net/publication/291357368
CITATIONS READS
23 47,415
1 author:
Yusuf Bilfaqih
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
51 PUBLICATIONS 67 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Yusuf Bilfaqih on 27 January 2016.
ISO 19796
UU No 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
ii
ESENSI PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN DARING
Panduan Berstandar Pengembangan
Pembelajaran Daring untuk Pendidikan dan
Pelatihan
Yusuf Bilfaqih
M. Nur Qomarudin
iii
Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman
Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581
Telp/ Faks: (0274) 4533427
Website: www.deepublish.co.id
www.penerbitdeepublish.com
E-mail: deepublish@ymail.com
BILFAQIH, Yusuf
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring/oleh Yusuf Bilfaqih dan
M. Nur Qomarudin.--Ed.1, Cet. 1--Yogyakarta: Deepublish, Agustus 2015.
xvi, 131 hlm.; Uk:17.5x25 cm
1. Pembelajaran I. Judul
371.36
PENERBIT DEEPUBLISH
(Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)
Anggota IKAPI (076/ DIY/ 2012)
Copyright © 2015 by Deepublish Publisher
All Right Reserved
Isi diluar tanggung jawab percetakan
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.
iv
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
PRAKATA
v
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
vi
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
DAFTAR ISI
PRAKATA ...................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................. xv
1. Pendahuluan ........................................................................... 1
1.1. Mengapa Pembelajaran Daring? ........................................ 1
1.2. Alasan Dibutuhkannya Pembelajaran Daring .................... 3
1.3. Apa Manfaat Pembelajaran Daring? ................................. 4
1.3.1. Tujuan .................................................................. 4
1.3.2. Manfaat................................................................ 4
1.3.3. Karakteristik.......................................................... 4
1.4. Dasar Hukum ................................................................... 5
1.5. Apa Saja yang Perlu Diperhatikan? ................................... 6
1.5.1. Prinsip Desain Pembelajaran Daring ...................... 6
1.5.2. Pertanyaan yang Harus Dijawab bagi
Pengembang Pembelajaran Daring ........................ 7
1.6. Bagaimana Pembelajaran Daring Dikembangkan?............. 9
1.6.1. Teknologi dan Standar yang Digunakan ................ 9
1.6.2. Metodologi Pengembangan ................................. 10
2. Langkah-langkah Pengembangan ............................................ 13
2.1. Analisis Kebutuhan .......................................................... 13
2.2. Analisis Rangka Kerja ...................................................... 14
2.3. Konsepsi/Desain .............................................................. 14
2.4. Pengembangan/Produksi ................................................. 15
2.5. Implementasi .................................................................. 16
2.6. Proses Pembelajaran........................................................ 16
vii
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
viii
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
ix
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
x
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
DAFTAR GAMBAR
xi
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
xii
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
xiii
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
xiv
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
DAFTAR TABEL
xv
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
xvi
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
1. Pendahuluan
1
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
2
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
manusia yang potensial yang dimiliki, diambil oleh negara lain. Alangkah
baiknya apabila negara kita dapat melakukan hal yang sama sehingga
mampu menjaring bakat-bakat muda potensial untuk diasah menjadi
pemegang peran penting dalam pembangunan bangsa Indonesia.
Kita patut bersyukur dan bangga, pada tahun 2014, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi di Indonesia cepat tanggap untuk mengikuti
arus perkembangan ini dengan menjalankan program Pembelajaran
Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (PDITT). Pada tahap awal, PDITT
dijalankan oleh enam perguruan tinggi ternama di Indonesia dan
diharapkan dapat melibatkan partisipasi perguruan tinggi lainnya pada
tahap selanjutnya.
Buku ini memuat panduan pengembangan Pembelajaran Daring
yang berbasis standar. Panduan ini sangat berguna bagi pengembang
untuk membangun Pembelajaran Daring yang bermutu. Melalui panduan
ini dapat diharapkan semakin banyak guru, dosen, sekolah, dan
perguruan tinggi serta lembaga-lembaga workshop dan pelatihan yang
mengembangkan dan menyelenggarakan Pembelajaran Daring.
Pembelajaran Daring yang bermutu akan mudah diakses dan
disebarluaskan menjangkau audiens yang luas sehingga dapat turut
mengemban misi untuk mewujudkan visi Pendidikan Nasional dan
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
3
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
1.3.2. Manfaat
o Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan
memanfaatkan multimedia secara efektif dalam pembelajaran.
o Meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan yang
bermutu melalui penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan.
o Menekan biaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang
bermutu melalui pemanfaatan sumber daya bersama.
1.3.3. Karakteristik
Berdasar tren yang berkembang, Pembelajaran Daring memiliki
karakteristik yang utama sebagai berikut:
4
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
Daring
Pembelajaran Daring adalah pembelajaran yang diselenggarakan
melalui jejaring web. Setiap mata kuliah/pelajaran menyediakan
materi dalam bentuk rekaman video atau slideshow, dengan
tugas-tugas mingguan yang harus dikerjakan dengan batas waktu
pengerjaan yang telah ditentukan dan beragam sistem penilaian.
Masif
Pembelajaran Daring adalah pembelajaran dengan jumlah
partisipan tanpa batas yang diselenggarakan melalui jejaring web.
Kuliah perdana edX diikuti oleh 370.000 siswa. Coursera yang
diluncurkan Januari 2012, pada November 2012 sudah memiliki
murid lebih dari 1,7 juta—tumbuh lebih cepat dibanding
Facebook.
Terbuka
Sistem Pembelajaran Daring bersifat terbuka dalam artian
terbuka aksesnya bagi kalangan pendidikan, kalangan industri,
kalangan usaha, dan khalayak masyarakat umum. Dengan sifat
terbuka, tidak ada syarat pendaftaran khusus bagi pesertanya.
Siapa saja, dengan latar belakang apa saja dan pada usia berapa
saja, bisa mendaftar. Hak belajar tak mengenal latar belakang dan
batas usia.
Kedua karakteristik terakhir ini sifatnya bergantung desain,
pengembang dan penyelenggara Pembelajaran Daring dapat saja
membatasi jumlah partisipannya dan memasang tarif bagi peserta kelas
pembelajarannya.
5
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
6
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
7
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
8
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
9
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
10
Gambar 1 Reference Framework for Description of Quality (ISO 19796: Part 1)
11
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
12
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
2. Langkah-langkah Pengembangan
13
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
2.3. Konsepsi/Desain
Pada tahap ketiga adalah proses konsepsi atau desain, yaitu
proses merencanakan dan mendesain konsep Pembelajaran Daring.
Berikut ini subproses yang dilakukan:
Kompetensi/Capaian Belajar: menyesuaikan dengan istilah dalam
standar kompetensi lulusan pendidikan atau pelatihan.
14
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
2.4. Pengembangan/Produksi
Selanjutnya, pada tahap keempat adalah pengembangan/
produksi, yaitu proses merealisasikan konsep atau desain Pembelajaran
Daring.
Proses produksi terdiri atas enam subproses sebagai berikut:
Realisasi Materi: produksi atau realisasi materi Pembelajaran
Daring.
Realisasi Media: produksi atau realisasi aset-aset digital yang
membangun materi Pembelajaran Daring.
Realisasi Desain: realisasi desain tampilan, sekuen, dan navigasi
Pembelajaran Daring.
15
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
2.5. Implementasi
Pada tahap ini adalah mengimplementasikan Pembelajaran
Daring.
Proses implementasi ini memiliki lima subproses sebagai berikut:
Pengujian Sumber Belajar: pengujian dan validasi paket materi
Pembelajaran Daring.
Adaptasi Sumber Belajar: deskripsi dari manajemen konfigurasi,
adaptasi dan pengaturan paket materi Pembelajaran Daring.
Aktivasi Sumber Belajar: proses ini mendeskripsikan pementasan
dan penyebaran materi Pembelajaran Daring.
Organisasi Pengoperasian & Pendistribusian: penyediaan
kebutuhan organisasional untuk pendistribusian materi dan
pengoperasian Pembelajaran Daring.
Infrastruktur Teknis: penyediaan kebutuhan teknis untuk
pendistribusian materi dan pengoperasian Pembelajaran Daring.
16
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
17
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
18
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
DAFTAR PUSTAKA
93
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
94
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
LAMPIRAN
Model Deskriptif Proses Pengembangan
95
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
96
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
1 Analisis Kebutuhan
AK 1. Inisiasi
Sub-proses/ AK 2. Identifikasi stakeholder
Sub-aspek AK 3. Definisi sasaran
AK 4. Analisis permintaan
1.1 Inisiasi
97
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
Catatan/ Contoh
Identifikasi aktor
Sub-proses/ Sub-
Identifikasi pihak-pihak yang tertarik
aspek
Identifikasi pengguna
Untuk mendapatkan deskripsi dari semua stakeholder
yang berpotensi
Untuk mengetahui pengaruh dan kerja sama
stakeholder dalam proyek
Untuk mengetahui seberapa penting stakeholder
Sasaran
untuk proyek
Untuk mengetahui kepentingan stakeholder pada
proyek
Untuk mengetahui penerimaan dan daya guna produk
akhir proyek oleh pengguna
Analisis literatur, workshop
Metode Regulasi pemeriksaan, rencana bisnis
Wawancara
98
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring
Standar
Kelompok kerja mendiskusikan tentang perbedaan
dari dua proses: metrik preventif dan korektif;
keduanya akan berbeda dalam hal input dan metode
Mempertimbangkan kedaan/ lingkungan, seperti
Catatan/ Contoh
organisasi, staf, sumber daya (teknis), dll.
Hasil dari aktivitas evaluasi berguna sebagai input
untuk perbaikan dalam perencanaan dan
implementasi pada projek selanjutnya
131
View publication stats