahai isteri-isteri nabi, kalian ( dhomir untuk wanita jama`) tidak seperti perempuan-perempuan yang lain jika
kalian ( dhomir untuk wanita) bertaqwa.Maka janganlah kalian tunduk dalam berbicara sehingga bangkit nafsu
orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya. Dan ucapkanlah perkataan yang baik.Dan hendaklah kalian tetap
dirumah kalian ( BUYUTikunna) dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seprti tingkah laku orang-
orang jahiliah dahlu.Danlaksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat,dan taatilah Allah dan RasulNya.” (Q.S.33:32-
33) ayat teguran untuk untuk isteri-isteri Nabi
“Sesungguhnya Allah hendakmenghilangkan noda dan dosa atas kalian wahai AhlulBait (ALBAIT) dan
mensucikan kalian ( yuthohirukum )sesuci-sucinya.”(Q.S.33:33) ayat thahir (penyucian ahlulbait)

9. Abu Sadra | 28 Februari 2012 pukul 1:23 am |


maaf ada yang kelewat Mas Said :
2.Bila kita perhatikan Arabnya dengan teliti ,kita akan temukan tata bahasa yang berbeda saat Qur`an bicara pada
isteri-isteri Nabi dan pada ahlul bait Nabi. Pada isteri-isteri Nabi dalam rangkaian ayat-ayat sebelumnya Quran
menggunakan dhomir KUNNA (kalian perempuan) untuk memanggil mereka. Sementara pada ahlul bait nabi
yakni Ahlulkisa, Qur`an sengaja gunakan dhomir KUM untuk membedakan kedua kelompok orang yang qur`an
ajak bicara dalam rangkaian ayat-ayat tersebut. Bila kita perhatikan teks Arabnya, kita akan melihat bahwa
QUr`an sengaja gunakan dua dhamir yang berbeda untuk membedakan kedua tema yang dibahas dalam rangkaian
ayat tersebut.

10. Abu Sadra | 28 Februari 2012 pukul 1:30 am |


sekedar penjelasan sedikit….. bahwa qur`an kadangkali menggabungkan beberapa tema dalam satu ayat…. seperti
misalnya dalam surat alMaidah 3-4, ke 2 rangkaian ayat tersebut turun terpisah-pisah… ada yang turun di
mekkah, ada pula yang turn di madinah, dan ada yang turun saat haji wada yang diyakini sebagai ayat
penutup….dalam 33:32-33 quran menggabungkan 2 tema dgn menggunakan gaya komunikasi yang
lazim dipakai.Kita pun kadangkala menegur anak kita memarahi kakanya misalnya dan tiba-tiba memuji adiknya
dengan maksud agar sang kakak punya pembanding… penyisipan “satu tema” yang lain dari tema yang sedang
dibicarakan kadangkala juga merupakan cara untuk memberikan penekanan…seperti ayat “alyauma” pada
almaidah 3 dimaksudkn untuk menekankan pembicaraan ttg kesempurnaan agama.wallahu a`lam

11. Zainab Ali12 | 6 November 2014 pukul 6:32 pm |


Trimakasih, di blog ini sangat bagus ulasannya tentang syia 12 Imam berdasar riwayat dari Ahlusunnah. Ijin
shared ilmunya, syukran.
‫اللهم صل على محمد وال محمد وعجل فرجهم‬

Anda mungkin juga menyukai